Anda di halaman 1dari 47

1

KESEHATAN DAERAH MILITER II/SRIWIJAYA


DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03

PERATURAN INTERNAL
RUMKIT TK. IV 02.07.04
BAB I
PENDAHULUAN
1.

LATAR BELAKANG
Rumkit Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung dikenal dengan nama DKT atau RS

DKT yang turut memberikan andil dukungan kesehatan pada masa perjuangan
kemerdekaan antara tahun 1945-1950 (tidak ada arsip atau data pasti tanggal
berdirinya). Cikal bakal Rumkit Tk IV adalah 3 unit bangunan bekas perkantoran
perusahaan

perkebunan

karet

Belanda

(sekarang

masih

digunakan)

dengan

kemampuan poliklinik dan KSA. Kemudian pada tahun 1958 dibangun ruang
administrasi, bangsal umum dan bangsal bersalin dan pada tahun 1974 dibangun lagi
ruang perawatan perwira dan dapur / laundry. Untuk kelengkapan dan efektivitas
pelayanan kesehatan ABRI di jajaran Korem 043/Gatam maka pada tahun 1975
dibangun poliklinik umum dalam rangka pemindahan dan penyatuan poliklinik garnizun
dengan Rumkit IV/431, kemudian disempurnakan lagi pada tahun 1982 dengan
dibangunnya ruang rontgen dan kamar operasi.
Pada tahun 1985 nama Rumkit IV/431 dirubah menjadi Rumkit Tk IV 02.07.04 sampai
dengan sekarang. Rumkit Tk IV 02.07.04 sejak berdirinya sampai dengan sekarang
berada satu kompleks/satu atap dengan Madenkesyah 02.04.03, sehingga para pejabat
Karumkit sering dirangkap/merangkap Dandenkesyah.
Posisi Rumkit Tk IV 02.07.04 berada di sebelah Utara / di samping RSUP Tipe B (RSU
Abdul Moeloek) dan di sebelah Barat / di belakang Makorem 043/Gatam.

2
2.

Tujuan Disusunanya Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit


a.

Tujuan Umum.

Memberikan informasi dan acuan dirumah sakit

dalam menyusun internal rumah sakit.


b.

Tujuan Khusus.
1)

Agar Rumah Sakit dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan

internal rumah sakit.


2)

Agar Rumah Sakit dapat mengetahui materi dan substansi yang

ada pada peraturan internal rumah sakit.

BAB II
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BYLAWS)

3.

Pengertian.
Peraturan Internal Rumah Sakit
a.

Pola Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP

adalah pola pengelolaan keuangan yang menerapkan praktek-praktek bisnis


yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan rumah sakit di lakukan
oleh Inspektorat Jenderal Kemenhan RI.
b.

Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah peraturan

yang mengatur tentang fungsi, tugas, tanggungjawab, kewajiban, kewenangan


dan hak dari Staf Medis di rumah sakit.
c.

Dewan Pengawas PNBP yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas

adalah institusi yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan


PNBP.

d.

Staf Medis adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi

Spesialis yang bekerja di Unit Pelayanan / Rumah Sakit.


e.

Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf

medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan


rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan
penugasan klinis (clinical appointment).
f.

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan

kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).


g.

Tenaga administrasi adalah orang atau sekelompok yang orang yang

bertugas melaksanakan administrasi perkantoran guna menunjang pelaksanaan


tugas - tugas pelayananan.
h.

Standar Pelayanan Minimal rumah sakit adalah penyelenggaraan

pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang,


dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal
harus diselenggarakan oleh rumah sakit.
i.

Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat instruksi atau

langkah-langkah berurutan yang dibakukan untuk menyatakan suatu proses


kerja tertentu.
j.

Staf Medis Fungsional adalah kelompok medis yang keanggotaannya

sesuai dengan profesi dan keahliannya.

4
BAB III
NAMA, VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN RUMAH
Pasal 1
Nama rumah sakit adalah Rumkit Tk.IV 02.07.04, yang merupakan millk TNI AD dan
didirikan pada masa perjuangan Kemerdekaan antara tahun 1945 - 1950. Pemberian
nama rumah sakit atas nama Rumah Sakit Tk IV 02.07.04 untuk mengenang jasanya
yang telah memajukan rumah sakit.
Pasal 2
Visi Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah Menjadi rumah sakit pilihan utama dan kebanggaan
prajurit PNS dan keluarganya serta masyarakat Lampung.
Pasal 3
Misi Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah :
1.

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada prajurit pns dan keluarganya

secara profesional, excellent, manusiawi dan nyaman.


2.

Memanfaatkan kapasitas lebih rumah sakit untuk memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat umum secara profesional dengan memperhatikan aspek


sosial budaya dan dengan biaya terjangkau.
3. Menyelenggarakan fungsi pendidikan, latihan, penelitian dan pengembangan
kesehatan yang seimbang komprehensif dan terintegrasi.
4.

Meningkatkan sumber daya manusia rumah sakit sesuai kompetensinya guna

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.


5.

Mengembangkan rumah sakit yang paripurna bagi prajurit, pns dan keluarganya.
Pasal 4

Visi dan Misi Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 disetujui dan direview berkala oleh
Komandan Denkesyah 02.04.03 dan di umumkan ke publik oleh Kepala Rumkit Tk. IV
02.07.04 beserta staf.

Pasal 5
Motto Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah Melayani secara profesional empati dan penuh
kasih sayang.
Pasal 6
Falsafah Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah Pelayanan kesehatan yang prima mengantar
pada terwujudnya personel TNI yang sehat jasmani dan rohani.
Pasal 7
Tujuan Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah :

Agar Prajurit, Pns dan Keluarganya

Mendapatkan derajat kesehatan yang optimal dengan pelayanan kesehatan yang


Paripurna dan terpadu di rumah sakit Tk IV 02.07.04

6
BAB IV
PEMILIK DAN STATUS RUMAH SAKIT

Pasal 8
Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 Kota Bandar lampung merupakan rumah sakit yang
merupakan satuan dibidang pelayanan kesehatan yang mendukung tugas pokok
Denkesyah 02.04.03 dipimpin oleh Kepala Rumah Sakit yang bertanggung jawab
kepada Dandenkesyah 02.04.03.
Pasal 9
Klasifikasi rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Kelas C dan Tk

IV untuk

Rumah Sakit TNI - AD .


Pasal 10
Status Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 adalah satuan kerja di bawah Denkesyah 02.04.03
yang menerapkan pola PNBP.

Pasal 11
DANDENKESYAH 02.04.03
1.

Dandenkesyah

02.04.03

dijabat

oleh

seorang

Pamen

Angkatan

Darat

berpangkat Letnan Kolonel Ckm, dengan tugas kewajiban sebagai berikut :


a.

Sebagai Pimpinan Denkesyah


1)
Memimpin dan mengendalikan

kegiatan

sehingga

tidak

menyimpang dari tugas pokok;


2)
Memelihara dan meningkatkan kelancaran perawatan personel,
materiil, serta administrasi logistik;
3)
Meningkatkan dan memelihara moril, jiwa korsa, tradisi dan sejarah
satuan, serta kesejahteraan personel dalam jajaran Denkesyah;
4)
Memelihara dan menegakkan hukum, disiplin, serta tata tertib di
lingkungan Denkesyah;
5)

Memelihara

dan

meningkatkan

kemampuan

pengembangan personel dalam rangka operasional satuan;

kerja,

serta

7
6)

Meningkatkan daya dan hasil guna serta keserasian kerja

dilingkungan Denkesyah; dan


7)
Melaksanakan pembinaan territorial satuan wilayah di jajaran
Denkesyah.
b.

Sebagai Pembina Fungsi Kesehatan di Wilayah.


1)
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Kakesdam
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya;
2)
Menyampaikan saran dan pertimbangan teknis kesehatan kepada
Danrem terkait dengan fungsi pembinaan kesehatan prajurit di wilayah
Korem;
3)
Melaksanakan bimbingan fungsi teknis kesehatan kepada personel
dan satuan kesehatan Angkatan Darat di wilayah Korem; dan
4)
Melaksanakan koordinasi bidang kesehatan dengan Danrem
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kewilayahan.

c.

Sebagai Pembina Materiil Kesehatan di Wilayah


1)
Mengeluarkan nota penerimaan dan

pengeluaran

materiil

kesehatan ke / dari gudang wilayah serta menjamin tertib administrasinya;


2)
Mengendalikan agar persediaan materiil kesehatan yang ada di
gudang kesehatan wilayah senantiasa, siap mendukung tugas; dan
3)

Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan meterill kesehatan

sebatas kemampuan serta tertib administrasinya, baik organic maupun


non organic kesatuan yang berada di wilayah Korem.
d.

Sebagai fungsi pengawasan dan pengendalian Rumah Sakit


1)
Mengetahui dan mengawasi penetapan jenis pelayanan yang ada
di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04
2)
Mengetahui kebijakan pemilihan penetapan dan monitoring kontrak
manajerial dan kontrak klinis
3)
Mengetahui kebijakan-kebijakan seleksi, perencanaan, pengadaan
obat dan peralatan habis pakai
4)
Mengetahui, mengawasi dan mengendalikan program diklat mutu
untuk para pimpinan rumah sakit
5)
Mengetahui, menyetujui dan menerima laporan pelaksanaan
program PMKP dari pimpinan medis, pimpinan keperawatan dan pimpinan
lainnya.

e.

Sebagai fungsi lainnya


1)
Membuat kebijakan
pendelegasian kewenangan

dan

prosedur

tata

kelola

termasuk

8
2)
3)
4)
5)

Memberikan persetujuan atas Misi Rumkit


Menjamin adanya review berkala terhadap misi Rumkit
Mengumumkan misi Rumkit ke publik
Membuat surat perintah pelaksanaan Kepala rumah sakit yang

bertanggung jawab atas tata kelola


2.

Dandenkesyah dalam melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab

kepada Kakesdam.

BAB V
PEJABAT RUMAH SAKIT

Pasal 12
KARUMKIT TK. IV 02.07.04
1.

Karumkit Tk. IV dijabat oleh seorang Pamen Angkatan Darat berpangkat

Mayor

Ckm berpendidikan Dokter merupakan unsur pelaksana Denkesyah 02.04.03, yang

9
bertanggung jawab menyelenggarakan fungsi teknis kesehatan di rumah sakit, dengan
tugas kewajiban

sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan dan membina, serta mengendalikan fungsi perumahsakitan;


b. Menyelenggarakan dan membina, serta mengendalikan organisasi, system,
metode, dan prosedur kerja di lingkungan Rumkit;
c. Meningkatkan kesejahteraan, kemampuan kerja, dan pengembangan personel
serta keserasian kerja di Rumkit dalam rangka kesiapan satuan.
d. Merekomendasikan kebijakan kebijakan kepada Dandenkesyah 02.04.03
e. Menanggapi / merespon laporan laporan dari Dandenkesyah 02.04.03
2.

Karumkit Tingkat IV dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh satu Wakil Kepala

yang dijabat oleh seorang Pama Angkatan Darat berpangkat Kapten Ckm, dua Ketua
Komite yang masing-masing dijabat oleh seorang Pamen angkatan Darat berpangkat
Mayor Ckm dan Pama Angkatan Darat berpangkat Letnan Ckm, tiga Kepala Instalasi
yang masing-masing dijabat oleh seorang Pama Angkatan Darat berpangkat Kapten
Ckm dan PNS Gol. III/c - d, empat Kepala Unit yang masing - masing dijabat oleh
seorang Pama Angkatan Darat berpangkat Letnan Ckm dan Staf Medik Fungsional,
terdiri dari :
a. Wakil Kepala Rumah Sakit, disingkat Wakarumkit
b. Ketua Komite Medik
c. Ketua Komite Keperawatan, disingkat Ketua Komite Kep.
d. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
e. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
f. Komite PPI
g. Komite K3RS
h. Komite Etik
i. Panitia Farmasi dan Terapi
j. Panitia Rekam Medik
k. Perwira Urusan Pelayan Medis, disingkat Pauryanmed
l. Kabina Yankesmasum
m.Perwira Urusan Tata Usaha dan Urusan Dalam, disingkat Paurtuud
n. Kepala Diklat
o. Kepala Instalasi Bedah dan Anestesi, disingkat Kainstal Bedah dan Anestesi
p. Kepala Instalasi CSSD
q. Kepala Instalasi Gawat Darurat
r. Kepala Instalasi Rawat Jalan, disingkat Kainstalwatlan
s. Kepala Instalasi Rawat Inap, disingkat Kainstalwatnap
t. Kepala Unit Farmasi, disingkat Kanit Farmasi
u. Kepala Unit Laboratorium
v. Kepala Unit Radiologi
w. Kapala Instalasi Gizi
x. Kepala Unit Pemeriksaan Kesehatan, disingkat Kanitrikkes
y. Kepala Unit Rehab Medik

10
z. Kepala Unit Kamar Jenazah
aa. Kepala Unit Laundry
bb. Staf Medik Fungsional
3.

Karumkit Tingkat IV dalam melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab

kepada Dandenkesyah, dalam pelaksanaan tugas sehari - hari dikoordinasikan oleh


Wadan Denkesyah.

Pasal 13
Wakil Kepala Rumah Sakit

1.

Nama Jabatan

: Wakil Kepala Rumah Sakit

2.

Pengertian Jabatan

: Seorang Perwira Corps Kesehatan Militer yang

diberi tanggung jawab dan wewenang dalam membantu pimpinan, menyerahkan


kebijaksanaan

kepada

pimpinan,

membina

unsur

pelaksanaan,

mengkoordinasikan dengan staf Rumah Sakit dengan membantu pelaksanaan


tugas Rumah Sakit sesuai dengan perundangan yang berlaku.
3.

Persyaratan Jabatan

: Pendidikan dan Pengalaman

a.

Sarjana Kedokteran, S1 Bidang Kesehatan

b.

Pengalaman memimpin 1- 3 tahun

c.

Memiliki sertifikat Penjejangan administrasi rumah sakit

d.

Memiliki kemampuan kepemimpinan

e.

Berwibawa

11
f.
4.

Sehat Jasmani dan Rohani

Tanggung Jawab

: Wakarumkit

dalam

pelaksanaan

tugasnya

bertanggung jawab kepada Karumkit


5.

Tugas Pokok

: Membantu

pimpinan

dan

mengkoordinir staf

Rumah Sakit
6.

Uraian Tugas
a.

Mekanisme dan hubungan kerja dalam rangka memimpin, mengatur dan


mengkoordinasikan segala kegiatan di lingkungan Rumah Sakit .
1)

Memimpin rapat rapat staf untuk membahas kebijaksanaan dan


arahan Kepala Rumah Sakit .

2)

Menetapkan tata cara kerja staf di Rumah Sakit TK IV 02.07.04/


Bdl sesuai kebijakan dan arahan Kepala Rumah Sakit .

3)

Mengkoordinasikan kerja staf pembantu pimpinan dan staf

pelayanan Rumah Sakit .


4)

Mengkoordinasikan penyusunan program kerja serta laporan


pelaksanaan.

Hubungan Kerja :
a)

Dengan

Kabina

Yankesmasum

dalam

rangka

mengkoordinasikan dan menyelengarakan rapat dalam


rangka penyusunan DUK / DIK, program kerja dan
pelaksanaan program kerja sesuai kebijakan dan arahan
Kepala Rumah Sakit .
b)

Dengan

PaurMed

dalam

rangka

mengkoordinasikan

pembuatan laporan satuan di rumah sakit

12
5)

Melaksanakan pengawasan terhadap setiap penyelenggaraan


kegiatan di Ruanah Sakit .
Hubungan kerja :
-

Dengan

para

mengkoordinasikan

Pa

Ur

dan

pelaksanaan

pemeriksaan ( wasrik )

Ka

Unit

untuk

pengawasan

dan

yang dilaksanakan oleh Itdam,

Itjenad, Itjen TNI, Itjen Kemhan, Itdikesad dan BPK.


6)

Mengerjakan tugas lain yang di berikan secara khusus oleh Kepala


Rumah Sakit.

7)

Mewakili Kepala Rumah Sakit apabila berhalangan menjalankan


tugasnya.
Pasal 14
Ketua Komite Medik

1.

Nama Jabatan

: Komite Medik

2.

Pengertian Jabatan

: Komite Medik adalah kelompok tenaga medis yang

membentuk suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien


lebih aman.

3.

Persyaratan Jabatan

: Pendidikan dan Pengalaman

a.

Mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya.

b.

Menguasai segi ilmu profesinya dalam jangkauan, ruang lingkup, sasaran


dan danpak yang luas.

c.

Peka terhadap keselamatan pasien di Rumah Sakit.

d.

Bersifat terbuka, bijaksana dan jujur.

e.

Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani dilingkungan


profesinya

13
f.
4.

Mempunyai Intergritas keilmuan dan etika profesi yang tinggi.

Tanggung jawab

: Secara struktural bertanggung jawab kepada kepala

Rumah Sakit
5.

Tugas Pokok

: Membantu kepala meningkatkan mutu pelayanan

rumah sakit melalui suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
agar lebih aman sehingga tercipta budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
6.

Uraian tugas :
a.

Menyusun kebijakan tentang DPJP

b.

Menyusun kebijakan dan prosedur tentang koordinasi pelayanan dan


transfer informasi antara profesi kesehatan.

c.

Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa, dan tindak

lanjut

KTD ( kejadian tidak diharapkan )


d.

Menyelenggarakan pendidikan dan latihan untuk KPRS


( keselamatan pasien rumah sakit )

Pasal 15
Komite Keperawatan
1.

Nama Pejabat

: Ketua Komite Keperawatan.

2.

Pengertian Jabatan : Seorang perawat profesional yang diberi tanggung jawab


dan wewenang dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit.

3.

Persyaratan Jabatan : Pendidikan dan Pengalaman


a.

Sarjana/Sarjana muda keperawatan.

b.

Pengalaman memimpin pelayanan keperawatan 1-3 tahun

c.

memiliki Diploma Nursing Service Administration / Sertivikat kursus


Manajemen pelayanan Keperawatan.

14

4.

d.

Memiliki kemampuan kepemimpinan

e.

Berwibawa.

f.

Sehat Jasmani dan Rohani

Tanggung Jawab

Secara struktural bertanggung jawab kepada Kepala

Rumah Sakit.
5.

Tugas Pokok

Mengatur

dan

mengendalikan

kegiatan

pelayanan

keperawatan kesehatan di Rumah Sakit.


6.

Uraian Tugas
a.

Merencanakan, menyusun, menetapkan kebijaksanaan dan tata tertib


pelayanan keperawatan, sesuai dengan kebijaksanaan Kepala Rumah
Sakit.

b.

Merencanakan Jumlah dan kategori jumlah perawat yang dibutuhkan.

c.

Merencanakan pembinaan dan pengembangan karier tenaga perawatan,


serta peningkatan mutu asuhan pelayanan keperawatan.

d.

Merencanakan Jumlah, jenis dan pengantian peralatan perawatan, sesuai


kebutuhan tiap unit perawatan.

e.

Memberi

bimbingan

kepada

kepala

Sub

Keperawatan,

untuk

melaksanakan program kesehatan terpadu dirumah sakit, antara lain


PKMRS, PKBRS, dan PGRS
f.

Mengumpulkan, mengolah serta menganalisa data tentang prosedur


asuhan keperawatan, ketenagaan, dan peralatan untuk bahan informasi
bagi pengembangan pelayanan keperawatan.

Mengembangkan sistem pencatat dan asuhan keperawatan yang tepat


sehingga tercipta sistem informasi Rumah Sakit yang dapat di percaya.

15
h.

Membuat laporan tahunan tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan


keperawatan,

upaya

perbaikan

dan

peningkatan

mutu

asuhan

keperawatan yang telah dilakukan kepada kepala Rumah Sakit.


i.

Mengadakan koordinasi yang baik dengan kepala Sub bagian, Kepala


Seksi, Kepala Instalasi serta sektor pelayanan kesehatan yang lainnya.

k.

Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan instalasi pendidikan


Keperawatan

untuk

menunjang

kelancaran

program

pendidikan,

khususnya yang memerlukan Rumah Sakit sebagai lahan praktek.


l.

Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan peraturan / tata tertib


pelayanan keperawatan yang berlaku.

m.

Menilai

mutu

asuhan

keperawatan

bersama

Kepala

Sub

Seksi

Keperawatan secara berkala atau sewaktu waktu bila diperlukan,


dengan tujuan agar asuhan keperawatan dapat ditingkatkan dan
perkembangan kemajuan dibidang pelayanan medik dapat diikuti.
n.

melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan


keterampilan dibidang perawatan.

o.
7.

melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Rumah Sakit

Hubungan Dengan unit lain : Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan Ba


Urdal dan Rekam Medik, Kepala Sub Keperawatan, Bendahara Yankesmasum.

Pasal 16
Komite Mutu
Pejabat pengelola Rumah Sakit adalah Pimpinan Rumah Sakit yang bertanggung
jawab terhadap kinerja operasional Rumah Sakit, terdiri atas :
a.

Pemimpin, dalam hal ini Kepala Rumah Sakit dan Wakil Kepala Rumah Sakit

b.

Pejabat Keuangan, dalam hal ini Bendahara Yanmasum

c.

Pejabat Teknis, dalam hal ini Ka Bag/Unit


Pasal 17

16
a.

Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Kepa!a Rumah Sakit dise!enggarakan

oleh Dandenkesyah 02.04.03, Kakesdam II/Swj dan ditetapkan dengan Surat


Keputusan Pangdam II/Swj.
b.

Pengangkatan Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis diselenggarakan oleh

Dandenkesyah 02.04.03, Kakesdam II/ Swj dan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Pangdam II/Swj.
Pasal 18
1.

Kepala rumah sakit mempunyai tugas sebagai berikut:


a. Memimpin,

mengarahkan,

membina,

mengawasi,

mengendalikan

dan

mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan rumah sakit


b. Menyusun Rencana Strategis rumah sakit
c. Menyiapkan Rencana Kegiatan Anggaran rumah sakit
d. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan rumah sakit selain pejabat yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
e. Melaporkan realisasi penerimaan dan pengeluaran kepada Kemehan Rl secara
berjenjang melalui TNI-AD.
f. Mengelola dan mengalokasikan sumber daya rumah sakit.
2.

Kepala rumah sakit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:


a. Menjamin terlaksananya kebijakan rumah sakit
b. Menjamin kelancaran, efektifitas dan efisiensi kegiatan rumah sakit
c. Menjamin terlaksananya program kerja, pengendalian, pengawasan dan
pelaksanaan serta laporan kegiatan rumah sakit
d. Meningkatkan akses, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.

3.

Kepala rumah sakit mempunyai wewenang sebagai berikut :


a. Memberikan perlindungan dan bantuan hukum kepada seluruh unsur yang ada
di rumah sakit
b. Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit
c. Menetapkan peraturan, pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap rumah
sakit
d. Mengusulkan, mengangkat dan memberhentikan pegawai rumah sakit sesuai
peraturan perundang-undangan
e. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai rumah
sakit sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
f. Memberikan penghargaan kepada pegawai, karyawan dan profesional yang
berprestasi tanpa atau dengan sejumlah uang yang besarnya tidak melebihi
ketentuan yang berlaku

17
g. Memberikan sanksi kepada pegawai, karyawan dan profesional yang bersifat
mendidik sesuai dengan peraturan yang berlaku
h. Mengusulkan pengangkatan pejabat pengelola dibawah

Kepala kepada

Dandenkesyah 02.04.03
i. Menetapkan organisasi pelaksana dan organisasi pendukung dengan uraian
tugas masing-masing
j. Menandatangani perjanjian dengan pihak lain untuk jenis perjanjian yang bersifat
teknis operasional pelayanan
k. Mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran dibawahnya
l. Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari semua pejabat pengelola
dibawah Kepala.
m.Menyetujui kebijakan, prosedur dan pendidikan pars profesional kesehatan serta
penelitian, kemudian memberikan pengawasan terhadap mutu program rumah
sakit.

Pasal 19
Rencana Strategis, Rencana Kegiatan Anggaran dan Anggaran Modal Operasional
tahunan Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 disetujui oleh Komandan Denkesyah 02.04.03
Pasal 20
Pengangkatan dan pemberhentian Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 ditetapkan
oleh Kepala Kesdam II/Sriwijaya.
Pasal 21
Evaluasi kinerja Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04, dilakukan oleh Komandan
Denkesyah 02.04.03

18

BAB VI
PERATURAN INTERNAL UMUM
Pasal 22
Status, Penggolongan dan Kedudukan Pegawai
1.

Status Pegawai : Pegawai terdiri dari 6 kategori status pegawai, yaitu

sebagai berikut :
a.

Anggota Militer AD Medis dan Paramedis


Adalah Anggota militer

AD dan atau yang berstatus sebagai medis dan

paramedis yang bekerja dan ditempatkan di RS Tk IV 02.07.04 berdasarkan surat


perintah dari pusat dalam hal ini Pengdam II / Sriwijaya yang diteruskan oleh
Kakesdam II / Sriwijaya sesuai dengan pangkat dan Jabatan
b.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) AD Medis dan Paramedis


Adalah Negeri Sipil dan atau yang berstatus sebagai medis dan paramedis

yang bekerja dan ditempatkan di RS. Tk IV 02.07.04 berdasarkan surat perintah


dari pusat, dalam hal ini Pangdam II / Sriwijaya yang diteruskan oleh Kakesdam
II/Sriwijaya sesuai dengan pangkat dan jabatan.
c.

Pegawai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Medis


Adalah dokter yang bekerja di RS Tk IV 02.07.04 dan telah diangkat

berdasarkan Surat Perintah Karumkit Tk IV. 02.07.04


d.

Pegawai TKS Paramedis dan Tenaga Kesehatan Profesional


Adalah Paramedis (Perawat/Bidan) dan tenaga kesehatan profesional

Radiologi, Farmasi, Fisioterapi, Analis, Gizi dan telah diangkat berdasarkan Surat
Perintah Karumkit Tk IV. 02.07.04.

19
e.

Pegawai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Nonmedis


Adalah pegawai non kesehatan yang telah melewati masa percobaan dan telah

diangkat menjadi pegawai dan telah diangkat berdasarkan Surat Perintah Karumkit
Tk IV. 02.07.04

f.

Pegawai Percobaan
Adalah pegawai yang telah lulus tertertulis, psikotes, wawancara dan diberi

masa percobaan selama 3 bulan


2.

Kedudukan Pegawai:
a.

Kedudukan pegawai TNI AD dan PNS AD ditetapkan dengan sprin / surat

perintah dari pusat dalam hal ini Kesdam II / Sriwijaya yang diteruskan oleh
Dandenkesyah 02.04.03
b.

Kedudukan pegawai TKS ditetapkan dengan SK (surat keputusan) atau Surat

Perjanjian dengan RS.Tk IV 02.07.04 melalui Kepala keperawatan .


c.

Kedudukan pegawai percobaan berada di bawah dan bertanggung jawab pada

atasan langsungnya / Kepala ruangan tempat satuan kerja tempatnya bertugas.


Pasal 23
Tata Cara Penerimaan Pegawai Dan Masa Kerja:
1.

Tata Cara Penerimaan Pegawai


a.

Penerimaan TNI dan PNS telah diatur dalam peraturan penerimaan pegawai

sipil dan militer yang dilaksanakan oleh dinas jawatan yang terkait berada dibawah
naungan Angkatan Darat.
b.

Penerimaan pegawai TKS Medis/Paramedis


1) Pengumuman penerimaan diumumkan melalui media yang tersedia di
Rumkit Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung.
2)

Pendaftaran calon dengan surat lamaran ditujukan kepada Kepala Rumkit

Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung.


3)

Panyaringan dilaksanakan secara bertahap dan peserta seleksi akan

mengikuti seleksi sampai wawancara, bagi yang dianggap memenuhi syarat


akan dilakukan tes kesehatan.

20
4)

Umur maximal 35 tahun pada saat mendaftar.

5)

Persyaratan Penerimaan :
a)

Warga Negara Indonesia Pria/Wanita

b)

Berusia serendah-rendahnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 35

tahun pada saat pendaftaran TKS


c)

Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan

pengadilan karena melakukan tindak kejahatan profesi atau pidana


kejahatan yang berhubungan dengan penugasannya.
d)

Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai

instansi pemerintah atau swasta.


e)

Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, keterapilan sesuai

yang dibutuhkan Rumkit Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung


f)

Berbadan sehat jasmani dan rohani

g)

Bersedia

memberikan

baktinya

sekurang-kurangnya

tahun

terhitung mulai tanggal pengangkatan TKS.


h)

Pada Waktu melamar bagi wanita tidak dalam keadaan hamil

i)

Bersedia mengembalikan biaya seleksi bila mengundurkan diri

sebagai TKS sebelum 1 tahun.


6)

Persyaratan administrasi :
a)

Surat

permohonan/lamaran

pekerjaan

ditulis

diatas

kertas

bermaterai.
b)

Daftar riwayat hidup

c)

Fc Ijazah (SD, SMP, SMA, Akademi) yang telah disahkan

d)

Fc KTP

e)

Fc kartu keluarga

f)

Fc Akte kelahiran

g)

Fc Kartu Pencari Kerja (Depnaker)

h)

Surat Keterangan berbadan sehat dari dokter yang berwenang.

i)

Surat keterangan berlakukan baik dari Polri

j)

Pas photo ukuran 3x4 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

k)

Surat izin perawat (SIP) bagi Medis, Paramedis

l)

Menandatangani surat pernyataan yang bermaterai.

21
7)

Pengangkatan TKS.

Pelamar yang dinyatakan lulus dengan surat

keputusan, akan diangkat sebagai TKS dengan Surat Perintah Kepala Rumkit
Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung dan melaksanakan orientasi selama 3 bulan
kemudian menandatangani kesepakatan kerja diangkat menjadi TKS penuh.
8)

Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya pegawai bekerja di lingkungan TNI AD dan

RS. Tk IV 02.07.04 ( bagi pegawai TKS ) terhitung mulai menjadi diterima


menjadi pegawai TKS.
Pasal 24
Perjanjian Kerja :
Khusus untuk pegawai TKS Medis/ paramedic/ Kes. Profesional diharapkan membuat
pernyataan dan perjanjian kerja pada saat:
a.

Akan memulai bekerja dengan status percobaan

b.

Diperbarui tiap 2 tahun

c.

Tidak akan menuntut diangkat sebagai PNS


Pasal 25

Kewajiban, Hak, dan Kesejahteraan


a.

Kewajiban
Pegawai mempunyai kewajiban menjalankan tugas yang dibebankan satuan dan

Rumah Sakit sesuai dengan uraian tugas masing - masing.

Dalam menjalankan

tugas pegawai harus disiplin, harus bekerja sama dengan pegawai lain dalam
mencapai sasaran yang ditetapkan tugas yang dimaksud
1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
2) Menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan.
3) Mentaati dan melaksanakan peraturan dan tata tertib di Rumkit Tk IV 02.07.04
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Melaksanakan tugas sebagai Tenaga Kerja Sukarela sesuai dengan tugas dan
fungsi masing - masing.

22

b.

Hak
Pegawai berhak mendapat imbalan antara lain, berupa
-

Gaji
Tunjangan
Istirahat / cuti

1) Gaji Pokok
a)

Militer dan PNS


Besaran gaji pokok militer dan pns telah diatur dalam peraturan

pemerintah disesuaikan dengan pangkat / golongan serta masa kerja.


b)

TKS ( tenaga kerja sukarela )


(1)

Jasa medis/ paramedis / non medis sesuai dengan

pendapatan

yang diperoleh masing-masing.


(2)

Imbalan pokok

(3)

Mendapat

lisensi

yaitu

kewenangan

untuk

melakukan

pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan pengetahuan dan


keterampilan yang dimiliki.
(4)

Mendapat pelayanan dan fasilitas kesehatan sesuai ketentuan yang

berlaku.
2) Tunjangan
Terdiri dari tunjangan struktural dan fungsional.
a)

Tunjangan Jabatan Struktural diberikan kepada


(1) Kepala RS
(2) Wakil Kepala RS
(3) Kepala Bagian / Unit

b) Tunjangan Fungsional diberikan kepada


(1) Ka Ruangan Perawatan
(2) Waka Ruangan Perawatan
c)

Tunjangan Khusus diberikan kepada jabatan - jabatan tertentu sesuai

dengan kebutuhan RS Tk IV 02.07.04


d)

Besar tunjangan ditetapkan dengan kebijakan dari kepala

Sakit.

Rumah

23

e) Tunjangan Hari Raya


Tunjangan Hari Raya diberikan setiap tahun menjelang Hari Raya
Idul Fitri.

Jumlah THR diberikan Militer, PNS, TKS sama termasuk bagi

beragama non Islam sehingga tidak ada pemberian THR pada hari raya yang
lain. Penerima THR Militer, PNS, TKS adalah yang sudah terdaftar dalam
anggota Koperasi Denkesyah 02.04.03 minimal 3 bulan masa keanggotaan.
f)

Tunjangan kesehatan
Tunjangan kesehatan diberikan pada TKS dengan fasilitas yang terdapat

di Rumkit Tk IV 02.07.04, Rawat jalan dan Rawat inap pada kelas II.
Suami/Istri/Anak mendapat fasilitas sesuai kebijakan Kepala Rumkit Tk IV
02.07.04. pelayanan kesehatan diluar Rumkit Tk IV.02.07.04 tidak menjadi
tanggungan.
3)

Perizinan / Cuti Terdiri dari :


a) Hak izin diberlakukan setelah yang bersangkutan melaksanakan tugas
selama 3 (tiga) bulan pertama.
b)

Untuk melaksanakan izin bila orang tua/suami/istri/anak

sakit atau meninggal dunia selama 2 (dua) hari kerja.


c)

Untuk cuti melahirkan diberikan izin cuti selama 3 (tiga)

bulan kalender dengan ketentuan 1 (satu) bulan cuti hamil dan 2 (dua) bulan
setelah melahirkan, untuk TKS yang sedang menyusui mendapat dispensasi
untuk tidak dinas sore & malam sampai usia bayi 4 bulan, menyusui bila jam
12.00 Wib kembali bekerja jam 13.00 wib.
d)

Untuk istirahat sakit diberikan maksimal 3 (tiga) hari

yang dinyatakan / dikeluarkan oleh dokter RS TNI - AD.


e)

Ketentuan izin keluar yang tertera tersebut diatas

dilaksanakan setelah ada kebijakan Karumkit Tk IV 02.07.04.

24
f)

Cuti tahunan diberikan kepada TKS yang sudah

melaksanakan dinas 2 tahun selama 7 hari.


g)

Pelaksanaan cuti tahunan disesuaikan dengan jumlah

perizinan yang telah diambil dalam jangka 1 tahun.


h) Prosedur perizinan dilaksanakan secara berjenjang:
(1)

Yang bersangkutan menghadap Wakaru

(2)

Setelah mendapat izin menghadap Karu

(3)

Selanjutnya menghadap Ka Instalwatnap

(4)

Langkah berikutnya menghadap Paur Tuud

(5)

Menghadap Waka Rumkit diteruskan kepada Kepala Rumkit untuk

mendapat surat izin.


c.

Kesejahteraan
1)

Seluruh pegawai Rumah Sakit mendapat kesejahteraan untuk peningkatan

gizi berupa sembako dengan jurnlah yang telah ditetapkan oleh masing-masing
ruangan tempatnya bertugas.
2)

Untuk Milliter dan PNS pria yang ikut terlibat dalam dinas juga satuan (Piket

Satuan) diberikan tambahan sembako sebagai ekstra pudding dan ransurn DF


3)

Bagi seluruh pegawai diberikan tanda simpati berupa uang atau bingkisan

yang jumlahnya telah ditetapkan dari Rumah Sakit maupun sumbangan dari
masing - masing ruangan untuk kepentingan sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)

Bezuk pegawai yang sakit.


Kado nikah / selamatan / cukuran khitanan.
Uang duka cita
Bingkisan pensiun
Bantuan berobat ke Jakarta untuk TNI dan PNS
Pasal 26

Ketentuan Daftar Hadir / Absensi :


a.

Semua pegawai wajib mencatat kehadiran waktu masuk dan pulang kerja daftart

hadir / absensi yang telah disediakan


b.

Pegawai yang telah mengisi daftar hadir tidak diperkenankan untuk melakukan

aktifitas diluar kegiatan RS TK IV 02.07.04 dan jika ingin keluar harus minta izin dengan

25
atasan langsung dan izin piket serta dicatat dalam buku izin keluar dan membawa kartu
izin keluar terutama untuk TNI dan PNS.
c.

Pegawai yang berhalangan hadir atau pulang cepat dari waktu yang telah

ditentukan harus mendapat izin dari atasan langsung.


d.

Setiap atasan bertanggung jawab atas terlaksananya ketertiban waktu kerja, dan

berhak melakukan teguran secara lisan terhadap para pegawai yang menurut
pendapatnya melalaikan ketentuan-ketentuan tersebut.
e.

Pelanggaran oleh pegawai dalam ketentuan daftar hadir ini ialah datang terlambat

dan meninggalkan kantor sebelum waktu jam kerja berakhir, menurut pertimbangan
atasan dapat dikenakan hukuman Administratif yang berlaku sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku.
f.

Pegawai yang berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada atasan atau piket

satuan melalui surat, telepon, atau utusan Pegawai yang berhalangan hadir tanpa
kabar ditetapkan TK (Tanpa Keterangan).
Pasal 27
Hari Libur Resmi :
Hari - hari libur resmi akan diumumkan kepada pegawai.
Kecuali untuk perawat dan penunjang perawatan.
Pasal 28
Izin Meninggalkan Pekerjaan:
a.

Pimpinan mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak permintaan pegawai

untuk meninggalkan pekerjaan dengan alasan apapun. Keputusan pimpinan untuk


memberikan izin berdasarkan pada pertimbangan bahwa kepergian pegawai untuk
sementara waktu itu tidak mengganggu kegiatan di RS TK IV 02.07.04
b.

Pegawai dapat meninggalkan pekerjaan sementara waktu, dengan memberitahu

dan izin kepada atasannya untuk keperluan sebagai berikut :


1)
2)
3)

Pada hari pemilihan umum.


Ada keperluan keluarga yang mendesak
Memenuhi panggilan yang berwajib

26
c.

Pimpinan dapat memberikan izin / menolak dengan permohonan pegawai

berdasarkan kepentingan satuan kerja.


d.

Pegawai dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan untuk keperluan sebagai

berikut :
1)

Pernikahan pegawai

3 Hari

2)

Istri pegawai melahirkan anak ...

3 Hari

3)

Kematian:
-

Istri, suami, anak, orangtua/ mertua


3 Hari
Saudara kandung pegawai atau Saudara kandung
istri/suami Pegawai
1 Hari
Sanak Keluarga / tanggungan yang Berdiam serumah
dengan pegawai

1 Hari

4)

Perkawinan anak pegawai ...

2 Hari

5)
6)

Perkawinan saudara kandung pegawai/


saudara kandung suami/istri
Khitanan anak pegawai

1 Hari
2 Hari

7)

Cukuran anak

1 Hari

8)

Menunaikan ibadah haji

36 Hari

( Disesuaikan dengan jumlah hari keberangkatan PP )


9)

Istirahat sakit dengan surat keterangan dokter.

10) Hal-hal penting dan mendesak atas persetujuan atasan langsung / Karumkit /
Komandan.
Pasal 29
Disiplin :
a.

Rumkit Tk. IV 02.07.04 Bandar lampung menegakkan disiplin berdasarkan disiplin

TNI AD serta mengembangkan perasaan dengan hormat serta penuh pengertian


terhadap hak-hak dan tanggung jawab.
b.

Tujuan satuan kerja mengambil tindakan disiplin adalah bersifat memperbaiki serta

mendidik. pegawai yang melanggar peraturan selalu diberi kesempatan untuk


memperbaiki sikapnya.

27
c.

Untuk kasus-kasus pelanggaran luar biasa yang merugikan RS TK IV 02.07.04

secara material dana atau nama baik RS.TK IV 02.07.04 :


- Militer dan PNS, diproses menurut peraturan dalam militer dan PNS yang
berlaku dan disesuaikan menurut kepentingan satuan masing-masing.
- Pegawai honorer / TKS, dapat langsung diputuskan hubungan kerja tanpa
peringatan.
Pasal 30
Tingkah laku, aturan disiplin:
a.

Semua pegawai diharapkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya oleh atasan mereka dan harus memperhatikan dengan baik perintah yang
diberikan kepada mereka.
b.

Semua pegawai dalam melaksanakan tugas diharapkan mempunyai kemampuan

inisiatif dan inovatif demi kelancaran tugas.


c.

Pegawai yang telah diberi suatu tugas tidak boleh melimpahkan atau menyerahkan

pekerjaan tersebut kepada pegawai lain, kecuali bila clibenarkan oleh atasan.
d.

Selama dalam waktu bekerja, untuk pegawai dilarang bekerja untuk perusahaan-

perusahaan lain atau melakukan jenis kegiatan komersil lainnya.


e.

Selama waktu kerja pegawai tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan kecuali

dengan izin atasannya.


f.

Pegawai tidak diizinkan untuk menggunakan barang-barang milik RS. TK IV

02.07.04 untuk urusan pribadi tanpa persetujuan dari kepala bagian yang berwenang.
g.

Kehilangan atau kerusakan barang barang Investaris RS. TK IV 02.07.04 harus

segera dilaporkan kepada atasan. Pegawai tersebut bertanggung jawab untuk


mengganti atau memperbaiki barang tersebut.
h.

Pegawai tidak diizinkan memindahkan peralatan atau barang-barang kecuali atas

persetujuan atasan yang dikuasakan.


i.

Pegawai wajib menjaga dengan baik uang/dana dan barang-barang milik RS TK IV

02.07.04 yang dipercayakan kepada mereka, (dilarang KERAS menggunakan uang /


dana RS TK IV 02.07.04 untuk kepentingan pribadi / kepentingan lain).
j.

Biaya untuk memperbaiki barang yang rusak atau hilang karena kelalaian atau

penyalahgunaan oleh seorang pegawai, termasuk kerusakan pada kendaraankendaraan, alat-alat, dan perlengkapan RS. TK IV 02.07.04 menjadi tanggung jawab
pegawai yang lalai tersebut, kecuali jika ada pertimbangan lain.

28

Pasal 31
Tindakan disiplin :
a.

Tindakan disiplin yang perlu diambil terhadap peraturan dan tata tertib disesuaikan

dengan macam dan tingkatan beratnya pelanggaran yang dilakukan. Kepada atasan
pegawai disarankan terlebih dahulu berkonsultasi dengan bagian kepegawaian dan
bagian keperawatan dalam mengambil tindakan disiplin militer untuk Militer dan PNS.
b.

Tindakan atas seperti yang dimaksud dalam Disiplin (1) diatas dianggap kumulatif

(Berganda). Hal ini bahwa seorang pegawai yang melakukan beberapa pelanggaran.
Apabila hal demikian terjadi harus diambil pertimbangan-pertimbangan yang cukup
mengenai berat ringannya pelanggaran yang tidak ada hubungannya satu sama lain
tersebut :
1)

Peringatan Lisan
a) Diharapkan semua pegawai dapat menaati dan mengikuti aturanaturan
atau perintah pimpinan. Namun apabila ada pegawai yang ternyata tidak
mengikuti aturan-aturan kerja serta tidak memenuhi syarat-syarat ketertiban,
maka perlu dilakukan tindakan disiplin dengan maksud mendidik pegawai
tersebut sehingga perbuatan tercela tersebut tidak terulang lagi.
b) Cara yang paling efektif memupuk dan memelihara kewajiban serta
hubungan pekerjaan yang baik adalah dengan mengadakan komunikasi tatap
maka. Komunikasi seperti ini perlu dilakukan pimpinan tidak hanya untuk
memberi perintah atau menerima pemberitahuan/laporan, tetapi juga untuk
mengemukakan ketidakpuasan tentang hasil kerja pegawai atau untuk
memberi teguran kepada bawahan.
c)

Peringatan lisan diberikan oleh pimpinan kepada bawahannya jika yang

bersangkutan melakukan hal-hal sebagai berikut :


-Pelanggaran kecil.
- Kesalahan yang berulang kali
Prestasi kerja kurang atau tidak melaksanakan perintah sepatutnya
Kecerrobohan terhadap barang milik RS.TK IV 02.07.04
d)

Pimpinan memberikan peringatan lisan dan harus secara jelas

memberitahukannya kepada pegawai akan pelanggaran berikutnya dapat

29
mengakibatkan peringatan tertulis. Teguran lisan tulis dalam buku pegawai
dengan rincian pelanggaran, waktu dan tempat.
2)

Peringatan Tertulis
a) Apabila peringatan lisan belum memberikan suatu perbaikan di dalam
tingkah laku serta prestasi kerja pegawai, atau apabila terjadi suatu
pelanggaran berat atas peraturan, maka surat peringatan harus diberikan
kepada pegawai.
b)

Surat peringatan harus memuat hal - hal sebagai berikut :


Jenis peringatan yang dilakukan dengan menyebutkan apa, bilamana,

siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana pelanggaran tersebut terjadi.


Bab atau nomor dari peraturan yang dilanggar.
Surat peringatan dibuat dalam bahasa Indonesia ditandatangani oleh
atasan dan pimpinan rumah sakit dan diberikan kepada pegawai oleh
atasannya segera setelah pelanggaran terjadi.
c)

Tergantung kepada berat ringannya pelanggaran, maka surat peringatan


dapat berupa :
Surat Peringatan Pertama
Apabila belum diberikan peringatan sebelumnya atau surat peringatan
terdahulu telah tidak berlaku lagi. Surat peringatan ini berlaku tiga bulan.
Surat Peringatan Kedua
Apabila surat peringatan pertama masih berlaku dan pelanggaran
lainnya dilakukan . surat peringatan ini berlaku 6 bulan.
Surat peringatan ketiga dan terakhir:
Apabila surat peringatan kedua masih berlaku dan pelanggaran
lainnya dilakukan. Surat pelanggaran ini berlaku selama 12 bulan.
Surat peringatan pertama dan terakhir:
Apabila belum pernah diberikan surat peringatan atau peringatan
terdahulu tidak berlaku lagi. Pelanggaran berat lainnya dilakukan Surat
peringatan ini berlaku 12 bulan.

30
Surat peringatan kedua dan terakhir :
Apabila surat peringatan pertama masih berlaku dan pelanggaran
masih dilakukan. Surat peringatan ini berlaku 12 bulan.
d) Mengingat bahwa surat peringatan terakhir adalah peringatan yang
terberat yang dapat mengarah kepada tindakan pemutusan hubungan kerja,
maka kepada para atasan yang bersangkutan harus berkonsultasi dengan
Karumkit dan kepada keperawatan.
e) Surat peringatan dibuat oleh bagian Keperawatan rangkap 3 dan
didistribusikan sebagai berikut :
Asli (untuk pegawai yang bersangkutan)
Satu Copy (untuk arsip)
Satu Copy (untuk Rumah Sakit)
f)

Surat

peringatan

tersebut

(asli

dan

tembusan-tembusan)

harus

ditandatangani oleh pegawai sebagai tanda terima. Apabila pegawai menolak


untuk menandatangani surat peringatan sebagai tanda menerima, atasannya
dapat membacakan isinya kepada pegawai yang bersangkutan atau dua
orang saksi. Dalam hal yang demikian terjadi kepada atasan harus membuat
catatan pada surat peringatan tersebut yang menyatakan bahwa isinya sudah
dibacakan tetapi ditolak oleh pegawai. Selanjutnya kepada atasan dan dua
orang saksi harus membubuhkan tanda tangan mereka pada surat peringatan
tersebut dan diarsipkan.

3)

Penurunan Pangkat/Golongan/Jabatan
Keputusan tentang kenaikan golongan/jabatan dikeluarkan oleh RS. TK.

02.07.04 penurunan golongan/jabatan diharapkan dalam 1 (satu) tahun pegawai


telah dapat menunjukan perbaikan dalam sikap/prestasi kerjanya sehingga ia bisa
dikembalikan ke golongan / jabatan semula.
4)

Pemutusan Hubungan Kerja


a)

Pemisahan secara Alami :


(1)

Meninggal dunia

(2)

Telah mencapai batas usia maksimum 57 tahun.

(3)

Kesehatan tidak memenuhi persyaratan.

31

b) Pemisahan Non Alami :


(1)

Pemberhentian dengan hormat. TKS dapat diberhentikan dengan

hormat apabila :
(a)

Mengajukan permohonan berhenti dengan alasan yang dapat

diterima
(b)

Tidak menunjukan kecakapan dalam melaksanakan tugas

(c)

Menunjukan sikap dan budi pekerti yang tidak terpuji dan dapat

mengganggu lingkungan pekerjaan.

(2)

(d)

Menjadi anggota/pengurus partai politik.

(e)

Menjadi pengikut ajaran/paham yang dilarang oleh TNI AD.

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat. TKS dapat diberhentikan

tidak dengan hormat apabila :


(a)

Pada saat melamar ternyata dengan sengaja memberikan data

yang tidak benar


(b)

Dihukum penjara dengan keputusan pengadilan yang sudah

mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak


kejahatan pidana kejahatan.
(c)
c)

Dijatuhi hukuman disiplin (Surat Peringatan ke 3)

Pensiun TKS adalah pemberhentian seorang TKS dengan hormat dari

pekerjaan dengan batas usia yang ditetapkan.


Prosedur pemberhentian dengan hormat /Pensiun TKS:
- Usia 57 tahun
- Selama dinas berprilaku baik
- Hak pesangon sesuai kebijakan rumah sakit

Pasal 32
Kewenangan Menjatuhkan Disiplin :
1. Kepala Bagian dan Unit : Berwenang menjatuhkan sanksi hukuman ringan.
2. Kepala Perawatan

: Berwenang menjatuhkan sanksi hukuman ringan


dan sedang.

3. Ka Rumkit

: Berwenang menjatuhkan sanksi hukuman

32
sedang dan berat.

Pasal 33
Pengembangan:
a.

Pendidikan dan latihan


1)

Pendidikan

dan

latihan

merupakan

sarana

untuk

membentuk

dan

meningkatkan mutu, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan
negara, semangat persatuan dan kesatuan serta pengembangan wawasan secara
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
2)

Pendidikan adalah suatu penghargaan yang diberikan RS. TK IV 02.07.04

yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan kemampuan SDM RS. TK
IV 02.07.04 dan mengembangkan karier pegawai sesuai dengan kebutuhan RS
pada saat ini dan yang akan datang.
b.

Jenis Pendidikan dan Pelatihan


1)

Pelatihan Internal.

Dilaksanakan

dilingkungan

Rumkit

Tk

IV

02.07.04 dengan pelatih/pembimbing dari dalam / luar yang dilaksanakan dengan


anggaran Rumkit Tk IV 02.07.04.
2)

Pelatiahan Eksternal.

Dilaksanakan diluar Rumkit Tk IV 02.07.04 sesuai

kebutuhan organisasi dengan ketentuan :


a) Pendidikan / Pelatihan dibiayai Rumkit Tk IV 02.07.04 dengan ikatan
dinas minimal 1 tahun.
b) Pendidikan / Pelatihan dilaksanakan sendiri tanpa dibiayai Rumkit Tk IV
02.07.04 dapat dilaksanakan dengan persyaratan :
(1)

Mendapat ijin dari pimpinan

(2)

Tidak mengganggu jam kerja

(3)

Tidak menuntut biaya dari Rumkit Tk IV 02.07.04

(4)

Menjaga citra dan nama baik organisasi

33

BAB VII
KOMITE MEDIK
Pasal 34
Komite Medik dibentuk dangan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis
(clinical govermnace) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien
lebih terjamin dan terlindungi.
Pasal 35
Susunan Organisasi Komite Medik dan keanggotaan.
Susunan organisasi Komite Medik sekurang-kurangnya terdiri dari:
a.

Ketua

b.

Sekretaris;dan

c.

Sub Komite

Dalam keterbatasan sumber daya manusia; susunan komite medik sekurangkurangya


dapat terdiri dari:
a.
b.

Ketua dan Sekretaris tanpa sub komite


Ketua dan Sekretaris merangkap ketua, dan anggota sub komite
Pasal 36

34
a.
b.

Anggota komite medik terdiri dari sub komite


Subkomite tersebut terdiri dari:
1)

Sub Komite Kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf medis

2)

Sub Komite Mutu Profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan

profesionalisme staf medis; dan


3)

Sub Komite Etika dan Disiplinprofesi yang bertugas menjaga disiplin dan

prilaku staf medis.


c.

Tugas Komite Medis


1)
2)
3)
4)
5)

Menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.


Melaksanakan pembinaan etika dan disiplin professional
Mengatur kewenangan profesi antar kelompok Staf Medis
Membantu menyusun medical staff by laws dan memantau pelaksanaannya.
Membantu menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico-

6)
7)

legal.
Melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaa, tugas Staf Medis.
Melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan dan pengembangan

pelayanan rumah sakit.


8) melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis melalui monitoring
dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Sub Komite.
9) Turut serta secara aktif dalam upaya peningkatan dan pengembangan
pelayanan rumah sakit.
10) Memberikan laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit.
d.

Fungsi komite medis, sebagai pengarah (steering) dalam pemberian pelayanan

medis sedangkan Staf Medis adalah pelaksana pelayanan medis. Fungsi Komite Medis
Secara rinci adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)

Memberikan saran kepada Direksi.


Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran.
Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang

harus

dilaksanakan oleh semua kelompok Staf Medis rumah sakit.


Pasal 37
Wewenang Komite Medis
a.
b.

Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis.


Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan, dan

memelihara peralatan medis dan penunjang medis serta pengembangan pelayanan


medis,

35
c.

Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis sesuai yang

tercantum didalam tugas Komite Medis.


d. Monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran
dirumah sakit.
e. Melaksanakan pembinaan etika profesi serta mengatur kewenangan profesi antar
kelompok staf medis.
f. Memberikan rekomendasi tentang kerjasarna, antar rumah sakit.
Pasal 38
Tanggung Jawab Komite Medis
Komite Medis bertanggung jawab atas mutu pelayanan medis, pembinaan etika
kedokteran dan pengembangan profesi medis. Ketua Komite Medis bertanggung jawab
kepada Kepala Rumah Sakit.
Pasal 39
Tata Kerja Komite Medis
a.

Tata Kerja Komite Medis secara administrative:


1) Rapat rutin Komite Medis dilakukan minimal satu kali setiap bulan.
2) Rapat Komite Medis dengan Ketua Kelompok Staf Medis dan atau
dengan semua Staf Medis Fungsional dilakukan minimal satu kali setiap bulan.
3) Rapat Komite Medis dengan Karumkit dilakukan minimal satu kali setiap
bulan.
4) Rapat insidentil, diselenggarakan untuk membahas masalah mendesak
dilakukan sesuai kebutuhan.
5) Menetapkan tugas dan kewajiban Sun Komite, termasuk petanggung
jawabannya terhadap suatu program.

b.

Tata kerja secara teknis :


1) Menjabarkan hubungan antara Komite Medis sebagai penilai kompetensi dan
etika professional dengan manajemen rumah sakit sebagai pemegang kewenangan
pengelolahan Rumah Sakit.
2) Koordinasi antara Komite Medis dengan manajemen rumah sakit dalam
menangani masalah tenaga dokter serta pengaturan penyampaian informasi
kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi dan pihak non profesi seperti
kepolisian dan jajaran hukum.
Pasal 40

36
Prosedur Pemilihan dan Penetapan Ketua Komite Medis :
a. Prosedur Pemilihan dilaksanakan dengan prinsip langsung, bebas dan rahasia.
b. Kepala rumah sakit menetapkan panitia pemilihan ketua Komite Medis.
c. Persyaratan untuk menjadi Ketua Komite Medis adalah :
1) Dokter spesialis yang bekerja minimal 3 Tahun dirumah sakit.
2) Mempunyai kredibilitasi yang tinggi dalam perofesinya.
3) Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani dilingkungan

d.

profesinya.
4) Mempunyai loyalitas yang tinggi kepada rumah sakit
5) Tidak menduduki jabatan structural rumah sakit
Ketua Komite Medis dipilih secara demokratis dengan aturan sebagai berikut.
1) Ketua Panitia Pemilihan membuat undangan tertulis rapat dengan agenda
tunggal pemilihan ketua Komite Medis yang disampaikan kepada seluruh Staf
Medis dengan bukti tanda terima, minimal 5 (lima) hari kerja sebelum jadwal
pemilihan.
2) Setiap Staf Medis yang hadir harus membubuhkan tanda tangan pada daftar
hadir.
3) Rapat dianggap quorum bila setengah plus 1 (satu) Staf Medis hadir.
4) Rapat dapat ditunda selama-lamanya 5 (lima) hari kerja, apabila forum tidak
tercapai.
5) Ketua panitia memimpin rapat dan menetapkan jumlah pemilih sesuai dengan
daftar hadir.
6) Salah seorang Panitia memperlihatkan kepada para pemilih bahwa kotak
suara kosong dan lembaran kertas yang akan di pakai.
7) Setiap Staf Medis mengisi nama calon yang dipilih pada lembar kertas yang
disediakan secara langsung, bebas dan rahasia. Setiap Staf Medis maju ke lokasi
yang di tentukan untuk menulis nama calon dan memasukkannya kedalam kotak
suara yang diletakkan diatas meja yang dapat terlihat oleh pemilih.
8) Seorang anggota panitia membacakan satu persatu lembar kertas yang ditulis
oleh Staf Medis disaksikan oleh ketua Panitia, dan seorang Panitia lain menulis
pada pagan yang tersedia.
9) Dari nama calon yang dipilih, ditetapkan 5 (lima) nama nominasi dengan suara
terbanyak dan yang bersangkutan menyatakan setuju untuk diangkat sebagai ketua
Komite Medis.
10) Calon ketua Komite Medis ditetepkan 2 (dua) orang yang dipilih berdasarkan
suara terbanyak, untuk selanjutnya diajukan kepada Kepala Rumah Sakit.
11) Ketua Panitia menandatangani berita acara pemilihan.
Pasal 41

Cara Penetapan Ketua Komite Medis

37
a.

Ketua Panitia Pemilihan Ketua Komite Medis mengajukan 2 (dua) nama calon

kepada Kepala Rumah Sakit sesuai dengan hasil pemilihan.


b. Kepala Rumah sakit mengadakan konsultasi dengan Kepala Divisi untuk memilih
Ketua Komite Medis.
c. Kepala Rumah sakit menetapkan Ketua Komite Medis dengan Surat Keputusan.
Pasal 42
Pemberhentian Ketua Komite Medis
Ketua Komite Medis dapat diberhentikan apabila:
1) Diminta oleh 2/3 atau lebih anggota Staf Medis.
2) Mengajukan permohonan untuk berhenti menjadi Ketua Komite Medis.
3) Kondisi kesehatannya menyebabkan tidak dapat bertugas optimal
4) Berhalangan tetap

Pasal 43
a.

Pembiayaan Komite Medis


1)
2)
3)

Anggaran Komite Medis dibebankan kepada anggaran rumah sakit.


Anggaran disusun setiap tahun dan dilanjutkan kepada Kepala Rumah Sakit.
Anggaran disusun untuk keperluan: ATK, Pelaksana program, Rapat,

penggandaan, pendistribusian, gaji pegawai dan lain-lain.


b.

Prosedur dalam Komite Medis


1)

Dalam rapat rutin komite media berikutnya setelah temuan dan rekomendasi

Sub-Komite Kredensial, Komite Medis harus menentukan sikap:


a)

Menerima temuan dan rekomendasi Sub-Komite Kredensial; atau

b)

Mengembalikan ke Sub-komite Kredensial untuk pertimbangan lebih

lanjut sebelum rekomendasi final oleh Komite Medis; atau


c)
Tidak menyetujui rekomendasi Sub-Komite Kredensial dengan alasan
yang jelas lengkap dengan informasi penunjangnya, dan mengirimkannya
kepada Kepala Rumah Sakit.
2)

Pendapat

Komite

Medis

diteruskan

kepada

Kepala

Ruang

Sakit

bersama dengan temuan dan rekomendasi Sub-Komite Kredensial.


c.

Prosedur di Kepala Rumah Sakit


Setelah menerima rekomendasi dari Komite Medis, Kepala Rumah Sakit setelah

berkonsultasi dengan Direksi Rumah Sakit, dapat :

38
1)

Memberikan surat penugasan kepada pelamar dengan wewenang klinis yang

ditetapkan.
2)

Mengembalikan berkas kepada Sub-Komite Kredensial atau Komite Medis

atau sumber lain di Rumah Sakit untuk tambahan informasi atau penyelidikan.
3)
d.

Menolak atau memodifikasi rekomendasi.

Pertemuan bersama untuk Membahas Perbedaan Pendapat.


Bila Direksi menentukan menolak atau memodifikasi rekomendasi oleh Komite

Medis tentang Penugasan atau wewenang klinis pelamar, para pihak dapat meminta
sedang bersama. Sidang ini ditujukan untuk komunikasi dan klarifikasi mengapa
rekomendasi Komite Medis ditolak atau dimodifikasi.
Pasal 44
Prosedur Penugasan Kembali
a.

Aplikasi untuk Penugasan Kembali


1)

Pelamar mengisi formulir "penugasan kernbali"

2)

Pelamar harus mengajukan penugasan kembali paling lambat 120 hari

sebelum penugasan berakhir. Pelamar harus mengembalikan formulir yang telah


dilengkapi dalam waktu 30 hari setelah formulir diterima.
3) Penugasan kembali dianggap tidak lengkap dan tidak diproses bila pelamar
masih menunggak pembayaran atau belum menyelesaikan tugas
4) Bila aplikasi penugasan kembali telah lengkap namun Direksi belum memberi
jawaban, maka penugasan harus diteruskan sampai ada keputusan dari Direksi.
b.

Pembaharuan Wewenang Klinis


Pembaharuan wewenang klinis pada umumnya dilakukan bersama dengan

permohonan penugasan kembali. Penilaian untuk pembaharuan wewenang klinis dan


penugasan kembali didasarkan pada kinerja profesional Staf Medis pada penugasan
sebelumnya.
c.

Prosedur di Sub-Komite Kredensial


1)

Sub-Komite Kredensial, setelah menerima laporan Ketua Kelompok Staf

Medis, harus mengkaji semua informasi yang tersedia, termasuk semua informasi
yang diberikan oleh komite lain dan manajemen Rumah Sakit, untuk penentuan

39
rekomendasi penugasan kembali. Untuk perubahan kategori staf, dan untuk
pemberian wewenang klinis pada periode berikutnya.
2)

Sub-Komite Kredensial berhak meminta penjelasan dari pelamar untuk

membahas aspek aplikasi, kualifikasi, atau wewenang yang diminta.


3)

Sub-Komite Kredensial dapat meminta keterangan Ketua Kelompok Staf

Medis, konsultan luar, atau siapapun yang dianggap perlu tentang kualifikasi untuk
penugasan kembali.
4)

Setelah

pelamar

memenuhi

syarat

untuk

penugasan

kembali

dan

pembaharuan wewenang klinis, Sub-Komite Kredensial dapat meminta pelamar


untuk menjalani pemeriksaan fisis dan/ atau mental oleh dokter, bila ada keraguan
tentang kemampuan pelamar untuk memperoleh tugas atau tanggung jawab.
Kegagalan pelamar untuk menjalani pemeriksaan dalam waktu yang layak berarti
pelamar mengundurkan diri dan proses penugasan kembali dihentikan.
5) Bila Sub-komite Kredensial menilai pelamar memenuhi syarat, maka SubKomite harus membuat rekomendasi kepada Komite Medis untuk penugasan
kembali dalam rapat rutin berikutnya.
6) Bila Sub-Komite Kredensial menolak untuk memberi rekomendasi penugasan
kembali, promosi, atau penggantian wewenang klinis maka ia harus memberikan
alasan yang jelas. Ketua Sub-Komite Kredensial harus bersedia menjawab semua
pertanyaan Komite Medis dan / atau Direksi yang berkaitan dengan penolakan
tersebut.

d.

Prosedur di Komite Medis


1) Dalam rapat rutin berikutnya setelah menerima rekomendasi Sub - Komite
Kredensial, Komite Medis harus menentukan :
a)

Menerima rekomendasi Sub-Komite Kredensial;

b)

Mengembalikan kepada Sub-Komite Kredensial untuk klarifikasi atas

pertanyaan yang timbul;


c)

Menolak rekomendasi Sub-Komite Kredensial dengan alasan dan

informasi yang jelas tentang alasan penolakan.


2) Komite Medis harus meneruskan keputusan rapat kepada direksi untuk
pertimbangan dan tindakan selanjutnya.

40
3) Bila rekomendasi Komite Medis adalah menyetujui penugasan kembali, ia
harus meneruskannya secara tertulis dengan semua dokumen penunjang kepada
Direksi. Semua rekomendasi untuk penugasan kembali harus menyertakan dengan
rinci wewenang klinis, beserta semua lingkup dan pembatasan yang relevan.
4) Bila Rekomendasi oleh Komite Medis menyebut terdapatnya masalah pada
pelamar, maka hal ini harus segera diteruskan kepada kepala rumah sakit. Kepala
Rumah Sakit memanggil yang berkaitan dengan rekomendasi Komite Medis.
Rekomendasi harus ditangguhkan sampai pihak pelamar mempunyai hak yang
layak untuk memberikan klarifikasi yang diminta. Ketua Komite Medis harus siap
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Direksi yang berkaitan dengan
rekomendasi tersebut.
e.

Prosedur di Kepala Rumah Sakit


Setelah Kepala Rumah Sakit menerima rekomendasi Komite Medis, maka ia

dapat :
1) Memberikan surat penugasan kembali beserta dengan wewenang klinis serta
tempat penugasannya;
2) Mengembalikan berkas kepada Komite Medis atau Sub-Komite Kredensial atau
pihak lain di dalam maupun di luar Rumah Sakit untuk memperoleh informasi
tambahan;
3) Menolak atau memodifikasi, rekomendasi.
f.

Pertemuan bersama untuk memecahkan masalah


Bila Kepala Rumah Sakit menentukan untuk menolak atau memodifikasi

rekomendasi Komite Medis berkaitan dengan penugasan kembali atau pemberian


wewenang klinis, para pihak dapat rneminta Rapat bersama dengan tujuan untuk
klarifikasi penyebab ditolak atau dimodifikasinya rekomendasi Komite Medis.
g.

Sikap setelah keputusan yang tidak memuaskan


Bila rekomendasi rapat bersama berkaitan dengan penugasan kembali atau

pemberian wewenang klinis tidak memuaskan pelamar, pelamar dapat mengajukan


keberatan kepada Kepala Rumah Sakit Pelamar dapat dipanggil untuk rapat dengar
pendapat. Kepala Rumah Sakit harus menunda keputusan finalnya sampai pelamar
memperoleh kesempatan yang cukup untuk naik banding tersebut.

41
h.

Prosedur Modifikasi Rekomendasi oleh Kepala Rumah Sakit


Bila Kepala Rumah Sakit menentukan untuk memodifikasi rekomendasi dari Komite

Medis, Kepala Rumah Sakit harus memberitahu pelamar yang bersangkutan dan
menunda keputusan sampai yang bersangkutan didengar haknya.
i.

Perpanjangan Penugasan dan Wewenang Klinis


Perpanjangan penugasan dan wewenang klinis secara automatik akan diberikan

kepada praktisi bila ia telah menyerahkan lamaran dengan lengkap sambil menunggu
persetujuan Komite Medis dan Kepala Rumah Sakit.

BAB IX
SUB KOMITE KREDENSIAL MEDIS
Pasal 45
Pengorganisasi Sub Komite Kredensial Medis
a.

Struktur Organisasi Sub Komite Kredensial Medis terdiri dari


1) Ketua
2) Sekretaris dan
3) Anggota

b.

Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Kredensial Medis ditetapkan oleh

Kepala Rumah Sakit atas usulan Ketua Komite Medis.

42
c.

Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan

mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.


d.

Pengurus dan Anggota Sub Komite Kredensial Medis berjumlah sekurang-

kurangnya 3 (tiga) orang.


e.

Masa kerja Sub Komite Kredensial Medis adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak

ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit.


f.

Anggaran biaya Sub Komite Kredensial Medis disusun untuk rencana tahun

berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.

Pasal 46
Tugas Sub Komite Kredensial Medik
a.

Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota Staf Medis rumah sakit

secara total obyektif, adil, jujur dan terbuka.


b. Membuat rekomendasi hasil review berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan
sesuai dengan kebutuhan Staf Medis di Rumah Sakit.
c. Membuat laporan kepada Komite Medis apabila permohonan sesuai dengan
ketentuan yang diatur didalam peraturan internal Staf Medis (medical staff bylaws) di
Rumah Sakit.
d. Melakukan Review kompetensi Staf Medis dan memberikan laporan dan
rekomendasi kepada Komite Medis dalam rangka pemberian clicinal previllager,
reapoiment dan penugasan staf medis pads unit kerja.
e. Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial.
f. Melaksanakan rencana kerja Sub Komite Kredensial.
g. Menyusun tata laksana dan instrument kredensial.
h. Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
i. Membuat laporan berkala kepada Komite Medis.
Pasal 47
Wewenang Sub Komite Kredensial Medik
Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur, dan terbuka secara lintas sektoral
dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
Pasal 48
Tanggung Jawab Sub Komite Kredensial Medis:

43
Sub Komite Kredensial Medik bertanggung jawab kepada Komite Medis.
Pasal 49
Tata kerja Sub Komite Kredensial Medis:
a.

Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Kredensial Medis wajib menerapkan

prinsip koordasi, integritasm dan sinkrinisasi dengan Komite Medis, dan Ketua,
Kelompok Staf Medis.
b. Sub Komite Kredensial Medis dapat membentuk tim Ad Hoc yang melibatkan
anggota Staf Medis dan Kepala Keperawatan untuk meminta pertimbangan.
c. Setiap laporan yang diterima Sub Komite Kredensial Medis, wajib dievaluasi dan
ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
d. Sub Komite Kredensial Medis dapat wajib mengadakan rapat anggota minimal
1(satu) kali dalam sebulan.
e. Sub Komite Kredensial Medis menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasinya kepada Komite Medis.
BAB X
SUB KOMITE MUTU PROFESI
Pasal 50
Pengorganisasian Sub Komite Mutu Profesi
a.

Struktur Organisasi Sub Komite Mutu Profesi terdiri dari


1) Ketua
2) Sekretaris dan
3) Anggota
b. Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Mutu Profesi ditetapkan oleh Kepala
Rumah Sakit atas usulan Komite Medis.
c. Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.
d. Pengurus dan Anggota Sub Komite Mutu Profesi berjumlah sekurangkurangnya 3
(tiga) orang atau Ketua merangkap sebagai sekretaris dan anggota.
e. Anggaran biaya Sub Komite Mutu Profesi disusun untuk rencana tahun berikutnya,
dan dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.

Pasal 51
Tugas Sub Komite Mutu Profesi

44
a.
b.

Menyusun data dasar profit tenaga keperawatan sesuai area praktek.


Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga

medis
c. Melakukan audit asuhan medis
Pasal 52
Wewenang Sub Komite Mutu Profesi :
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis secara fintas
sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

Pasal 53
Tanggung Jawab Sub Komite Mutu Profesi :
Sub Komite Mutu Profesi bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan segala
sesuatunya kepada Komite Medik.
Pasal 54
Tata Kerja Sub Komite Mutu Profesi
a.

Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Mutu Profesi wajib menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis, Ketua Kelompok taf
Medis, Manajer Rumah Sakit dan Sub Komite lain.
b. Sub Komite Mutu Profesi dapat membentuk Tim Ad Hoc yang melibatkan Anggota
Staf Medis di unit pelayanan tertentu dan tenaga kesehatan lain, guna mengaudit mutu
pelayanan.
c. Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Mutu Profesi, wajib dievalusasi dan
ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
d. Sub Komite Mutu Profesi wajib mengadakan rapat anggota minimal 1(satu) kali
setiap bulan.
e. Sub Komite Mutu Profesi menyampaikan notulen rapat, laporan dan rekomendasi
kepada Komite Medis.

45

BAB XI
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 55
a.

Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17

b.

ayat 2 huruf c bertugas:


1)
2)
3)
4)
5)

Memfasilitasi proses pendampingan tenaga medis sesuai kebutuhan


Mensosialisasikan kode etik profesi kedokteran
Melakukan pembinaan etik dan disipilin profesi tenaga kedokteran
Melakukan penegakan disiplin profesi kedokteran
Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan

masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi, asuhan kedokteran.


6) Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan/atau surat penugasan
klinis.
7) Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
medis.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 56
Lain - lain peraturan internal rumah sakit ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
hal-hal yang belum diatur dalam peraturan internal rumah sakit ini akan diatur lebih
lanjut dengan peraturan sendiri. Demikian peraturan internal rumah sakit ini dibuat
untuk dijadikan pedoman di dalam pelaksanaan tugas staf medis dan komite medis di
rumah sakit TK. IV 02.07.04

46

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH


RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04
LEMBAR PENGESAHAN
PERATURAN INTERNAL RUMKIT TK IV 02.07.04
( HOSPITAL BY LAWS )

PENYUSUN
Ketua

: dr. Djoko Sulistyo Purwodarminto,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11000003530571

Anggota

: 1.

Amrizal,Amd.Kep
Lettu Ckm 21970231260476

2.

Novi Kusfandari
Pns Gol II/c NIP 197209091993032005

DISAHKAN OLEH
Bandar Lampung,

April 2016

Komandan Denkesyah 02.04.03

Anggiat Sahat,S.H
Letnan Kolonel Ckm NRP 11970026010873

47

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH


RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

PERATURAN INTERNAL RUMKIT TK IV 02.07.04


( HOSPITAL BY LAWS )

RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04


TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai