PADA NEONATUS
Disusun oleh :
KELOMPOK 8
II B
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayat-Nya
yang dilimpahkan kepada kita sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Asuhan
Kebidanan pada Neonatus dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Neonatus. Dalam penyusunan dan
penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan dan menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangannya. Oleh
karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun. Namun, besar
harapan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian jejas persalinan...................................................................................................2
1.1 Caput succsedaneum..........................................................................................................2
1.2 Cephal Hematoma..............................................................................................................2
1.3 Trauma Flaksus Brachialis.................................................................................................5
1.4 Fraktur klavikula................................................................................................................8
1.5 Fraktur Humerus.................................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN...................................................................................................................12
B. SARAN...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jejas lahir merupakan istilah untuk menunjukan trauma mekanik yang dapat dihindarin atau tidak
dapat dihindari, serta trauma anoksia yang dialamin bayi selama kelahiran dan persalinan.1
Trauma lahir adalah trauma pada bayi diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah trauma
lahir digunakan untuk menunjukan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat di hindarkan
maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang dapat di hindarkan maupun yang tidak dapat
dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai
akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali,
atau dapat terjadi meskipun telah mendapatkan perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten
dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap prang tua yang acuh tak acuh.
Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, transfuse intrauteri,
pengambilan contoh darah vena kepala atau resusitasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari caput suksedaneum?
2. Apa penjelasan dari cephalhematoma?
3. Apa penjelasan dari trauma pada flexus brachlalis?
4. Apa penjelasan dari fraktur klavukula dan fraktur humerus ?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian dari caput suksedaneum.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian dari cephalhematoma.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian dari trauma pada flexus brachlalis.
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian dari klavikula dan fraktur humerus.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jejas persalinan adalah trauma pada bayi yang diakibatkan oleh proses persalinan.
Selanjutanya marilah belajar tentang macam-macam jejas persalinan.
3
Ukuran lingkar kepala bayi yang besar atau macrocephaly juga dapat
beresiko meningkatkan terjadinya cephalohematoma karena adanya
penekanan saat memasuki lingkar pelvis.
f. Bayi Besar
Ukuran bayi dengan berat badan lahir yang besar juga memicu terjadinya
cephalohematoma akibat penekanan selama jalan lahir.
g. Kelahiran sungsang
4
suksedaneum, pembengkakan dapat melewati sutura dengan batas yang tidak
jelas. Benjolan akan menghilang perlahan selama 3 minggu.
5
Luka pada pleksus brakialis mempengaruhi saraf memasok bahu, lengan
lengan bawah, atas dan tangan, menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri,
kelemahan, gerakan terbatas, atau bahkan kelumpuhan ekstremitas atas. Meskipun
cedera bisa terjadi kapan saja, banyak cedera pleksus brakialis terjadi selama
kelahiran. Bahu bayi mungkin menjadi dampak selama proses persalinan,
menyebabkan saraf pleksus brakialis untuk meregang atau robek.
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada brakialis palsi adalah sebagai
berikut:
6
d. Penanganan terhadap trauma fleksus brakhialis
Upaya ini dilakukan antara lain dengan cara :
1. Pada trauma yang ringan yang hanya berupa edema atau perdarahan ringan
pada pangkal saraf, fiksasi hanya dilakukan beberapa hari atau 1 – 2
minggu untuk memberi kesempatan penyembuhan yang kemudian diikuti
program mobilisasi atau latihan.
2. Immobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi 90
derajat, siku fleksi 90 derajat disertai supine lengan bawah dan
pergelangan tangan dalam keadaan ekstensi
3. Beri penguat atau bidai selama 1 – 2 minggu pertama kehidupannya dengan
cara meletakkan tangan bayi yang lumpuh disebelah kepalanya.
4. Rujuk ke rumah sakit jika tidak bisa ditangani.
Penatalaksanaan dengan bentuk kuratif atau pengobatan.
Pengobatan tergantung pada lokasi dan jenis cedera pada pleksus brakialis
dan mungkin termasuk terapi okupasi dan fisik dan dalam beberapa kasus,
pembedahan. Beberapa cedera pleksus brakialis menyembuhkan sendiri.
Anak-anak dapat pulih atau sembuh dengan 3 sampai 4 bulan.
Prognosis juga tergantung pada lokasi dan jenis cedera pleksus
brakialis menentukan prognosis. Untuk luka avulsion dan pecah tidak ada
potensi untuk pemulihan kecuali rekoneksi bedah dilakukan pada waktu
yang tepat. Untuk cedera neuroma dan neurapraxia potensi untuk
pemulihan bervariasi. Kebanyakan pasien dengan cedera neurapraxia
sembuh secara spontan dengan kembali 90-100% fungsi.
Penanganan lesi pleksus brachialis efektif bila cepat terdeteksi atau
dimulai pada usia antara 3 sampai 6 bulan. Ada dua terapi utama untuk lesi
pleksus brachialis yaitu :
1. latihan fisik melalui fisioterapi (occupational therapy)
2. Penanganan bedah
8
d. Penanganan Fraktur Klavikula adalah :
1) Dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modifikasi bahu (gips
klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat
digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan
mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak
harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi
terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris.
2) Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal
klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani
dengan sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai
dengan terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang
harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi internal.
9
3. Tanda Dan Gejala Fraktur Humerus
a. Lengan yang cedera berkurang gerakannya atau tidak dapat digerakkan
b. Menghilangnya reflex moro atau reflex moro asimetris
c. Bayi menangis pada gerakan pasif
d. Letak fraktur biasanya di daerah difasis
e. Terabanya deformitas dan krepitasi di daerah fraktur disertai rasa sakit
4. Diagnosis
Diagnosis pasti adalah dengan melakukan palpasi untuk menemukan letak fraktur
dcan melakukan foto rontgen.
10
4) Imobilisasi lengan selama 2-4 minggu
c. Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang tumpeng
tindih ringan dengan deformitas, umumnya akan baik
d. Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada bayi, maka tulang
yang fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang
yang normal.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jejas persalinan adalah trauma pada bayi yang diakibatkan oleh proses persalinan.
Selanjutanya marilah belajar tentang macam-macam jejas persalinan.
a. Caput Succedaneum
Caput Succedaneum adalah pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena oedem
yang disebabkan tekanan jalan lahir pada kepala (Depkes RI, 171 : 1977).
b. Cephal Hematoma
Cephalohematoma adalah pendarahan yang terjadi pada lapisan di selaput otak yang
menyebabkan terperangkapnya darah pada lapisan tersebut. Cephalohematoma
menimbulkan pembengkakan akibat darah menumpuk di periosteum. Kondisi ini terjadi
pada bayi akibat terganggunya jalan lahir. Kelainan ini agak lama menghilangnya sekitar
1-3 bulan.
c. Trauma Flaksus Brakialis
Fleksus brakialis adalah Sebuah jaringan saraf tulang belakang yang berasal dari
belakang leher, meluas melalui aksila (ketiak), dan menimbulkan saraf untuk ekstremitas
atas.
d. Fraktur Klavikula
Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau
hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah atau
proksimal klavikula.
e. Fraktur Humerus
Fraktur humerus adalah patahnya tulang humerus akibat pada persalinan letak kepala atau
sungsang dengan lengan menumbung ke atas. Fraktur humerus disebabkan oleh benturan
atau trauma langsung maupun tidak langsung.
B. SARAN
12
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada neonatus sehingga dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa di fakultas ilmu kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alifah R. Pemeriksaan Fisik dan temuan pada Neonatus, Bayi, Anak Balita dan
Prasekolah.Kebidanan; Teori dan Asuhan. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2018. p.
534-62.
Surjono A, Suradi R, A.M D, M SK, Indarso F, Dasatjipta G, et al. Buku Panduan Manajemen
Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar Kosim
MS, Surjono A, Setyowireni D, editors. Jakarta. : IDAI, MNH, JHPIEGO, Depkes RI; 2005.
Chung HY, Chung JY, Lee DG, Yang JD, Baik BS, Hwang SG, et al. Surgical treatment of
ossified cephalhematoma. Journal of Craniofacial Surgery. 2004;15(5):774-9.
Turan C, Kaskin G, Yurtseven a, Saz EU. A rare cause of neonatal humeral fractures in pediatric
emergency department: Cesarean Delivery. J Pediatr Emerg Intensive Care Med. 2018;5:82-5.
13