Anda di halaman 1dari 39

Mona Saparwati

PENDAHULUAN
Perencanaan fungsi organik manajemen

Ketenagaan

Tujuan organisasi
efektif & efisien

Perencanaan tenaga: proses yg kompleks shg perlu teliti dlm

tetapkan jumlah & kualitas tenaga yg dibutuhkan tujuan


organisasi

PENDAHULUAN .
Tenaga yg ada perlu ditata kegiatan

yan kep, shg perlu penjadualan yg


sistematis dan terencana baik
Perlu pertimbangan yg matang terkait
sumber yg tersedia dan kebutuhan yg
harus dipenuhi
berdaya guna dan berhasil
guna

Perencanaan kebutuhan
tenaga di suatu unit kep
1. Kasifikasi klien berdasarkan

tingkat
ketergantungan
2. Metode pemberian askep
3. Jumlah dan kategori tenaga kep
4. Perhitungan jumlah tenaga kep

PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN
KETENAGAAN
Mengetahui sifat dan ciri rencana yg baik:
mudah dicapai
dibuat oleh orang yg memahami
dibuat oleh orang yg tahu tujuan orgs
disertai rincian yg teliti
tidak lepas dari pemikiran pelaksanaan
Sederhana
luwes/fleksibel
praktis

PRINSIP-PRINSIP.
dimungkinkan modifikasi utk

mengakomodasi resiko yg mungkin


timbul
berupa prakiraan/ estimasi
Memandang proses perencanaan sbg

suatu rangkaian kegiatan utk


menjawab pertanyaan 5 W + 1 H

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
TENAGA KEPERAWATAN
Identifikasi bentuk & beban yan kep
Tentukan kategori yg dibutuhkan
Tentukan jumlah tiap kategori
Terima dan saring tenaga kep
Seleksi calon yg ada
Tentukan tenaga kep sesuai kebutuhan unit
Berikan tanggung jawab utk laksanakan tugas

yan kep

HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI


UTK MENENTUKAN BEBAN KERJA
Jumlah klien yg dirawat/hari/bulan/tahun di

suatu unit
Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
Rata-rata hari perawatan klien
Pengukuran perawatan langsung dan tdk
Frekuensi tindakan kep yg dibutuhkan
Rata-rata waktu kep langsung dan tidak

KLASIFIKASI KLIEN
Douglas (1984), klasifikasi derajat
kebergantungan klien terbagi tiga kategori:
1. Kep. minimal memerlukan waktu 1-2 jam /
24 jam:
Kriteria:
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulansi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap
jaga (shift)
e. Pengobatan minimal dgn status psikologis
stabil

KLASIFIKASI KLIEN....
2. Perawatan parsial memerlukan waktu 3-4
jam /24 jam
Kriteria:
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum
dibantu
b. Obsevasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
c. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
d. Klien dengan kateter urin, pemasukan, dan
pengeluaran dicatat
e. Klien dengan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur

KLASIFIKASI KLIEN....
3. Perawatan total memerlukan waktu 5-6
jam /
24 jam
Kriteria:
a. Segala keperluan klien dibantu
b. Perubahan posisi, observasi tanda-tanda
vital dilakukan setiap 2 jam
c. Makan melalui selang lambung , terapi
intravena
d. Dilakukan suksion
e. Gelisah / disorientasi

KLASIFIKASI KLIEN....
1. Kep. Langsung
Klasifikasi klien
Jml
miniml
parsial
klie pa sor mala pag sore mala pa
n
gi
e
m
i
m
gi

total
sor
e

mala
m

0,1 0,1 0,07


1. 7
4

0,2 0,15 0,10 0,3 0,3


7
6
0

0,20

2. 0,3 0,2 0,14

0,5 0,30 0,20 0,7 0,6

0,40

CONTOH
Ruang rawat dengan 22 klien (3 klien dgn
perawatan minimal, 14 klien dengan
perawatan parsial dan 5 klien dengan
perawatan total) jumlah perawat yang
dibutuhkan untuk jaga pagi ialah :

3
x 0,17 = 0,51
14 x 0,27 = 3,78
5
x 0,36 = 1,90
jumlah

6,09 6 orang

Joint Commission dalam Loveridge & Cummings


(1996) :
1. Sistem klasifikasi klien (patient classification
systems)
2. Sistem akuitas (acuity systems):
a. evaluasi prototipe: indikator kritis
(critical indicator) yang merupakan
tugas spesifik yang dibutuhkan klien
b. evaluasi faktor: klien dikelompokkan ke
dalam kelas

Sistem akuitas
1) Kelas I 2
2) Kelas II
3) Kelas III
4) Kelas IV

jam/24 jam
3 jam/24 jam
4,5 jam/24 jam
6 jam/24 jam

Contoh:

Apabila dalam suatu ruangan terdapat 3


klien kelas II, 14 klien kelas III, dan 3 klien
kelas IV, jumlah jam yang dibutuhkan ialah
(3 jam x 3 klien) + (4,5 jam x 14 klien) + (6
jam x 3 klien) = 90 jam.

Karena terdapat tiga kali pergantian jaga, 35%


waktu untuk pagi, 35% untuk sore, dan 30% untuk
malam sehingga :
pagi/sore = 90 jam x 35% = 31,5 jam= 3,94 = 4
orang
8 jam
malam
= 90 jam x 30% = 3,37= 3 orang
8 jam

Faktor evaluasi, klien dikelompokkan berdasarkan

jumlah nilai (point) yang didapat berdasarkan


indikator kritis (Lampiran 2) atau unit nilai relatif
(relative value units) (RVUs).
1) Kelas I
0 10 point
2) Kelas II 11- 25 point
3) Kelas III 26 40 point
4) Kelas IV > 41 point

Contoh:
Suatu ruangan terdapat 3 klien kelas II, 14
klien kelas III, dan 3 klien kelas IV, diperlukan
645 RVUs. Berdasarkan studi yang dilakukan
oleh para pakar, ditemukan bahwa setiap 1
RVUs dibutuhkan waktu 3 menit. Untuk 645
RVUs, dibutuhkan: Pagi/sore
645 RVUs x 3 menit/RVUs = 1935 menit
1935 menit = 32,25 jam perawatan
60 menit/jam
32,25 jam = 4,03 orang
8 jam/orang

SK Menkes No.262/Menkes/Per/VII/79:

Rasio Tempat Tidur Dan Personel Rumah Sakit


Tipe RS

TM/TT

TPP/TT

TNP/TT

TNOP/TT

A and B

1/(4-7)

(3-4)/2

1/3

1/1

1/9

1/1

1/5

3/4

1/15

1/6

2/3

TM
: tenaga medis
TNP
: tenaga perawat
TNOP : tenaga non perawat
TT
: tempat tidur

2. Kep Tidak langsung


39 menit/klien/hari ( RS Detroit, USA)
60 menit/klien/hari ( Wolfe & Yoeng)

PERHITUNGAN TENAGA
Gillies (1999):
Jml jam
rata-rata
jml hari
jml jam
Kep klien
sensus klien pertahun kep yg dijml ners
perhari
perhari
butuhkan/th = yg dibuX
X
=
tuhkan
Hari perhari libur
jml jam
jml jam kep
unit
tahun
masingkerja
yg diberikan
masing
perawat
perawat
perawat
per-tahun

CONTOH
Ruang rawat medikal bedah
Rata-rata jam perawatan klien 5 jam/hari
Rata-rata 20 klien/hari
Jam kerja = 40 jam. 5 hari/minggu
20 hari cuti/tahun
120 hari libur/tahun
Jumlah tenaga yang dibutuhkan:
5 x 20 x 365 = 36500 = 20,2 perawat = 365-140
x
8 jam
1800
20 orang perawat
Abdullah & Levine (didalam Gillies, 1999):
Perbandingan professional : vokasional= 55% : 45%

PERKIRAAN JUMLAH
STAF PER-SHIFT
Swansburg (1990) sensus harian selama 6
bulan di unit medikal bedah dgn 25 tt dgn
19 klien rata-rata. Jam kontak langsung
dgn perawat = 5 jam/klien/24 jam
1. Total jam perawat/hari= 19 x 5 = 95 jam
jumlah perawat yg dibutuhkan = 95/8=
11,9 = 12 orang perawat/24 jam
2. Total jam kerja/minggu = 40 jam
jumlah shift/minggu = 12 c 7 ( 7
hari/minggu) = 84 jam

* jumlah staf sama setiap hari dgn 5 hari


kerja per-minggu dan 8 jam/shift
* jumlah staf yg dibutuhkan per-hari= 84/5 =
16,8 = 17 orang.
Menurut Werstler proporsi dinas
Pagi : Sore : Malam = 47% : 35% : 17%
Jika total staf/hari = 17 orang
Pagi = 9 orang ( 47/100x 17)
Sore = 6 orang (35/100x 17)
Malam= 3 orang (17/100x 17)

PENJADUALAN
1. Pembuat jadual: Pengawas atau Karu
2. Prinsip penyusunan jadual siklus:

a. Ada keseimbangan kebutuhan unit


kerja
dan kebutuhan staf
b. Siklus penugasan yg sibuk dan tidak
sibuk, ringan dan berat seimbang serta
setiap staf mempunyai jam kerja yg
sama selama hari kerja 2-4 minggu
c. Setiap staf terlibat rotasi
d. Kurangi staf di luar rotasi

PENJADUALAN
e. Metode rotasi yg dipilih sesuai
dengan kondisi dan jumlah staf
f. Penugasan siklus mengikuti metode
penugasan yg dipakai
g. Setiap staf mencatat hari dinas,
libur & rotasi tugas

METODE ROTASI
Modifikasi kerja mingguan:
1. 10 jam/hari
4 x 10 jam/minggu
Overlap 6 jam/24 jam digunakan utk:
a. conference
b. Ronde kep
c. Pembinaan staf

METODE ROTASI
Modifikasi kerja mingguan:
2. 7 hari kerja dan 7 hari libur
Dibayar 70 jam dalam 2 minggu
3. 12 jam/shift
7 hari pershift/minggu
3 hari kerja
4 hari libur
3 hari kerja
4. 8 jam/hari
5 hari = 40 jam/minggu

PENJADWALAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penjadwalan :
Jadwal dikembangkan bersifat relatif permanen
didasarkan kebutuhan staf dan periode kerja
yang menyenangkan.
Perawat dapat mengantisipasi waktu libur
mereka karena jadwal dikembangkan untuk
kurun waktu 6 12 bulan.

Perencanaan personil dibuat sesuai dengan


alasan dan kenyataan.
Dapat dimodifikasi untuk antisipasi periode
kelebihan beban kerja atau bersifat sementara
untuk memenuhi keadaan emergensi.
Jadwal dibangun berdasarkan persetujuan staf
dan manajer

Pola siklus jadwal dapat merefleksikan


kebijakan, kelebihan beban / menurunnya beban
kerja dan pilihan staf.
Pola siklus dievaluasi secara periodik (6 bulan)
untuk melihat memenuhi philosofi, tujuan dan
sasaran organisasi divisi keperawatan, dampak
financial, retensi staf, produktifitas, manajemen
resiko dan kepuasan staf serta kepuasan
pasien.
Refleksi pola kombinasi staf

30

JENJANG KARIR DAN


PENGEMBANGAN
PERAWAT

Pengertian

Karir adalah suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk


dapat memenuhi kepuasan kerja perawat, sehingga pada
akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang
profesi yang dipilihnya.

Pengembangan
karir
perawat merupakan
suatu
perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat
digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang
sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan
yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi
perawat (Marquis & Huston, 2010)

32

Prinsip Pengembangan
1 .

2 .

3 .

4 .

5 .

6 .

Kualifikasi: dimulai dari lulusan D-III Kep


Penjenjangan: mempunyai makna tingkatan kompetensi utk
melaksanakan asuhan keperawatan yg akontabel dan etis sesuai
batas kewenangan
Penerapan askep: fungsi utama perawat klinik adl memberikan
asuhan keperawatan langsung sesuai standar praktik dan kode
etik perawat
Kesempatan yang sama: setiap perawat klinik mempunyai
kesempatan yg sama utk meningkatkan karir sampai jenjang karir
professional tertinggi
Standar profesi: dlm memberi askep mengacu pd standar praktik
kep. dan kode etik kep.
Komitmen pimpinan: pimpinan harus mempunyai komitmen yg
tinggi thd pengembangan karir perawat

33

BIDANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR


PROFESIONAL PERAWAT
PK V

PM V

PP V

PR V

PK IV

PM IV

PP IV

PR IV

PK III

PM III

PP III

PR III

PK II

PM II

PP II

PR II

PK I

PM I

PP I

PR I

34

Pola Penjenjangan Karir Perawat Klinik


FUNGSI
LEVEL

PK V

PELAKSANAAN

PENGELOLAAN

PENDIDIKAN

PENELITIAN

Pelayanan
Pengelolaan pelayanan Pendidikan keperawatan Mengelola, memimpin
keperawatan
keperawatan di tingkat kepada pasien dengan penelitian keperawatan
kompleks,
organisasi fasyankes
masalah kompleks dan
dan terpadu
spesialis dan sub
luas (RS Tipe A)
peserta didik
spesialis

PK IV

Pelayanan
keperawatan
spesialis dan
advanced

PK III

Pelayanan
keperawatan
spesialis lanjut

Pengelolaan pelayanan Pendidikan kesehatan


keperawatan pada
kepada sekelompok
organisasi fasyankes pasien dan peserta didik
dasar (RS tipe C/D)

melakukan penelitian
terbatas dan membuat
laporan kasus

Pelayanan
keperawatan
dasar untuk
setiap bidang
keahlian

Pengelolaan pelayanan Pendidikan kesehatan


keperawatan pada
kepada sekelompok
sekelompok pasien di pasien dengan masalah
unit ruang rawat
keperawatan sederhana

Mengumpulkan data
penelitian dan laporan
kasus berdasarkan
bukti.

PK II

PK I

Pengelolaan
Pelayanan
keperawatan pada
organisasi fasyankes
terbatas (RS Tipe B)

Pendidik keperawatan
kepada pasien dengan
masalah keperawatan
spesifik dan peserta didik
di bidang keahlian

Melakukan penelitian
dan Evidence Based
Nursing Practice
(EBNP) di bidang
keahliannya

Pelayanan
Pengelolaan pelayanan Pendidikan keperawatan Membuat laporan kasus
keperawatan
keperawatan terhadap terhadap pasien dengan
sederhana.
dasar dan umum
seorang pasien
masalah keperawatan
35
sederhana

Skema Jenjang Karir Perawat Klinik


Lama

Skema Jenjang Karir Perawat Klinik Baru

Dasar mapping berdasarkan pendididkan dan masa kerja


Penddkn
SPK

PK I

PK II

< 10 tahun > 10 tahun

PK III

PK IV

PK V

D3/S1/DIV

< 5 tahun

5-9 tahun

> 9 tahun

Ns

< 3 tahun

3-6 tahun

6-9 tahun

> 9 tahun

Ns
Spesialis

< 4 tahun

> 4 tahun

Ns
spesialis
Konsultan

< 1 tahun

> 1 tahun

Wass

Anda mungkin juga menyukai