Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

A USIA 28 TAHUN P1001 Ab000


DENGAN POST PARTUM 6 JAM DI PMB SITI RUGAYAH, AMd.Keb
KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MALANG

Tanggal : 10 Agustus 2019

Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik


Kebidanan I Semester IV

OLEH :

ZANATUN FATIMAH

NIM. BOB0171737

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
semua rahmat dan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan “Asuhan
Kebidanan Pada Ny.A Usia 28 Tahun P1001 Ab000 Dengan Post Partum 6 Jam”,
sebagai salah satu syarat menyelesaikan Tugas Praktek Klinik Kebidanan II pada
Program Studi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. dr. Mulyohadi Sungkono, SpOG (K), selaku Pembina Yayasan Ken Dedes
Malang.
2. drg. Suharwati selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
3. Dr. Endah Puspitorini, MscIH, DTMPH, selaku PLH STIKes Kendedes
Malang.
4. Edi Murwani, AMd.keb., SPd., MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes
Malang
5. Lilik Winarsih, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kendedes Malang
6. Siti Rugayah, AMd.Keb, selaku Pembimbing Klinik
7. Miftakhul Mahfirah, SST., M.Keb, selaku Wali Kelas Camelia dan
Pembimbing Institusi
8. Riski Akbarani, SKM., M.Kes, selaku Pembimbing Akademik
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan asuhan kebidanan ini. Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan asuhan kebidanan
ini.

Malang, 10 Agustus 2019

Penulis

2
LEMBAR PENGESAHAN

Ditulis Oleh : Zanatun Fatimah


NIM : BOB0171737
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny.A Usia 28 Tahun P1001 Ab000
Dengan Post Partum 6 Jam di PMB Siti Rugayah, AMd.Keb
Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

Siti Rugayah, AMd.,Keb (......................) (........................)


NIP. 197504152008012013 TandaTangan Tanggal
Pembimbing Klinik

Miftakhul Mahfirah E,SST.,M.Keb (......................) (........................)


NIDN. 0710068401 TandaTangan Tanggal
Pembimbing Institusi

Riski Akbarani,SKM.,M.Kes (.....................) (.........................)


NIDN. 0707098302 TandaTangan Tanggal
Pembimbing Akademik

3
LEMBAR KONSULTASI

Ditulis Oleh : Zanatun Fatimah

NIM : BOB0171737

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny.A Usia 28 Tahun P1001 Ab000


Dengan Post Partum 6 Jam di PMB Siti Rugayah, AMd.Keb
Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

Hari/Tanggal Materi Yang Di Konsulkan Perbaikan Tanda Tangan

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puperium) merupakan masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Handayani, 2011).
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagiibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan. Diantaranya disebabkan oleh
komplikasi masa nifas yaitu terjadi pedarahan dalam masa nifas, infeksi masa
nifas, infeksi saluran kemih.
Menurut badan kesehatan dunia diperkirakan pada ahun 2013 sebanyak
289.000 perempuan meninggal akibat komplikasi masa nifas (WHO, 2013).
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun
2013, jumlah ibu jifas sebanyak 4.975.636 (KEMENKES RI,2013).
Dijawa timur jumlah ibu nifas pada tahun 2013 sebanyak 611.344
(Dinkes Jatim,2013).
Pencegahan terhadap infeksi merupakan tanggung jawab semua tenaga
kesehatan khususnya oleh bidan yang terlatih dalam asuhan secara langsung,
bidan adalah yang memiliki tanggung jawab untuk semua kesejahteraan ibu
yang baru melahirkan oleh karena itu, menyusun standar, melakukan
pengawasan dan mengidentifikasi infeksi sedini mungkin hal-hal yang
berkaitan dengan kesejahteraan ibu pada masa nifas.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny ”A” usia
28 tahun P1001 Ab000 dengan Post Partum 6 Jam di BPM Siti Rugayah,
AMd.Keb tahun 2019 ?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum

5
Dapat melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny ”A” usia
28 tahun P1001 Ab000 dengan Post Partum 6 Jam di BPM Siti Rugayah,
Amd.Keb.
1.3.2 Tujun khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien yang
meliputi data subyektif dan obyektif secara komprehensif.
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan berdasarkan
data subyektif dan obyektif.
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial yang
mungkin terjadi.
4. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera
terhadap klien jika terjadi masalah potensial.
5. Mahasiswa mampu membuat intervensi atau rencana yang akan
dilaksanakan pada klien.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari rencana yang
sudah dibuat.
7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi yang telah
dilaksanakan dan melakukan asuhan selanjutnya.
8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara
baik dan menyeluruh.

1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan konseling dan mampu memberikan
pelayanan khususnya pada ibu nifas sesuai dengan kebutuhan.
1.4.2 Keluarga klien
Dapat mengetahui keadaan ibu nifas dan mengetahui jika terjadi
kelainan atau komplikasi yang terjadi pada ibu nifas
1.4.3 Tenaga kesehatan
Lebih dapat meningkatka pelayanan kesehatan sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum terutama
pada ibu hamil untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
1.5 Metode Penulisan

6
1.5.1 Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien
atau keluarganya.
1.5.2 Observasi
Yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang
dilakukan klien.
1.5.3 Praktek langsung
Yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan pada klien secara
langsung.
1.5.4 Dokumentasi status
Yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data, pendokumentasian
mengenai klien di PMB
1.5.5 Studi kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang diangkat pada buku
atau literatur yang ada.
1.6 Sistematika Penulisan
Penyusunan asuhan kebidanan ini terbagi menjadi 5 bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan,manfaat, metodologi penulisan
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Isi berupa cuplikan/ rujukan teori, konsep yang memiliki hubungan
dengan asuhan kebidanan yang diberikan beserta konsep teori
manajemen kebidanan varney sesuai dengan kasus yang dihadapi.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa/ masalah,
identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan merupaka analisa dari penulis mengenai hubungan
yang terjadi pada tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
BAB V PENUTUP

7
Berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas


2.1.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan
mencakup enam minggu berikutnya (Sri Astuti,2015)
Periode postnatal dimulai segera setelah kelahiran bayi sampai enam
minggu (42 hari) setelah lahir (WHO, 2010). (Sri Astuti,2015)
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Taufan,2014)
2.1.2 Tahap Masa Nifas
a. Tahapan dalam massa nifas
1) Puerperium dini (immediate puerperium) 0-24 jam
postpartum. Masa kepulihan, yaitu masa ketika ibu lelah
diperbolehkan berdiri dan berjala-jalan
2) Puerperium intermedial (early puerperium) 1-7 hari
postpartum. Masa kepulihan menyeluruh organ genatalia.
Waktu yang dibutuhkan sekitar 6-8 minggu
3) Remote puerperium (later puerperium) 1-6 minggu
postpartum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau persalinan
mengalami komplikasi waktu untuk sehat sempurna ini bisa
berminggu-mingu, bulan atau tahunan bergantung pada
kondisi kesehatan dan gangguan kesehatan lain
(Anita Lockhart,2014)
b. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
1) Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi
2) Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi,
sosial serta memberikan semangat pada ibu
3) Membangun kepercayaan diri ibu dalamm menjalankan
peran sebagai berikut

9
4) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu termasuk
pendidikan dalam menjalankan peran sebagai orangtua
5) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga
6) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan
meningkatkan rasa nyaman serta membantu ibu dalam
menyusui bayinya
7) Membuat kebijakan dan perencanaan program kesehatan
yang beerkaitan dengan ibu dan anak serta mampu
melakukan kegiatan administrasi
8) Mendeteksi komplikasi dan berbagai kondisi yang
memerlukan rujukan, serta merespon terhadap kebutuhan
ibu, terutama pada saat-saat penting, yaitu 6 jam, 6 hari, 2
minggu dan 6 minggu
9) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegahan pendarahan, mengenali tanda
bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan
kebersihan yang aman
10) Melalukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan
data, menetapkan diagnosis, membeuat rencana tindakan,
serta melaksanakaan rencana tersebut. Manajemen asuhan
tersebut dibuat untuk mempercepat proses, serta mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan selama
periode nifas
11) Memberikan asuhan secara professional
c. Tahapan pemulihan nifas
Pengawasan masa nifas sangat penting dilakukan secara cermat
terhadap perubahan fisiologis masa nifas dan mengenali tanda-
tanda keadaan patologis pada tiap tahapannya. Kembalinya system
reproduksi pada masa nifas di bagi menjadi tiga tahapan, yaitu
sebagai berikut.
1. Puerperium dini

10
Beberapa jam setelah persalinan, ibu di anjurkan segera
bergerak dan turun dari tempat tidur. Hal ini bermanfaat
mengurangi kompliksi kandung kemih dan konstipasi
2. puerperium intermedial
Suatu masa yakni kepulihan menyeluruh dari organ-organ
reproduksi internal maupun ekternal selama kurang lebih 6-8
minggu.
3. remote puerperium
Waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam
keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu
persalinan mengalami komplikasi. Retang waktu remote
puerperium setiap ibu akan berdeda, bergantung pada berat
ringannya komplikasi yang dialami selama hamil dan
persalinan. Waktu sehat sempurna dapat berlangsung selama
berminggu-minggu, bulan, bahkan tahunan.
d. Kebijakan program nasional masa nifas
Guna meminimalkan terjadinya komplikasi masa nifas,
sekaligus upayam menurunkan angka kematian ibu pada masa nifas
pemerintahan membuat suatu kebijakan yaitu minimal empat kali
selama nifas ada interaksi antara ibu nifas dengan tenaga kesehatan.
Tujuan dari program nasional masa nifas adalah sebagai berikut.
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya.
3. Mendektesi adanya kompllikasi atau masalah yang terjadi pada
masa nifas
4. Mengalami komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya,
Adanya frekuansi kunjunagan, waktu, dan tujuan kunjungan
tersebut dipaparkan sebagai berikut.
1. Kunjungan pertama 6-8 jam setelah, persalinan yang bertujuan
untuk sebagai berikut.

11
a. Mencegah pendarahan masa nifas karena Antonia uteri.
b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain pendarahan serta
malakukan rujukan bila pendarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu dan dan keluarga tentang
cara mencegah pendarahan yang disebabkan atonia uteri.
d. Konseling tentang pemberian asi awal.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir ( bounding attachment)
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermia.
g. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan
harus menjaga ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
2. Kunjungan kedua, enam hari setelah persalinan, yang bertujuan
dengan normal, uterus sebagai berikut.
a. Memastikan proses involusi uterus berjalan dengan normal,
uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri (TFU)di
bawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal.
b. Menilai adanya demam, tanda-tanda infeksi, atau pendarahan
abnormal
c. Memastikan ibu dapat istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu mendapatkan makanan yang bergizi dan
cukup cairan
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak
ada tanda-tanda adanya penyulit
f. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
3. Kunjungan ketiga, dua minggu setelah persalinan, yang
bertujuan Sama dengan asuhan yang di berikan pada kunjungan
enam hari Postpartum .
4. Kunjungan keempat,enam minggu setelah persalinan, yang
bertujuan untuk, sebagai berikut.
a. Menanyakan penyulit-penyulit yang di alami ibu selama
masa nifas.
b. Memberikan konseling KB secara dini.

12
2.1.3 Perubahan Fisiologi Masa Nifas
Perubahan yang terjadi pada organ tubuh vital yang terjadi pada organ
tubuh vital yang terjadi segera setelah pengosongan rahim akibat lahirnya
janin dan plasenta perlu dipahami dengan baik agar kondisi patologis dapat
segera dikenali dan mendapat pengelolaan yang semestinya. Perubahan fisik
masa nifas dibagi menjadi 2 fase yaitu masa nifas dini dan masa nifas lanjut
(Astuti, 2015: 6).
1. Masa nifas dini
Masa nifas dini berlangsung hingga 24 jam pertama pascasalin.
Perubahan paling dominan pada tubuh ibu bersalin dimulai segera
setelah terjadinya evakuasi janin dari dalam rahim, terutama sistem
jantung dan pembuluh darah, pernapasan, dan perubahan pada
uterus.
a. Sistem jantung dan pembuluh darah
Dalam keadaan normal, segera setelah janin lahir, maka
jantung akan berdenyut lebih cepat dan kuat, yang dapat
diketahui dengan perabaan frekuensi denyut nadi. Tekanan
darah sedikit meningkat walaupun tetap dalam kisaran angka
tekanan darah yang normal. Menurunnya volume darah dalam
sirkulasi ibu dimulai saat terjadinya pelepasan plasenta dari
tempat insersiny.
(Astuti,2015: 9).
Adaptasi tubuh terhadap perdarahan biasanya dimulai
dengan vasokontriksi pembuluh darah secara sistemik, yang
ditandai dengan naiknya tekanan darah beberapa saat. Jika
perdarah berlanjut, perubahan tambahan lain yang dapat
dideteksi segera adalah denyut jantung yang bertambah cepat,
yang ditandai dengan perabaan nadi di atas 100 kali per menit.
(Astuti,2015: 10)
b. Sistem pernafasan
Pada saat kehamilan mencapai usia cukup bulan, maka
volume rahim yang besar mendesak diagfragma dan

13
memperkecil volume rongga dada, biasanya ibu hamil
mengeluh sesak dan cepat lelah. Perlu diperhatikan bahwa
respirasi normal yaityu 18-20 kali per menit
(Astuti,2015: 10).
Saat bersalin, respirasi dapat meningkat karena
ketegangan atau stress akibat nyeri kontraksi. Pernafasan yang
cepat dan dangkal berlangsung hingga awal kala empat, namun
frekuensinya sudah mulai menurun dibandingkan dengan kala
dua. Frekuensi pernapasan yang tetap cepat dan bertambah
cepat dikala III dan empat perlu diwaspadahi, apakah terkait
dengan kegagalan jantung atau adanya emboli yaitu masuknya
komponen padat cairan ketuban kedalam sirkulasi darah
sistemik dan menyebabkan sumbatan di pembuluh darah
arterial di paruh. Sumbatan ini dapat berlangsung secara masif
hingga ibu mengalami henti napas mendadak bahkan henti
jantung
(Astuti, 2015: 10).
c. Perubahan pada uterus
Pengosongan rahim secara tiba-tiba akan membuat
rahim kehilangan tonusnya dan menjadi lemas selama beberapa
saat, yang menyebabkan fundus uteri sulit diraba. Secara alami,
kondisi atonia sangat singkat dan terjadi inisiasi kontraksi
segera timbul kembali sebagai akibat masih adanya oksitosin
yang diproduksi secara alami dari hipofisis selama kala II awal
dan awal kala III.
(Astuti, 2015: 11).
Kontraksi uterus di kala III semestinya bersifat ritmik,
yaitu kontraksi yang diselingoi relaksasi sebelum muncul
kontraksi berikutnya. Hal ini akan membatu plasenta lepas,
yaitu kala empat, mka kontraksi yang diharapkan bersifat kuat
dan terus- menerus tanpa fase relaksasi, sehingga kontraksi ini
disebut kontraksi spastik. Dalam keadaan normal, bentuk rahim

14
di kala empat biasanya membulat, teraba sangat keras di perut
bawah, dengan fundus rahim teraba setinggi 2 jari di bawah
pusat.
(Astuti, 2015: 11).
2. Masa Nifas Lanjut
Masa nifas lanjut berlangsung sesudah 24 jam hingga 42 hari
pascasalin. Pada nifas lambat, terdapat beberapa kondisi patologis
yang perlu diwaspadahi seperti perdarahan karena sisa plasenta,
infeksi, dan pre-eklamsia pascasalin. Hal ini dapat diwaspadahi
dengan memperhatikan perubahan dalam sistem organ ibu nifas.
(Astuti, 2015: 6).
a. Sistem jantung dan pembuluh darah
Dalam keadaan nifas normal, kehilangan volume darah di
bawah 500 cc akibat persalinan tidak akan menyebabkan
perubahan yang signifikan. Reditribusi cairan ekstravaskuler,
yaitu dari bagian yang mengalami edema selama hamil, juga
berlangsung perlahan sehingga tidak berdampak buruk.
Selanjutnya kelebihan cairan intravaskuler akan dikeluarkan
melalui ginjal oleh karena itu ibu nifas lebih sering miksi
dalam minggu pertama masa nifas. Volume darah
intravaskuler biasanya mencapai kondisi normal kesebelum
hamil dalam 4 minggu pasca salin
(Astuti, 2015: 12).
b. Sistem hematologi
Perubahan pada indikator-indikator sistem hematologi masa
nifas juga dipengaruhi kondisi saat hamil dan apa yang terjadi
selama kehamilan dan apa yang terjadi selam persalinan.
Perubahan pada hematokrit dan hemoglobin sebagi akibat
hemodilus fisiologis dimasa hamil, maka dalam 72 jam
pertama setelah bayi lahir, proporsi volume plasma yang
hilang lebih besar dibandingkan proporsi sel darah.
Peningkatan volume komponen selular darah (hematokrit)

15
umumnya terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-7 masa nifas,
setelah tercapai keseimbangan cairan tubuh secara umumkadar
hematokrit dan hemoglobin sangat bervariasi dalam msa nifas,
hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi wanita pada saat itu
(Astuti, 2015: 12).
c. Sistem pernafasan
Sistem pernafasan biasanya sudah kembali normal pada masa
nifas dini. Jika ditemukan kondisi yang tidak normal seperti
keluhan sesak, nafas cepat di atas 20 kali per menit, maka
perlu dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk memastikan
penyebabnya
(Astuti, 2015: 13).
d. Perubahan pada uterus, vagina, dan struktur penyokong rahim
Involusi adalah proses kembalinya ukuran uterus pada kondisi
sebelum hamil karena masing-masing sel mengecil kembali
(Astuti, 2015: 14).
Tabel 2.1 Perubahan– perubahan normal pada postpartum
Berat Diameter
Involusi uteri TFU
uterus uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

Pertengahan pusat
7 hari 500 gram 7,5 cm
dan sympisis

14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

Kontraksi dan retaraksi otot di uterus akan mengurangi


suplai darah ke uterus lebih jauh dan mencegah terjadinya
perdarahan pascasalin lambat. Perubhan pada uerus juga terjadi
pada daerah desidua. Lapisan desidua yang terlepas hanya
sampai stratum spongiosum, maka lapisan ini akan mengalami

16
iskemia kemudia neokrosis (kematian jaringan). dan dilepaskan
dalam bentuk lochia
(Astuti, 2015: 14).
Lokia yang merupakan peluruhan jaringan desisua yang
menyebabkan keluarnya sekret vagina dalam jumlah bervariasi.
Lokia mempunyai bau anyir (amis) dan volumenya berbeda-
beda
(Yefi, 2015: 12).
Berdasarkan warna dan waktu keluarnya lochia
dibedakan sebagai berikut:
1) Lochea rubra
Keluar pada hari ke-1 sampai ke-4 masa postpartum. Cairan
yang keluar berwarnba merah karena terisi darah yang
segar, jaringan sisa-sia plasenta, dinding rahim, lemaka
bayi, lanugo, dan mekonium. Jika lochia tidak berubah, hal
ini menunjukan adanya tanda-tanda perdarahan sekunder
yang mungkin disebkan oleh tertinggal sisa atau selaput
plasenta.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna meerah kecoklatan dan juga berlendir, lochia ini
berlangsung dari hari ke-7 postpartum.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Lochia ini
keluar pada hari k eke- 7 sampai hari ke-14.
4) Lochia alba atau putih
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, atau serabut jaringan yang mati. Lochia alba ini
dapat berlangsung selama 2-6 minggu postpartum
(Astuti, 2015: 15-16).
Perubahan pada daerah serviks dan porsio juga terjadi
bersamaaan. Bagian cranial serviks yaitu ismus adalah yang

17
berubah menjadi segmen bawah rahim selama persalinan.
Bagian ini tidak memilki otot, sehingga proses involusinya
sangat bergantung pada mekanisme pasif proses autolysis,
fagositosis, dan atrofi. Porio pada umumnya tidak akan
kembali ke bentuk semula, terutama jika terjadi robekan.
Perubahan yang terjadi pada vagina, setelah menglami
overdistensi saat dilalui kepala dan badan janin saat bersalin,
maka dinding vagina menjadi kendur
(Astuti, 2015:16).
e. Perubahan pada dinding abdomendan kontur tulang belakang
Selama hamil, dinding perut regang sedangkan kontur tulang
belakangberubah karena pengaruh gravitasi dari perut yang
membesar. Perenggangan pada abdomen menyebabkan
penambahan jaringan kolagen baru yang membentuk garis-
garis merah (striae gravidarum). Setelah persalinan, kulit yang
longgar dan kendur ini butuh waktu berminggu-minggu atau
bahkan berbulan-bulan agar kencang dan garis-garis striae
gravidarum menipis tersamarkan
(Astuti, 2015:18-19).
f. Sistem berkemih
Sesuai dengan adanya peningkatan sirkulasi darah selama
hamil, maka laju filtrasi glomelurus pada ginjal juga
meningkat, sehingga produksi urin meningkat. Kondisi
hiperfiltrasi dibutuhkan hingga beberapa hari pascasalin untuk
mengeluarkan kelebihan cairan intravaskuler akibat reditribusi
cairan dari ekstravakuler ke intravaskuler dalam tubuh ibu.
Volume dan frekuensi berkemih diharapkan kembali dalam
keadaan sebelum hamil dalam 2 minggu saja.
(Astuti, 2015: 21)

2.1.4 Kebutuhan ibu Nifas


1. Nutrisi

18
a. Mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari
b. Diet berimbang yaitu makanan yang mengandung
karbohidrat yang cukup, protein dan vitamin yang tinggi
serta mineral yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, yaitu menganjurkan ibu
untuk minum air hangat kuku setiap kali hendak menyusui.
d. Konsumsi zat besi
e. Konsumsi kapsul vitamin A
f. Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.
Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
2. Ambulasi Dini (Early Ambulation)
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya untuk berjalan. Menurut penelitian, ambulasi
dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan
perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan
luka episiotomy, dan tidak memperbesar kemungkinan terjadinya
prolapse uteri atau retrofleksi. Ambulasi dini tidak bolh pada
pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru , demam, dan
keadaan lain yang membutuhkan istirahat.
Keuntungan ambulasi dini :
a). Pasien merasa lebih sehat dan lebih baik
b). Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada
ibu mengenai cara merawat bayinya
c). Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (lebih ekonomis)
(Ari Sulistyawati, 2015:100)
3. Eliminasi: BAK dan BAB
Dalam 6 jam pertama post partum , pasien sudah harus dapat
buang air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih
maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan,
misalnya infeksi. Biasanya, pasien menahan air kencing karena

19
takut akan merasakan sakit pada luka jalan lahir. Bidan harus dapat
meyakinkan pada pasien bahwa kencing sesegera mungkin setelah
melahirkan akan mengurangi komplikasi post partum. Berikan
dukungan mental pada pasien bahwa ia pasti mampu menahan sakit
pada luka jalan lahir akibat terkena air kencing karena ia pun sudah
berhasil berjuan untuk melahirkannya.
Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang
air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan
semakin sulit baginya untuk buang air besar secara lancer. Feses
yang tertahan dalam usus semakin lama akan mngeras karena
cairan yang terkandung dalam feses akan selalu terserap oleh usus.
Untuk meningkatkan volume feses, anjurkan pasien untuk makan
tinggi serat dan banyak minum air putih.
(Ari Sulistyawati, 2015:101)
4. Kebersihan Diri
Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil,
biasanya ibu post partum masih belum cukup kooperatif untuk
membersihkan dirinya. Bidan harus bijaksana dalam memberikan
motivasi ini secara mandiri. Pada tahap awal, bidan dapat
mlibatkan keluarga dalam perawatan kebersihan ibu.
Bebrapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri ibu
post partum, antara lain :
1. Jaga kebersihan sluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan
alergi kulit pada bayi. Kulit ibu yang kotor karena keringat
atau debu dapat menyebabkan kulit bayi mengalami alergi
melalui sentuhan kulit bayi dengan bayi.
2. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan
bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih
dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah anus.
3. Mengganti pembalut setai kali darah sudah penuh atau minimal
2 kali dalam sehari. Masih adanya luka terbuka di dalam rahim

20
dan vagina sebagai satu-satunya port de ebtre kuman penyebab
infeksi rahim maka ibu harus senantiasa menjaga suasana
keasaman dan kebersihan vagina dengan baik.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ia selesai
membersihkan daerah kemaluannya.
5. Jika mempunyai luka episotomy, hindari untuk menyentuh
daerah luka.
(Ari Sulistyawati, 2015:102)
5. Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang
berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya keluarga
disarankan untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya.
Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu
untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk energi
menyusui bayinya nanti.
Kurang istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan
beberapa kerugian, misalnya :
1. Mengutangi jumlah ASI yang diproduksi.
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
Bidan harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga
bahwa untuk kembali melakukan kegiatan-kegiatan rumah
tangga, harus dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap.
Selain itu, pasien juga perlu diingatkan untuk selalu tidur siang
atau beristirahat selagi bayinya tidur. Kebutuhan istirahat bagi
ubu menyususi minimal 8 jam sehari, yang dapat dipenuhi
melalui istirahat malam dan siang.
(Ari Sulistyawati, 2015:103)
6. Seksual

21
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang
melarang untuk melakukan hubungan seksual sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran.
Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
(Ari Sulistyawati, 2015:103)
7. Senam Nifas
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal,
sebaiknya latihan masa nifas dilakukan seawall mungkin dengan
catatan ibu menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada
penyulit post partum.
Sebelum memulai bimbingan cara senam nifas, sebaiknya
bidan mendiskusikan terlebih dahulu dengan pasien mengenai
pentingnya otot perut dan panggul, akan mengurangi keluhan
sakit punggung yang biasanya dialami oleh ibu nifas, latihan
tertentu beberapa menit setiap hari akan sangat membantu untuk
mengencangkan otot bagian perut.
(Ari Sulistyawati, 2015:103)
2.1.5 Tanda Bahaya Masa Nifas
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah
bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan
Jenis-jenis perdarahan pervaginam:
a. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah gagalnya uterus yang berkontraksi
dengan baik setelah persalinan. Faktor predisposisinya
meliputi : Umur yang terlalu muda/terlalu tua, paritas
( multipara dan grandemulti), partus lama, uterus terlalu
renggang atau besar (pada gemelli, bayi besar), kelainan
uterus, faktor sosial ekonomi
(Yusari dan Hj.Risneni, 2016)

22
b. Robekan Jalan Lahir
Dalam waktu yang cepat bidan harus dapat
melakukan tindakan penyelamatan sebelum ibu mengalami
syok hipovelemik.Deteksi yang dapat dilakukan adalah
senantiasa siaga ketika melakukan pertolongan persalinan.
(Ari Sulistyawati, 2015)
Penangannya :
a). Kaji lokasi robekan
b). Lakukan penjahitan sesuai dengan lokasi dan derajat
robekan
c). Pantau kondisi pasien
d). Berikan antibiotika profilaksis dan roborantia serta
diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
c. Retensio Plasenta
Keadaan ketika plasenta belumlahir dalam waktu lebih
dari 30 menit setelah bayi lahir.Penyebab : plasenta belum
lepas dari dinding uterus.Menurut pelekatannya di bagi
menjadi : plasenta normal, plasenta adesiva, plasenta inkreta,
plasenta akreta, plasenta perkreta, plasenta sudah lepas akan
tetapi belum dilahirkan.
d. Inversio Uteri
Inversio uteri pada waktu persalinan biasanya
disebabkan oleh kesalahan dalam memberi pertolongan pada
kala III.
(Ari Sulistyawati, 2015)
2. Infeksi Masa Nifas
Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperature atau suhu
pembengkakan takikardi dan malaise.Sedangkan gejala lokal
dapat berupa uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
payudara atau adanya disuria.Ibu berisiko terjadi infeksi post
partum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta,
laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum,

23
dinding vagina, dan serviks, infeksi post SC yang mungkin
terjadi.
(Taufan Nugroho,2014)

Tabel 2.2 Kunjungan Masa Nifas


Kunjungan Waktu Tujuan
Pertama 6-8 jam a. Mencegah pendarahan masa nifas karena
setelah Antonia uteri.
persalinan b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain
pendarahan serta malakukan rujukan bila
pendarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu dan dan
keluarga tentang cara mencegah pendarahan
yang disebabkan atonia uteri.
d. Konseling tentang pemberian asi awal.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir ( bounding
attachment)
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermia.
g. Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan, maka bidan harus menjaga ibu
dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.

Kedua 6 hari a. Memastikan proses involusi uterus


setelah berjalan dengan normal, uterus
persalinan berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri (TFU)di bawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal.
b. Menilai adanya demam, tanda-tanda
infeksi, atau pendarahan abnormal
c. Memastikan ibu dapat istirahat yang

24
cukup
d. Memastikan ibu mendapatkan makanan
yang bergizi dan cukup cairan
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda-tanda
adanya penyulit
f. Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir

Ketiga 2 minggu a. Memastikan proses involusi uterus


setelah berjalan dengan normal, uterus
persalinan berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri (TFU)di bawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal.
b. Menilai adanya demam, tanda-tanda
infeksi, atau pendarahan abnormal
c. Memastikan ibu dapat istirahat yang
cukup
d. Memastikan ibu mendapatkan makanan
yang bergizi dan cukup cairan
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda-tanda
adanya penyulit
f. Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir

Keempat 6 minggu a. Menanyakan penyulit-penyulit yang di


setelah alami ibu selama masa nifas.
persalinan b. Memberikan konseling KB secara dini.

(Hockhart, 2014)

25
2.2 Asuhan Manajemen Varney
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Keluhan
Apa yang dirasakan ibu setelah melahirkan.
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
mengetahui apakah klien melahirkan secara spontan atau SC.
Pada ibu nifas normal klien melahirkan spontan.
1. Riwayat Persalinan
a. Jenis persalinan: spontan atau Sc.
b. Komplikasi dalam persalinan: untuk mengetahui selama
persalinan normal atau tidak.
c. Plasenta dilahirkan serta spontan atau tidak, dilahirkan
lengkap atau tidak, adakelainan atau tidak, ada sisa plasenta
atau tidak.
d. Tali pusat: normal atau tidak, normalnya 45-50 cm.
e. Perineum: untuk mengetahui apakah perineum ada rebekan
atau tidak.
f. Perdarahan: untuk mengetahui jumlah darah yang keluar
pada kala I, II, III selama proses persalinan, pada nifas
normal perdarahan tidak bileh lebih dari 500 cc.
g. Proses persalinan
Bayi
1) Tanggal lahir: untuk mengetahui usia bayi.
2) BB/PB: untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak
normalnya >2500 gr, BBLR<2500 gr, makrosomi>4000 gr.
3) Agar skore baik: 7-10.
4) Cacat bawaan: bayi normal atau tidak.
5) Air ketuban: air ketubannya normal atau tidak. Normalnya
putih keruh, banyaknya normal atau tidak normalnya 500-
1000 cc.
B. Data Obyektif

26
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Keadaan Emosional : Tidak depresi,stabil
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80-100 x/m
RR : 16-20 x/m
S : 36 -37 derajat celcius
2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Sklera putih,congjungtiva merah
Dada : Simetris, tidak ada benjolan
Payudara : Ada keluar ASI, tidak bengkak
Abdomen : Involusi uterus normal
Genetalia : Lochea Normal
Perinium : Bersih, tidak ada bekas luka jahitan
Ekstremitas : Tidak ada tanda human
II. Identifikasi Diagnosa Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan Data Subyektif
dan Data Obyektif yang telah ada
Diagnosa : P.... A.... hari.... Post Partum normal.
III. Antisipasi Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian, masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Diagnosa potensial pada nifas normal biasanya tidak ada diagnosa
potensial.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Dilakukan tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk di
konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien. Biasanya pada nifas normal tidak
dilakukan kalaborasi dengan DSOG atau tim kesehatan lain
V. Intervensi

27
Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan yang menyeluruh
dan rasional pada nifas normal meliputi:
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
R/Ibu dapat mengetahui keadaan ibu
2. KIE tentang protokol kesehatan masa pandemi covid-19 dengan
rajin cuci tangan, memakai masker saat keluar rumah, membatasi
kunjungan kerumah, jaga jarak aman, membuat janji dengan
petugas kesehatan saat ingin kontrol, membersihkan lingkungan
rumah serta dianjurkan untuk tidak memesan makanan dari luar
R/ protokol pencegahan covid-19
3. Jelaskan pada ibu akibat kurang istirahat akan mengurangi produksi
ASI dan memperbanyak perdarahan yang dapat menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
2. Anjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap
R/Tingkat mobilisasi ibu mempengaruhi proses involusi uteri
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah
perineum yaitu dibersikan dengan air bersih dan sabun, mengganti
pembalut setidaknya 2 kali/hari.
R/Menghindari terjadinya infeksi yang masuk kedalam area
genetalia karena kuman
4. Penjelasan tentang manfaat ASI yang mengandung bahan yang di
perluka oleh bayi, mudah di cernah, memberikan perlindungan
terhadap infeksi, selalu segar, bersih, siap untuk minum dan hemat
biaya.
5. Konseling tentang perawatan payudara yaitu menjaga payudara
tetap bersih dan kering terutama puting susu, menggunakan BH
yang menyokong payudara, apabila puting susu lecet oleskan
dengan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu
setiap kali selama menyusui.
6. Beritahu ibu untuk makan yang banyak dan bergizi seperti lauk
pauk dan sayur-sayuran.

28
R/ makanan yang bergizi dapat memproduksi air susu tetap
banyak
VI. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi
VII. Evaluasi
Hasil dari implementasi yang dilakukan

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Agustus 2019
Jam : 10.40 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Klien : Ny. A Nama Suami : Tn.S
Usia : 28 Tahun Usia : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Tani
Penghasilan: - Penghasilan :-
Alamat : Pakis Jajar 04/10 Pakis
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
( penyakit kelamin,penyakit kuning,HIV/AIDS) penyakit menahun seperti
(penyakit batuk lebih dari 2 mg, sesak nafas, jantung, darah tinggi, kencing
manis), penyakit menurun seperti ( kencing manis, darah tinggi)
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

29
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti (penyakit
kelamin,penyakit kuning,HIV/AIDS) penyakit menahun seperti (penyakit
batuk lebih dari 2 mg, sesak nafas, jantung, darah tinggi, kencing manis),
penyakit menurun seperti ( kencing manis, darah tinggi)
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti (penyakit kelamin,penyakit kuning,HIV/AIDS) penyakit
menahun seperti TBC (batuk lebih dari 2 mg), sesak nafas, jantung, darah
tinggi, kencing manis dan tidak ada keturunan kembar.
6. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun
Lama haid : 6-7 hari, siklus : 28 hari
Jumlah darah Haid : 2-3 kali/ hari ganti pembalut
Keluhan :-
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama Menikah : 2 Tahun
Usia pertama menikah : 26 Tahun
Jumlah anak :-
8. Riwayat Kemahilan persalinan dan nifas yang lalu.
Ibu mengatakan tidak pernah abortis

Kehamilan Persalinan Anak Nifas Masala

Hami Penolon Se Hidup har


UK Cara penyulit BBL Mati menyusui Lain
l ke g x umur i
1 Hamil ini
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
1). Riwayat Kehamilan
Kunjungan : > 7 kali
Tempat : BPM
TT : T5 ( Sebelum Menikah )
Vit/Obat : Tablet Fe pada trimester 2 dan trimester 3

30
Keluhan : mual muntah pada trimester 1
2) Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan bayinya lahir spontan langsung menangis pada tanggal 8
Agustus 2019 pukul 04.45 WIB. Jenis kelamin laki-laki dengan BBL 3200
gram, panjang badan 50 cm.
3) Riwayat Nifas
Tidak terdapat komplikasi masa nifas dan ibu sudah bisa mobilisasi
bertahap
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB dan setelah melahirkan
ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
11. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Selama hamil Saat Nifas
Kebiasaan
- Ibu mengatakan - Ibu mengatakan
makan – makanan setelah melahirkan
kurang lebih 3x makan habis setengah
dalam sehari piring, ibu
dengan komposisi mengkonsmsi
Nutrisi
nasi, sayur, lauk. makanan nasi, lauk
- Ibu minum 8-9 pauk, ikan daging
gelas / hari dan sayur hijau dan buah
minum teh 1 gelas - Ibu minum 3-4 gelas
setiap hari
- Ibu mengatakan - Ibu mengatakan tidur 1
tidur siang 2 jam
Istirahat
jam/hari pada
malam 6-8 jam/hari
Aktivitas - Ibu mengerjakan - Ibu mengatakan sudah
pekerjaan rumah bisa melakukan
tangga seperti mobilisasi kanan kiri
biasanya mencuci,

31
menyapu, dan
memasak.
- Ibu mengatakan - Ibu mengatakan belum
Eliminasi
BAB 1-2 kali / hari. bisa BAB dan BAK
BAK 5-6 kali/ hari
- Ibu mengatkan - ibu mengatakan
mandi 2 kali / hari, disekah, ganti baju
Kebersihan
ganti CD selama 1kali dan pembalut
basah lebih dari 2 kali

12. Riwayat Psikososial Budaya


1). Ibu mulai berusaha menyesuaikan dengan kondisinya sekarang. Hanya
saja merasakan mulas pada perut dan nyeri pada luka jahitan dan ibu
masih membutuhkan orang lain dalam beraktivitas dan merawat
bayinya.
2). Ibu tinggal bersama suami, hubungan ibu dan keluarga baik,
hubungan ibu dan masyarakat sekitar baik.
3). Ibu tidak ada pantangan makan apapun dan tidak tarak makanan dan
tidak makan jamu dan tidak percaya dengan tahayul.
13. Riwayat spiritual
Ibu beragama islam dan selalu mengerjakan sholat 5 waktu.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Suhu : 36,6o c
- Pernapasan : 21 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik

32
a). Inspeksi
Wajah : tidak cedema, tidak pucat
Mata : Simetris, sklira tidak pucat, konjungtiva tidak anemis
Mulut : bibir lembab, bersih, tidak ada stomatitis, tidak bersih,
tidak ada pembersihan kelenjar tonsil
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe
maupun vena jugulalis.
Dada : Payudara simetris, hiperpigmentasi areola mammae,
putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar
Abdomen : tampak strie grvidarum, tampak linea allondan tidak
tampak luka bekas operasi.
Genetalia :
Vulva : tidak varises
Vagina : keluar lochea rubra warna merah segar
Uretra :-
Perineum : terdapat luka jahitan episiotomi derajat II
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstermitas :
Atas : simetris tidak teraba oedema, tidak varises
b). Palpasi :
Mata : Konjungtiva merah, tidak teraba ada nyeri tekan
Abdomen : tidak teraba ada nyeri tekan pada perut, tidak teraba ada
benjolan abnormal, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus, keras
( dalam keadaan baik)
Ekstermitas :
Atas : tidak teraba oedema, tidak varises
Bawah : tidak teraba oedema, tidak varises
c). Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi, terdengar whecing
Abdomen : -
d. Perkusi
Reflek patella : +/+

33
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Ny.A usia 28 tahun P1001 Ab000 dengan Post Partum 6 Jam
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama pada tanggal 8
Agustus 2019
Do :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 120/80
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,6 oC
Pernafasan : 21 x/menit
TFU : 3 jari di bawah pusat
Payudara : colostrum sudah keluar, tidak teraba nyeri
tekan dan benjola abnormal
Genetalia : Pengeluaran lochea dalam batas normal,
warna merah segar, terdapat luka jahitan episiotomi derajat II
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
Dx : Ny. A usia 28 tahun P1001 Ab000 dengan Post Partum 6 Jam
Tujuan : Stelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas diharapkan
masa nifas ibu berlangsung normal.
Kriteria hasil
- Tanda – tanda vital dalam bahasa normal
Tekanan darah : 90/60 mmHg -120/80 mmHg
Nadi : 60-90 x/menit
Pernafasan : 16-24 x/menit
Suhu : 36,5oc - 37,5oc

34
- Payudara : Putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar
- Involusi uterus sesuai TFU
1 hari pertama : TFU 2-3 jari di bawah pusat
- Pengeluaran Lochea
Lochea rubra : pengeluaran lochea dalam batas normal, warna
merah segar, lochea ini keluar pada hari 1-2 hari setelah persalinan,
berwarna merah mengandung darah

Intervensi
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah dilakukan
kepada ibu dan keluarga
R/ibu mengetahui kondisinya saat ini
2. Lakukan inform consent atas tindakan yang akan dilakuakn
R/karena semua tindakan harus dilakuka informom konsent
3. Lakukan observasi lochea, luka jahitan dan TFU
R/mendeteksi adanya komplikasi dan pemantauan proses involusi
utesi
4. Anjurkan ibu melakukan mobilisasi
R/dengan mobilisasi akan mempercepat proses penyembuhan luka
5. KIE tentang cara menyusui yang benar
R/ cara menyusui yang benar dapat membantu proses involusi uteri
6. Fasilitas pemenuhan kebutuhan ASI eksklusif
R/untuk proses involusi uteri
7. Anjurkan ibu cara merawat luka jahitan perincum
R/agar tidak terjadi infeksi pada luka jahitan
8. Memberitahukan pada ibu untuk tidak melakukan aktifitas yang berat
R/agar ibu cepat pulih dalam masa nifas
9. Memberitahu kepada ibu tanda bahaya masa nifas
R/ agar ibu tidak khawatir akan keadaanya

VI. IMPLEMENTASI
Hari / Tanggal : Kamis, 8 Agustus 2019

35
Jam : 11.00 WIB
Dx : Ny. A usia 28 tahun P1001 Ab000 dengan Post Partum 6
Jam
Implementasi :
1. Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik
2. Memberitahu pada ibu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
suhu dalam batas normal 36,6o c, TFU turun setelah melahirkan,
kontrasksi uterus ibu baik dan air susu ibu keluar
3. Memberitahu kepada ibu bahwa luka jahitan ibu tidak perlu di
khawatirkan dan dalam keadaan baik.
4. Menganjurkan kepada ibu moilisasi miring kanan, miring kiri, duduk
dan berjalan perlahan mulai bertahap
5. Memberi KIE tentang cara menyusui yang benar
6. Menganjurkan ibu sesering mungkin menyusui bayinya minimal 2 jam
sekali
7. Menganjurkan ibu untuk bersih dalam membasuh kemaluan dari
depan ke belakang setelah buang air kecil dan memberitahukan bahwa
kemaluan dala keadaan kering dan merawat luka jahitan perincum
dengan antiseptic agar tidak terjadi infeksi
8. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktifitas yang berat untuk
sementara waktu dan istirahat cukup untuk membantu proses
pemulihan
9. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas, seperti demam tinggi, keluar
nanah dari luka jahitan perincum

VII. EVALUASI
Hari / Tanggal : Kamis, 8 Agustus 2019
Jam : 11.20 WIB
Dx : Ny. A usia 28 tahun P1001 Ab000 dengan Post Partum 6
Jam
DS : Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan sedikit berkurang

36
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36o C
Pernafasan : 21 x/menit
Putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, TFU 3 jari
dibawah pusat, konstraksi uterus baik, luka jahitan pesinerum baik,
pengeluaran lochea rubra
A : Ny. A usia 28 tahun P1001 Ab000 dengan Post Partum 6 Jam
P :
1. Memberiitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang di berikan.
Ibu mengerti dan mengetahui keadaan/kondisinya
2. Ibu mengerti dan mengetahui luka jahitannya dalam keadaan baik
3. Ibu mengerti dan tahu untuk mobilisasi bertahap
4. Ibu mengerti dan tahu waktu yang tepat dan baik menyusui
bayinya
5. Ibu mengerti cara merawat luka jahitan perincum
6. Ibu mengerti cara untuk istirahat yang cukup untuk pemulihan
masa nifas
7. Ibu mengerti dan tahu tentang darah nifas dan perubahan TFU
8. Ibu mengerti tentang tanda bahaya masa nifas

37
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. A Usia 28 Tahun P 1001


Ab000 di PMB Siti Rugayah,AMd.Keb, penanganan yang diberikan tidak jauh
berbeda antara teori dengan kenyataan yang berada dilapangan.
Fokus pertama intervensi pada pasien 2 post partum adalah perawatan luka
jahitan perineum agar selalu dalam keadaan lembab untuk mencegah terjadinya
infeksi, akan tetapi tidak dapat dikesampingkan pemenuhan nutrisi, observasi
TTV, TFU, perdarahan, lochea harus setiap hari. Adapun kesenjangan dan
persamaan antara teori dengan kasus adalah :
1. Pengkajian data
Dalam pengkajian data subjektif maupun data objektif baik antara tinjauan
teori dengan tinjauan kasus dilaksanakan seluruhnya sehingga tidak ada
kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
2. Identifikasi diagnose dan masalah
Pada kasus ditemukan masalah gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan
dengan luka bekas operasi. Intervensi yang diberikan pada kasus sesuai
dengan teori.
3. Antisipasi masalah potensial
Pada teori ditemukan masalah potensial infeksi namun pada kasus Ny “A”
tidak ditemukan masalah potensial, sehingga terjadi kesenjangan antara
teori dengan kasus.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Pada teori kebutuhan segera saat infeksi yaitu melakukan perawatan luka
bekas operasi namun pada kasus Ny “A” tidak ada identifikasi kebutuhan
segera karena tidak ditemukan maslah potensial sehingga terdapat
kesenjangan antara teori dengan kasus.
5. Intervensi
Intervensi yang dilakukan pada tinjauan teori dan semua dilakukan pada
tinjauan kasus, jadi tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus.
6. Implementasi

38
Pada tinjauan teori implementasi tidak dijelaskan dan tidak dijabarkan,
tetapi pada tinjauan kasus dijelaskan dan dijabakan sesuai dengan
penatalaksanaan dilapangan, tetapi tidak semua intervensi dilakukan sesuai
dengan kasus.
7. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi dan implementasi pada kasus tidak terjadi
komplikasi pada ibu dan sesuai dengan teori.

39
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. A Usia 28 Tahun
P1001 Ab000 di PMB Siti Rugayah, AMd.Keb penanganan yang diberikan
tidak jauh berbeda antara teori dengan kenyataan dilapangan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa selama proses pemantauan masa nifas mulai dari
pengkajian yakni mengumpulkan data objektif dan subjektif pasien,
menginterprestasikan data yang diperoleh dari pengkajian, mengidentifikasi
data, melakukan tindakan segera, merencanakan asuhan yang akan diberikan
pada ibu nifas, melaksanakan apa yang telah direncanakan sampai dengan
melakukan evaluasi, seluruhnya dapat berjalan sesuai dengan standar
operasional prosedur dan sesuai dengan asuhan kebidanan. Pada Ny. “A”
contoh asuhan yang diberikan adalah KIE mengenai personal hygiene hal
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada masa nifas,
menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini bertujuan untuk proses pemulihan
berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan, dan tetap dilakukan
pemantauan, melanjutkan intervensi. Dan tidak ditemukan adanya
kesenjangan dalam setiap tindakan di teori maupun dilapangan.
5.2 Saran
a). Bagi PMB
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan pengawasan serta
mampu mengenali tanda-tanda bahaya yang terjadi pada ibu post
partum sehinggga dapat memberikan penanganan yang cepat dan dapat
mencegah terjadinya komplikasi.
b). Bagi Pasien
Diharapkan untuk lebih memperhatikan ibu pada masa nifas dan
menghilangkan budaya yang dapat merugikan seperti berpantangan
terhadap makanan karena pada ibu nifas memerlukan asupan nutrisi
yang cukup
c). Bagi Institusi

40
Dalam penulisan asuhan kebidanan ini masih banyak kekurangan
dan penulis berharap adanya saran yang bersifat membangun dalam
penulisan asuhan kebidanan ini

41
DAFTAR PUSTAKA

Asih,Yusari dan Risnenih.2016.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan

Menyusui.Jakarta Timur: Trans Info Media

Astuti,Sri dkk.2015.Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Jakarta: Erlangga

Kumalasari,Intan.2015.Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan

Antenatal,Intranatal,Postnatal Bayi Baru Lahir dan

Kontrasepsi.Jakarta: Salemba Medika

Nugroho,Taufan dkk.2014.Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3

Nifas.Yogyakarta:Nuha Medika

Permenkes No 97.2014. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa

Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,

Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan

Kesehatan Seksual.Jakarta : Permenkes

Sondakh,Jenny J.S.2013.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru

Lahir.Jakarta: Erlangga

Sukarni,Icesmi dan Margareth.2012.Kehamilan,Persalinan,dan Nifas dilengkapi

dengan Patologi.Yogyakarta : Medical Book

Sulistyawati,Ari.2015.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.Jakarta: Andi

42

Anda mungkin juga menyukai