03
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR
PERATURAN INTERNAL
( HOSPITAL BY LAWS )
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. Asmir
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Detasemen Kesehatan Wilayah 04.04.03 merupakan satuan pelaksana
Kesdam IV/Dip memeliki tugas pokok untuk melaksanakan pembinaan fungsi teknis
kecabangan kesehatan di wilayah Korem 073/Mkt. Dalam melaksanakan fungsinya
Denkesyah 04.04.03 memiliki satuan pelaksana untuk menyelenggarakan dukungan
kesehatan dan pelayanan kesehatan.
4. Dasar :
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/ Menkes/ SK/ XI /2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/ Menkes/ Per/ IV/ 2011 tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95/ PMK.05/2016 tentang Dewan
Pengawas Badan Layanan Umum;
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/ PMK.05/ 2017 tentang Sistem
Pengendalian Intern pada Badan Layanan Umum;
j. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 180/ PMK.05/ 2016 tentang
Persyaratan Administrasi dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum;
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 61/ Menkes/ SK/ I/ 2004 tentang
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Provinsi, Kabupaten/
Kota dan Rumah Sakit;
l. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik;
m. Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Nomor Perkasad / 28 / VIII /
2018 / 2018 Tanggal 6 Agustus 2018 tentang Organisasi dan Tugas Kesehatan
Daerah Militer (Kesdam) termasuk didalamnya Orgas Rumkit Tingkat. IV;
n. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep / 723 / IX / 2016 Tanggal
1 September 2016 tentang Pola Pengelolaan PNBP Yankes Rumkit Dilingkungan
TNI AD; dan
o. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
RI Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan.
BAB II
NAMA, VISI, MISI , TUJUAN,TUGAS POKOK, Fungsi dan
MOTTO RUMKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR
5. Nama Rumah Sakit Nama rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03
dr.Asmir.
6. VISI
Menjadi Rumah Sakit Kebanggan Prajurit dan Masyarakat Umum dengan
Pelayanan Prima
7. MISI
Memberikan Pelayanan Prima dilandasi Disiplin, Profesionalisme dan Bermoral
8. TUJUAN
1. Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan prajurit, PNS, dan keluarganya serta
masyarakat.
2. Terwujudnya kesadaran prajurit , PNS dan keluarganya serta masyarakat akan
pentingyan kesehatan.
3. Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM secara
berkesinambungan.
4. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart nasional.
5. Terwujunya gedung / bangunan Rumah Sakit yang terpadu dan berkelanjutan.
6. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan.
7. Terciptanya suasana pelayanan Rumah Sakit yang aman, nyaman, ramah,
efisien dan efektif.
8. Tersedianya lahan belajar yang bermutu terbaik bagi insitusi pendidikan.
9. Terwujudnya Rumah Saki Type C yang mengutamakan mutu pelayanan.
9. TUGAS POKOK
Menyelenggrakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap prajurit, PNS
dan Keluarganya serta masyarakat Umum,baik pencegahan,
pengobatan,pemuliham,dan rehabilitasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
10. FUNGSI
1. Melaksnakan usaha pelayanan kesehtan promotif
2. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan preventif
3. Melaksankan usaha pelayanan kesehatan kuratif
4. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan rehabilitasi
5. Melaksanakan sistem rujukan
11. MOTTO
Kami Melayani Dengan Hati
12. Judul
Judul Dokumen ini adalah Pedoman Peraturan Internal (Hospital By Laws) Rumkit
Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir.
BAB III
KETENTUAN UMUM
14. Tata Kelola Rumah Sakit merupakan peraturan dasar Rumah Sakit, yang
didalamnya memuat :
a. Struktur Organisasi;
b. Prosedur Kerja;
c. Pengelompokan fungsi-fungsi logis; dan
d. Pengelolaan sumber daya manusia.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DENKESYAH 04.04.03
KOMANDAN
WAKIL KOMANDAN
ESELON PIMPINAN
ESELON PEMBANTU PIMPINAN
ESELON PELAYANAN
PASI TUUD
ESELON PELAKSANA
29. Tugas Dan Kewajiban, Kewenangan, Serta Tanggung Jawab Waka Rumkit
a. Tugas dan Kewajiban Wakarumkit adalah :
1) Membantu menyelenggarakan dan melaksanakan semua jenis
kegiatan perumahsakitan berdasarkan tehnik dan pengetahuan kedokteran
umum serta spesialis sesuai tingkatan;
2) Melaksanakan tugas lain yang dibebankan secara khusus oleh
Karumkit; dan
3) Mewakili Karumkit apabila Karumkit berhalangan menjalankan
tugasnya.
43. Untuk dapat bergabung dengan Rumah Sakit sebagai staf Medik maka dokter atau
dokter gigi harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan, Surat Tanda Registrasi (STR) dan
Surat Ijin Praktik (SIP), kesehatan jasmani dan rohani yang laik (fit) untuk melaksanakan
tugas dan tanggung-jawabnya serta memiliki prilaku dan moral yang baik.
44. Tata laksana pengangkatan dan pengangkatan kembali staf Medis Rumah Sakit
adalah dengan mengajukan permohonan kepada Karumkit dan selanjutnya Karumkit
dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Komite Medik dapat mengabulkan atau
menolak mengabulkan permohonan tersebut.
45. Masa kerja sebagai staf Medik Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
a. untuk staf Medik organik adalah sampai yang bersangkutan memasuki masa
pensiun sesuai peraturan perundang-undangan;
b. Untuk staf mitra adalah selama 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk beberapa kali masa kerja berikutnya sepanjang yang bersangkutan masih
memenuhi persyaratan; dan
c. Untuk staf medik relawan (voluntir) adalah selama 1 (satu) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk beberapa kali masa kerja berikutnya sepanjang yang
bersangkutan masih menghendaki dan memenuhi semua persyaratan.
46. Bagi staf medik organik yang sudah pensiun dapat diangkat kembali sebagai staf
medis mitra atau staf medis relawan sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan.
47. Staf Medik yang telah bergabung dengan Rumah Sakit dikelompokkan ke dalam
kategori:
a. Staf Medik organik, yaitu dokter yang bergabung dengan Rumah Sakit
sebagai pegawai tetap, berkedudukan sebagai sub ordinat yang bekerja untuk dan
atas nama Rumah Sakit serta bertanggung jawab kepada lembaga tersebut;
b. Staf Medik mitra, yaitu dokter yang bergabung dengan Rumah Sakit sebagai
mitra, berkedudukan setingkat dengan Rumah Sakit, bertanggung jawab secara
mandiri serta bertanggunggugat secara proporsional sesuai ketentuan yang berlaku
di Rumah Sakit;
c. Staf Medik relawan, yaitu dokter yang bergabung dengan Rumah Sakit atas
dasar keinginan mengabdi secara sukarela,bekerja untuk dan atas nama Rumah
Sakit, dan bertanggung jawab secara mandiri serta bertanggunggugat sesuai
ketentuan di Rumah Sakit; dan
d. Staf Medik tamu, yaitu dokter yang tidak tercatat sebagai staf Medik Rumah
Sakit, tetapi karena reputasi dan atau keahliannya diundang secara khusus untuk
membantu menangani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani sendiri oleh staf
medis Rumah Sakit atau untuk mendemonstrasikan suatu keahlian tertentu atau
teknologi baru.
48. Dokter spesialis konsultan adalah dokter yang karena keahliannya direkrut oleh
Rumah Sakit untuk memberikan konsultasi kepada staf Medik fungsional yang memerlukan
dan oleh karenanya ia tidak secara langsung menangani pasien.
49. Dokter di Instalasi Gawat Darurat adalah dokter umum yang memberikan pelayanan
di Instalasi Gawat Darurat sesuai dengan penempatan dan atau tugas yang diberikan oleh
Rumah Sakit, mempunyai kualifikasi sesuai dengan kompetensi di bidangnya serta
mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
52. Dalam hal menghendaki agar kewenangan kliniknya diperluas maka staf Medik yang
bersangkutan harus mengajukan permohonan kepada Karumkit dengan menyebutkan
alasannya serta melampirkan bukti berupa sertifikat pelatihan dan/ atau pendidikan yang
dapat mendukung permohonannya.
55. Kewenangan klinik sementara dapat diberikan kepada Dokter Tamu atau Dokter
Pengganti dengan memperhatikan masukan dari Komite Medik.
56. Dalam keadaan emergensi atau bencana yang menimbulkan banyak korban maka
setiap Staf Medik Rumah Sakit diberikan kewenangan klinik emergensi guna
memungkinkan setiap Staf Medik dapat melakukan tindakan penyelamatan di luar
kewenangan klinik reguler yang dimilikinya, sepanjang yang bersangkutan memiliki
kemampuan.
57. Pembinaan
a. Dalam hal Staf Medik dinilai kurang mampu atau melakukan tindakan klinik
yang tidak sesuai dengan Standar Prosedur Operasional pelayanan sehingga
menimbulkan kecacatan, kematian, atau kerugian pada pasien maka Sub-Komite
Etik dan Disiplin Profesi dapat melakukan penelitian.
b. Bila hasil penelitian sebagaimana dimaksud membuktikan kebenaran maka
Sub-Komite Etik dan Disiplin Profesi melaporkan kepada Komite Medik dan
selanjutnya Komite Medik dapat mengusulkan kepada Karumkit untuk kepada yang
bersangkutan dikenai sanksi administratif.
c. Dalam hal Staf Medik tidak dapat menerima sanksi sebagaimana dimaksud
maka yang bersangkutan dapat mengajukan sanggahan secara tertulis dalam waktu
15 (lima belas) hari sejak diterimanya Surat Keputusan, untuk selanjutnya Karumkit
memiliki waktu 15 (lima belas) hari untuk menyelesaikan dengan cara adil dan
seimbang dengan mengundang semua pihak yang terkait.
d. Penyelesaian sebagaimana dimaksud bersifat final dan mengikat.
60. Tanggung jawab Kelompok Staf Medis Fungsional Rumah Sakit adalah :
a. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medis kepada Karumkit
terhadap permohonan penempatan Dokter baru di Rumah Sakit untuk mendapatkan
surat keputusan;
b. Melakukan evaluasi atas kinerja praktik Dokter berdasarkan data yang
komprehensif;
c. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik kepada Karumkit
terhadap permohonan penempatan ulang dokter di Rumah Sakit untuk
mendapatkan surat keputusan Karumkit;
d. Memberikan kesempatan kepada para dokter untuk mengikuti pendidikan
kedokteran berkelanjutan;
e. Memberikan masukan melalui Ketua Komite Medik kepada Karumkit
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktik kedokteran;
f. Memberikan laporan secara teratur minimal sekali setiap tahun melalui Ketua
Komite Medis kepada Karumkit dan/ atau Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang
tentang hasil pemantauan indikator mutu klinik, evaluasi kinerja praktik klinis,
pelaksanaan program pengembangan staf, dan lain-lain yang dianggap perlu; dan
g. Melakukan perbaikan standar prosedur operasional serta dokumen-dokumen
terkait.
63. Staf Medis yang memberikan pelayanan medis dan menetap di unit kerja tertentu
secara fungsional menjadi tanggung jawab Komite Medik, khususnya dalam pembinaan
masalah keprofesian.
64. Kerahasiaan dan Informasi Medis
a. Rumah sakit :
a. Berhak membuat peraturan tentang kerahasiaan dan informasi medis
yang berlaku dirumah Sakit;
b. Wajib menyimpan rekam medik sesuai dengan ketentuanperundang-
undangan;
c. Dapat memberikan isi rekam medis kepada pasien ataupun pihak lain
atas ijin pasien secara tertulis; dan
d. Dapat diberikan dan atau memberikan isi dokumen rekam medis untuk
kepentingan peradilan dan asuransi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
b. Perawat Rumah Sakit :
a. Berhak mendapatkan informasi yang lengkap dan jujur dari pasien
yang dirawat atau keluarganya;
b. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia; dan
c. Wajib menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, profesi dan etika hukum dan kedokteran.
c. Pasien Rumah Sakit :
a. berhak mengetahui semua peraturan dan ketentuan Rumah Sakit yang
mengatur hak, kewajiban, tata-tertib dan lain-lain hal yang berkaitan dengan
pasien;
b. Wajib memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang hal-hal
yang berkaitan dengan masalah kesehatannya;
c. Berhak mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan
medis yang akan atau sudah dilakukan dokter, yaitu :
a) Diagnosis atau alasan yang mendasari dilakukannya tindakan
medis;
b) Tujuan tindakan medis;
c) Tata-laksana tindakan medis;
d) Alternatif tindakan lain jika ada;
e) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
f) Akibat ikutan yang pasti terjadi jika tindakan medis dilakukan;
g) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan; dan
h) Risiko yang akan ditanggung jika pasien menolak tindakan
medis.
d. Berhak meminta pendapat pembanding (second opinion) kepada
dokter lain terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter
yang merawatnya;
e. Berhak mengakses, mengkoreksi dan mendapatkan isi rekam medis;
dan
f. Berhak memanfaatkan isi rekam medik untuk kepentingan peradilan.
BAB IX
KOMITE MEDIK
65. Pembentukan
a. Komite Medik merupakan organisasi struktural yang dibentuk dan ditetapkan
berdasarkan Skep kasad;
b. Komite medik sebagaimana dimaksud bukan merupakan wadah perwakilan
staf Medik; dan
c. Komite Medik pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan kasad dengan
masa bakti selama 3 (tiga) tahun, berkedudukan di bawah serta bertanggung jawab
kepada Karumkit
70. Ketua Komite Medis ditetapkan oleh Karumkit berdasarkan Keputusan Kasad.
71. Sekretaris Komite Medik dipilih oleh Ketua Komite Medik.
72. Sekretaris Komite Medik dijabat oleh seorang dokter organik.
73. Sekretaris Komite Medik dapat menjadi Ketua dari salah satu Sub Komite.
74. Dalam menjalankan tugasnya, Sekretaris Komite Medik dibantu oleh tenaga
administrasi/ staf sekretariat purna waktu.
75. Guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya maka kepada Komite Medik
diberikan kewenangan:
a. mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya;
b. Memberikan pertimbangan rencana pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan alat medis dan penunjang medis serta pengembangan pelayanan;
c. Monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis;
d. Monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran;
e. Membina etika dan membantu mengatur kewenangan klinis;
f. Membentuk tim klinis lintas profesi;
g. Memberikan rekomendasi kerjasama antar institusi;
80. Tugas dan tanggung jawab Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi adalah :
1) Membuat rencana kerja;
2) Melaksanakan rencana kerja;
3) Menyusun tata laksana pemantauan dan penanganan masalah etika dan
disiplin profesi;
4) Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan disiplin profesi;
5) Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan bioetika;
6) Melakukan koordinasi dengan komite etik dan hukum rumah sakit; dan
7) Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.
81. Kewenangan Sub Komite adalah sebagai berikut :
1) Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis; melaksanakan kegiatan upaya
peningkatan mutu pelayanan medis secara lintas sektoral dan lintas fungsi;
2) Sub Komite Kredensial; melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur
dan terbuka secara lintas sektoral dan lintas fungsi; dan
3) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi; melakukan pemantauan dan
penanganan masalah etika profesi kedokteran dan disiplin profesi dengan
melibatkan lintas sektoral dan lintas fungsi.
83. Pembentukan
a. Komite Keperawatan merupakan organisasi non struktural yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Karumkit.
b. Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud, merupakan organisasi yang
berfungsi sebagai wahana bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam
memberikan masukan tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan kteknis
keperawatan.
c. Komite Keperawatan pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan
Karumkit dengan masa bakti selama 3 (tiga) tahun, berkedudukan di bawah serta
bertanggung jawab kepada Karumkit.
BAB XI
KOMITE KETEKNISIAN MEDIS
97. Pembentukan
a. Komite Keteknisian Medis merupakan organisasi non struktural yang dibentuk
dan ditetapkan oleh Karumkit.
b. Komite Keteknisian Medis sebagaimana dimaksud merupakan organisasi
yang berfungsi sebagai wahana bagi tenaga keteknisian medis untuk berpartisipasi
dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan
keteknisian medis.
c. Komite Keteknisian Medis pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan
Karumkit dengan masa bakti selama 3 (tiga) tahun, berkedudukan di bawah serta
bertanggung jawab kepada Karumkit.
b. membuat laporan berkala dan laporan tahunan yang berisi evaluasi kerja
selama setahun yang baru saja dilalui disertai rekomendasi untuk tahun anggaran
berikutnya.
BAB XII
KOMITE ETIK DAN HUKUM
109. Komite Etik dan Hukum merupakan wadah non struktural yang keanggotaannya
dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh Kepala Rumah Sakit
110. Pembentukan Komite Etik dan Hukum ditetapkan oleh Surat Ketetapan Kepala
Rumah Sakit
111. Komite Etik dan Hukum dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Rumah Sakit
112. Komite Etik dan Hukum mempunyai tugas dan tanggungjawab memberikan
pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam hal menyusun dan merumuskan
moral, etika, dan hukum mengenai perumahsakitan
BAB XIII
TUGAS DAN KEWAJIBAN KEPALA BIDANG
115. Tugas dan kewajiban Komite Medis dan Komite Keperawatan serta Komite Tenaga
Kesehatan lainnya adalah :
h. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidang pelayanan medis dan
keperawatanserta Kesehatan lainnya;
i. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan kewenangannya;
j. Mempertanggung jawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan medis
dan keperawatan, serta Kesehatan lainnya Medis; dan
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Karumkit.
118. Sanksi
a. Rumah Sakit :
a. Berhak membuat peraturan tentang kerahasiaan dan informasi medis
yang berlaku dirumah Sakit;
b. Wajib menyimpan rekam medik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
c. Dapat memberikan isi rekam medis kepada pasien ataupun pihak lain
atas ijin pasien secara tertulis; dan
d. Dapat diberikan dan atau memberikan isi dokumen rekam medis untuk
kepentingan peradilan dan asuransi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
120. Instalasi
a. Guna memungkinkan terselenggaranya kegiatan pelayanan, pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan dibentuk instalasi yang
merupakan bagian pelayanan struktural dan fungsional.
b. Pembentukan instalasi ditetapkan dengan keputusan Karumkit.
c. Instalasi dipimpin oleh Kepala Instalasi yang diangkat dan diberhentikan oleh
Karumkit.
d. Dalam melaksanakan kegiatan operasional pelayanan wajib berkoordinasi
dengan bidang terkait.
e. Kepala Instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga
fungsional dan atau tenaga non fungsional.
f. Pembentukan dan perubahan instalasi didasarkan atas analisis organisasi
dan kebutuhan.
g. Pembentukan dan perubahan jumlah maupun jenis instalasi wajib dilaporkan
secara tertulis kepada Dandenkesyah.
h. Kepala Departemen mempunyai tugas dan kewajiban merencanakan,
melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan pelayanan
di departemennya masing-masing kepada Karumkit.
i. Kepala Instalasi mempunyai tugas dan kewajiban merencanakan,
melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan pelayanan
di instalasinya masing-masing kepada Karumkit.
BAB XV
ORGANISASI PENDUKUNG
BAB XVI
PERATURAN UMUM RUMAH SAKIT
128. Umum. Kepala Rumah Sakit berwenang untuk menetapkan berbagai ketentuan dan
peraturan untuk melaksanakan peraturan internal ini yang meliputi prosedur tetap,
peraturan tentang personil Rumah Sakit, pengendalian pasien dan pengunjung serta
masalah lain yang tidak dicantumkan dalam peraturan internal ini. Karumkit
senantiasa mengupayakan agar peraturan internal ini dapat dilihat oleh berbagai
pihak-pihak yang berkepentingan.
a. Hanya dapat dilaksanakan oleh Karumkit Tk. IV 04.07.03 dr.Asmir atau oleh
Waka dan Pejabat lainnya yang mendapat perintah/ mandat dari Kepala Rumkit Tk.
IV 04.07.03 dr.Asmir.
b. Surat Perintah Kerjasama/ Nota Kesepakatan (MOU) sebagai tindak lanjut
atau yang mendasari hubungan dengan instansi/ lembaga lain ditandatangani oleh
Karumkit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir atau pejabat terkait atas persetujuan Karumkit Tk.
IV 04.07.03 dr. Asmir.
c. Jenis Rapat :
1) Rapat Rutin. Adalah rapat yang sudah ditentukan dan sudah
terprogram.
a) Rapat Karu Ke Atas
Adalah rapat yang secara rutin diselenggarakan setiap hari
Selasa dan Rabu yang dipimpin oleh Karumkit/ Wakarumkit dan
dihadiri oleh Para Karu, Kapol dan Kainstal
b) Rapat Komite Medik
Adalah rapat yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali oleh
Ketua Komite Medik dan hanya dihadiri oleh anggota Komite Medik.
c) Rapat Komite Keperawatan
Adalah rapat yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali oleh
Ketua Komite Keperawatan dan hanya dihadiri oleh anggota Komite
Keperawatan.
d) Rapat Komite Etik dan Hukum
Adalah rapat yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali oleh
Ketua Komite Etik dan Hukum dan hanya dihadiri oleh anggota Komite
Keperawatan.
2) Rapat Insidentil
Adalah rapat yang diselenggarakan secara mendadak terkait dengan
tugas-tugas tambahan atas perintah Karumkit dan hanya dihadiri oleh pejabat
atau personel yang ditentukan Karumkit dalam rangka membahas hal-hal
khusus/insidentil.
b. Tempat apel :
1) Senin- Jum’at di halaman Denkesyah 04.04.03
2) Sabtu Halaman Parkir Rumkit dr. Asmir, dan depan ruang Staf Rumkit
Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir.
c. Waktu :
1) Apel pagi dimulai pukul 07.00
2) Apel siang :
d. Peserta Apel.
1) Pada prinsipnya seluruh personil wajib melaksanakan apel.
2) Beberapa personel yang tidak mengikuti apel rutin, diantaranya :
a) Karumkit Tk. IV 04.07.03 dr.Asmir
b) Ketua Komite Medis
c) Dinas luar/ dalam tetap berdasarkan surat perintah.
d) Melaksanakan tugas khusus, pendidikan, izin, sakit dan
pelayanan.
e) Tanpa keterangan, kemungkinan terlambat, tidak masuk kerja
atau hal lainnya.
e. Pengambil Apel
1) Pengambil apel adalah Perwira Pengawas (Pawas) yang dijabat oleh
personel berpangkat Pamen dan Pama yang ditetapkan berdasarkan jadwal
Pawas rumah sakit;
2) Hari Selasa dan Jum’at dilaksanakan apel gabungan dengan satuan
Denkesyah diambil oleh pejabat Denkesyah;
3) Khusus apel luar biasa pengambil apel Karumkit Tk. IV 04.07.03
dr.Asmir.
f. Ketentuan Penggunaan Pakaian.
1) Senin s.d Kamis : Militer : PDH, PNS Kemhan, dan untuk anggota
rawat jalan, rawat inap dan penunjang memakai Kemhan.
2) Selasa dan Kamis : Binsik Pakaian Erobik
a) Saat apel pagi menggunakan pakaian Binsik ( Pakian Erobik)
b) Pukul 08.30 berganti pakaian Militer : PDH dan PNS : Baju
PDH, danuntuk anggota rawat jalan, rawat inap dan penunjang
memakai baju ruangan.
3) Jum’at.
a) Saat apel pagi menggunakan pakaian training
b) Militer : PDH dan PNS : Baju Batik mulai pukul 09.30
4) Sabtu :Batik
5) Ketentuan penggunaan seragam PDL bagi personel militer.
a) Palaksanaan Minggu Militer pada minggu ke IV setiap bulan.
b) Pelaksanaan latihan satuan meliputi :
(a) Latihan sesuai Program Latihan dari komando atas
(b) Latihan diluar program satuan komando atas yang
ditentukan oleh Karumkit.
(c) Piket Ksatrian dan Provost.
6) Penggunaan pakaian lainnya sesuai dengan kebutuhan.
3) Jika cuti luar biasa diberikan lebih dari delapan hari kerja dalam satu
tahun maka cuti tahunan diberikan kepada yang bersangkutan dikurangi
dengan sekian hari lebihnya dari delapan hari tersebut.
4) Dengan menyimpang dari ketentuan dalam huruf f Nomor 1 dan 2, cuti
luar biasa dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya satu bulan dalam
setahun, dalam hal seorang anggota keluarga meninggal dunia dan personel
yang bersangkutan harus mengurushak-haknya sehubungan dengan harta
peninggalan, sehinggadia harus sering kali meninggalkan tempat
kedudukannya.
g. Cuti Istimewa
1) SeorangPrajurit TNI AD dan PNS TNI AD berhak atas cuti Istimewa
karena alasan-alasan :
a) Setelah melaksanakan tugas operasi
b) Setelah melaksanakan tugas luar negeri
c) Setelah mengikuti pendidikan
h. Perizinan
1) Perizinan diberikan maksimal 4 hari kerja
2) Bagi personel yang melaksanakan izin ke luar daerah harus membawa
surat izin jalan.
3) Bagi personel yang melaksanakan izin lebih dari 4 hari dikatagorikan
cuti tahunan.
4) Bagi personel yang izin karena sakit harus ada surat keterangan
dokter dari dokter organik Rumkit dr. Asmir.
136. Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang tidak
menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu, termasuk PNS (Pegawai Negeri
Sipil) yang:
a. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan
struktural atau fungsional tertentu; dan
b. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk dan
tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau
jabatan fungsional tertentu.
137. Kenaikan pangkat pilihan adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS
(Pegawai Negeri Sipil) yang menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu.
143. Tunjangan kinerja (insentif/point) Wakil Karumkit ditetapkan sesuai dengan kinerja
dan kebijakan Kepala Rumah Sakit.
146. Bagi Pejabat Pengelola dan pegawai Rumah Sakityang berstatus Aparatur Sipil
Negara, gaji pokok dan tunjangan mengikuti peraturan perundang-undangan tentang gaji
dan tunjangan Aparatur Sipil Negara serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai
tunjangan kinerja (insentif/point) yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit.
147. Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas yang
diberhentikan sementara atau dialih tugaskan dari jabatannya memperoleh penghasilan
sebesar 50 % (lima puluh persen) dari tunjangan kinerja (point) honorariun bulan terakhir
yang berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif
tentang jabatan yang bersangkutan.
148. Bagi Pejabat Pengelola yang diberhentikan sementara atau dialih tugaskan dari
jabatannya sebagaimana dimaksud memperoleh penghasilan sebesar 50 % (lima puluh
persen) dari jasa pelayanan (poin) bulan terakhir di Rumah Sakit sejak tanggal
diberhentikan.
BAB XVIII
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
149. Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum yang
diberikan oleh Rumah Sakit, Karumkit menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit dengan peraturan Karumkit.
150. Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud, dapat diusulkan oleh Karumkit,
dengan mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan kesetaraan layanan serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
154. Dapat dicapai sebagaimana dimaksud, merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung
tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.
155. Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud, merupakan kegiatan yang
sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi Rumah Sakit.
156. Tepat waktu sebagaimana dimaksud, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan
pelayanan yang telah ditetapkan.
BAB XIX
PENGELOLAAN KEUANGAN
BAB XX
TARIF PELAYANAN
157. Rumah Sakit dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas
barang dan/atau jasa layanan yang diberikan.
158. Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan sebagaimana dimaksud ditetapkan
dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan atau
hasil per investasi dana.
159. Tarif sebagaimana dimaksud, termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana
dan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan.
160. Tarif layanan sebagaimana dimaksud, dapat berupa besaran tarif dan/ atau pola tarif
sesuai jenis layanan Rumah Sakit.
161. Tarif layanan Rumah Sakit diusulkan oleh Karumkit kepada Dandenkesyah.
b. Kepala Instalasi;
d. Ketua Komite Keperawatan; dan
e. Kepala Ruangan.
1) Paur
166. Peraturan karumkit mengenai tarif layanan Rumah Sakit dapat dilakukan perubahan
sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan.
167. Perubahan tarif dapat dilakukan secara keseluruhan maupun perunit layanan.
BAB XXI
PENDAPATAN DAN BIAYA
169. Pendapatan
Pendapatan Rumah Sakit dapat bersumber dari jasa pelayanan kesehatan:
a. Asuransi Kesehatan seperti : BPJS, In Health dan Jasa Raharja;
b. Perusahaan; dan
c. Hasil kerja sama dengan pihak lain.
170. Pendapatan Rumah Sakit yang bersumber dari jasa asuransi kesehatan.
171. Pendapatan Rumah Sakit yang bersumber dari kerja sama dengan perusahaan
dalam jasa pelayanan kesehatan.
172. Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan dari kerjasama
operasional, sewa menyewa dan usaha lain yang mendukung tugas dan fungsi Rumah
Sakit.
175. Seluruh pendapatan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Nomor 170 huruf
a, b, c dan e dilaksanakan melalui rekening kas Rumah Sakit dan dicatat dalam kode
rekening kelompok pendapatan Rumah Sakit yang sah.
176. Seluruh pendapatan dilaporkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan setiap bulan.
BAB XXII
BIAYA
178. Biaya Rumah Sakit merupakan biaya operasional dan biaya non operasional.
179. Biaya operasional sebagaimana dimaksud mencakup seluruh biaya yang menjadi
beban Rumah Sakit dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi.
180. Biaya non operasional sebagaimana dimaksud mencakup seluruh biaya yang
menjadi beban Rumah Sakit dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
181. Biaya Rumah Sakit sebagaimana dimaksud, dialokasikan untuk membiayai program
peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan.
182. Pembiayaan program dan kegiatan dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis,
program dan kegiatan.
185. Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud, mencakup seluruh biaya
operasional yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.
189. Seluruh biaya pengeluaran Rumah Sakit yang bersumber pada pendapatan dari
hasil kerjasama sebagaimana dimaksuddilaporkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan
(PPK) setiap bulan.
190. Seluruh biaya pengeluaran Rumah Sakit yang bersumber, dilakukan dengan
menerbitkan SPMU ( Surat Persetujuan Mengeluarkan Uang ) oleh Karumkit.
191. Pengeluaran biaya Rumah Sakit diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan
volume kegiatan pelayanan.
193. Fleksibilitas biaya pengeluaran Rumah Sakit, hanya berlaku untuk biaya Rumah
Sakit yang berasal dari pendapatan Rumah Sakit.
196. Besaran persentase, ditetapkan dalam RAB dan Daftar Pelaksanaan Anggaran
(DPA) Rumah Sakitoleh Kepala Rumah Sakit.
BAB XXIII
PENGELOLAAN SARANA, PRASARANA, GEDUNG DAN JALAN
198. Pengelolaan sumber daya lain yang terdiri dari sarana, prasarana, gedung dan jalan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
200. Pengelolaan lingkungan dan limbah meliputi pengelolaan lingkungan fisik, kimia,
biologi serta pembuangan limbah yang berdampak pada kesehatan lingkungan internal,
lingkungan eksternal dan halaman, taman dan lain-lain sesuai peraturan perundang-
undangan.
BAB XXV
KETENTUAN PERUBAHAN
207. Penutup.
Peraturan internal Rumkit Tk. IV 04.07.03 dr.Asmir sangat penting sebagai
penjabaran dari aturan, uraian tugas dan tanggung jawab Karumkit Tk. IV 04.07.03
dr.Asmir agar digunakan untuk koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam upaya
efektifitas dan efisiensi bidang tugas dan fungsi masing-masing tingkat, baik struktural
maupun fugnsional. Hal-hal yang belum tercantum di dalam peraturan internai ini dan
dirasa perlu sebagai akibat adanya tuntutan kebutuhan dan perkembangan dinamika
pelaksanaan kegiatan akan diatur lebih lanjut dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam
peraturan internal ini.
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Salatiga
Pada tanggal Januari 2019
Komandan Denkesyah 04.04.03,