Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
penilaian kinerja pusat biaya dengan syarat-syarat untuk penerapannya, karakteristik akuntansi per¬tanggungjawaban,
dan tahapan penilaian kinerja menurut Mulyadi pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam. Data diambil melalui
wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
komparatif kualitatif. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai
alat penilaian kinerja pusar biaya pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam sudah cukup sesuai dengan syarat untuk
penerapan, karakterisktik akuntansi per¬tanggungjawaban, dan tahapan penilaian kinerja menurut Mulyadi. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan presentase kesesuaiannya dengan indikator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75%.
Indikator yang belum sesuai yaitu pada kode rekening yang belum melakukan pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali pada laporan pertanggungjawabannya, sehingga tidak dapat menampilkan batasan tanggungjawab manajer
bersangkutan.
Kata kunci : akuntansi pertanggungjawaban, kinerja, pusat biaya
Abstract: This study aims to determine the appropriateness of the application of responsibility accounting as a cost center
performance appraisal tool with the conditions for its application, the characteristics of responsibility accounting, and the stages of
performance evaluation according to Mulyadi at PT PLN (Persero) UPDK Mahakam. Data were taken through interviews and
literature study. The data analysis technique used in this study was a qualitative comparative descriptive analysis. The results of this
study indicate that the application of responsibility accounting as a means of assessing the navel cost performance at PT PLN
(Persero) UPDK Mahakam is sufficient in accordance with the requirements for implementation, the characteristics of responsibility
accounting, and the stage of performance evaluation according to Mulyadi. This can be seen from the results of calculating the
percentage of compliance with the established indicators which is equal to 75%. Indicators that are not yet suitable are account
codes that have not carried out controlled and uncontrolled cost segregation in their accountability reports, so they cannot display
the limits of the manager's responsibilities.
Keywords: responsibility accounting, performance, cost center
1. PENDAHULUAN
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 2
Tingkat persaingan bisnis yang semakin luas mau tidak mengendalikan segala aktivitas dan masalah yang terjadi
mau memaksa untuk setiap perusahaan melakukan yang dalam perusahaan tersebut sendiri. Agar pimpinan dapat
terbaik agar tertinggal. Perusahaan memerlukan nilai mengendalikan perusahaan dengan baik, maka diperl-
perusahaan yang baik agar dapat bersaing dari ukannya penerapan akuntansi pertanggungjawaban.
perusahaan dalam negeri maupun internasional. Agar Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
mendapatkan nilai yang baik tersebut, setiap perusahaan sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja
perlu menerapkan Good Corporate Governance (GCG) setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi
atau yang sering disebut dengan tata kelola perusahaan yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
yang baik. pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian pengendalian manajemen (Samryn, 2015:261). Sistem
BUMN mengeluarkan keputusan yang mewajibkan BUMN pertanggungjawaban dapat memberikan informasi yang
menerapkan prinsip-prinsip GCG. Hal ini tertuang dalam berguna untuk pengambilan keputusan terutama yang
Keputusan Mentri BUMN NO. Kep-117/M-MBU/2002 berkaitan dengan perencanaan, pengendalian, dan
tentang penerapan praktik Good Corporate Governance pelaporan setiap pusat pertanggungjawaban.
(GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Adapun pusat pertanggungjawaban terbagi atas pusat
diperbaharui menjadi Peraturan Menteri BUMN No. Per- pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi.
01/MBU/2011 tentang penerapan praktik Good Corporate Dengan adanya pusat pertanggungjawaban ini membantu
Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja setiap
(BUMN). Peraturan Menteri BUMN No. Per-01/MBU/2011 pusat pertanggungjawaban, yang mana dapat dilihat dari
ayat 1 mengungkapkan pengertian good corporate pencapaian anggaran yang ditetapkan oleh masing-masing
governance sebagai prinsip-prinsip yang mendasari suatu pusat pertanggungjawaban.
proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan PT PLN (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika Milik Negara (BUMN) yang mengurusi semua aspek
perusahaan. kelistrikan yang ada di Indonesia yang berdiri pada 27
Untuk penerapan kebijakan Good Corporate Oktober 1945. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Governance (GCG) ini tidaklah mudah. Hal ini bisa dilihat tugas PT PLN adalah menyuplai serta mengatur pasokan
pada kualitas GCG di Indonesia yang masih tergolong listrik. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
rendah. Walaupun Indonesia telah membuat sedikit Pemerintah No 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN)
kemajuan dalam dua tahun terakhir, pada CG Watch 2018: ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Negara dan
Market rankings yang dimuat dalam Corporate Governance sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
Watch 2018 Hard Decisions: Asia Faces Tough Choices in (PKUK). Kemudian, sejak tahun 1994 PLN dialihkan dari
CG Reform menempatkan Indonesia di urutan paling perusahaan umum menjadi perusahaan perseroan
bawah. (persero), sehingga nama perusahaan ini menjadi PT PLN
Walaupun Indonesia berada pada posisi terbawah (Persero).
dalam hal penerapan GCG, bukan berarti praktik tersebut Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara
tidak perlu digunakan lagi. Hal ini dikarenakan penerapan (BUMN) di Indonesia, PLN dituntut untuk melaksanakan
GCG dibutuhkan sebagai kunci sukses untuk usaha dengan sebaik-baiknya agar dapat membantu dan
perkembangan dan kemajuan perusahaan yang sehat, mensejahterakan masyarakat, karena keberadaan listrik
mampu bersaing, serta profesional, terlebih pada Badan sangat penting dalam setiap kegiatan. Oleh kerena itu, PT
Usaha Milik Negara (BUMN). PLN memerlukan suatu alat bantu pengendalian terhadap
Salah satu prinsip GCG yang dapat diterapkan yaitu, kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Penerapan
akuntanbilitas (accountability), yang memiliki arti kejelasan akuntansi pertanggungjawaban sangat penting dalam
fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ menetapkan bagian unit-unit organisasi dengan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara pelimpahan wewenang dan tanggungjawab secara jelas
efektif. Dalam praktik dasarnya prinsip akuntanbilitas dan tugas. Penerapannya dapat terlaksana dengan baik
(accountability) antara lain meliputi delegasi wewenang, apabila struktur organisasi terlihat adanya pendelegasian
pertanggungjawaban dan mekanisme pelaporan (dokumen wewenang dan tanggungjawab yang ada pada organisasi
perencanaan dan dokumen pelaporan). tersebut.
Dengan diterapkannya Good Corporate Governance Adapun alasan penulis memilih PT PLN (Persero)
(GCG), maka akan membantu manajeman dalam upaya UPDK Mahakam sebagai objek yang akan diteliti karena ia
memantau peningkatan kinerja dan nilai perusahaan, dan merupakan yaitu salah satu unit dari PT PLN bagian
dengan semakin kompleksnya kegiatan perusahaan, pembangkit yang tergolong pusat biaya. Tugas pokoknya
pembagian tugas dan wewenang kepada beberapa fungsi yaitu mengopersasikan dan memelihara mesin pembangkit
serta tingkatan manajemen dibutuhkan oleh seorang untuk menghasilkan tenaga listrik. Dalam rangka menilai
pimpinan karena ia tidak mungkin dapat mengontrol atau kinerja perusahaan, PT PLN (Persero) UPDK Mahakam
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 3
memiliki target-target yang harus direalisasikan. Dalam hal Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa akuntansi
ini masih kerap terjadi penyimpangan atau selisih dalam pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang di
realisasinya. Sehingga penyimpangan atau selisih tersebut rancang agar setiap tingkatan manajemen atau pusat
dapat merugikan perusahaan itu sendiri atau bahkan dapat pertanggungjawaban dapat mempertanggungjawabkan
memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Oleh laporan data operasi yang berada di bawah kendalinya.
sebab itulah peneliti ingin mengetahui sejauh mana Jika terjadi penyimpangan, maka dapat dianalisa apa yang
penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban menjadi penyebabnya dan siapa yang harus
digunakan sebagai penilaian kinerja pusat biaya pada PT bertanggungjawab. Akuntansi pertanggungjawaban dapat
PLN (Persero) UPDK Mahakam. Berdasarkan uraian diatas memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan
maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul keputusan dan dapat juga digunakan sebagai alat analisis
“Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat penilaian kinerja pencapaian anggaran yang ditetapkan
Penilaian Kinerja Pusat Biaya”. oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban.
Menurut Mulyadi (2016:166-214) dan penelitian
2.TINJAUAN PUSTAKA Irawan (2014) yang menyatakan untuk dapat
Akuntansi Manajemen diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban
Lingkungan yang berubah cepat dan persaingan antar terdapat syarat-syarat, yaitu:
perusahaan yang semakin sengit, bahkan masalah- 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas
masalah intern perusahaan yang terjadi merupakan wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan
masalah yang harus dikelola perusahaan dengan tepat. manajemen.
2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan
Akuntansi manajemen harus mampu membantu
manajemen.
manajemen perusahaan untuk menghadapi berbagai
3. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan
macam masalah yang ada dengan cara memberikan
tidaknya (controllability) biaya oleh manajemen tertentu
informasi akuntansi akuntansi kepada pihak internal yang
dalam operasi.
membantu untuk menetapkan keputusan dalam
4. Terdapat susunan kode rekening perusahaan yang
menentukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat
serta pengendalian.
pertanggungjawaban.
Menurut Hery (2013:260), akuntansi manajemen yaitu
5. Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang
mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi
bertanggung jawab (responsibility reporting).
keuangan serta non keuangan yang membantu manajer
Adapun karakteristik akuntansi pertanggung-
untuk membuat keputusan yang bermanfaat demi
jawaban menurut Mulyadi (2016:191), yaitu :
tercapainya tujuan organisasi. Adapun menurut Mulyadi
1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.
(2016:3), akuntansi manajeman adalah tipe akuntansi yang 2. Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer
mengolah informasi keuangan yang terutama untuk yang bertanggungjawab atas pusat pertanggung-
memenuhi keperluan manajemen dalam melaksanakan jawaban tertentu.
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. 3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi anggaran.
akuntansi manajemen adalah penggunaan informasi 4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau
manajemen untuk pengambilan keputusan oleh pihak hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang
internal perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan lebih tinggi.
dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, Pusat Pertanggungjawaban
pengarahan serta pengendalian. Menurut Simamora (2012:255), pusat pertang-
Akuntansi Pertanggungjawaban gungjawaban (responsibility center) adalah sebuah unit
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang ber-
sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja tanggung jawab. Kemudian menurut Sujarweni (2015:8),
setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi
yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat yang ada dalam perusahaan dan setiap unit tersebut
pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem dikepalai oleh seorang pimpinan yang bertanggungjawab
pengendalian manajemen (Samryn, 2015:261). Adapun atas aktivitas yang dilakukannya.
menurut Rudianto (2013:176), akuntansi pertanggung- Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
jawaban (responsibility accounting) adalah sistem pusat pertanggungjawaban adalah bagian atau unit dalam
akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
pada keseluruhan organisasi, dan mencerminkan rencana
bertanggungjawab atas aktivitas unit yang dipimpinnya.
serta tindakan setiap pusat tanggung jawab itu dengan
Organisasi atau perusahaan merupakan perpaduan pusat-
menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat
pusat pertanggungjawaban, sekiranya setiap pusat per-
yang memiliki tanggung jawab bersangkutan.
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 4
tanggungjawaban mencapai sasarannya, maka tujuan aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau
perusahaan akan tercapai. aktivitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas
Samryn (2015:262) menyatakan terdapat empat jenis tertentu, juga menunjukan tingkat spesialisasi aktivitas
pusat pertanggungjawaban, yaitu : kerja. Struktur organisasi juga menunjukan hirarki dan
1. Pusat Pendapatan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan
Pusat pendapatan yaitu suatu pusat pertang- pelaporannya. Dapat disimpulkan, struktur organisasi
gungjawaban di mana seorang manajer bertanggung jawab adalah pembagian atas garis tanggungjawab yang jelas
untuk penjualan atau perolehan pendapatan, baik dari antar tingkatan dalam perusahaan yang saling
penjualan barang maupun dari jasa. Sedangkan kinerjanya berhubungan untuk mencapai tujuan perusahaan.
diukur berdasarkan penghasilan yang diperolah tanpa Adapun hubungan struktur organisasi dengan
memperbaiki biaya yang digunakan selama prosesnya. akuntansi pertanggungjawaban yaitu struktur organisasi
2.Pusat Biaya merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam
Pusat biaya yaitu suatu pusat pertanggungjawaban di menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban,
mana manajernya bertanggung jawab untuk biaya-biaya. sebagaimana karakteristiknya yaitu sistem akuntansi
Dalam konteks manajemen berbasis aktivitas, pusat biaya pertanggungjawaban disusun berdasarkan struktur
memiliki tanggung jawab untuk mengeliminasi aktivitas- organisasi. Menurut Mulyadi (2016:183), struktur organisasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah. Manajer pusat biaya mencerminkan pembagian dan hirarki wewenang dalam
mempunyai tanggung jawab untuk mengukur efisiensi dan perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen
efektivitas biaya termasuk kehandalan sistem melaksanakan pendelegasian wewenang untuk
pengendalian biaya yang digunakan. Menurut Sujarweni melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang
(2015:101-102), terdapat dua macam pusat biaya, yaitu lebih bawah, agar dapat dicapai pembagian pekerjaan
pusar biaya enjiner dan pusat biaya diskresionari. yang bermanfaat.
3. Pusat Laba Anggaran
Pusat laba yaitu suatu pusat pertanggungjawaban di Simamora (2012:192) menyatakan bahwa anggaran
mana manajer bertanggung jawab untuk biaya-biaya dan (budget) adalah sebuah rencana usaha kuantitatif kegiatan
pendapatan secara bersama-sama. Pusat usaha sebuah organisasi, anggaran mengidentifikasikan
pertanggungjawaban ini memiliki tanggung jawab yang sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk
lebih luas dibanding pusat-pusat pertanggungjawaban memenuhi tujuan organisasi selama periode yang
yang di uraian diatas. Manajer dievaluasi berdasarkan dianggarkan. Kemudian menurut Mulyadi (2016:488),
efisiensi mereka dalam menghasilkan pendapatan dan anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
mengendalikan biaya. dalam kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter
4.Pusat Investasi standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup
Pusat investasi yaitu suatu pusat pertanggungjawaban jangka waktu satu tahun
di mana manajer bertanggung jawab untuk atau memiliki Berdasarkan pengertian anggaran yang telah diuraikan
kendali atas pendapatan, biaya, dan investasi sekaligus. diatas bisa disimpulkan bahwa anggaran merupakan
Menurut Lubis (2010:209), manajer pusat pertanggung- rencana kerja perusahaan untuk kegiatan perusahaannya
jawaban investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam periode tertentu yang diukur dalam satuan uang dan
dalam aset serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. sebagai alat bantu perusahaan yang bermanfaat untuk
Mereka bertanggungjawab mencapai margin kontribusi dan membawa perusahaan ke kondisi yang diinginkan.
target laba tertentu serta efisiensi dalam penggunaan aset. Berdasar pada proses penyusunan dan pelibatan
Mereka diharapkan mencapai keseimbangan yang sehat manajer bawahan (lower level managers), pendekatan
antara laba yang dicapai dan investasi dalam sumber daya penganggaran secara ekstrem dibedakan menjadi bottom-
yang digunakan. up budgeting dan top-down budgeting (Sodikin, 2015:191).
Struktur Organisasi Adapun hubungan anggaran terhadap akuntansi
Struktur organisasi merupakan rerangka hubungan pertanggungjawaban yaitu anggaran yang merupakan alat
antarsatuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, bagi perusahaan untuk rencana kerja untuk periode di
tugas, dan wewenang yang masing-masing mempuyai masa yang akan datang, serta menjadi tolak ukur bagi
peran tertentu dalam kesatuan yang utuh (Sodikin, 2015:3). penilaian kinerja setiap pusat pertanggungjawaban yang
Menurut Issakh dan Wiryawan (2014:105), struktur memegang kendali wewenang tersebut. Menurut Mulyadi
organisasi didefinisikan sebagai suatu spesifikasi dari (2016:512) karena tiap-tiap pusat pertanggungjawaban
pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu organisasi yang dibentuk dalam organisasi memiliki karakteristik yang
dan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan satu berbeda satu sama lain, penyusunan anggaran yang tidak
dengan yang lain. didasarkan pada karakteristik pengendalian masing-masing
Adapun menurut Feriyanto dan Triana (2015:34), tipe pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan tolak
struktur organisasi spesifikasinya adalah pembagian ukur kinerja yang tidak sesuai dengan kegiatan kegiatan
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 5
pusat pertanggungjawaban yang diukur kinerjanya. Hal ini jawaban mana biaya tersebut terjadi karena pada kode
akan mengakibatkan prilaku yang tidak semestinya rekening tersebut memuat juga kode pusat
(dysfunctional bahavior) pada manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
pertanggungjawaban dalam melaksanakan anggarannya.
Laporan Pertanggungjawaban
Kode Rekening Laporan pertanggungjawab yang di buat secara
Definisi kode rekening menurut Mulyadi (2016:100) periodik merupakan produk akhir dari hasil sistem
adalah sebuah rerangka yang menggunakan angka atau akuntansi pertanggungjawaban. Laporan pertang-
huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi gungjawaban dibuat untuk memenuhi kebutuhan manajer
tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya dibuat. berbagai jenjang organisasi.
Mulyadi (2016:101) mengungkapkan bahwa tujuan dari Menurut Mulyadi (2016:194) laporan pertanggung-
kode rekening adalah mengidentifikasikan data akuntansi jawaban biaya disusun dengan dasar-dasar berikut:
secara unik, meringkas data, mengklasifikasi akun atau 1. Jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkat
transaksi, dan menyampaikan makna tertentu. manajer bagian.
Biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai 2. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertang-
dengan tingkat manajemen yang terdapat dalam struktur gungjawaban biaya yang berisi rincian realisasi biaya
organisasi. Keberadaan kode memudahkan identifikasi dan dibandingkan dengan anggaran biaya yang
pembedaan elemen-elemen yang ada di dalam suatu disusunnya.
klasifikasi. Selain itu, kode rekening juga memudahkan 3. Manajer jejang diatasnya diberi laporan mengenai
dalam menentukan manajemen mana yang biaya pusat pertanggungjawaban sendiri diringkasan
bertanggungjawab. realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer-manajer
Menurut Mulyadi (2016:102), klasifikasi kode rekening yang berada dibawah wewenangnya, yang disajikan
terdapat 5 metode dalam pemberian kode rekening, yaitu : dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya
1. Kode Angka atau Alfabet Urut (numerical-or alphabetic- yang disusun oleh manajer masing-masing manajer
sesquence code). yang bersangkutan.
2. Kode Angka Blok (block numerical code). 4. Semakin ke atas, laporan pertanggungjawaban biaya
3. Kode Angka Kelompok (group numerical code). disajikan semakin ringkas.
4. Kode Angka Desimal (decimal code). Mulyadi (2016:195) juga mengemukan bahwa format
5. Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf (numerical umum laporan pertanggungjawaban biaya berisi informasi
scquence preceded by an alphabetic reference). sebagai berikut :
Adapun hubungan kode rekening dengan akuntansi a. nomor dan kode rekening biaya,
pertanggungjawaban yaitu ia merupakan syarat dalam b. jenis biaya pusat pertanggunjawaban,
penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban dan c. realisasi biaya bulan ini,
untuk memudahkan pengawasan. Kode rekening dapat d. anggaran biaya bulan,
memudahkan manajer dan unit organisasi pusat biaya e. penyimpangan biaya bulan ini,
untuk mengetahui perkiraan-perkiraan mana yang menjadi f. realisasi biaya sampai dengan bulan ini,
tanggung jawabnya. Dengan kode rekening suatu transaksi g. Anggaran biaya sampai dengan bulan ini,
biaya dapat ditelusuri kembali dari pusat pertanggung h. penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini.
Bagian/Departemen/ Direktur
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Bulan
Herlianto, Didit. (2015). Anggaran Keuangan. Yogyakarta : Simamora, Henry.(2012). Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Riau:
Gosyen Publishing. Star Gate Publisher.
Hery. (2013). 240 Konsep Penting Akuntansi & Auditing yang Sodikin, Slamet Sugiri. (2015). Akuntansi Manajemen Sebuah
Perlu Anda Ketahui. Yogyakarta: Gava Media. Pengantar. Edisi 5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Irawan, Ardi. (2014). Analisis Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Pusat Biaya Pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. R&D. Bandung: Alfabeta.
Skripsi Program Sarjana Universitas Negeri Sriwijaya
Palembang. Sujarweni, V Wiratna. (2015). Akuntansi Manajemen Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Issakh, Henki Idris, Wiryawan, Zahrida. (2014). Pengantar
Manajemen. Edisi 2. Bogor: In Media.