Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANDIRI I

PERAN DAN TANGGGUNG JAWAB

DALAM ASUHAN KEHAMILAN YANG EVIDENCE BASED

NAMA : MATRIANI PANDIE

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

RPL JURUSAN KEBIDANAN

ANGKATAN II

TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah membimbing kami, teman – teman yang telah membantu dan
memberi dukungan terhadap kami sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan
dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca maupun dosen
pembimbing sangat di harapkan demi perbaikan untuk masa-masa yang akan datang.

Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Kupang, 14 september 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4
Latar Belakang ........................................................................................ 4
Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 6
Pengertian ............................................................................................... 6
Isu Terkini Dalam Asuhan Kehamilan ................................................... 6
Pola Asuhan Kehamilan .......................................................................... 7
Peran dan fungsi tanggungjawab bidan dalam asuhan ........................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................ 12
Kesimpulan ............................................................................................. 12
Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam beberapa tahun terakhir tepatnya beberapa bulan terakhir Pemahaman tentang
konsep dasar asuhan kehamilan sangat diperlukan oleh bidan sebagai dasar pengetahuan
bidan untuk mengikuti pembelajaran yang selanjutnya. Konsep dasar asuhan kehamilan
ini memeberikan gambaran kepada mahasiswa tentang asuhan menyeluruh yang akan
diterapkan dalam praktik kebidanan terutama asuhan kehamilan.
Materi konsep dasar asuhan kehamilan ini digunakan agar mahasiswa mengetahui
dasar-dasar proses kehamilan sampai pada asuhan yang diperlu berikan. Adapun isi dari
bab konsep dasar asuhan kehamilan ini adalah sebagai berikut : kehamilan, filosofi
asuhan kehamilan, prinsip pokok asuhan kehamilan, sejarah asuhan kehamilan, tujuan
asuhan kehamilan, refocusing asuhan kehamilan, standar asuhan kehamilan, dan Trend
an isu terkini dalam ANC Sebelumnya mahasiswa sudah mendapatkan pengetahuan dari
mata kuliah konsep kebidanan yang sekilas telah membahas materi yang akan di bahas
pada materi konsep dasar asuhan kehamilan ini.
Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa
dapat dijabarkan bahwa:
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27
menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5
%, dan anestesia 2,0 %.
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18- 20
menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34
%, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk
dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah
telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan
pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian perinatal.

4
B. Tujuan
Memahami peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan yang avidence based .

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris)
maka evidence Base dapat diartikan sebagai berikut Evidence adalah Bukti atau fakta
dan Based adalah Dasar. Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk
membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan
tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah
jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate,
Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk
membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan
tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003).

B. Isu- isu terkini dalam kehamilan


.
 ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan profesional kesehatan
mendeteksi dini dan segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal
kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan
perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih banyak.
 Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan
pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas
yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai dengan evidence-
based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai
berikut:
 Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
 Trimester I
Sebelum 14 minggu – Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.

6
1) Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya)
2) Membangun hubungan saling percaya
3) Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
4) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks,
dsb).
 Trimester II 14 – 28 minggu
Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
 Trimester III 28 – 36 minggu
Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang
memerlukan persalinan di RS.
 Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet mg (= zat besi 60yang mengandung FeSO4 320 g sebanyak 1 tablet/hari mg)
dan asam folat 500 segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3
bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak
mengganggu penyerapannya.
 Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama perlindungan % perlindungan
1) TT 1 Pada kunjungan ANC pertama
2) TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
3) TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
4) TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
5) TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%

C. POLA ASUHAN KEHAMILAN


Evidence Based Tentang Tradisi Masa Kehamilan :
1) Seorang dukun yang ketika ada masyarakat hamil periksa dan ketika diperiksa
diprediksi oleh si dukun letak janinnya sungsang. Kemudian si dukun melakukan
tindakan pemutaran janin dengan manual. Tindakan ini dilakukan karena diyakini
akan merubah posisi janin.

7
Fakta :Tindakan merubah posisi dengan memutar tidak efektif dilakukan dan
berpotensi besar terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan, karena hal ini erat
kaitannya dengan letak plasenta yang tidak diketahui dukun tersebut. Jika nanti
proses pemutarannya salah atau tidak sesuai dengan keadaan di intra uteri maka akan
mengakibatkan perdarahan, rupture plasenta, solutio plasenta. Sehingga hal ini lebih
membahayakan, karena bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.
2) Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa
menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan
gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling
banyak disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal
benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu
diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
3) Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar
janin terhindar dari marabahaya.
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
4) Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu
janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga
pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil tidak
dianjurkan kelaur malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin
bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak
mengendapkan karbon dioksida (CO2).
5) Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak
terlilit tali pusat
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan
bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat
menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
6) Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi
mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar
tidak membenci seseorang berlebihan.
7) Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.

8
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak
dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini
hanyalah sebuah mitos.
8) Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu,
makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka
anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
9) Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan
gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang dapat
melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama akan
semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan. Yang pasti nanas
mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi sehingga baik untuk
kesehatan.
10) Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu
diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut. Mungkin
memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan lahir, sehingga
timbul bercak-bercak pada kulitnya.
11) Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau
amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan
karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang.
Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
12) Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini
menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit
keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik
dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu
banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak
nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik.
13) Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari)
menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.

9
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus halus
menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah diserap oleh
usus.

D. Peran dan fungsi tanggungjawab bidan dalam asuhan

a) Peran sebagai pelaksana


1. Tugas mandiri
2. Tugas kolaborasi
3. Tugas merujuk
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:
 Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta
masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
 Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan
dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
 Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
 Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
 Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
 Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
 Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
 Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
 Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem
reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause
sesuai dengan wewenangnya.
b) Peran sebagai pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:
 Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu,
keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
 Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan
unit kerjanya.
 Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
 Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang
terkait dengan pelayanan kebidanan

10
 Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
c) Peran sebagai pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
 Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok
masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup
kesehatan serta keluarga berencana.
 Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai
dengan bidang tanggung jawab bidan.
 Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan
praktik di klinik dan di masyarakat.
 Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan bidang keahliannya.
d) Peran sebagai peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:
 Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang
dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan
kebidanan.
 Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga
berencana.Tanggungjawab bidan dalam asuhan kehamilan yang
meliputi :
 Memberi pelayanan berdasarkan kebutuhan klien
 Menjaga kerahasiaan klien
 Memberi asuhan kehamilan berdasarkan wewenang bidan.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan adanya Evidence Based maka masyarakat diharapkan dapat membedakan atau
memilah – milah mana mitos – mitos yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehamilan serta masyarakat mengetahui alasannya berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan. Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice). Praktek
kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman
praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
B. SARAN
Untuk mengetahui tentang “ peran dan tanggung jawab dalam memberi asuhan
kehamilan yang evidence based , pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-nuku
yang berhubungan dengan avidence best.
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
menyempurnakan makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito. Medika FK
UGM : Yogyakarta
Mansjoer, A dkk. 2001. Kelainan pada Persalinan dalam Kapita Selekta Kedokteran 3th
eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI : Jakarta
Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kesatu. Penerbit Media Aesculapius
FKUI : Jakarta
Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin
dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo : Jakarta
Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri
Fisiologi, Obstetri Patologi. EGC : Jakarta
Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Edisi Kesatu. Penerbit buku kedokteran EGC :
Jakarta
Prawirohardjo Sarwono, 2002. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai