Anda di halaman 1dari 20

SILOAM HOSPITALS KUPANG

BUKU SAKU SOSIALISASI KARS

SILOAM HOSPITALS KUPANG

Jl.R.W Mongisidi, Kelurahan Fatululi,

Kecamatan Oebobo – Kota Kupng

Telp : (0380) 5830900 ; Fax : (0380) 8530933


BUKU SAKU SOSIALISASI STAFF

VISI
Berkualitas Internasional, Memiliki jaringan Luas, Menjangkau seluruh Masyarakat,
melayani dengan kasih.
Internasional Qualiti, Reach, Scale, Godly Compassioan.

MISI
Pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang holistik serta bertaraf
internasional, pendidikan kesehatan dan penelitian
The trusted destination of choice for holistic world class healtcare, health educations and
research.

NILAI
1. Cinta/Love
2. Kasih/Caring
3. Integritas/Integrity
4. Kejujuran/Honesty
5. Kepedulian/Emphaty
6. Belas Kasih/Compassion
7. Profesionalisme/Profesionalism

PRINSIP
1. Bekerja keras sebgai tim yang solid dalam menjalankan Visi dan Misi.
2. Berorientasi pelanggan.
3. Membentuk praktek bisnis terbaik.
4. Menjamin segenap layanan yang tersedia sesuai dengan standar global.
5. Membangun senergi pusat – pusat riset dan pendidikan untuk mengembangkan
metode terkini dan inofatif

PATIENT SAFETY GOAL (Sasaran Keslamatan Pasien)


Goal 1 Melakukan Identifikasi Pasien Scara Tepat
1. Identifikasi pasien digunakan sebelum pemberian obat, darah dan produk darah,
sebelum pengambilan darah dan spesimen lainnya untuk uji klinik, dan sebelum
meberikan perawatan dan prosedur.
2. Lakukan identifikasi dengan cara :
 Minimal mengunakan 2 parameter identifikasi pasien : nama, tanggal lahir dan
no.MR.
 Identifikasi dengan cara menanyakan nama pasien dan tanggal lahir, bukan
menyebutkan. Verifikasi dengan data lain yang digunakan : gelang nama, form
MR.
 Untuk pasien yang tidak dapat menyebutkan namanya dapat ditanykan pada
keluarga yang mendampingi.
3. Yang harus melakukan identifikasi pasien adalah : Dokter, Perawat OPD
(HD,ED,Endoscopy) dan IPD, Staff Farmasi, Staff Laboraturium, Radiografer, dan
tenaga kehatan yang lain.

Goal 2 Meningkatkan komunikasi yang efektif.


1. Dilakukan pada saat terjadi komunikasi/instruksi melalui telepon dari dokter
spesialis/dokter RMO/farmasi, saat dilakukan pelaporan hasil critical test
laboraturium.
2. Cara melakukan Read Back :
 Pengirim pesan/dokter spesialis atau RMO menyampaikan pesan kepada
penerima pesan/staff nursing/staff farmasi/staff lab.
 Penerima pesan menuliskan pesan pada Integrated Note dan mengulangapa
yang sudah dicatat dan didengar.
 Penerima pesan mendengarkan kembali saat dokter spesialis/RMO
menyampaikan bahwa telah dituliskan adalah benar atau melakukan koreksi
bila salah.
 Dilakukan verifikasi dalam 1x24 jam dengan tandatangan pengirim
pesan/dokter pada Integrated Note.
3. Yang perlu diperhatikan dalam Read Back : berikan stempel read back pada
Integrated Note disamping pesan yang telah dituliskan, berikan tanda “sing here” pada
file sehingga mudah dicari dan segera dapat dilakukan verifikasi saat dokter datang.
4. Departeman yang melakukan Read Back : keperawatan (rawat inap dan rawat jalan,
Dokter, Farmasi, Rehab Medik, Penunjang Medik, (Laboraturium,
Radiologi/Diagnostik).

Goal 3 Meningkatkan Keamanan Pengunaan Obat yang membutuhkan Perhatian.


1. High Alert Medication adalah obat – obat resiko tinggi yang merugikan pasien jika
terjadi kesalahan pemberian obat.
2. Obat-obat high Alert di SHKP antara lain : KCL 7,46%, NaCL 3%, Sodium
Bicarbonat (8,4%) dan Insulin.
3. Kebijakan SKHP untuk obat-obatan dengan konsentrasi tinggi harus disimpan
tersendiri dengan penandaan khusus dan almari terkunci dengan label khusus.
4. Pengendalian High Alert Medication/pengenceran terutama KCL hanya boleh
dilakukan dokter,perawat,asisten apoteker yang telah mendapat pelatihan.(KRS-
SHPHA-003).
5. KCL 3% tidak boleh ada pada ruangan, harus disimpan difarmasi dan disediakan oleh
farmasi saat akan dipergunakan.
6. Obat – obatan dengan konsentrasi tinggi yang diperlukan di emergency trilley harus
diberikan label khusus. (label warnamerah dengan tulisan high alert).

Goal 4 Mengurangi Risiko Salah Lokasi, Salah Pasien dan Salah Tindakan Operasi.
1. Tujuan Time Out Site Marking : untuk memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar dan pembedahan pada pasien yang benar (tindakan pemotongan,
pengangkatan, pengubahan atau memasukan alat dianogstik/terapi).
2. Departemen yang terlibat dalan Time Out Site Marking adalah : OT, cath Lab, OPD :
Poli Bedah, Poli Gigi dan Endoscopy.
3. Yang perlu di site marking, atau site marking dilakukan pada :
 Organ tubuh yang memiliki dua sisi kiri/kanan.
 Organ tubuh yang memiliki banyak struktur misalnya jari – jari tangan dan
kaki.
 Organ yang memiliki tingkatan seperti tulang belakan.
 Mata dan wajah, ditandai diatas micropore/tape.
 Gigi, site marking ditandai pada foto gigi atau dental diagram.

Goal 5 Mengurangi Risiko Infeksi


5 momen mencuci tangan :
 Sebelum kepasien sebelum melakukan tindakan/prosedur aseptic
 Setelah melakukan tindakan dengan resiko terpapar cairan tubuh/darah
 Setelah dari pasien
 Setelah dari lingkungan pasien
Dengan 6 langkah mencuci tangan :
 Telapak tangan
 Punggung tangan (secara bergantian kiri-kanan)
 Sela – sela jari
 Gerakan mengunci jari (saling mengenggam)
 Memutar daerah sekirat ibu jari mengunakan salah satu tangan
(secara bergantian,kiri-kanan)
 Ujung jari (secara bergantian, kiri – kanan)

Goal 6 Mengurangi Risiko Pasien Cedera Karena Jatuh


1. Pencegahan pasien jatuh :
 Lakukan penkajian pasien jatuh.
 Pasang gelang atau pin warna kuning.
 Pasang restrain, ketingian tempat tidur di rendahkan dan posisi kaki tempat tidur
terkunci.
 Dekatkan bel dengan pasien sehingga mudah dijangkau.
 Pasang tanda pada pasien jatuh di white board, pintu kamar pasien dan tempat
tidur.
2. Prosedur bila pasien sudah jatuh yang harus dilakukan adalah :
 Kaji pasien untuk tanda – tanda luka/injury
 Kaji dan dokumentasikan tanda – tanda vital
 Kaji lingkungan dan sampaikan pada pasien faktor yang menyebabkan jatuh
 Laporkan kepada dokter bila terdapat injury saat jatuh
 Laporkan kejadian secara lengkap
 Gambarkan kejadian dan laporkan penyebab pasien jatuh
 Memodifikasi rencana perawatan pasien berdasarkan resiko untuk jatuh
 Komunikasikan pada semua staff pada pelaporan komunikasi

KEADAAN DAN KESLAMATAN PASIEN


Selama dalam perawatan :
1. Pasien mengunakan gelang identitas pasien sejak masuk RS :
Merah muda : Wanita
Biru : Pria
Merah : Alergi
Kuning (pin) : Pasien dengan resiko jatuh
Ungu (pin) : Pasien yang menolak Resusitasi (do not resusitasi/DNR)
2. Betrail/pengaman tempat tidur selalu terpasang.
3. Tempat tidur, trilley pasien, dan kursi roda/wheel chair selalu dalam kondisi terkunci
4. Bed pemanggil dalam jangkauan pasien dan berfungsi baik
5. Signage:
a. Resiko jatuh dari pintu kamar, pada daftar nama pasien, didekat tempat tidur
pasien.
b. Pasien DNR
c. Pasien MRSA
d. Pasien Mengunakan Oksigen
e. Prioritas evakuasi pasien pada keadaan bencana
6. Staff yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien yang melakukan cuci
tangan enam langkah dalam lima moment.
7. Pengunaan alat pelindung diri : sarung tangan, masker, apron, google sesuai
ketentuan.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ANDA


 Anda Harus
1. Mengetahui peran atau uraian tugas anda sebagai karyawan SHKP.
2. Mengetahui tugas dan tanggung jawab anda.
3. Berorientasi kepada Visi dan Misi RS dan pekerjaan anda
4. Memahami struktur organisasi SHKP.
5. Mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diselengarakan oleh SKHP dalam
rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan.
6. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan – kegiatan yang diadakan RS.
7. Pelatihan atau training yan gwajib diikuti oleh seluruh karyawan RS , yaitu :
a. Program Orientasi Umum
b. Service Excellence Costumer Service
c. Infection Control
d. Bantuan hidup dasar (wajib diikuti minimal 1 tahun sekali)
8. Setiap staff yang mengikuti pelatihan eksternal wajib membawa surat verifikasi
yang sudah ditandatangani oleh pihak penyelengara pelatihan.
9. Setiap staff wajib membaca, memahami, dan menanda tangani uraian tugas
masing – masing.
 Jumlah jam pelatihan yang harus diikuti oleh karyawan
 40 jam per tahun untuk perawat/RMO
 20 jam per tahun selain perawat/RMO

 Sebagai dokter, perawat dan tenaga kesehatan harus memenuhi peryaratan


yang berlaku :
1. Memiliki ijin profesi.
2. Secara rutin memperbaharui ijin untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
3. Memahami prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan sebelum menagani pasien.

PRIVASI DAN KERAHASIAAN


 Kerahasiaan adalah hak pasien. Menjaganya adalah tugas setiap orang.
 Semua informasi medis adalah rahasia.

DO’s (HARUS dilakukan)


1. Mematikan computer, lampu, AC setiap kali selesai digunakan atau ketika
meninggalkan tempat kerja.
2. Bagi para perawat dan petugas kesehatan lainnya: menutup pintu dan tirai selama
dilakukan tindakan atau pemeriksaan.
3. Melindungi pasien dengan baik pada waktu dilakukan tindakan pemindahan pasien.
4. Manjaga ketenagan/volume suara anda di area perawatan pasien.
5. Segera menyimpan obat dalam lemari obat pasien ketika datang di ward dan almari
obat dalam kondisi terkunci.
6. Mengisi form dan dokumen lengkap sesuai dengan ketentuan.
7. Menuliskan tanda tangan, nama, jam dan profesi lengkap pada form sesuai dengan
ketentuan.
8. Melakukan semua prosedur dan tindakan sesuai dengan SOP.

DON’T’s (Jangan Dilakukan)


1. Memberitahukan password anda kepada orang lain.
2. Mendiskusikan informasi rahasia pasien ditempat umum, seperti kantin, lift, koridor,
dan lain – lain.
3. Menulis informasi rahasia pasien di papan pengumuman yang dapat diakses oleh
publik.
4. Meninggalkan file pasien atau berkas rekam medic di area umum apa lagi dalam
keadaan terbuka.
5. Membawa berkas rekam medis ke luar rumah sakit tanpa ijin.
6. Meletakan atau meninggalkan obat trolley obat di koridor bangsal.
7. Meletakan atau meninggalkan obat pasien di meja kamar sebelum diminum pasien.
8. Meletakan atau meninggalkan kunci obat pasien di trolley obat koridor.
SPEAK UP = UTARAKAN PENDAPAT
Adalah brosur yang dibuat agar pasien mau mengutarakan pendapatnnya.

HAK PASIEN
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertip dan peraturanyang berlaku
di Siloam Hospitals Kupang.
2. Pasien Berhak atas pelayanan yang manusiawi, adilm dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh asuhna keparawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan.
5. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
6. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
(second opinion) terhadap penyakit yang diderita dengan sepengetahuan dokter yang
merawat.
7. Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk data –
data medisnya.
8. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi penyakit yang diderita, tindakan
medis yang akan dilakukan, kemungkinan yang dapat terjadi sebagai akibat tindakan
tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi lainnya, prognosanya dan
perkiraan biaya pengobatan.
9. Pasien yang menyetujui/memberikan ijin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
10. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi jelas tentang penyakitnya.
11. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
12. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama
itu tidak mengganggu pasien lainnya.
13. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama proses perawatan.
14. Pasien berhak mengajukan usul, saran dan perbaikan atas pelayanan yang diberikan
Siloam Hospitals Kupang terhadap dirinya.
15. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril atau spiritual.

KEWAJIBAN PASIEN
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertip
SHKP.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi instruksi dokter dan perawat dalam pengobatan.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang diderita kepada dokter dan perawat dalam pengobatannya.
4. Pasien dan penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan yang di berikan oleh SHKP/dokter.
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk memenuhi hal – hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

INFORMED CONSENT/PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS


1. Pasien atau penanggung jawab pasien dan saksi harus menandatangani dan
menyetujui formulir persetujuan sebelum prosedur dilaksanakan setelah mendapat
penjelasan dari dokter.
2. Jika perawat ruangan ditunjuk sebagai saksi, ia harus memastikan pasien telah
dijelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan kepadanya, resiko yang akan di
alami dan alternatif prosedur oleh dokter atau dokter bedah/dokter anatesi yang akan
melakukan prosedur tersebut.
3. Dokter atau dokter bedah yang melaksanakan prosedur dan ahli anatesi (jika ada) juga
harus menandatangani formulir persetujuan sebelum prosedur dilaksanakan.
4. Prosedur ini merupakan kebijakan rumah sakit.

PELAYANAN YANG DIBERIKAN UNTUK PASIEN


Pelayanan harus direncanakan, dikaji, dikoordinasikan dan diberikan kepada setiap pasien
berdasarkan kebutuhan.
1. Admission :
 Screen test untuk admission
 Tindakan yang ditunda dibatalkan harus di informasikan kepasien dan dicatat
dalam buku/catatan.
2. Continuity of Care
 Proses transfer pasien-baik internal maupun eksternal
 Proses internal dan pencatatan transfer, misalnya : dari ICU ke bangsal atau
sebaliknya.
 Proses eksternal transfer : surat transfer dan pencatatan dan lain – lain.
3. Discharge, Referral dan Follow Up
 Disc summary harus didokumentasikan dan diisi lengkap
 Proses pasien yang di transfer di catat dan di dokumentasikan secara lengkap.
 Proses follow up pasien : misalnya RWI ke control OPD
4. Transfer
 Pencatatan pasien yang di transfer karena fasilitas yang tidak memadai atau
permintaan pasien harus ada dokter pendamping.
 Pihak yang mentransfer dan menerima harus ada serah terima/tanda tangan
5. Transportation
 Kebutuhan pasien bila memerlukan mode of transportation misalnya
ambulans, dan lain – lain
 Infection control untuk ambulans/alat transportasi.

Catatan :
 Pasien atau keluarga harus diinformasikan mengenai perkiraan waktu pulang dan
setiap ada perubahan dari perencanaan keperawatan.
 Jika pasien menginginkan pulang dari RS, atas keinginan sendiri setelah diberitahukan
mengenai konsekuensi medisnya, pasien atau keluarga harus menandatangani
persetujuan “pulang paksa”

PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSU


Kita mengetahui bahwa ada pasien – pasien tertentu yang mempunyai kebutuhan tambahan
dan memerlukan pengkajian dan perawatan khusus, seperti :
 Anak – anak, remaja dan orang tua
 Wanita bersalin
 Wanita yang mengalami terminasi kehamilan
 Pasien dengan sakit terminal/stadium akhir
 Pasien dengan nyeri hebat/kronis
 Pasien dengan ganguan emosi/kejiwaan
 Pasien yang dicurigai memiliki ketergantungan obat/alcohol
 Pasien dengan penyakit menular
 Pasien yang menjalani kemoterapi/terapi radiasi
 Pasien dengan ganguan sistem kekebalan tubuh
 Korban penganiayaan

Catatan :
 Ketahuilah bagaimana menagani pasien – pasien dengan kebutuhan khusus ini.
 Lakukan penilaian dan tangani dengan prosedur yang sesuai.

PROSEDUR PENGKAJIAN/ASEMEN PASIEN


1. Semua pasien yang masuk ke SHKP harus mejalani proses pengkajian sebelum suatu
pengobatan dan tindakan dilaksanakan.
2. Jika anda terlibat dalam penanganan klinis, waspadai :
 SIAPA yang melakukan asesmen pasien?
Dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain.
 KAPAN asesmen awal pasien harus diselesaikan?
Dalam waktu ≤ 2 jam setelah pasien masuk ruang rawat inap oleh dokter.
Dalam waktu 1x24 jam untuk perawat dan tenaga kesehatan lain.
 Apa saja yang termasuk dalam asesmen awal pasien :
1. Riwayat kesehatan
2. Status psikologi, social dan ekonomi
3. Status fungsional
4. Status gizi dan diet yang dibutuhkan
5. Penilaian nyeri
6. Pemeriksaan fisik
7. Diagnose
8. Pengobatan
9. Pemeriksaan laboraturium, Radiologi/tes lain yang diperlukan.
10. Penentuan perencanaan pemulangan pasien
11. Edukasi yang dibutuhkan
12. Pemeriksaan atau tes lain yang diperlukan

Catatan :
Semua pengkajian seluruh asesmen pasien harus didokumentasikan dengan lengkap,
jelas terbaca, ditandatangani, dicantumkan tanggal dan jam dalam berkas Rekam
Medik Pasien.

PAIN MANAGEMENT
1. Semua pasien harus dikaji sehubungan dengan rasa nyeri yang dialaminya, pada
saat masuk dan selama dirawat dengan mengunakan Pain Scale Tool.
2. Tanggung jawab anda sebagai petugas kesehatan adalah memastikan bahwa nyeri
sudah ditangani, diawasi dan disokumentaasi.
3. Di RS ini terdapat tim penanganan Nyeri Terpadu dengan anggota tim terdiri dari
dokter ahli Neurologi, Anesthesiologist dan Pain Nurse.

DOKUMENTASI
1. Karyawan harus memahami dokumen – dokumen yang dimiliki.
2. Pastikan setiap dokumen terisi dengan lengkap sesuai dengan ketentuan yang ada
( tanda tangan , tanggal,waktu, dll)
3. Jangan melakukan penghapusan dengan mengunakan cairan penghapus(correction
pen) atau peralatan lain. Kesalahan diperbaiki dengan cara mencoret dan
memberikan paraf disampingnya.
4. Mengenal singkatan – singkatan yang tidak diperbolehkan.
5. Pastikan pada rekan medis pasien mengunakan singkatan – singakatan yang telah
dibakukan oleh RS.
6. Dokumentasikan semua informasi yang didapat agar mudah dalam menelusuri
penelusuran kembali.
7. Pastikan semua informasi pasien dijaga kerahasiaannya.

LAYANAN LABORATORIUM DAN RADIOLOGI


1. Hasil tersedia tepat waktu
2. Hasil kritis harus segera dilaporkan pada dokter.
3. Karyawan memperhatikan keslamatan diri, pasien dan lingkungan.
4. Alat terpelihara dan kalibrasi secara berkala.

TATA KELOLA PERUSAHAAN, KEPEMIMPINAN,DAN PELAYANAN


Ruang llingkup tata kelola dan kepimpinan di di Rumah Sakit
1. Tata kelola rumah sakit
2. Kepemimpinan Rumah Sakit
3. Arah, Petunjuk, Kebijakan, Kerja Rumah Sakit.
4. Etika pelayanan d Rumah Sakit.
Sebagai gambaran umum bahwa untuk menyediakan layanan kesehatan yang baik
diperlukan tatacara kelola perusahaan yang baik dan benar, kepemimpinan yang
efisien, dan setiap aktifitas pelayanan rumah sakit harus sesuai dengan norma, etika
serta peraturan perundang – undangan yang berlaku baik nasional maupun
internasional.

Hal penting yang harus diketahui oleh seluruh Pimpinan dan Staf SHKP
1. Visi, Misi, Sasaran Mutu SHKP serta penjabarannya dalam pelaksanaan tugas.
2. Struktur Organisasi SHKP serta uraian tugas setiap pimpinan dan staf SHKP.
3. Kebijakan dan Standar Operating Prosedur (SOP) yang berlaku di SHKP
4. Arah, Tujuan, Target dan Sasaran Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka
Panjang di SHKP.
5. Fungsi dan peran setiap unit kerja dan setiap individu dalam pencapaian Visi dan
Misi serta Program Kerja setiap departemen.
6. Norma, Etika, Peraturan dan Perundang – undangan, Hospitals by Law yang
berlaku.

Setiap Pimpinan dan Staf SHKP harus memastikan bahwa :


1. Semua dokumen kepegawaiannya yang tersimpan di HRD lengkap dengan benar.
2. Primary Source Verivication telah dilakukan dengan ijazah terakhir, kegiatan
pelatihan medis yang pernah diikuti.
3. Telah membaca, memahami, menandatangani, sebagai tanda kesediaan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut.
4. Selalu memperbaharui informasi tentang rumah sakit.
5. Pernah mengikuti program orientasi dan pelatihan wajib, antara lain :
Fire and safety, basic life support, infection control.

PENGENDALIAN INFEKSI
Kewaspadaan standar merupakan praktik kerja rutin yang harus diterapkan kepada
pasien, sejawat, pengunjung dan petugas kesehatan untuk terhindar dari infeksi.
Dengan selalu menerapkan kewaspadaan standar seriap saat bagi semua pasien,
budaya aman akan tercipta dalam rumah sakit dimana resiko penyebaran infeksi dapat
diminimalkan.
Yang harus kita ingat :
1. Standar untuk melawan infeksi nosokomial atau infeksi yang berkaitan dengan
pelayanan di rumah sakit.
2. Petiap pasien memiliki potensi resiko infeksi, oleh sebab itu sangatlah penting
setiap orang melakukan cara yang aman pada saat bekerja.

Langkah – langkah untuk mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit :

1. Hand hygiene/kebersihan tangan :


Dapat melakukan dengan mengunakan sabun & air atau dengan mengunakan
alkohol hand rub (tanpa air), yaitu :
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebeum melakukan prosedur steril
 Setelah kontak dengan cairan tubuh atau darah
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah kontak dengan sesuatu yang berada disekitar pasien.
2. Alkohol hand rub tidak noleh digunakan bila
 Tangan kita kotor secara fisik
 Membantu pasien dengan diare atau dengan luka – luka terbuka
 Kontak langsung dengan urin, faces dan muntahan
 Tangan kita sedang mengalami ganguan kulit(alergi/dermatis)
3. Alat proteksi diri
 Sarung tangan, apron, masker dan pelindung mata (google) harus
digunakan saat beraktifitas yang beresiko terpecik cairan tubuh atau darah.
 Mencuci tangan sebelum mengunakan APD
 APD harus diganti setelah satu prosedur selesai atau kontak dengan pasien
lain.
 Apron harus dipakai bila sedang membantu pasien untuk pindah posisi
atau membantu bangun dari tempat tidur
 Tangan harus segera dicuci setiap selesai melepaskan APD.
4. Penatalaksanaan pencegahan tertusuk jarum atau benda tajam
 Selalu berhati – hati saat bekerja dengan benda yang bersifat tajam
 Jangan pernah menutup kembali jarum yang sudah dipakai (bila terpaksa,
lakukan dengan teknik satu tangan)
 Buanglah jarum, hindarkan melepaskan jarum dari syrigenya tanpa alat
bantu
 Bawalah nampan saat akan membawa syringe injeksi
 Buanglah jarum atau benda tajam lainnya pada tempat yang sudah
ditentukan (Sharps Box)
 Baca (Q-Pulse : Insiden Pajanan Darah/Cairan Tubuh PP-SHG-IPC-004).
5. Penanganan tumpahan darah dan cairan tubuh
 Pastikan spill kit tersedia dan siap untuk digunakan
 Gunakan APD
 Tabur bubuk klorin/sodium hypochloride yang sudah dilarutkan dalam air
(1:10) pada tumpahan darah
 Untuk tumpahan urin atau air kencing cukup mengunakan larutan air
sabun saja
 Jangan mengunakan larutan sodium hipoklorit (bleach) pada karpet,
gunakan sabun cair/sampo khusus.
6. Manajemen sampah
 Semua petugas atau staf harus bertanggung – jawab dalam pengelolaan
sampah dengan benar dan baik
 Dalam rumah sakit ada kode warna untuk setiap pembuangan sampah
yaitu :
- Kantong plastik hitam : sampah umum (kering/basah)
- Kantong plastik kuning : sampah mesis infeksius (yang tekena
darah dan cairan tubuh)
- Kantong plastik ungu : sampah yang berasal dari kemoterapi.
7. Penanganan linen (laundry)
 Staf harus mengunakan APD saat menagani linen kotor
 Pemilahan linen kotor hanya dilakukan di laundry bukan diarea perawatan
(bangsal)
 Linen yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh dimasukan
kedalam plastik kuning, sedangkan linen kotor yang tidak terkontaminasi
darah dan cairan tubuh dimasukan dalam plastik hitam.
8. Dekontaminasi peralatan medis/instrument
 Untuk mencegah infeksi silang, semua alat yang sudah dipakai pada pasien
harus dibersikan, disinfeksi, atau sterilisasi bila diperlukan.
 Semua peralatan yang kotor harus ditempatkan dalam wadah tertutup saat
dikirim ke CSSD
 Proses dekontaminasi hanya dilakukan di unit yang sudah ditetapkan yaitu
sterilisasi pusat (CSSD) atau satelit CSSD di unit.
 APD harus digunakan saat menangani alat medis/instrumen kotor.
9. Prosedur isolasi pada pasien dengan penyakit infeksi menular
 Pasien yang mengidap penyakit yang dapat ditularkan baik lewat
udara/droplet/kontak dirawat dengan kewaspadan isolasi
 Staf harus mengikuti SPO tentang kewaspadaan isolasi
 Semua alat proteksi diri selalu tersedia dan lengkap di depan kamar isolasi
 Papan kewaspadaan harus dipasang dipintu kamar pasien sehingga dapat
menjadi perhatian sebelum masuk kamar pasien
 Semua alat proteksi diri harus dilepas saat akan meninggalkan kamar
pasien dan dibuang dalam tempat sampah yang tersedia
 Prosedur hand hygiene harus dilakukan sebelum dan sesudah
meninggalkan kamar pasien
 Edukasi pengunjung
 Batasi jumlah pengunjung minimal 2 orang
Catatan :
Pasien dengan ganguan sistem imun juga mendapatkan perawatan isolasi dengan
kewaspadaan isolasi proteksi.
10. Kesehatan dan hygiene personal
 Selalu mengunakan hand hygiene
 Menutup luka terbuka yang dimiliki dengan penutup luka kedap air
 Menerapkan etika batuk yang aman
 Memberikan edukasi kepada keluarga pasien/pengunjung prosedur
berkunjung ke kamar isolasi, ICU, NICU
 Staf yang sedang sakit yang berpotensi untuk bisa ditularkan sebaiknya
tidak merawat pasien dan segera berobat
 Tidak mengunakan masker dan sarung tangan saat membawa pasien
dengan tempat tidur ke departemen lain untuk pemeriksaan
11. Merupakan tanggung jawab setiap orang
 Mencuci tangan
o Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
o Setelah melepas sarung tangan
o Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien.
o Gunakan alcohol hand rub/gel (tanpa air) bila tangan tampak kotor
sekali
 Mengunakan sarung tangan
o Bila akan kontak dengan darah atau cairan tubuh
 Gaun/apron plastik, masker dan pelindung mata dan wajah
o Digunakan selama prosedur yang berpotensi menjadi percikan
darah atau cairan tubuh
 Benda – benda tajam
o Jarum suntik dan benda tajam harus dibuang segera setelah
digunakan dalam wadah khusus
o Laporkan segera setiap kejadian termasuk jarum/benda tajamyang
menimpa staf
12. Alat proteksi diri
 Masker
 Sarung tangan
 Pelindung wajah dan kacamata googles
 Gaun/Apron
 Alas kaki
Semua harus tersedia dengan semua ukuran dan siap digunakan setiap saat.

KEAMANAN DALAM PENGOBATAN


Ketika memberikan obat kepada pasien, hal yang harus diperhatikan 5R, yaitu :
1. Right Mecdication/Benar Obat
2. Right Dose/Benar Dosis
3. Right Patient/Benar Pasien
4. Right Time & Frequency/Benar Waktu dan Frekuensi
5. Right Route/ Benar Cara Pemberian

Catanan :
 Semua kejadian baik yang telah terjadi Tau hampir tejadi harus dilaporkan
sesuai dengan peraturan.
 Semua tempat obat harus dalam keadaan tertutup apabila tidak digunakan.
 Obat yang pengucapnya hampir sama, bentuk dan kemasan hampir sama dan
obat yang beresiko tinggi harus dipisahkan dalam proses peyimpanannya.
 Obat – obat narkotika harus ditangani dengan baik dan didokumentasikan
sesuai dengan undang – undang narkotika.
 Mendokumentasikan pengunaan obat – obat narkotika khususnya narkotika
injeksi yang disimpan di drug control
 Selalu mecatat di buku laporan narkotik, stok obat di awal shift, setiap
mengeluarkan/mengambil, dan memasukan/mengembalikan,dilengkapi
dengan keterangan yang jelas.
 Resep obat narkotika harus jelas yang meliputi : stiker pasien, nama dokter
yang memberikan, SIP dokter, tanggal pemakaian, bangsal yang mengunakan,
nama obat, dosis, serta paraf dokter.

PERAN ANDA DALAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA


1. Setiap petugas kesehatan memiliki peran penting dalam pendidikan kepada pasien
dan keluarga.
2. Pendidikan kepada pasien dan keluarga memungkinkan pasien dan keluarga dapat
mengambil keputusan yang terbaik.
3. Pentingnya peran aktif dari pasien dan keluarganya dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
4. Sebelum melakukan pendidikan kepada pasien dan keluarga harus disiapkan :
a. Bahasa yang akan digunakan.
b. Kesiapan pasien dan keluarga dalam menerima pendidikan.
c. Pemilihan bahan atau topik yang diberikan.
d. Hambatan dalam penerimaan.
e. Dipikirkan akan kemungkinan timbulkan kendala dalam proses pendidikan
tersebut, termasuk budaya atau agama.
5. Anda dapat memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga dalam hal :
a. Keamanan dalam pengunaan obat
b. Keamanan dalam pengunaan peralatan medis.
c. Panatalaksanaan nyeri
d. Diet dan nutrisi
e. Teknik rehabilitasi
f. Penanganan kebutuhan pribadi, dll

PERENCANAAN KEPULANGAN PASIEN


 Semua pasien harus mempunyai perencanaan kepulangan.
 Kebutuhan pasien pada waktu pulang harus dikaji secara baik,
didokumentasikan dan termasuk :
o Aktivitas sehari – hari
o Pengobatan
o Kebutuhan transportasi
o Diatur untuk kebutuhan khusus yang lain
o Perawatan luka
o Penatalaksanaan myeri di rumah
o Nutrisi

INCIDENT REPORT
Suatu istilah/kejadian adalah suatu peristiwa atau keadaan yang mungkin dan dapat
terjadi karena ketidaksegajaan dan atau telah mengakibatkan cedera pada
pasien/pengunjung/karyawan dan atau menimbulkan kerusakan pada alat atau sesuatu
yang menimbulkan pengaduan. Contoh : kesalahan pengobatan, kebakaran, pencurian,
kerusakan alat, dll.
Setiap karyawan harus melaporkan semua kejadian yang terjadi. Informasi ini dapat
membantu dalam mengidentifikasi penyebab dan kekurangan yang dimiliki dan
bertujuan untuk menurunkan resiko dari kesalahan yang sama bila terjadi.
Catanan :
 Anda harus melaporkan semua kejadian termasuk yang hampir terjadi
sesegera mungkin agar anda tidak lupa.
 Serahkan laporan tersebut ke Quality and Risk Departement.

KEAMANAN DITEMPAT PEKERJAAN


1. Fire Safety
 DON’T’s (JANGAN dilakukan)
- Jangan menutup/menghalangi jalan keluar dengan barang – barang.
- Jangan mengunakan listrik melampaui batas.
- Jangan mengunakan peralatan yang telah rusak/kabel yang terlepas.
- Jangan menutupi pintu keluar darurat dengan barang apapun.
 Pada saat evakuasi
1. Perhatikan dan dengarkan dengan baik pengumuman melaui sistem
paging.
2. Ikuti instruksi dari KOLAK (Komandan Pelaksanaan)
3. Jangan mengunakan lift
4. Gunakan tangga darurat terdekat dan tutup pintu pintu dibelakang anda
5. Pergila ke daerah yang telah ditentukan
Catatan :
 Pastikan setiap dapertemen /bangsal mengenal dengan baik prosedur
Code Red (Kebakaran)
 Mengetahui jalan keluar bila terjadi kebakaran
 Mengetahui tempat penyimpanan peralatan pemadam kebakaran
 Sistem keamanan terhadap kebakaran
a. Alat pemadam api ringan (APAR)
b. Hydrant
c. Sprinkler
d. Detektor Asap (Smoke Detector)
e. Tangga darurat dengan pintu baja dan ventilasi bertekanan udara.
2. Security
 Staf, dokter, suppiler harus memakai tanda pengenal pada saat berada di
lingkungan RS.
 Laporkan segera kepada security bila anda melihat :
- Orang yang mencurikan
- Barang – barang yang mencurigikan (tas, bingkisan)
- Ektension security : 22223

KODE YANG BERLAKU


CODE BLUE : Pemberitahuan bila menemukan seseorang dalam
kondisi gawat darurat (mengalami henti
nafas/jantung)
CODE YELLOW : Kadang penderita ETC dalam jumlah lebih dari 10
orang pada waktu bersamaan dan membutuhkan
pertolongan & bantuan segera
CODE RED : Pemberitahuan terjadinya kebakaran di salah satu
lokasi SHKP
CODE PURPLE : Pemberitahuan untuk segera dilakukan tindakan
evakuasi
CODE BLACK : Pemberitahuan bila terjadi suatu ancaman terhadap
individu
CODE GRAY : Pemberitahuan untuk dilakukannya penutup akses
keluar karena terjadi kehilangan dan telah
mengetahui pelaku masi berada di area RS.
CODE ONE : Pemberitahuan kepada seluruh HoDept & HoDiv
agar berkumpul di tempat yang di tentukan
CODE GREEN : Pemberitahuan bahwa terjadi tanda bahwa terjadi
kontaminasi radioaktif yang berbahaya.
CODE BROWN : Pemberitahuan bahwa terjadi kontaminasi
kimia/farmasi.
CODE ORANGE : Permberitahuan bila terjadi kontaminasi biologi
yang infeksius dan menjadi area terlarang
(diharapkan semua orang menghindari daerah
tersebut).
CODE SILVER : Pemberitahuan bila terjadi kegagalan sumber daya
air
CODE WHITE : Pemberitahuan bila terjadi kegagalan sumber daya
listrik

3. Hausekeeping
 Singkirkan barang – barang yang tidak diperlukan dari area kerja anda.
 Simpanlah barang – barang di tempat yang telah di tentukan, agar mudah
dalam mengambil kembali.
 Bersihkan daerah kerja anda dan peralatan yang telah selesai digunakan.
 Pertahankanlah standar yang tinggi dalam kebersihan sesuai dengan SOP
hausekeeping.
Catatan :
o Pastikan semua area dalam keadaan bersih sesuai dengan standar.
o Pastikan semua staf Hausekeeping mengerti mengenai prosedur
pekerjaannya untuk menjaga keamanan diri dan lingkungannya.
o Semua barang dan peralatan disimpan ditempat yang seharusnya,
jangan menyimpan barang – barang terlalu tinggi atau menutupi
sprinkler di langit – langit.
o Semua kabel – kabel tertera dengan baik dan tidak ada yang terlepas.
o Tabung – tabung gas tersimpan dengan aman.

MENGATASI RISIKO DAN BAHAYA


 Karyawan harus mengetahui bagaimana caranya dalam menagani dan
mengatasi bahaya.
 Laporkan segera kepada atasan anda jika ada bahaya baik lokasi maupun
jenisnya.
 Atasi bahaya dengan alat yang benar.
 Ingat 7 hal penting dalam penanganan tumpahan cairan :
1. Periksa MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan/zat yang digunakan.
2. Lindungi diri anda sendiri dengan alat pelindung diri yang benar.
3. Atasi bahaya dengan mengunakan peralatan yang benar.
4. Pastikan tingkat bahaya dan atasi dengan benar.
5. Bersihkan tumpahan bahaya/zat dari luar ke dalam.
6. Bersihkan peralatan yang telah digunakan dengan benar.
7. Laporkan kejadian dengan mengunakan formulir laporan kejadian.

PERALATAN MEDIS
Peralatan medis harus diperiksa secara regular.
 Semua peralatan medis harus memiliki label PPM yang mencantumkan waktu
alat tersebut dicek dan jangka waktu pengecekan.
 Peralatan yang rusak harus diberi label dan disimpan ditempat tersendiri.

Nomor penting di SHKP :


1. ED : (0380) 8530900 => 29301/305/308
2. Ambulance : (0380) 1500911
3. Operator : (0380) 8530900 => 29100

Jam berkunjung untuk pasien Rawat Inap :


Pagi : Pukul 11:00 s/d 13:00
Sore : Pukul 18:00 s/d 20:00

Dalam setiap pengisian rekam medis dapat diidentifikasikan :


 Siapa yang mengisi
 Tanggal pengisian rekam medis
 Waktu pengisian rekam medis

SILOAM HOSPITAL KUPANG


Singkatan yang tidak boleh dipergunakan
Singkatan/Dosis Maksud Salah interprestasi Koreksi
Ekspresi
µg Microgram Salah interprestasi Gunakan “mcg”
menjadi
mg(miligram)
QOD, qod, Q.O.D., Setiap keesokan Disalah artikan Setiap 48 jam, q 48
q.o.d harinya menjadi hari lain. jam
Periode setelah Q
dapat salah
interprestasi sebagai
“I” dan “O” dapat
diinterprestasi
sebagai “I:
U or u Unit (s) Terbaca sebagai nol “Unit” dilarang
(O) atau empat (4), disingkat dan harus
jika digunakan untuk ditulis lengkap
10 atau yang lebih “Unit”
besar (4U terbaca
“40” atau 4u terbaca
sebagai “44”)
Angka nol setelah 1 mg Salah membaca Jangan gunakan
titik decimal (1,0 menjadi 10 mg jika angka nol untuk
titik decimal tidak decimal
terbaca

TIPS – TIPS UMUM


 Selalu siap untuk diaudit atau dilakukan penilaian apapun.
 Percaya diri dan tenang.
 Tetap konsisten.
 Jangan menjawab jika anda tidak tau pasti jawabannya, tanyakan pada yang lebih
mengetahui.
 Jawablah hanya apa yang ditanya dan apa yang anda ketahui, anda tidak harus tahu
segalanya.
 Cari informasi kepada orang yang tepat jika anda tidak tahu.
 Jika anda tidak yakin dalam memberikan jawaban, anda dapat membuka catatan,
dokumen, file atau tanyakan kepada manajer atau mencari dari sumber – sumber
informasi RS.
 Jangan berdepat dengan rekan sejawat di depan auditor, jangan pula mempertentangkan
pendapat pribadi.
 Ketika memberikan laporan kepada auditor, pastikan laporan atau dokumentasi tersebut
benar dan memadai.
 Ingat bahwa auditor itu ada disini untuk menbantu kita dengan :
- Menerima opini – opini mereka secara aktif.
- Kita boleh melaksanakan semua saran mereka, tetapi boleh juga tidak,
yang penting kita tetap berwawasan terbuka.

selama berlangsungnya audit, auditor diperbolehkan :


o Berbicara dengan semua karyawan dari bagian – bagian yang berbeda.
o Mendiskusikan tentang kebijakan dan prosedur, karyawan dan atau permasalahan
pasien.
o Mengobservasi pelaksanaan prosedur dan memastikan bagaimana karyawan peduli
dan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.
o Meninjau pasien dari dekat.
o Bertanya kepada karyawan bagaimana mereka sama menangani pasien.
o Menemui pasien yang diijinkan untuk diwawancarai. Mereka mungkin akan bertanya
tentang bagaimana tindakan yang dilakukan dan pelayanannya.
Semua karyawan harus berpartisipasi ketika auditor mengunjungi SHKP :
 Tidak ada seorangpun yang ditinggalkan untuk bisa menjawab pertanyaan yang
diajukan.
 Membantu rekan kerja anda, berdirilah dekat teman anda yang ditanyai oleh auditor
dan bantulah menjawab pertanyaan jika anda tahu jawaban yang benar.
 Tunjukan bahwa anda ramah, gemar menolong dan bersedia berpartisipasi dalam
proses audit.

Anda mungkin juga menyukai