Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA

METODE OPERASI PRIA (MOP)


Dosen Pengampu : Nirwana Per-Angin2, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Devi Yulianti P07124117136


Sheila Yunia Anggini P07124118239
Siti Russiana P07124118243
Sri Wahyu Achiry P07124118245
Sulis Tianingsih P07124118247
Vera Cindy Andani P07124118253
Wahidatul Noor Laila P07124118255
Yeni Muryani P07124118256

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
DIII SEMESTER IIIA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana tentang “Metode Operasi Pria (MOP).” Tak lupa
sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nirwana Per-Angin2, M.Pd
sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
ini. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya tugas ini. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, 22 Agustus 2019

Kelompok 6

i
Metode Operasi Pria

A. Pengertian
Menurut “Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB” oleh Lucky
Taufika Yuhedi dan Titik Kurniawati, S.Si.T, metode operasi pria atau
vasektomi merupakan tindakan pengikatan dan pemotongan vas deferens agar
sperma tidak keluar dari penis.
Menurut buku “Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi” oleh
Anna Glaiser, Vasektomi adalah pemotongan atau penyumbatan vas deferens
untuk mencegah lewatnya sperma..Cara kerja vasektomi yaitu vas deferens di
tutup sehingga tidak dapat menyalurkan spermatozoa.

B. Pemotongan dan ligasi


Vas deferens di palpasi melalui kulit skrotum bagian atas dan difikasi
baik dengan instrumen atau dengan telunjuk dan ibu jari. Vas deferens yang
terdapat di dalam selubung fasia dipanjangkan melalui sebuah insisi kecil di
kulit, fasia di buka secara longitudinal, dan vas deferens diligasi dan di potong
atau di sumbat dengan klip atau dengan diatermi.Interposisi selubung fasia di
antara ujung-ujung potongan vas deferens di perkirakan dapat meningkatkan
efektivitas prosedur ini. Vas deferens dapat di capai baik dengan insisi tunggal
di garis tengah atau dengan insisi, satu di masing-masing sisi. Variasi teknik
mencakup:
1. Eksisi sebagian kecil vas deferens. Tindakan ini kecil kemungkinannya
akan meningkatkan efektivitas, kecuali apabila di lakukan eksisi vas
deferens paling sedikit sepanjang 4cm dan eksisi menyebabkan
penyambungan kembali menjadi lebih sulit. Namun tindakan ini
memungkinkan kita memeriksa vas deferens secara histologis yang akan

1
membantu dalam kasus ligasi sesudahnya tetapi juga akan meningkatkan
biaya prosedur.
2. Melengkungkan masing masing ujung potongan ke arah masing masing
vas deferens.
3. Okulasi dengan menggunakan sebuah klip perak.
4. Okulasi dengan diatermi unipolar menggunakan instrumen bedah ujung
tumpul yang di rancang khusus, instrumen tersebut di masukkan 1 cm ke
arah proksimal dan distal vas deferens yang telah di potong dan di
lakukan koagulasi jaringan selama 3 sampai 4 detik sampai otot tampak
lebih gelap
5. vasektomi tanpa pisau bedah, menggunakan instrumen yang di rancang
khusus untuk mengisolasi dan mrngeluarkan vas deferens melalui kulit
skrotum dan insisi kulit di gantikan oleg sebuah tusukan kecil. Semua
metode oklusi standar dapat di terapkan.
6. Vasektomi ujung terbuka - vas deferens hanya di potong dan kedua
ujungnya di biarkan terbuka. Teknik ini jarang di gunakan karena hampir
pasti meningkatkan angka kegagalan tetapi mempermudah
penyambungan kembali.
7. Teknik non bedah-penyuntukan perkutis agens sklerosan misalnya
elastomer poliuretan atau zat-zat oklusif misalnya silikon sedang di teliti
di cina. Teknik ini tidak memerlukan insisi kulit, selain itu sumbat silikon
sikatakan mudah di keluarkan dan di nyatakan bahwa angka kehamilan
mencapai 100% sampai 5 tahun setelah penyambungan kembali
vasektomi.

Belum ada study kontrol acak dalam skala besar untuk menentukan
apakah salah satu metode lebih efektif dari pada yang lain dan efektifitas
mungkin terutama bergantung pada pengalaman ahli bedah.

2
C. Keuntungan :
1. Permanen dan efektif.
2. Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubunggan seksual.
3. Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
4. Tindakan bedah yang aman dan sederhana
5. Tidak menggnggu hubungan seksual.

D. Kerugian :
1. Harus ada pembedahan minor
2. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak.

E. Indikasi penggunaan yang dapat menjalani vasektomi


Pria subur yang sudah memiliki anak cukup (2 anak) dan istri berisiko
tinggi apabila hamil lagi.

F. Kontradiksi pengguna yang dapat menjalani vasektomi


Pria tidak diperkenankan melakukan vasektomi, jika :
1. Ada peradangan kulit atau jamur didaerah kemaluan.
2. Menderita diabetes mellitus
3. Hidrokel atau varikokel yang besar.
4. Hernia inguinalis
5. Anemia berat, gangguan pembekuan darah

G. Tempat mendapatkan pelayanan vasektomi


1. Rumah sakit
2. Puskesmas
3. Klinik KB

3
H. Syarat melakukan vasektomi
1. Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani
2. Mengikuti konseling (bimbingan tatap muka)
3. Menandatangani formulir persetujuan tindakan medis (operasi)

Menurut buku “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan” oleh Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba,
DSOG, fungsi bidan dalam metode kontrasepsi pria adalah:

1. Memberikan berbagai metode yang dapat dipergunakan sehingga kaum


pria dapat membantu peningkatan usaha untuk menurunkan angka
kelahiran dan memperkecil penyebaran penyakit hubungan seks.
2. Dapat membagikan dan mengerjakan pemakaian kondom
3. Memberikan keterangan dan konsultasi tentang di mana pelayanan metode
KB pria dapat dilaksanakan atau diberikan.

I. Komplikasi
1. Timbul segera
a. Memar dan hematom hampir setiap orang akan mengalami memar
diskrotum tetapi pada 1 samlai 2 persen prua terjadi pendarahan
pascaoperasi yang cukup besar untuk menimbulkan hematom.
Penannganan biasanya cukup dengan analgesia dan terapi likal, tetapi
sejumlah kecil pria perlu dirawat inap untuk drainase hematom.
b. infeksi luka operasi terjadi pada hampir 5 persen pria dan memerlukan
pemberian antibiotik.
c. kegagalan hungga 2 persen pria gagal mencapai azoopemia. Apabila
sperma tetap ditemukan didalam ejakula selama berbulan-bulan, maka
vesektomk dapat diulang. Penentuan waktu pengulangan vasektomi
atau ekplorasi ini dapay dirundingkan antara pasien dan ahli bedah.
2. Timbul lambat

4
a. Glanulomas perma-gumpalan kecil dapat terbentuknya di ujing-ujung
vasdeferns yang dipotong akibat respons peradangan lokal terhadap
sperma yang bocor. Gumpalan ini dapat diraba dan dapat
menimbulkan nyeri yang mungkin menetap selama bertahun-tahun.
Eksisi biasanya dapat mengatasi masalah ini. Glanulomasperma juga
dapat secara fisik menyatukan ujung-ujung vas deferens yang telah
dipotong sehingga terjadi peningkatan kemungkinan kegagalan.
b. Rasa tidak nyaman intraskrotum kronik ( sindrom pascavesektomi)
sebagian pria mengeluh rasa nyeri tumpul diskritum ya g mungkin
meningkat saat terangsang oleh seksualitas dan saat ejakulasi. Nyeri
juga dapay disebebkan oleh jaringan parut yang terbentuk disekitar
saraf-saraf halus. Nyeri kronik yang berkaitan dengan endurasi
progresif, distensi tubulan, dan pembentukan granuloma di epididimis
mungkin memerlukan eksisi epididimis vas deferens yamg tersumbat.
c. Rekanalisasi lambat kegagalan dapat terjadi sampai sepuluh tahun
setelah vesektomi walaupun dua sampel cairan seminalis setelah
vasektomi memberikan hasil negatif. Pada kasusu ini dapat dilakukan
analisis seminalis, tetapi apabila didalam ejakulat tidak ditukan sperma
maka akan timbul masalah keluarga yang besar pada keluarga tersebut.
Setiap kasus harus ditangani secara individual tetapi kadang-kadang
cumup ditawarkan tindakan ulang tanpa analisis semen.
d. Antibodi antisperma-setelah vasektomi, pada sebagian besar pria
terjadi pembentukan autoantibodi dalam kadar yang dapat dideteksi
yang diduga timbul sebagai respon terhadap kebocoran sperma.
Keberadaan antibodi ini dapat menganggu kesuburan apabila
kemudian dilakukan pemulihan.
e. Penyakit kardiovaskular, endokrin dan autoimun-diperkiraka bahwa
hal ini disebebkan oleh peningkatan kadar auto antibodi yang mungkin

5
mengubah resiko penyakit autoimun secara umum termasuk penyakit
sendi sklerosis multipel.
f. Kanker-dua studi epidemiologis dari Amerika Serikat dan Scotlandia
(Stetrader et al., 1988., cale at al., 1990) menyatakan adanya
peningkatan resiko kanker testis setelah vasektomi. Disebuah
pertemuan pada tahun 1991 WHO membahas bukti-bukti
epidemiologis dan biologis dan menyimpulkan bahwa belum diketahui
adanya mekanisme biologis yang dapat menjelaskan adanya
keterkaitan dan bahwa tidak mungkin ada hubungan sebab akibat
antara vasektomi dan kanker prostat. Kajian mengenai literatur pada
tahun 1998 oleh Peterson dan Howards menyimpulkan bahwa
vasektomi tidak mungkinenjadi faktor resiko utama kanker prostat.

6
7
Kasus

Sepasang suami istri, Tn. A dan Ny. B, datang ke Praktik Mandiri Bidan Y. Tn. A
mengeluhkan tentang istrinya yang sering lupa jadwal untuk meminum pil sehingga
mereka sekarang memiliki 3 anak. Mereka mengaku kewalahan dalam mengurus 3
anak sekaligus, sehingga mereka ingin mengkonsultasikan kontrasepsi yang cocok
untuk mereka. Tn. A pernah mendengar bahwa vasektomi ampuh, akan tetapi Tn. A
tidak mengerti apa dan bagaimana itu vasektomi. Ny. B pernah menyarankan untuk
pemilihan kontrasepsi suntik, akan tetapi Ny. B takut lupa jadwal suntik. Ny. B juga
pernah ingin mamasang IUD tapi NY. B merasa takut. Sehingga mereka bingung
dalam menentukan kontrasepsi yang tepat untuk merek

1
SURAT PEMILIHAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

INFORMED CHOICE

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :Tn. A
Umur/tanggal lahir :43 Th
Alamat :Jl.Merpati
Telp :087xxxxx
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri /*sebagai orang
tua/*suami/*istri/*anak/*wali dari :

Nama :Ny. B

Umur/tanggal lahir :40 Th

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan tindakan medis yaitu


berupa pemakaian kontrasepsi ;

 SUNTIK
 TUBEKTOMI
 VASEKTOMI

Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan
penyakit tersebut, serta tindakan medis yang dilakukan dan kemungkinan pasca tindakan yang
dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.

Banjarbaru, Agustus 2019 Pukul: WITA

Bidan saksi/wali Yang membuat pernyataan

(……………..) (……..............) (…….…….)

1
PERSETUJUAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tn. A

Umur : 43 tahun

Alamat : Jalan Merpati

Adalah bertindak sebagai diri saya /Orang tua /Istri /Keluarga dari penderita :

Nama : Ny. B

Umur : 40 tahun

Alamat : Jalan Merpati

Setelah mendapat penjelasan dan pengertian tentang tindakan medis yang


akan dilakukan berkaitan dengan Keluarga Berencana dan segala resiko yang bisa
terjadi, maka kami setuju serta menyerahkan sepenuhnya dengan ikhlas untuk
dilakukan Metode Operasi Pria (MOP) atau Vasektomi.

Pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran atas resiko tindakan medis
yang akan diberikan. Bila dikemudian hari terjadi resiko yang berhubungan dengan
tindakan tersebut maka kami tidak akan menuntut sesuai hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan ini kami buat, agar dapat dipergunakan seperlunya.

Banjarbaru, 27 Juli 2019

Pemberi Informasi Penerima informasi/penderita

1
Bidan Y Tn. A

Keluarga/Saksi

Ny.B

2
Daftar Pustaka

Lucky Taufika Yuhedi dan Titik Kurniawati. 2014. Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan KB. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Glaiser, Anna. 2005. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Edisi ke 4.


Diterjemahkan oleh Yuyun Yuningsih. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai