Anda di halaman 1dari 10

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RS NATAR MEDIKA

NO : /SK-DIR/PPI/RS NATAR MEDIKA /XII/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN DAN LAUNDRY

RS NATAR MEDIKA

Menimbang :

a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Natar


Medika, maka diperlukan Pengelolaan Linen Dan Laundry rumah sakit
yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pengelolaan linen dan laundry di RS Natar Medika dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Direktur RS Natar Medika
sebagi landasan bagi penyelenggaraan Pengolaan Linen Dan Laundry di
RS Natar Medika.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur RS Natar Medika

Mengingat :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit
2. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 012/MenKes/Per/III/2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit

Menetapkan :

Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA


TENTANG PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN
DAN LAUNDRY RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA

Kedua : Memberlakukan Kebijakan Pengelolaan Linen Dan Laundry Rumah Sakit


Natar Medika sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, maka apabila terdapat
peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini maka peraturan -
peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.

Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan dalam


Peraturan Direktur ini maka diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana
hasilnya.

Ditetapkan : Natar

Pada Tanggal : 04 Desember 2019

RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA

dr. YEDID. Y.M.P.Lebang.M.Kes.,Sp.PK


Direktur
LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RS NATAR MEDIKA

NOMOR : /SK-DIR/PPI/RS NATAR MEDIKA/XII/2019

TANGGAL : 04 DESEMBER 2019

TENTANG : KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN DAN LAUNDRY

1. PENDAHULUAN
a. Dengan keberhasilan pemerintah di bidang kesehatan telah meningkatkan pula
tuntutan
b. Masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terhadap rumah sakit, sehingga
perlu perhatian khusus dalam menangani pengelolaan laundry di Rumah Sakit
Natar Medika
c. Hal ini sangat penting jika dilihat dari segi higienis dan pertimbangan resiko
terhadap penularaan penyakit. Seluruh linen yang digunakan dalam proses
pelayanan terhadap pasien harus selalu dijaga dalam kondisi yang baik dan bersih.
d. Pelayanan linen yang bermutu (penyediaan linen pasien yang bersih, cemerlang,
wangi, lembut dan cepat) dari laundry dapat memberikan kepuasaan terhadap
pasien dan dapat pula memberikan keyakinan atau rasa percaya diri terhadap
pelaksana dalam memberikan jasa pelayanan.
e. Disamping itu agar mutu pelayanan tetap terjaga dengan baik dan tidak
merupakan sumber infeksi atau perantara infeksi, maka diperlukan suatu
manajemen linen yang baik di RS Natar Medika sehingga dapat dihasilkan mutu
linen yang memenuhi syarat higienis.

2. TUJUAN
Kebijakan ini disusun sebagai dasar pengelolaan kegiatan linen yang berkualitas.
Selain itu dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sehingga memungkinkan
tercapainya daya dan hasil guna yang optimal serta dapat berintegrasi dengan sistem
pelayanan RS Natar Medika.

3. RUANG LINGKUP
Kebijakan ini diberlakukan untuk semua karyawan, house keeping dan teman yang
bekerja di RS Natar Medika

4. TANGGUNG JAWAB ORGANISASI


a. Direktur bertanggung jawab dan menjamin mekanisme ini tersedia untuk dijalankan,
di monitor dan ditinjau ulang. Direktur mendelegasikan seluruh tanggung jawab
pelaksanaan dan implementasi kepada Direktur Oprasional.
b. Direktur Operasional bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua Kepala Bagian.
1) Mendesiminasikan kebijakan ini pada karyawan yang dipimpinnya.
2) Mengimplementasikan kebijakan ini pada area tanggung jawabnya.
3) Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber-sumber untuk memenuhi
kebutuhan yang tercantum dalam kebijakan ini.
4) Menjamin bahwa semua staff terinformasi dengan kebijakan ini.
5) Menjamin bahwa semua staff dibawah pengawasannya telah menghadiri
training sesuai persyaeatan pada kebijakan ini.
6) Menjamin adanya kesesuaian terhadap kebijakan ini di ruang lingkup unit
kerjanya.

c. Kepala unit bertanggung jawab untuk menjalankan kebijakan ini dalam ruang lingkup
Manajemennya, dan menjamin bahwa :

1) Kepala Unit bertanggung jawab memonitor pelaksanaan kebijakan ini


2) Semua staff baru dan lama memiliki akses dan mendapatkan informasi tentang
kebijakan laundry dan SPO yang terkait dengan kebijakan ini.
3) SPO yang mendukung dan sesuai dengan kebijakan ini tersedia di monitor

d. Semua Staff bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan menjamin bahwa
:

1) Mereka mengerti dan bekerja sesuai dengan kebijakan ini dan SPO yang
menyertainya.
2) Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa mereka dalam
penanganan linen infeksi
3) Semua staff dan kontraktor menerapkan prinsip-prinsip pengendalian dan
pencegahan infeksi
4) Mereka akan melaporkan kepada Head of Unit jika ada hal pengetahuan yang
belum diketahui dan kelangkaan faktor lainnya yang berhubungan dengan
laundry, terutama sekali tentang fasilitas dan peralatan atau kejadian yang
menyebabkan terjadi infeksi silang.
5) Semua Staff menghadiri setiap sesi training atau penyegaran tentang
pengendalian dan pencegahan infeksi.
6) Memahami dan mematuhi kebijakan Linen & Laundry ini serta prosedur yang
terkait dengan kebijakan ini.
7) Menggunakan alat pelindung diri (APD) jika kemungkinan terkontaminasi
saat menangani linen kotor & linen infeksi.
8) Dilarang makan, minum, merokok, dan penggunaan lensa kontak di ruang
linen.
e. Unit Hospitality

Semua kebutuhan untuk selalu tersedia.


f. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

1) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bertanggung jawab untuk


menjamin bahwa kebijakan ini sesuai dengan pedoman dari departemen
kesehatan dan badan internasional yang terkini.
2) Pengembangan dan penerapan kebijakan Linen Infeksi.
3) Meninjau ulang kebijakan berdasarkan pedoman dari departemen kesehatan
dan badan lainnya.
4) Mengembangkan dan menerapkan SPO lain yang mendukung kebijakan ini.

5. DEFINISI
a. Linen adalah alat/bahan yang terbuat dari kain.
b. Troli linen : Sarana transportasi yang digunakan untuk mengantarkan linen bersih dan
kotor.
c. Laundry adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya
berupa mesin cuci, alat, dan desinfektans, mesin uap, pengering dan mesin setrika.
d. Linen kotor : semua linen yang sudah digunakan oleh pasien kecuali pasien infeksius .
e. Linen infeksius : linen yang sudah digunakan oleh pasien infeksius (atau isolasi) atau
suspek infeksi termasuk linen yang sudah terkontaminasi dara/cairan tubuh manusia
dan berpotensi dapat menyebabkan infeksius
f. Larutan desinfektan : Cairan pembersih pembasmi kuman.
g. Sarana cuci tangan/westafel : Sarana yang disediakan untuk kegiatan cuci tangan
berupa sabun, air dan fasilitas lain yang berhubungan dengan proses pencucian
tangan.
h. Par stock : Jumlah linen yang harus di sediakan disetiap unit sesuai dengan jenis dan
kebutuhan masing-masing.
i. Alat Pelindung Diri (APD) : Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk
melindungi diri diantaranya :Gaun, Apron, Sarung Tangan, dan Sepatu boot.
j. Ruang Sortir : adalah area yang digunakan untuk melakukan pemilahan linen baik
dari warna atau jenis linen.
k. Standar Pencegahan Infeksi : Suatu pencegahan infeksi yang dibuat untuk mengurangi
resiko dari penyebaran infeksi hais. Standar tersebut diterapkan untuk setiap
penanganan darah, cairan tubuh, kotoran, organ tubuh dan sejenisnya.

6. PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN


a. Dalam merencanakan kebutuhan linen harus diperhatikan sebagai berikut :
b. Linen harus dapat menyerap keringat atau air.
c. Linen harus mudah dibersihkan.
d. Ukuran linen memenuhi standarisasi yang ditetapkan.
e. Pemilihan warna memperhatikan aspek psikologis pasien
f. Linen tidak boleh berfungsi sebagai mediator kuman.
g. Linen yang direncanakan harus diidentifikasi terlebih dahulu sesuai jumlah, jenis dan
spesifikasi linen yang akan dipakai.
h. Penyusunan rencana kebutuhan linen harusdibuatsesuaibebankerja unit-unit
dandidasarkanpadajumlah, jenisdanspesifikasi.
i. Stelah pegelolaan linen selesai membuat penyusunan perencanaan linen, maka
perencanaan ini harus dikoordiansikan dengan bagian perawatan untuk disetujui.
j. Menyediakan standar jumlah stock linen 4 par kapasitas dengan posisi 3 par berputar
di ruangan : stok 1 par terpakai, stok 1 par dicuci, tok 1 par cadangandan 1 par
mengendap di ruang linen pusat.
k. Perencanaan linen harus dibuat dalam tahun berjalan, untuk kebutuhan linen tahun
berikutnya.
l. Setelah perencanaan kebutuhan linen baru selesai dibuat dan sudah disetujui bagian
keperawatan dan unit-unit yang lain,maka dibuat budget linen untuk tahun berikutnya.

7. JENIS-JENIS LINEN
a. Steeklaken
b. Sprei perawatan dan sprei poli
c. Sarung bantal
d. Selimut
e. Gorden
f. Devider
g. Baju pasien
h. Baju operasi
i. Macam-macam doek
j. Dan macam-macam linen lainnya sesuai kebutuhan unit.

8. TEMPAT PENYIMPANAN LINEN BERSIH


a. Tempat linen harus memperhatikan hal berikut :
1) Jarak antara rak dan dinding berkisar antara 2,5-5 cm untuk memudahkan
pembersihan.
2) Jarak antara rak dengan lantai berkisar antar 15-20 cm.
3) Jarak antara rak paling atas dengan ceiling berkisar antara 30-50 cm.

b. Terdapat 2 tempat penyimpanan linen :

1) Ruangan linen bersih di gudang House Keeping.


2) Ruangan penyimpanan linen bersih ada di lantai perawatan (linen bay).
3) Pintu Linen Bay agar selalu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi kontaminasi
dengan agen infeksi yang berterbangan.
c. Linen bersih disimpan di dalam lemari / rak tertutup sesuai dengan jenis linen dan dalam
suhu 22-27° dan kelembapan 45-47 %.

d. Linen di simpan dan diambil sesuai dengan prinsip FIFO / First In First Out.

9. PENDISTRIBUSIAN LINEN BERSIH


a. Jenis linen yang di distribusikan di kamar perawatan berupa :
1) Linen tempat tidur.
2) Linen / Towel kamar mandi.
3) Seragam OK, LAB, ICU
b. Linen bersih didistribusi dengan menggunakan troli tertutup, dan disimpan di linen
bay masing-masing unit.

10. FREKUENSI PENGGANTIAN LINEN


a. Penggantian linen tempat tidur pasien
1) Untuk linen di ruang perawatan :
 Linen-linen berikut ini :sprei, linen kecil, sarung bantal harus diganti
minimal 2 hari sekali kecuali untuk pasien isolasi atau infeksius, linen harus
diganti setiap hari.
 Ganti linen jika tampak kotor atau jika terkena cairan tubuh.
 Ganti selimut putih dan selimut tebal diganti setiap tampak kotor atau saat
pasien pulang.

2) Untuk di unit risiko tinggi (Emergency,), linen harus diganti setiap pergantian
pasien.

b. Penggantian gorden

1) Ganti sesuai jadwal dan jika terlihat kotor atau terkena darah / cairan tubuh,
Lihat kebijakan pembersihan Rumah Sakit.
2) Ganti pada pasien dengan contact precaution, droplet precaution, atau airbone
precaution. Lihat di kebijakan isolasi.

c. Kasur,bantal dan kasur angina

1) Pelindung bantal pasien di ganti antar pasien.


2) Jika bantal terkena cairan tubuh pasien atau tampak kotor, maka lakukan
pencucian bantal.
3) Jika bantal tidak diberikan kain pelindung yang tahan tembus cairan, maka cuci
bantal diantara setiap pemakaian oleh pasien yang satu dengan pasien yang
lainnya.
4) Bersihkan dengan desinfektan kasur, kasur angina diantara setiap pemakaian
oleh pasien yang satu dengan pasien yang lainnya atau jika terkontaminasi
dengan cairan tubuh.

11. PENGELOLAAN LINEN


a. Penggantian linen bersih dilakukan oleh perawat dan room attendant dimulai dengan
melepaskan linen kotor dengan demikian petugas tersebut akan kontak dengan linen
kotor baik itu linen kotor infeksi maupun tidak infeksi.
b. Petugas harus menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan penggantian
linen.
c. Prinsip dalam menangani linen kotor
1) Linen kotor segera dimasukan ke troli.
2) Tidak diperkenankan mengibas-ngibaskan linen kotor karena akan
menyebabkan agen infeksi berterbangan.
3) Cegah linen kotor mengenai tubuh atau baju petugas.
4) Linen kotor tidak diletakan di lantai atau di letakan di tempat tidur lain, namun
langsung dimasukkan kedalam troli linen kotor atau infeksius.
5) Troli linen hanya diperuntukkan untuk linen kotor, tidak untuk sampah lainnya.
Linen kotor harus diletakkan dalam troli linen kotor yang berwarna Hitam
6) Linen infeksius harus diletakkan dalam troli linen infeksius yang berwarna
kuning.
7) Linen yang sangat basah oleh darah atau produk darah lainnya, linen tersebut
harus dimasukkan kedalam kantong kuning dobel, di ikat kuat dan dibuang.
8) Jika kantung pada troli linen sudah penuh, maka kantung tersebut harus
ditutup/diikat atau dimasukkan kedalam troli linen besar di “Dirty Room”.

d. Penampungan sementara linen kotor dilantai perawatan.

1) Selalu tersedia di setiap unit keperawatan troli linen kotor berwarna Hitam dan
troli linen infeksius berwarna kuning di “Dirty Room”.
2) Penampungan sementara linen kotor di lantai keperawatan tidak diperkenankan
dalam keadaan “luber” sampai menggantung kesisi troli atau troli tidak bisa di
tutup.

12. TRANSPORTASI LINEN


a. Pengambilan linen dari “Dirty Room” setiap unit kerunag linen kotor (Transport).
b. Menggunakan troli linen kotor berukuran besar dan tertutup.
c. Troli untuk transportasi linen tidak digunakan untuk tujuan lain dan dibersihkan
secara regular setelah digunakan.
d. Petugas yang mengambil linen koto rke area perawatan “Dirty Room”, jika ada
kemungkinan terkontaminasi dengan linen kotor maka petugas harus memakai APD
(gaun, sarung tangan, kalau perlu masker).
13. SORTIR LINEN
Proses pemilahan jenis linen (Sortir)
a. Sortir dilakukan di ruang sortir.
b. Pemisahan jenis linen pada setiap pelaksana sortir.
c. Pada linen infeksi tidak dilakukan pemilahan.
d. Petugas yang melakukan sortir linen kotor harus memakai APD sepatu pelindung,
apron plastic., masker, sarung tangan karet.
e. Petugas yang bekerja dalam penyortiran linen dianjurkan untuk mendapatkan
imunisasi Hepatitis B .

14. LAUNDRY
a. Seluruh linen dan seragam perawat unit khusus tertentu di kelola dan dilakukan
pencucian oleh petugas
b. Pencucian seragam petugas
Seragam petugas perawat & dokter dan petugas lainnya yang terkontaminasi
dengan darah atau material yang berpotensi infeksi lainnya dilakukan pencucian
seragamnya di rumah sakit .
c. Pengiriman Linen kotor
Linen kotor dimasukkan dalam kantong tertutup.
d. Pemeriksaan mikrobiologi :
Pemeriksaan kultur mikrobiologi hanya untuk investigasi wabah /outbreak jika
diminta dan disarankan untuk bukti epidemiologi dalam perannya sebagai transmisi
penyakit.

15. DOKUMENTASI
Dokumen yang ada pada penatalaksanaan linen mulai dari ruangan hingga
didistribusikan di Rumah Sakit Petukangan terdiri dari :
a. Form pengiriman linen kotor dari ruangan
b. Form penditribusian linen bersih
c. Form linen stock di ruangan
d. Form permintaan & pembelian barang
e. Form pengiriman set operasi besar & kecil

16. PEMANTAUAN KEPATUHAN


a. Unit Hospitality melakukan monitoring dan evaluasi terhadap linen, jika sobek, pudar
atau terdapat bercak-bercak kotor agar linen tersebut ditarik dari peredaran.
b. Monitoring staff yang behubungan dengan linen pasien termasuk outsource /
kontraktor laundry agar sesuai dengan kebiajakan ini dilakukan oleh kepala unit
Hospitality
c. Hasil monitoring dan ketidaksesuaian akan dilaporkan kepada manager dan head of
unit yang terkait untuk dilakukan perbaikan.

17. PELATIHAN
Semua karyawan baru termasuk karyawan kontraktor di Rumah Sakit Natar Medika
akan mendapatkan sosialisasi tentang isi kebijakan ini.

18. REFERENSI
a. DepKes (2004), Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.
b. DepKes 2004.Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit. Dirjen Pelayanan Medik
c. PERDALIN. Pengelolaan Linen dan Laundry Dalam Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
d. SK Menter Kesehatan RI no: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
e. CDC 2003 guidelines for Environmental Infection Control In Health-Care Facilities.
f. The Healthcare Laundry Accreditation Council (2006) Accreditation Standards for
Processing Reusable Textiles for Use in Healthcare Facilities.

Anda mungkin juga menyukai