A. Latar Belakang
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33
tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk
memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama
ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih
mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu memecahkan
dan meningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas mengenai masalah dan kebutuhan
yang diperlukan WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Yang
merupakan masalah dari WUS yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk itu diberikan
promosi kesehatan mengenai alat kelamin dan penyakit yang sering mengganggu akibat
infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberi penyuluhan mengenai penyakit menular seksual
(PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atau perbuatan berganti-ganti pasangan dalam
usianya yang subur.
PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan dalam kehidupannya. Dalam hal ini
petugas kesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga Berencana) bagi pasangan ini.
Tujuannya untuk membatasi kelahiran anak karena mereka subur, tidak memiliki kelainan
sehingga mudah memperoleh anak/keturunan. Disini akan dibahas mengenai alat kontrasepsi,
tapi salah satunya vasektomi dan tubektomi. Memang banyak alat kontrasepsi lainnya, namun
vasektomi dan tubektomi merupakan kontap (kontrasepsi mantap) jika sudah matang dalam
memilih pilihannya. Dengan penyuluhan KB diharapkan angka kelahiran dan di Indonesia
B.
1.
2.
3.
4.
5.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
D.
1.
MANFAAT
Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam lingkup
humaniora khususnya bahasan mengenai praktik pelayanan kesehatan pasangan usia subur,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam mencari referensi bagi mahasiswa dan sebagai
2.
a.
b.
c.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Konsep PUS
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
a.
b.
c.
1.
persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil yang berdampak pada ibu
d.
dan bayinya.
Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada bayi yang
e.
akan dilahirkannya.
Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan kodratnya,
tidak sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus mampu melayani
f.
suaminya, bukan kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan yang laennya juga.
Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus menanyakan
apakah suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita tadi datang bersama
suaminya, jadi suaminya juga ikut dalam menentukan kontrasepsi yang baik dan aman untuk
B.
istrinya.
Konsep Kontrasepi
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan
kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi
kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma. Sebagai
komponen kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB) diarahkan untuk
menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan menunda,
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Kehamilan yang
diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB sangat
berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau
tidak tepat waktu.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut;
1.
Prioritaskan pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang istrinya
mempunyai keadaan 4 terlalu yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu banyak anak (lebih
berhak
untuk
mendapatkan
informasi
mengenai
hal
ini,sehingga
dapat
5.
Tahap 1 : Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.
Tahap 2 : Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah.
3.
4.
5.
ujung
kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung,
6.
7.
yang sampai saat ini dianggap paling efektif, selain mencega terjadinya ovulasi, pil juga
mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis,seperti menimbulkan perubahan perubahan
pada lendir serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma
tidak dapat memasuki kavum uteri.
1. Cara kerja
Pil pil hormonal terdiri atas komponen estrogen dan progesteron, atau oleh salah satu dari
omponen itu. Hormon steroid sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dari hormone
steroid yang dikeluarkan oleh ovarium, umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen
dalam pil dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium.
Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tiadak terdapat pengeluaran LH. Ditengah
tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada pening katan kadar LH menyebabkan
ovulasi terganggu. Komponen progesteron dalam pil kombinasi memperkuat kasiat estrogen
untuk mencegah ovulasi, sehingga dalm 95 98 % tidak terjadi ovulasi selanjutnya, estrogen
dalm dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan ovum dan enyulitkan terjadinya
implantasi dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi.
Komponen progesteron daam pil kombinasi seperti disebut di atas memperkuat daya
ekstrogen untuk mncegah ovulasi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat
2.
a.
b.
c.
d.
95 98 % )
e. Siklus haid jadi teratur
f. Keluhan keluhan dismenore yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
3. Macam Pil
a. Type Kombinasi
Tiap tablet berisi estrogen dan progesteron dalam dosis tertentu biasanya dalam satu
rangkaian terdapat 20, 21atau 22 tablet.
b. Type urutan ( sequential )
Biasanya terdiri dari 21 tablet. Didalam rangkaian tersebut, No 1 s/d 15 atau 16 berisi
estrogen. Tablet No 16 atau 17 dn berikutnya berisi campuran estrogen dan progesteron.
c.
diminum hari itu ( jadi pada hari itu mnum dua pil )
Bila lupa minum pil dua hari berturut turut, dirinya harus dianggap tidak terlindung
terhadap kemungkinan hamil. Sehingga disamping minum pil seperti biasa ia harus pula
memakai kondom atau cara KB lainya ( perhatikan, apakah haid berikutnya datang )
d. Bila lupa minum pil tiga hari berturut turut, mungkin si ibu akan mengalami haoid,
hentikanlah minum pil dari bungkus ini dan mulailah pil pertama dari bungkus yang baru
pada hari ke lima haid tersebut
e. Oleh karena pil dapat mengurangi reproduksi ASI, maka bagi para ibu yang menyusui
sebaikny atidak menggnakan pil sebagai alat kontrasepsi.
E.
Konseling KB
Konseling didesain untuk menolong klien memahami dan menjelaskan pandangan mereka
terhadap kehidupan dan membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan
yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka dan melalui pemecahan
masalah emosional atau karakter interpersonal.
Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana seseorang yaitu
klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri
dan lingkungannya, hubungan konseling menggunakan wawancara untuk memperoleh dan
c.
dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian masalah tersebut.
d. H : Help
Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu yang harus diselesaikan.
Jelaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan masalah tersebut, termasuk keuntungan
dan keterbatasan dari masing masing cara tersebut. Minta pasien untuk memutuskan cara
e.
f.
dapat diperoleh.
R : Refer dan Return visit
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai atau buat jadwal
2.
a.
b.
bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien kita
c.
dapat membantunya.
U: Uraikan
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling
mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi
yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis lain yang ada. Juga jelaskan alternative
kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.Uraikan juga mengenai risiko penularan
d.
e.
f.
penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.
U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian, kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu
juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
dan kualitas generasi yang akan datang. Dan dalam makalah ini telah dibahas mengenai
penggunaan kontrasepsi kondom pada laki- laki, kontrasepsi pil pada perempuan dan
kenseling KB yang itu bertujuan untuk memberikan jarak kepada pasangan usia subur untuk
merencanakan kehamilan selanjutnya.
B. Saran
1. Bagi STIKES TRI Mandiri Sakti Bengkulu
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah pustaka atau informasi ilmiah tentang
kesehatan reproduksi khususnya tentang pasangan usia subur. Sehingga dapat memperkaya
wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta.
2. Bagi penulis
Hasil makalah ini diharapkan bisa sebagai acuan dan evaluasi untuk penulis dalam
membuat makalah khususnya makalah pengenai praktik pelayanan kesehatan pasangan usia
3.
subur
Bagi Masyarakat
Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi tokoh masyarakat
dalam partisipasi untuk menggunakan kontrasepsi, khususnya kontrasepsi pil dan kontrasepsi
kondom.
DAFTAR PUSTAKA
Bkkbn. 2006. Pelatihan Keterampilan Kip,Kb Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Bkkbn.
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo.