Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

”MERUMUSKAN DIAGNOSE MASALAH AKTUAL : MASALAH


KB, GIZI, TANDA BAHAYA, SENAM NIFAS, TEKNIK
MENYUSUI”

Dosen Pengampu : Hj. Isnaniah, SST.,M.Pd

Kelompok 5 :

Annisa Farida P07124118166


Aprilia Lintang Puspaningrum P07124118168
Maulida Hayati P07124118210
Nadilla Septiana P07124118216
Nur Syifa S. P07124118225
Vera Cindy Andani P07124118253

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIII KEBIDANAN
SEMESTER 3A
2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Merumuskan Diagnose Masalah Aktual : Masalah Kb, Gizi,
Tanda Bahaya, Senam Nifas, Teknik Menyusui”

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui yang diberikan Ibu Isnaniah, M.Pd ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.Akhirnya besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Banjarbaru, 6 November 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
BAB IPENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................... 3
A. Masalah KB Postpartum, Gizi Ibu Menyusui, Tanda Bahaya Masa Nifas, Senam
Nifas, dan Teknik Menyusui ................................................................................................. 3
1. KB ............................................................................................................................. 3
2. Gizi Ibu Menyusui .................................................................................................... 5
3. Tanda Bahaya Masa Nifas ........................................................................................ 6
4. Senam Nifas .............................................................................................................. 7
5. Teknik Menyusui ...................................................................................................... 8
B. Dokumentasi Asuhan .................................................................................................. 10
BAB IIIPENUTUP ................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses manajemen kebidanan diawali dari mengumpulkan semua data
yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Berasal dari
data-data dasar tersebut baik subjektif maupun objektif dilakukan interpretasi
kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus.

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan


dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi,
berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas
kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan dan
dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah


tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami
oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosa.

Setelah memperoleh data tentang status kesehatan ibu kemudian


dilakukan analisis data dan intrpretasi sehingga didapat rumusan diagnosa.
Sehingga akan diperoleh kesimpulan apakah masa nifas ibu normal atau tidak.
Walaupun dalam diagnosa keadaan ibu nifas normal, ibu mungkin mengalami

1
ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas,
sehingga bidan harus dapat merumuskan apakah kebutuhan spesifik ibu.

B. Rumusan Masalah
Apa dan Bagaimanakah Masalah KB Postpartum, Gizi Ibu Menyusui, Tanda
Bahaya Masa Nifas, Senam Nifas, dan Teknik Menyusui?

C. Tujuan
Untuk Mengetahui Apa dan Bagaimana Masalah KB Postpartum, Gizi Ibu
Menyusui, Tanda Bahaya Masa Nifas, Senam Nifas, Dan Teknik Menyusui

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Masalah KB Postpartum, Gizi Ibu Menyusui, Tanda Bahaya Masa Nifas,


Senam Nifas, dan Teknik Menyusui

1. KB
Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa
nifas. Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon,
harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI.

Pada masa nifas ibu yang ingin ber-KB dapat menemukan


beberapa masalah seperti :

a. Terbatasnya jumlah metode yang tersedia


b. Metode KB yang tidak dapat diterima oleh ibu / tidak sesuai dengan
keinginan ibu
c. Biaya
d. Efek samping potensial yang dapat terjadi pada ibu
e. Konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan
f. Kerjasama pasangan
g. Dan norma budaya mengenai pemakaian KB

Data dasar subjektif dapat berupa :

a. Pasien mengatakan tidak ingin memakai alat kontrasepsi, tapi juga


ingin menunda kehamilan berikutnya.
b. Pasien mengatakan tidak tahu sama sekali tentang alat kontrasepsi.

3
c. Pasien mengatakan pernah memakai beberapa alat kontrasepsi, tapi
rata-rata tidak cocok.

Sedangkan data dasar objektif dapat berupa :

a. Varises pada kaki banyak dan menonjol


b. Tekanan darah tinggi
c. Banyak flek hitam dan jerawat pada wajah.

Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB:

a. Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurang nya 2 tahun


sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Akan
tetapi petugas kesehatan mampu merencanakan keluarganya dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang
tidak di inginkan.
b. Biasanya, wanita tidak akan menghasilkan telur ( ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haid nya selama menyusui (amenore laktasi). Oleh
karena itu, metode amenore laktasi dapat digunakan sebelum haid
pertama kali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru resiko
menggunakan cara ini adalah 2% kehamilan.
c. Penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman. Terutama apabila ibu sudah
haid lagi.
d. Sebelum menggunakan metode KB beberapa hal yang harus di
jelaskan pada ibu antara lain:
a. Bagaimana dengan metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektivitas nya.
b. Kelebihan dan kekurangannya.
c. Efek samping

4
d. Bagaimana menggunakan metode ini?
e. Kapan metode ini dapat digunajkan untuk wanita pasca bersalin
yang menyusui.

Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu


ada baiknya ibu atau pasangan berkunjung ulang 2 minggu kemudian
untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

2. Gizi Ibu Menyusui


Perlu diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus
lebih besar daripada ibu hamil. Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui
meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan
cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya.

Data dasar subjektif dapat berupa:

a. Pasien mengatakan tidak suka makan yang amis-amis.


b. Keluarga sangat kuat memegang adat atau kepercayaan bahwa ibu
nifas tidak boleh makan yang manis-manis.
c. Ibu mengatakan bahwa ia seorang vegetarian.
d. Ibu tidak tahu tentang :
1) Pentingnya mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral
dan vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum
setiap kali setelah menyusui).
4) Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
5) Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI.

5
Data dasar objektif dapat berupa :

a. Perbandingan BB dan TB termasuk kategori kurus.


b. Lingkar lengan < 23 cm.
c. Hb kurang dari normal.
d. Konjungtiva anemis.

Bidan berperan dalam penyuluhan tentang gizi pada ibu dan


suaminya selama masa nifas yang meteri nya meliputi:

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kaloti setiap hari


b. Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral
dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu nuntuk minum
setiap kali setelah menyusui)
d. Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
e. Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayi nya melaalui ASI

3. Tanda Bahaya Masa Nifas


Ketidaktahuan tentang tanda bahaya pada masa nifas dapat
menjadi masalah besar bagi ibu. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan
suami nya tentang tanda bahaya selama masa nifas:

a. Lelah dan sulit tidur


b. Adanya tanda dan infeksi puerperalis (demam)
c. Nyeri/ panas sakit berkemih, nyeri abdomen
d. Sembelit, hemoroid
e. Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati dan edema
f. Lochea berbau busuk , sangat banyak

6
g. Putting susu pecah dan mamae banyak
h. Sulit menyusui
i. Rabun senja
j. Edema, sakit, panas pada tungkai

4. Senam Nifas
Senam Nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah
melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali

Tujuan :

a. Membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada


pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan
peran sakit menjadi sehat dan tidak bergantung
b. Berguna bagi semua system tubuh, terutama fungsi usus, kandung
kemih, sirkulasi dan paru-paru.
c. Memungkinkan tubuh ibu menjadi sembuh

Senam nifas ini perlu diwaspadai pada kasus :

a. Diastasis rectus abdominis yg berat


b. Pemisahan pada simfisis pubis
c. Kerusakan os cocygis
d. Sakit punggung
e. Post SC

Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang senam


nifas selama masa nifas.

a. Ibu dianjurkan untuk memulai latihan sederhana di rumah sakit dan


melanjutkan latihan tersebut di rumah. Latihan meningkatkan tonus
otot, mengurangi berat badan pascapartum, dan membantu mencegah

7
konstipasi. Beberapa institusi mempunyai brosur tentang latihan yang
sesuai.
b. Bidan memperkenalkan beberapa latihan yang umum digunakan.
Ada beberapa faktor yang menentukan kesiapan ibu untuk
memulai senam postpartum, yaitu :
a. Tingkat kesegaran tubuhnya sebelum kelahiran bayi.
b. Apakah ibu telah mengalami persalinan yang lama atau sulit
c. Apakah bayinya tenang atau rewel
d. Penyesuaian postpartum yang sulit.
Latihan penting dilakukan dalam beberapa minggu pertama setelah
melahirkan, namun yang paling penting adalah beristirahat dan mengenal
bayinya. Relaksasi dan tidur sangat penting. Semua wanita akan sembuh
dari persalinannya dalam waktu yang berbeda beda. Oleh karena itu, ibu
harus bersikap ramah terhadap dirinya sendiri.

5. Teknik Menyusui
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan
oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
tersebut. Kehadiran seorang bayi dalam sebuah keluarga adalah
merupakan dambaan setiap orang. Karena dengan kehadiran seorang
bayilah mereka dapat meneruskan garis keturunan mereka. Seorang bayi
tentu saja masih punya nilai ketergantungan yang tinggi kepada kedua
ortunya harus ekstra cermat dan penuh perhatian dalam merawat bayi.

Untuk menunjang perawatan tersebut, seorang ibu sangat


dianjurkan untuk memberikan ASI sebagai sumber makanan yang utama
seelum meraka diperbolehkan untuk mendapatkan sumber makanan yang
lainnya.

8
Posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui:

a. Berbaring miring posisi ini adalah posisi yang amat baik untuk
pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau
merasakan nyeri.
b. Duduk penting untuk member topangan atau sandaran pada punggung
ibu dalam posisi nya tegak lurus ini mungkin dapat dilakukan dengan
duduk bersila diatas tempat tidur atau dilantai.
c. Berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki di topang)
akan membantu bentuk untuk payudara dan memberikan ruang untuk
menggerakan bayi nya ke posisi yang baik.
d. Badan bayi harus di hadapkan kea rah badan ibu dan mulutnya bayi
dihadapkan ke putting susu ibu.
e. Bayi sebaiknya ditopang pada bahu nya sehingga posisi kepala yang
agak terngadah dapat di pertahankan posisi bibir bawah paling sedikit
1,5 cm dari pangkal putuing susu
f. Bayi harus di tempat kan dekat dan ibu nya dikamar yang sama
g. Pemberian ASI pada bayi sesering mungkin, biasanya BBL ingin
minum ASI setiap 2-3jam atau 10-12 kali dalam 24 jam
h. Hanya berikan kolostrum dan ASI makanan lain termasuk air dapat
membuat bayi sakit dan menurunkan persendian ASI
i. Hindari susu botol dan dot kompeng
j. Susu botol dan kompeng dan membuat bayi bingung dan membuatnya
menolak puting ibunya atau tidak mengisap dengan baik.

9
B. Dokumentasi Asuhan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

PADA NY. F P1A0 POST PARTUM 2 MINGGU

DI KLINIK FIRDAUS BANJARMASIN

TanggalPengkajian : 12 April 2019


WaktuPengkajian : 16.00 WIB
Tempatpengkajian :KlinikFirdaus

DATA SUBYEKTIF

1) Identitas
Nama : Ny. F Nama : Tn.A
Umur : 22 Thn Umur : 32Thn
Suku : Banjar/Indonesia Suku : Banjar/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S2
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Dosen
Alamat : Jl. Sultan Adam Alamat : Jl. Sultan Adam
2) Anamnesa
a. Alasandatang : Ibu mengatakan ingin kunjungan nifas
b. Keluhan :Ibu mengatakan saat ini kondisinya baik dan
Bertanya apakah tanda bahaya pada ibu nifas
Dan juga ibu masih bingung dalam pemilihan
Alat kontrasepsi serta dalam menyusui,dan
Apakah ada kegiatan yang dapat memperlancar

10
ASI serta masalah gizi yang harus dikonsumsi
Perhari untuk ibunifas.

c. RiwayatMenstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklushaid : teratur dan berlangsung setiap bulan selama 7 hari
Darah : cair dan tidak ada disminorea
d. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini pernikahan pertama dan menikah pada usia 22
tahun, ibu mengatakan sudah menikah selama 1 tahun dengan status
pernikahan yang sah.

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaanfisik
a. Keadaanumum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Tanda – tanda vital :
TekananDarah : 120/70mmHg

Nadi : 78 x/m

Respirasi :20x/m

Suhu : 36.50C

d. Kepala
Rambut : Bersih
Muka : Oedema tidak ada
Mata : Konjungtiva Merah Muda ,Skrela MataPutih

11
Telinga : Bersih, Pendengaran baik

Hidung : Bersih ,tidak ada pembengkakan atau polip,

dan penciuman baik.

Mulut : Bersih ,bibir tidak pecah - pecah

Gigi : Baik, tidak ada karies.

e. Leher
TVJ : Tidak ada peningkatan
Kelenjar getah Bening : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan

f. Dada dan Payudara


1) Dada
Jantung : Bunyi jantung normal,tidak ada mumur
Paru – paru : Bunyi paru – paru baik, tidak terdengar bunyi
ronchi maupun wheezing
2) Payudara
Bentuk : Simeteris
Putting Susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada, ASI
Rasa Nyeri : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
g. Pemeriksaan Abdomen
1) Infeksi
Bentuk :Simetris
Striae :Tidak ada
Bekasluka :Tidak ada

12
2) Palpasi
TFU : 2 Jari di bawah pusat
Kontraksi Uterus : Terasa
Kandungkemih : Kosong
DiastasiRekti : Tidak ada
h. Ekstremitasatasdanbawah
1) Atas
Bentuk : Simetris

Oedema : Tidak ada

KekuatanOtot : Baik

Pergerakan : Baik

2) Bawah
Oedema :Tidak ada
Varises :Tidak ada
Reflek patella : (+)
Kekuatanotot : Baik
Pergerakan : Baik
Human sign : Tidak ada
i. Genetalia
1) Keadaan : Bersih
2) Vulva/ vagina : T.A.K
3) Oedema : Tidakada
4) Varises : Tidakada
5) Kelenjarbartholini&skene : Baik, tidak ada pembengkakan
6) Perenium : Baik
j. Anus
Hemoroid :Tidak ada.

13
ANALISA

P1A0 postpartum 2 minggu dengan keadaan ibu baik.

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa kondisinya


saat ini secara keseluruhan baik – baik saja.
Evaluasi :ibu, suami dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Memberitahu ibu tanda – tanda bahaya post partum (seperti demam,
pusing, payudara bengkak, perdarahan yang banyak dan berbau, sulit
menyusui dll).
Evaluasi : ibu mengerti tentang tanda – tanda bahaya post partum dan
ibu mampu menyebutkan kembali dan mengatakanakan segera ke
petugas kesehatan jika mendapat tanda bahaya tersebut.
3) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga dan merawat kebersihan alat
kelamin setiap hari yaitu dengan cara membasuh daerah kemaluan dari
arah depan kebelakang dengan menggunakan sabun, kemudian di bilas
dengan air bersihdan di keringkan dengan handuk setiap habis BAB
dan BAK.
Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh bidan dan
ibu akan melakukan apa yang di anjurkan oleh bidan.
4) Mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar atau senam
menyusui pada bayi yaitu : keluarkan ASI sedikit oleskan pada putting
susu untuk melebabkan putting agar tidak lecet,kemudian tempelkan
putting susu pada pipi bayi, biarkan bayi mencari putting dan
memasukkan seluruh putting sampai di daerah hitam / areola di sekitar
putting, kalo sudah kenyang bayi akan melepaskannya sendiri.
Evaluasi : : ibu mengerti dan bisa memperaktekannya serta bayi bisa
menyusui dengan kuat.

14
5) Memberikan penyuluhan pada ibu tentang masalah gizi pada ibu post
partum, yaitu dengan :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
d. Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayi melalui ASI
Evaluasi : ibu mengerti serta ibu akan melakukannya.
6) Menganjurkan ibu untuk tidur / istirahat yang cukup, tidurlah pada
saat bayi tidur serta menganjurkan suami atau keluarga untuk
bergantian menjaga bayinya agar ibu bisa istirahat yang cukup.
Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh bidan dan
ibu mau melakukan anjuran tersebut.
7) Memberikan tablet penambah darah dan vitamin pada ibu serta
menganjurkan ibu untuk selalu meminumnya.
Evaluasi : tablet penambah darah dan vitamin telah di berikan dan ibu
bersedia meminumnya.
8) Memberikan penjelasan tentang masalah KB dan apa saja kontrasepsi
yang cocok untuk ibu yang menyusui pada ibu dan suami
Evaluasi : Ibu dan suami mengerti dengan apa yang dijelaskan
9) Menganjurkan ibu untuk control kembali 4 minggu ke Klinik
Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang di ajarkan ibu akan
kontrol 4 minggu kemudian atau jika terdapat tanda-tanda bahaya pada
ibu maupun pada bayinya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masalah kb pemilihan kontrasepsi harus sudah
dipertimbangkan pada masa nifas.Apabila hendak memakai kontrasepsi
yang mengandung hormon, harus menggunakan obat yang tidak
mengganggu produksi ASI. Gizi pada ibu menyusui juga perlu
diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih besar dari
pada ibu hamil.Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25%
yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
meningkat tiga kali dari biasanya. Tentang tanda bahaya pada masa nifas
dapat menjadi masalah besar bagi ibu, antara lain : Lelah dan sulit tidur,
Adanya tanda dan infeksi puerperalis (demam), Nyeri / panas sakit
berkemih, nyeri abdomen dan sulit menyusui. Senam nifas adalah senam
yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih
kembali, agar ibu lebih cepat pulih dan sangat berguna untuk kegiatan
sehari hari serta mampu memperlancar air susu. Teknik menyusui adalah
suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu kepada
bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut.

B. Saran
Kami berharap sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang
merumuskan diagnose masalah aktual diantaranya masalah Kb, gizi, tanda
bahaya, senam dan menyusui. Serta bagaimana tindakan kita untuk
mengahadapi masalah itu terjadi pada ibu nifas dimasyarakat

16
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Norma (Akeb 3).
Yogyakarta : Nuha Medika

Bahiyatun. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC

“Merumuskan Diagnosa Atau Masalah aktual”. jurnalbidandiah.blogspot.com. 7 Juli


2012. 6 November 2019. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/merumuskan-
diagnosa-atau-masalah-aktual.html

“Merumuskan diagnosa atau masalah aktual masa nifas”.


viniekaputri29.wordpress.com. 31 Maret 2015. 6 November 2019.
https://viniekaputri29.wordpress.com/2015/03/31/merumuskan-diagnosa-atau-
masalah-aktual-masa-nifas/

17

Anda mungkin juga menyukai