Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGANTAR KONTRASEPSI DAN ISTILAH-ISTILAH DALAM KB, PROSES


TERJADINYA HAID DAN KEHAMILAN
Diajukan sebagai Tugas pada Mata Kuliah Kontrasepsi Wanita dan Pria

OLEH:
IIS RAHAYU
1520312016
DOSEN:
Dr. dr. YUSRAWATI, SpOG(K)

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pengantar Kontrasepsi Dan Istilah-istilah Dalam KB, Proses Terjadinya Haid Dan
Kehamilan. Makalah ini penulis susun dengan tujuan pencapaian dalam menyelesaikan
tugas semester III pada mata kuliah Kontrasepsi Wanita dan Pria.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan mudah-mudahan bermanfaat bagi semua,
untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Padang, September 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak . Agar
mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternative untuk mencegah ataupun
menunda kehamilan . Cara- cara tersebut diantaranya termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga .
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita.Meskipun

tidak selalu diakui demikian, peningkatan dan

perluasan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematiaan
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita . Banyak wanita yang
harus menentukan pemilihan alat kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya
jumlah metode yang tersedia tetapi juga metode-metode tertentu mungkin tidak dapat
diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB . Kesehatan individual , dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi .
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat pemanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah
satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.
Sebelum ibu memilih alat kontrasepsi sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu
tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap benar dan akurat. Semua metode
kontrasepsi mempunyai efek samping yang harus diketahui akseptor sebelum memakainya.
Ada bermacam-macam jenis kontrasepsi yang ada sehingga ibu harus menetukan pilihan
kontrasepsi yang dianggap sesuai.
1.2 Tujuan :
1) Untuk memenuhi tugas yang diberikan
2) Agar setiap tenaga kesehatan yang akan memberikan pelayan KB dapat memilih
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi akseptornya.

BAB II
KONTRASEPSI

2.1

Pengertian Kontrasepsi

Kontasepsi berasal dari kata kontra yaitu mencegah dan konsepsi yang berarti
penemuaan antara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan sperma atau mencegah penemuan sel
telur dan sel sperma . Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sel sperma lakilaki mencapai dan membuahi sel telur wanita atau mencegah sel telur yang telah dibuahi
untuk berimplantasi dan berkembang didalam Rahim. Kontasepsi dapat bersifat reversible
(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang bersifat reversible adalah metode
kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan
kesuburan atau kemampuan kembali untuk memiliki anak. Sedangkan metode kontasepsi
permanen atau sterilisasi adalah metode kontasepsi yang tidak dapat mengembalikan
kesuburan karena telah melibatkan tindakan operasi .
Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi adalah efektifitas, keamanan,
frekuensi pemakaian , efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontasepsi secara teratur dan benar. Selain itu pertimbangan kontasepsi juga didasarkan atas
biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi berikut , factor lainnya
adalah frekuensi melakukan hubungan seksual.
2.2
Tujuan Kontrasepsi
1. Untuk menunda kehamilan
2. Untuk menjarakkan kehamilan
3. Untuk mencegah kehamilan atau kesuburan
1.

1.3
Bentuk- bentuk pelayanan kontrasepsi
Pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana
Metode sederhan digunakan pada masa subur atau minggu subur yang dapat

diperhitungkan dan diajarkan . Metode KB sederhana adalah metode KB yang digunakan


tanpa bantuan dari orang lain .
a.

Metode sederhana tanpa alat kontrasepsi alamiah


1.) Metode kalender
Metode ini digunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan masa subur istri.

Untuk menentukan masa subur istri digunakan 3 patokan:


Ovulasi terjadi 14 hari kurang lebih sebelum haid yang akan datang
Sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi

Apabila konsepsi ingin dicegah koitus harus dihindari sekurang kurangnya selama tiga
hari ( 72 jam ), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi . Metode ini hanya
digunakan pada wanita yang daur menstruasinya teratur.
2.) Koitus interuptus ( senggama terputus )
Cara kerjanya adalah dengan cara mengeluarkan alat kelamin pria (penis) sebelum
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
Manfaat dari metode ini yaitu tidak mengganggu produksi ASI, tidak ada efek samping ,
dapat digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya , meningkatkan keterlibatan pria
dalam KB dan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dekat antar
pasangan.
b. Metode sederhana dengan alat Mekanisme / barier
1. Kondom
Prinsipnya yaitu menghalangi masuknya sperma kedalam vagina sehingga pertumbuhan
dapat dicegah. Ada 2 jenis kondom yaitu kondom yang terbuat dari karet dan usus domba,
dan kondom karet lebih elastis dan murah sehingga banyak digunakan.
Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut sobek karena
kurang hati-hati, pelumas kurang , atau karena tekanan pada waktu ejakulasi . Keuntungan
dari penggunaan kondom yaitu murah, mudah didapat , tidak memerlukan pengawasan , dan
mengurangi kemungkinan penyakit menular kelamin. Pada jumlah kecil kasus tersebut
terdapat alergi terhadap kondom karet.
Terdapat 2 model kondom :
1) Kondom untuk pria
Kondom untuk pria merupakan bahan karet (lateks) polioretan (plastic) atau bahan yang
sejenis yang kuat , tipis dan elastis .Benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi
untuk menampung semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam vagina.
Selaput kondom yang tebuat dari bahan alami sebagai alat untuk mencega kehamilan.
2) Kondom untuk wanita ( Diafragma )
Terbuat dari lapisan poliuretan tipis dengan cincin dalam yang fleksibel dandapat
digerakan pada ujung yang tertutup yang dimasukan kedalam vagina, dan cincin yang kaku
lebih besar pada ujung yang lebih terbuka dibagiaan depan yang tetap berada didalam vagina
dan terlindungi intoitus.
Kondom wanita hanya memiliki satu ukuran dan tidak perlu dipasang oleh pemberi
pelayanan kesehatan professional .kondom tersebut harus dilumasi terlebih dahulu dan

tersedia sekaligus pelumas tambahan . Pelumas dapat digunakan bersamaan dengan


pemakaian kondom .
Untuk memasukan kondom wanita tekan cincin kondom yang berbeda didalam ujung
tertutup kondom , kemudian di ujung berselubung yang tertutup dimasukan kedalam vagina
sedalam mungkin untuk memasukannya melewati tulang pubis. Setelah melakukan hubungan
seksual dan sebelum berdiri wanita tersebut harus menekan dan memutar cincin terluar untuk
menjaga semen yang masuk tetap berada didalam kondom, kemudian dengan perlahan
keluarkan kondom dan buang. Kondom dapat dimasukan kedalam vagina selama 8 jam,
terutama selama berhubungan seksual,tetapi harus ditempatkan sebelum penis genetalia
eksterna wanitajika tujuannya untuk mencegah kehamilan dan infeksi.
Keluhan yang sering muncul pada pengguna kondom wanita dan pasangan suami istri
dapat merasakan cinci pada bagian dalam kondom , cincin bagian luar menekan kedalam
vagina , selubung kondom terbawa dan bergerak-gerak bersama penis selama berhubungan
seksual. Mengecek penempatan kondom yang benar dengan memberikan pelumas tambahan
merupakan sebagian penyelesaiaan masalah yang muncul pada kondom pengguna wanita.

2. Pelayanan Kontrasepsi dengan Menggunakan Metode Modern


a. Kontrasepsi hormonal
Perkembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi hormonal telah mempelajari bahwa
ekstrogen dan progesterone memberikan umpan balik terhadapkelenjar hipofisis melalui
hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi.
Melalui hipotalamus dan hipofisis , ekstrogen dapat menghambat pengeluaran follicle
stimulating hormone (FSH) sehingga perkembangan dan kematangan folikel de graaf tidak
terjadi . Disamping itu progesterone dapat menghambat pengeluaran hormone luteinizing
hormone (LH). Ekstrogen mempercepat peristaltic tuba sehingga hasil konsepsi mencapai
uterus endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.
Fungsi komponen progesterone :
a. Rangsangan balik kehipotalamus dan hipofisis sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan
menghambat ovulasi.
b. Progesterone mengubah endrometrium , sehingga kualitas spermatozoa tidak berlangsung
c. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa .
d. Menghambat perisrtaltik tuba , menyulitkan kosepsi.

e.

Menghindari implantasi, melalui perubahan struktur endometrium.

Kontrasepsi hormonal pil


Konterepsi hormonal pil telah mengalami penelitian panjang, sehingga sebagian besar

wanita dapat menerima tanpa kesulitan, dengan partun menstruasi normal serta durasi antara
4-6 hari . Disamping durasi 4-6 hari masih terdapat partun menstruasi wanita :
a. Wanita tergolong durasi mestruasi kurang dari 4 hari, memerlukan pil KB dengan efek
estrogen tinggi.
b. Wanita dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil KB dengan efek
estrogen rendah.

Suntikan KB
Metode suntukan KB telah menjadi gerakan keluarga berencana nasional serta

peminatnya semakin bertambah. Tinnginya peminat suntikan KB oleh karenanya aman ,


sederhana, efektif , tidak menimbulkan gangguan dan dapat digunakan paska persalinan. Ada
tersedia dua jenis alat kontrasepsi suntikan yang mengandung progestin yaitu sebagai berikut:
Depomendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberi
setiap bulan dengan cara disuntik intramuscular 9 di daerah bokong ).
a. Depo neuretisteron enantat ( Depo Noriterat ) , mengandung 200 mg noretindron ,
diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik intramuscular . Mekanisme kerja komponen
progesterone adalah :
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
Mengentalkan lender serviks sehingga sulit ditembus oleh spermatozoa
Perubahan peristaltik tuba falopi sehingga konsepsi dihambat
Mengubah suasana endrometrium sehingga tidak sempurna untuk implantasi dan hasil
konsepsi .
Pasca persalinan
1. Segera seketika masih dirumah sakit
2. Jadwal suntik berikutnya
Paska arbortus
1. Segera setelah perawatan
2. Jadwal suntikan diperhitungkan
Interval
1. Hari kelima mestruasi
2. Jadwal waktu diperhitungkan
Jadwal waktu suntikan berikutnya diperhitungkan dengan pedoman :
Depoprovera : interval 12 minggu
Norigest: interval 8 minggu
Cyclofem: interval 4 minggu

Suntikan KB cyclofem merupakan suntik KB masa depan , karena mempunyain


keuntungan :
Diberikan setiap 4 minggu , peserta KB mendapatkan menstruasi, pemberian aman, efektie
dan relative murah.
Implant KB
Implant KB dikenalkan diindonesia sejak 1982 dan dapat diterima masyarakat
Indonesia sehingga Indonesia merupakan Negara terbesar pemakai implant KB. Susuk KB
disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Kini sedang diuji coba implant KB satu kapsul yang
disebut implanon. Teknik pemasangan impalant KB adalah sebangai berikut :
Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti pada kipas terbuka tempat
pemasangan di lengan kiri atas, dipatrirasa dengan lidokail 2 % dibuat insisi kecil , sehingga
trocar masuk . Trocar ditusukan subcutan sampai batasnya kapsul dimasukan kedalam trocar ,
dan didorong dengan digunakan alat pendorong sampai terasa tertahan untuk menempatkan
kapsul ,trocar ditarik keluar

untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya alat

pendorong dimasukan sampai terasa tidak ada tertahan . Setelah 6 kapsul dipasang bekas
insisi ditutup dengan tensoplas ( band aid).

Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)


Mekanisme kerja
Sampai sekarang belum ada orang yang yakin dengan bagaimana mekanisme kerja

AKDR dan mencegah kehamilan. Ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing
yang menimbulkan reaksi radang setempat,dengan sebutan leokosit yang dapat melarutkan
blaskosit atau sperma . Mekanisme kerja AKDR

yang diteliti lewat tembaga mungkin

berbeda.Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan kedalam rongga uterus selain
menimbulkan reaksi radang seperti AKDR biasa , juga menghambat khasiat anhidrase
karbon dan fosfotase alkalin. AKDR yang mengeluarkan hormone juga menimbulkan lender
serviks sehingga menghalangi sperma.
Waktu pemasangan AKDR
Bidan harus merasa yakin bahwa klien tidak hamil dan bebas dari inveksi vagina atau
uterus saat akan memasang AKDR. Beberapa dokter lebih suka memasa AKDR selama
pasien mengalami priode menstruasi. Melakukan pemasangan AKDR selama menstruasi
dalam menghilangkan resiko pemasangan AKDR kedalam uterus yang dalam keadaan hamil,
namun klien lebih rentanterkna infeksi. Selain itu, bila ada waktu menunggu yang terlalu
lama atau pasien tidak menyukai pemberi pelayanan kesehatan melakukan pemeriksaan dan
prosedur pelvic selama menstruasi , klien tersebut akan kembali lagi . Pada kenyataannya ,

pemasangan AKDR dilakukan dalam masa-masa menstruasi . Namun bidan harus benerbenar yakin tentang riwayat hubungan seksual dan penggunaan alat kontrasepsi klien
sebelum membuat keputusan untuk memasang AKDR pada saat menstruasi atau beberapa
hari kemudian. Angka kejadian AKDR terlepas spontan lebih rendah bila AKDR tidak
dipasang saat menstruasi.
3.

Pelayanan kontrasepsi dengan metode operasi


a. Tubektomi ( metode oprasi wanita )
Tobektomi pada wanita adalah tindakan yang dilakukan pada kedua saluran telur

wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak memiliki keturunan lagi.
kontrasepsi ini digunakan untuk jangka waktu panjang
b. Vasektomi ( metode oprasi pria )
Merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman ,
sederhana dan efektif, memerlukan waktu yang sangat singkat dan tidak memerlukan anestesi
umum.

Istilah-Istilah Yang Ada Didalam Pelayanan KB Diantaranya Adalah :


1.

Akseptor
Akseptor adalah Peserta KB , yaitu pasangan usia subur ( PUS ) yang menggunakan
salah satu alat / obat kontrasepsi.

2.

Alat Kontrasepsi
Alat Kontrasepsi adalah Alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Jenis-jenis Alat kontrasepsi :

a. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit


Alat Kontrasepsi Bawah Kulit yaitu Alat kontrasepsi yang disusupkan atau ditanam di bawah
kulit. Yang beredar di Indonesia antara lain: Norplant, Implanon, Indoplan, Sinoplan dan
Jadena.
o Implanon
Yaitu Susuk KB satu batang - Alat kontrasepsi yang ditanam di bawah kulit (susuk
KB).
o Implant / Norplant
Yaitu Alat kontrasepsi yang ditanam di bawah kulit (susuk KB).
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR )
~ Intra Uterine Device (IUD),
Adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim, terbuat dari plastik halus
dan fleksibel (polietilin).
3.

Kontrasepsi
Yaitu Obat/alat untuk mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi
ada dua macam, yaitu kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan
kontrasepsi non-hormonal (IUD, Kondom).

a. Kontrasepsi Alamiah
Adalah Cara-cara ber KB tidak dengan menggunakan alat/obat kontrasepsi modern.
Seperti :

Metode kalender
Menggunakan prinsip pantang berkala, dengan tidak melakukan hubungan seksual pada
masa subur istri.

Metode pantang berkala


Juga dg tidak melakukan hubungan seksual pada masa subur istri.

Metode Suhu basal


Metode Lendir Serviks
Metode Simptom Termal
Koitus Interuptus.
4. Kontrasepsi pil Progestin ( minipil )
Yaitu Kontrasepsi yang diberikan secara oral dalam bentuk pil yang mengandung
hormon progestin atau dikenal dengan istilah minipil. Minipil sangat dianjurkan bagi ibu
menyusui bayinya sampai 6 bulan karena tidak menghambat produksi ASI. Minipil juga
dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping yang biasanya terjadi diantaranya
gangguan perdarahan, perdarahan bercak, atau perdarahan tidak teratur.
5. Kontrasepsi Mantap
Yaitu Metode operasi wanita (tubektomi) atau metode operasi pria (vasektomi).
6. Kontrasepsi pasca keguguran
Yaitu Program pelayanan kotrasepsi khusus bagi yang baru saja mengalami
keguguran, perlu segera diberikan karena ovulasi dapat terjadi sebelas hari sesudah terapi
keguguran/abortus sebelum haid berikutnya.
7. Metoda Kontrasepsi
Metode kontrasepsi adalah Cara/ alat untuk menjarangkan atau mencegah terjadinya
konsepsi.

BAB III
PROSES MENSTRUASI
3.1 Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak,2004)
Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses komleks yang
mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak (2004), siklus menstruasi merupakan
rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan.
3.2 Fisiologi Siklus Menstruasi
Menstruasi biasanya akan terjadi setelah terjadinya perubahan pada fisik di masa
pubertas yang ditandai dengan payudara mulai membesar, rambut tumbuh diseputar alat
kemaluan, di aksila dan vagina mengeluarkan cairan keputih-putihan.
Siklus haid yang normal berkisar antara 28 - 29 hari. Ada beberapa perempuan yang
masa siklusnya berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.Menstruasi
bervariasi bagi setiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus haid 25-35 hari dan
sekitar 10-15 % yang memilki siklus haid 28 hari.Namun, beberapa wanita memilki siklus
yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Menstruasi ini
merupakan siklus yang berulang-ulang pada organ reproduksi perempuan.Normalnya
menstruasi berlangsung selama 3 - 7 hari.
Setelah pubertas, ovarium memiliki korteks tebal yang mengelilingi suatu medula
yang mengandung banyak pembuluh darah. Pada saat lahir korteks mengandung sejumlah
folikel primer ovarium. Setelah pubertas, setiap bulan beberapa folikel berkembang
membentuk folikel vesikularovarium (folikel graaf) yang biasanya menjadi matur dan rupture,
kemudian mengeluarkan ovum. Proses ini disebut ovulasi. Ovum melewati tuba uterin
sepanjang ujung fimbriae dan dapat difertilasi oleh sperma pria. Fertilasi terjadi biasanya
pada segitiga lateral tubauterine.
Ada beberapa hormon yang mempengaruhi terjadinya mentruasi yaitu:
1. Hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
3. LH (Luteinizing Hormone)
4. Estrogen dan progesteron

Bagaimana hormon ini dapat mempengaruhi sehingga dapat terjadinya menstruasi?


Yaitu :Seorang wanita memiliki dua ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar
200.000 hingga 400.000 folikel/sel telur yang belum matang.Normalnya,hanya satu atau
beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum
menstruasi berikutnya,ketika sel telur tersebut telah matang maka ovum tersebut akan
dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju Tubafallopi untuk kemudian
dibuahi.Proses pelepasan ini di sebut dengan "Ovulasi".
Hormon GnRH dikeluarkan dari Hipotalamus yang kemudian memicu hipofisis
anterior untuk mengeluarkan hormon FSH,hormon FSH ini akan terus memicu pematangan
folikel diovarium sehingga terjadi sintesis Estrogen dalam jumlah yang besar.Proses ini akan
mengakibatkan proliferasi sel endometrium/penebalan.Estrogen yang tinggi akan memberi
tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH, hormon ini akan mengakibatkan
Ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis Progesteron.Hormon progesteron
sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadilah fase
sekresi/fase luteal.Fase sekresi ini tetap berlangsung 14 hari,meskipun dalam siklus haid
yang bervariasi.
Fase terjadinya Menstruasi:
1. FaseMenstruasi
Pada fase ini dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar melalui vagina dalam
bentuk darah dengan kadar kekentalan yang berbeda-beda. Terkadang terdapat juga
gumpalan-gumpalan darah dalam proses tersebut. Fase ini berlangsung selama 3 sampai
dengan 4 hari.
2. Fase Pasca Menstruasi
Selama kurang lebih 4 hari luka akibat peluruhan dinding rahim tersebut akan sembuh secara
perlahan.
3. Fase Poliferasi atau pra-ovulasi
Fase ini terjadi setelah penyembuhan berhasil. Pada fase ini dinding rahim mengalami
penebalan dengan tebal kurang lebih 3.5 mm. Fase ini berlangsung dari hari 5 sampai dengan
hari ke 14. Pada fase ini leher rahim akan mengeluarkan lender yang bersifat basa untuk
menetralkan sifat asam yang di hasilkan oleh vagina. Penetralan ini terjadi untuk
memperpanjang hidup sperma sehingga pembuahan lebih mudah terjadi.
4. Fase Sekresi atau ovulasi
Fase ini terjadi pada hari ke 14 atau yang di kenal dengan masa subur. Pada fase ini sel
endometrium mengeluarkan glikogen dan kapur yang nantinya digunakan sebagai bahan

makanan untuk telur yang sudah di buahi. Pada fase ini ovum di matangkan dan siap untuk di
buahi.
5. Fase Pascaovulasi
Jika ovum tidak dibuahi maka hormone progesterone dan hormon estrogen mengalami
kemunduran sehingga fase menstuasi terjadi kembali.

3.3 Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi


Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang peranan
dalam siklus menstruasi antara lain:
3.3.1 Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim
hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam
mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan
endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya, pada
pertengahan

fase

luteal

sintesis

mukopolisakarida

terhenti,

yang

berakibat

mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak


permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke
stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi
kehamilan.
3.3.2 Faktor vaskuler

Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan


fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteriarteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluransaluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan
perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
3.3.3 Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya
miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.

BAB IV

PROSES KEHAMILAN
4.1 Pengertian
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan
proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya
diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan (Cunningham, 2006).
4.2 Proses Kehamilan
Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung
telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke
indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubunganbadan.Normalnya,
wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya.Dilain tubuh pria bisa
memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar.Rata-rata setiap semprotan air
mani mengandung 100-200 juta sperma.
Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur
danmembuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit
yang terbaik. Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan
berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah kedalam rahim.Kurang
lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan masuk dan
menempel di selaput dalam rahim.
Dianalogikan dengan kasur, selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa
melindungi sel teluryang telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai. Selama
ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak danmembentuk semacam akar/rambut
yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam selaput dalam rahim sehingga bisa
terus berkembang. Rambut-rambut halus ini nantinya memiliki fungsi yang sangat
penting untuk janin
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indung telur
sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalah syaraf. Perkembangan
berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segera setelah ini cikal bakal organ tubuh
penting seperti jantung, pembuluh darah, otot, sudah mulai terbentuk.

Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma
hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal

bersatunya

sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.Proses kehamilan ini dibagi
menjadi proses sebelum terbentuknya embriodan setelah terbentuknya embrio. Proses
sebelum terbentuknya embrio terbagi atas fase di uterus dan fase di ovarium.
1. Fase pada uterus
Fase ini terbagi menjadi tiga fase yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
a. Fase Proliferasi
b. Fase Sekresi
c. Fase Menstruasi
2.

Fase pada ovarium

Fase ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan selain satu sama lain,
juga berhubungan dengan fase pada uterus, yaitu:
a. Fase Follikularis
b. Fase Ovulasi
c. Fase Luteal
Seorang anak perempuan, mempunyai ovum dan selubungnya yang disebut folikel primordial.
Folikel ini yang akan memberikan makanan pada ovum dan membuat ovum tetap dalam
keadaan primordial. Setelah masa pubertas, bilaFSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH
( Luteinizing Hormone) dari kelenjar hipofise anterior disekresi dalam jumlah besar, maka
seluruh ovarium dan folikel akan mulai bertumbuh.
Perkembangan selanjutnya dari folikel primordial ini akan membentuk suatu folikel
primer. Diperkirakan pada seorang wanita dewasa terdapat kira-kira100.000 folikel primer.
Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel yang dalam perkembangannya
akan menjadi Folikel De Graaf. Perkembangannya ini mulai pada saat jumlah FSH yang
meningkat sehingga merangsang terbentuknya suatu folikel De Graaf. Proses ini
dikenal dengan fase Follikularis.
Folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks
ovari dalam letak yang beraneka ragam dan puladalam tingkat tingkat perkembangan dari

satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graaf yang
matang terisi dengan likour folikuli, mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.
Fase follikularis ini berlanjut dengan fase proliferasi pada endometrium.Dimana
dinding endometrium yang meluruh pada saat fase menstruasi akankembali terbentuk. Proses
yang terjadi pada fase ini adalah sel-sel epitel dari dasarkelenjar pada lapisan basalis akan
berproliferasi banyak sekali dan dengan cepat bermigrasi ke permukaan superficial mukosa
untuk menutupi permukaan yang terbuka.
Hal ini terjadi karena stimulasi dari hormon estrogen yang dihasilkanoleh sel theca
pada folikel de Graaf. Selanjutnya pada fase ovulasi, dimana pada wanita yang mempunyai
siklus seksual normal 28 hari, terjadi 14 hari sesudah terjadinya menstruasi.Fase ovulasi
awalnya terjadi karena hormon LH meningkat, disebabkan karena hormon FSH yang yang
telah menurun setelah menstimulasi folikel primer menjadi folikel de Graaf. LH kemudian
menggantikan fungsi FSH. Produksi LH yang semakin banyak akan membuat folikel menjadi
pecah dan ovum, yang ditutupi oleh lapisan sel granulanya, akan keluar dari folikel.
Ovum yang terlepas tadi akan diterima oleh sebuah mikrofilamen yang berasal dari
sel fimbrial tuba fallopi. Ovum kemudian akan disalurkan oleh kontraksi dari otot ritmik tuba
fallopi ke dalam lumennya. Ovum yang dari tuba fallopi akan masuk ke dalam ovarium untuk
mengalami pematangan.
Setelah matang, akan disalurkan ke uterus melalui tuba fallopi. Dalam perjalannya
ovum dapat saja bertemu dengan sperma dan mengalami fertilisasi. Fertilisasi terjadi pada
saat materi genetic dari sperma bergabung dengan materi genetic ovum untuk membentuk
telur yang matang, atau zigot, yang akan menjadi sel pertama dari individu baru yang akan
lahir nanti. Sebelum fertilisasi oosit yang disalurkan dari ovarium ke uterus, jika tidak
menemui sperma dalamwaktu paling lama 24 jam, maka oosit akan meluruh di endometrium.
Folikel yang pecah tadi nantinya akan membentuk suatu badan yaitu korpus rubrum.
Perkembangan dari korpus rubrum ini akan membentuk corpus luteum jika terjadi fertilisasi
pada endometrium dan akan membentuk korpus albikans jika tidak terjadi pembuahan pada
oosit.Proses terbentuknya corpus luteum disebut dengan fase luteal. Korpus luteum ini akan
memproduksi hormon progesteron yang berperan dalam pemberian makanan pada
endometrium sehingga ketebalannya dapat terjaga.Proses ini dikenal dengan fase sekresi dari
endometrium.
Jadi jika yang terjadi sebaliknya yaitu terbentuk korpus albikans, maka hormon
progesteron tidak akan terbentuk dan dinding endometrium tidak akan terjaga lagi
ketebalannya. Hal ini menyebabkan dinding endometrium pada dua lapisan luarnya akan meluruh dant
erjadilah fase menstruasi.

Umumnya embrio hasil implantasi ini mengambil makanannya dari sel-sel pada
dinding endometriumnya. Akan tetapi, setelah bulan kedua kehamilan terbentuklah plasenta
yang menyediakan nutrien dan oksigen bagi embrio dan sebagai saluran keluar hasil
metabolisme dari embrio. Selain itu, plasenta juga berfungsi dalam mensekresi HCG (Human
Corionic Gonadotropin) yang digunakan untuk mempertahankan corpus luteum sehingga
progesteron dan estrogen tetap terproduksi. Juga untuk merangsang sel intertisiel laydig yang
ada dalam alat kelamin jantan.

BAB IV
PENUTUP

1. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak . Agar
mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternative untuk mencegah
ataupun menunda kehamilan kesuburan karena telah melibatkan tindakan oprasi.
2. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat pemanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.
3. Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi adalah efektifitas, keamanan,
frekuensi pemakaian , efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk
melakukan kontasepsi secara teratur dan benar
4. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri
dengan proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi
pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan.
5. Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir.
Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat menghasilkan sel
telur dan sperma suami normal. Apabila pada saat yang bersamaan sel telur bertemu
dengan sel sperma, kemungkinan bisa terjadi pembuahan. Proses masuknya sel
sperma ke dalam sel telur disebut pembuahan

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. Review of Medical Physiology, 22 Ed. Jakarta; EGC. 2008


Hall, E. Jhon. 2011. Guyton Dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.12. Elsevier Pte.
Ltd
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta : EGC.
Guyten & hall. Buku ajar fisiologi kedokteran (9 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1997

Anda mungkin juga menyukai