PERATURAN INTERNAL
RUMKIT TK. IV 02.07.04
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Rumkit Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung dikenal dengan nama DKT atau RS
DKT yang turut memberikan andil dukungan kesehatan pada masa perjuangan
kemerdekaan antara tahun 1945-1950 (tidak ada arsip atau data pasti tanggal
berdirinya). Cikal bakal Rumkit Tk IV adalah 3 unit bangunan bekas perkantoran
perusahaan
perkebunan
karet
Belanda
(sekarang
masih
digunakan)
dengan
kemampuan poliklinik dan KSA. Kemudian pada tahun 1958 dibangun ruang
administrasi, bangsal umum dan bangsal bersalin dan pada tahun 1974 dibangun lagi
ruang perawatan perwira dan dapur / laundry. Untuk kelengkapan dan efektivitas
pelayanan kesehatan ABRI di jajaran Korem 043/Gatam maka pada tahun 1975
dibangun poliklinik umum dalam rangka pemindahan dan penyatuan poliklinik garnizun
dengan Rumkit IV/431, kemudian disempurnakan lagi pada tahun 1982 dengan
dibangunnya ruang rontgen dan kamar operasi.
Pada tahun 1985 nama Rumkit IV/431 dirubah menjadi Rumkit Tk IV 02.07.04 sampai
dengan sekarang. Rumkit Tk IV 02.07.04 sejak berdirinya sampai dengan sekarang
berada satu kompleks/satu atap dengan Madenkesyah 02.04.03, sehingga para pejabat
Karumkit sering dirangkap/merangkap Dandenkesyah.
Posisi Rumkit Tk IV 02.07.04 berada di sebelah Utara / di samping RSUP Tipe B (RSU
Abdul Moeloek) dan di sebelah Barat / di belakang Makorem 043/Gatam.
2
2.
Tujuan Umum.
Tujuan Khusus.
1)
BAB II
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BYLAWS)
3.
Pengertian.
Peraturan Internal Rumah Sakit
a.
d.
Staf Medis adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi
4
BAB III
NAMA, VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN RUMAH
Pasal 1
Nama rumah sakit adalah Rumkit Tk.IV 02.07.04, yang merupakan millk TNI AD dan
didirikan pada masa perjuangan Kemerdekaan antara tahun 1945 - 1950. Pemberian
nama rumah sakit atas nama Rumah Sakit Tk IV 02.07.04 untuk mengenang jasanya
yang telah memajukan rumah sakit.
Pasal 2
Visi Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah Menjadi rumah sakit pilihan utama dan kebanggaan
prajurit PNS dan keluarganya serta masyarakat Lampung.
Pasal 3
Misi Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah :
1.
Mengembangkan rumah sakit yang paripurna bagi prajurit, pns dan keluarganya.
Pasal 4
Visi dan Misi Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 disetujui dan direview berkala oleh
Komandan Denkesyah 02.04.03 dan di umumkan ke publik oleh Kepala Rumkit Tk. IV
02.07.04 beserta staf.
Pasal 5
Motto Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah Melayani secara profesional empati dan penuh
kasih sayang.
Pasal 6
Falsafah Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah Pelayanan kesehatan yang prima mengantar
pada terwujudnya personel TNI yang sehat jasmani dan rohani.
Pasal 7
Tujuan Rumkit Tk IV 02.07.04 adalah :
6
BAB IV
PEMILIK DAN STATUS RUMAH SAKIT
Pasal 8
Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 Kota Bandar lampung merupakan rumah sakit yang
merupakan satuan dibidang pelayanan kesehatan yang mendukung tugas pokok
Denkesyah 02.04.03 dipimpin oleh Kepala Rumah Sakit yang bertanggung jawab
kepada Dandenkesyah 02.04.03.
Pasal 9
Klasifikasi rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Kelas C dan Tk
IV untuk
Pasal 11
DANDENKESYAH 02.04.03
1.
Dandenkesyah
02.04.03
dijabat
oleh
seorang
Pamen
Angkatan
Darat
kegiatan
sehingga
tidak
Memelihara
dan
meningkatkan
kemampuan
kerja,
serta
7
6)
c.
pengeluaran
materiil
e.
dan
prosedur
tata
kelola
termasuk
8
2)
3)
4)
5)
kepada Kakesdam.
BAB V
PEJABAT RUMAH SAKIT
Pasal 12
KARUMKIT TK. IV 02.07.04
1.
Mayor
9
bertanggung jawab menyelenggarakan fungsi teknis kesehatan di rumah sakit, dengan
tugas kewajiban
sebagai berikut :
Karumkit Tingkat IV dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh satu Wakil Kepala
yang dijabat oleh seorang Pama Angkatan Darat berpangkat Kapten Ckm, dua Ketua
Komite yang masing-masing dijabat oleh seorang Pamen angkatan Darat berpangkat
Mayor Ckm dan Pama Angkatan Darat berpangkat Letnan Ckm, tiga Kepala Instalasi
yang masing-masing dijabat oleh seorang Pama Angkatan Darat berpangkat Kapten
Ckm dan PNS Gol. III/c - d, empat Kepala Unit yang masing - masing dijabat oleh
seorang Pama Angkatan Darat berpangkat Letnan Ckm dan Staf Medik Fungsional,
terdiri dari :
a. Wakil Kepala Rumah Sakit, disingkat Wakarumkit
b. Ketua Komite Medik
c. Ketua Komite Keperawatan, disingkat Ketua Komite Kep.
d. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
e. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
f. Komite PPI
g. Komite K3RS
h. Komite Etik
i. Panitia Farmasi dan Terapi
j. Panitia Rekam Medik
k. Perwira Urusan Pelayan Medis, disingkat Pauryanmed
l. Kabina Yankesmasum
m.Perwira Urusan Tata Usaha dan Urusan Dalam, disingkat Paurtuud
n. Kepala Diklat
o. Kepala Instalasi Bedah dan Anestesi, disingkat Kainstal Bedah dan Anestesi
p. Kepala Instalasi CSSD
q. Kepala Instalasi Gawat Darurat
r. Kepala Instalasi Rawat Jalan, disingkat Kainstalwatlan
s. Kepala Instalasi Rawat Inap, disingkat Kainstalwatnap
t. Kepala Unit Farmasi, disingkat Kanit Farmasi
u. Kepala Unit Laboratorium
v. Kepala Unit Radiologi
w. Kapala Instalasi Gizi
x. Kepala Unit Pemeriksaan Kesehatan, disingkat Kanitrikkes
y. Kepala Unit Rehab Medik
10
z. Kepala Unit Kamar Jenazah
aa. Kepala Unit Laundry
bb. Staf Medik Fungsional
3.
Pasal 13
Wakil Kepala Rumah Sakit
1.
Nama Jabatan
2.
Pengertian Jabatan
kepada
pimpinan,
membina
unsur
pelaksanaan,
Persyaratan Jabatan
a.
b.
c.
d.
e.
Berwibawa
11
f.
4.
Tanggung Jawab
: Wakarumkit
dalam
pelaksanaan
tugasnya
Tugas Pokok
: Membantu
pimpinan
dan
mengkoordinir staf
Rumah Sakit
6.
Uraian Tugas
a.
2)
3)
Hubungan Kerja :
a)
Dengan
Kabina
Yankesmasum
dalam
rangka
Dengan
PaurMed
dalam
rangka
mengkoordinasikan
12
5)
Dengan
para
mengkoordinasikan
Pa
Ur
dan
pelaksanaan
pemeriksaan ( wasrik )
Ka
Unit
untuk
pengawasan
dan
7)
1.
Nama Jabatan
: Komite Medik
2.
Pengertian Jabatan
3.
Persyaratan Jabatan
a.
b.
c.
d.
e.
13
f.
4.
Tanggung jawab
Rumah Sakit
5.
Tugas Pokok
rumah sakit melalui suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
agar lebih aman sehingga tercipta budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
6.
Uraian tugas :
a.
b.
c.
lanjut
Pasal 15
Komite Keperawatan
1.
Nama Pejabat
2.
3.
b.
c.
14
4.
d.
e.
Berwibawa.
f.
Tanggung Jawab
Rumah Sakit.
5.
Tugas Pokok
Mengatur
dan
mengendalikan
kegiatan
pelayanan
Uraian Tugas
a.
b.
c.
d.
e.
Memberi
bimbingan
kepada
kepala
Sub
Keperawatan,
untuk
15
h.
upaya
perbaikan
dan
peningkatan
mutu
asuhan
k.
untuk
menunjang
kelancaran
program
pendidikan,
m.
Menilai
mutu
asuhan
keperawatan
bersama
Kepala
Sub
Seksi
o.
7.
melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Rumah Sakit
Pasal 16
Komite Mutu
Pejabat pengelola Rumah Sakit adalah Pimpinan Rumah Sakit yang bertanggung
jawab terhadap kinerja operasional Rumah Sakit, terdiri atas :
a.
Pemimpin, dalam hal ini Kepala Rumah Sakit dan Wakil Kepala Rumah Sakit
b.
c.
16
a.
Dandenkesyah 02.04.03, Kakesdam II/ Swj dan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Pangdam II/Swj.
Pasal 18
1.
mengarahkan,
membina,
mengawasi,
mengendalikan
dan
3.
17
g. Memberikan sanksi kepada pegawai, karyawan dan profesional yang bersifat
mendidik sesuai dengan peraturan yang berlaku
h. Mengusulkan pengangkatan pejabat pengelola dibawah
Kepala kepada
Dandenkesyah 02.04.03
i. Menetapkan organisasi pelaksana dan organisasi pendukung dengan uraian
tugas masing-masing
j. Menandatangani perjanjian dengan pihak lain untuk jenis perjanjian yang bersifat
teknis operasional pelayanan
k. Mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran dibawahnya
l. Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari semua pejabat pengelola
dibawah Kepala.
m.Menyetujui kebijakan, prosedur dan pendidikan pars profesional kesehatan serta
penelitian, kemudian memberikan pengawasan terhadap mutu program rumah
sakit.
Pasal 19
Rencana Strategis, Rencana Kegiatan Anggaran dan Anggaran Modal Operasional
tahunan Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 disetujui oleh Komandan Denkesyah 02.04.03
Pasal 20
Pengangkatan dan pemberhentian Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04 ditetapkan
oleh Kepala Kesdam II/Sriwijaya.
Pasal 21
Evaluasi kinerja Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04, dilakukan oleh Komandan
Denkesyah 02.04.03
18
BAB VI
PERATURAN INTERNAL UMUM
Pasal 22
Status, Penggolongan dan Kedudukan Pegawai
1.
sebagai berikut :
a.
Radiologi, Farmasi, Fisioterapi, Analis, Gizi dan telah diangkat berdasarkan Surat
Perintah Karumkit Tk IV. 02.07.04.
19
e.
diangkat menjadi pegawai dan telah diangkat berdasarkan Surat Perintah Karumkit
Tk IV. 02.07.04
f.
Pegawai Percobaan
Adalah pegawai yang telah lulus tertertulis, psikotes, wawancara dan diberi
Kedudukan Pegawai:
a.
perintah dari pusat dalam hal ini Kesdam II / Sriwijaya yang diteruskan oleh
Dandenkesyah 02.04.03
b.
Penerimaan TNI dan PNS telah diatur dalam peraturan penerimaan pegawai
sipil dan militer yang dilaksanakan oleh dinas jawatan yang terkait berada dibawah
naungan Angkatan Darat.
b.
20
4)
5)
Persyaratan Penerimaan :
a)
b)
g)
Bersedia
memberikan
baktinya
sekurang-kurangnya
tahun
i)
Persyaratan administrasi :
a)
Surat
permohonan/lamaran
pekerjaan
ditulis
diatas
kertas
bermaterai.
b)
c)
d)
Fc KTP
e)
Fc kartu keluarga
f)
Fc Akte kelahiran
g)
h)
i)
j)
k)
l)
21
7)
Pengangkatan TKS.
keputusan, akan diangkat sebagai TKS dengan Surat Perintah Kepala Rumkit
Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung dan melaksanakan orientasi selama 3 bulan
kemudian menandatangani kesepakatan kerja diangkat menjadi TKS penuh.
8)
Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya pegawai bekerja di lingkungan TNI AD dan
b.
c.
Kewajiban
Pegawai mempunyai kewajiban menjalankan tugas yang dibebankan satuan dan
Dalam menjalankan
tugas pegawai harus disiplin, harus bekerja sama dengan pegawai lain dalam
mencapai sasaran yang ditetapkan tugas yang dimaksud
1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
2) Menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan.
3) Mentaati dan melaksanakan peraturan dan tata tertib di Rumkit Tk IV 02.07.04
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Melaksanakan tugas sebagai Tenaga Kerja Sukarela sesuai dengan tugas dan
fungsi masing - masing.
22
b.
Hak
Pegawai berhak mendapat imbalan antara lain, berupa
-
Gaji
Tunjangan
Istirahat / cuti
1) Gaji Pokok
a)
pendapatan
Imbalan pokok
(3)
Mendapat
lisensi
yaitu
kewenangan
untuk
melakukan
berlaku.
2) Tunjangan
Terdiri dari tunjangan struktural dan fungsional.
a)
Sakit.
Rumah
23
beragama non Islam sehingga tidak ada pemberian THR pada hari raya yang
lain. Penerima THR Militer, PNS, TKS adalah yang sudah terdaftar dalam
anggota Koperasi Denkesyah 02.04.03 minimal 3 bulan masa keanggotaan.
f)
Tunjangan kesehatan
Tunjangan kesehatan diberikan pada TKS dengan fasilitas yang terdapat
di Rumkit Tk IV 02.07.04, Rawat jalan dan Rawat inap pada kelas II.
Suami/Istri/Anak mendapat fasilitas sesuai kebijakan Kepala Rumkit Tk IV
02.07.04. pelayanan kesehatan diluar Rumkit Tk IV.02.07.04 tidak menjadi
tanggungan.
3)
bulan kalender dengan ketentuan 1 (satu) bulan cuti hamil dan 2 (dua) bulan
setelah melahirkan, untuk TKS yang sedang menyusui mendapat dispensasi
untuk tidak dinas sore & malam sampai usia bayi 4 bulan, menyusui bila jam
12.00 Wib kembali bekerja jam 13.00 wib.
d)
24
f)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kesejahteraan
1)
gizi berupa sembako dengan jurnlah yang telah ditetapkan oleh masing-masing
ruangan tempatnya bertugas.
2)
Untuk Milliter dan PNS pria yang ikut terlibat dalam dinas juga satuan (Piket
Bagi seluruh pegawai diberikan tanda simpati berupa uang atau bingkisan
yang jumlahnya telah ditetapkan dari Rumah Sakit maupun sumbangan dari
masing - masing ruangan untuk kepentingan sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
Semua pegawai wajib mencatat kehadiran waktu masuk dan pulang kerja daftart
Pegawai yang telah mengisi daftar hadir tidak diperkenankan untuk melakukan
aktifitas diluar kegiatan RS TK IV 02.07.04 dan jika ingin keluar harus minta izin dengan
25
atasan langsung dan izin piket serta dicatat dalam buku izin keluar dan membawa kartu
izin keluar terutama untuk TNI dan PNS.
c.
Pegawai yang berhalangan hadir atau pulang cepat dari waktu yang telah
Setiap atasan bertanggung jawab atas terlaksananya ketertiban waktu kerja, dan
berhak melakukan teguran secara lisan terhadap para pegawai yang menurut
pendapatnya melalaikan ketentuan-ketentuan tersebut.
e.
Pelanggaran oleh pegawai dalam ketentuan daftar hadir ini ialah datang terlambat
dan meninggalkan kantor sebelum waktu jam kerja berakhir, menurut pertimbangan
atasan dapat dikenakan hukuman Administratif yang berlaku sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku.
f.
Pegawai yang berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada atasan atau piket
satuan melalui surat, telepon, atau utusan Pegawai yang berhalangan hadir tanpa
kabar ditetapkan TK (Tanpa Keterangan).
Pasal 27
Hari Libur Resmi :
Hari - hari libur resmi akan diumumkan kepada pegawai.
Kecuali untuk perawat dan penunjang perawatan.
Pasal 28
Izin Meninggalkan Pekerjaan:
a.
26
c.
berikut :
1)
Pernikahan pegawai
3 Hari
2)
3 Hari
3)
Kematian:
-
1 Hari
4)
2 Hari
5)
6)
1 Hari
2 Hari
7)
Cukuran anak
1 Hari
8)
36 Hari
10) Hal-hal penting dan mendesak atas persetujuan atasan langsung / Karumkit /
Komandan.
Pasal 29
Disiplin :
a.
Tujuan satuan kerja mengambil tindakan disiplin adalah bersifat memperbaiki serta
27
c.
kepadanya oleh atasan mereka dan harus memperhatikan dengan baik perintah yang
diberikan kepada mereka.
b.
Pegawai yang telah diberi suatu tugas tidak boleh melimpahkan atau menyerahkan
pekerjaan tersebut kepada pegawai lain, kecuali bila clibenarkan oleh atasan.
d.
Selama dalam waktu bekerja, untuk pegawai dilarang bekerja untuk perusahaan-
02.07.04 untuk urusan pribadi tanpa persetujuan dari kepala bagian yang berwenang.
g.
Biaya untuk memperbaiki barang yang rusak atau hilang karena kelalaian atau
penyalahgunaan oleh seorang pegawai, termasuk kerusakan pada kendaraankendaraan, alat-alat, dan perlengkapan RS. TK IV 02.07.04 menjadi tanggung jawab
pegawai yang lalai tersebut, kecuali jika ada pertimbangan lain.
28
Pasal 31
Tindakan disiplin :
a.
Tindakan disiplin yang perlu diambil terhadap peraturan dan tata tertib disesuaikan
dengan macam dan tingkatan beratnya pelanggaran yang dilakukan. Kepada atasan
pegawai disarankan terlebih dahulu berkonsultasi dengan bagian kepegawaian dan
bagian keperawatan dalam mengambil tindakan disiplin militer untuk Militer dan PNS.
b.
Tindakan atas seperti yang dimaksud dalam Disiplin (1) diatas dianggap kumulatif
(Berganda). Hal ini bahwa seorang pegawai yang melakukan beberapa pelanggaran.
Apabila hal demikian terjadi harus diambil pertimbangan-pertimbangan yang cukup
mengenai berat ringannya pelanggaran yang tidak ada hubungannya satu sama lain
tersebut :
1)
Peringatan Lisan
a) Diharapkan semua pegawai dapat menaati dan mengikuti aturanaturan
atau perintah pimpinan. Namun apabila ada pegawai yang ternyata tidak
mengikuti aturan-aturan kerja serta tidak memenuhi syarat-syarat ketertiban,
maka perlu dilakukan tindakan disiplin dengan maksud mendidik pegawai
tersebut sehingga perbuatan tercela tersebut tidak terulang lagi.
b) Cara yang paling efektif memupuk dan memelihara kewajiban serta
hubungan pekerjaan yang baik adalah dengan mengadakan komunikasi tatap
maka. Komunikasi seperti ini perlu dilakukan pimpinan tidak hanya untuk
memberi perintah atau menerima pemberitahuan/laporan, tetapi juga untuk
mengemukakan ketidakpuasan tentang hasil kerja pegawai atau untuk
memberi teguran kepada bawahan.
c)
29
mengakibatkan peringatan tertulis. Teguran lisan tulis dalam buku pegawai
dengan rincian pelanggaran, waktu dan tempat.
2)
Peringatan Tertulis
a) Apabila peringatan lisan belum memberikan suatu perbaikan di dalam
tingkah laku serta prestasi kerja pegawai, atau apabila terjadi suatu
pelanggaran berat atas peraturan, maka surat peringatan harus diberikan
kepada pegawai.
b)
30
Surat peringatan kedua dan terakhir :
Apabila surat peringatan pertama masih berlaku dan pelanggaran
masih dilakukan. Surat peringatan ini berlaku 12 bulan.
d) Mengingat bahwa surat peringatan terakhir adalah peringatan yang
terberat yang dapat mengarah kepada tindakan pemutusan hubungan kerja,
maka kepada para atasan yang bersangkutan harus berkonsultasi dengan
Karumkit dan kepada keperawatan.
e) Surat peringatan dibuat oleh bagian Keperawatan rangkap 3 dan
didistribusikan sebagai berikut :
Asli (untuk pegawai yang bersangkutan)
Satu Copy (untuk arsip)
Satu Copy (untuk Rumah Sakit)
f)
Surat
peringatan
tersebut
(asli
dan
tembusan-tembusan)
harus
3)
Penurunan Pangkat/Golongan/Jabatan
Keputusan tentang kenaikan golongan/jabatan dikeluarkan oleh RS. TK.
Meninggal dunia
(2)
(3)
31
hormat apabila :
(a)
diterima
(b)
(c)
Menunjukan sikap dan budi pekerti yang tidak terpuji dan dapat
(2)
(d)
(e)
Pasal 32
Kewenangan Menjatuhkan Disiplin :
1. Kepala Bagian dan Unit : Berwenang menjatuhkan sanksi hukuman ringan.
2. Kepala Perawatan
3. Ka Rumkit
32
sedang dan berat.
Pasal 33
Pengembangan:
a.
Pendidikan
dan
latihan
merupakan
sarana
untuk
membentuk
dan
meningkatkan mutu, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan
negara, semangat persatuan dan kesatuan serta pengembangan wawasan secara
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
2)
yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan kemampuan SDM RS. TK
IV 02.07.04 dan mengembangkan karier pegawai sesuai dengan kebutuhan RS
pada saat ini dan yang akan datang.
b.
Pelatihan Internal.
Dilaksanakan
dilingkungan
Rumkit
Tk
IV
Pelatiahan Eksternal.
(2)
(3)
(4)
33
BAB VII
KOMITE MEDIK
Pasal 34
Komite Medik dibentuk dangan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis
(clinical govermnace) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien
lebih terjamin dan terlindungi.
Pasal 35
Susunan Organisasi Komite Medik dan keanggotaan.
Susunan organisasi Komite Medik sekurang-kurangnya terdiri dari:
a.
Ketua
b.
Sekretaris;dan
c.
Sub Komite
34
a.
b.
2)
Sub Komite Etika dan Disiplinprofesi yang bertugas menjaga disiplin dan
6)
7)
legal.
Melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaa, tugas Staf Medis.
Melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan dan pengembangan
medis sedangkan Staf Medis adalah pelaksana pelayanan medis. Fungsi Komite Medis
Secara rinci adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
harus
35
c.
Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis sesuai yang
b.
36
Prosedur Pemilihan dan Penetapan Ketua Komite Medis :
a. Prosedur Pemilihan dilaksanakan dengan prinsip langsung, bebas dan rahasia.
b. Kepala rumah sakit menetapkan panitia pemilihan ketua Komite Medis.
c. Persyaratan untuk menjadi Ketua Komite Medis adalah :
1) Dokter spesialis yang bekerja minimal 3 Tahun dirumah sakit.
2) Mempunyai kredibilitasi yang tinggi dalam perofesinya.
3) Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani dilingkungan
d.
profesinya.
4) Mempunyai loyalitas yang tinggi kepada rumah sakit
5) Tidak menduduki jabatan structural rumah sakit
Ketua Komite Medis dipilih secara demokratis dengan aturan sebagai berikut.
1) Ketua Panitia Pemilihan membuat undangan tertulis rapat dengan agenda
tunggal pemilihan ketua Komite Medis yang disampaikan kepada seluruh Staf
Medis dengan bukti tanda terima, minimal 5 (lima) hari kerja sebelum jadwal
pemilihan.
2) Setiap Staf Medis yang hadir harus membubuhkan tanda tangan pada daftar
hadir.
3) Rapat dianggap quorum bila setengah plus 1 (satu) Staf Medis hadir.
4) Rapat dapat ditunda selama-lamanya 5 (lima) hari kerja, apabila forum tidak
tercapai.
5) Ketua panitia memimpin rapat dan menetapkan jumlah pemilih sesuai dengan
daftar hadir.
6) Salah seorang Panitia memperlihatkan kepada para pemilih bahwa kotak
suara kosong dan lembaran kertas yang akan di pakai.
7) Setiap Staf Medis mengisi nama calon yang dipilih pada lembar kertas yang
disediakan secara langsung, bebas dan rahasia. Setiap Staf Medis maju ke lokasi
yang di tentukan untuk menulis nama calon dan memasukkannya kedalam kotak
suara yang diletakkan diatas meja yang dapat terlihat oleh pemilih.
8) Seorang anggota panitia membacakan satu persatu lembar kertas yang ditulis
oleh Staf Medis disaksikan oleh ketua Panitia, dan seorang Panitia lain menulis
pada pagan yang tersedia.
9) Dari nama calon yang dipilih, ditetapkan 5 (lima) nama nominasi dengan suara
terbanyak dan yang bersangkutan menyatakan setuju untuk diangkat sebagai ketua
Komite Medis.
10) Calon ketua Komite Medis ditetepkan 2 (dua) orang yang dipilih berdasarkan
suara terbanyak, untuk selanjutnya diajukan kepada Kepala Rumah Sakit.
11) Ketua Panitia menandatangani berita acara pemilihan.
Pasal 41
37
a.
Ketua Panitia Pemilihan Ketua Komite Medis mengajukan 2 (dua) nama calon
Pasal 43
a.
Dalam rapat rutin komite media berikutnya setelah temuan dan rekomendasi
b)
Pendapat
Komite
Medis
diteruskan
kepada
Kepala
Ruang
Sakit
38
1)
ditetapkan.
2)
atau sumber lain di Rumah Sakit untuk tambahan informasi atau penyelidikan.
3)
d.
Medis tentang Penugasan atau wewenang klinis pelamar, para pihak dapat meminta
sedang bersama. Sidang ini ditujukan untuk komunikasi dan klarifikasi mengapa
rekomendasi Komite Medis ditolak atau dimodifikasi.
Pasal 44
Prosedur Penugasan Kembali
a.
2)
Medis, harus mengkaji semua informasi yang tersedia, termasuk semua informasi
yang diberikan oleh komite lain dan manajemen Rumah Sakit, untuk penentuan
39
rekomendasi penugasan kembali. Untuk perubahan kategori staf, dan untuk
pemberian wewenang klinis pada periode berikutnya.
2)
Medis, konsultan luar, atau siapapun yang dianggap perlu tentang kualifikasi untuk
penugasan kembali.
4)
Setelah
pelamar
memenuhi
syarat
untuk
penugasan
kembali
dan
d.
b)
40
3) Bila rekomendasi Komite Medis adalah menyetujui penugasan kembali, ia
harus meneruskannya secara tertulis dengan semua dokumen penunjang kepada
Direksi. Semua rekomendasi untuk penugasan kembali harus menyertakan dengan
rinci wewenang klinis, beserta semua lingkup dan pembatasan yang relevan.
4) Bila Rekomendasi oleh Komite Medis menyebut terdapatnya masalah pada
pelamar, maka hal ini harus segera diteruskan kepada kepala rumah sakit. Kepala
Rumah Sakit memanggil yang berkaitan dengan rekomendasi Komite Medis.
Rekomendasi harus ditangguhkan sampai pihak pelamar mempunyai hak yang
layak untuk memberikan klarifikasi yang diminta. Ketua Komite Medis harus siap
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Direksi yang berkaitan dengan
rekomendasi tersebut.
e.
dapat :
1) Memberikan surat penugasan kembali beserta dengan wewenang klinis serta
tempat penugasannya;
2) Mengembalikan berkas kepada Komite Medis atau Sub-Komite Kredensial atau
pihak lain di dalam maupun di luar Rumah Sakit untuk memperoleh informasi
tambahan;
3) Menolak atau memodifikasi, rekomendasi.
f.
41
h.
Medis, Kepala Rumah Sakit harus memberitahu pelamar yang bersangkutan dan
menunda keputusan sampai yang bersangkutan didengar haknya.
i.
kepada praktisi bila ia telah menyerahkan lamaran dengan lengkap sambil menunggu
persetujuan Komite Medis dan Kepala Rumah Sakit.
BAB IX
SUB KOMITE KREDENSIAL MEDIS
Pasal 45
Pengorganisasi Sub Komite Kredensial Medis
a.
b.
Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Kredensial Medis ditetapkan oleh
42
c.
Masa kerja Sub Komite Kredensial Medis adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak
Anggaran biaya Sub Komite Kredensial Medis disusun untuk rencana tahun
Pasal 46
Tugas Sub Komite Kredensial Medik
a.
Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota Staf Medis rumah sakit
43
Sub Komite Kredensial Medik bertanggung jawab kepada Komite Medis.
Pasal 49
Tata kerja Sub Komite Kredensial Medis:
a.
prinsip koordasi, integritasm dan sinkrinisasi dengan Komite Medis, dan Ketua,
Kelompok Staf Medis.
b. Sub Komite Kredensial Medis dapat membentuk tim Ad Hoc yang melibatkan
anggota Staf Medis dan Kepala Keperawatan untuk meminta pertimbangan.
c. Setiap laporan yang diterima Sub Komite Kredensial Medis, wajib dievaluasi dan
ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
d. Sub Komite Kredensial Medis dapat wajib mengadakan rapat anggota minimal
1(satu) kali dalam sebulan.
e. Sub Komite Kredensial Medis menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasinya kepada Komite Medis.
BAB X
SUB KOMITE MUTU PROFESI
Pasal 50
Pengorganisasian Sub Komite Mutu Profesi
a.
Pasal 51
Tugas Sub Komite Mutu Profesi
44
a.
b.
medis
c. Melakukan audit asuhan medis
Pasal 52
Wewenang Sub Komite Mutu Profesi :
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis secara fintas
sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
Pasal 53
Tanggung Jawab Sub Komite Mutu Profesi :
Sub Komite Mutu Profesi bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan segala
sesuatunya kepada Komite Medik.
Pasal 54
Tata Kerja Sub Komite Mutu Profesi
a.
Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Mutu Profesi wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis, Ketua Kelompok taf
Medis, Manajer Rumah Sakit dan Sub Komite lain.
b. Sub Komite Mutu Profesi dapat membentuk Tim Ad Hoc yang melibatkan Anggota
Staf Medis di unit pelayanan tertentu dan tenaga kesehatan lain, guna mengaudit mutu
pelayanan.
c. Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Mutu Profesi, wajib dievalusasi dan
ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
d. Sub Komite Mutu Profesi wajib mengadakan rapat anggota minimal 1(satu) kali
setiap bulan.
e. Sub Komite Mutu Profesi menyampaikan notulen rapat, laporan dan rekomendasi
kepada Komite Medis.
45
BAB XI
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 55
a.
Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17
b.
46
PENYUSUN
Ketua
Anggota
: 1.
Amrizal,Amd.Kep
Lettu Ckm 21970231260476
2.
Novi Kusfandari
Pns Gol II/c NIP 197209091993032005
DISAHKAN OLEH
Bandar Lampung,
April 2016
Anggiat Sahat,S.H
Letnan Kolonel Ckm NRP 11970026010873
47