PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ketahun selalu meningkat. Jumlah
penduduk tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, tahun 2011 sebanyak 241 juta
jiwa, dan sampai dengan bulan Maret tahun 2012 mencapai 245 juta jiwa. Jumlah
tersebut menempatkan Indonesia menjadi Negara keempat dengan penduduk
terbanyak setelah China, India dan Amerika Serikat. Selama rentang tahun 2000
2010, kenaikan jumlah penduduk Indonesia sebesar 1,49% per tahun. Angka ini
mengalami kenaikan disbanding periode tahun 1999 2000 yang masih sebesar
1,45% (BKKBN, 2012).
Salah satu upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB yang
ditujukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan mengajak
seluruh masyarakat pasangan usia subur untuk menjadi akseptor KB. Semakin
banyak penduduk yang turut berpartisipasi dalam program KB, maka angka
kenaikan laju pertumbuhan penduduk yang berlebihan akan bisa di tekan.
Jumlah penduduk Indonesia yang sudah mengetahui tentang program KB
mencapai 95%, tetapi yang memiliki kesadaran mengikuti program KB hanya
61%, dari sekian banyak warga yang tidak ber-KB, 9% di antaranya memiliki
keinginan untuk ber-KB, tetapi urung karena berbagai pertimbangan. Berdasarkan
dari beberapa kasus yang ada, diperoleh alasan keengganan yang disebabkan
karena takut akan efek sampingnya atau prosedurnya, hingga takut kepada tenaga
medis yang menangani (BKKBN, 2012).
Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan
keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit
karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan
kebijakan nasional KB, kesehatan individu dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 2008).
Data jumlah peserta KB aktif di Jawa Tengah tahun 2009 sebanyak 5.080.580
atau sebesar 78,32% dari jumlah PUS yang ada sebanyak 6.487.025 atau 113,66%
dan jumlah akseptor AKBK yaitu sebanyak 9,61% (BKKBN, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Program KB?
2. Apa Tujuan Program KB?
3. Apa Konsep Dasar Implan?
4. Bagaimana Pemasangan dan Pencabutan Implan?
5. Bagaimana Pemasangan Implan Implanon?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Program KB.
2. Mengetahui Tujuan Program KB.
3. Mengetahui Konsep Dasar Implan.
4. Mengetahui Pemasangan dan Pencabutan Implan.
5. Mengetahui Pemasangan Implan Implanon.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Program KB
1)
2)
3)
4)
dalam KB
5) Penurunan kehamilan di kalangan PUS muda.
6) Meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak
a) Pengaturan usia melahirkan yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu
tua
b) Pengaturan jarak antara kehamilan
c) Peningkatan keterlibatan pria dalam kehamilan dan perawatan anak
d) Peningkatan menyusui eksklusif
e) Pencegahan dan perlindungan HIV dan AIDS
7) Meningkatkan kesehatan dan kepuasan seksual
a) Kondom fungsi ganda (dual protection)
b) Program Universal Precaution untuk pencegahan HIV dan AIDS
dalam program KB
c) Penggunaan kontrasepsi pada PUS yang ingin menunda anak
pertama
d) Pelayanan terintegrasi dan deteksi dini kanker alat reproduksi.
18 bulan.
Rencana siap- pakai : pertengahan dasawarsa 1990-an.
b. Pallets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol, daya kerja 1 tahun.
Rencana siap- pakai : pertengahan dasawarsa 1990-an.
Non-Biodegradable Implant
1. Norplant
a. Dipakai sejak tahun 1987.
b. Terdiri dari 6 kapsul kosong Silastic (karet silicone), yang diisi dengan
hormon Levonorgestrel dan ujung- ujung kapsul ditutup dengan Silasticadhesive.
c. Tiap kapsul :
- Panjang =34 mm
- Diameter =2,4 mm
- Berisi 36 mg Levonorgestrel
d. Sangat efektif daam mencegah kehamilan untuk 5 tahun.
e. Saat ini Norplant yang paling banyak dipakai.
2. Norplant- 2
a. Dipakai sejak tahun 1987.
b. Terdiri dari 2 batang Silastic yang padat, dengan panjang tiap batang 44 mm.
c. Masing- masing batang diisi dengan 70 mg Levonorgestrel di dalam matriks
batangnya.
d. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun.
Pada kedua macam implant tersebut, Levonorgestrel ber-difusi melalui
membran Silastic dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam
setelah insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk
mencegah ovulasi.
Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50- 85 mcg pada tahun
pertama, kemudian menurun sampai 30-35 mcg per hari untuk lima tahun
berikutnya.
Kontra-indikasi Imlpant :
1. Kehamilan/diduga hamil.
2. Perdarahan traktus genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
3. Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo-emboli.
4. Penyakit hati akut.
5. Tumor hati jinak atau ganas.
7. Setelah semua implant terpasang , lakukan penekanan pada tempat luka insisi
dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan. Lalu kedua pinggir insisi
ditekan sampai berdekatan dan ditutup dengan plester kupu- kupu. Tidak
diperlukan penjahitan luka insisi.
8. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan di balut dengan kasa
untuk mencegah perdarahan.
Daerah insersi dibiarkan kering dan tetap bersih selama 4 hari.
CATATAN :
a. Sarung tangan steril yang dipakai oleh pemasang harus bebas/tidak
mengandung bedak/talk, oleh karena bedak/talk bila jatuh atau terbawa masuk
bersama sama implant ke dalam tempat insisi, dapat menyebabkan timbulnya
reaksi jaringan berupa fibrosis.
b. Setelah bungkus implant dibuka untuk mengeluarkan ke enam kapsul tersebut
ke dalam mengkuk stainless steel kosong dan steril, atau bungkus implant
dibuka sebagian saja dan kapsul- kapsul- nya diambil satu persatu langsung
dari dalam bungkusnya dengan memakai pinset anatomis steril. Jangan letakkan
keenam kapsul diatas doek steril, karena partikel- partikel kain/tenun dapat
menempel pada kapsul dan menyebabkankapsul menjadi lebih reaktif
sehingga menimbulkan perlengkapan atau parut yang berlebih.
c. Setelah selesai dengan insersi keenam kapsul Norplant , rendam semua alatalat yang sudah dipakai dalam cairan klorin 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat
tersebut.
Teknik Pengeluaran/Pengangkatan Implant
Mengeluarkan implant umumnya lebih sulit dari pada insersi. Persoalan dapat
timbul bila implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrous
sekeliling implant.
Untuk mengeluarkan implat :
1. Cuci lengan akseptor, lakukan tindakan a dan antisepsis.
10
2. Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda
dengan tinta atau apa saja
3. Suntikan anastesi local dibawah implant.
Jangan menyuntikan anastesi diatas implant karena pembengkakan kulit dapat
menghalangi pandangan dari letak implantnya.
4. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant, pada daerah
alas kapsul
5. Keluarkan implant pertama yang terletak paling dekat ke insisi atau yang
terletak paling dekat ke permukaan.
6. Sampai saat ini dikenal 4 cara pengeluaran/pencabutan Norplant :
a) Cara POP-OUT. (Darney, Klaise dan walker)
Merupakan teknik pilihan bila memungkinkan karena tidak traumatis,
sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya.
Dorong ujung proksimal kapsul (arah bahu) kea rah distal dengan ibu jari
sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan bagian
tengah kapsul,sehingga ujung distal kapsulmenekan kulit.
Bila perlu, bebaskan jaringan yang menyelubungi ujung kapsuldengan
skapel/bisturi.
Tekan dengan lembut ujung kapsul melalui lubang insisi sehingga ujung
b)
11
12
Keuntungan Norplant
1. Efeksivitas tinggi.
2. Setelah dipasang, tidak perlu melakukan apa-apa lagi sampai saat pengeluaran
implantnya.
3. System 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
4. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak ada efek samping yang disebabkan
estrogen.
5. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan.
6. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstan, sehingga
terhindar dari dosis awal yang tinggi seperti pada konstrasepsi suntikan
(injectables) ataupun puncak harian dari hormone pada kontrasepsi per-oral.
13
implant.
Lebih mahal.
Sering timbul perubahan pola haid.
Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang
mengenalnya.
7. Implant kadang- kadang dapat terlihat oleh orang lain.
Implant Non-Biodegradable Lain yang sedang Dikembangkan
1. Implanon.
- Penemuan terakhir saat ini adalah implant yang berisi Desogestrel, suatu
progestin baru yang telah digunakan bertahuntahun pada beberapa macam
-
kontrasepsi oral.
Pabrik obat Organon telah mengembangkan metabolit utama desogestrel
yaitu 3-ketodeso-gestrel yang dimasukan di dalam 1 batang implant
(implanon).
Implanon terdiri dari 1 batang yang berisi progestin generasi keriga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable.
Batang implant terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinvly Acetate) berisi
60 mg-3-ketodesogestrel yang diselubungi oleh suatu membrane
EVA.Panjang batang Implant 4 cm dan berdiameter 2 mm.
Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari,
yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
Daya kerja implanon minimal 2 tahun , dan mungkin dapat sampai 3 tahun.
Insersinya mudah dengan jalan menyuntikannya tanpa memerlukan anastesi
dan dapat dikerjakan oleh perawat atau paramedis yang terlatih.
14
Biodegradable implant
1. Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan
pembawa/pengangkut/carrier yang secara perlahan-lahan larut disalam jaringan
tubuh. Jadi, bahan pembawaanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi
seperti misalnya pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai
melarut , ia tidak mungkin dikeluarkan lagi.
2. Dua macam implant biodegradable sedang di uji coba saat ini pada sejumlah
wanita :
a. Carpronor ,suatu kapsul polymer berisi Levonorgestrel.
b. Pallets, (bola/peluru), berisi Norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol.
a)Capronor
- Pada awal penelitian dan pengembangkannya, Capronor beruba
suatukapsul biodegradable yang mengandung levonorgestrel yang
dilarutkan dalam minyak ethyl-oleate, dengan diameter kapsul>
0,24cm dan panjang kapsulyang diteliti terdiri dari 2 ukuran :
a. 2,5 cm : berisi 16 mg levonorgestrel , melepaskan 20 mcg
hormonnya per hari.
b. 4 cm : berisi 26 mg levonorgetrel, melepaskan 30-50 mcg
-
1. Carpronor-2 :
Satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer caprolactone yang diisi
dengan 18 mg levonorgestrel.
Penelitian menunjukan bahwa mungkin diperlukan 2 kapsul
dengan formula ini.
2. Carpronor-3
satu kapsul 4 cm terbuat dari co-polimer (caprolactone dan
trimethylene carbonate) yang diisi dengan 32 mg levonorgestrel.
Co-polimer mengalami biodegradasi lebih cepat dibandingkan
-
polimer tunggal.
Kapsul Capronor akan tetap intak selama periode 12 bulan dari
pelepasan hormone levonorgestrelnya, dan bila diinginkan kapsulnya
dapat dikeluarkan selama masa ini. Kemudian hari, setelah beberapa
tahun, kapsul mengalami biodegradasi perlahan-lahan menjadi
Ehydroxycaproic acid, kemudian menjadi karbon dioksid dan air, yang
akan diserap oleh tubuh.
b)Norethindrone Pellets
- Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90% Norethindrone
-
(NET).
Setiap Pellet, panjang 8 mm berisi 35 mg NET , yang akan dilepaskan
butir beras.
Uji coba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 Pellets.
Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi semakin bertambah
16
sama.
Daerah insersi disuntik dengan anastesi local lalu dibuat insisi 3 mm.
pellets diletakkan kira-kira 3 cm dibawah kulit. Tidak diperlukan
Implanon
Indoplan
Sinoplan
Jadena
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk
pemasangan maupun pencabutan implant. Bila mungkin, ruangan sebaiknya
jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,
serta harus :
17
sangat kurang.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan
maupun pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun biasa selama 10-15
detik kemudian dibilas dengan air bersih yang mengalir sudah cukup.
Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau di DTT. (Gunakan
sepasang sarung tangan yang berbeda untuk setiap tindakan guna
pemasangan/pencabutan implant.
Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implant, dan
sebelum melepas sarung tangan, dekontaminasi instrument dalam larutan
klorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik, isi
lebih dahulu dengan larutan klorin. (setelah pemasangan, pisahkan plunger
dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari
trokar). Rendam selama 10 menit, kemudian bilas segera dengan air bersih
untuk menghindari korosi pada alat-alat berbahan metal.
18
pencucian.
Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminasi
(kasa, kapas, dll) ke dalam wadah tertutup rapat atau kantung plastic yang
tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang ke
19
DTT).
Sabun untuk mencuci tangan
Larutan antiseptic untuk desinfeksi kulit (missal: larutan betadin atau
jenis golongan Povidon Iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok
antikarat
Zat anastesi local (konsentrasi 1% tanpa Epinefrin)
Semprit (5-10 ml), dan jarum suntik (22 G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-
darurat)
Bak/tempat instrument (tertutup).
20
pada dirinya.
Peragakan peralatan yang akan digunakan serta jelaskan tentang prosedur
21
digunakan.
Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat
4. Penatalaksanaan Umum
22
Kapsul implant dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku, di daerah
medial lengan atas (Gambar 20-2). Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah
lengan klien yang jarang digunakan.
Pertama, cuci lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan
antiseptic dan suntik anastesi local. Buat insisi kecil hanya sekedar menembus
kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul dimasukan melalui trokar
khusus (nomor 10) dan dipasang tepat di bawah kulit.
Tidak diperlukan penjahitan untuk menutup luka insisi, cukup dengan
band aid.
Ingat : yang terpenting kapsul dipasang superficial, tepat di bawah kulit
(dermis). Pemasangan yang dalam akan menyebabkan penjabutan menjadi sulit.
Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien :
Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implant
Sudah mendapat anastesi local sebelumnya
Alergi terhadap obat anastesi local atau jenis obat lainnya.
5. Persiapan Pemasanagan
Langkah 1
Persilakan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir,
serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan
efektivitas antiseptic tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang
menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah
penularan penyakit.
Langkah 2
23
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping, bila ada)
dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilakan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan
(misalnya:lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja samping.
Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit
bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinisi untuk pemudahan
pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat
didalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implant dengan menarik kedua lapisan
pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkok steril.
Ingat: Kapsul yang tersentuh kapas atau bahan lain akan menjadi lebih reaktif
(lebih sering menyebabkan perlekatan atau jaringan parut karena partikel kapas
menempel pada kapsul silastik).
Bila tidak ada mangkok steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkok yang
didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah
dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu
dengan klem steril atau DTT saat melakukan pemasangan.
Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang
steril atau DTT.
Catatan : Bila kapsul jatuh ke lantai, kapsul tersebut telah terkontaminasi,
Buka kemasan baru dan teruskan pemasangan. (Jangan melakukan sterilisasi
ulang pada kapsul yang terkontaminasi).
6. Tindakan Sebelum Pemasangan
Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien
guna mencegah kontaminasi silang).
24
Catatan : Jangan menggunakan bedak untuk memakai sarung tangan. Butirbutir bedak yang halus dapat jatuh ke tempat insisi dan menyebabkan terjadinya
jaringan parut (reaksi jaringan ikat). Bila sarung tangan diberi bedak, bersihkan
dengan kasa steril yang direndam dengan air steril atau air mendidih.
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk
memastikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptic. Gunakan klem steril atau
DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (Bila memegang kasa berantiseptik
hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan
dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang
akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm
dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus
antiseptic yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi
lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang
akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat
pemasangan dengan kain steril. (Gambar 20-4)
Langkah 6
25
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat
suntik dengan 3 ml obat anestesi (1% tanpa Epinefrin). Dosis ini sudah cukup
untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implant.
Langkah 7
Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi (yang terdekat dengan
siku) kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke
dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anastesi untuk membuat
gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum,
masukkan ke bawah kulit (subdermis) sekitar 4 cm (Gambar 20-5). Hal ini
akan membuat kulit (dermis) terangkat dari jaringan lunak di bawahnya.
Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil
menyuntikkan obat anastesi sebanyak 1 ml diantara tempat untuk memasang
kapsul.
Catatan: Untuk toksisitas, dosis total tidak boleh melebihi 10 ml (10 g/l) dari
1% anastesi local tanpa Epinefrin.
7. Pemasangan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau scalpel (pisau
bedah) untuk memastikan obat anatesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang scalpel dengan sudut 450, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar
menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
26
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung
yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat
pangkal menunjukan batas trokar dimasukan ke bawah kulit sebelum
memasukan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukan batas trokar yang
harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya
masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri
atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkkan trokar ke depan dan berhenti saat
ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit (2-3 mm dari akhir ujung tajam)
(Gambar 20-7). Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat
tahanan, coba dari sudut lainnya.
27
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga
kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati kea rah tanda (1)
dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar
dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan.
Masuknya trokar akan lancer bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
28
29
Langkah 7
30
Gunakan pendorong kapsul kea rah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi
jangan mendorong dengan paksa. (Akan terasa tahanan pada saat sekitar
setengah bagian pendorong masuk ke dalam trokar).
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangan untuk
menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke
arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya
menyentuh pegangan pendorong. Hal yang terpenting pada langkah ini adalah
menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke
jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda (2) harus terlihat di
tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit.
Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar
seluruhnya dari trokar.
Catatan : Pengasahan trokar yang berulang akan memendekkan trokar
sehingga mengurangi jarak ke tanda (2), karena itu saat memakai trokar yang
diasah, jangan menarik trokar terlalu jauh ke belakang karena akan keluar dari
tepi luka insisi.
Hal yang pentig adalah kapsul bebas dari ujung trokar untuk menghindari
terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar kea rah lateral
kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama
bebas.
Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu, mula-mula
fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelanpelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan
memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk
kapsul yang dipasang sebelumnya.
Bila tanda (1) sudah tercapai, masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan
lakukan seperti seb elumnya (Langkah 5-9) sampai seluruh kapsul terpasang.
Langkah 11
31
Perawatan klien
a) Buat catatan pada rekam medic tempat pemasangan kapsul dan kejadian
tidak umum yang ungkin terjadi selama pemasangan.
b) Amati klien kurang lebih 15 sampai 20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka nsisi atau luka lain sebelum memulangkan klien. Beri
petunjuk untuk perawatan luka insisi setlah pemasangan, kalau bias secara
tertulis.
9. Petunjuk Perawatan Luka Insisi di Rumah
32
33
f) Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan, trokar harus diganti, tidak
boleh diasah lagi.
34
35
36
Langkah 7
Dengan tangan yang lain secara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil
tetap mempertahankan penopang inserter di trmpatnya. (Catatan : prosedur ini
berlawanan dengan prosedur penyuntika, dimana pendorong didorong dan inserter
dipertahanka).
37
F. Pencabutan Implan
1. Metode Pencabutan
Metode pencabutan implant Norplant, Jadena, Indopalant, dan Implanont
sama hanya beda kapsul yang dipasang.
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atsu crileuntuk
menjepit kapsul yang telah digunakan sejak 1980an. Sejak itu telah banyak
dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan misalnya metode pop
out yang dikenalkan oleh Darney dkk pada tahun 1992. Kenyataan bahwa
banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan,
sedang perubahan metode pemasangan sangat sedikit, menunjukkan dengan
jelas metodr standar pencabutan tak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini
didukung oleh pengalaman dari berbagai negara. Disbanding pemasangan,
pencabutan lebih memerlukan keahlian dan kesabaran . selain itu pemasangan
yang tidak baik (pemasangan terlalu dalam atau tak menggunakan pola)
menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang
lama dan lebih banyak perdarahan dibandingkan pada waktu pemasangan.
38
39
f. Bila posisi kapsul benar, hanya diperlukan sedikit insisi tak melebihi 4 mm
untuk mencabut kapsul.
g. Kapsul yang dicabut adalah kapsul yang dekat dengan daerah insisi atau
dekat dengan permukaan kulit.
h. Bila diperlukan tambah sedikit obat anastesi di bawah ujung kapsul.
i. Atasi perdarahan lakukan penekanan di daerah insisi.
j. Jika tersisa 1 atau 2 kapsul yang sulit dicapai, jangan dippaksakan
melakukan pencabutan. Nila waktu pencabutan telah memakan waktu lebih
dari 30 menit, minta klien untuk kembali lagi ketika luka insisi sudah
sembuh benar (sekitar 4-6 minggu) dan coba lagi ke klinisi yang lebih
berpengalaman.
k. Yang paling penting klinisi harua bekarja dengan baik, hati-hati dan sabar
untuk menghindari luka yang besar pada klien.
5. Penatalaksanaan Umum
Pencabutan yang mudah tergantung pada pemasangan yang benar. Proses
pencabutan umumnya lebih lama dari proses pemasangan sekitar 10-20 menit,
Bila kapsul terpasang dengan benar maka akan mudah untuk dicabut,
sedangkan dengan letak yang dalam akan lebuh sulit dicabut.
Menentukan kapsul terlebih dahulu dengan meraba tanpa sarung tangan
akan sangat membantu untuk proses pencabutan. Banyak klinisi untuk member
tanda dengan sepidol pada tiap posisi kapsul. Usap lengan klien dengan larutan
antiseptic senelum menyuntikkan anastesi local. Anastesi local harus disuntikan
dibawah ujung kapsul dekat tempat insisi suntikan diatas kapsul akan membuat
kapsul sulit diraba.
Pada umumnya dibutuhkan satu insisi kecil untuk mencabut semua
kapsul.panjang insisi tak lebih dari 4 mm. dimana insisi dilakukan bergantung
pada posisi impalant dan metode standar atau metode u.
Kapsul pertama dicabut harus kapsul yang paling mudah dicapai. Bila 1
atau 2 kapsul sulit dicabut jangan paksakan untuk mencabutnya. Bila seluruh
kapsul tak dapat tercabut semuanya setelah 20-30 menit hentikan pencabutan.
Klien harus diberi kontrasepsi pengaman jika klien menginginkan dan minta
datang kembali setelah luka insisi sembuh 4-6 minggu kemudian untuk
40
42
43
Bersuhkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara
menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Cara lain : bila jaringan ikat tidak bias dibuka dengan cara menggosokgosokan kasa taril, dapat menggunakan skelsel secara hati-hati. Untuk
mencegah terpotongnya kapsul, gunakan sisi yang tidak stabil dari scalpel
waktu membersihkan jaringan ikat yang mengelilingi kapsul.
Langkah 6
Jepit kapsul yang telah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan
klem pertama dan cabut kapsul secara perlahan dan hati-hati dengan klem
kedua.kapsul akan mudah tercabut karena jaringan ikat yang
mengelilinginya tidak melekat pada karet silicon. Bila kapsul sulit dicabut
pisahkan dengan hati-hati sisa jaringan ikat yang menempel pad akapsul
dengan kasa steril atau scalpel.
Catatan : setelah kapsul berhasil dicabut taruh dalam mangkuk kecil berisi
klorin 0,5%,dan liat keadaan kapsul jika tenggelam berarti kapsul terpotong
dan jika kapsul terapung maka kaapsul utuh.
Langkah 7
Pilih kapsul selanjutnya yang akan dicabut dan tampak lebih mudah untuk
dicabut. Gunakan langkah 4-6 untuk mencabut kapsul. Sebelum mengakhiri
tindakan hitug untuk memastikan kapsul sudah dicabut. Tunjukkan kepada
klien agar klien puas dan percaya.
b. Metode Pencabutan Teknik U
Diameter dalam 2,2 mm
Klem yang dipakai mencabut kapsul teknik u merupakan modifikasi klem
yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem
diperkecil dari 3.5 mm ke 2,2 mm.
Untuk menggunakan teknik ini raba daerah pencabutan dengan hati-hati
untuk menentukan dan menandai kapsul.selanjutnya cuci tangan dan pakai
sarung tangan staril. Usap lengan dengan larutan anti septic dan suntikan
obat anastesi local seperti yang telah di uraikan sebelumnya.
Langkah 1
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul ke tiga dan empat lebih
kurang 5 mm dari ujung kapsul dekat siku.
Langkah 2
44
45
Langkah 4
Jangan mencoba untuk menarik kapsul ke luar oleh karena ujung klem yang
sekarang masuk ke dalam luka insisi lebih kurang 1 sampai 2 cm. lebih baik
sambil meneruskan mendorong ujung kapsul kea rah insisi, balikkan (flip)
pegangan klem 1800 ke arah bahu klien dan kemudian pegang klem dengan
tangan yang berlawanan.
Catatan : Bila setelah klem dibalikkan, kapsul belum terlihat (Langkah 4) putar
(twist) klem 1800 ke arah sumbu utamanya. Tarik klem hati-hati sehingga ujung
kapsul terlihat pada luka insisi dari sisi yang berlawanan dengan klem.
Langkah 5
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan menggosokgosok pakai kasa steril untuk memaparkan ujung kapsul. Cara lain bila jaringan
46
ikat tidak bisa dibuka dengan menggosok-gosok pakai kasa steril, dapat
menggunakan scalpel.
Langkah 6
Setelah jaringan ikat yang mengelilingi kapsul terbuka, gunakan klem kedua
untuk menjepi kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pertama dan cabut
kapsul dengan klem kedua.
Langkah 7
Sisa kapsul lain yang sulit dicabut, dapat dicabut dengan menggunakan
teknik yang sama. Bila perlu dapat ditambahkan lagi anastesi local untuk
mencabut sisa kapsul.
a. Metode Pencabutan Teknik Pop Out
Pada tahun 1992, Darney, Klaisle, dan Walker melaporka metode
pencabutan yang sederhana untuk mencabut beberapa atau seluruh kapsul
Norplant. Metode ini tanpa menggunakan klem dan disebut teknik Pop
Out. Teknik pencabutan ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan
dan biasanya luka insisi lebih kecil. Demikian juga trauma ataupun
perdarahan di bawah kulit lebih sedikit dan jaringan parut yang terjadi lebih
kecil bahkan sering tidak tampak. Teknik ini akan mengurangi risiko robek
pada kapsul selama tindakan pencabutan. Satu-satunya kerugian dan teknik
ini adalah tidak dapat dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik (misalnya tidak
dalam pola kipas) pada waktu dipasang atau dipasang terlalu dalam.
Untuk menggunakan teknik ini, raba tempat pencabutan secara hati-hati
untuk menentukan dan menandai kapsul. Selanjutnya, cuci tangan dan pakai
sarung tangan steril atau DTT. Usap lengan dengan larutan antiseptic dan
suntikan obat anastesi local seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Langkah 1
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu
kapsul yang lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang
sama dengan ujung kapsul lainnya. Dorong ujung bagian atas kapsul (dekat
47
bahu klien) yang telah dipilih tadi dengan menggunakan jari. Pada saat ujung
bagian bawah kapsul (dekat siku) tampak jelas di bawah kulit, buat insisi
kecil (2-3 mm) di atas ujung kapsul dengan menggunakan scalpel.
Langkah 2
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya
pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat
berada di bawah tempat insisi.
Langkah 3
Masukkan ujung tajam scalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh
ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung
kapsul sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Catatan : Bila akan menggunakan scalpel untuk memotong jaringan ikat
yang menutupi ujung bawah kapsul, harus hati-hati jangan sampai kapsul
ikut terpotong.
Langkah 4
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua iu jari sehingga
ujung bawah kapsul terpapar keluar.
Langkah 5
Tekan sedikit ujung atas kapsul (dekat bahu) sehingga kapsul muncul (pop
out) pada luka insisi dan lengan mudah dapat dipegang dan dicabut Setelah
kapsul pertama berhasil dicabut, kapsul berikutnya akan muncul dengan
menggunakan teknik yang sama.
Ingat : Untuk mengurangi risiko putusnya kapsul, dorong kapsul dengan
hati-hati. Gunakan penekanan seringan mungkin untuk memunculkan
kapsul, pada waktu mencabut kapsul yang sudah muncul tersebut juga harus
hati-hati.
48
Kemungkinan tidak seluruh kapsul dapat dicabut dengan teknik ini. Bila
menemui kapsul yang sulit dicabut dengan teknik ini, gunakan metode
pencabutan yang lain.
Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali jumlahnya,
luka insisi ditutup dengan band aid atau kasa steril dan plester. Pembalut
tekan biasanya tidak diperlukan karena teknik pop out ini tidak
menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan (subkutaneus) di tempat
pencabutan.
10. Petunjuk Pencabutan
a. Kapsul yang Sulit Dicabut
Kadang-kadang kapsul tidak bisa dicabut semuanya pada kunjungan
pertama. Jangan dipaksaan untuk mencabut 1 atau 2 kapsul sisa yang sulit
dicabut. Aturan yang umum adalah bila seluruh kapsul tidak bisa dicabut
dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak gelisah maka cara yang
terbaik adalah menghentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan
meminta datang kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (sekitar
empat sampai enam minggu). Biasanya kapsul yang tersisa tersebut akan
teraba dan dapat dicabut pada kunjungan kedua.
Ingat : Bila klien tidak ingin hamil, harus diberi metode kontrasepsi
pengaman untuk dipakai selam menunggu pencabutan kapsul yang tersisa.
b. Kapsul yang Tidak Dapat Diraba
Ada 2 cara untuk menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu
dalam sehingga tidak bisa diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan
ultrasound. Dengan menggunakan bahan radiopaque biasanya dapat
ditentukan dengan sinar X (pasang pada 50-55 kilovolts dan 4-5 miliamper,
dengan waktu pemaparan 0,03 detik). Kedalamannnya tidak dapat
ditentukan dengan sinar X, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk memastikan lokasi kapsul.
49
Kapsul yang baru dapat dipasang melalui insisi dan arah yang sama dengan
yang terdahulu.
Pilihan lain, kapsul dipasang dengan arah yang berlawanan. Saat
memasang dengan arah yang berlawanan, pastikan kapsul tidak terpasang
50
normal.
Jaga luka insisi tetap kering dan bersih paling sedikit selama 48 jam (dapat
normal.
Segera kembali ke klinik bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam,
radang (kemerahan dan panas) pada tempat insisi atau sakit di lengan
selama beberapa hari.
51
Beritahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan tindak lanjut, bila
diperlukan. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami
masalah. Jawab semua pertanyaan klien.
Beritahu klien bahwa jaringan ikat di lengan (alur tempat bekas kapsul)
mungkin masih tetap terasa dan akan menghilang setelah beberapa bulan
kemudian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul
yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari
lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka
waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya
tidak terlalu dekat, tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat
dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara
KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB
yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan
kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor
tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai
anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.
B. Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Noviawati, Dyah, Sujiyatini. 2009. Panduan lengkap pelayanan KB terkini.
Jogjakarta: Nuha Medika.
53