Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No.

2 Desember 2019, halaman 110 – 122


P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

STRATEGI MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN


KONTRIBUSI PADA KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada PT Indonesia Power UP.Semarang)

Dandy Alfian Sabila1, Mahfudz2


1Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro
2Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
kinerja pemeliharaan dalam memberikan kontribusi menjaga kesiapan, kehandalan, dan
effisiensi unit Pembangkit Listrik. Narasumber dalam studi ini adalah Manajer Pemeliharaan,
Supervisor Senior Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pemelihraan, Kepala Divisi. Data
dikumpulkan dengan metode kualitatif wawancara mendalam dan observasi. Data dianalisis
menggunakan Fishbone Diagram. Berdasarkan analisa yang dilakakuan ditemukan bahwa faktor
penyebab utama gangguan operasi pembangkit dibagi menjadi dua, penyebab yang pertama
diluar kendali management UP Semarang seperti life time machine, pola operasi start-stop,
anggaran pemeliharaan yang terbatas. Faktor yang kedua sebenarnya masih dapat dikendalikan
management UP Semarang dari aspek people dan methode. kontribusi manajemen
pemeliharaan terhadap kinerja perusahaan belum optimal untuk mencapai perbaikan
substansial, kelemahannya ada pada tata kelola WPC karena kurang konsisten dalam
pelaksanaannya, sedangkan upaya yang telah dilakukan belum maksimal untuk mencapai
optimalisasi terhadap kinerja perusahaan karena setiap elemen proses masih kurang sinergi.
Berdasarkan hasil kesimpulan, dapat dilakukan impikasi kebijakan dengan meningkatkan
metode pemeliharaan dan membenahi kualitas SDM serta leadership.

Kata Kunci: Kinerja Pembangkit listrik, Gangguan, Manajemen Pemeliharaan, Strategi


Pemeliharaan, Optimalisasi.

I. PENDAHULUAN
Dinamika bisnis ketenagalistrikan pembangkit yang cenderung tidak
Indonesia saat ini sangatlah ketat selain isu menguntungkan, PLN dituntut mampu
strategis dari program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan listrik dengan harga
merealisasikan pembangunan infrastruktur yang terjangkau. Sektor bisnis Pembangkit
ketenagalistrikan, PLN memiliki target untuk listrik memiliki pemasok diantaranya
membangun pembangkit listrik dengan Indonesia Power, PJB, dan IPP (Independent
kapasitas total mencapai 35.000 Megawatt Power Plant), semuanya bersaing untuk
(MW) di seluruh Indonesia. Isu strategis memberikan harga terendah, kesiapan dan
lainnya ialah persaingan harga jual listrik di keandalan operasi dari mesin pembangkit.
saat pemerintah membatasi harga jual listrik Semakin rendah harga jual listrik yang
ke masyarakat, dan harga bahan bakar didapat PLN dari pemasok, semakin untung
1Corresponding author, Email: dandyalfiansabila@gmail.com
110
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

ketika menjualnya ke masyarakat. Semakin Startegi manajemen pemeliharaan di


siap dan handal mesin pembangkit lingkungan Indonesia Power mangacu Asset
beroperasi, semakin terhindar dari Manajemen pada pilar Work Planning and
pemadaman listrik ke masyarakat. Indonesia Control (WPC) yang bertujuan untuk
Power merupakan salah satu pemasok listrik mengarahkan dan mengoptimalkan aktivitas
untuk PLN yang harus bersaing dengan PJB operasi, pemeliharaan dan enjiniring
dan IPP / Swasta. Salah satu unit pembangkit pembangkitan agar perbaikan keandalan,
yang dimiliki Indonesia Power ialah Unit efisiensi dan ketersediaan dapat dicapai dan
Pembangkitan (UP) Semarang yang mengelola selalu dipantau biaya operasinya.
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat Listrik Hasil studi pendahuluan dalam rangka
Tenaga Gas & Uap (PLTGU) dan Pusat Listrik evaluasi kinerja yang ada dalam team
Tenaga Uap (PLTU). UP Semarang memiliki pemeliharan UP Semarang Narasumber
total kapasitas produksi listrik sebesar 1409 menilai untuk perencanaan pemeliharaan
MW memegang peranan yang penting dalam sendiri dirasakan kurang optimal yang dapat
menjaga keandalan dan mutu sistem dilihat dari banyaknya realokasi anggaran.
kelistrikan Jawa Bali terutama Jawa Tengah. (Salonen & Bengtsson, 2011) menunjukkan
UP Semarang juga sebagai salah satu lumbung bahwa perusahaan dengan sumber daya
keuntungan Indonesia Power dengan adanya terbatas namun memiliki pengetahuan yang
PLTGU, karena memanfaatkan gas panas hasil baik dalam teknik pemeliharaan serta
pembuangan Gas Turbine yang sudah pengembangan strategi pemeliharaan yang
memproduksi listrik, gas panas tersebut excellence dapat mencapai perbaikan
dimanfaatkan untuk memanaskan air menjadi substansial dari produktivitas perusahaan.
uap untuk memutar Steam Turbine Generator Temuan (Salonen & Bengtsson, 2011) juga
yang juga memproduksi listrik. didukung oleh (Foon & Terziovski, 2014)
Banyaknya pilihan pemasok energi listrik Kinerja pembangkit dipengaruhi oleh
untuk Jawa dan Bali dari berbagai macam komitmen kepemimpinan dan praktik
pembangkit listrik memberikan posisi PLN manajemen yang berorentasi pada total
menjadi The bargaining power of buyers. PLN productive maintenance, serta bilamana
dapat dengan mudah mengganti pemasoknya menginginkan kesiapan pembangkit yang
apabila menaikkan harga karena masih baik diperlukan kekuatan komitmen
banyak pemasok lain, oleh karena itu management, fokus pada pelanggan, dan
pembangkit listrik haruslah memiliki strategi keterlibatan karyawan. Berangkat dari
bersaing supaya tetap dibutuhkan dan temuan penilitian diatas, serta permasalahan
memenangkan persaingan. Kesiapan, terjadinya gangguan yang frekuensinya masih
keandalan, dan juga effisiensi merupakan tinggi di Pembangkit Listrik PT Indonesia
kunci memenangkan persaingan tersebut. Power UP Semarang. Memunculkan
Harga jual produksi listrik masing-masing ketertarikan melakukan penelitian studi
pembangkit berbeda tergantung dari bahan kasus Strategi Manajemen Pemeliharaan
bakar yang digunakan, effisiensi dan juga Untuk Mengoptimalkan Kontribusi pada
biaya pokok produksi (BPP). Sektor bisnis Kinerja Perusahaan di Pembangkit Listrik UP
pembangkitan energi listrik meningkatkan Semarang.
daya saing mereka dengan mengimprovisasi
metode operasi dan pemeliharaan guna II. TELAAH PUSTAKA
mengurangi biaya pokok produksinya. Proses Manajemen Pemeliharaan

111
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

(Márquez, De León, Fernndez, Márquez, & (Márquez et al., 2009) mengemukakan


Campos, 2009) Proses manajemen susunan kerangka manajemen pemeliharaan
pemeliharaan dipisahkan menjadi beberapa terdiri dari 8 tahapan diantaranya ialah tiga
bagian diantaranya definisi dari strategi dan tahapan pertama bertujuan menjaga
implementasi. Bagian pertama definisi keefektifan pemeliharaan, keempat dan
startegi yang dimaksudkan adalah tujuan kelima memastikan efisiensi pemeliharaan,
pemeliharaan sebagai input yang diturunkan tahapan enam dan tujuh dikhususkan untuk
langsung dari rencana bisnis perusahaan. menjamin kualitas pemeliharaan dan
Proses manajemen pemeliharaa meliputi pengukuran biaya umur suatu aset dan
pengelolaan kegiatan pemeliharaan untuk tahapan kedelapan memastikan perbaikan
mencapai keberhasilan menjaga kesiapan, pemeliharaan secara berkelanjutan.
keandalan peralaatan dan menentukan
keefektifan pelaksanaan. Efektivitas Hubungan Self Esteem dengan Komitmen
menunjukkan seberapa baik sebuah Organisasional
departemen memenuhi tujuan atau Karyawan Yang Merasa dirinya baik akan
kebutuhan perusahaan dan sering dibahas lebih percaya diri dan akan bekerja dengan
dalam hal kualitas layanan yang diberikan lebih baik dibandingkan dengan karyawan
apabila dilihat dari perspektif pelanggan. yang merasa dirinya tidak berarti dan tidak
Efektivitas diperlukan untuk meminimalkan dibutuhkan orang lain. Hal ini menunjukkan
biaya tidak langsung pemeliharaan dan biaya- sebuah dampak positif pada karyawan yang
biaya yang terkait dengan kerugian produksi, memiliki harga diri yang tinggi terhadap
serta upaya menghindari ketidakpuasan perilakunya pada organisasi dan pekerjaan.
pelanggan. Dalam hal pemeliharaan, Kondisi ini mengindikasikan adanya korelasi
efektivitas dapat mewakili kepuasan positif harga diri seseorang dengan
perusahaan secara keseluruhan dengan komitmennya terhadap organisasi untuk
kapasitas dan kondisi asetnya (Wireman, menuju kesuksesan kerja. Seorang perawat
2005) atau pengurangan keseluruhan biaya yang memilki self esteem tinggi akan lebih
perusahaan yang diperoleh karena kapasitas berkomitmen dibandingkan perawat yang
produksi tersedia ketika diperlukan (Palmer, memiliki self esteem rendah pada studi yang
1999). Efektivitas berkonsentrasi pada dilakukan di Rumah Sakit pemerintah.
perbaikan proses untuk menghasilkan hasil Hubungan ini ditemukan pada studi Sarawati,
yang diinginkan. S. & Shah, I.S. (2014); Carson, et al. (1997).
Bagian kedua dari proses ialah Berdasarkan temuan ini maka disusun
implementasi atau penerapan strategi yang hipotesis 3 sebagai berikut:
dipilih memiliki tingkat signifikansi yang H3: Selfl esteem berpengaruh positif terhadap
berbeda. Kemampuan dalam mengahadapi komitmen organisasional
permasalahan implementasi manajemen
pemeliharaan dapat memungkinkan untuk Hubungan Kecerdasan Emosional dengan
meminimalkan biaya langsung pemeliharaan Komitmen Organisasional
(tenaga kerja dan sumber daya pemeliharaan Perilaku pejabat publik, termasuk semua yang
lainnya yang diperlukan). memberikan layanan baik langsung maupun
tidak langsung akan menjadi garis depan
Kerangka Kerja Manajemen Pemeliharaan administrasi dalam sumber daya manusia
yang selalu dekat dan merupakan peran

112
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

penting bagi masyarakat. Penekanan harus bekerja serta menunjukkan kinerja yang lebih
ditujukan pada komitmen perilaku sebagai baik. Hubungan ini didukung oleh studi-studi
kebutuhan setiap organisasi publik. Pegawai yang dilakukan Shrestha, A.K. & Mishra, A.K.
yang memberikan layanan yang baik adalah (2015); Yundong, H. (2015); Austen, A. &
mereka yang memiliki kecerdasan emosional Zacny, B. (2007); Ritz, A. (2007); Palma, R.
yang baik. Kecerdasan emosional akan (2017). Berdasarkan pada temuan- temuan di
berpengaruh terkuat terhadap komitmen atas, maka dapat disusun hipotesis 5 sebagai
organisasional, khususnya komitmen afektif. berikut:
Sementara pengaruh yang paling rendah H5: Motivasi PNS berpengaruh positif terhadap
ditemukan pada komitmen kontinuan. komitmen organisasional
Karyawan dengan tingkat kecerdasan
emosional yang tinggi akan merasa dihargai III. METODE PENELITIAN
dalam posisi mereka di organisasi dengan Populasi dalam penelitian ini adalah para PNS
lebih sedikit mengalami penderitaan,
yang mempunyai jabatan fungsional sebagai
sehingga akan meningkatkan perasaan pengawas pada kantor Dinas Tenaga Kerja
kesetiaan dan komitmennya terhadap dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
organisasi. Hubungan ini ditemukan pada sejumlah 144 orang yang tersebar pada 6
studi-studi Vandeenabeele, W. & Ban, C. daerah karesidenan, yaitu: Semarang,
(2009); Ates, O.T. & Buluc, B. (2015); Banyumas, Magelang, Pekalongan, Pati, dan
Brunetto, et al. (2012); Khan, A., et al. (2014); Surakarta. Pengukuran variabel penelitian
Nikolao, I. & Tsaousis, I. (2002); Abraham, R. untuk komitmen organisasional
(2004). Berdasarkan pada temuan-temuan di
menggunakan 8 item (Ganesan, et al., 1996;
atas, maka disusun hipotesis 4 sebagai dan Mas’ud, F., 2004), self esteem
berikut: menggunakan 5 item (Heartherton, Tood, F. &
H4: Kecerdasan emosional berpengaruh positif Janey, Polivy, 1991; dan Mas’ud, 2004),
terhadap komitmen organisasional kecerdasan emosional menggunakan 9 item
(Mayer & Salovey, 2008), dan motivasi PNS
Hubungan Motivasi PNS dengan Komitmen menggunakan 8 item (Perry, James, L., 1996).
Organisasional Pengujian instrumen menggunakan
Motivasi PNS memainkan peran sentral dalam Confirmatory Factor Analysis Eksogen dan
manajemen di sektor publik, baik secara Endogen, dan analisis data menggunakan
praktis maupun teoritis. Dalam era Structural Equation Modelling (SEM) dengan
pendanaan yang terbatas, memotivasi
AMOS versi 20.0.
pegawai pada sektor publik menjadi
tantangan yang berat, dimana cara non- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
moneter memotivasi pegawai diperlukan. Analisis Data
Motivasi PNS menggambarkan motivasi pro- Profil responden dalam studi ini lebih
sosial individu untuk berbuat yang terbaik banyak didominasi oleh pegawai pria yaitu
bagi pihak lain dan masyarakat melalui sebanyak 94 orang atau sebesar 65,3%,
penyampaian layanan publik (Perry & James, dengan usia yang terbanyak berada lebih dari
L. 1996). Seseorang yang memiliki motivasi 50 tahun yaitu sebanyak 73 orang atau
yang tinggi, maka akan lebih puas dengan sebesar 50,7%, dengan masa kerja terbanyak
pekerjaan sektor publik mereka, dan 20-30 tahun sebanyak 69 orang (47,9%), dan
berkomitmen pada organisasi tempat mereka dengan pendidikan terbanyak sebagai sarjana

113
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

yaitu sebesar 113 orang (78,5%), serta terjadi multikolinearitas. Demikian juga nilai
golongan mereka yang paling banyak adalah mean pada semua varibelnya menunjukkan
IIIb sebesar 43 orang (29,9%) dan paling hasil yang baik karena di atas 4, sementara
banyak responden dari wilayah Surakarta hasil uji nilai variance extract untuk semua
yaitu sebesar 45 orang (31,3%). variabel dalam studi ini sudah memenuhi cut
Korelasi antar variabel penelitian off yang berada >0,5, yaitu memberikan nilai
menunjukkan hasil yang cukup rendah, berkisar antarra 0,555-0,769. Hasil-hasil ini
sehingga hal ini mengindikasikan bahwa tidak disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Korelasi, Mean, Standar Deviasi, dan Reliabilitas

Kecerdasan Motivasi Self Komitmen


Variabel Std Deviasi Mean
Emosional PNS Esteem Afektif
Kecerdasan
0,73 5,87 0,86
Emosional
Motivasi PNS 0,65 5,93 0,386** 0,84
Self Esteem 0,85 5,64 0,371** 0,333** 0,82
Komitmen
0,82 5,85 0,408** 0,496** 0,493** 0,92
Afektif
Diagonal utama adalah Nilai Construct Reliability
**Koreksi signifikan pada 0,01

Pengujian validitas dengan menggunakan antara 0,632-0,786 dan variabel komitmen


confirmatory factor analysis (CFA) eksogen organisasional memiliki nilai loading berkisar
menemukan bahwa ada dua item yang tidak antara 0,585-0,841. Adapun hasil CFA
valid untuk variabel kecerdasan emosional, endogen disajikan pada Gambar 2.
yaitu X1.2 dan X1.8, sehingga tidak diikutkan Setelah dilakukan uji model struktural
dalam analisis selanjutnya. Nilai validitas dengan asumsi-asumsi yang harus dipenuhi.
variabel motivasi PNS memiliki loading Data dalam studi ini telah memenuhi asumsi
berkisar 0,502-0,743. Nilai-nilai goodnes of fit normalitas, namun untuk asumsi terhadap
model CFA eksogen memberikan goodness of multivariate outliers ditemukan ada empat
fit yang baik karena semua memenuhi nilai cut observasi yang tidak memenuhi karena
off. Adapun hasil uji CFA eksogen disajikan terkena outliers, sehingga dalam analisis
pada Gambar 1. selanjutnya data yang digunakan dalam studi
Pengujian atas CFA endogen hanya sebanyak 144 observasi. Hasil uji atas
memberikan hasil bahwa ada satu item dari goodness of fit untuk model struktural
variabel self esteem yang tidak valid yaitu memberikan nilai yang bagus untuk indikator-
Y1.1., sehingga tidak diikutkan dalam analisis indikatornya. Adapun hasil uji model
selanjutnya. Nilai-nilai validitas untuk struktural disajikan pada Gambar 3
variabel self esteem memiliki loading berkisar

114
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

Gambar 1. CFA Eksogeneus

Gambar 2. CFA Endogeneus

115
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

Hasil pengujian hipotesis menemukan ditemukan berpengaruh paling kuat terhadap


bahwa dari lima hipotesis yang diajukan, ada self esteem yang berdampak pada peningkatan
dua hipotesis yang ditolak, sehingga hanya komitmen organisasional. Sedangkan
ada tiga hipotesis yang diterima. Hipotesis motivasi PNS juga berpengaruh positif
yang ditolak adalah H4 dan H5, artinya bahwa terhadp self esteem yang selanjutnya
studi tidak mendukung pengaruh langsung berdampak pada peningkatan komitmen
kecerdasan emosional terhadap komitmen organisasional para pegawai pengawas. Hasil
organsisasional, demikian juga untuk rekapitulasi terhadap uji hipotesis disajikan
motivasi PNS terhadap komitmen pada Tabel 2.
organsiasional. Kecerdasan emosional

Gambar 3. Model Struktural

116
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis

Pernyataan Beta Sign Keputusan


Kecerdasan emosional 0,457 0,000 Diterima
berpengaruh positif terhadap self
esteem
Motivasi PNS berpengaruh positif 0,332 0,007 Diterima
terhadap self esteem
Self esteem berpengaruh positif 0,506 0,000 Diterima
terhadap komitmen
organisasional
Kecerdasan emosional 0,091 0,471 Ditolak
berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasional
Motivasi PNS berpengaruh positif 0,171 0,156 Ditolak
terhadap komitmen
organisasional

Pembahasan kelulusan mereka diberikan status Penyidik


Kecerdasan emosional berpengaruh Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Hubungan
terhadap self esteem, artinya semakin tinggi antara kecerdasan emosional dengan self
kecerdasan emosional mereka maka akan esteem didiukung oleh studi-studi Sarawati, S.
meningkatkan self esteem. Hal ini dicerminkan & Shah, I.S (2014) dan Lourdes Rey, Natalio
diantaranya dari kemampuan dalam Extremera & Mario Pena (2011).
mengendalikan emosi karena mereka Motivasi PNS ditemukan berpengaruh
biasanya tahu apa yang menjadi penyebabnya, positif terhadap self esteem. Hal ini
memiliki kepekaan terhadap orang lain, dan dicerminkan dari para pegawai pengawas
mereka juga tahu bagaimana cara yang selalu bersemangat sedia untuk bersedia
menghadapi kebosanan dalam pekerjaan, berkorban dalam membantu kepentingan
serta memiliki kemampuan untuk masyarakat sesuai dengan tugas dan peran
menggunakan intuisinya ketika mereka mereka, selalu mendahulukan kepentingan
menghadapi suatu situasi terntentu. tugas dibanding kepentingan pribadi, dan
Kecerdasan emosional yang mereka miliki selalu bertanggung jawab untuk selalu
telah mampu menciptakan harga diri yang membantu warga/masyarakat yang
tinggi bagi para pegawai pengawas, yang membutuhkannya dengan memberi layanan
dicerminkan diantaranya ada perasaan terbaiknya. Dengan semangat yang tinggi
senang terhadap penampilan diri mereka mereka mampu menghadapi tantangan
sebagai pegawai pengawas. Sebagai pegawai dengan tetap merasa nyaman dan mampu
pengawas merupakan profesi yang mengendalikan diri dengan baik, walaupun
membanggakan, karena untuk mencapainya sempat panik pada awalnya. Bagi mereka
membutuhkan pelatihan khusus dari pihak yang kebanyakan sudah senior akan memiliki
kepolisian yang tidak mudah untuk dilakukan, banyak pengalaman pada masalah-masalah
disamping itu mereka juga akan mendapatkan pekerjaan sehingga akan lebih mudah
seritfikat khusus bagi yang lulus. Tanda menyesuaikan diri, bahkan sudah

117
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

menganggap bahwa kerja adalah ibadah. (2011), Shooshtarian, Z., Ameli, F. & Lari, M.A
Berdasarkan hal ini maka adanya masalah- (2013), dan Carmeli, A. (2003), namun
masalah yang mereka hadapi sebagai akibat berbeda dengan studi-studi yang menemukan
perubahan struktur dari amanat Undang- bahwa kecerdasan emosional berpengaruh
undang dalam waktu yang relatif cepat bisa positif terhadap komitmen organisasional,
segera disesuaikan. Studi ini mendukung yaitu studi Sarawati, S. & Shah, I.S (2014),
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khan, A., et al. (2014), Ates, O.T. & Buluc, B.
Lages, S.M.R, el al. (2015) dan Shikwari, T.D. (2015), Shrestha, A.K. & Mishra, A.K. (2015),
(2014). Kumari, P. & Priya, B. (2015), dan Shafiq, M. &
Self esteem berpengaruh positif terhadap Rana, A.R (2016).
komitmen organsiasional. Perasaan suka Motivasi kerja PNS ditemukan tidak
dengan penampilan diri sebagai pegawai berpengaruh terhadap komitmen
pengawas saat ini dan juga sudah merasa organisasional. Motivasi kerja para pegawai
nyaman dalam kondisi kerja sekarang sebagai pengawas dicerminkan dari semangatnya
cerminan bahwa mereka memiliki self esteem berkorban para pegawai untuk memberikan
yang baik. Di samping itu, dengan bantuan dalam layanan kepada masyarakat
mendapatkan kepercayaan dan penghargaan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selalu
atas hasil kerjanya yang salah satu mendahulukan kepentingan tugas dibanding
diantaranya adalah mampu menyelesaikan kepentingan pribadi, serta bertanggung jawab
masalah-masalah yang terjadi antara terhadap warga yang membutuhkan layanan
pengusaha dan pekerja, juga merupakan mereka. Bahkan mereka sudah bisa
indikator dari self esteem. Seseorang dengan menganggap bahwa kerja adalah ibadah,
harga diri yang tinggi akan menunjukkan maka mereka akan merasa puas ketika bisa
perilaku yang baik dalam pekerjaan dan membantu masyarakat yang dalam hal ini
memberikan hasil kerja terbaiknya demi khususnya bagi penanganan masalah antara
organisasi. Studi ini mendukung penelitian pengusaha dan pekerja. Tidak ditemukannya
sebelumnya yang dilakukan oleh Sarawati, S. hubungan motivasi kerja PNS tidak berarti
& Shah, I.S. (2014) dan Carson, et al. (1997). bahwa motivasi tidak dibutuhkan, namun
Kecerdasan emosional tidak berpengaruh motivasi akan dapat meningkatkan komitmen
terhadap komitmen organisasional. organisasional melalui self esteem. Studi ini
Kecerdasan emosional semata-mata menjadi mendukung penelitian yang dilakukan oleh
cara untuk membekali diri mereka sendiri Yundong, H (2015), namun berbeda dengan
ketika menghadapi segala kondisi dan situasi, studi yang dilakukan oleh Perry & Wise
termasuk menghadapi tantangan serta (1990), Ritz, A. (2007), Pandey & Stazyk
masalah-masalah mereka. Dengan kata lain (2008), Andersen, et al. (2014), Austen, A. &
bahwa kecerdasan emosional bukan Zacny, B. (2015), Ates, O.T. & Buluc, B. (2015),
merupakan penyebab terciptanya komitmen Shrestha, A.K. & Mihsra, A.K. (2015), dan
organisasional. Disamping itu tidak berarti Palma, R. (2016) yang menemukan bahwa
juga bahwa kecerdasan emosional tidak motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
dibutuhkan, tetapi kecerdasan emosional komitmen organisasional.
akan berdampak terhadap komitmen
organisasional melalui self esteem. Studi ini V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
mendukung penelitian yang dilakukan oleh KEBIJAKAN
Aghdasi, S. Kiamanesh, A.R. & Ebrahim, A.N

118
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

Berdasarkan analisis data dalam studi ini esteem para pegawai pengawas, artinya
menemukan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) bahwa motivasi PNS yang tinggi akan
Lima hipotesis yang diajukan dalam studi ini, ada meningkatkan self esteem mereka dan
dua hipotesis yang ditolak dan hanya ada tiga selanjutnya self esteem akan meningkatkan
hipotesis yang diterima; (2) Kecerdasan komitmen organisasional mereka. Hal ini
emosional dan motivasi PNS ditemukan tidak berarti bawha komitmen organisasional
berpengaruh langsung terhadap komitmen para pegawai pengawas akan meningkat
organisasional para pegawai pengawas pada bila ada motivasi PNS yang tinggi, karena
kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi motivasi yang tinggi selanjutnya akan
Provinsi Jawa Tengah; (3) Komitmen berdampak pada peningkatan komitmen
organisasional dapat ditingkatkan melalui: mereka.
- Kecerdasan emosional lebih kuat
pengraruhnya terhadap self esteem, yang Agenda Riset Mendatang
selanjutnya self esteem akan meningkatkan Ada dua hal yang dapat direkomendasikan
komitmen organisasional para pegawai untnuk agenda penelitian mendatang, yaitu: (1)
pengawas, artinya bahwa kecerdasan Studi ini menemukan bahwa model fit masih
emosional akan meningkatkan komitmen moderat, sehingga rekomendasi riset mendatang
organisasional melalui self esteem. Temuan perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang
ini berarti bahwa peningkatan komitmen mungkin akan mampu meningkatkan komitmen
organisasional akan cepat dicapai ketika organisasional para pegawai, yaitu diantaranya:
para pegawai memiliki kecerdasan kepemimpinan, lingkungan kerja, dan lain-lain,
emosional yang tinggi. Kecerdasan yang diharapkan akan bisa meningkatkan model
emosional yang tinggi akan meningkatkan fit; (2) Penelitian mendatang tidak hanya
self esteem para pegawai pengawas, dan menggunakan teknik kuantitiatif, tetapi
pada akhirnya akan berdampak pada disarankan akan lebih baik dengan melengkapi
peningkatan komitmen organisasional menggunakan teknik kualitatif agar mengurangi
mereka. subyektifitas dan mendapatkan gambaran yang
- Motivasi PNS juga akan meningkatkan lebih riil serta lebih lengkap dan akurat.
komitmen organisasional melalui self

VI. REFERENSI

Abraham, R. (2004). Emotional competence as antecedent to performance: A Contingency


framework. Genetic, Social & General Psychology Monographs, 130, (2), 117-143.
Aghdasi, S, Kiamanesh, A.R., & Ebrahim, A.N. (2011). Emotional Intellegence and Organizational
Commitment: Testing the Mediatory Role of Occupational Stress and Job Satisfaction.
International Conference on Education and Educational Psychology (ICCEEPSY), 29, 1965-
1976.
Andersen, Lotte Bogh, Eskil Heinesen, and Lene Holm Pedersen. (2014). How Does Public
Service Motivation among Teachers Affect Student Performance in Schools? Journal of
Public Administration Research and Theory, 24(3), pp. 651-671.

119
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

Ates, O.T., & Buluc, B. (2015). The Relationship between the Emotional Intellegence, Motivation
and Organizational Commitment of Primary School Teachers. Middle Eastern & African
Journal of Educational Research, issue 17, 31-49.
Austen, A. & Zacny, B. (2015). The Role of Public Service Motivation and Organizational Culture
for Organizational Commitment. Management, vol. 9, No. 2, ISSN 1429-9321
Brunetto, et al. (2012). Emotional Intelligence, Job Satisfaction, Well-being and Engagement:
Explaining Organisational Commitment and Turnover Intentions in Policing. Human
Resource Management Journal. DOI https://doi.org/10.1111/j.1748-8583.2012.00198.x
Carmeli, A. (2003). The Relationship between Emotional Intelligence and Work Attitudes,
Behavior and Outcomes: An Examination among Senior Managers. Journal of Managerial
Psychology, Vol. 18, No. 8, pp. 788-813.
Carson, et al. (1997). The Effects of Organization-Based Self Esteem on Workplace Outcomes: An
Examination of Emergency Medical Technicians. Public Personnel Management, Volume
26, No. 1 (Spring), 139-155.
Ganesan, Shankar and Barton, A.Weitz, (1996). The Impact of Staffing Policies on Retail Buyer
Job Attitudes and Behavior. Journal of Retailing, 72(1), 31-56.
Hair, et al. (2014). Multivariate Data Analysis, Pearson New International Edition.
Hondeghem, A. & Perry, J.L. (2008). EGPA Symposium on Public Service Motivation and
Performance: Introduction. International Review of Administration Sciences 75, pp 5-9.
Khan, A., et al. (2014). The Relationship between Emotional Intellegence and Organizational
Commitment of Pakistan University Librarians. Pakistan Journal of Information
Management & Librarians, volume 15.
Kumari, P. & Priya, B. (2015). The Role of Emotional Intellegence in Organizational Commitment:
a Study of Banking Sector. Global Journal for Research Analysis, vol. 4, issue: 11, ISSN No
2277-8160.
Lages, S.M.R, et al. (2015). Motivation and Self Esteem in University Student’s Adherence to
Physical Activity. Revista De Salud Publica, Volume 17(5), Octubre.
Lourdes Rey, Natalio Extremera & Mario Pena. (2011). Perceived Emotional Intelligence, Self
Esteem and Life Satisfaction in Adolescents. Psychosocial Intervention, Vol. 20, pp. 227-
234.
Mas’ud, F. (2004). Survey Diagnosis Organisasional, Konsep & Aplikasi. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. ISBN: 979.704.246.4.
Mathieu, J.E. & Zajac, D.M. (1990). A Review and Meta-analysis of The Antecedents, Correlates,
and Consequences of Organizational Commitment. Psychological Bulletin, 108(2), 171-
194.

120
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

Mayer, Salovey & Caruso (2000). Models of emotional intelligence. In R. J. Sternberg (Ed.),
Handbook of intelligence (pp. 396–420). New York, NY: Cambridge University Press.
Mayer, J.D., Salovey, P., & Caruso, D.R. (2008). Emotional Intellegence: New ability or electic
traits? American Psychologist, 63, 503-517.
Neziroglu, F., Khemlani-Patel, S., & Veale, D. (2008). Social Theory and Cognitive Behavioral
Models of Body Dysmorphic Disorder. Body Image, 5, 28-38. doi:
10.1016/j.bodyim.2008.01.002.
Nikolaou, I., & Tsaousis, I. (2002). Emotional intelligence in the workplace: exploring its effects
on occupational stress and organisational commitment, The International Journal of
Organizational Analysis, 10, 327-342.
Palma, R., (2016). Public Service Motivation and Employee Outcomes in the Italian Public Sector:
Testing the Mediating Effect of Person-Organization Fit. Journal of Applied Quantitative
Methods. Vol 11, no. 2.
Pandey, Sanjay K., and Edmund C., Stazyk. (2008). Antecedents and Correlates of Public Service
Motivation in Public Management, edited by James L. Perry and Annie Hondelghem,
Oxford, UK: Oxford University Press, pp. 101-17.
Perry, James L., and Lois Recascino Wise. (1990). the Motivational Bases of Public Service. Public
Administration Review, pp. 367-373.
Perry, James L., (1996). Measuring Public Service Motivation: An Assesment of Construct
Reliability and Validity. Journal of Public Administration Research and Theory, (6)10, 5-22.
Ritz, A. (2007). The Role Motivation, Commitment and Leadership in Strengthening Public
Service Performance. European Group of Public Administration.
Sadoughi, F. & Ebrahimi. (2015). Self Esteem and Organizational Commitment among Health
Information Management Staff in Tertiary Care Hospitals in Tehran. Global Journal of
Health Science. Vol. 7, No. 2, ISSN 1916-9736, E-ISSN 1916-9744
Sarawati, S. & Shah, I.S. (2014). The Impact of Emotional Intellegence on Organizational
Commitment through Self-Esteem of Employee in Public Sector. The Business &
Management Review, Volume 4 Number 3.
Shafiq, M., & Rana, A.R. (2016). Relationship of Emotional Intellegence to Organizational
Commitment of College Teachers in Pakistan. Eurasian Journal of Educational Research,
62, 1-14, http://dx.doi.org/10.14689/ejer.2016.62.1.
Shooshtarian, Z., Ameli, F., & Lari, M.A. (2013). The Effect of Labor’s Emotional Intellegence on
Their Job Satisfaction, Job Performance and Commitment. Iranian Journal of Management
Studies (IJMS). Vol.6, No. 1, pp. 27-43.
Shrestha, A.K., & Mishra, A.K. (2015). Interactive Effects of Public Service Motivation and
Organizational Politics on Nepali Civil Service Employees’ Organizational Commitment.
Business Perspectives and Researh, 3(1), 21-35.

121
Jurnal Bisnis STRATEGI ● Vol. 28 No. 2 Desember 2019, halaman 110 – 122
P-ISSN : 1410-1246, E-ISSN : 2580-1171

Sikhwari, T.D. (2014). A Study of the Realtionship between Motivation, self concept and
Academic Achievement of Students at a University in Limpopo Province, South Africa.
International Journal Education Science (IJES), 6(1): 19-25.
Vandenabeele, W. & Ban, C. (2009). The Impact of Public Service Motivation in an International
Organization: Job Satisfaction and Organizational Commitmen in the European
Commission. Paper Presented at The International Public Service Motivation Conference,
Bloomington, 7-9.
Yundong, H. (2015). Impact of Intrinsic Motivation on Organizational Commitment: Empirical
Evidences from China. International Business and Management, Vol. 11, No. 3, pp. 31-44.
DOI: 10.3968/7723.

122

Anda mungkin juga menyukai