Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN PELAYANAN PONEK

RS SIAGA RAYA
TAHUN 2016

JL. SIAGA RAYA KAV 4-8 PEJATEN BARAT


PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum...................................................................................................... 2
C. Pengertian............................................................................................................ 3
D. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran............................................................................ 3
BAB II REGIONALISASI PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL
A. Fungsi rumah sakit.............................................................................................. 5
B. Langkah-langkah Kebijakan Regionalisasi......................................................... 5
C. Monitor dan Evaluasi Kerja................................................................................ 5
BAB III LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK
A. Pelayanan PONEK Rumah Sakit........................................................................ 7
B. Pelayanan penunjang Medik............................................................................... 9
BAB IV KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK
A. Kriteria umum rumah sakit PONEK................................................................... 12
B. Kriteria Khusus Ruangan.................................................................................... 13
BAB V PENUTUP
Penutup................................................................................................................ 31
LAMPIRAN
Lampiran-lampiran.............................................................................................. 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih
tertinggi diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. AKI dari 390/100.000
kelahiran hidup (SDKI tahun 1994), menjadi 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-
2003. Demikian pula AKN 28,2/1000 kh 1987-92 menjadi 21,8/1000 kelahiran hidup pada
tahun 1992-1997. Seharusnya sesuai dengan Rencana Strategis Depkes Tahun 2005 2009
telah ditetapkan target penurunan angka kematian bayi dari 35 menjadi 26/1.000 kelahiran
hidup dan angka kematian ibu dari 307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2009

Disamping itu Index Pembangunan Manusia di Indonesia berada pada urutan ke 107
dibandingkan dengan bangsa lain dan selama 5 tahun terakhir ini mengalami perbaikan
namun sangat lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada
tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan. Millenium (Millenium
Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan
indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :
1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada tahun
1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990 dari
307 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.

Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila
dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut
yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang
timbul selama ini. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti
Berat Badan Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan
mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi (15%),
pre-eklampsia / eklampsia (15%), persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi
mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan
perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Kunci keberhasilan PONEK adalah
ketersediaan tenaga yang handal. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu,
tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien. RS Siaga Raya
memberikan pelayanan khusus pengelolaan kasus maternal neonatal baik emergency
maupun non emergency.

Sebagai rumah sakit rujukan kedaruratan, rumah sakit Siaga Raya saat ini belum
mampu untuk dijadikan rumah sakit PONEK 24 jam, karena belum tersedianya sarana
khusus. Namun RS Siaga Raya tetap berusaha memberikan pelayanan kedaruratan
maternal dan neonatal sebaik mungkin.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3495).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4431).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4437).
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/ 1988 tentang Rumah
Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004
tentang Sistem Kesehatan Nasional, diatur Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat.

2
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

C. PENGERTIAN
1. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah
kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh
masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat
sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara
optimal.
2. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.

D. VISI, MISI , TUJUAN DAN SASARAN


1. VISI
Tercapainya Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) yaitu
a. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua pertiga dari AKB pada tahun
1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup
b. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990
menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.
2. MISI
Menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal yang bermutu melalui standarisasi
Rumah Sakit yang memberi pelayanan PONEK 24 jam, dalam rangka menurunkan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia, dengan pendekatan tata
kelola klinis dalam suatu organisasi yang belajar
3. TUJUAN
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan
PONEK
b. Tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan PONEK
c. Tercapainya kemampuan teknis tim yang mengelola PONEK sesuai standar

3
d. Dilakukannya evaluasi kualitas pelayanan PONEK secara rutin melalui kegiatan
audit, penggunaan dashboard, dan evaluasi kepuasan pelanggan

4. SASARAN
1. Seluruh jajaran pimpinan Rumah Sakit
2. Seluruh tenaga medis dan para medis di setiap unit pelayanan maternal neonatal

4
BAB II
REGIONALISASI PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL

A. FUNGSI RUMAH SAKIT


1. Pelayanan
Rumah Sakit menangani kasus rujukan yang tidak mampu ditangani oleh petugas
kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter, bidan, perawat).
2. Pendidikan
Rumah sakit terus menerus meningkatkan kemampuan baik petugas rumah sakit, luar
rumah sakit maupun peserta pendidikan tenaga kesehatan sehingga mampu melakukan
tindakan sesuai dengan standar dan kewenangannya untuk menyelesaikan kasus darurat.
3. Penelitian
Rumah sakit mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah sakit maupun wilayah
kerja dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

B. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN REGIONALISASI


1. Identifikasi Puskesmas dan bidan perujuk
2. Membina partnership dengan puskesmas dan bidan rujukan untuk meningkatkan
kualitas sistem rujukan.
3. Dibuatnya kebijakan (SK) yang mendukung pelayanan regional dan dana dukungan.
4. Pembentukan organisasi Tim pengelola PONEK Rumah Sakit (Dokter SpOG, Dokter
SpA, Dokter Umum UGD, Bidan dan Perawat)
5. Pelatihan bagi SDM agar kompeten sesuai standar prosedur.
6. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh Direktur Rumah Sakit dengan melibatkan Tim
Peristi untuk melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan PONEK
7. Evaluasi kinerja.

C. MONITOR DAN EVALUASI KINERJA


1. Fasilitas fisik
2. Kinerja kelompok kerja di unit gawat darurat, kamar bersalin, kamar operasi (harus
mampu dilakukan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit, setelah diputuskan).
3. Case Fatality Rate, angka kematian penyakit yang harus menurun setiap tahun dengan
percepatan 20%.

5
4. Angka rasio kematian ibu harus (< 200/100.000 kelahiran hidup), rasio kematian
perinatal (< 20/1000 kelahiran hidup) di rumah sakit.
5. Audit kesehatan ditujukan bagi kasus kematian dan Nearmis.

6
BAB III
LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK

Upaya Pelayanan PONEK :


1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim emergency RS Siaga Raya di ruang tindakan
kebidanan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
4. Perawatan intensif ibu dan bayi.
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK antara lain :
A. PELAYANAN PONEK RUMAH SAKIT
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
Pelayanan Kehamilan
Pelayanan Persalinan
Pelayanan Nifas
Asuhan Bayi Baru Lahir
Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
Masa antenatal
- Perdarahan pada kehamilan muda
- Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
- Gerak janin tidak dirasakan
- Demam dalam kehamilan dan persalinan
- Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
- Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan/koma,
tekanan darah tinggi
Masa intranatal
- Persalinan dengan parut uterus
- Persalinan dengan distensi uterus
- Gawat janin dalam persalinan
- Pelayanan terhadap syok
- Ketuban pecah dini
- Persalinan lama
- Induksi dan akselerasi persalinan
- Aspirasi vakum manual

7
- Ekstraksi Cunam
- Seksio sesarea
- Epiosotomi
- Kraniotomi dan kraniosentesis
- Malpresentasi dan malposisi
- Distosia bahu
- Prolapsus tali pusat
- Plasenta manual
- Perbaikan robekan serviks
- Perbaikan robekan vagina dan perineum
- Perbaikan robekan dinding uterus
- Reposisi Inersio Uteri
- Histerektomi
- Kompresi bimanual dan aorta
- Dilatasi dan kuretase
- Ligase arteri uterine
- Bayi baru lahir dengan asfiksia
- BBLR
- Resusitasi bayi baru lahir
- Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
- Anestesia spinal, ketamin
Masa Post Natal
- Masa nifas
- Demam pasca persalinan
- Perdarahan pasca persalinan
- Nyeri perut pasca persalinan
- Keluarga Berencana
- Asuhan bayi baru lahir

3. Pelayanan Kesehatan Neonatal


- hiperbilirubinemi,
- asfiksia,
- trauma kelahiran,
- hipoglikemi
- kejang,
- sepsis neonatal
- gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- gangguan pernapasan,
- kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan.
- gangguan pendarahan,
- renjatan (shock),

8
- aspirasi mekonium,
- koma,
- Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),
- Kangaroo Mother Care,
- Resusitasi Neonatus,
- Penyakit Membran Hyalin,
- Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,
- Pemberian cairan Parenteral
- Kelainan bawaan

4. Pelayanan Ginekologis
- Kehamilan ektopik
- Perdarahan uterus disfungsi
- Perdarahan menoragia
- Kista ovarium akut
- Radang Pelvik akut
- Abses Pelvik
- Infeksi Saluran Genitalia

B. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK


1. Pelayanan Darah
a. Jenis Pelayanan
Merencanakan kebutuhan darah di RS
Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif)
dan telah dikonfirmasi golongan darah
Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
Memantau persediaan darah harian/ mingguan
Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan
darah recipien
Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah recipien

9
Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/ rhesus
ke Unit Tranfusi darah /UTD secara berjenjang
Bagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah / Bank darah
dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas tersebut.
b. Tempat Pelayanan
Unit Tranfusi darah /UTD PMI
Unit Tranfusi darah UTD Rumah sakit
Bank darah rumah sakit / BDRS
c. Kompetensi
Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan Bank
Darah Rumah Sakit.
Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan ketrampilan tentang
- Transfusi darah
- Penerimaan darah
- Penyimpanan darah
- Pemeriksaaan golongan darah
- Penmeriksaan uji silang serasi
- Pemantapan mutu internal
- Pencatatan , pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
- Kewaspadaan universal (universal precaution)
d. Sumber Daya Manusia
Dokter
Para medis Tehnologi Tranfusi darah (PTTD)
Tenaga administrator
Pekarya
e. Ruang Pelayanan Darah

Ukuran minimal 24 m2
f. Fasilitas Peralatan

Peralatan utama

2. Pencitraan
a. Radiologi
b. USG / Ibu dan Neonatal
3. Laboratorium

10
a. Pemeriksaan rutin darah, urin, kimia
b. Kultur darah, urin

11
BAB IV
KRITERIA PONEK RUMAH SAKIT TIPE D DAN C

A. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis


1. Pelayanan Kehamilan
2. Pelayanan Persalinan
3. Pelayanan Nifas
B. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
1. Asuhan Bayi Baru Lahir (Asuhan Dasar Neonatal/Asuhan Neonatal Normal)
Fungsi Unit:
a. Resusitasi neonatus
b. Rawat gabung bayi sehat - ibu
c. Asuhan evaluasi pascalahir neonatus sehat
d. Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan 35-37 minggu yg
stabil secara fisiologis
e. Perawatan neonatus usia kehamilan <35 minggu atau neonatus sakit sampai dapat
pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
f. Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan neonatal
g. spesialistik
h. Terapi sinar
i. Kriteria Rawat Inap Neonatus
j. Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat lahir 2,5 kg
k. Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 mgg), stabil ecara fisiologis,
bayi dengan risiko rendah
2. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
C. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi.
Masa antenatal
Perdarahan pada kehamilan muda
Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
Gerak janin tidak dirasakan
Demam dalam kehamilan dan persalinan
Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma,
tekanan darah tinggi.

12
Masa intranatal
Induksi oksitosin pada hamil lewat waktu, IUFD
Pelayanan terhadap syok
Penanganan pecah ketuban
Penanganan persalinan lama
Persalinan dengan parut uterus
Gawat janin dalam persalinan
Penanganan malpresentasi dan malposisi
Penanganan distosia bahu
Penanganan prolapsuus tali pusat
Kuret pada blighted ovum/kematian medis, abortus inkomplit --> mola hidatosa
Aspirasi vakum manual
Ekstraksi cunam
Seksio sesarea
Episiotomy
Kraniotomi dan kraniosentesis
Plasenta manual
Perbaikan robekan serviks
Perbaikan robekan vagina dan perineum
Perbaikan robekan dinding uterus
Reposisi Inversio uteri
Melakukan penjahitan
Histerektomi
Ibu sukar bernafas/ sesak
Kompresi bimanual dan aorta
Ligasi arteri uterine
Bayi baru lahir dengan asfiksia
Penanganan BBLR
Resusitasi bayi baru lahir

Anestesia Umum Dan Lokal Untuk Seksio Sesaria


Anestesia spinal, ketamin
Blok paraservikal
Blok pudendal

13
IUD post plasenta
IUD durante seksio sesarea

Masa Post Natal


Masa nifas
Demam pasca persalinan/ infeksi nifas
Perdarahan pasca persalinan
Nyeri perut pasca persalinan
Keluarga Berencana

D. Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi (minimal level II B)


a. Asuhan bayi baru lahir
Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi
(Ruang Rawat Neonatus Asuhan Khusus)
1. Level II A: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (sesuai dengan
kemampuan pelayanan puskesmas/PONED).
Fungsi Unit:
Resusitasi dan stabilisasi bayi prematur dan/atau sakit, termasuk
memberikan bantuan CPAP (Continuous Positive Airway
Pressure) dalam jangka waktu < 24 jam, atau sebelum pindah ke
fasilitas asuhan intensif neonatus.
Pelayanan bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 mgg dan
berat lahir > 1500 gr yang memiliki ketidakmampuan fisiologis
seperti apnea, prematur , tidak mampu menerima asupan
oral, menderita sakit yg tidak diantisipasi sebelumnya dan
membutuhkan pelayanan sub spesialistik dlm waktu mendesak.
Oksigen nasal dengan pemantau saturasi oksigen
Infus intravena perifer dan nutrisi parenteral untuk jangka waktu
terbatas
Memberikan asuhan bayi dalam masa penyembuhan pasca
perawatan intensif .

14
2. Level II B: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif
(sesuai dengan kemampuan standar PONEK).
Fungsi Unit:
Kemampuan unit perinatal level II A ditambah dengan tersedianya
ventilasi mekanik selama jangka waktu singkat (<24 jam) dan
CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
Infus intravena, nutrisi parenteral total, jalur sentral menggunakan
tali pusat dan jalur sentral melalui intravena per kutan
Kriteria Rawat Inap
Bayi prematur > 32 mgg
Bayi dari ibu dengan Diabetes
Bayi yg lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan
komplikasi
Gawat napas yg tidak memerlukan ventilasi bantuan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) >1,5 kg
Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
Sepsis neonatorum
Hipotermia
E. Pelayanan Ginekologis
1. Kehamilan ektopik
2. Perdarahan uterus disfungsi
3. Perdarahan menoragia
4. Kista ovarium akut
5. Radang Pelvik akut
6. Abses pelvik
7. Infeksi saluran Genitalia
8. HIV-AIDS
F. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah
G. Pelayanan Penunjang Medik
1. Pencitraan
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Neonatus
Radiologi, dinamik portabel

15
USG Ibu dan Neonatal
2. Laboratorium bekerja sama dengan Laboratorium Pusat
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam penanganan
kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang untuk pre
eklampsia dan neonatal.
Pemeriksaan rutin darah, urin
Septic marker untuk infeksi neonatus yaitu DPL (Darah Perifer Lengkap), CRP
(C-Reactive Protein), IT ratio, kultur darah, kultur urin, kultur pus.
Pemeriksaan gula darah, bilirubin, elektrolit, AGD.
3. TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication)
Pada bayi prematur, bayi sakit dan pasca operasi yang tidak mendapat
nutrisi enteral adekuat memerlukan dukungan nutrisi parenteral. Hal
ini untuk mengurangi kesakitan dan agar bayi tetap bertumbuh dengan
memperhatikan komplikasi yang mungkin menyertai.
Mencegah balans negatif energi dan nitrogen.
Mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit & fungsi metabolik
4. Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
5. Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan
Area membersihkan alat merupakan tempat yang digunakan untuk
membersihkan alat yang kotor untuk didekontaminasi tingkat tinggi/
sterilisasi. Area penyimpanan alat bersih merupakan tempat yang digunakan
untuk menyimpan alat kedokteran yang sudah dibersihkan/ didekontaminasi
tinggak tinggi/steril dan siap pakai.
6. Ruang Menyusui bagi ibu yang bayinya masih dirawat dan tempat penyimpanan
ASI perah.
7. Klinik Laktasi.
8. Ruang Susu
Dapur susu merupakan tempat yang digunakan untuk menyiapkan
susu formula bagi neonatus. Dapur susu terdiri dari 2 ruang yaitu ruang
penyimpanan dan ruang persiapan yang digabung menjadi satu ruang.
Ruang Penyimpanan :
Ruangan mampu menampung rak-rak penyimpanan
Ruangan terletak tidak jauh dari ruang persiapan
Barang-barang disimpan pada rak dan tidak langsung di atas lantai
16
Suhu penyimpanan berkisar 10-150C dan dimonitor setiap hari
Rotasi barang berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
Petugas mengisi kartu stok setiap kali mengeluarkan dan memasukkan
barang ke dalam rak penyimpanan
Ruang Persiapan :
Petugas menggunakan perlengkapan APD secara lengkap pada saat
berada di ruang persiapan
Petugas mencuci tangan dengan sabun dan/atau dengan cairan
desinfektan sebelum bekerja
Petugas membersihkan meja kerja dengan cairan desinfektan
Selama persiapan susu, pintu ruang persiapan harus selalu tertutup
dan yang boleh berada di dalam ruang hanya petugas gizi yang bertugas
menyiapkan susu
Ruang Pencucian
Ruang pencucian memiliki akses yang terpisah untuk membawa botol kotor dari
ruangan dan botol bersih dari ruang pencucian.

17
Rangkuman Kriteria Kinerja Klinis PONEK RS kelas D dan C

18
BAB V
PENUTUP

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat dan tidak
mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung meningkat
bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal. Karakteristik kasus
kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil
dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas, yang terlihat pada target
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) pada Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005 -
2009. dalam rangka mendukung target MDGs, LKBK saat ini berupaya memberikan
pelayanan emergency matrernal neonatal serta bayi sesuai standar PONEK di setiap unitnya
dengan pula memanfaatkan komponen tata kelola klinis sebagai landasan dan alat untuk
memantau, memonitor serta mengevaluasi kualitas pelayanan emergency maternal dan
neonatal di LKBK.

19
LAMPIRAN
PERALATAN MATERNAL KHUSUS PONEK

Nomor Jenis Peralatan Jumlah Yang dibutuhkan (beri tanda checklist)


1. Kotak Resusitasi :
- Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik
- Bilah Laringoskop berfungsi baik
- Bola lampu laringskop ukuran dewasa
- Batre AA (cadangan) untuk bilah laringoskop
- Bola lampu laringoskop cadangan
- Selang reservoar oksigen
- Masker oksigen (ukuran bayi cukup bulan dan prematur)
- Pipa endotrakeal
- Plester
- Gunting
- Kateter penghisap
- Pipa minuman
- Alat suntuk 1, 21/2, 3, 5, 10, 20 cc
- Ampul Epinefrin / Adrenalin
- NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL
- MgSO4
- Sodium bikarbonat 8,4%
- Penghangat (radiant warmer)
2. Inkubator
3. Penghangat (Radiant Warmer)
4. Ekstraktor vakum 5. Forc eps neagle
5. AVM
6. Pompa vakum listrik
7. Monitor denyut jantung / pernapasan
8. Obat-obatan :
- Ringer Asetat
- Dextrose 10%
- Dextran 40 / HES
- Saline 0,9%

20
- Adrenalin / Epinefrin
- Metronidazol
- Kadelex atau ampul KCL
- Larutan Ringer Laktat
- Kalsium Glukonat 10%
- Ampisilin
- Gentamisin
- Kortison / Dexametason
- Aminophyline
- Transamin
- Dopamine
- Dobutamine
- Sodium Bikarbonat 8.4%
- MgSO4
- Nifedipin
9. Set Sectio Saesar

21
LAMPIRAN

SPO pelayanan ibu dan bayi terlampir dalam lembar tersendiri. Terdiri atas :
1. SPO resusitasi BBL
2. SPO Rawat Gabung
3. SPO Ibu menyusui
4. SPO Inisiasi Menyusu Dini
5. SPO Perawatan Metode Kangguru
6. SPO Cara Memeras ASI
7. SPO Persalinan Normal
8. SPO Abortus imminens
9. SPO Distosia Bahu
10. SPO HPP
11. SPO Ketuban Pecah Dini
12. SPO Manual Plasenta
13. SPO Masa Nifas
14. SPO post sectio secaria
15. SPO Syok
16. SPO Vacum Ekstrasi

22
MEKANISME ALUR PASIEN RUJUKAN MATERNAL & NEONATAL

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Manajemen Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif 24 Jam di


Tingkat Kabupaten / Kota, Departemen Kesehatan RI 2005.
2. Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat Kabupaten / Kota,
Departemen Kesehatan RI 2006.
3. Pedoman Teknis Audit Maternal Perinatal di Tingkat Kabupaten / Kota, Departemen
Kesehatan RI 2007.
4. Pedoman Pelaksanaan dan Penilaian Perlindungan Ibu dan Bayi Secara Terpadu
Paripurna Menuju Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi, Departemen Kesehatan RI
2001.
5. Pedoman Pelaksanaan Strategi Program Making Pregnancy Safer (Kehamilan yang
Lebih Aman), Departemen Kesehatan RI 2006.
6. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia, Jakarta 2005.
7. Modul On The Job Training Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif, JNPK-KR 2007.
8. Essential Neonatal Care, Protocols for Physicians, First Edition, 2007.

24

Anda mungkin juga menyukai