Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PELAYANAN

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL


RS. ASEMBAGUS SITUBONDO

RS ASEMBAGUS SITUBONDO
JL RAYA BANYUWANGI ASEMBAGUS 68373
TELP. (0338) 451044-452193
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i


Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Tujuan Pedoman................................................................................... 2
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................... 2
1.4. Batasan Operasional ............................................................................ 3
1.5. Landasan Hukum ................................................................................. 3
BAB II. Standar Ketenagaan ...................................................................... 4
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...................................................... 4
2.2. Distribusi Ketenagaan .......................................................................... 4
BAB III. Standar Fasilitas ........................................................................... 6
3.1. Denah Ruang ........................................................................................ 6
3.2. Standar Fasilita .................................................................................... 6
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan .............................................................. 7
4.1. Lingkup Kerja Audit Harus Meliputi Pengujian Dan Penilaian .......... 7
4.2. Kegiatan Tinjauan Dalam Audit Sistem Pengendalian Internal .......... 7
4.3. Pelaksanaan Audit Intern ..................................................................... 7
BAB V.Logistik .......................................................................................... 14
BAB VI. Keselamatan Kerja ...................................................................... 15
BAB VII. Pengendalian Mutu .................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.


Undang-undang nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 39
mengamanatkan :
a. Dalam penyelenggaraan rumah sakit harus dilakukan audit.
b. Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa audit kinerja dan
audit medis.
c. Audit kinerja dan audit medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan secara internal dan eksternal.
d. Audit kinerja eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan oleh tenaga pengawas.
e. Pelaksanaan audit medis berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri.
Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 Tahun
2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Pasal 123 menetapkan:
a. Pengawasan operasional BLUD dilakukan oleh pengawas internal.
b. Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh
internal auditor yang berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLUD.
Sesuai dengan Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 pasal 36 menetapkan
bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelolarumah sakit dan tata
kelola klinis yang baik. Kaidah-kaidah Good Corporate Governance meliputi
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian serta kewajaran/
kepatutan sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat dan taat kepada
peraturan perundangan.
Suatu mekanisme dan sistem pengendalian internal merupakan salah satu sarana
utama untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan rumah sakit telah dilaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang diinginkan
tersebut.

1
Panduan pelaksanaan ini merupakan salah satu penjabaran dari Pedoman
Pelaksanaan Good Corporate Governance dan disusun untuk menjadi norma-
norma acuan kerja bagi unit Satuan Pemeriksa Internal agar dapat bekerja secara
profesional sesuai dengan tujuan penugasannya dan sekaligus sebagai sarana
komunikasi agar kerja unit Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dapat diterima dan
didukung oleh unit kerja lainnya.

1.2.TUJUAN PEDOMAN.
1) Membantu direktur agar dapat secara efektif mengamankan
investasi dan aset rumah sakit.
2) Melakukan penilaian desain dan implementasi pengendalian intern,
apakah cukup memadai dan dilaksanakan sistem pengendalian intern
yang diciptakan untuk dapat menjamin data-data keuangan dapat
dipercaya.
3) Melakukan analisis dan evaluasi efektifitas sistem dan prosedur
pada semua bagian dan unit kegiatan rumah sakit.

1.3. RUANG LINGKUP PELAYANAN.


a. Melakukan kajian dan analisis terhadap rencana investasi rumah
sakit, khususnya sejauh mana aspek pengkajian dan pengelolaan
risiko telah dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang bersangkutan.
b. Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan,
pemantauan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang-
bidang :
1) Keuangan
2) Operasi dan pelayanan
3) Pemasaran
4) Sumber daya manusia
5) Pengembangan
c. Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem
pengendalian informasi dan komunikasi untuk memastikan bahwa :

2
1) Informasi penting rumah sakit terjamin keamanannya.
2) Fungsi sekretariat rumah sakit dalam pengendalian informasi
dapatberjalan dengan efektif.
3) Penyajian laporan-laporan rumah sakit memenuhi peraturan perundang-
undangan.
d. Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian intern
yang ditugaskan oleh direktur.

1.4. BATASAN OPERASIONAL.


a. Audit dan evaluasi tentang kemampuan, efektivitas, ketaatazasan dan
kualitas pelaksanaan tugas manajemen operasi dan manajemen penunjang
pada RS. Asembagus Situbondo yang antara lain meliputi pengelolaan risiko,
material, control, pengadaan dan pembelian, dan lain sebagainya.
b. Penilaian tentang efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sarana yang
tersedia dan kualitas pelaksanaan tugas manajemen operasi.
c. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari
suatu kegiatan atau program.

1.5. LANDASAN HUKUM.


a. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 39.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Pasal 123.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1.KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.

NAMA JUMLAH
JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI KEBUTUHAN
Direktur Kepemimpinan 1

kewirausahaan,
Rencana
Dokter/dokter strategis Bisnis,
Tata kelola RS,
spesialis SPM, Sistem
Akuntabilitas,
Sistem
Remunerasi,
Pengelolaan
SDM
Ketua SPI S1 Pelatihan SPI 1
medis/paramedic/ dasar dan
ekonomi/akuntansi lanjutan
Sekretaris D3 paramedic atau Pelatihan SPI 1
SPI D3 non-medik/S1 dasar dan
medic/paramedic/ lanjutan
ekonomi/akuntansi
Anggota D3 paramedic atau Pelatihan SPI 3
D3 non-medik/S1 dasar dan
medic/paramedic/ lanjutan
ekonomi/akuntansi

2.2.DISTRIBUSI KETENAGAAN.

.NAMA JUMLAH
JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI SDM
Direktur Kepemimpinan 1
,
kewirausahaan,
Dokter/dokter Rencana
strategis Bisnis,
spesialis Tata kelola RS,
SPM, Sistem
Akuntabilitas,
Sistem
Remunerasi,

4
Pengelolaan
SDM
Ketua SPI S1 Pelatihan SPI 1
medis/paramedic/ dasar dan
ekonomi/akuntansi lanjutan
Sekretaris D3 paramedic atau Pelatihan SPI 1
SPI D3 non-medik/S1 dasar dan
medic/paramedic/ lanjutan
ekonomi/akuntansi
Anggota D3 paramedic atau Pelatihan SPI 1
D3 non-medik/S1 dasar dan
medic/paramedic/ lanjutan
ekonomi/akuntansi

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. DENAH RUANG.


(Ada pada lampiran)

3.2. STANDAR FASILITAS.

No JenisKelengkapan Standar Jumlah Yg Dimiliki


1 Meja Kerja 1
2 Kursi 1

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1.LINGKUP KERJA AUDIT HARUS MELIPUTI PENGUJIAN DAN


PENILAIAN.
1) Bidang keuangan dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan,
termasuk ketaatan terhadap Rencana dan Strategi Rumah Sakit dan Term
of Reference Rumah Sakit (TOR Rumah Sakit) yang telah ditetapkan.
2) Kehandalan dan efektivitas sistem pengendalian internal rumah sakit
dan kegiatan operasinya termasuk manajemen risiko.
3) Kualitas kinerja pelaksanaan suatu kegiatan khususnya analisis
terhadap manfaat dan biaya yang digunakan dalam kegiatan tersebut.

4.2.KEGIATAN TINJAUAN DALAM AUDIT SISTEM PENGENDALIAN


INTERNAL.
1) Audit kehandalan sistempemeriksa internal bertujuan untuk
memastikan bahwa sistem yang dipakai mampu untuk mencapai sasaran
rumah sakit secara efisien dan ekonomis.
2) Audit efektivitas sistem pemeriksa internal bertujuan untuk memastikan
bahwa sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya, sehingga kekeliruan
material, penyimpangan maupun perbuatan melawan hukum dapat
dicegah atau dideteksi dan diperbaiki secara dini.
3) Audit terhadap kualitas kinerja pelaksanaan tugas pengendalian
internal bertujuan untukmemastikan bahwa sasaran dan tujuan rumah
sakit dapat tercapai dengan optimal.

4.3. PELAKSANAAN AUDIT INTERN.


1) Kehandalan dan kebenaran informasi keuangan dan operasi rumah
sakit. Auditor internal harus memeriksa cara yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengklasifikasi, mengukur dan melaporkan
informasi-informasi tersebut, sehingga kehandalan dan kebenarannya

7
dapat dipastikan. Untuk itu penyajian laporan keuangan dan kinerja
non keuangan rumah sakit harus diuji apakah telah akurat, handal,
tepat waktu, lengkap dan mengandung informasi yang bermanfaat
serta sesuai dengan standar.
2) Kepatuhan terhadap kebijakan, rencana kerja dan anggaran, prosedur
dan peraturan perundang-undangan. Untuk itu auditor harus
memeriksa dan meninjau apakah sistem yang digunakan telah cukup
memadai dan efektif dalam menilai apakah aktivitas yang diaudit
memang telah memenuhi ketentuan yang dimaksud.
3) Keamanan aset rumah sakit, termasuk memeriksa keberadaan aset
tersebut sesuai dengan prosedur yang benar.
4) Efisiensi pemakaian sumber daya rumah sakit, untuk itu auditor harus
memeriksa:
a) Standar operasi dan pelayanan telah dibuat sehingga mampu
untuk mengukurefisiensi dan penghematan yang dicapai.
b) Standar operasi yang digunakan dapat dipahami dengan mudah dan
baik serta dapat dilaksanakan secara efektif.
c) Penyimpangan terhadap standar operasi dan pelayanan dapat
mudah diidentifikasi, dianalisis dan dapat dilaporkan kepada
penanggung jawab kegiatan untuk diambil langkah perbaikan.
d) Terdapat kondisi di mana sarana yang digunakan di bawah standar
kerja yang non produktif, kelebihan / kekurangan tenaga kerja,
penggunaan sistem/ sarana yang kurang dapat dipertanggungjawabkan
dari segi biaya.
5) Hasil keluaran suatu kegiatan atau operasi sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai.Untuk ini auditor internal harus memeriksa
apakah :
a) Program atau operasi tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana.
b) Kriteria yang dipakai untuk mengukur hasil yang diperoleh telah
memadai dan sesuai dengan tujuannya.
c) Informasi dan data mengenai hasil yang diperoleh, memang dapat
dibandingkan dengan kriteria yang disusun dan sesuai dengan

8
tujuannya.
d) Temuan hasil audit secara terpadu telah dikomunikasikan kepada
pimpinan unit kerja terkait.
Pelaksanaan audit harus meliputi perencanaan audit, pelaksanatindak lanjut
dan pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.
a. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab SPI maka perlu disusun
perencanaan kegiatan yang konsisten dan sesuai dengan program dan
sasaran rumah sakit yang antara lain meliputi :
1. Rencana dan StrategiRumah Sakit untuk jangka 5 (lima) tahun.
2. Rencana Kerja Audit Tahunan untuk tahun berikutnya yang
dijabarkandalam TOR, dana Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan untuk rutin dan Program Pemeriksaan khusus untuk yang
non rutin. Termasuk dalam rencana ini adalah jadual kerja audit
dan sasarannya, rencana pengembangan dan pemenuhan tenaga
audit yang profesional.
b. Auditor internal harus merencanakan setiap pelaksanaan audit dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu auditor internal haruslah mendokumentasikan
rencana kerja audit dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Informasi dan latar belakang mengenai obyek audit, bila pernah
diauditmaka perlu diperiksa bagaimana hasil pelaksanaan tindaklanjut
yang pernah disarankan, bagaimana dampaknya terhadap audit yang
dilakukan.
2) Jenis luasnya cakupan kerja audit yang akan dilaksanakan.
3) Sasaran audit harus dinyatakan dengan jelas, sehingga auditor dapat
mengetahui dengan tepat masalah-masalah khusus apa yang harus
mendapatkan prioritas pemeriksaan.
4) Penentuan prosedur dan teknik audit yang akan digunakan untuk
memastikan bahwa audit dapat mencapai sasarannya, tanpa
menghalangi kemungkinan pertimbangan lain yang berdasarkan kaahlian
auditor.
5) Kebutuhan sumber daya pelaksanaan audit, yang meliputi jumlah
auditor dan bidang keahian yang diperlukan, tingkat pengalaman

9
yangdiinginkan dan bila perlu menggunakan konsultan/ tenaga ahli
luar,sarana kerja yang dibutuhkan serta biaya pelaksanaan audit.
6) Mengkomunikasikan rencana audit dengan pihak-pihak terkait
terutama mengenai bentuk aktivitas, jadual kegiatan, sumber daya
yang diperlukan, dan bila diperlukan, rencana survei awal sebelum
audit dilaksanakan. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengurangi
risiko audit dan hal-hal rawan yang perlu diantisipasi atau pendalaman
lebih lanjut.
7) Format dan rencana susunan laporan hasil audit dan rencana kepada
siapa saja laporan tersebut didistribusikan serta cara
mengkomunikasikannya.
8) Mendapatkan persetujuan pimpinan unit SPI sebelum audit dimulai.
c. Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus menggunakan prosedur
dan tehnik yang memadai dalam melakukan pengumpulan, pemeriksaan,
evaluasi dan analisis informasi serta mendokumentasikan hasil kerjanya
sedemikian rupa sehingga :
1) Semua informasi yang berkait dengan tujuan dan ruang lingkup audit
beserta bukti faktual yang diperoleh telah memenuhi kebutuhan audit.
2) Kepastian apakah prosedur dan tehnik audit yang dipakai, termasuk
metode sampling, metode pengklasifikasian hingga penarikan
kesimpulan hasil temuan sesuai dengan sasaran audit.
3) Obyektivitas dalam mulai pengumpulan informasi hingga penarikan
kesimpulan hasil temuan tetap terjaga.
4) Format kertas kerja dan pelaporan hasil temuan cukup komunikatif
baik bagi team audit sendiri dan terutama bagi auditee. Beberapa
ketentuan mengenai kertas kerja ini antara lain adalah :
a) Cakupan lengkap dan teliti.
b) Tampilannya rapi, jelas dan ringkas
c) Sistimatikanya mudah dibaca dan dimengerti
d) Informasi yang disampaikan relevan dan tepat dengan tujuan audit.
d. Auditor internal harus melaporkan hasil kerja audit mereka kepada auditee
dan pemberi tugas. Dalam menyampaikan laporan hasil audit. Auditor

10
internal harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Draf laporan hasil audit yang berisi hasil temuan, butir-butir kesimpulan
dan butir-butir rekomendasi haruslah direviewdan didiskusikan
bersama dengan pimpinan auditee dan stafnya untuk menghindari
kesalah-pahaman.
2) Laporan hasil audit harus mengungkapkan tujuan, lingkup kerja, hasil
temuan dan kesimpulan yang berupa opini auditor internal terhadap
dampak temuan terhadap aktivitas yang diaudit
3) Laporan temuan antara lain harus bersifat :
a) Obyektif, tidak memihak dan bebas dari prasangka dan bebas dari
kekeliruan.
b) Jelas, mudah dimengerti, logis, lugas dan sederhana serta
menghindari bahasa teknis yang terlalu rumit.
c) Singkat, langsung ke inti masalah tidak bertele-tele.
d) Konstruktif, lebih membantu auditee kearah perbaikan dari pada
kritik.
4) Laporan hasil audit seyogyanya juga mengungkapkan hal-hal sebagai
berikut:
a) Hal-hal yang masih merupakan masalah dan belum dapat
terselesaikan hingga saat audit berakhir.
b)Pengakuan terhadap prestasi kerja auditee hasil perbaikan yang
telah dilaksanakan dan terutama bila perbaikan ini dapat diterapkan
pada bagian lain.
c) Rekomendasi tindak lanjut bila memang ada hal-hal yang perlu
dilakukan perbaikan pada proses kerja auditee.
5) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan auditee dan
auditor internal mengenai hasil temuan dan kesimpulan hasil audit
maka perbedaan pendapat ini harus juga diungkapkan dalam laporan
hasil audit.
6) Pimpinan SPI harus meriview dan menyetujui laporan hasil audit
sebelum menerbitkan dan mendistribusikan laporan tersebut.
e. SPI harus menindaklanjutilaporan hasil audit untuk mendapatkan

11
kepastian bahwa langkah yang tepat atas hasil temuan audit telah
dilaksanakan. Jika pimpinan unit kerja yang bersangkutan memutuskan
untuk tidak mengikuti saran tindak lanjut atas suatu pertimbangan tertentu,
maka SPI harus melaporkan hal tersebut.
Kepala SPI beserta para auditornya wajib berusaha secara terus menerus agar
organisasi SPI dapat berfungsi sesuai dengan visi, misi atribut dan tanggung
jawabnya. Untuk dapat melaksanakan hal tersebut diatas maka :
a. SPI harus mempunyai uraian tertulis mengenai tujuan, tugas, wewenang dan
tanggung jawab yangdisebut dalam pembentukkan Panduan Pelaksanaan
SPI (Internal Audit Charter) yang disahkan dengan surat keputusan direktur.
b. Kepala SPI harus menerbitkan buku pedoman kerja unit SPI yang antara
lain berisikan:
1) Buku Rencana Kerja unit SPI yang sesuai dengan Panduan
Pelaksanaan SPI (Internal Audit Charter) dan tujuan rumah sakit baik
untuk jangka panjang 5 (lima) tahunan maupun jangka pendek
(tahunan), Rencana Kerja ini haruslah mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a) Tujuan, jenis dan macam kegiatan/ program, jadual pelaksanaan
dan pelaporannya serta lokasinya.
b) Ketentuan mengenai ukuran keberhasilan kinerja dan indikator
kinerja kuncinya dari tiap kegiatan atau program.
c) Uraianrinci dari setiap kegiatan/ program yang tekait dan
sumber daya yang diperlukan.
d) Rincian sumber daya yang diperlukan yang meliputi antara lain
anggaran/dana waktu jumlah personil, dan peralatan lainnya.
2) Buku pedoman audit (Audit manual) yang berisikan kebijakan dan
prosedur audit mulai dari persiapan pemeriksaan sampai dengan
penyelesaian laporan hasil audit dan pemantauan hasil tindaklanjut.
c. Kepala SPI harus mempunyai program untuk pemenuhan kebutuhan sumber
daya manusia dan program pengembangannya yang meliputi :
1) Uraian tugas setiap jenjang auditor .
2) Persyaratan kualifikasi dan kemampuan individu dari setiap jenjang

12
tersebut.
3) Program pelatihan dan pengembangan bagi setiap auditor.
4) Penilaian kinerja, coaching dan konseling bagi tiap auditor sebagai
bagian dari proses pengembangan profesionalisme mereka.
d. Kepala SPI harus mengadakan koordinasi dengan dewan pengawas
dan auditor eksternaluntuk menghindari tumpang tindih pemeriksaan
dan memperkecil kemungkinan duplikasi kegiatan audit. Hal ini dapat
dilakukan melalui :
1) Rapat periodik dengan dewan pengawas dan auditor eksternal
membahas kepentingan bersama rencana audit.
2) Penyelarasan program audit dan akses timbal balik terhadap program
audit dan kertas kerja masing-masing.
3) Pertukaran laporan hasil audit dan rekomendasi manajemen dari
auditor eksternal.
4) Persamaan persepsi mengenai tehnik, metode dan terminologi audit
sehingga dapat diperoleh keseragaman dalam penggunaannya.
e. Kepala SPI harus mempunyai dan melakukan program jaminan mutu
untuk dapat mengevaluasi kinerja unitnya dengan tujuan agar memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa kinerja SPI telah sesuai dengan Internal
Audit Charter dan tujuan rumah sakit. Untuk itu kepala SPI haruslah :
1) Melakukan supevisi dan pemberdayaan terus menerus sejak
tahapperencanaan, pelaksanaan, evaluasi pelaporan, hinggapemantauan
tindak lanjut.
2) Melakukan review internal secara berkala bersama pimpinan dan staf
atau tim lain yang independen, untuk menilai tingkat efektivitas audit,
kepatuhan auditor terhadap standar audit, kode etik serta ketentuan dan
kebijakan lain.
3) Melakukan revieweksternal setiap 2 (dua) tahun oleh organisasi atau
tim atau individu yang mampu, independen dan tidak mempunyai
konflik kepentingan dengan rumah sakit, untuk memberikan penilaian
dan opini terhadap efektivitas SPI terhadap standar
audit,InternalAudit Charter, tujuan rumah sakit dan ketentuan lainnya.

13
BAB V
LOGISTIK

JUMLAH
NO ERSEDIAAN BARANG BARANG
1 Kertas FC 70gr 1 rim
2 Amplop Kosongan (T) 1 kotak
3 Binder Clip 260 2 buah
4 Bolpoint Standar biasa 4 buah
5 Clear Holder 40 2 buah
6 Clip (B) 2 dus
7 Clip (K) 2 dus
8 Isi Staples (K) 2 buah
9 Isolai Nachi 2cm 3 buah
10 Kertas Folio 70gr (SIDU) 1 rim
11 Lakban hitam 1 buah
12 Otner Folio 5 buah
13 Lem povinal 2 buah
14 Pensil 2B 2 buah
15 Spidol Board Marker hitam buah
16 Tinta E-Print 200ml hitam 1 buah
17 Tinta E-Print 200ml biru 1 buah
18 Tinta E-Print 200ml merah 1 buah
19 Tinta E-Print 200ml kuning buah
20 Baterai Alkaline A2 2 buah
21 Bay fresh 2 buah
22 Gunting (T) 1 buah
Tissue kotak refill / no
23 brand 1 kotak

14
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Rumah sakit sebagai badan usaha merupakan tempat berkumpulnya tenaga


kerja, pimpinan, pasien, pengunjung, dan mitra kerja yang lain. Dalam
hubungannya antara pimpinan dan tenaga kerja, ada hak dan kewajiban yang
harus dilakukan, salah satunya adalah hak tenaga kerja untuk mendapatkan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan
kewajiban tenaga kerja di antaranya adalah menjalankan atau mematuhi peraturan
yang ditetapkan, misalnya tenaga kerja harus memakai alat pelindung diri pada
proses pekerjaan yang memerlukan alat pelindung diri. Sementara itu, pimpinan
berkewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri sehingga pekerja terhindar
dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Dalam pelaksanaan program keselamatan diperlukan penanganan yang serius
dan dukungan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
melibatkan seluruh bidang kegiatan dan seluruh sumber daya manusia (SDM)
yang ada. Dengan adanya komitmen antara pimpinan, karyawan, dana, dan
pengelolaan yang baik disertai pelaksanaan yang berkesinambungan maka rumah
sakit akan dapat melaksanakan kegiatan keselamatankerja sesuai dengan harapan.
Pelaksanaan keselamatankerja yang serius dan baik akan dapat mengurangi
timbulnya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja baik bagi karyawan, pekerja,
pasien, dan masyarakat/pengunjung yang berada di Rumah Sakit Baptis Batu.
Sehingga pada akhirnya, diharapkan segenap karyawan, pekerja, pasien, dan
masyarakat/ pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di Rumah Sakit
Baptis Batu.

Tujuan Keselamatan Kerja adalah :


1. Melindungi setiap orang yang berada di tempat kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat.
2. Melindungi bahan dan alat-alat agar dapat digunakan secara aman dan
efisien.

15
3. Terbentuknya Panitia PembinaKeselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah
sakit melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit
akibat kerja.
5. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, dan bahan berbahaya.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan tercipta penyesuaian
antara pekerjaan dengan manusia atau manusia dengan pekerjaan.
7. Meningkatkan produktivitas kerja.

Keselamatankerja di Satuan Pemeriksa Internal :


1) Penyediaan APAR di ruangSPI.
2) Pengaturanventilasiruangan.
3) Pengaturansuhuruangan.
4) Monitoring kesehatanpegawai.
5) UPS untuk computer SPI.
6) APD.

16
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Hasil kerja unit SPI sangat ditentukan oleh hasil kerja auditor internalnya. Hasil
kerja ini akan sangat bermanfaat bagi SPI dan terutama bagi rumah sakit, bila
pemakai jasa atau unit kerja dalam rumah sakit yakin, tahu dan merasakan bahwa
pelaksanaanaudit internal oleh SPI memang memberikan nilai tambah bagi unit
kerja khususnya dan rumah sakit pada umumnya.
Untuk keperluan ini maka perlu disyaratkan suatu kode etik yang mengatur perilaku
dan kepatuhan para internal auditor lebih dari tuntutan perundang-undangan.
Kodeetikini mengatur prinsip dasar perilaku yang dalam pelaksanaannya memerlukan
pertimbangan yang seksama dari masing- masing auditor. Pelanggaran terhadap kode
etik ini dapat mengakibatkan yang bersangkutan mendapatkan peringatan dan bahkan
diberhentikan dari tugas audit atau keluar dari rumah sakit.
Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi kode etik berikut ini, yaitu:
a. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif dan cermat dalam
melaksanakan tugas.
b. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, rumah sakit
dan audit internal.
c. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan atau patut diduga
dapat merugikan profesi internal audit atau rumah sakit.
d. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan rumah sakit
atau yang mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas dan kewajiban
secara obyektif.
e. Tidak menerima imbalan/ suap dari pihak manapun yang terkait dengan
temuan.
f. Mematuhi sepenuhnya standar profesional auditor internal, kebijakan
rumah sakit dan peraturan perundangan.
g. Memelihara dan mempertahankan moral dan martabat audit internal.
h. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan atau

17
keuntungan pribadi atau hal lain yang menimbulkan atau patut diduga
dapat menimbulkan kerugaian bagi rumah sakit dengan alasan apapun.
i. Melaporkan semua hasil audit material dengan mengungkapkan
kebenaran sesuai fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal yang
dapat merugikan rumah sakit dan atau dapat merugikan rumah sakit dan
atau dapat melanggar hukum.

18

Anda mungkin juga menyukai