Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHUUAN

A. Latar Belakang
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33
tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk
memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama
ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih
mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu memecahkan
dan meningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas mengenai masalah dan kebutuhan
yang diperlukan WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Yang
merupakan masalah dari WUS yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk itu diberikan
promosi kesehatan mengenai alat kelamin dan penyakit yang sering mengganggu akibat
infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberi penyuluhan mengenai penyakit menular seksual
(PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atau perbuatan berganti-ganti pasangan dalam
usianya yang subur.
PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan dalam kehidupannya. Dalam hal ini
petugas kesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga Berencana) bagi pasangan ini.
Tujuannya untuk membatasi kelahiran anak karena mereka subur, tidak memiliki kelainan
sehingga mudah memperoleh anak/keturunan. Disini akan dibahas mengenai alat kontrasepsi,
tapi salah satunya vasektomi dan tubektomi. Memang banyak alat kontrasepsi lainnya, namun
vasektomi dan tubektomi merupakan kontap (kontrasepsi mantap) jika sudah matang dalam
memilih pilihannya. Dengan penyuluhan KB diharapkan angka kelahiran dan di Indonesia
B.

1.
2.
3.
4.

menurun dan tingkat kesejahteraan hidup meningkat.


Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, adapun perumusan masalah yang akan di sajikan sebagai
berikut :
Apa itu konsep PUS?
Apa itu konsep kontrasepsi?
Bagaimana penggunaan kontrasepsi kondom pada pria
Bagaimana penggunaan kontrasepsi pil

5.
C.
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana Konseling KB?


Tujuan Penulisan
Memberikan informasi tentang konsep PUS
Memberikan informasi mengenai konsep kontrasepsi
Memberikan informasi tentang penggunaan kontrasepsi kondom pada pria
Memberikan informasi tentang penggunaan kontrasepsi pil
Memberikan informasi tentang konseling KB

D.
1.

MANFAAT
Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam lingkup
humaniora khususnya bahasan mengenai praktik pelayanan kesehatan pasangan usia subur,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam mencari referensi bagi mahasiswa dan sebagai

2.
a.
b.

pedoman untuk memberikan pengajaran/ pengembangan bagi mahasiswa.


Praktis
Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Sebagai bahan pustaka informasi tentang praktik pelayanan pasangan usia subur.
Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu yang telah didapat, sehingga dapat memberikan pendidikan
yang berkualitas, yang akan diimplementasikan dikemudian hari, khususnya dalam

c.

memberikan praktik pelayanan pasangan usia subur.


Bagi masyarakat
Makalah ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat
khususnya bagi pasangan usia subur, agar mengetahui tentang kontrasepsi berencana
khususnya dalam member jarak ke kehamilan selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN
PUSTAKA

A. Konsep PUS
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi

a.

dan kualitas generasi yang akan datang.


Pelayanan kesehatan yang dapt diberikan kepada pasangan usia subur yaitu:
Pelayanan Kesehatan pada Catin.
Pelayanan yang diberikan yaitu:
Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah satu/kedua catin tersebut menderita penyakit

b.

dapat diketahui sebelumnya.


Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga pada saat pernikahan kedua catin benar-

c.

benar dalam keadaan sehat.


Penjelasan tentang kesehatan dalam perkawinan, terutama yang berkaitan dengan kehamilan,

1.

persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil yang berdampak pada ibu
d.

dan bayinya.
Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada bayi yang

e.

akan dilahirkannya.
Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan kodratnya,
tidak sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus mampu melayani

f.

suaminya, bukan kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan yang laennya juga.
Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus menanyakan
apakah suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita tadi datang bersama
suaminya, jadi suaminya juga ikut dalam menentukan kontrasepsi yang baik dan aman untuk

B.

istrinya.
Konsep Kontrasepi
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan
kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)

yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi
kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma. Sebagai
komponen kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB) diarahkan untuk
menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan menunda,
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Kehamilan yang
diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB sangat
berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau
tidak tepat waktu.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut;
1.

Prioritaskan pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang istrinya
mempunyai keadaan 4 terlalu yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu banyak anak (lebih

dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan( dari 35 thn).


2. Tanggung jawab dalam kesetaraan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama antara suami
dan istri. Sayangnya pada saat ini hanya 1,1% suami yang beradaptasi aktif dalam ber KB,
padahal tersedia juga alat/metode kontrasepsi untuk pria.
3. Setiap Metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing.setiap
klien
4.

berhak

untuk

mendapatkan

informasi

mengenai

hal

ini,sehingga

dapat

mempertrimbangkan metode yang paling cocok bagi dirinya.


Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasehat tentang metode yang paling cocok
sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien akan

5.

lebih mudah menentukan pilihan.


Klien juga harus diberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode
kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining atau penyaringan melalui
pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi
dalam pemakaian metode yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan surat
pernyataan setuju (Informed concent) dari klien.

C. Penggunaan kontrasepsi kondom pria


Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan
penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet latex dan
dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada keadaan ereksi sebelum bersanggama
(bersetubuh) atau berhubungan suami-istri.
Mekanisme kerja kontrasepsi kondom yakni menghalangi masuknya sperma ke dalam
vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah. Yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat
reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan kondom
wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi,
apabila cara menggunakannya benar. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit
yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Keuntungan menggunakan kontrasepsi kondom ini adalah murah, mudah didapat,
tidak memerlukan pengawasan, mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin. Efek
samping yang terjadi Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergi terhadap kondom karet.
Petunjuk penggunaan kondom :
1.
2.

Tahap 1 : Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.
Tahap 2 : Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah.

3.

Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.


Tahap 3 : Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk

4.

kedalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.


Tahap 4 : Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan

5.

ujung
kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung,

6.

tarik kembali gulungan ke pangkal penis.


Tahap 5 : Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan

7.

kondom dari pasangan Anda.


Tahap 6 : Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.

D. Penggunaan kontrasepsi pil


Obat yang berbentuk pil, tablet atau kapsul yang berisi hormone estrogen dan progesterone
untuk mencegah timbulnya kehamilan dengan cara peroral. Pil merupakan alat kontrasepsi

yang sampai saat ini dianggap paling efektif, selain mencega terjadinya ovulasi, pil juga
mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis,seperti menimbulkan perubahan perubahan
pada lendir serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma
tidak dapat memasuki kavum uteri.
1. Cara kerja
Pil pil hormonal terdiri atas komponen estrogen dan progesteron, atau oleh salah satu dari
omponen itu. Hormon steroid sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dari hormone
steroid yang dikeluarkan oleh ovarium, umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen
dalam pil dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium.
Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tiadak terdapat pengeluaran LH. Ditengah
tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada pening katan kadar LH menyebabkan
ovulasi terganggu. Komponen progesteron dalam pil kombinasi memperkuat kasiat estrogen
untuk mencegah ovulasi, sehingga dalm 95 98 % tidak terjadi ovulasi selanjutnya, estrogen
dalm dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan ovum dan enyulitkan terjadinya
implantasi dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi.
Komponen progesteron daam pil kombinasi seperti disebut di atas memperkuat daya
ekstrogen untuk mncegah ovulasi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat
2.
a.
b.
c.
d.

ovulasi akan tetapi tidak dalam dosis rendah.


Keuntungan
Kontrasepsi yang sangat efektif
Tidak menggagu senggama
Reversibilitas atau pemulihan kesuburan tinggi
Efektifitas dapat dipercaya ( daya guna teoritis hampir 100 % dengan daya guna pemakaian

95 98 % )
e. Siklus haid jadi teratur
f. Keluhan keluhan dismenore yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
3. Macam Pil
a. Type Kombinasi
Tiap tablet berisi estrogen dan progesteron dalam dosis tertentu biasanya dalam satu
rangkaian terdapat 20, 21atau 22 tablet.
b. Type urutan ( sequential )
Biasanya terdiri dari 21 tablet. Didalam rangkaian tersebut, No 1 s/d 15 atau 16 berisi
estrogen. Tablet No 16 atau 17 dn berikutnya berisi campuran estrogen dan progesteron.

c.

Type berangkai ( serial )


Hampir sama dengan type kombinasi atau type urutan, ditambah beberapa tablet ( biasanya 7

buah ) yang berisis vitamin atau mineral ( tidak berisi hormon ).


4. Cara pemakaian pil
a. Rangkaian pil berisi 20, 21, dan 22 tablet. Mulai diminum pada hari ke-5 haid ( harinya
harus diingat ) diteruskan sampai habis, kemudian istirahat dan mulai lagi dengan rangkaian
pil yang baru pada hari yang sama ( dalam minggu berikutnya ).
b. 2 Rangkaian pil yang berisi 28 tablet ( type berantai ). Mulai diminum pada hari pertama haid
dan dilanjutkan terus tanpa terputus dengan rangkaian baru, tanpa menghiraukan ada tidaknya
haid.
Selanjutnya supaya diperhatikan petunjuk sebagai berikut :
a. Pil diminum pada waktu yang sama setiap hari, sebaiknya malam hari sebelum tidur.
b. Bila lupa minum, pil yang terlupa segera diminum setelah ingat. Disusul pil yang seharusnya
c.

diminum hari itu ( jadi pada hari itu mnum dua pil )
Bila lupa minum pil dua hari berturut turut, dirinya harus dianggap tidak terlindung
terhadap kemungkinan hamil. Sehingga disamping minum pil seperti biasa ia harus pula

memakai kondom atau cara KB lainya ( perhatikan, apakah haid berikutnya datang )
d. Bila lupa minum pil tiga hari berturut turut, mungkin si ibu akan mengalami haoid,
hentikanlah minum pil dari bungkus ini dan mulailah pil pertama dari bungkus yang baru
pada hari ke lima haid tersebut
e. Oleh karena pil dapat mengurangi reproduksi ASI, maka bagi para ibu yang menyusui
sebaikny atidak menggnakan pil sebagai alat kontrasepsi.
E.

Konseling KB
Konseling didesain untuk menolong klien memahami dan menjelaskan pandangan mereka
terhadap kehidupan dan membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan
yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka dan melalui pemecahan
masalah emosional atau karakter interpersonal.
Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana seseorang yaitu
klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri
dan lingkungannya, hubungan konseling menggunakan wawancara untuk memperoleh dan

memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan,


memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan.
Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana
yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan
yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Tujuan diberikannya layanan bimbingan dan konseling adalah anyak orang
menghadapi berbagai masalah dalam dirinya karena kurang mampunya menghadapi realitas.
Proses konseling dapat membantu seseorang untuk memperoleh suatu pengalam yang
sedemikian rupa sehingga mereka memiliki suatu pemahaman yang lebih baik tentang
realitas dan mampu menghadapinya secara efektif. Agar Mampu memecahkan masalah
secara wajar dan objektif.

bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan

pengentasan masalah dan fasilitasi perkembangan individu.


Langkah-langkah konseling KB :
1. GATHER menurut Gallen dan Leitenmaier
Konseling KB Gallen dan Leitenmaier memberikan satu akronim yang dapat dijadikan
panduan bagi petugas klinik KB untuk melakukan konseling. Akronim tersebut adalah
GATHER yang merupakan singkatan dari :
G : Greet
Berikan salam, mengenalkan diri dan membuka komunikasi.
b. A : Ask atau Assess
Menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/keinginan yang
a.

c.

disampaikan memang sesuai dengan kondisi yang dihadapi.


T : Tell
Beritahukan bahwa persoalan pokok yang dihadapi oleh pasien adalah seperti yang tercermin

dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian masalah tersebut.
d. H : Help

Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu yang harus diselesaikan.
Jelaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan masalah tersebut, termasuk keuntungan
dan keterbatasan dari masing masing cara tersebut. Minta pasien untuk memutuskan cara
e.

terbaik bagi dirinya.


E : Explain
Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan atau dianjurkan dan hasil yang diharapkan
mungkin dapat segera terlihat atau diobservasi beberapa saat hingga menampakkan hasil
seperti yang diharapkan. Jelaskan pula siapa dan dimana pertolongan lanjutan atau darurat

f.

dapat diperoleh.
R : Refer dan Return visit
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai atau buat jadwal

2.

kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih telah diberikan.


Langkah Langkah Konseling KB SATU TUJU
Dalam memberikan konseling. Khususnya bagi calon klien KB yang baru hendaknya
dapat diterapkan 6 langkah yang sedah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU.Penerapan
SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus
menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien .Beberapa klien membutuhkan lebih banyak
perhatian pada langkah yang satu dibandingkan dengan langkah lainnya.Kata kunci SATU

a.

TUJU dalah sebagai berikut :


SA : sapa dan salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada
mereka dan berbicara ditempat yan nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk
membangun rasa percaya diri.Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan

b.

pelayanan apa yang dapat diperolehnya.


T : Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai
pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan,
serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya.Tanyakan konstrasepsi yan diiginkan ole
klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan oleh klien ssuai dengan katakata, gerak isyarat dan caranya.Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien.Perlihatkan

bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien kita
c.

dapat membantunya.
U: Uraikan
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling
mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi
yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis lain yang ada. Juga jelaskan alternative
kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.Uraikan juga mengenai risiko penularan

d.

HIV/ Aids dan pilihan metode ganda.


TU : Bantu
Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya
dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien
mempertimbangkan criteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi.Tanyakan
juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut. Jika
memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut pada pasangannya. Pada akhirnya
yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat
menanyakan : Apakah anda sudah memutuskan pilhan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis

e.

kontrasepsi terpilih yang akan digunakan.


J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien
memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat/ obat kontrasepsinya.Jelaskan
bagaimana alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya.
Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan
terbuka.Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom
yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS).Cek pengetahuan klien tantang

f.

penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.
U : Kunjungan Ulang

Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian, kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu
juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
dan kualitas generasi yang akan datang. Dan dalam makalah ini telah dibahas mengenai
penggunaan kontrasepsi kondom pada laki- laki, kontrasepsi pil pada perempuan dan
kenseling KB yang itu bertujuan untuk memberikan jarak kepada pasangan usia subur untuk
merencanakan kehamilan selanjutnya.
B. Saran
1. Bagi STIKES TRI Mandiri Sakti Bengkulu
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah pustaka atau informasi ilmiah tentang
kesehatan reproduksi khususnya tentang pasangan usia subur. Sehingga dapat memperkaya
wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta.

2. Bagi penulis
Hasil makalah ini diharapkan bisa sebagai acuan dan evaluasi untuk penulis dalam
membuat makalah khususnya makalah pengenai praktik pelayanan kesehatan pasangan usia
3.

subur
Bagi Masyarakat
Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi tokoh masyarakat
dalam partisipasi untuk menggunakan kontrasepsi, khususnya kontrasepsi pil dan kontrasepsi
kondom.

DAFTAR PUSTAKA
Bkkbn. 2006. Pelatihan Keterampilan Kip,Kb Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Bkkbn.
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai