Global warming (pemanasan global) adalah peningkatan suhu rata-rata di atmosfer dan
permukaan bumi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Artinya bumi mengalami
perubahan drastis yang belum pernah terjadi di kurun zaman-zaman dahulu.
Menurut Badan Perlindungan Amerika Serikat global warming / pemanasan global adalah
peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi baik yang telah berlalu maupun yang tengah
terjadi saat ini.
Sedangkan menurut National Wildlife Federation global warming / pemanasan global
adalah fenomena bumi yang semakin hari semakin panas, hujan semakin lebat yang berakibat
banjir, badai yang lebih banyak dan kekeringan berkepanjangan.
Ada asap pastilah ada api. Sekarang ada fenomena global warming pastilah ada penyebab.
Penyebab tersebuat adalah sesuatu yang belum ada di jaman pra-modern. Berikut ini adalah
beberapa penyebab global warming / pemanasan global yang telah terdeteksi:
Polusi Karbondioksida
Penyebab global warming / pemanasan global yang pertama adalah polusi karbondioksida.
Karbondioksida dihasilkan oleh berbagai macam mesin dan industri di dunia. Diantaranya
mesin mobil, mesin pembangkit listrik, dan lain-lain.
Berbicara mengenai mesin kendaraan, di Indonesia sendiri pertambahan volume kendaraan
tak terkendali. Semakin banyaknya jumlah penduduk Indonesia juga pasti akan meningkatkan
permintaan kendaraan berbahan bakar. Peningkatan ini juga belum diimbangi oleh
pemerintah dengan program usaha pengurangan polusi.
Ketergantungan manusia pada listrik juga semakin meningkat. Selalu muncul inovasi alat-lat
bantu bertenaga listrik. Padahal listrik tersebut juga hasil dari mesin berbahan bakar BBM.
Polusi CFC
CFC adalah gas kimia yang mengandung senyawa karbon, florin dan klorin yang terikat. Gas
ini tidak berbahaya dalam jumlah sedikit, tapi jika terlalu banyak maka dapat merusak lapisan
ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet. CFC merusak ozon karena banyaknya zat
freon yang dilepaskan ke udara sehingga bereaksi dengan ozon.
Selain itu CFC juga dapat menyebabkan efek rumah kaca (pada point berikutnya akan
dibahas tetang efek rumah kaca). Gas ini sebagai emisi dari alat-alat elektronik pendingin
seperti kulkas dan AC yang pernah digunakan secara marak di tahun 1980-an. Baru setelah
diketahui bahwa CFC membahayakan lingkungan maka dilarang penggunaannya.
Rumah kaca adalah analogi yang menggambarkan bagaimana terciptanya kaca yang
menyelimuti bumi. Cahaya matahari dapat menembus lapisan kaca tersebut sampai ke bumi.
Hangat cahaya matahari sebagian kecil diserap oleh bumi dan sebagian besar dipantulkan.
Pantulan panas dari bumi tadi tidak bisa menembus lapisan kaca sehingga dipantulkan
kembali ke bumi. Panas matahari terperangkap di bumi sehingga suhu rata-rata di bumi
semakin hari semakin naik. Fenomena ini menjadi salah satu penyebab global warming/
pemanasan global.
Efek Umpan Balik
Efek umpan balik bisa dikatakan sebagai efek kelanjutan dari peningkatan suhu rata-rata
bumi. Suhu bumi yang meningkat membuat penguapan air semakin banyak. Sehingga
semakin banyak air di atmosfer.
Padahal air sendiri merupakan gas rumah kaca yang dapat menahan keluarnya panas dari
bumi. Oleh sebab itu pemanasan di bumi akan terus berkelanjutan. Tapi umur air di atmosfer
tidak lebih lama dari karbondioksida.
Karenanya efek umpan balik sedang menjadi bahan kajian para ilmuan saat ini.
Kebutuhan manusia akan kayu semakin besar. Selain untuk bahan bangunan, kayu juga
digunakan sebagai bahan kertas dan lainnya. Eksploitasi kayu hutan tidak diimbangi dengan
program reboisasi yang memadai.
Justru yang terjadi adalah lahan hutan semakin berkurang karena dialih-fungsikan menjadi
lahan-lahan pertanian atau kebun kelapa sawit. Bahkan pembukaan lahan baru itu dilakukan
dengan cara membakar hutan. Pembakaran tersebut pastilah menimbulkan banyak asap
berupa karbondioksida dan karbonmonoksida.
Fungsi hutan sangat sentral, salah satunya adalah menguraikan gas CO2 (karbondioksida).
Hilangnya lahan perhutanan menjadikan sirkulasi gas karbondioksida terganggu sehingga
menyebabkan efek rumah kaca.
Bahan pupuk kimia yang paling banyak adalah nitrogenoksida. Bahan ini tiga ratus kali lebih
kuat memperangkap panas dari pada karbondioksida sehingga pengaruhnya sangat kuat.
Selain itu zat-zat kimia ini juga memiliki dampak buruk sangat banyak saat merasuk ke
tanah, dan airnya kita minum.
Proses ini terjadi juga di usus hewan ternak seperti sapi, pada saat mereka melakukan
pencernaan. Sehingga semakin banyak peternakan yang ada di masyarakat maka semakin
banyak menyumbang gas metana.
Masyarakat yang semakin gemar mengkonsumsi daging sapi otomatis akan meningkatkan
permintaan pasar, dan akan meningkatkan peternakannya. Jadi, makan daging sapi juga bisa
menyumbang dampak global warming lohh, hehe.
Hal ini menjadi tugas pemerintah untuk serius mengawasi pembangunan dan menerapkan
aturan AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan).
Dalam kehidupan sehari-hari sudah terlihat begitu banyak dampak dari global warming /
pemanasan global. Apalagi bila dilihat dari kaca mata scientific. Para ilmuan telah
memperkirakan juga dampak dari global warming terhadap cuaca, iklim, perairan, suhu
udara, pertanian dan lain-lain.
Cara mengatasi global warming / pemanasan global adalah dengan menghilangkan atau
mengurangi semua penyebabnya diatas. Peran pemerintah dan organisasi dunia sangat
diperlukan.
Menghilangkan Karbon
Untuk menghilangkan karbondioksida diperlukan kepedulian semua pihak. Yaitu turut serta
merawat pepohonan di hutan maupun di lingkungan rumah. Akan lebih baik lagi jika
menanam pohon yang cepat pertumbuhannya, paling banyak menyerap karbondioksida dan
paling banyak menghasilkan oksigen.
Adapun cara lain untuk mengurangi karbondioksida adalah dengan cara menyuntikkannya ke
dalam sumur gas. Ini juga berfungsi untuk mendorong sumur mengeluarkan minyak bumi ke
permukaan.
Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil dapat dikurangi dengan mencari sumber energi lain yang lebih ramah
lingkungan.
Komitmen negara-negara industri mengurangi gas-gas rumah kaca
Mengendalikan pencemaran di negara-negara industri sangat mungkin dilakukan. Bahkan
sudah dilakukan perjanjian internasional di Jepang yang dikenal dengan perjanjian kyoto.
Salah satu isinya adalah mendorong negara-negara penghasil gas rumah kaca terbesar untuk
memotong emisi mereka ke tingkat 5% di bawah emisi tahun 1990. Namun kita belum tahu
apakah perjanjian ini sudah diimplementasikan dalam kegiatan industri mereka atau belum.
Menambah lahan hijau
Menambah lahan hijau baik berupa perhutanan maupun desain bangunan gedung-gedung
yang dapat bertumbuh tanaman hijau.
Hemat Listrik
Cara menghemat listrik bisa dengan memperhatikan hal-hal sederhana. Seperti membersihkan
lampu dari debu. Karena debu sangat mengurangi penerangan. Cara lain bisa dengan
mengurangi penggunaan AC.
Kurangi Penggunaan Kertas
Karena semakin besar penggunaan kertas akan semakin tinggi kebutuhan pohon yang
ditebang.
Jika Global Warming / Pemanasan Global Terus Berlanjut
Sebagian ilmuan memprediksi apabila global warming / pemanasan global terus berlanjut
maka hal-hal berikut ini akan terjadi.
1. Hutan amazon berubah menjadi gurun.
2. Gurun sahara akan tumbuh banyak pepohonan.
3. Angin topan yang dahsyat.
4. Banyak hewan punah.
5. Kota London akan tenggelam pada tahun 2100an.
6. Indonesia akan kehilangan banyak pulaunya karena tenggelam.
7. Munculnya banyak terorisme karena politik ekonomi yang semakin tidak stabil.
8. Pegunungan Alphen mencair.
9. Tenggelamnya kepulauan malvida.
Dan masih banyak lagi fenomena luar biasa yang akan terjadi.
TUGAS
GLOBAL WARMING
( Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi Global Warming )