Disusun oleh:
Nim : 41416120006
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Akhmad
Wahyu Dani, ST, MT pada mata kuliah Audit Energi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang audit energi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Akhmad Wahyu Dani, ST, MT, selaku
dosen mata kuliah audit energi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Energi merupakan salah satu faktor penting dalam operasional sebuah industri, perusahaan,
maupun instansi lain, karena memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi
untuk operasional usahanya. Sehingga diperlukan upaya konservasi untuk mencapai tujuan
efisiensi. Energi Listrik memilki kontribusi besar terhadap biaya operasional yang harus
dikeluarkan. Peranan listrik ini menjadi semakin penting mengingat adanya kenaikan tarif dasar
listrik yang mau tak mau memaksa berbagai pihak berlomba-lomba untuk melakukan
penghematan. Kenaikan harga listrik dunia rata-rata 7% setahun, sedangkan Indonesia sudah
dicanangkan akan ada kenaikan 6% tiap 4 bulan. Salah satu alasan kenaikan harga ini adalah
untuk membangun pembangkit baru guna mencukupi kebutuhan kenaikan konsumsi listrik. Jika
setiap konsumen bisa menghemat antara 5 – 10% saja, maka ada kemungkinan pada tahun ini
tidak diperlukan pembangkit baru.
Pemerintah bisa ikut berperan untuk mendukung program penghematan energi ini dengan
memberikan insentif pada pelaksanaannya. Sesungguhnya program hemat energi ini memberikan
keuntungan pada semua pihak, konsumen bisa mengurangi pembayaran rekening, perusahaan
listrik tidak dikejar-kejar membuat pembangkit baru, pemerintah bisa mengurangi jumlah
rencana hutang. Program penghematan listrik adalah bukan sekedar masalah teknis semata,
melainkan merupakan pertimbangan dan keputusan manajemen, terutama ditinjau dari segi
keuangan.
Dalam Audit energi merupakan kegiatan penelitian pemaanfaatan energi untuk mengetahui
keseimbangan dan mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi. Melalui audit energi,
kita dapat mengetahui pola distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi energi
terbesar dapat diketahui. Dari hasil audit energi juga dapat diketahui besarnya peluang potensi
penghematan apabila dilakukan peningkatan efisiensi. Apabila dalam sebuah rumah tangga, AC
adalah perangkat penggerogot listrik terbesar maka bisa dibayangkan berapa banyak batubara
harus dibakar untuk memenuhi listrik sebuah Mal, industri, pabrik-pabrik.
Audit energi dilakukan untuk mencapai hal sebagai berikut:
C. TUJUAN MASALAH
1. Mendeskripsikan pengertian dan fungsi audit energi pada sistem kelistrikan
2. Mendeskripsikan klasifikasi audit energi
3. Mendeskripsikan cara penghematan energi pada sistem kelistrikan
Penghematan energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Menghemat energi
berarti tidak menggunakan energi listrik untuk suatu hal yang tidak berguna. Penghematan energi
dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien di mana manfaat yang sama diperoleh
dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan
yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta
meningkatnya nilai lingkungan, keamanan, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta
perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan
pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan
melakukan penghematan energy.
Sedangkan konservasi adalah penggunaan energi dengan efisiensi dan rasional tanpa mengurangi
penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Penghematan energi listrik bukan
‘ Makalah Audit Energi
7 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
cuma saat penggunaannya atau pilihan jenis lampunya. Bila tanpa perencanaan instalasi listrik
yang hemat pula, maka penggunaan daya menjadi tidak optimal.
Berikut potensi penghematan pada peralatan listrik:
a. Kabel/ Busbar
Busbar merupakan batangan konduktor yang sering dijumpai pada sebuah peralatan panel
distribusi baik untuk distribusi low voltage sampai high voltage distribusi .
Dalam penentuan dan pemilihan ukuran busbar yang akan digunakan pada sebuah peralatan
panel distribusi, hal yang mesti diperhatikan adalah sebagai berikut :
Selain hal diatas, yang juga patut diperhatikan adalah kemampuan isolator tempat busbar
dipasang, dimana kemampuan isolator tersebut harus bisa menanggung dan tahan terhadap efek
mekanikal yang timbul, baik yang disebabkan karena efek kenaikan temperatur pada busbar
maupun goncangan/getaran akibat gangguan hubungan singkat (short circuit) yang menjalar dari
busbar ke isolator.
Untuk melakukan perhitungan dalam menetapkan jenis dan ukuran busbar yang akan digunakan,
diperlukan beberapa parameter operasi sebagai referensi , yaitu :
1. Network short circuit (Ssc) - Nilai hubungan singkat pada jaringan - MVA
2. Rated Voltage (Rate Tegangan) - V
3. Operating Voltage (Tegangan Operasional) - V
4. Rated Current - Rated Arus - A
Sedangkan hal yang mesti diperhatikan untuk karakteristik phisik dari busbar adalah sbb :
b. Trafo
Sebuah trafo adalah perangkat listrik pasif yang mentransfer energi listrik dari satu rangkaian
listrik ke yang lain, atau beberapa rangkaian. Arus yang bervariasi dalam setiap
kumparan transformator menghasilkan fluks magnet yang bervariasi dalam inti
transformator, yang menginduksi gaya gerak listri yang bervariasi pada kumparan lain yang
melilit pada inti yang
‘ Makalah Audit Energi
8 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
sama. Energi listrik dapat ditransfer antara kumparan yang terpisah tanpa koneksi logam
(konduktif) antara kedua sirkuit. Transformer paling umum digunakan untuk meningkatkan
tegangan AC rendah pada arus tinggi (transformator step-up) atau mengurangi voltase AC tinggi
pada arus rendah (transformator step-down) dalam aplikasi tenaga listrik, dan untuk
menyambungkan tahapan sirkuit pemrosesan sinyal. Transformer juga dapat digunakan untuk
isolasi, di mana tegangan sama dengan tegangan keluar, dengan kumparan terpisah tidak terikat
secara elektrik satu sama lain.
Transformer dapat diklasifikasikan dalam banyak cara, seperti berikut ini:
Nilai daya: Dari sebagian kecil volt-ampere (VA) hingga lebih dari seribu
MVA.
Tugas transformator: Berkelanjutan, waktu singkat, intermiten, periodik, bervariasi.
Rentang frekuensi: Frekuensi daya, frekuensi audio, atau frekuensi radio.
Kelas tegangan: Dari beberapa volt hingga ratusan kilovolt.
Jenis pendingin: Kering atau direndam cairan; didinginkan sendiri, didinginkan udara
paksa; didinginkan minyak paksa, pendinginan air.
Penerapan: suplai daya, pencocokan impedansi, tegangan keluaran dan stabilisator
arus, pulsa, isolasi sirkuit, distribusi daya, penyearah, tungku busur, output amplifier, dll.
Bentuk magnetik dasar: Bentuk inti, bentuk pelindung, konsentris, sandwich.
Deskriptor transformator konstan-potensial: Step-up, step-down, isolasi.
Konfigurasi gulungan umum: Oleh grup vector IEC, kombinasi dua-belitan dari
penetapan fase delta, wye atau star, dan Zigzag; autotransformator, Scott-T
Konfigurasi belitan fase-shift rectifier: 2-belitan, 6-pulsa; 3-berliku, 12-pulsa; . . . n-
belitan, [n-1]*6-pulsa; poligon; dll
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus n= Po/ Pi(100%), Sebagai akibat adanya
kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk
transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%. Berbagai desain aplikasi
listrik spesifik memerlukan berbagai jenis transformator. Walaupun mereka semua berbagi
prinsip-prinsip transformator karakteristik dasar, mereka dikustomisasi dalam konstruksi atau
sifat listrik untuk persyaratan pemasangan atau kondisi sirkuit tertentu.
Dalam transmisi tenaga listrik, transformer memungkinkan transmisi daya listrik pada tegangan
tinggi, yang mengurangi kerugian akibat pemanasan kabel. Hal ini memungkinkan pembangkit
yang berlokasi secara ekonomis pada jarak dari konsumen listrik Semua kecuali sebagian kecil
dari kekuatan listrik dunia telah melewati serangkaian transformator pada saat mencapai
konsumen.
c. Kapasitor Bank
Daya listrik adalah laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. Arus listrik yang mengalir
dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke
dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas, cahaya, energi kinetik, dan suara. Daya
listrik terdiri dari tiga macam, yaitu:
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet.
Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluksmedan magnet. Contoh daya
yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain.
Satuan daya reaktif adalah Var.
Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan
root mean square (rms) dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil
penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.
Faktor Daya Faktor daya atau power factor (pf) merupakan rasio perbandingan antara daya
aktif (Watt) dan daya nyata (VA). Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat
juga dinyatakan dalam persen.
= Cos φ
Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan berkurang.
Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan di antaranya:
1. Metode terpusat; pada metode terpusat, capasitor bank ditempatkan di sisi primer
dan sekunder transformator atau bisa juga ditempatkan di bus pusat pengontrol.
‘ Makalah Audit Energi
1 Pusat Bahan Ajar dan
Andika Sunaryanto
2. Metode tersebar; pada metode tersebar, capacitor bank ditempatkan di feeder kecil,
rangkaian pada cabang, ataupun langsung di beban.
1. Metode Perhitungan Data yang diperlukan antara lain adalah daya aktif (P), pf
sebenarnya (Cos φ1), dan pf yang diinginkan (Cos φ2). Daya reaktif yang
dikompensasi oleh capacitor bank (Qc) adalah: Qc = P (Tan φ1 – Tan φ2)
2. Metode Tabel Kompensasi Untuk menghitung besarnya daya reaktif dapat
dilakukan melalui tabel kompensasi, tabel ini menyajikan suatu data dengan input
pf sebenarnya (Cos φ1), dan pf yang diinginkan (Cos φ2) maka besarnya faktor
pengali dapat dilihat melalui tabel kompensasi.
3. Metode Kuitansi PLN Metode ini memerlukan data dari kuitansi PLN selama satu
periode (misalnya enam bulan sampai dengan satu tahun). Dari kuitansi PLN
tersebut dapat diketahui daya aktif maupun reaktifnya sehingga bisa dihitung faktor
daya dan kebutuhan daya reaktif untuk perbaikan faktor daya.
4. Metode Segitiga Daya Metode ini dipakai jika data yang diketahui adalah Daya
aktif (P) dan Daya nyata (S). Perhitungan metoda ini dilakukan dengan segitiga
daya.