Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AUDIT ENERGI

PADA SISTEM KELISTRIKAN

Disusun oleh:

Nama : Andika Sunaryanto

Nim : 41416120006

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2020
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan lindungan-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Audit Energi pada Sistem
Kelistrikan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Akhmad
Wahyu Dani, ST, MT pada mata kuliah Audit Energi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang audit energi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Akhmad Wahyu Dani, ST, MT, selaku
dosen mata kuliah audit energi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 Agustus 2020

Penulis

‘ Makalah Audit Energi


2 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Energi merupakan salah satu faktor penting dalam operasional sebuah industri, perusahaan,
maupun instansi lain, karena memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi
untuk operasional usahanya. Sehingga diperlukan upaya konservasi untuk mencapai tujuan
efisiensi. Energi Listrik memilki kontribusi besar terhadap biaya operasional yang harus
dikeluarkan. Peranan listrik ini menjadi semakin penting mengingat adanya kenaikan tarif dasar
listrik yang mau tak mau memaksa berbagai pihak berlomba-lomba untuk melakukan
penghematan. Kenaikan harga listrik dunia rata-rata 7% setahun, sedangkan Indonesia sudah
dicanangkan akan ada kenaikan 6% tiap 4 bulan. Salah satu alasan kenaikan harga ini adalah
untuk membangun pembangkit baru guna mencukupi kebutuhan kenaikan konsumsi listrik. Jika
setiap konsumen bisa menghemat antara 5 – 10% saja, maka ada kemungkinan pada tahun ini
tidak diperlukan pembangkit baru.
Pemerintah bisa ikut berperan untuk mendukung program penghematan energi ini dengan
memberikan insentif pada pelaksanaannya. Sesungguhnya program hemat energi ini memberikan
keuntungan pada semua pihak, konsumen bisa mengurangi pembayaran rekening, perusahaan
listrik tidak dikejar-kejar membuat pembangkit baru, pemerintah bisa mengurangi jumlah
rencana hutang. Program penghematan listrik adalah bukan sekedar masalah teknis semata,
melainkan merupakan pertimbangan dan keputusan manajemen, terutama ditinjau dari segi
keuangan.
Dalam Audit energi merupakan kegiatan penelitian pemaanfaatan energi untuk mengetahui
keseimbangan dan mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi. Melalui audit energi,
kita dapat mengetahui pola distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi energi
terbesar dapat diketahui. Dari hasil audit energi juga dapat diketahui besarnya peluang potensi
penghematan apabila dilakukan peningkatan efisiensi. Apabila dalam sebuah rumah tangga, AC
adalah perangkat penggerogot listrik terbesar maka bisa dibayangkan berapa banyak batubara
harus dibakar untuk memenuhi listrik sebuah Mal, industri, pabrik-pabrik.
Audit energi dilakukan untuk mencapai hal sebagai berikut:

‘ Makalah Audit Energi


3 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
1. Untuk mengetahui nilai Intensitas Konsumsi Energi dan profil pemakaian energi
eksisting operasional fasilitas suatu industri pada periode tertentu.
2. Untuk mengidentifikasi jenis alternatif konservasi energi, maupun penghematan energi
sebagai bagian dari manajemen energi sebuah industri.
3. Memilih suatu keputusan alternatif jenis konservasi energi yang terbaik sebagai
rekomendasi perencanaan manajemen energi industri.
Pelaksanaan audit energy pada dasarnya akan menguntungkan pihak itu sendiri. Kerena ada
Aspek Pencapaian yang diharapkan dari proses Audit Energi, yaitu
 saving in money : adanya manajemen energi, dapat mengurangi biaya operasional.
Dengan demikian keuntungan yang diperoleh perusahaan akan meningkat.
 environmental protection : adanya penggunaan energi yang efisien maka akan
memberikan kontribusi bagi dunia dalam hal membantu pelestarian alam dengan menjaga
dan mempertahankan cadangan minyak bumi dunia agar tidak segera habis.
 sustainable development : adanya penggunaan energi yang efisien maka akan
memberikan kontribusi bagi perusahaan di bidang pertumbuhan yang berkelanjutan baik
di sisi finansial maupun penggunaan peralatan industri yang memiliki lifetime
maksimum/optimum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan fungsi audit energi pada sistem kelistrikan?
2. Apa yang dimaksud dengan klasifikasi audit energi?
3. Bagaimana cara penghematan energi pada sistem kelistrikan?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mendeskripsikan pengertian dan fungsi audit energi pada sistem kelistrikan
2. Mendeskripsikan klasifikasi audit energi
3. Mendeskripsikan cara penghematan energi pada sistem kelistrikan

‘ Makalah Audit Energi


4 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Audit Energi pada Sistem Kelistrikan


Audit energi diartikan sebagai aktifitas survei untuk mendapatkan data dan informasi yang
menjelaskan potret pemakaian energi, dan tentang ada tidaknya peluang penghematan energi,
serta memberi solusi atas berbagai pemborosan energi dan buruknya kinerja pemanfaat energi.
Audit energi sering diartikan berbeda–beda, perbedaan pengertian tersebut dilihat dari lingkup,
kompleksitas audit energi dan kedalaman analisis atau perhitungan yang dilakukan. Tingkat
evaluasi dan cakupan issu yang dibahas dalam kegiatan audit energi sering dijadikan sebagai
dasar dalam membedakan aktifitas audit energi. Pengertian audit energi diuraikan sebagai berikut
:
1. Kegiatan evaluasi untuk mengetahui potret penggunaan energi, mengidentifikasi peluang
penghematan energi dan menentukan langkah perbaikan efisiensi pada suatu sistem/fasilitas
energi.
2. Kegiatan terencana untuk melihat dan mengetahui dimana area pemanfaatan energi, berapa
konsumsinya, bagaimana kinerja pemanfaatanya, berapa potensi penghematan energi, serta
langkah perbaikan yang diperlukan.
3. Aktifitas pemeriksaan secara berkala untuk mengetahui ada tidaknya pemborosan energi
dalam suatu proses pemanfaatan energi.
4. Aktifitas berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga agar kinerja operasi
pemanfaatan energi selalu optimum. Dari pengertian audit energi sebagaimana diuraikan di atas
tampak bahwa audit energi bermanfaat karena tidak sekedar perbaikan efisiensi jangka pendek,
melainkan lebih ditekankan pada langkah perbaikan dengan strategi pemecahan secara scientific,
dan melalui pembenahan struktur organisasi maupun infrastruktur yang diperlukan.
B. Klasifikasi Audit Energi
Audit energi dibedakan berdasarkan lingkup, kompleksitas dan kedalaman analisis maupun
lingkup issu yang ditangani. Selain itu pelaksanaan audit energi juga berkaitan dengan biaya
pelaksanaan yang disesuaikan dengan data yang akan dikumpulkan, peralatan ukur yang
digunakan, kedalaman analisis serta jumlah peluang penghematan energi yang diidentifikasi dan

‘ Makalah Audit Energi


5 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
obyek yang diaudit. Hal ini membuat jenis audit energi menjadi berbeda. Secara umum ada tiga
klasifikasi audit energi yang dibedakan berdasarkan tingkat kedalaman analisis data yang
dihasilkan. Ketiga tipe jenis audit energi tersebut adalah : Audit singkat, Audit Awal , dan
Audit Rinci.
1. Audit Singkat (Walk-Through Audit)
Audit singkat atau WalkThrough Audit adalah kegiatan audit energi dengan tingkatan paling
rendah (level 1). Hasil dari kegiatan audit ini adalah informasi tentang peluang konservasi energi
yang masih bersifat dasar dan umum, namun sudah cukup untuk memberi gambaran tentang
potret penggunaan energi dan potensi penghematan energi pada obyek yang diaudit. Aktifitas
audit level 1 adalah mengumpulkan data-data umum tentang pemakaian energi, pengamatan
visual pada fasilitas/sistem energi dan hasil wawancara. Audit energi pada level ini aktifitasnya
termasuk evaluasi data bersifat sederhana atas data dasar pemakaian energi, data operasi system
energi, intensitas energi dan kecenderungannya, serta benchmark terhadap perusahaan sejenis
yang menggunakan peralatan atau teknologi serupa.
2. Audit Awal (Preliminary Audit)
Audit awal merupakan level kedua dari kegiatan audit energi. Kegiatan ini biasanya dilakukan
sebelum audit rinci dimulai. Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level satu, dalam audit
ini data dan informasi peluang konservasi energi dihitung berdasarkan data pengukuran
(pengukuran sesaat). Kunjungan singkat pada fasilitas energi dilakukan untuk mengetahui aspek
dasar dari obyek yang di audit berkaitan dengan pemanfaatan energi dan faktor lain yang
berpengaruh. Langkah ini perlu untuk membantu dan menjamin efektifitas audit (site visit)
berikutnya serta meminimalkan waktu bagi tim audit dan personel pendamping perusahaan yang
akan menbantu. Aktifitas ini sebagaimana dimaksud di atas dikenal dengan audit awal
(preliminary audit energi). Dengan melakukan audit awal diharapkan dapat menghasilkan
sejumlah informasi dan daftar atau issu spesifik yang akan dibahas/ diteliti lebih lanjut dalam
audit rinci berikutnya, termasuk untuk menentukan jumlah dan Kualifikasi tim audit serta
peralatan ukur yang dibutuhkan. Perhitungan yang terkait dengan efisiensi, rugi-rugi energi dan
potensi penghematan energi dilakukan dengan menggunakan perhitungan standar (standard
Energi engineering calculation). Audit energi level 2 ini relatif murah namun memberikan hasil
cepat tentang perkiraan potensi penghematan energi. Fokus kegiatan audit energi secara umum
lebih ditekankan pada penghematan energi yang bersifat best practice - no and low cost.

‘ Makalah Audit Energi


6 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
3. Audit Rinci (Detailed Audit )
Audit energi rinci merupakan level ke 3 dan tertinggi dalam kegiatan audit energi. Audit ini
dilakukan untuk mengkaji lebih dalam dan dengan lingkup yang lebih luas suatu fasilitas energi
menurut fungsinya. Secara umum dapat dikatakan bahwa output dari audit energi rinci adalah
uraian mendalam tentang potret pemanfaatan sumber dan jenis energi yang menjelaskan kinerja
pemanfaatan energi, rugi-rugi energi, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi konsumsi dan
efisiensi energi, karakteristik operasi peralatan/sistem energi serta kajian secara tuntas dan
lengkap potensi penghematan energi yang ada baik dari aspek teknis maupun ekonomis sehingga
siap untuk diimplementasikan. Kegiatan ini dilakukan secara komprehensip dengan
menggunakan program komputer atau simulasi. Program komputer dikembangkan dengan
memasukkan ke dalam program komputer semua variabel yang berpengaruh untuk membuat
baseline pemakaian energi. Sebagai level yang tertinggi dari kegiatan audit energi, tentu saja
audit rinci tidak harus diterapkan dalam setiap aktifitas audit energi, melainkan hanya pada hal
tertentu yang memang memerlukan kajian dan evaluasi khusus. Proses Audit energi Sebelum
aktifitas audit energi dilakukan, persiapan terkait administrasi dan kelengkapan pelaksanaan
survey perlu dilakukan. Langkah persiapan audit energi berkaitan dengan penentuan sasaran,
jenis audit energi, pengadaan kelengkapan audit energi, penentuan jadual, penetapan metode
pengumpulan data dan metoda analisis yang diperlukan, penentuan tim pelaksana audit,
peralatan ukur yang untuk survey lapangan, serta anggaran yang diperlukan membiayai audit
energi hingga selesai. Pada gambar berikut ditunjukkan skema lengkap aktifitas audit energi di
industri. Seperti tampak pada gambar proses pelaksanaan audit energi di atas, kegiatan audit
energi meliputi persiapan, survei lapangan, analisis data hingga pelaporan.
C. Penghematan Energi pada Sistem Kelistrikan

Penghematan energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Menghemat energi
berarti tidak menggunakan energi listrik untuk suatu hal yang tidak berguna. Penghematan energi
dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien di mana manfaat yang sama diperoleh
dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan
yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta
meningkatnya nilai lingkungan, keamanan, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta
perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan
pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan
melakukan penghematan energy.
Sedangkan konservasi adalah penggunaan energi dengan efisiensi dan rasional tanpa mengurangi
penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Penghematan energi listrik bukan
‘ Makalah Audit Energi
7 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
cuma saat penggunaannya atau pilihan jenis lampunya. Bila tanpa perencanaan instalasi listrik
yang hemat pula, maka penggunaan daya menjadi tidak optimal.
Berikut potensi penghematan pada peralatan listrik:

a. Kabel/ Busbar
Busbar merupakan batangan konduktor yang sering dijumpai pada sebuah peralatan panel
distribusi baik untuk distribusi low voltage sampai high voltage distribusi .
Dalam penentuan dan pemilihan ukuran busbar yang akan digunakan pada sebuah peralatan
panel distribusi, hal yang mesti diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Dimensi busbar dengan mempertimbangkan kondisi normal operasi


2. Tegangan operasional saat beroperasi , baik antara line dengan line maupun antara line
dengan netral
3. Arus yang akan mengalir pada busbar, yang akan mempengaruhi penentuan tipe dan luas
penampang busbar itu sendiri.

Selain hal diatas, yang juga patut diperhatikan adalah kemampuan isolator tempat busbar
dipasang, dimana kemampuan isolator tersebut harus bisa menanggung dan tahan terhadap efek
mekanikal yang timbul, baik yang disebabkan karena efek kenaikan temperatur pada busbar
maupun goncangan/getaran akibat gangguan hubungan singkat (short circuit) yang menjalar dari
busbar ke isolator.
Untuk melakukan perhitungan dalam menetapkan jenis dan ukuran busbar yang akan digunakan,
diperlukan beberapa parameter operasi sebagai referensi , yaitu :

1. Network short circuit (Ssc) - Nilai hubungan singkat pada jaringan - MVA
2. Rated Voltage (Rate Tegangan) - V
3. Operating Voltage (Tegangan Operasional) - V
4. Rated Current - Rated Arus - A

Sedangkan hal yang mesti diperhatikan untuk karakteristik phisik dari busbar adalah sbb :

 Luas penampang busbar (Cross Section) - cm2


 Jarak antara phasa - phasa - cm
 Panjang isolator yang mendukung sebuah phasa - cm
 Temperatur ruangan - oC
 Kenaikan temperatur yang diizinkan
 Profile Busbar (Flat atau Round)
 Material Busbar (Tembaga (Copper) atau Aluminium)
 Pemasangan Busbar (Flat Mounted atau Edge Mounted)

b. Trafo
Sebuah trafo adalah perangkat listrik pasif yang mentransfer energi listrik dari satu rangkaian
listrik ke yang lain, atau beberapa rangkaian. Arus yang bervariasi dalam setiap
kumparan transformator menghasilkan fluks magnet yang bervariasi dalam inti
transformator, yang menginduksi gaya gerak listri yang bervariasi pada kumparan lain yang
melilit pada inti yang
‘ Makalah Audit Energi
8 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
sama. Energi listrik dapat ditransfer antara kumparan yang terpisah tanpa koneksi logam
(konduktif) antara kedua sirkuit. Transformer paling umum digunakan untuk meningkatkan
tegangan AC rendah pada arus tinggi (transformator step-up) atau mengurangi voltase AC tinggi
pada arus rendah (transformator step-down) dalam aplikasi tenaga listrik, dan untuk
menyambungkan tahapan sirkuit pemrosesan sinyal. Transformer juga dapat digunakan untuk
isolasi, di mana tegangan sama dengan tegangan keluar, dengan kumparan terpisah tidak terikat
secara elektrik satu sama lain.
Transformer dapat diklasifikasikan dalam banyak cara, seperti berikut ini:

 Nilai daya: Dari sebagian kecil volt-ampere (VA) hingga lebih dari seribu
MVA.
 Tugas transformator: Berkelanjutan, waktu singkat, intermiten, periodik, bervariasi.
 Rentang frekuensi: Frekuensi daya, frekuensi audio, atau frekuensi radio.
 Kelas tegangan: Dari beberapa volt hingga ratusan kilovolt.
 Jenis pendingin: Kering atau direndam cairan; didinginkan sendiri, didinginkan udara
paksa; didinginkan minyak paksa, pendinginan air.
 Penerapan: suplai daya, pencocokan impedansi, tegangan keluaran dan stabilisator
arus, pulsa, isolasi sirkuit, distribusi daya, penyearah, tungku busur, output amplifier, dll.
 Bentuk magnetik dasar: Bentuk inti, bentuk pelindung, konsentris, sandwich.
 Deskriptor transformator konstan-potensial: Step-up, step-down, isolasi.
 Konfigurasi gulungan umum: Oleh grup vector IEC, kombinasi dua-belitan dari
penetapan fase delta, wye atau star, dan Zigzag; autotransformator, Scott-T
 Konfigurasi belitan fase-shift rectifier: 2-belitan, 6-pulsa; 3-berliku, 12-pulsa; . . . n-
belitan, [n-1]*6-pulsa; poligon; dll
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus n= Po/ Pi(100%), Sebagai akibat adanya
kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk
transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%. Berbagai desain aplikasi
listrik spesifik memerlukan berbagai jenis transformator. Walaupun mereka semua berbagi
prinsip-prinsip transformator karakteristik dasar, mereka dikustomisasi dalam konstruksi atau
sifat listrik untuk persyaratan pemasangan atau kondisi sirkuit tertentu.
Dalam transmisi tenaga listrik, transformer memungkinkan transmisi daya listrik pada tegangan
tinggi, yang mengurangi kerugian akibat pemanasan kabel. Hal ini memungkinkan pembangkit
yang berlokasi secara ekonomis pada jarak dari konsumen listrik Semua kecuali sebagian kecil
dari kekuatan listrik dunia telah melewati serangkaian transformator pada saat mencapai
konsumen.

c. Kapasitor Bank

Daya listrik adalah laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. Arus listrik yang mengalir
dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke
dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas, cahaya, energi kinetik, dan suara. Daya
listrik terdiri dari tiga macam, yaitu:

1. Daya Aktif (P)


‘2 Makalah Audit Energi
0
9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Andika Sunaryanto http://


Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt.

2. Daya Reaktif (Q)

Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet.
Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluksmedan magnet. Contoh daya
yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain.
Satuan daya reaktif adalah Var.

3. Daya Nyata (S)

Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan
root mean square (rms) dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil
penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.

Faktor Daya Faktor daya atau power factor (pf) merupakan rasio perbandingan antara daya
aktif (Watt) dan daya nyata (VA). Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat
juga dinyatakan dalam persen.

Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S)

= kW/kVA = V.I Cos φ/ V.I

= Cos φ

Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan berkurang.
Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan di antaranya:

 membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi – rugi;


 membesarnya penggunaan daya listrik kVAR; dan
 mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops).

Beberapa strategi untuk koreksi faktor daya adalah:

 meminimalkan operasi dari beban motor;


 menghindari operasi dari peralatan listrik di atas tegangan rata – ratanya;
 mengganti motor – motor yang sudah tua; dan
 memasang kapasitor pada jaringan AC untuk menurunkan medan dari daya reaktif.

Metode yang digunakan untuk pemasangan capacitor bank yaitu:

1. Metode terpusat; pada metode terpusat, capasitor bank ditempatkan di sisi primer
dan sekunder transformator atau bisa juga ditempatkan di bus pusat pengontrol.
‘ Makalah Audit Energi
1 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
2. Metode tersebar; pada metode tersebar, capacitor bank ditempatkan di feeder kecil,
rangkaian pada cabang, ataupun langsung di beban.

Terdapat beberapa metode untuk melakukan perhitungan kebutuhan capacitor bank.

1. Metode Perhitungan Data yang diperlukan antara lain adalah daya aktif (P), pf
sebenarnya (Cos φ1), dan pf yang diinginkan (Cos φ2). Daya reaktif yang
dikompensasi oleh capacitor bank (Qc) adalah: Qc = P (Tan φ1 – Tan φ2)
2. Metode Tabel Kompensasi Untuk menghitung besarnya daya reaktif dapat
dilakukan melalui tabel kompensasi, tabel ini menyajikan suatu data dengan input
pf sebenarnya (Cos φ1), dan pf yang diinginkan (Cos φ2) maka besarnya faktor
pengali dapat dilihat melalui tabel kompensasi.
3. Metode Kuitansi PLN Metode ini memerlukan data dari kuitansi PLN selama satu
periode (misalnya enam bulan sampai dengan satu tahun). Dari kuitansi PLN
tersebut dapat diketahui daya aktif maupun reaktifnya sehingga bisa dihitung faktor
daya dan kebutuhan daya reaktif untuk perbaikan faktor daya.
4. Metode Segitiga Daya Metode ini dipakai jika data yang diketahui adalah Daya
aktif (P) dan Daya nyata (S). Perhitungan metoda ini dilakukan dengan segitiga
daya.

D. Daftar Pustaka http://jurnal.poliupg.ac.id/index.php/JTE/article/view/987


https://id.wikipedia.org/wiki/Penghematan_energi
https://direktorilistrik.blogspot.com/2013/02/perhitungan-busbar-busbar-calculation.html
https://j-abdimas.polinema.ac.id/index.php/eltek/article/download/36/36

‘ Makalah Audit Energi


1 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto

Anda mungkin juga menyukai