Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN I

LAPORAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

PADA NY. N

DI PUSKESMAS KECAMATAN KERAMAT JATI

JAKARTA TIMUR

Disusun Oleh:

1. Dellia Putri Zukhruf Ramadhani NIM.P3.73.24.2.18.088


2. Indriyani Kusuma N NIM.P3.73.24.2.18.018
3. Malinda Fadhilah Tujahro NIM.P3.73.24.2.18.061
4. Nabilah Intan Kurnia NIM.P3.73.24.2.18.064
5. Siti Nur Haliza NIM.P3.73.24.2.18.036

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2020-2021
Jl. Arteri JORR Jatiwarna Kec. Pondok Melati 17415 Kota Bekasi, Jawa
Barat
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. N


P1A0 di Puskesmas Kecamatan Keramat Jati, Jakarta Timur

Laporan ini telah diperbaiki oleh penulis sesuai dengan masukan Pembimbing
Lahan Praktik untuk disetujui sebagai Laporan Tugas Kelompok Praktik Klinik
Kebidanan I.

Jakarta, 07 Oktober 2020

Mengetahui, Menyetujui,

Pembimbing Lahan Praktik Dosen Pembimbing Praktik Institusi

Gustianah, A.md. Keb Dr. Yudhia Fratidhina, SKM,M.Kes


NIP.197208271993012001 NIP. 19700613199403200

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan I. Laporan ini memberi perhatian
yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kebidanan. Di
dalam sub bab laporan ini sudah ada uraian dan teori pendukung yang
menjelaskan tentang “ Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada
Ny. N ”. Bagian lampiran disajikan secara sistematis, sehingga mempermudah
untuk memahami maksud dari isi laporan ini. Kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk  itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.

Jakarta, 07 Oktober 2020

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................1
C. Ruang Lingkup............................................................................................2

BAB II TEORI

A. Tinjauan Teori Pada Masa Nifas..................................................................3

BAB III KASUS

A. Perkembangan Kasus Soap Pada Ny. N………….....................................12

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

A. PEMBAHASAN KASUS PADA Ny. M...................................................18

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran….......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Post Natal Care (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih
kurang 6-8 minggu.
Payudara adalah organ yang sangat penting bagi wanita untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya karena ASI
merupakan sumber makanan bayi yang penting terutama pada bayi-bayi
pada bulan-bulan pertamanya.
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, seharusnya ia
harus menanamkan suatu keyakinan bahwa ia harus menyusui, karena
menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang
ibu.
Dewasa ini, di Indonesia sekitar 80-90% ibu-ibu di perdesaan masih
menyusui bayi nya lebih dari 1 tahun, namun hal ini tidak sama dengan
ibu-ibu di kota-kota. Para ibu mempunyai berbagai alasan seperti ibu harus
bekerja, pengaruh kosmetologi, pemakaian pil KB. Angka kematian anak-
anak di Indonesia semakin lama semakin meningkat, terlebih anak-anak
yang mengkonsumsi susu formula yang biasanya dapat mengakibatkan
diare.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan yang menyeluruh kepada ibu nifas
sehingga didapati ibu yang sehat.
2. Tujuan Khusus
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam
proses asuhan kebidanan serta mendapat pengalaman dalam
melaksanakan asuhan kebidanan, penulis diharapkan mampu :

1
 Melakukan pengkajian data atau anamnesa pada ibu nifas dengan
baik
 Menginterpretrasikan data dan menganalisa masalah untuk
menegakkan diagnosa sesuai dengan kebutuhan ibu nifas dengan
baik
 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial serta
mengantisipasi data sesuai dengan kebutuhan pada ibu nifas
dengan baik
 Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera secara mandiri,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan
ibu hamil dengan baik
 Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan cepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah
sebelumnya sesuai dengan kebutuhan pada ibu nifas dengan baik
 Melaksanakan secara langsung asuhan yang efisien dan aman
sehingga memenuhi kebutuhan pada ibu nifas dengan baik
 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dengan baik.

C. Ruang Lingkup
Tempat : Puskesmas Kecamatan Keramat Jati
Waktu : Selasa, 29 September 2020
Pukul : 18.50 WIB

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Masa Nifas (Puerperium)


Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak
disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous
artinya melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi .
masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Bahiatun,2009).
Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ibu dibolehkan berdiri atau
berjalan
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genital.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi.

B. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas


Menurut Anggraini (2010) tujuan post natal care antara lain sebagai
berikut:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan KB
e. Mendapatkan kesehatan emosi

3
C. Tahapan Masa Nifas
Menurut Saleha (2009) tahapan yang terjadi pada post natal care
adalah sebagai berikut:
a. Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada
masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan
karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia,
tekanan darah, dan suhu.
b. Periode Early Postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusiouteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik.
c. Periode Late Postpartum (1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB.
D. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Post Natal Care
Menurut Anggraini (2010) peran dan tanggung jawab bidan dalam post
natal care adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi
b. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial
serta memberikan semangat pada ibu
c. Membantu ibu dalam menyusui bayinya
d. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu
e. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam
perannya sebagai orang tua
f. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
g. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman
h. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
dengan ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan administrasi

4
i. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
j. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
k. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanaknnya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi
dengan memenuhi

E. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita,
diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan,
sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem
kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital.
Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya adalah sebagai
berikut :
1. Involusi Uterus
Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu
proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
bobot hanya 60 gram. Proses involusio uterus adalah sebagai
berikut :
 Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan
jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali
panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil
yang terjadi selama kehamilan.
 Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam
system vascular dan system limphatik
 Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)

5
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot
uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan.

Waktu Bobot Diameter Palpasi


Uterus Uterus Serviks
Pada akhir 900 gram 12,5 cm Lembut/lunak
persalinan
Akhir minggu ke-1 450 gram 7,5 cm 2 cm
Akhir minggu ke-2 200 gram 5,0 cm 1 cm
Akhir minggu ke-6 60 gram 2,5 cm Menyempit

2. Lokia
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari
desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi necrotic
(layu/mati). Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa
cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan
lokia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat. Lokia
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang
lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak
terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,
seperti pada tabel berikut ini:

Lokia Waktu Warna Ciri-ciri

6
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua,
kehitaman verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekoneum dan
sisa darah
Sanginolent 3-7 hari Putih Sisa darah bercampur lendir
a bercampur
merah
Serosa 7-14 Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih
hari kecoklatan banyak serum, juga terdiri dari
leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Alba >14 Putih Mengandung leukosit, selaput
hari lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati.

3. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan
pengeluaran air susu ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok
terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang
melahirkan akan tesedia makanan bagi bayinya, dan bagi si anak
akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tenteram,
hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor yang
penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
4. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal
ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya
buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang
mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini
tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan

7
pemberian huknah atau glyserin spuit atau diberikan obat yang
lain.
5. Perubahan Sistem Perkemihan
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedem dan
hyperemia. Kadang-kadang oedema trigonum, menimbulkan
abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung
kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya
bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing
masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc). Sisa urine dan
trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan
terjadinya infeksi.
Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu.
Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima,
hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi
air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang
hematuri akibat proses katalitik involusi. Acetonurie terutama
setelah partus yang sulit dan lama yang disebabkan pemecahan
karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot rahim dan
karena kelaparan. Proteinurine akibat dari autolisis sel-sel otot.
6. Perubahan Sistem Moskuloskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada
waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum
menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
minggu setelah persalinan.
Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi
yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil,
dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu.
Pemulihan dibantu dengan latihan.

7. Perubahan Sistem Endokrin

8
a. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah
persalinan. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3
jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset
pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum
b. Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada
wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu.
FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler
pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi
terjadi.
c. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui
akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi.
Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang
dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
Diantara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi
selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara
wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu,
65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk
wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk
wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
8. Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu Badan
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit
(37,5°C – 38°C) sebagai akibat kerja keras waktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila
keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna
merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun

9
kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis,
tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali
permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan
lebih cepat.
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.
Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklampsi postpartum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan
suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas.
9. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh
placenta dan pembuluh darah uteri. Penarikan kembali esterogen
menyebabkan dieresis yang terjadi secara cepat sehingga
mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran
ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selam
masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urine.
Hilangnya progesterone membantu mengurangi retensi
cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan
tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa
persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-
500 ml, sedangkan pada persalinan dengan SC, pengeluaran dua
kali lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar Hmt
(Haematokrit).

10
10. Perubahan Sistem Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen
dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada
hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah
putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan
tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum.
Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000
hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut
mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan
eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah,
volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita
tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah
dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki
persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah
yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan
kehilangan darah 500 ml darah.

F. Perawatan Kebutuhan Dasar Pada Masa Nifas


Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan
diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan
seperti biasa bila ingin. Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat
25 % yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
meningkat tiga kali dari belakang kemudian membersihkan daerah sekitar
anus. Nasihati ibu membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil
atau besar.

BAB III

11
KASUS

Tanggal pengkajian : 29-09-2020


Waktu pengkajian : 18.50 WIB
Tempat pengkajian : Puskesmas Kecamatan Keramat Jati

A. Data Subyektif
1. Identitas
Ibu
Nama : Ny. N
Umur : 29 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kramat Jati

Suami
Nama : Tn. S
Umur : 27 tahun
Suku : Betawi
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Karyawan Swasta

2. Keluhan Utama
Ny. N mengatakan bahwa perineumnya masih terasa nyeri
akibat luka jalan lahir

3. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi Setelah Melahirkan
1) Makan

12
Setelah melahirkan Ny. N sudah makan 1 porsi habis
dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur
2) Minum
Ny. N sudah minum air putih sebanyak 5 gelas sejak pukul
12.50 WIB
b. Pola Eliminasi Setelah Melahirkan
1) BAK
Ny. N Buang air kecil pertama kali setelah melahirkan
pada pukul 15.30 WIB
2) BAB
Ny. N mengatakan bahwa belum buang air besar

4. Personal Hygiene Setelah Melahirkan


a. Mandi dan Gosok gigi
Ny. M mengatakan bahwa belum mandi dan gosok gigi
b. Ganti pembalut
Ny. M ganti pembalut 1 kali pada pukul 15.30 WIB karena
merasa tidak nyaman. Dan darah pembalut ± 30 cc

5. Istirahat Setelah Melahirkan


a. Tidur
Ny. N sudah tidur selama 30 menit
b. Keluhan
Ny. N mengatakan tidak ada keluhan

6. Aktivitas
Ny. N sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan

7. Data Psikologis
Ny. N dan keluarga merasa bahagia atas kelahiran anak
pertama yang berjenis kelamin laki - laki

13
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Keadaan Emosinal : Baik
d. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 360C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
Simetris, Tidak ada pembengkakan, kedua payudara teraba
lunak, puting susu menonjol, ASI keluar namun belum terlalu
lancar
b. Perut
1. Tinggi Fundus Uteri : 2 jari di bawah pusat
2. Kontraksi Uterus : Teraba keras
3. Kandung Kemih : Teraba kosong
c. Vulva dan Perineum
Pengeluaran lochea berwarna merah ( Rubra ± 30 cc), tidak
ada nanah dan oedema pada luka jalan lahir
d. Ekstremitas
Tidak ada oedema, nyeri dan kemerahan pada kedua
tangan dan kaki
C. Analisa
Diagnosa : Ny.N P1A0 usia 23 tahun post partum 6 jam
D. Penatalaksanaan
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada Ny. N, keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, emosional stabil, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36 0C, ibu
mengetahui keadaannya saat ini

14
b. Menganjurkan Ny. N untuk mengatur waktu istirahat tidur siang 1
jam dan malam 8 jam, ibu mau melaksanakanya
c. Menganjurkan Ny. N untuk mengatur waktu merawat bayi agar
produksi ASI ibu lancar, ibu menyusui bayinya 1 jam sekali
d. Menganjurkan Ny. N untuk membersihkan puting susu dan daerah
sekitarnya dengan baby oil sebelum mandi, ibu sudah
melaksanakannya sejak hamil hingga proses menyusui bayinya
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada
ibu post partum, ibu mandi 2 kali dalam sehari serta menggosok
giginya
f. Menganjurkan Ny. N untuk tidak menahan BAK maupun BAB,
ibu mengerti dan tidak menahan BAK maupun BAB
g. Memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi pada ibu post
partum, ibu makan 1 porsi nasi, lauk pauk, sayur, buah dan air
putih
h. Menjelaskan tata laksana teknik menyusui, ibu mengerti dan mau
melaksanakannya
i. Melakukan pendokumentasian, pendokumentasian telah dilakukan

Catatan Perkembangan I

15
Hari/Tanggal : Rabu, 30-09-2019

Pukul : 00.50 WIB

Tempat : Puskesmas Kecamatan Keramat Jati

A. Data Subyektif
Ny. N mengatakan tidak bisa tidur nyenyak karena sering menyusui
bayinya. BAK sebanyak 6 kali sejak pukul 12.50 WIB dan belum BAB

B. Data Obyektif
a. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 360C
b. Tinggi Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan
kontraksi uterus baik
c. Lochea : Berwarna merah ( Rubra ± 20 cc ) dan
sudah
ganti pembalut sebanyak 5 kali
d. Eliminasi : Kandung kemih teraba kosong
e. Payudara : ASI sudah mulai lancar
f. Vulva dan Vagina : Tidak terdapat oedema
g. Ekstremitas : Tidak ada oedema, nyeri dan kemerahan
pada kedua tangan dan kaki

C. Analisa
Diagnosa : Ny.N P1A0 Usia 23 tahun post partum 12 jam

D. Penatalaksanaan

16
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada Ny. N, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 70 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36 0C, ibu
mengetahui keadaannya saat ini
b. Menganjurkan Ny. N untuk mengatur aktivitas antara waktu istirahat
dan merawat bayinya agar ASI lancar, ibu mengerti dan
melaksanakannya
c. Menganjurkan Ny. N untuk tetap menyusui bayinya guna terciptanya
bounding attachment, ibu mengerti dan melaksanakannya

17
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan
akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, Y, 2010). Masa Nifas atau
Puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari.
Asuhan selama periode nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 60% angka
kematian ibu terjadi pada periode ini (Martalina D., 2012)

Berdasarkan dari kasus asuhan kebidanan ibu post partum 8 jam dan ibu
post partum 12 jam pada tangga 29 September 2020 pukul 18.50 WIB dan 00.50
WIB di Puskesmas Kecamatan Keramat Jati. Pada NY. N usia 23 tahun P1A0.
Didapatkan bahwa pada tinjauan kasus muncul keluhan perineum yang masih
terasa nyeri akibat luka jalan lahir serta kurangnya istirahat akibat sering
menyusui bayinya. Maka asuhan yang diberikan yaitu :

1. Melaksanakan pemeriksaan tanda tanda vital


2. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya dalam menjaga pola makan
dan nutrisi yang baik untuk ibu nifas seperti mengonsumsi sayur-sayuran
dan buah-buahan yang kaya vitamin dan tidak boleh mengonsumsi
minuman bersoda dan makanan setengah matang.
3. Melakukan penyuluhan pada ibu nifas untuk tetap menjaga kebersihan diri
atau personal hygiene
4. Melakukan penyuluhan tentang teknik menyusui serta perawatan payudara
yang benar
5. Melakukan penyuluhan tentang pola istirahat agar ibu nifas istirahat
dengan cukup sehingga pengeluaran ASI yang lancar dan kondisi ibu cepat
pulih.
6. Memberikan sugesti dan motivasi pada ibu bahwa dirinya bisa memberikn
ASI yang cukup sehingga ibu tidak stress yang nantinya dapat lebih
menghambat pengeluaran ASI.

18
Setelah diberikan penanganan dan tindakan dengan benar dan tepat maka
diharapkan tidak terjadi komplikasi pada klien tersebut. Dalam asuhan kebidanan
ini dapat berjalan dengan baik karena tidak adanya faktor hambatan, akan tetapi
selalu didukung oleh beberapa faktor, yaitu  :

1. Adanya kerja sama yang baik antara bidan dengan ibu klien
2. Ibu kooperatif dalam prosedur tindakan yang dijalankan petugas
3. Ibu mengerti tentang pentingnya menjaga pola hidup yang baik dan
mengerti tujuan dari asuhan yang diberikan
4. Adanya sarana dan prasarana yang memadai

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Post natal care berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari,
namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, Y,
2010). Post natal care atau Puerperium adalah masa setelah persalinan
selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Asuhan selama periode nifas perlu
mendapat perhatian karena sekitar 60% angka kematian ibu terjadi pada
periode ini (Martalina D., 2012)
Menurut Anggraini, Y (2010) secara Fisiologis, seorang wanita
yang telah melahirkan akan perlahan-lahan kembali seperti semula. Alat
reproduksi sendiri akan pulih setelah enam minggu. Pada kondisi ini, ibu
dapat hamil kembali. Yang perlu diketahui ibu hamil, keluarnya
menstruasi bukanlah pertanda kembalinya kesuburan, karena sebelum
mens datang, pada saat habis masa post natal care, orang bisa saja hamil.

B. Saran

1. Hendaknya setiap Bidan selalu berupaya untuk bisa melakukan


pendekatan pada setiap pasien agar pasien bisa lebih mudah untuk
menerima bidan serta bisa membuat suatu perubahan pada pasien
kearah yang lebih baik (dari segi kesehatan).
2. Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan
pada Ibu pasca salin secara fisiologis sesuai teori dan metode yang
telah ditentukan.
3. Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Indrayani dan Moudy Emma Unaria Djami. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: TIM, 2013.
Kuswanti, Ina dan Fitria Melina. Askeb II Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014.
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC,
Jakarta., 2010
Prawirohardjo, Sarwono. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010
Sumarah, dkk. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya, 2011.

Tando, Naomy Marie. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: In
Media, 2013.

21

Anda mungkin juga menyukai