MANDIRI II
PENERAPAN KUNJUNGAN ANC DIPUSKESMAS
OLEH
JENI IMELDA GHAWA
.........,.................................
............................
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Rumusan Masalah ............................................................................................ 7
Tujuan .............................................................................................................. 7
Manfaat ............................................................................................................ 8
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 9
Analisis ........................................................................................................... 9
Pelaksanaan Program Antenatal Terpadu di Puskesmas ................................ 28
Komponen Input ............................................................................................. 47
Komponen Proses ............................................................................................ 48
Komponen Output ........................................................................................... 49
Hambatan Dan Kelemahan Penelitian ............................................................. 50
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 51
Kesimpulan ...................................................................................................... 51
Saran ................................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya Kesehatan Pengembangan. Salah satu dari enam upaya kesehatan wajib
Puskesmas yaitu upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
(tahun 2007), yang mana target pada tahun 2015 yang sudah
2013).
standar yang terdiri dari 10T (Timbang berat badan dan ukut tinggi
bidan (52,5%).
lebih kecil dari tahun 2013 yaitu 104,27%. Hal ini menunjukan
target SPM tahun 2015 (95%) dan target tahun 2014 (94%).
97,21%, sudah mencapai target SPM 2015 yaitu 95% tetapi angka
119,9/100.000 KH.
Dilihat dari jumlah kematian ibu pada peningkatan dari tahun 2013 yaitu
sebesar
29 kasus menjadi 33 kasus pada tahun 2014 menjadi 35 kasus pada
ibu.
terpadu.
Analisis
Defenisi Analisis
Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis
adalah suatu proses merinci suatu objek dengan alat tertentu ke dalam
meraih visi, misi dan dasar menentukan tujuan, sasaran yang rasional, dan
logis dicapai.
2.1.2 Puskesmas
2.1.2.1 Defenisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
realitas, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha yang ada di wilayah
kerjanya, sehingga masyarakat akan memiliki wawasan yang luas dan
1. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
masyarakat.
2. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggungjawab terhadap
3. Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
4. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat
lingkungan.
2014).
Tahun 2014).
Ibu. Program kesehatan Ibu dan Anak menjadi sangat penting pembangunan,
hal ini mengandung pengertian bahwa dari seorang ibu akan dilahirkan calon-
calon penerus bangsa yaitu anak. Untuk mendapatkan calon penerus bangsa
yang dapat memberikan manfaat bagi bangsa maka harus diupayakan kondisi
biologi, budaya, perilaku, dan sosial. Mortalitas dan morbiditas pada wanita
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biologis. Salah satu peran faktor
usia reproduksi, yaitu usia 15-45 tahun dari pubertas sampai menopause
kematian ibu dan anak dapat terjadi dalam setiap tahap pertumbuhan dan
perkembangan, dari masa bayi sampai dengan masa usia lanjut (Arsita,
2012).
dan terus-menerus pada waktu sakit dan sembuh pada masa antepartum,
untuk ibu selama masa kehamilan, yang dilaksanakan sesuai dengan standar
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Setiap kehamilan dalam
oleh karena itu pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, terpadu,
2010).
beberapa program lain yang sasarannya adalah ibu hamil, sesuai prioritas
dan aman; (4) merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi; (5) melakukan penatalaksanaan
kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan; (6) melibatkan
ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu
dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan
ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD
skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi
kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan
23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR).
umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan
mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan
kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,
panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir
Toksoid (TT)
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining
dengan status imunisasi ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status
kandungan.
hamil.
5. Pemeriksaan malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan
apabila ada
indikasi.
6. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan dengan resiko tinggi dan ibu
7. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan resiko tinggi
kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil
8. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
rujukan.
antenatal yang meliputi: (1) kesehatan ibu; (2) perilaku hidup bersih dan
persalinan; (4) tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
penyakit menular dan tidak menular; (7) penawaran untuk melaksanakan tes
HIV dan konseling di daerah Epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu
hamil dengan IMS dan TB di daerah Epidemi rendah; (8) inisiasi menyusu
dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif; (9) KB paska persalinan; (10)
(Brain booster).
2.1.4.5 Jenis Pelayanan Antenatal Terpadu
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan
2.1.4.5.1 Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal
keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini; menanyakan tanda-
tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang
cepat lelah, sesak nafas atau sukar bernafas, keputihan yang berbau, gerakan
pemakaian obat malaria; di daerah resiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS
ibu hamil yang meliputi jumlah, frekuensi, dan kualitas asupan makanan
kehamilan.
kader ataupun sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu
hamil, pada kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan
2.1.4.5.2 Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai
normal dan keadaan bermasalah atau tidak pada hamil (Kemenkes RI, 2013).
tenaga kesehatan wajib mencatat hasilnya pada rekam medis, kartu ibu dan
buku KIA. Pada saat ini pencatatan hasil pemeriksaan antenatal masih
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada ibu hamil ini sesuai
komplikasi keguguran.
selama kehamilan, dengan ketentuan waktu, yaitu minimal 1 (satu) kali pada
trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua dan minimal 2 (dua)
2007).
2.1.4.7 Faktor-Faktor Penunjang Kualitas Pelayanan Antenatal
2.1.4.7.1 Kompetensi teknis
Kompetensi teknis menyangkut keterampilan, kemampuan, dan
penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan, agar hasil tetap terjaga
harus dipenuhi oleh suatu saran pelayanan agar pemakai jasa pelayanan
pelayanan yang memenuhi standar kesehatan, dan fasilitas, alat, serta sarana
pelaporan.
1. Masukan (Input)
Masukan atau input adalah bagian yang ada didalam sistem dan
2. Proses (Process)
Proses merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah
elemen yang penting dalam sebuah sistem karena menentukan hasil dari
3. Keluaran (Output)
Keluaran atau output merupakan hasil akhir dari program yang
(Notoatmodjo,
2011: 101).
4. Umpan Balik (feedback)
Umpan balik atau feedback merupakan elemen dari sistem yang
berupa hasil antara dan hasil akhir dari sebuah sistem (Notoatmodjo,
2011: 101).
5. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
6. Lingkungan (Environtment)
Lingkungan (environtment) merupakan bagian luar sistem tetapi
2011:
101)
2.1.5.1 Teori Sistem
Teori ini menjelaskan bahwa masukan dan keluaran merupakan
dimana energi, informasi dan zat dari keluaran akan memberikan timbal
balik ke masukan, yang dapat digunakan sebagai bahan koreksi atau evaluasi
(Haryanto, 2007:7).
yaitu:
dicatat setiap hasil yang diperoleh. Dari catatan yang ada dapat
sistem, yang terdiri dari input (sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
terpadu)
2.1.6.1 Input
Input (masukan) merupakan kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem
tersebut (Azwar, 2010). Menurut Griffin (2002), input adalah sumber daya
lingkungannya.
Input dalam penelitian ini antara lain: Sumber Daya Manusia (SDM),
sarana/prasarana, sumber dana, serta kebijakan dan SOP.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
M.T.E Hariandja (2002), Sumber Daya Manusia merupakan
disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM
Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
3. Sumber Dana
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 pada bab XV
dan pasal 170 yang mana sumber pembiayaan kesehatan berasal dari
2,37%.
pajak-pajak daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan
pencapaian hasil kerja atau output dari pelaksanaan alokasi biaya atau input
bahwa salah satu sumber dana pada sektor kesehatan yaitu dari APBD provinsi
dan kabupaten/kota, yang mana untuk sektor kesehatan dikeluarkan dana yaitu
apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintah untuk
sistem kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat
pasien.
Apotik
Malaria,
Ibu Balai TB, HIV,
LOKET Poli KIA
Hamil Pengobatan IMS,
Anemia,
KEK
Laboratoriu
Rujukan:
m
Polindes
Poskesdes
BPS
terlebih dahulu apa yang akan dilakukan kemudian hari berdasarkan jangka
kebutuhan sumber daya yang ada, menetapkan tujuan program yang paling
manfaat yang dapat digunakan untuk mengetahui tujuan dan bagaimana cara
terdiri dari:
1. Analisis situasi
Analisis situasi bertujuan mengumpulkan fakta atau data yang diambil
demografi.
2. Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah berdasarkan data-data yang didapatkan dari
prioritas masalah.
dilakukan.
2.1.6.2.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang
2002).
terdiri dari:
1. Tujuan organisasi harus diketahui oleh dan dipahami oleh
pegawai.
2. Pembagian pekerjaan kedalam langkah-langkah secara merata.
3. Menggolongkan kegiatan-kegiatan kedalam elemen kegiatan.
4. Menetapkan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh
Menurut Hatry yang dikutip dalam Tjandra (2006), output adalah jumlah
selama periode pelaporan. Output yang akan dibahas pada penelitian ini
4.1.6.3.1 Pengertian K1
Menurut Marmi yang dikutip dalam inayah (2013), dalam rangka
antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1)
untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling
sedikit empat kali (K4) dengan distribusi sekali pada triwulan pertama,
sekali pada triwulan dua, dan dua kali pada triwulan ketiga.
(2013), K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
4.1.6.3.2 Pengertian K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
terpadu (2013) yaitu ibu hami dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
antenatal bias lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan,
waktu hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan ini diberikan oleh tenaga
Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Energi Kronis (Kemenkes RI, 2013).
dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama. Menurut Mc. Leod (1995),
adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis dan logis dalam
dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian sub sistem tidak
hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan khusus. Pelayanan
mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi, oleh karena itu pelayanan
antenatal harus dilakukan secara rutin, terpadu, dan sesuai standar pelayanan
Tujuan pelayanan antenatal terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu
menjalani kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi
yang sehat. Pelayanan antenatal sebaiknya dilakukan rutin oleh ibu hamil minimal
4 kali selama masa kehamilan yakni 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga oleh tenaga kesehatan yang
Salah satu unsur yang harus ada dalam pelayanan antenatal terpadu adalah
85
Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang di bantu oleh bidan. Bidan adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai
di Puskesmas Bandarharjo berjumlah tiga orang. Hal ini belum sesuai dengan
jumlah bidan yang ada di Puskesmas daerah perkotaan harus berjumlah empat
orang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, informan triangulasi
dan data dokumen dapat diambil kesimpulan bahwa Puskesmas Bandarharjo sejak
tiga tahun kebelakang ini masih merasa kekurangan SDM terutama bidan untuk
melayani pelayanan ibu hamil dan pelayanan lain yang membutuhkan tenaga
bidan, sedangkan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan sumber
daya manusia terutama bidan memang sangat kurang dan terbatas sekali dan tidak
ada patokan untuk jumlah bidan yang melayani ibu hamil hanya menyesuaikan
berhalangan hadir juga memiliki pendidikan terkahir dari DIII Kebidanan dan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Abu dkk (2015) menyatakan bahwa masa
hal ini dikarenakan dengan semakin lama masa kerja seseorang maka akan
Sumber daya manusia menurut Mahirot Tua Effendi (2007) adalah salah
satu komponen utama di dalam sebuah organisasi, hal itu dikarenakan manusia
menjadi salah satu sumber untuk bersaing. Menurut Hasibuan (2003) Sumber daya
dari data dokumen dapat ditarik kesimpulan, bahwa Dinas Kesehatan Kota
beberapa kali dalam setahun yang ditujukan untuk bidan atau pegawai
pelayanan antenatal terpadu pada ibu hamil sesuai dengan standar 10T yang
kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu pelayanan
kesehatan dan membahayakan jiwa pasien. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Elvira (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
sekelompok orang yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi,
terarah.
ada namun tidak diselenggarakan dari internal puskesmas, namun dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang. Hal tersebut juga sama dengan pernyataan pihak Dinas
Kesehatan Kota Semarang dalam hal ini disampaikan oleh Kepala sie. Kesehatan
Ibu dan Lansia bagian Kesehatan Keluarga (Kesga). Pelatihan untuk bidan ini
waktunya tidak tetap, setahun bisa 3 sampai 6 kali. Biasanya Dinas Kesehatan
Kota Semarang bekerja sama dengan pihak lain untuk melakukan pelatihan
tersebut.
Semarang, hal tersebut terbukti dari arsip surat masuk Puskesmas Bandarharjo
yang berisi surat undangan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mengikuti
mengatasi dan memperbaiki kesalahan agar pekerjaan dapat berjalan lebih baik
lagi. Pengembangan sumber daya manusia atau pegawai adalah kepentingan atau
dapat terbatas dari ketergantungan terhadap sumber daya manusia ahli diluar
sarana dan prasarana yang telah sesuai dengan Pedoman Pelayanan Antenatal
dan prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi alat-alat yang
digunakan untuk kegiatan pelayanan antenatal terpadu dan bangunan fisik dari
Bandarharjo tersebut menyatakan bahwa sejak tiga tahun terakhir ini sudah
lengkap dan terpenuhi, semua peralatan dalam keadaan layak pakai dan baik
digunakan.
Ditinjau dari ketersediaan sarana dan prasarana, sarana daan prasarana yang ada di
yang dilakukan dengan bantuan check list observasi, hal ini meliputi ketersediaan
Berdasarkan hasil wawancara, dengan informan utama dan data dari data
dokumen dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi ruangan KIA dan MTBS di
dalam pelayanan ibu hamil dalam kondisi baik dan baru saja dilakukan renovasi
atau perluasan ruangan mulai tahun 2015. Renovasi juga dilakukan pada
semuanya menyatakan bahwa fasilitas yang ada cukup memadai dan menunjang.
berkualitas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Demny
Menurut Buchari Zainun (2000) yang dikutip oleh Nur Jiatmiko (2005)
sebuah organisasi kerja yang produktif hendaknya didukung oleh sarana dan
prasarana yang lengkap dan dalam kondisi yang baik agar aktivitas yang
haruslah didukung oleh lingkungan kerja yang baik pula agar mendapatkan kinerja
yang maksimal dari para pegawainya. Menurut Sri Mulyani (2010) sarana dan
prasarana merupakan salah satu komponen utama agar proses dapat berjalan
dengan baik.
5.1.1.3 Pendanaan
Komponen pendanaan merupakan salah satu unsur yang dapat menunjang
yakni BOK, APBD dan pihak lain seperti Bapermas dan JKN. Dana JKN ini
sekarang diwujudkan dalam bentuk BPJS yang sekarang ini ada dana untuk
peningkatan program dan belanja prasarana. Dana APBD berasal dari pemerintah
Kota Semarang yang disalurkan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang biasanya
dan data dokumen dapat disimpulkan bahwa sudah menerapkan kebijakan dan
SOP
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sie. Kesehatan Ibu dan Lansia bagian
bahwa untuk SOP pelayanan antenatal juga diawasi oleh pihak dinas kesehatan
elemen yang terdapat dalam sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan
di Puskesmas Bandarharjo dilaksanakan pada hari selasa dan hari kamis mulai
pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Proses pelaksanaan tersebut
dimulai dengan pasien mendaftarkan diri diloket pendaftaran untuk dicatat data
dirinya oleh petugas dan mendapatkan nomor antrian pada setiap poli yang dituju
termasuk poli
KIA.
Pemeriksaan anamnesa dilakukan sesuai dengan SOP yang ada, yakni
menstruasi dan menanyakan hari pertama haid terakhirnya, pola nutrisinya, serta
Selanjut pemeriksaan fisik adalah suatu cara untuk memperoleh data obyektif
yang nanti akan digunakan untuk merumuskan masalah sesuai dengan keadaan ibu
pada ibu hamil. Pemeriksaan fisik ini ada yang dilakukan pada awal pemeriksaan
saja dan ada dilakukan oleh bidan setiap kali ibu berkunjung untuk memeriksakan
kehamilannya.
Bandarharjo telah melakukan pelayanan sesuai standar 10T yang telah ditetapkan
oleh Kemenkes RI. Namun pemeriksaan dengan 10T ini dilakukan untuk ibu
hamil pertama kali pemeriksaan vital seperti ukur tekanan darah, timbang berat
badan, ukur tinggi fundus uterus, pemeriksaan DJJ (Detak Jantung Janin),
presentasi janin, pemberian tablet besi dan konseling hanya pada masalah yang
bagian dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama
untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya. Konseling atau temu
wicara idealnya dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal. Materi yang
diberikan saat konseling biasanya ialah seputar kesehatan ibu, perilaku hidup
bersih dan sehat, peran suami atau keluarga dan perencanaan persalinan, tanda
asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular, Inisiasi
kelas ibu hamil yang dilaksanakan pada setip RW dilakukan minggu. Hal ini
dijadikan sebagai sarana proses konseling untuk ibu hamil di wilayah kerja
minimal) untuk menentukan capaian target suatu program, termasuk program ibu
tersebut, oleh karena itu sebuah sasaran harus jelas dan terukur. Sasaran atau
target memiliki batas waktu yang berarti sebuah target atau sasaran harus
ditentukan dengan jelas. Sasaran atau target erat kaitannya dengan motivasi kerja
pegawai, sasaran yang jelas dan terukur akan meningkatkan kemungkinan untuk
Semarang dalam kurun tiga tahun kebelakang telah merasakan kekurangan tenaga
bidan, Puskesmas Bandarharjo juga sudah melakukan analisis beban kerja dan
penambahan tenaga kerja bidan berdasarkan analisis beban kerja yang sudah
dibuat ke Dinas Kesehatan Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang juga
manusia tambahan melalui mereka, tetapi dari pihak Dinas Kesehatan Kota
Semarang juga tidak bisa serta merta dapat langsung melakukan penambahan
untuk melakukan suatu gambaran dari sebuah perusahaan untuk memperoleh atau
pada tujuan dari perusahaan atau organisasi. Tujuan perusahaan dan kebutuhan
sumber daya manusia akan dianalisis guna memberikan gambaran peran serta
tidak mengalami kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana hal ini di
karenakan sarana dan prasarana yang ada hingga saat ini sudah sesuai dengan
Menurut Buchari Zainun (2000) yang dikutip oleh Nur Jiatmiko (2005)
sebuah organisasi kerja yang produktif hendaknya didukung oleh sarana dan
prasarana yang lengkap dan dalam kondisi yang baik agar aktivitas yang
oleh lingkunyan kerja yang baik agar mendapatkan kinerja yang maksimal dari
para pegawainya. Menurut Sri Mulyani (2010) sarana dan prasarana merupakan
salah satu komponen utama agar proses dapat berjalan dengan baik.
5.1.2.3 Pengorganisasian
Pengorganisasian menjadi hal yang penting dalam pengorganisasian, dengan
adanya pengorganisasian, setiap pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi jadi
lebih terkoordinir dan saling melakukan evaluasi, untuk terus memacu organisasi
mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara
daya manusia terutama pada pembagian tugas kerja, hal ini mengakibatkan job
sumber daya manusia, untuk mencapai tujuan atau sasaran dari sebuah organisasi.
keluaran berupa hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga profesi serta seluruh
yang terjadi pada pelanggan. Harapannya adalah jika masukan telah tersedia
sesuai dengan rencana, maka proses akan bisa dilaksanakan. Apabila proses
dilaksanakan sesuai yang direncanakan berdasarkan standar yang ada maka hasil
ibu hamil adalah cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 dan K4 merupakan gambaran
kunjungan ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan ataupun tenaga kesehatan yang
mencapai 94,60% menurun menjadi 80,32% pada tahun 2015 sedangkan target
SPM tahun 2015 yaitu 95%. Sedangkan untuk data cakupan K4 di Puskesmas
Bandarharjo tahun 2014 mencapai 86,34% meningkat pada tahun 2015 mencapai
turun yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo tersebut adalah sumber
daya bidan yang ada tidak memungkinkan untuk melakukan pendataan kerumah-
ditanyakan oleh peneliti. Selain itu, peneliti belum bisa membatasi jawaban
dan observasi.
5.2.2 Kelemahan Penelitian
Penelitian kualitatif identik dengan wawancara mendalam terhadap
jawaban dari informan secara riil. Seseorang akan lebih sensitif apabila
jawaban para informan lebih menonjolkan sisi-sisi positif saja yang membuat
jawaban dari informan lebih bersifat subjektif. Jawaban dari informan juga akan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk membantu seorang ibu melalui kehamilan dan persalinan yang
sehat, bidan harus :
1. Menbantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi.
2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama
kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetric.
3. Memelihara peningkatan fisik, mental dan sosial ibu serta bayi dengan
memberikan pendidikan, suplemen immunisasi.
4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusuai, melalui masa nifas
yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi dan
sosial.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah
ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis
kepada pembaca semua agar sudi kiranya memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun.
50
DAFTAR PUSTAKA
Sakinah. 2005. Antenatal Care. http://www.info-wikipedia.com. Diakses
tanggal 29 Maret 2011
http://www.kti-skripsi.com/2010/05/kti-kebidanan-tentang-anc.html
Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo