Anda di halaman 1dari 6

PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN KERANGKA KINERJA EKSELEN BALDRIGE

UNTUK PENINGKATAN
KINERJA DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
DIDID WINNETOUW
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda Jakarta adalah sebuah rumah sakit swasta
yang baru beroperasional dan mendapatkan Ijin Operasional Tetap terpisah dari
RSIA Bunda Jakarta melalui Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta No. 2862/2014 tanggal 25 Juli 2014 dengan klasifikasi rumah sakit umum
kelas C, yang sebenarnya adalah merupakan suatu pengembangan dari RSIA
Bunda Jakarta yang sudah melayani masyarakat sejak tahun 1973, dengan
mencoba mengembangkan layanan unggulan baru Neuro Center dan Heart Center
yang didukung oleh Pusat Radio - Diagnostik
Meskipun RSU Bunda Jakarta termasuk klasifikasi C, namun secara pelayanan,
sumber daya manusia, peralatan medis dan non-medis, serta bangunan dan
prasarana yang ada hampir setara dengan klasifikasi B rumah sakit umum.
Misi rumah sakit ini adalah pelayanan kesehatan yang memanfaatkan sistem
teknologi kedokteran modern, keunggulan sumber daya manusia serta
mengutamakan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Sedangkan visi-nya
adalah menjadi rumah sakit swasta pilihan yang berkomitmen memberikan
pelayanan dan produk kesehatan berkualitas serta siap bersaing di Era Globalisasi
dengan pencapaian Good Performance pada tahun 2021.
Lokasi rumah sakit yang berada di tengah kota memberikan daya saing yang
ketat karena banyaknya rumah sakit swasta yang sekelas dengan produk
unggulannya masing – masing yang juga tidak jarang harus langsung
berkompetisi untuk produk layanan tertentu. Dengan semakin ketatnya persaingan
ini membuat rumah sakit swasta harus terus meningkatkan kinerjanya sesuai
dengan tuntutan dan harapan dari masyarakat yang dilayaninya. Untuk
memastikan pelayanan rumah sakit dapat dilaksanakan dengan mutu yang baik
perlu adanya strategi yang tepat agar rumah sakit siap menghadapi berbagai
perubahan eksternal dan perkembangan kebutuhan pasien. Wijono (2000)
menyatakan salah satu strategi yang paling tepat dalam mengantisipasi persaingan

1
PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN KERANGKA KINERJA EKSELEN BALDRIGE
UNTUK PENINGKATAN 2
KINERJA DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
DIDID WINNETOUW
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

yang semakin terbuka adalah melalui upaya peningatan mutu pelayanan kesehatan
rumah sakit melalui sistem mutu terpadu.
Di awal – awal tahun operasional RSU Bunda Jakarta disibukkan dengan
membangun dan mengembangkan produk medis yang berbeda dan tidak
menyaingi produk medis yang ada di RSIA Bunda Jakarta sehingga sampai saat
ini RSU Bunda Jakarta belum pernah dievaluasi kinerjanya secara menyeluruh.
Karena begitu kompleksnya keterkaitan pelayanan rumah sakit, maka
dibutuhkan suatu standar alat ukur yang dapat menilai kinerja dari pelayanan
rumah sakit secara menyeluruh. Salah satunya adalah dengan menggunakan
Standar penilaian Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 yang dikeluarkan oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS); atau bisa juga menggunakan standar
penilaian oleh The Joint Commission on Accreditation of health Care
Organization; atau bisa juga menggunakan penilaian Standar Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008. Banyak rumah sakit di Indonesia menggunakan salah satu
dari standar yang dikeluarkan oleh KARS, JCI maupun ISO, bahkan tidak sedikit
juga yang menggunakan ketiga – tiganya sebagai tolak ukur standar pelayanan
rumah sakitnya. Atau bisa juga menggunakan penilaian dari Indonesia Quality
Award (IQA) dengan Kerangka Kinerja Ekselen Baldrige yang sudah banyak
digunakan sebagai standar penilaian rumah sakit – rumah sakit di Amerika
Serikat. Masing – masing penilaian bisa saling melengkapi terhadap penilaian
yang lain. Akreditasi RS memberi dampak positif terhadap upaya peningkatan
kinerja pada komponen input dan proses, sedangkan Kerangka Kinerja Ekselen
Baldrige melengkapi sampai komponen output dan outcome (Cahyono, U. 2012)
Kerangka Kinerja Ekselen Baldrige, yang terdiri dari 7 kriteria:
1. Kepemimpinan
2. Strategi
3. Pelanggaan
4. Pengukuran, Analisa dan Manajemen Pengetahuan
5. Tenaga Kerja
6. Operasional
7. Hasil
PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN KERANGKA KINERJA EKSELEN BALDRIGE
UNTUK PENINGKATAN 3
KINERJA DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
DIDID WINNETOUW
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Keunggulan dari penerapan sistem manajemen berdasarkan Kerangka Kinerja


Ekselen Baldrige adalah karena menyediakan suatu kerangka upaya peningkatan
kinerja yang bersifat adaptable; mengarahkan tanpa mendikte sehingga
memungkinkan manajemen rumah sakit melakukan penilaian mandiri yang sesuai
dengan kondisi rumah sakit baru yang belum terakreditasi maupun penilaian
terhadap unit kerja tertentu dalam rumah sakit.
Adanya sifat inklusif dengan berfokus pada persyaratan yang umum sehingga
instrumen – instrumen penilaian yang ada di Standar Kinerja yang lain seperti
KARS/JCI/ISO maupun persyaratan regulasi pemerintah dan juga lembaga audit
dapat sekaligus dimasukkan ke dalam kebutuhan requirement dari Kerangka
Kinerja Ekselen Baldridge.
Dan juga adanya sifat komprehensif dimana kriteria yang digunakan tidak
hanya dari proses tetapi juga mencakup hasil, sehingga hasil yang didapatkan bisa
dilakukan proses perbaikan kinerja rumah sakit yang lebih terarah sehingga pada
akhirnya diperoleh suatu kinerja yang ekselen yang akan mendorong pertumbuhan
rumah sakit secara lebih efektif dan lebih efisien. Selain penilaian dan evaluasi
kinerja rumah sakit, skoring hasil penilaian juga dapat menunjukkan posisi rumah
sakit dibandingkan dengan perusahaan lain yang juga menggunakan kriteria dari
Kerangka Kinerja Ekselen Baldridge.

B. Perumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang masalah di atas dapat ditarik sebuah
permasalahan dalam pengukuran kinerja RSU Bunda Jakarta, di antaranya:
1. Apakah penilaian kinerja RSU Bunda Jakarta yang belum terakreditasi dapat
dinilai dengan menggunakan Kerangka Kinerja Ekselen Baldrige?
2. Bagaimana strategi perbaikan untuk dapat meningkatkan kinerja RSU Bunda
Jakarta?
PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN KERANGKA KINERJA EKSELEN BALDRIGE
UNTUK PENINGKATAN 4
KINERJA DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
DIDID WINNETOUW
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

C. Tujuan Penelitian
1. Mengukur kinerja RSU Bunda Jakarta berdasar 7 Kriteria Malcolm Baldrige
2. Mengusulkan strategi perbaikan untuk peningkatan mutu pelayanan RSU
Bunda Jakarta
3. Adakah kekurangan dari Kriteria Malcolm Baldrige dalam penerapan di bidang
kesehatan rumah sakit?

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi
manajemen RSU Bunda Jakarta untuk dapat meningkatkan dan memperbaiki
kinerja sebagai rumah sakit baru yang belum terakreditasi.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran
dan temuan-temuan empirik mengenai mutu kinerja manajemen rumah sakit,
sehingga dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian
sejenis.

E. Keaslian Penelitian
Untuk menyatakan keaslian penelitian, peneliti akan mencantumkan penelitian –
penelitian terdahulu yang sejenis dengan rencana penelitian dalam tabel berikut
ini.
PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN KERANGKA KINERJA EKSELEN BALDRIGE
UNTUK PENINGKATAN
KINERJA DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
DIDID WINNETOUW
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5

Tabel 1. Keaslian Penelitian


Penulis
Tujuan Lokasi Rancangan Penelitian Sampel Hasil Utama
(Tahun)
Foster, TC., Hubungan penggunaan Yayasan Robert Kualitatif Analitik 20 Kriteria Baldrige dan karakteristik unit
Johnson, JK., Kerangka MB dengan Wood Johnson kerja unggulan meliputi area penting
Nelson, EC., Kinerja Tinggi pada unit untuk pencapaian kinerja tinggi
Batalden, PB. kerja pelayanan
(2007)

D’Souza, SC., Hubungan penerapan RS pendidikan di Studi Kasus 12 10 dari 12 Rumah Sakit dengan skor
Sequeira, AH. MBNQA dengan Mutu India Selatan 500 -750 poin, dengan kinerja silver
(2011) Pelayanan Manajemen line berdasar MBNQA
dan Kinerja dalam
bidang Kesehatan
Ekowati, T. Mengukur kinerja tim RSUD Ibnu Sina Kuantitatif Deskriptif 30 Kualitas Pelayanan IGD RSUD Ibnu
(2012) IGD dengan MBNQA Kab.Gresik Sina Kab. Gresik berdasarkan kriteria
untuk meningkatkan MBNQA diperoleh total poin 753
mutu pelayanan kasus (Kategori Organizational Leader)
emergensi di IGD RSUD
Ibnu Sina Kab.Gresik

Cahyono, U. Analisa Mutu RS RS Bhineka Bakti Deskriptif Analitik 48 Akreditasi RS memberi dampak
(2012) Bhineka Bakti Husada Husada positif terhadap upaya peningkatan
yang telah lulus kinerja pada komponen input dan
Akreditasi ditinjau dari proses, sedangkan kriteria Baldrige
Kriteria Malcolm melengkapi pada komponen output
Baldrige dan outcome
PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN KERANGKA KINERJA EKSELEN BALDRIGE
UNTUK PENINGKATAN
KINERJA DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
DIDID WINNETOUW
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6

Schulingkamp, Membandingkan kinerja Beberapa RS Observasional, Cross 187 RS penerima Award lebih efektif
RC & RS penerima Baldridge penerima dan non Sectional dan dalam Best Clinical Outcome, lebih
Latham, JR Award dengan RS non penerima Award retrospektif kreatif dan inovatif, lebih baik
(2015) penerima Award di New Orleans mengelola patient experience

Setelah membandingkan persamaan dan perbedaan antara rencana penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian – penelitian terdahulu
yang sejenis, letak kebaruan (originalitas) dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Penilaian kinerja terhadap rumah sakit secara keseluruhan yang sangat kompleks, tidak terbatas hanya pada unit kerja pelayanan rumah
sakit.
2. Penilaian dikerjakan pada rumah sakit yang belum dilakukan proses akreditasi.
3. Penilaian didampingi oleh Tim Mutu dari Korporat Induk Perusahaan untuk menjaga objektifitasnya.

Anda mungkin juga menyukai