Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah Kota Lubuklinggau


merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Lubuklinggau, yang
pertama kali didirikan pada tahun 1990/1993 berbentuk yayasan Rumah
sakit Islam Siti Aisyah Lubuklinggau. Pada tahun 2007 Rumah sakit Islam
Siti Aisyah resmi menjadi milik kota Lubuklinggau melalui Peraturan
Walikota Lubuklinggau Nomor 03 tahun 2007. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 332/Menkes/SK /V/2009
tanggal 7 Mei 2009 ditetapkan statusnya menjadi Rumah Sakit kelas D ,
selanjutnya di tahun 2012 RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas C sesuai Keputusan Menteri
kesehatan Nomor HK.03.05/I/907/12. Dalam meningkatkan mutu Rumah
Sakit pada tahun 2017 dilakukan pengajuan penilaian Akreditasi pada
bulan Mei 2017 dan akhirnya pada tanggal 15 Juni 2017 memperoleh
penetapan Akreditasi RSUD kelas C Paripurna dengan masa berlaku
sampai dengan 21 November 2021.

Pada tanggal 28 Desember 2021, berdasarkan Peraturan Walikota


Nomor 50 Tahun 2021 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau, RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau ditetapkan sebagai UPTD dibawah Dinas Kesehatan Kota
Lubuklinggau.

RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau pada Semester I Tahun 2022 ini
memiliki fasilitas sebanyak 107 TT rawat inap dengan TT Pelayanan Intensif

1
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
sebanyak 9 TT yang didukung oleh jumlah pegawai rumah sakit kurang
lebih sebesar 514 orang.

B. MAKSUD DAN TUJUAN LAPORAN


1. Maksud

Merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat


keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kinerja pelayanan RSUD Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau yang harus dilaporkan oleh Dewan Pengawas RS
kepada pemilik RS yaitu Pemerintah Kota Lubuklinggau yang dalam hal ini
adalah Walikota Lubuklinggau.

2. Tujuan
Tujuan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi kewajiban terhadap kebijakan pemerintah dalam
mengevaluasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan di RSUD Siti Aisyah
Kota Lubuklinggau termasuk permasalahan dan tindak lanjutnya serta
mengetahui kondisi rumah sakit waktu 1 (satu) tahun.
b. Dalam rangka memenuhi dan melaksanakan amanah Keputusan
Walikota Lubuklinggau Nomor 214/KPTS/DINKES/2021 Tentang
Perubahan Keputusan Walikota Nomor 458/KPTS/DINKES/2021
Tentang Penetapan Dewan Pengawas RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau.

3. RUANG LINGKUP LAPORAN

Ruang lingkup laporan yang dibuat adalah sebagai berikut :

Kata Pengantar

Daftar Isi

Summary Executive

2
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan


penulisan laporan dan ruang lingkup penulisan laporan.

BAB II. RENCANA KERJA RUMAH SAKIT

Menjelaskan mengenai program kerja rumah sakit lima tahunan dan


program kerja tahunan atau dalam hal ini menangkut dengan rencana
strategis dan rencana kinerja tahunan rumah sakit beserta target kinerja
yang akan dicapai oleh rumah sakit.

BAB III. AKUNTABILITAS

Menjelaskan mengenai laporan dari hasil pembinaan, hasil pengawasan dan


hasil penilaian berikut ini :

1. Hasil pembinaan arah dan kebijakan rumah sakit.


2. Hasil pengawasan pelaksanaan rencana strategis.
3. Hasil penilaian pelaksanaan rencana anggaran.
4. Hasil pengawasan pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya.
5. Hasil pengawasan kewajiban dan hak pasien.
6. Hasil pengawasan kewajiban dan hak rumah sakit.
7. Hasil pengawasan kewajiban etika rumah sakit.
8. Hasil pengawasan kewajiban etika profesi rumah sakit.
9. Hasil pengawasan penerapan peraturan perundang-undangan.

BAB VI. Penutup

Mencantumkan nilai tingkat keberhasilan pencapaian kinerja rumah sakit


dalam semester I dilengkapi dengan kesimpulan dan saran yang
menggambarkan masukan untuk perbaikan yang akan datang.

Lampiran

3
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
BAB II

RENCANA KERJA RUMAH SAKIT

A. RENCANA STRATEGIK

Visi, Misi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah


Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa
depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi
dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang, sedangkan Misi SKPD
adalah rumusan umum mengenai upaya- upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan misi SKPD. Visi RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau
adalah :
“ Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah sebagai
Rumah Sakit Unggulan yang Profesional dengan Mengutamakan
Kepuasan dan Keselamatan Pasien ”.

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka Misi RSUD Siti Aisyah
adalah :
1. Meningkatkan kualitas layanan rumah sakit yang berorientasi mutu dan
keselamatan pasien.
2. Meningkatkan capaian kinerja rumah sakit dengan melakukan
pengelolaan secara transparan, akuntabel, efektif dan efisien.

Adapun penjabaran dari Misi tersebut diatas diuraikan seperti dibawah ini :
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan
Mengembangkan Pelayanan Kesehatan dengan berfokus memberikan
pelayanan kesehatan yang berorientasi mutu dan keselamatan pasien
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat di setiap lapisan
sesuai dengan standar profesi dan operasional prosedur yang ditetapkan.

4
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Oleh karena itu RSUD Siti Aisyah dituntut untuk proaktif dalam upaya
kesehatan di daerah dan tidak semata – mata memberikan pelayanan di
dalam Rumah Sakit saja tetapi memberi bimbingan dan rujukan kepada
pelayanan kesehatan dasar terhadap wilayah cakupan sekitar Rumah
Sakit.
2. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan dilakukan oleh RSUD Siti
Aisyah melalui kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis dengan
melakukan fasilitasi sarana dan prasarana dalam pelayanan kesehatan.
Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan yang baik diharapkan akan
menumbuhkan keadaan dan situasi kerja serta pelayanan kesehatan
yang aman dan nyaman dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai.
3. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSUD Siti Aisyah


Berdasarkan Misi yang telah dirumuskan, maka Tujuan dan Sasaran
Jangka Menengah RSUD Siti Aisyah adalah sebagai berikut disajikan pada
Lampiran di bawah ini.

5
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Tabel 1
Tujuan dan Sasaran Renstra RSUD Siti Aisyah

Indikator Kinerja, Tujuan,


Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan Sasaran, Program (Outcome)
dan Kegiatan (Output)
1 2 3 4 5
Meningkatnya derajat Indeks Kesehatan Masyarakat
kesehatan masyarakat yang
berkualitas
1.1 Meningkatnya kualitas layanan Indikator Kepuasan Pasien
rumah sakit yang
mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien

1.1.1 Menciptakan layanan kesehatan 1.02.02 Program Pemenuhan Upaya Persentase layanan rumah
yang berorientasi pada Kesehatan Perorangan dan sakit sesuai standar
kebutuhan masyarakat Upaya Kesehatan
Masyarakat

1.1.1.1 Mengembangkan Sarana dan 1.02.02.2.01 Penyediaan fasilitas Persentase ketersediaan


Prasarana rumah sakit yang pelayanan kesehatan untuk sarana dan prasarana sesuai
berorientasi pada kebutuhan UKM dan UKP dengan standar
pasien

1.1.2 Mengembangkan Kapasitas SDM 1.02.03 Program Peningkatan Persentase SDM yang
Kesehatan guna Mendukung Kapasitas SDM Kesehatan mempunyai kompetensi
Peningkatan Kualitas Layanan sesuai standar
RS

1.1.2.1 Menyediakan SDM Kesehatan 1.02.03.2.02 Perencanaan kebutuhan Persentase dokter spesialis
yang dibutuhkan oleh RS dan pendayagunaan SDM dan sub spesialis tetap per
Kesehatan kategori layanan

1.2 Terwujudnya manajemen kerja Nilai SAKIP


rumah sakit yang baik dengan
melakukan pengelolaan secara
transparan, efektif dan efesien

1.2.1 Meningkatnya capaian kinerja 1.02.01 Program Penunjang Urusan Nilai Self Asesment
RS pemerintah Daerah

1.02.01.2.01 Administrasi Keuangan Persentase pegawai yang


Perangkat Daerah diberikan gaji dan tunjangan

1.02.01.2.08 Penyediaan Jasa Penunjang persentase jasa pelayanan


Urusan Pemerintah Daerah umum yang di berikan

1.02.01.2.09 Pemeliharaan Barang Milik Cakupan ketersediaan


Daerah Penunjang Urusan kendaraan bermotor
Pemerintah Daerah penunjang pelayanan

Strategi dan Kebijakan RSUD Siti Aisyah

6
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Strategi jangka menengah RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau yang
merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana RSUD
Siti Aisyah Kota Lubuklinggau untuk mencapai Tujuan dan Sasaran dengan
efektif dan efisien.
Strategi untuk mencapai Tujuan yang dirumuskan sebelumnya tersaji pada
Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2
Strategi Renstra RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau

Tujuan sasaran strategis Arah Kebijakan


Meningkatnya meningkatkan kualitas -. Menciptakan 1. Pengembangan fasilitas sarana
derajat kesehatan layanan Rumah Sakit layanan kesehatan dan prasarana kesehatan yang
masyarakat yang yang mengutamakan yang berorientasi berorientasi pada kebutuhan
berkualitas Mutu dan Keselamatan pada kebutuhan pasien
pasien masyarakat
2. Pengembangan kapasitas SDM
guna mendukung peningkatan
kualitas layanan di rumah sakit

Terwujudnya -. Terlaksananya 1. Peningkatan kualitas sistem


manajemen kerja sinkronisasi capaian akuntabilisasi keuangan dan
Rumah Sakit yang kinerja Rumah Sakit kinerja yang terintegrasi
terukur dan terpadu
dengan melakukan
pengelolaan secara
transparan, akuntabel, 2. Peningkatan Pelayanan BLUD
efektif dan efesien

Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipenuhi dalam melakukan


tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dan
mencapai tujuan dan sasaran. Beberapa kebijakan yang diambil adalah :
1. Penambahan jumlah dokter spesialis tetap Rumah Sakit sesuai
dengan jenis layanan spesialistik yang dibutuhkan Rumah Sakit.

7
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
2. Pengembangan peningkatan sarana dan prasarana RSUD Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau sesuai standar Rumah Sakit.
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau agar tetap dalam kondisi baik
4. Peningkatan dan pengembangan kompetensi tenaga kesehatan.
5. Distribusi dan pemerataan Sumber Daya Manusia kesehatan
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
6. Pelaksanaan akreditasi RS
7. Peningkatan perencanaan dan monev program RS
8. Peningkatan program pengembangan/inovasi RS
9. Pelaksanaan efisiensi pengelolaan pendapatan RS
10. Pelaksanaan pengelolaan administrasi RS yang efektif dan efisien

Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan serta


memperhatikan posisi organisasi hasil analisis lingkungan, maka strategi
dikembangkan dengan 3 (tiga) program dan kegiatannya. Program-program
tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya. Untuk mengukur tingkat keberhasilan
program, maka diperlukan parameter / indikator kinerja setiap program,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Rincian program dan kegiatan dapat diuraikan dibawah ini :
1. Program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.
 Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
2. Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
 Perencanaan kebutuhan dan pendayagunaan SDM Kesehatan
3. Program penunjang urusan pemerintah daerah
 Administrasi Keuangan perangkat Daerah
 Penyediaan jasa penunjang urusan pemerintah daerah

8
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
 Pemeliharaan barang milik daerah penunjang urusan pemerintah
daerah
 Peningkatan Pelayanan BLUD
Rencana program, kegiatan indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif dapat dilihat dalam lampiran laporan ini. Rencana
strategis ini akan dilaksanakan secara bertahap setiap tahun dari tahun
2018 sampai dengan tahun 2023 untuk mendapatkan kondisi yang
diharapkan sesuai dengan yang tertuang dalam visi misi Rumah Sakit.

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2022

Berdasarkan perumusuan Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah


Siti Aisyah Kota Lubuklinggau maka dapat dirumuskan tujuan dan sasaran
yang akan dicapai sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas layanan rumah sakit yang berorientasi mutu dan


keselamatan pasien.
Dari misi ini tujuan yang ingin dicapai adalah :
“Menciptakan layanan kesehatan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat.
Dengan sasaran :
i. Pengembangan kapasitas SDM guna mendukung peningkatan kualitas
layanan di rumah sakit
ii. Pengembangan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan yang
berorientasi pada kebutuhan pasien
2. Meningkatkan capaian kinerja rumah sakit dengan melakukan
pengelolaan secara transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
Dari misi ini tujuan yang ingin dicapai adalah :
“Terlaksananya sinkronisasi capaian kinerja Rumah Sakit”
Dengan Sasaran :

9
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
i. Peningkatan kualitas sistem akuntabilisasi keuangan dan kinerja yang
terintegrasi
ii. Peningkatan Pelayanan BLUD
Penjelasan secara rinci mengenai tujuan dan sasaran rencana kerja RSUD
Siti Aisyah di jelaskan dalam tabele berikut :

Tabel 3
Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Tahun 2022

Indikator Kinerja, Tujuan,


Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan Sasaran, Program (Outcome)
dan Kegiatan (Output)
1 2 3 4 5
Meningkatnya derajat Indeks Kesehatan Masyarakat
kesehatan masyarakat yang
berkualitas
1.1 Meningkatnya kualitas layanan Indikator Kepuasan Pasien
rumah sakit yang
mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien

1.1.1 Menciptakan layanan kesehatan 1.02.02 Program Pemenuhan Upaya Persentase layanan rumah
yang berorientasi pada Kesehatan Perorangan dan sakit sesuai standar
kebutuhan masyarakat Upaya Kesehatan
Masyarakat

1.1.1.1 Mengembangkan Sarana dan 1.02.02.2.01 Penyediaan fasilitas Persentase ketersediaan


Prasarana rumah sakit yang pelayanan kesehatan untuk sarana dan prasarana sesuai
berorientasi pada kebutuhan UKM dan UKP dengan standar
pasien

1.1.2 Mengembangkan Kapasitas SDM 1.02.03 Program Peningkatan Persentase SDM yang
Kesehatan guna Mendukung Kapasitas SDM Kesehatan mempunyai kompetensi
Peningkatan Kualitas Layanan sesuai standar
RS

1.1.2.1 Menyediakan SDM Kesehatan 1.02.03.2.02 Perencanaan kebutuhan Persentase dokter spesialis
yang dibutuhkan oleh RS dan pendayagunaan SDM dan sub spesialis tetap per
Kesehatan kategori layanan

1.2 Terwujudnya manajemen kerja Nilai SAKIP


rumah sakit yang baik dengan
melakukan pengelolaan secara
transparan, efektif dan efesien

1.2.1 Meningkatnya capaian kinerja 1.02.01 Program Penunjang Urusan Nilai Self Asesment
RS pemerintah Daerah

1.02.01.2.01 Administrasi Keuangan Persentase pegawai yang


Perangkat Daerah diberikan gaji dan tunjangan

1.02.01.2.08 Penyediaan Jasa Penunjang persentase jasa pelayanan


Urusan Pemerintah Daerah umum yang di berikan

1.02.01.2.09 Pemeliharaan Barang Milik Cakupan ketersediaan


Daerah Penunjang Urusan kendaraan bermotor
Pemerintah Daerah penunjang pelayanan

10
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Program dan Kegiatan Tahun 2022
Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada dasarnya adalah
upaya-upaya yang akan ditempuh dalam melaksanakan kebijakan-
kebijakan dan untuk mencapai targer kinerja tersebut diatas. Oleh karena
itu penetapan program dan kegiatan dititik beratkan pada upaya pencapaian
sasaran yang telah ditentukan. Adapun program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4
Program dan Kegiatan RSUD Siti Aisyah Tahun 2022

Usulan Tahun 2022


NO JENIS BELANJA Ket
( Rp )
I BELANJA TIDAK LANGSUNG 5,082,364,000.00
Belanja Pegawai 5,082,364,000.00 BLUD

II BELANJA LANGSUNG 29,372,636,000.00


1 Program Peningkatan Pelayanan RS 29,372,636,000.00
Peningkatan Pelayanan Rumah
1 28,567,636,000.00 BLUD
Sakit
Penyediaan pelayanan kesehatan
2 1,134,000,000.00
spesialistik

Pembinaan fasyankes untuk


3 805,000,000.00 APBD
pengembangan jaringan kesehatan
Program Pengadaan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Rumah sakit/Rumah Sakit
2 4,367,163,219.00
Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah
Sakit Mata
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
1
Rumah Sakit
Pengadaan Alat Kesehatan Rumah
2 350,000,000.00 BLUD
Sakit
3 Pembangunan Ponek 4,017,163,219.00 DAK

Program Standarisasi Layanan


3 61,560,000.00
Kesehatan

1 Pendampingan review Akreditasi RS

Monitoring SIP akreditasi Rumah


2 61,560,000.00 APBD
Sakit
Program peningkatan dan pengembangan
4
sistem capaian kinerja dan keuangan
Penyusunan Dokumen perencanaan
1
dan monev rumah sakit
Program peningkatan sarana dan
5 74,000,000.00
prasarana aparatur
Pemeliharaan rutin /berkala
1 74,000,000.00 APBD
kendaraan dinas atau operasional
Program Pelayanan Administrasi
6 133,824,000.00
Perkantoran
Penyediaan jasa administrasi
1.   133,824,000.00 APBD
keuangan
Rapat-rapat koordinasi dan
2
konsultasi keluar daerah
Pembiayaan operasional
3 1,565,970,000.00
perkantoran

11
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
BAB III

AKUNTABILITAS

A. Hasil Pembinaan Arah dan Kebijakan Rumah Sakit


Dalam melihat hasil pencapaian dari penetapan arah dan kebijakan
pengembangan RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau diperlukan adanya
suatu parameter yang dapat melihat kekuatan internal dan pengaruh
eksternal sehingga strategi pengembangan yang akan dilakukan lebih tepat
pada sasaran. Selama ini Dewan Pengawas RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau mendorong untuk jajaran manajemen atau direksi RSUD Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau agar dapat merinci dan merunutkan
permasalahan yang ada dan kemudian memitigasi permasalahan tersebut
dengan berupaya melakukan penyelesaian permasalahan yang ada
menggunakan skala prioritas dan dengan memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang dimiliki oleh RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.
Setelah melihat kekuatan dan peluang yang ada maka pihak
manajerial RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau dapat lebih leluasa dalam
menentukan arah dan kebijakan yang dapat diterapkan dalam melakukan
pengembangan dan penyelesaian permasalahan yang ada di RSUD Siti
Aisyah baik dalam melakukan efektifitas dan efisiensi belanja ataupun
melakukan inovasi pengembangan dan pelayanan rumah sakit.
Berdasarkan masukan yang didapatkan dari Dewan Pengawas RS,
maka diurailah permasalahan yang ada di RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau pada Semester I Tahun 2022 adalah sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia


i. Pelayanan rumah sakit yang berkualitas hendaknya ditunjang
oleh sumber daya manusia yang memadai maka RSUD Siti

12
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Aisyah Kota Lubuklinggau membutuhkan tenaga pelaksana
yang memiliki kemampuan / kompetensi dan sertifikasi sesuai
dengan standar pelayanan. Mengingat keterbatasan anggaran
pendidikan dan pelatihan yang dimiliki, maka peningkatan
kualitas SDM yang ada masih kurang memadai.
ii. Jumlah SDM RSUD belum memenuhi ketentuan standar
ketenagaan RS Tipe C, dibagian tertentu ada yang kelebihan
dan dibagian yang lain ada berkelebihan, tentunya bila
dibandingkan dengan standar pelayanan yang berlaku apabila
disesuaikan dengan rasio kesesuaian kapasitas tempat tidur
yang ada dan melihat kebutuhan, jumlah dan jenis pelayanan.
2. Kualitas Pelayanan Kesehatan
i. Rendahnya jumlah kunjungan, BOR, TOI, LOS dan capaian
indicator pelayanan lainnya, tingginya kasus rujukan ke RS
rujukan dengan fasilitas lebih lengkap, masih rendahnya
ketersediaan obat-obatan dan bahan habis pakai maupun
banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang rusak baik itu
alat-lat kesehatan, kondisi bangunan yang buruk hal ini juga
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
ii. Kualitas pelayanan kesehatan yang baik dapat dicapai melalui
penerapan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar
akreditasi rumah sakit. Dalam tahap persiapan penilaian
akreditasi rumah sakit pada tahun ini, terdapat beberapa
kendala yaitu kurangnya anggaran dalam pemenuhan sarana
prasarana yang memenuhi standar akreditasi tersebut.
Anggaran belum sepenuhnya dapat mengakomodir seluruh
kegiatan yang sudah direncanakan, sehubungan dengan
jumlah anggaran yang tersedia disesuaikan dengan
kemampuan rumah sakit dalam penyediaan anggaran.

13
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
B. HASIL PENGAWASAN PELAKSANAAN RENCANA STRATEGIS

Dalam melihat hasil pelaksanaan Rencana Strategis RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau Tahun 2018-2022, terlebih dahulu melihat Indikator Sasaran
Pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Teknokratik
Bidang Kesehatan 2020-2024 sebagai berikut :
Tabel 5
Indikator Sasaran Pokok Rpjmn Teknokratik
Bidang Kesehatan 2020-2024.

No. Indikator Baseline Target 2024

1 Angka kematian ibu (per 100.000 KH) 305 (SUPAS 2015) 183
2 Angka kematian bayi (per 1000 KH) 24 (SDKI 2017) 16
Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Cara
3 Modern (mCPR) 57.2 (SDKI 2017) 63.4

4 Unmet Need KB (persen) 10,60% (SDKI 2017) 7.40%


ASFR 15-19 Tahun
5 36 (SDKI 2017) 18
Prevalensi stunting pada balita (%)
6 30,8% (RKD 2018) 19% [14%]
7 Prevalennsi wasting pada balita (%) 10,2% (RKD 2018) 7%
Insidensi HIV (per 1000 penduduk yang tidak
8 terinfeksi HIV) 0,24 (Kemenkes 2018) 0.18

9 Insidensi TB (per 100.000 penduduk) 319 (Global TB Report 190


2018)
10 Eliminasi malaria (kab/kota) 285 (Kemenkes 2018) 405
Persentase merokok penduduk usia 10-18
11 tahun 9,1% (RKD 2018) 8.70%

Prevalensi obesitas pada penduduk umur >=18


12 21,8% (RKD 2018) 21.80%
tahun
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada anak
13 usia 12-23 bulan 57,9% (RKD 2018) 90%
Persentase fasilitas kesehatan tingkat pertama
14 (FKTP) terakreditasi 40% (Kemkes 2018) 100%
Persentase rumah sakit terakreditasi
15 63% (Kemkes 2018) 100%
Persentase puskesmas dengan jenis tenaga
16 kesehatan sesuai standar 23% (Kemkes 2018) 83%

17 Persentase puskesmas tanpa dokter 15% (Kemkes 2018) 0%


Persentase puskesmas dengan ketersediaan
18 obat esensial 86% (Kemkes 2018) 96%

19 Persentase obat memenuhi syarat 80,9% (BPOM 2018) 92.30%

Dari table tersebut dapat dilihat bahwa Pemerintah Pusat menargetkan


bahwa di Tahun 2024 100% rumah sakit sudah harus terakreditasi. Untuk
itu RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau merencanakan pada tahun 2022 ini
terakreditasi dengan tingkat PARIPURNA.

14
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Tabel 6
INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Kondisi
Target Kinerja Tujuan/ Sasaran Pada Tahun
Kinerja
Pada Awal
NO Indikator Tujuan/ Sasaran
Periode
2018 2019 2020 2021 2022
RPJMD
2017
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Indikator Kepuasan Pasien 80.52% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00%

Persentase layanan Rumah


2 40,00% 42,00% 44,00% 46,00% 48,00% 50,00%
Sakit Sesuai Standar
Ketersediaan Sarana &
3 Prasarana Pelayanan RS 50,00% 52,00% 60,00% 70,00% 80,00% 85,00%
Sesuai Standar
Persentase SDM yang
4 mempunyai kompetensi 50% 55% 60% 65% 70% 75%
sesuai standar
Persentase jumlah dokter
5 spesialis dan subspesialis N/A 30% 50% 70% 80% 85%
tetap per kategori layanan

6 Nilai SAKIP 60,20% 62,00% 64,00% 66,00% 68,00% 70,00%

7 Nilai self assesment 70.85% 75% 80,0% 85% 90% 95%

Persentase Pegawai yang di


8 100,00% 100% 100% 100% 100% 100%
berikan gaji dan tunjangan
Persentase jasa pelayanan
9 100,00% 100% 100% 100% 100% 100%
umum kantor yang di bagikan
Cakupan ketersediaan sarana
10 dan prasarana perkantoran yg 100,00% 100% 100% 100% 100% 100%
terpenuhi

11 Cost recovery ≥ 60 ≥ 62 ≥ 64 ≥ 68 ≥ 70 ≥ 72

15
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Untuk pencapaian semester I Tahun 2022 untuk pencapaian
pelaksanaan Rencana Strategis belum dapat dicantumkan dalam laporan
ini, tapi untuk pencapaian pelaksanaan Rencana Strategis Tahun 2021
dapat dicantumkan berikut ini :
Tabel 7
Tingkat Capaian pada indikator Kinerja Rencana Strategis
Tahun 2021

TARGET
SASARAN INDIKATOR REALISASI
2021

1.1 Meningkatnya kualitas layanan rumah sakit Indikator Kepuasan Pasien


88% 87.16%

1.1.1 Meningkatnya Jenis Layanan Persentase layanan unggulan rumah sakit 3 0


unggulan
Jumlah Layanan Unggulan Rumah Sakit 3 0
1.1.1.1 Meningkatnya Keberhasilan Jumlah Pelayanan Kasus Sulit yang diatasi
Pelayanan Kasus Sulit 2 0

1.1.1.2 Terwujudnya pengembangan Peningkatan fasyankes yang mendukung


jaringan layanan kesehatan pengembangan jaringan
8 33.3

1.1.2 Meningkatnya sarana dan Persentase sarana dan prasarana rumah sakit
prasarana yang sesuai standar sesuai standar 70% 62%

1.1.2.1 Meningkatnya keandalan Tingkat keandalan sarana dan prasana medik vital
sarana dan prasarana Rumah dan non vital
Sakit 70% 20%

1.1.2.2 Meningkatnya ketersediaan Jumlah Sarana dan Prasarana yang terpenuhi


sarana dan prasarana rumah sesuai kebutuhan
sakit 60% 62%

Dokumen Master Plan Rumah Sakit 100% 0


1.2 Tercapainya sustainability akreditasi Kelas Rumah Sakit dan Tingkat Akreditasinya
dan peningkatan kelas RS B Paripurna C Paripurna

1.2.1 Teralaksananya tindak lanjut SIP yang Persentase SIP yang ditindak lanjuti
ditindak lajuti 95% 0

1.2.1.1 Terlaksanyanya review Jumlah Kegiatan dan review akreditasi RS yang


akreditasi Rumah Sakit dilaksanakan 4 kegiatan 0

1.2.1.2 Monitoring SIP akreditasi Jumlah monitoring SIP


Rumah Sakit 3 kegiatan 89.54

Persentase jumlah dokter spesialis dan sub


spesialis tetap per kategori layanan 85% 93.75%

1.2.2 Meningkatnya profesionalisme Persentase SDM yang mempunyai kompetensi


tenaga kesehatan sesuai standar 80% 15.60%
Persentase aparatur yang telah mengikuti
pelatihan dan pendidikan PIM 100% 100%

1.2.2.1 Meningkatnya frekuensi jumlah SDM Kesehatan yang mendapatkan


pendidikan dan pelatihan pelatihan kesehatan minimal 20 jam pertahun
nakes

Jumlah SDM yang mengikuti Pelatihan


300 orang 15.60%
Persentase aparatur yang telah mengikuti
pelatihan dan pendidikan lainnya 65% 15.60%

1.3 Terwujudnya sistem manejemen kerja yang Good Goverage Governance 80%
terukur dan terpadu
Nilai Self Assesment Rumah Sakit 80% 92.93%
1.3.1 Meningkatnya sikronisasi capaian Nilai Capaian kinerja tiap unit rumah sakit 100% 0
kinerja dan keuangan

16
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
TARGET
SASARAN INDIKATOR 2020 REALISASI

1.3 1.3.1.1 Meningkatnya perencanaan Jumlah Perencanaan dan keuangan yang


dan monev program rumah berkualitas
sakit
Jumlah dokumen perencanaan 6 DOK 6
1.3.1.2 Meningkatnya efektifitas Cakupan ketersediaan sarana dan prasarana
operasional perkantoran perkantoran 100% 98%

Presentase sarana dan prasarana dalam kondisi


baik 61% 40%
jumlah kendaraan operasional dalam kondisi baik
7 UNIT 7
Jumlah gedung kantor dalam kondisi baik 3 GEDUNG 7
Tingkat pemenuhan kebutuhan pelayanan
administrasi perkantoran 100% 95%
Honorarium pengelola keuangan 15 orang 15
jumlah rapat 12 bulan 12

Dari table di atas dapat dilihat bahwa masih banyak indicator kinerja
yang belum bisa dicapai sesuai target, seperti persentase indicator kepuasan
pasien, persentase layanan unggulan, capaian sarana prasarana RS sesuai
standar, jumlah SDM Kesehatan yang mendapatkan pelatihan minimal 20
jam dalam setahun dan yang lainnya. Hal ini harus dapat dijadikan
perhatian, manajerial rumah sakit sebaiknya menelisik permasalahan ke
dalam apa penyebab hal ini belum dapat dicapai oleh rumah sakit.

C. HASIL PENILAIAN PELAKSANAAN PENCAPAIAN REALISASI


ANGGARAN
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat pencapaian realisasi anggaran
keuangan RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau pada table berikut ini :

17
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Tabel 8
REALISASI KEUANGAN
PER SEMESTER I TAHUN 2022

REALISASI
ANGGARAN
URAIAN PENDAPATAN
(Rp) % BELANJA (Rp) %
(Rp)
APBD 4.814.163.219 4.814.163.219 100 1.543.075.500 32,05
BLUD :

 Covid 24.675.062.818 24.675.062.818 100 24.675.062.818 100


 Non 34.000.000.000 12.631.003.367 37,15 7.883.513.138 23,19
Covid
TOTAL 63.489.226.037 42.120.229.404 66,34 34.101.651.456 53,71
NON 58.675.062.818 37.306.066.185 63,58 32.558.575.956 55,49
APBD/RBA

Dari table di atas dapat dilihat bahwa pada semester I untuk capaian
pendapatan rumah sakit murni dari hasil pelayanan rumah sakit masih
sangat rendah yakni baru mencapai 37,15% yang akhir nya juga
berpengaruh terhadap capaian belanja rumah sakit yaitu sebesar 23,19%.
Untuk itu rumah sakit kiranya perlu melakukan berbagai hal untuk
berusaha menaikkan capaian pendapatan rumah sakit.

D. HASIL PENGAWASAN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA


Dalam menyelenggarakan program jaminan kesehatan nasional
diperlukan berbagai strategi agar pencapaian jaminan kesehatan seluruh
masyarakat Indonesia terwujud dengan sebaik – baiknya. Maka dari itu
diperlukan penerapan kendali mutu dan kendali biaya sehingga pelayanan
kesehatan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, sebagai
rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, RSUD Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau perlu melakukan program kendali mutu dan
kendali biaya pada peserta BPJS.

18
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Sebelum melaksanakan program kendali mutu dan kendali biaya,
RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau seharusnya telah membentuk Tim
Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB) yang terdiri dari berbagai
unsur/unit kerja yang ada di dalam rumah sakit. Anggota TKMKB
mempunyai keahlian dan atau pengetahuan khusus di bidang jaminan
kesehatan. Namun sampai akhir semester I Susunan TKMKB belum
disahkan dan ditetapkan oleh Direktur RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau. Sehingga TKMKB belum dapat melaksanakan tugasnya
secara baik.

E. HASIL PENGAWASAN KEWAJIBAN DAN HAK PASIEN

RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau menghormati hak dan kewajiban


pasien, serta dalam banyak hal menghormati keluarga pasien, terutama hak
untuk menentukan informasi apa saja yang dapat disampaikan kepada
keluarga atau pihak lain terkait asuhan pasien. 

RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau bertanggung jawab untuk


melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI
No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yaitu:

1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan


peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Pasien berhak mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban
pasien
3. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur
dan tanpa diskriminasi
4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
5. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi

19
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan
yang didapatkan
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannnya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin
Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit
9. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita, termasuk data-data medisnya
10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis , tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative
tindakan, risiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan
11. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak menggangu pasien lainnya
14. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku
Rumah Sakit terhadap dirinya
16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang di anutnya
17. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana

20
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

Sedangkan untuk kewajiban pasien sebagai juga tercantum dalam UU


RI No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yaitu:

1. pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala


peraturan dan tata tertib rumah sakit
2. pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya
3. pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
lengkap  tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat
4. pasien atau penanggung jawabnya berkewajiban untuk melunasi
semau biaya atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter
5. pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban memenuhi
hal hal yang disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

Untuk formulir hak dan kewajiban pasien sudah diadakan pihak


RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau sebagai tercantum dalam fomulir
informed consent pasien (terlampir). Untuk prosedur pemberian informasi
dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan sesuai kebutuhan dan
diberikan oleh petugas dan kompetensi yang sesuai yang disebut sebagai
petugas admisi. Persetujuan tindakan kedokteran (acuan: Manual
Persetujuan Tindakan Kedokteran dari konsil Kedokteran Indonesia)
Pernyataan persetujuan (informed consent) dari pasien didapat melalui

21
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.

Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan


darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko
tinggi.Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien
dan/atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal
yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab
Pasien (DPJP). Informed consent mengkonfirmasikan tentang: 

1. diagnosis (WD &DD), 


2. dasar diagnosis, 
3. tindakan kedokteran, 
4. indikasi tindakan, 
5. tata cara, 
6. tujuan, 
7. risiko, 
8. komplikasi, 
9. prognosis, 
10. alternative dan risiko 

Untuk pelaksanaan general consent atau persetujuan umum yang


diberikan pada saat pasien akan  dirawat inap dan saat daftar pertama kali
di rawat jalan.

Untuk pelayanan kerohanian juga telah dilaksanakan oleh RSUD Siti


Aisyah Kota Lubuklinggau.Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan
kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan
pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan
kerohanian. Kemudian perawat akan menghubungi petugas kerohanian.
Saat ini RSUD Siti Aisyah mempunyai pelayanan kerohanian untuk pasien

22
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
yang beragama Islam dan menjalin kerjasama dengan Kementrian Agama
Wilayah Lubuklinggau apabila ada pasien beragama lain membutuhkan
pelayanan kerohanian lainnya.

Untuk Perlindungan Terhadap Kerahasiaan Pasien, RSUD Siti Aisyah


Kota Lubuklinggau memberikan perlindungan berupa

 Perlindungan informasi rekam medis pasien


 Perlindungan pemberitahuan kondisi atau diagnosis pasien kepada
pihak lain (keluarga)
 Melakukan penjelasan kondisi pasien di ruang konsultasi
 Petugas tidak membicarakan kondisi pasien ditempat umum atau
diarea publik
 Tidak menggugah data kesehatan pasien di sosial media

Untuk perlindungan terhadap kebutuhan privasi pasien, RSUD Siti


Aisyah Kota Lubuklinggau memberikan perlindungan berupa

 Pasien berhak untuk tidak di kunjungi/besuk


 Pasien yang ingin dirahasikan identitasnya
 Pasien saat di transfer antar ruangan bisa menggunakan masker/
menjaga privasi 
 Tidak foto untuk di social media
 Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien
akan dibatasi dengan tirai atau diruangan tidak ada orang lain

Untuk perlindungan terhadap harta benda pasien, RSUD Siti Aisyah


Kota Lubuklinggau memberikan perlindungan berupa

1. Tata tertib RS: Pasien dan keluarga harus menjaga barang-barang


yang dibawa

23
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
2. RS akan mengambil alih untuk melindungi harta benda pasien apabila
kondisi pasien tidak kompeten menjaga harta bendanya (pasien tidak
sadar).
3. Penanggung jawab di masing-masing area :

 UGD : Security IGD


 Pasien Rawat Inap : PJ Shift
 Pasien Rawat Jalan : Security IGD

Untuk kategori perlindungan pasien beresiko, RSUD Siti Aisyah


Lubuklinggau membagi pasien dengan kategori sebagai berikut :

1. Bayi dan anak < 12 tahun


2. Pasien lanjut usia > 65 tahun
3. Pasien dengan gangguan kesadaran
4. Pasien yang memiliki kebutuhan kritis atau pasien dengan bantuan
alat penunjang kehidupan
5. Pasien penyakit menular
6. Pasien immunocompromized
7. Pasien cacat fisik
8. Pasien gangguan kejiwaan

RSUD Siti Aisyah telah berupaya untuk melakukan perlindungan pasien


beresiko dengan cara sebagai berikut :

1. Kontrol jumlah dan jam kunjung pasien, access card


2. Kontrol pasien dengan pengawalan : pribadi atau staf
3. CCTV, patroli di daerah risiko tinggi
4. Pengawasan pengunjung luar/kontraktor
5. Menyidik pengunjung tidak dikenal atau mencurigakan
6. Prosedur pencegahan penculikan bayi dan anak

24
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Untuk perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik, RSUD Siti Aisyah
melakukan perlindungan sebagai berikut :

1. Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas:


pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemeriksaan fisik
terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu/pengunjung
pasien maupun petugas.
2. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan
pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika
rumah sakit yang berlaku.
3. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal
tersebut
4. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit
harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien,
kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.

Untuk perlindungan informasi medis pasien, RSUD Siti Aisyah


melakukan hal berikut ini.

 Pengeluaran informasi medis untuk pihak 3 (tiga) harus berdasarkan


persetujuan dari pasien dengan mengisi formulir pengeluaran
informasi medis

Dan jika pasien menolak/memberhentikan tindakan (resusitasi) atau


pengobatan yang diberikan, RSUD Siti Aisyah mempunyai prosedur
sebagai berikut :

1. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk


menolak pelayanan resusitasi.
2. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis
pasien di formulir Surat Pernyataan Penolakan Tindakan (DNR).

25
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Formulir harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis
pasien
3. Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan
formulir terkait. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua
orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.

F. HASIL PENGAWASAN HAK DAN KEWAJIBAN RS

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Adapun maksud pelayanan kesehatan
paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.

Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai tempat


penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud
memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung
jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. 

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai


karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga
kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu
sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang
sangat pesat dan harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka

26
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya
permasalahan dalam Rumah Sakit.

Kewajiban Rumah Sakit diatur dalam Pasal 61 angka 7 Undang-


Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, sebagai berikut:

1. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit


kepada masyarakat;
2. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
3. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya; 
4. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
sesuai dengan kemampuan pelayanannya; 
5. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin; 
6. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat
tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan
kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan; 
7. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien; 
8. menyelenggarakan rekam medis; 
9. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat,
wanita menyusui, anak-anak, dan lanjut usia; 
10. melaksanakan sistem rujukan;
11. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar
profesi dan etika serta ketentuan peraturan perundang-undangan;

27
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
12. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak
dan kewajiban pasien; 
13. menghormati dan melindungi hak pasien;
14.  melaksanakan etika Rumah Sakit; 
15. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana; 
16. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan, baik
secara regional maupun nasional; 
17. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
18. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit; 
19. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan 
20. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.

Sedangkan hak Rumah Sakit diatur dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor


44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, sebagai berikut:

1. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia


sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit;
2. menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi,
insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; 
3. melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan; 
4. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; 
5. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian; 
6. mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan; 
28
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
7. mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 
8. mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah
Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.

Dalam melaksanakan kewajiban Rumah Sakit sebagaimana diuraikan


di atas, Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan
tata kelola klinis yang baik. Penjabaran lebih lanjut mengenai kewajiban
Rumah Sakit diatur dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 53 Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan.

Adapun pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 27 sampai dengan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan dikenai sanksi
administratif berupa: 

1. teguran; 
2. teguran tertulis;
3. denda; dan/atau 
4. pencabutan perizinan Rumah Sakit.

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan berdasarkan Pasal 65 ayat


(1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan, Pemerintah Pusat dapat
mengenakan sanksi administratif sebagaimana tersebut di atas.

RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau telah berusaha sebaik mungkin


dengan segala keterbatasan yang ada untuk dapat melaksanakan kewajiban
rs yang diamanahkan oleh undang-undang, seperti mengadakan
penyelenggaraan rekam medis, membentuk Humas dan Pelayanan Keluhan
dan Pemberian Informasi, membentuk komite etik, mengadakan layanan

29
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
untuk umum seperti parkir, masjid, ruang bermain anak, ruang menyusui
dan masih banyak lagi.

G. HASIL PENGAWASAN TERHADAP KEWAJIBAN ETIKA RS

Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) perlu dibentuk di


setiap rumah sakit dengan pertimbangan bahwa pelayanan kesehatan
rumah sakit yang kompleks cenderung menimbulkan permasalahan baik
antara pasien, rumah sakit, dan/atau tenaga kesehatan selaku pemberi
pelayanan kesehatan. Selain itu, KEHRS juga diperlukan untuk membentuk
tata kelola pelayanan yang baik, serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien di rumah sakit. Permenkes 42/2018
menyebutkan bahwa KEHRS merupakan unsur organisasi nonstruktural
yang membantu kepala atau direktur rumah sakit untuk penerapan etika
rumah sakit dan hukum perumahsakitan.

Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) merupakan unsur


organisasi nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor 42 Tahun 2018 untuk membantu kepala
atau direktur rumah sakit untuk penerapan etika rumah sakit dan hukum
perumahsakitan. Jadi sekilas nampak bahwa peran dari Komite Etik dan
Hukum Rumah Sakit (KEHRS) adalah untuk penerapan etika dan hukum di
rumah sakit. Secara lebih mendetail terkait tugas Komite Etik dan Hukum
Rumah Sakit (KEHRS) tercantum pada Pasal 11 Permenkes 42/2018
sebagaimana dikutip berikut ini:

Pasal 11

(1) Komite Etik dan Hukum Rumah bertugas meningkatkan dan menjaga
kepatuhan penerapan etika dan hukum di rumah sakit dengan cara:
a. menyusun panduan etik dan perilaku (code of conduct);
b. menyusun pedoman etika pelayanan;

30
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
c. membina penerapan etika pelayanan, etika penyelenggaraan dan
hukum perumahsakitan;
d. mengawasi pelaksanaan penerapan etika pelayanan dan etika
penyelenggaraan;
e. memberikan analisis dan pertimbangan etik dan hukum pada
pembahasan internal kasus pengaduan hukum;
f. mendukung bagian hukum dalam melakukan penyelesaian sengketa
(alternative dispute resolution) dan/atau advokasi hukum kasus
pengaduan hukum; dan
g. menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat
diselesaikan oleh komite etika profesi terkait atau kasus etika antar
profesi di rumah sakit.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite Etik dan
Hukum betugas:
a. memberikan pertimbangan kepada Kepala atau Direktur rumah sakit
mengenai kebijakan, peraturan, pedoman dan standar yang memiliki
dampak etik dan/atau hukum; dan
b. memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian
bantuan hukum dan rehabilitasi bagi sumber daya manusia rumah
sakit.

Adapun fungsi dari Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS)
berdasarkan Pasal 12 Permenkes 42/2018 antara lain adalah:

1) Pengelolaan data dan informasi terkait etika rumah sakit.


2) Pengkajian etika dan hukum perumahsakitan, termasuk masalah
profesionalisme, interkolaborasi, pendidikan dan penelitian serta
nilainilai bioetika dan humaniora.
3) Sosialisasi dan promosi Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan
pedoman Etika Eelayanan.

31
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
4) Pencegahan penyimpangan Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct)
dan pedoman Etika Pelayanan.
5) Monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduan Etik dan Perilaku
(Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan.
6) Pembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Panduan Etik dan
Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan.
7) Penelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etika Pelayanan dan
Etika Penyelenggaraan sesuai dengan peraturan internal rumah sakit.
8) Penindaklanjutan terhadap keputusan etik profesi yang tidak dapat
diselesaikan oleh komite profesi yang bersangkutan atau kasus etika
antar profesi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana disebutkan


dalam Pasal 11 dan Pasal 12 Permenkes 42/2018, Komite Etik dan Hukum
Rumah Sakit memiliki kewenangan sebagai berikut:

a) Menghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah etik rumah


sakit.
b) Melakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagai penyusunan
bahan rekmendasi, dan
c) Memberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direktur rumah sakit
mengenai sanksi terhadap pelaku pelanggaran Panduan Etik dan
Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan.
d) Selain itu, untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik,
maka Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) juga berwenang
membentuk panitia adhoc yang ditetapkan oleh Kepala atau Direktur
Rumah Sakit berdasarkan usulan dari Komite Etik dan Hukum
Rumah Sakit (KEHRS) sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Permenkes
42/2018.

32
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
Dari uraian di atas jelas tergambarkan bahwa peranan Komite Etik
dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) lebih dominan pada upaya penerapan
etika rumah sakit dan hukum perumahsakitan. Sasarannya adalah
masyarakat hukum rumah sakit seperti pasien, tenaga medis, dan sumber
daya manusia (SDM) dari manajemen rumah sakit itu sendiri. Hal ini sejalan
dengan pokok-pokok pertimbangan pada Permenkes 42/208 bahwa Komite
Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) perlu dibentuk di setiap rumah
sakit dengan pertimbangan bahwa pelayanan kesehatan rumah sakit yang
kompleks cenderung menimbulkan permasalahan baik antara pasien,
rumah sakit, dan/atau tenaga kesehatan selaku pemberi pelayanan
kesehatan. Selain itu, Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) juga
diperlukan untuk membentuk tata kelola pelayanan yang baik, serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien di rumah
sakit. Namun perlu disadari peranan Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
(KEHRS) ternyata bersinggungan dengan peranan dari beberapa lembaga
yang sudah ditunjuk oleh peraturan perundang-undangan sebelumnya
sebagai wadah untuk sengketa medik yang terjadi di rumah sakit, seperti:

(a) Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS);


(b) Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dan
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), serta majelis etik
dan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
(c) Komite Medik Rumah Sakit; dan
(d) Dewan Pengawas Rumah Sakit.
Keempat lembaga ini ditambah Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
(KEHRS) harus dapat berjalan seiring sejalan.
Sengketa medik adalah sengketa yang terjadi antara pasien atau
keluarga pasien dengan tenaga kesehatan atau antara pasien dengan rumah
sakit dan atau fasilitas kesehatan dimana pasien dirawat. Dalam
penanganan pasien, memang seringkali terjadi perbedaan pandangan antara

33
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
pihak rumah sakit atau fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan pasien
yang dilayani. Perbedaan sudut pandang inilah yang kerapkali memicu
terjadinya sengketa medis dengan gugatan bahwa tenaga kesehatan atau
pihak rumah sakit atau pihak fasilitas kesehatan telah melakukan kelalaian
medik.
Ruang lingkup sengketa medik yang dapat diselesaikan melalui
Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) sebagai salah satu lembaga
internal non-struktural di rumah sakit yang dibentuk menurut peraturan
perundang-undangan terbaru yakni Permenkes 42/2018. Bagian Kedua
Pasal 20 Permenkes tersebut menjelaskan bahwa persoalan yang terjadi di
rumah sakit dapat berupa etika profesi, etika nonprofesi dan di luar etika
profesi dan/atau etika non profesi.
Persoalan etika profesi ditindaklanjuti oleh komite di masing-masing
tenaga kesehatan di rumah sakit sesuai bidangnya, seperti Komite Medik
atau Komite Keperawatan. Jika persoalan etika profesi melibatkan antar
profesi di rumah sakit, baru akan ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan
Hukum Rumah Sakit (KEHRS). Sementara persoalan etika nonprofesi
ditindaklanjuti oleh bagian sumber daya manusia (SDM) dan/atau Komite
Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS). Adapun persoalan di luar etika
profesi dan/atau etika non-profesi ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan
Hukum Rumah Sakit (KEHRS). Dengan demikian maka Komite Etik dan
Hukum Rumah Sakit (KEHRS) sesungguhnya memiliki kewenangan yang
cukup luas untuk menangani setiap persoalan hukum maupun etik yang
terjadi di rumah sakit, baik yang melibatkan pasien maupun unsurunsur
sumber daya manusia lainnya yang bekerja di rumah sakit. Jika terjadi
pengaduan hukum terhadap rumah sakit, maka Komite Etik dan Hukum
Rumah Sakit (KEHRS) dapat bekerja sama dengan Bagian Hukum Rumah
Sakit dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa (alternative dispute
resolution) dan/atau advokasi hukum. Karena itu, Komite Etik dan Hukum
Rumah Sakit (KEHRS) sesungguhnya bisa berperan sebagai wadah internal

34
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
untuk menyelesaikan sengketa medik yang terjadi di rumah sakit sebelum
kasusnya mencuat ke ranah publik atau dilaporkan ke pihak berwajib.
Saat ini Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS) sudah
dibentuk, namun belum dapat berjalan dengan baik, banyak factor yang
menjadi belum berjalannya tugas KEHRS bisa jadi karena yang duduk
disana merupakan pegawai rumah sakit yang tidak purna waktu dan masih
kurangnya pemahaman tentang tugas dan fungsi dari KEHRS.

H. HASIL PENGAWASAN KEWAJIBAN ETIKA PROFESI

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian terdahulu (Bagian G)


persoalan etika profesi ditindaklanjuti oleh komite di masing-masing tenaga
kesehatan di rumah sakit sesuai bidangnya, seperti Komite Medik atau
Komite Keperawatan. Jika persoalan etika profesi melibatkan antar profesi di
rumah sakit, baru akan ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan Hukum Rumah
Sakit (KEHRS).

RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau telah memiliki Komite Medik, Komite


Keperawatan dan Komite Penunjang Kesehatan Lainnya, sampai saat ini
sudah berjalan dengan baik dan belum menemui persoalan yang
menyangkut etika profesi.

I. HASIL PENGAWASAN PENERAPAN PERATURAN PERUNDANG-


UNDANGAN

Dalam hal pengawasan terhadap penerapan peraturan perundang-


undangan merupakan salah satu dari tugas Dewan Pengawas Rumah Sakit.
Dewan Pengawas Rumah Sakit adalah unit nonstruktural pada rumah sakit
yang melakukan pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal

35
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
yang bersifat nonteknis perumahsakitan yang melibatkan unsur
masyarakat.

Peraturan perundang-undangan yang ada pada rumah sakit meliputi


Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) adalah peraturan
organisasi Rumah Sakit (corporate bylaws) dan peraturan staf medis Rumah
Sakit (medical staff bylaw) yang disusun dalam rangka penyelenggaraan tata
kelola rumah sakit yang baik (good corporate governance) dan tata kelola
klinis yang baik (good clinical governance) dan peraturan perundang-
undangan teknis lainnya

Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance) adalah peraturan


internal pada Rumah Sakit yang menerapkan PPK BLU/BLUD yang antara
lain menetapkan organisasi dan tata laksana, akuntabilitas, dan
tranparansi.

Dewan Pengawas mempunyai wewenang:


1. menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan kinerja dan
keuangan Rumah Sakit dari Kepala/Direktur Rumah Sakit;
2. menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan
Pemeriksa Internal Rumah Sakit dengan sepengetahuan
Kepala/Direktur Rumah Sakit dan memantau pelaksanaan
rekomendasi tindak lanjut;
3. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat manajemen lainnya
mengenai penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit dengan
sepengetahuan Kepala/Direktur Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan
Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola
(corporate governance)
4. meminta penjelasan dari komite atau unit nonstruktural di Rumah
Sakit terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Pengawas sesuai

36
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022
dengan Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) atau
Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance)
5. berkoordinasi dengan Kepala/Direktur Rumah Sakit dalam menyusun
Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) atau Dokumen Pola
Tata Kelola (corporate governance), untuk ditetapkan oleh pemilik; dan
6. memberikan rekomendasi perbaikan terhadap pengelolaan Rumah
Sakit.

Ruang lingkup pembinaan dan pengawasan rumah sakit meliputi


pedoman pembinaan dan pengawasan rumah sakit yang bersifat non
tekhnis dan ekternal yang meliputi :

1. pelaksanaan hak dan kewajiban pasien


2. pelaksanaan hak dan kewajiban rumah sakit
3. penerapan etika rumah sakit (kode etik rumah sakit)
4. penerapan etika profesi (kode etik profesi dokter, perawatan,
kebidanan)
5. penerapan peraturan perundang undangan (bidang perumahsakitan)
6. penerimaan aduan dan upaya penyelesaian sengketa dengan cara
mediasi (manajemen komplain)

Selama masa tugas pada semester I Tahun 2022 ini Dewan Pengawas
RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau telah melakukan rapat dengan jajaran
manajerial RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau sebanyak satu kali dan
melakukan evaluasi terhadap kinerja RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau
sebanyak satu kali.

37
Laporan Dewan Pengawas RSSA Semester I Tahun 2022

Anda mungkin juga menyukai