Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AKUNTANSI MULTI DIMENSI (JAMDI)

Volume 2, Nomor 2, November 2019 (pp: 276 - 285)

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT


PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA
Indah Agustini Tri Utami1, Zulfikar2, Novia Dwiariyani3
Email: indahatu@gmail.com, zulfikar@polnes.ac.id, noviadwiariyani88@gmail.com
1) Program Studi Akuntansi D3, Politeknik Negeri Samarinda
2) Program Studi Keuangan dan Perbankan (S1 Terapan), Politeknik Negeri Samarinda
3) Program Studi Akuntansi Manajerial (S1 Terapan), Politeknik Negeri Samarinda
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan Samarinda Kalimantan Timur 71531 Indonesia

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
penilaian kinerja pusat biaya dengan syarat-syarat untuk penerapannya, karakteristik akuntansi per¬tanggungjawaban,
dan tahapan penilaian kinerja menurut Mulyadi pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam. Data diambil melalui
wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
komparatif kualitatif. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai
alat penilaian kinerja pusar biaya pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam sudah cukup sesuai dengan syarat untuk
penerapan, karakterisktik akuntansi per¬tanggungjawaban, dan tahapan penilaian kinerja menurut Mulyadi. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan presentase kesesuaiannya dengan indikator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75%.
Indikator yang belum sesuai yaitu pada kode rekening yang belum melakukan pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali pada laporan pertanggungjawabannya, sehingga tidak dapat menampilkan batasan tanggungjawab manajer
bersangkutan.
Kata kunci : akuntansi pertanggungjawaban, kinerja, pusat biaya
Abstract: This study aims to determine the appropriateness of the application of responsibility accounting as a cost center
performance appraisal tool with the conditions for its application, the characteristics of responsibility accounting, and the stages of
performance evaluation according to Mulyadi at PT PLN (Persero) UPDK Mahakam. Data were taken through interviews and
literature study. The data analysis technique used in this study was a qualitative comparative descriptive analysis. The results of this
study indicate that the application of responsibility accounting as a means of assessing the navel cost performance at PT PLN
(Persero) UPDK Mahakam is sufficient in accordance with the requirements for implementation, the characteristics of responsibility
accounting, and the stage of performance evaluation according to Mulyadi. This can be seen from the results of calculating the
percentage of compliance with the established indicators which is equal to 75%. Indicators that are not yet suitable are account
codes that have not carried out controlled and uncontrolled cost segregation in their accountability reports, so they cannot display
the limits of the manager's responsibilities.
Keywords: responsibility accounting, performance, cost center

Masuk di JAMDI : September 2019


Review : Oktober 2019
Terbit : November 2019
Publish : Desember 2019

1. PENDAHULUAN
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 2

Tingkat persaingan bisnis yang semakin luas mau tidak mengendalikan segala aktivitas dan masalah yang terjadi
mau memaksa untuk setiap perusahaan melakukan yang dalam perusahaan tersebut sendiri. Agar pimpinan dapat
terbaik agar tertinggal. Perusahaan memerlukan nilai mengendalikan perusahaan dengan baik, maka diperl-
perusahaan yang baik agar dapat bersaing dari ukannya penerapan akuntansi pertanggungjawaban.
perusahaan dalam negeri maupun internasional. Agar Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
mendapatkan nilai yang baik tersebut, setiap perusahaan sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja
perlu menerapkan Good Corporate Governance (GCG) setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi
atau yang sering disebut dengan tata kelola perusahaan yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
yang baik. pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian pengendalian manajemen (Samryn, 2015:261). Sistem
BUMN mengeluarkan keputusan yang mewajibkan BUMN pertanggungjawaban dapat memberikan informasi yang
menerapkan prinsip-prinsip GCG. Hal ini tertuang dalam berguna untuk pengambilan keputusan terutama yang
Keputusan Mentri BUMN NO. Kep-117/M-MBU/2002 berkaitan dengan perencanaan, pengendalian, dan
tentang penerapan praktik Good Corporate Governance pelaporan setiap pusat pertanggungjawaban.
(GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Adapun pusat pertanggungjawaban terbagi atas pusat
diperbaharui menjadi Peraturan Menteri BUMN No. Per- pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi.
01/MBU/2011 tentang penerapan praktik Good Corporate Dengan adanya pusat pertanggungjawaban ini membantu
Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja setiap
(BUMN). Peraturan Menteri BUMN No. Per-01/MBU/2011 pusat pertanggungjawaban, yang mana dapat dilihat dari
ayat 1 mengungkapkan pengertian good corporate pencapaian anggaran yang ditetapkan oleh masing-masing
governance sebagai prinsip-prinsip yang mendasari suatu pusat pertanggungjawaban.
proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan PT PLN (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika Milik Negara (BUMN) yang mengurusi semua aspek
perusahaan. kelistrikan yang ada di Indonesia yang berdiri pada 27
Untuk penerapan kebijakan Good Corporate Oktober 1945. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Governance (GCG) ini tidaklah mudah. Hal ini bisa dilihat tugas PT PLN adalah menyuplai serta mengatur pasokan
pada kualitas GCG di Indonesia yang masih tergolong listrik. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
rendah. Walaupun Indonesia telah membuat sedikit Pemerintah No 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN)
kemajuan dalam dua tahun terakhir, pada CG Watch 2018: ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Negara dan
Market rankings yang dimuat dalam Corporate Governance sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
Watch 2018 Hard Decisions: Asia Faces Tough Choices in (PKUK). Kemudian, sejak tahun 1994 PLN dialihkan dari
CG Reform menempatkan Indonesia di urutan paling perusahaan umum menjadi perusahaan perseroan
bawah. (persero), sehingga nama perusahaan ini menjadi PT PLN
Walaupun Indonesia berada pada posisi terbawah (Persero).
dalam hal penerapan GCG, bukan berarti praktik tersebut Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara
tidak perlu digunakan lagi. Hal ini dikarenakan penerapan (BUMN) di Indonesia, PLN dituntut untuk melaksanakan
GCG dibutuhkan sebagai kunci sukses untuk usaha dengan sebaik-baiknya agar dapat membantu dan
perkembangan dan kemajuan perusahaan yang sehat, mensejahterakan masyarakat, karena keberadaan listrik
mampu bersaing, serta profesional, terlebih pada Badan sangat penting dalam setiap kegiatan. Oleh kerena itu, PT
Usaha Milik Negara (BUMN). PLN memerlukan suatu alat bantu pengendalian terhadap
Salah satu prinsip GCG yang dapat diterapkan yaitu, kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Penerapan
akuntanbilitas (accountability), yang memiliki arti kejelasan akuntansi pertanggungjawaban sangat penting dalam
fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ menetapkan bagian unit-unit organisasi dengan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara pelimpahan wewenang dan tanggungjawab secara jelas
efektif. Dalam praktik dasarnya prinsip akuntanbilitas dan tugas. Penerapannya dapat terlaksana dengan baik
(accountability) antara lain meliputi delegasi wewenang, apabila struktur organisasi terlihat adanya pendelegasian
pertanggungjawaban dan mekanisme pelaporan (dokumen wewenang dan tanggungjawab yang ada pada organisasi
perencanaan dan dokumen pelaporan). tersebut.
Dengan diterapkannya Good Corporate Governance Adapun alasan penulis memilih PT PLN (Persero)
(GCG), maka akan membantu manajeman dalam upaya UPDK Mahakam sebagai objek yang akan diteliti karena ia
memantau peningkatan kinerja dan nilai perusahaan, dan merupakan yaitu salah satu unit dari PT PLN bagian
dengan semakin kompleksnya kegiatan perusahaan, pembangkit yang tergolong pusat biaya. Tugas pokoknya
pembagian tugas dan wewenang kepada beberapa fungsi yaitu mengopersasikan dan memelihara mesin pembangkit
serta tingkatan manajemen dibutuhkan oleh seorang untuk menghasilkan tenaga listrik. Dalam rangka menilai
pimpinan karena ia tidak mungkin dapat mengontrol atau kinerja perusahaan, PT PLN (Persero) UPDK Mahakam
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 3

memiliki target-target yang harus direalisasikan. Dalam hal Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa akuntansi
ini masih kerap terjadi penyimpangan atau selisih dalam pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang di
realisasinya. Sehingga penyimpangan atau selisih tersebut rancang agar setiap tingkatan manajemen atau pusat
dapat merugikan perusahaan itu sendiri atau bahkan dapat pertanggungjawaban dapat mempertanggungjawabkan
memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Oleh laporan data operasi yang berada di bawah kendalinya.
sebab itulah peneliti ingin mengetahui sejauh mana Jika terjadi penyimpangan, maka dapat dianalisa apa yang
penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban menjadi penyebabnya dan siapa yang harus
digunakan sebagai penilaian kinerja pusat biaya pada PT bertanggungjawab. Akuntansi pertanggungjawaban dapat
PLN (Persero) UPDK Mahakam. Berdasarkan uraian diatas memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan
maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul keputusan dan dapat juga digunakan sebagai alat analisis
“Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat penilaian kinerja pencapaian anggaran yang ditetapkan
Penilaian Kinerja Pusat Biaya”. oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban.
Menurut Mulyadi (2016:166-214) dan penelitian
2.TINJAUAN PUSTAKA Irawan (2014) yang menyatakan untuk dapat
Akuntansi Manajemen diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban
Lingkungan yang berubah cepat dan persaingan antar terdapat syarat-syarat, yaitu:
perusahaan yang semakin sengit, bahkan masalah- 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas
masalah intern perusahaan yang terjadi merupakan wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan
masalah yang harus dikelola perusahaan dengan tepat. manajemen.
2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan
Akuntansi manajemen harus mampu membantu
manajemen.
manajemen perusahaan untuk menghadapi berbagai
3. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan
macam masalah yang ada dengan cara memberikan
tidaknya (controllability) biaya oleh manajemen tertentu
informasi akuntansi akuntansi kepada pihak internal yang
dalam operasi.
membantu untuk menetapkan keputusan dalam
4. Terdapat susunan kode rekening perusahaan yang
menentukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat
serta pengendalian.
pertanggungjawaban.
Menurut Hery (2013:260), akuntansi manajemen yaitu
5. Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang
mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi
bertanggung jawab (responsibility reporting).
keuangan serta non keuangan yang membantu manajer
Adapun karakteristik akuntansi pertanggung-
untuk membuat keputusan yang bermanfaat demi
jawaban menurut Mulyadi (2016:191), yaitu :
tercapainya tujuan organisasi. Adapun menurut Mulyadi
1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.
(2016:3), akuntansi manajeman adalah tipe akuntansi yang 2. Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer
mengolah informasi keuangan yang terutama untuk yang bertanggungjawab atas pusat pertanggung-
memenuhi keperluan manajemen dalam melaksanakan jawaban tertentu.
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. 3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi anggaran.
akuntansi manajemen adalah penggunaan informasi 4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau
manajemen untuk pengambilan keputusan oleh pihak hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang
internal perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan lebih tinggi.
dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, Pusat Pertanggungjawaban
pengarahan serta pengendalian. Menurut Simamora (2012:255), pusat pertang-
Akuntansi Pertanggungjawaban gungjawaban (responsibility center) adalah sebuah unit
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang ber-
sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja tanggung jawab. Kemudian menurut Sujarweni (2015:8),
setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi
yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat yang ada dalam perusahaan dan setiap unit tersebut
pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem dikepalai oleh seorang pimpinan yang bertanggungjawab
pengendalian manajemen (Samryn, 2015:261). Adapun atas aktivitas yang dilakukannya.
menurut Rudianto (2013:176), akuntansi pertanggung- Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
jawaban (responsibility accounting) adalah sistem pusat pertanggungjawaban adalah bagian atau unit dalam
akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
pada keseluruhan organisasi, dan mencerminkan rencana
bertanggungjawab atas aktivitas unit yang dipimpinnya.
serta tindakan setiap pusat tanggung jawab itu dengan
Organisasi atau perusahaan merupakan perpaduan pusat-
menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat
pusat pertanggungjawaban, sekiranya setiap pusat per-
yang memiliki tanggung jawab bersangkutan.
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 4

tanggungjawaban mencapai sasarannya, maka tujuan aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau
perusahaan akan tercapai. aktivitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas
Samryn (2015:262) menyatakan terdapat empat jenis tertentu, juga menunjukan tingkat spesialisasi aktivitas
pusat pertanggungjawaban, yaitu : kerja. Struktur organisasi juga menunjukan hirarki dan
1. Pusat Pendapatan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan
Pusat pendapatan yaitu suatu pusat pertang- pelaporannya. Dapat disimpulkan, struktur organisasi
gungjawaban di mana seorang manajer bertanggung jawab adalah pembagian atas garis tanggungjawab yang jelas
untuk penjualan atau perolehan pendapatan, baik dari antar tingkatan dalam perusahaan yang saling
penjualan barang maupun dari jasa. Sedangkan kinerjanya berhubungan untuk mencapai tujuan perusahaan.
diukur berdasarkan penghasilan yang diperolah tanpa Adapun hubungan struktur organisasi dengan
memperbaiki biaya yang digunakan selama prosesnya. akuntansi pertanggungjawaban yaitu struktur organisasi
2.Pusat Biaya merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam
Pusat biaya yaitu suatu pusat pertanggungjawaban di menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban,
mana manajernya bertanggung jawab untuk biaya-biaya. sebagaimana karakteristiknya yaitu sistem akuntansi
Dalam konteks manajemen berbasis aktivitas, pusat biaya pertanggungjawaban disusun berdasarkan struktur
memiliki tanggung jawab untuk mengeliminasi aktivitas- organisasi. Menurut Mulyadi (2016:183), struktur organisasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah. Manajer pusat biaya mencerminkan pembagian dan hirarki wewenang dalam
mempunyai tanggung jawab untuk mengukur efisiensi dan perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen
efektivitas biaya termasuk kehandalan sistem melaksanakan pendelegasian wewenang untuk
pengendalian biaya yang digunakan. Menurut Sujarweni melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang
(2015:101-102), terdapat dua macam pusat biaya, yaitu lebih bawah, agar dapat dicapai pembagian pekerjaan
pusar biaya enjiner dan pusat biaya diskresionari. yang bermanfaat.
3. Pusat Laba Anggaran
Pusat laba yaitu suatu pusat pertanggungjawaban di Simamora (2012:192) menyatakan bahwa anggaran
mana manajer bertanggung jawab untuk biaya-biaya dan (budget) adalah sebuah rencana usaha kuantitatif kegiatan
pendapatan secara bersama-sama. Pusat usaha sebuah organisasi, anggaran mengidentifikasikan
pertanggungjawaban ini memiliki tanggung jawab yang sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk
lebih luas dibanding pusat-pusat pertanggungjawaban memenuhi tujuan organisasi selama periode yang
yang di uraian diatas. Manajer dievaluasi berdasarkan dianggarkan. Kemudian menurut Mulyadi (2016:488),
efisiensi mereka dalam menghasilkan pendapatan dan anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
mengendalikan biaya. dalam kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter
4.Pusat Investasi standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup
Pusat investasi yaitu suatu pusat pertanggungjawaban jangka waktu satu tahun
di mana manajer bertanggung jawab untuk atau memiliki Berdasarkan pengertian anggaran yang telah diuraikan
kendali atas pendapatan, biaya, dan investasi sekaligus. diatas bisa disimpulkan bahwa anggaran merupakan
Menurut Lubis (2010:209), manajer pusat pertanggung- rencana kerja perusahaan untuk kegiatan perusahaannya
jawaban investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam periode tertentu yang diukur dalam satuan uang dan
dalam aset serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. sebagai alat bantu perusahaan yang bermanfaat untuk
Mereka bertanggungjawab mencapai margin kontribusi dan membawa perusahaan ke kondisi yang diinginkan.
target laba tertentu serta efisiensi dalam penggunaan aset. Berdasar pada proses penyusunan dan pelibatan
Mereka diharapkan mencapai keseimbangan yang sehat manajer bawahan (lower level managers), pendekatan
antara laba yang dicapai dan investasi dalam sumber daya penganggaran secara ekstrem dibedakan menjadi bottom-
yang digunakan. up budgeting dan top-down budgeting (Sodikin, 2015:191).
Struktur Organisasi Adapun hubungan anggaran terhadap akuntansi
Struktur organisasi merupakan rerangka hubungan pertanggungjawaban yaitu anggaran yang merupakan alat
antarsatuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, bagi perusahaan untuk rencana kerja untuk periode di
tugas, dan wewenang yang masing-masing mempuyai masa yang akan datang, serta menjadi tolak ukur bagi
peran tertentu dalam kesatuan yang utuh (Sodikin, 2015:3). penilaian kinerja setiap pusat pertanggungjawaban yang
Menurut Issakh dan Wiryawan (2014:105), struktur memegang kendali wewenang tersebut. Menurut Mulyadi
organisasi didefinisikan sebagai suatu spesifikasi dari (2016:512) karena tiap-tiap pusat pertanggungjawaban
pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu organisasi yang dibentuk dalam organisasi memiliki karakteristik yang
dan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan satu berbeda satu sama lain, penyusunan anggaran yang tidak
dengan yang lain. didasarkan pada karakteristik pengendalian masing-masing
Adapun menurut Feriyanto dan Triana (2015:34), tipe pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan tolak
struktur organisasi spesifikasinya adalah pembagian ukur kinerja yang tidak sesuai dengan kegiatan kegiatan
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 5

pusat pertanggungjawaban yang diukur kinerjanya. Hal ini jawaban mana biaya tersebut terjadi karena pada kode
akan mengakibatkan prilaku yang tidak semestinya rekening tersebut memuat juga kode pusat
(dysfunctional bahavior) pada manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
pertanggungjawaban dalam melaksanakan anggarannya.
Laporan Pertanggungjawaban
Kode Rekening Laporan pertanggungjawab yang di buat secara
Definisi kode rekening menurut Mulyadi (2016:100) periodik merupakan produk akhir dari hasil sistem
adalah sebuah rerangka yang menggunakan angka atau akuntansi pertanggungjawaban. Laporan pertang-
huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi gungjawaban dibuat untuk memenuhi kebutuhan manajer
tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya dibuat. berbagai jenjang organisasi.
Mulyadi (2016:101) mengungkapkan bahwa tujuan dari Menurut Mulyadi (2016:194) laporan pertanggung-
kode rekening adalah mengidentifikasikan data akuntansi jawaban biaya disusun dengan dasar-dasar berikut:
secara unik, meringkas data, mengklasifikasi akun atau 1. Jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkat
transaksi, dan menyampaikan makna tertentu. manajer bagian.
Biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai 2. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertang-
dengan tingkat manajemen yang terdapat dalam struktur gungjawaban biaya yang berisi rincian realisasi biaya
organisasi. Keberadaan kode memudahkan identifikasi dan dibandingkan dengan anggaran biaya yang
pembedaan elemen-elemen yang ada di dalam suatu disusunnya.
klasifikasi. Selain itu, kode rekening juga memudahkan 3. Manajer jejang diatasnya diberi laporan mengenai
dalam menentukan manajemen mana yang biaya pusat pertanggungjawaban sendiri diringkasan
bertanggungjawab. realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer-manajer
Menurut Mulyadi (2016:102), klasifikasi kode rekening yang berada dibawah wewenangnya, yang disajikan
terdapat 5 metode dalam pemberian kode rekening, yaitu : dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya
1. Kode Angka atau Alfabet Urut (numerical-or alphabetic- yang disusun oleh manajer masing-masing manajer
sesquence code). yang bersangkutan.
2. Kode Angka Blok (block numerical code). 4. Semakin ke atas, laporan pertanggungjawaban biaya
3. Kode Angka Kelompok (group numerical code). disajikan semakin ringkas.
4. Kode Angka Desimal (decimal code). Mulyadi (2016:195) juga mengemukan bahwa format
5. Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf (numerical umum laporan pertanggungjawaban biaya berisi informasi
scquence preceded by an alphabetic reference). sebagai berikut :
Adapun hubungan kode rekening dengan akuntansi a. nomor dan kode rekening biaya,
pertanggungjawaban yaitu ia merupakan syarat dalam b. jenis biaya pusat pertanggunjawaban,
penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban dan c. realisasi biaya bulan ini,
untuk memudahkan pengawasan. Kode rekening dapat d. anggaran biaya bulan,
memudahkan manajer dan unit organisasi pusat biaya e. penyimpangan biaya bulan ini,
untuk mengetahui perkiraan-perkiraan mana yang menjadi f. realisasi biaya sampai dengan bulan ini,
tanggung jawabnya. Dengan kode rekening suatu transaksi g. Anggaran biaya sampai dengan bulan ini,
biaya dapat ditelusuri kembali dari pusat pertanggung h. penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini.
Bagian/Departemen/ Direktur
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Bulan

Jenis Bulan Ini Sampai Dengan Bulan Ini


Kode
Biaya/Pusat
Rek. Realisasi Anggaran Penyimpangan Realisasi Anggaran Penyimpangan
Biaya
Sumber: Mulyadi (2016:195)
Tabel 1 Format Umum Laporan Pertanggungjawaban Biaya
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 1
Penilaian Kinerja Jadi, dari hasil penilaian kinerja, setiap pusat
Kinerja merupakan pencapaian hasil kerja manajemen pertanggungjawaban akan mendapatkan reward ataupun
terhadap sumber-sumber secara ekonomi dan berkaitan dengan punishment sesuai dengan tingkat keberhasilannya dalam
finansial maupun non finansial (Rofiaty, 2012:56). Setiap pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
perusahaan pasti menginginkan kinerja yang baik, untuk
mengetahui baik buruknya kinerja tersebut maka diperlukan 3.METODE
adanya penilaian kinerja. Menurut Mulyadi (2016:415) penilaian Jenis penelitian yang digunakan adala penelitian kualitatif.
kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penerapkan
suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah pusat biaya pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam telah
ditetapkan sebelum sesuai dengan syarat-syarat untuk penerapan, karakteristik
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi akuntansi pertanggungjawaban, dan tahapan penilaian kinerja
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam menurut Mulyadi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
mematuhi standar perilaku yang telah di tetapkan sebelumnya, meliputi: wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Teknik
agar membuahkan tindakan dan hasil yang di inginkan. Standar analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif komparatif.
perilaku dapat berupa kebijakan menejemen atau rencana
formal yang di tuangkan dalam anggaran. Proses 4.HASIL
penilaian kinerja merupakan aktivitas yang harus dilakukan Struktur Organisasi Perusahaan
perusahaan, karena memberikan penilaian kinerja kepada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam sebagai unit bagian
manajer perusahaan merupakan aktivitas yang diperlukan oleh pembangkitan yang dipimpin oleh seoarang manajer unit.
berbagai pihak, mulai dari karyawan, manajer, direksi, Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Unit dibantu oleh
komisaris, hingga pemilik perusahaan. Manfaat penilaian kinerja empat manajer bagian, yaitu Manajer Bagian Enjinering,
menurut Rudianto (2013 : 188), antara lain : Manajer Bagian Operasi dan Pemeliharaan, Manajer Bagian
1. mengelola operasi organisasi secara efektif dan efesien Energi Primer, serta Manajer Bagian Keuangan, SDM dan
melalui pemotivasian karyawan secara maksimum, Administrasi.
2. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan Penting untuk setiap jabatan memiliki pembagian tugas dan
dengan karyawan, seperti promosi, transfer/mutasi, dan wewenang yang jelas. Oleh sebab itu, untuk mengetahui tugas
penberhentian, dan wewenangnya karyawan PT PLN (Persero) UPDK
3. mengindetifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan Mahakam dapat mengakses aplikasi Dirkom (Direktori
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan Kompetensi) untuk melihatnya.
evaluasi program pelatihan karyawan,
Klasifikasi Kode Rekening
4. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai
Salah satu syarat tercapainya penerapan akuntansi yaitu
bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka,
adanya penerapan klasifikasi dan pengkodean rekening yang
5. menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan
dilakukan oleh perusahaan. Hal ini untuk menghasilkan
Mulyadi (2016:420) mengemukakan bahwa tahap penilaian
informasi akuntansi pertanggungjawaban guna pelaksanaan
kinerja terdiri dari tiga tahap, yaitu:
pengendalian. PT PLN (Persero) UPDK Mahakam telah
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran
melakukan pengkodean dalam operasionalnya. Adapun sistem
yang telah ditetapkan sebelumnya.
pengkodean yang digunakan oleh PT PLN (Persero) UPDK
2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja
Mahakam yaitu sistem Kode Angka Kelompok (group numerical
sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
code). Dalam rangka menghasilkan informasi keuangan yang
3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang
jelas, struktur kode rekening pada PT PLN (Persero) UPDK
digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak
Mahakam terdiri dari kode perkiraan Neraca dan Kode
diinginkan.
Perkiraan Laba Rugi. Berikut tingkatan kode rekening yang
Adapun hubungan antara penilaian kinerja dengan
digunakan yaitu :
akuntansi pertanggungjawaban yaitu, setiap perusahaan telah
Kode perkiraan digunakan untuk mengidentifikasi setiap
menetapkan sasaran atau target kepada setiap pusat
transaksi keuangan yang terjadi di dalam perusahaan. Tetapi,
pertanggungjawaban sebagai dasar dalam aktivitas
karena kode rekening yang digunakan pada laporan keuangan
kegiatannya. Manajemen puncak harus memperoleh jaminan
perusahaan belum melakukan pemisahan biaya yang menjadi
bahwa setiap manajer bertindak sesuai dengan sasaran
tanggung jawab mereka atau klasifikasi kode biaya antara biaya
perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, harus terdapat
terkendali dan biaya tidak terkendali menyebabkan laporan
kesesuaian antara sasaran perusahaan dengan sasaran
tersebut tidak bisa mencerminkan tanggung jawab mereka
manajer. Kesesuaian sasaran tersebut dapat dipengaruhi oleh
sesungguhnya, karena masih tergabung dengan biaya-biaya
prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja manajer, karena
yang ada di luar tanggung jawab mereka.
penilaian kinerja memaksa setiap manajer bertindak sesuai
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan
dengan ukuran yang telah ditetapkan dalam kriteria kinerja.
bahwa kode perkiraan pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 2
belum sesuai dengan klasifikasi dan kode perkiraan menurut diajukan persetujuan kepada General Manager UIKL
Mulyadi. Kalimantan. Setelah disetujui oleh General Manager, maka tim
RKAP UIKL Kalimantan akan melanjutkan usulan anggaran
Penyusunan Anggaran tersebut ke PLN Kantor Pusat (Direktorat Bisnis Regional
Keberadaan anggaran diperlukan untuk mengetahui jumlah Kalimantan). Ketika anggaran yang telah disetujui oleh PLN
dana yang dibutuhkan masing-masing bagian perusahaan kantor pusat di Jakarta, bidang anggaran akan mendistribusikan
dalam membiayai seluruh kegiatan operasional yang akan anggaran ini kepada bidang-bidang atau unit usaha PT PLN
dilakukan dan sebagai alat bantu manajemen dalam mencegah (Persero) UPDK Mahakam.
terjadinya penyimpangan-penyimpangan penggunaan dana Laporan Pertanggungjawaban
perusahaan. Anggaran disusun untuk mencerminkan rencana Laporan pertanggungjawaban merupakan hasil dari
kerja satu tahun ke depan dan untuk memudahkan pengawasan akuntansi pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban
dan perencanaan anggaran untuk suatu periode atau satu dapat memberikan informasi kepada manajer mengenai hasil
tahun. dari pelaksanaan kerja dalam bidang yang menjadi tanggung
PT PLN (Persero) UPDK Mahakam memiliki dua jenis jawabnya, selain itu juga dapat mendorong para manajer untuk
anggaran yang dibuat yaitu Anggaran Operasi dan Anggaran menyiapkan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki
Investasi. Anggaran Operasi adalah anggaran yang diperlukan pelaksanaan kerja.
untuk kegiatan operasional perusahaan. Anggaran Operasi Laporan pertanggungjawaban ini dalam pekerjaannya
(AO) dibagi menjadi dua yaitu AO Rutin dan AO Non Rutin. terhubung langsung dengan kantor pusat, sehingga jika ada
Adapun contoh untuk AO rutin antara lain biaya yang rutin di kesalahan kantor pusat bisa langsung mengetahuinya. Adapun
keluarkan seperti Jasa Pemborongan Pekerjaan Operasional data yang dimuat dalam laporan pertanggungjawaban yaitu data
dan Administrasi TLSK serta Ongkos Angkut Bahan Bakar. jumlah pelaporan tahun ini dibandingkan dengan data jumlah
Sedangkan untuk AO non rutin merupakan anggaran dengan pelaporan tahun sebelumnya.
jumlah biaya, jenis pekerjaan dan uraian pekerjaannya yang Laporan pertanggungjawaban ini menggunakan sistem
bisa berbeda-beda dari tahun satu dengan tahun lainnya terpusat, sehingga setiap data yang di-input dari PT PLN
tergantung dengan usulan maupun kebutuhan unit pelaksana, (Persero) UPDK Mahakam langsung terhubung dengan kantor
contohnya seperti implementasi K3L dan Pemeliharaan Non pusat. Pada laporan ini tidak menggunakan anggaran sebagai
Rutin Pembangkitan. pembandingnya dikarenakan tidak semua anggaran dari PT
Anggaran investasi adalah anggaran yang digunakan PLN (Persero) UPDK Mahakam itu terealisasi di akuntansi, jadi
untuk pekerjaan yang bersifat investasi jangka panjang, dimana kebanyakan di akuntansi itu adalah realisasi dari semua
pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang dapat anggaran termasuk anggaran rencana kerja dari tingkatan
menunjang pencapaian kinerja perusahaan, pada umumnya manajemen yang lebih tinggi.
nilainya berkisar di atas RP 500.000.000,- Penyerapan investasi Ketika mau pengukuran kinerja, Bagian Keuangan dan
sangat penting karena apabila tidak terserap maka akan Bagian Enjinering akan memilah mana pekerjaan yang memang
menjadi pengurangan untuk anggaran investasi di tahun depan, murni menjadi tanggungjawab dari PT PLN (Persero) UPDK
selain itu Anggaran investasi merupakan salah satu aspek Mahakam, untuk yang diluar itu akan dikeluarkan. Hal ini
dalam penilaian kinerja maka akan berdampak pada pengurang disebabkan jika hanya mengandalkan laporan
nilai dalam penilaian kinerja tersebut. pertanggungjawaban dari akuntansi tersebut akan
PT PLN (Persero) UPDK Mahakam menerapkan mengakibatkan kinerja perusahaan tidak baik, karena realisasi
yang lebih besar dari anggaran yang dimiliki oleh perusahaan.
pendekatan bottom up dalam penyusunan anggarannya. Setiap
tahun perusahaan menyiapkan tim RKAP berdasarkan SK
Identifikasi Pusat Pertanggungjawaban
Manager UPDK guna penyusunan rencana kerja anggaran
Penentuan pusat pertanggungjawaban diperlukan untuk
perusahaan (RKAP). Penyusunan anggaran dimulai dari usulan
mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Pusat
masing-masing bidang maupun sub unit,
pertanggungjawaban adalah bagian atau unit dalam organisasi
, terkait rencana kerja apa saja yang dibutuhkan baik yang rutin
yang dipimpin oleh seorang manajer yang fokus
maupun non rutin. Tim RKAP selanjutnya yang akan menyusun
bertanggungjawab atas aktivitas unit yang dipimpinnya.
kelengkapan RKAP, kemudian dijadikan 1 daftar usulan yaitu
Penelitian ini hanya memusatkan pembahasan pada
Lembar Kerja Anggaran Investasi (LKAI) yang dilampiri PT PLN (Persero) UPDK Mahakam yang merupakan salah satu
dokumen kajian kelayakan proyek serta RAB dan Lembar Kerja pusat biaya bagi PT PLN yang bergerak di bidang
Anggaran Operasi (LKAO) yang dilampiri dengan RAB. LKAI pembangkitan. Pada Laporan Laba Rugi PT PLN (Persero)
dan LKAO tersebut diajukan Manajer PT PLN (Persero) UPDK UPDK Mahakam hasilnya selalu negatif karena tidak adanya
Mahakam guna mendapat persetujuan dengan dilampiri pendapatan pada unit ini.
dokumen manajemen risiko (ERM). Setelah mendapatkan
persetujuan dari Manajer beserta Jajaran Manager Bagian
UPDK Mahakam, LKAI dan LKAO selanjutnya akan dikirim ke
Senior Manager Pembangkitan PT PLN (Persero) Unit Induk Standar Pengukuran Kinerja
Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan untuk
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 3
Pengukuran kinerja pada PT PLN (Persero) UPDK jawabannya PT PLN (Persero) UPDK Mahakam belum
Mahakam menggunakan alat ukur kinerja performa kinerja yang melakukan pemisahan biaya antara yang menjadi
disebut Key Performance Indicators (KPI). Setiap keberhasilan tanggungjawabnya dan biaya yang bukan menjadi
sebuah KPI akan menambah nilai kinerja organisasi, yang tanggungjawabnya, sehingga sulit untuk menilai kinerja
menindikasikan bahwa organisasi tersebut berhasil. KPI perusahaan langsung dari laporan pertanggungjawabannya.
tersebut harus mencakup seluruh visi, misi dan tujuan PLN, Adapun biaya tidak terkendali atau yang diluar tanggungjawab
yang kemudian diterjemahkan dalam beberapa prespektif dari PT PLN (Persero) UPDK Mahakam itu kontrak terpusat
hingga mempermudah pengukuran, dan penentuan target. seperti bahan bakar terpusat, sewa terpusat, sewa kendaraan
Adapun KPI pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam terbagi dari induk, pengadaan pelumas dan bahan bakar yang memang
dalam 5 perspektif, yaitu perspektif pelanggan, Perspektif kewenangan dari PT PLN pusat ataupun induk.
Efektifitas Produk dan Proses, Perspektif SDM, Perspektif 4. Kode Rekening
Keuangan dan Pasar, Perspektif Kepemimpinan. Setiap KPI Penyusunan laporan pertanggungjawaban. PT PLN
memliki bobot yang berbeda - beda sesuai dengan tingkat (Persero) UPDK Mahakam telah mengelompokkan dan
kebutuhan nilai total bobot dari seluruh KPI adalah 100. membuat kode rekening dengan sistem kode angka kelompok
Nilai Kinerja Organisasi (NKO) merupakan penjumlahan nilai (group numerical code), tetapi belum melakukan klasifikasi kode
pencapaian tiap-tiap Key Performance Indicators (KPI) yang rekening yang jelas antara biaya yang menjadi tanggung jawab
dikaitkan dengan masing-masing bobotnya atau hasil kerja perusahaan dan mana yang bukan menjadi tanggung jawab
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh organisasi perusahaan.
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab 5. Laporan Pertanggungjawaban
yang diberikan kepadanya. Nilai kerja organisasi menjadi 4 Laporan pertanggungjawaban yang dibuat PT PLN (Persero)
pencapaian yaitu K1 : bila, 90 ≤ Total Nilai Bobot ≤ 100, UPDK Mahakam telah dibuat secara periodik dan memberikan
K2 :bila, 80 ≤ Total Nilai Bobot < 90, K3 : bila, 70 ≤ Total Nilai informasi mengenai pencapaian pengelolaan biaya dalam
Bobot < 80, K4 : Total Nilai Bobot ≤ 70. setahun terakhir yang dibandingkan dengan pencapaian di
Semakin banyak target-target dalam KPI yang realisasinya tahun sebelumnya. Hal ini baik untuk dilakukan dalam usaha
tercapai maka Nilai Kinerja Organisasi akan semakin baik, hal mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yakni biaya yang
ini juga mempengaruhi salah satu poin penilaian kinerja manajer efektif dan efisien. Laporan ini memberikan informasi kepada
pusat pertanggungjawaban. Penilaian kinerja PT PLN (Persero) manajer jenjang lebih tinggi terkait biaya-biaya yang terjadi di
UPDK Mahakam dilakukan 6 bulan sekali, sama halnya dengan PT PLN (Persero) UPDK Mahakam tetapi tidak bisa dijadikan
penilaian kinerja individu pegawai. patokan dalam menilai kinerja PT PLN (Persero) UPDK
Pemberian Reward dan Punishment Mahakam karena masih tergabung dengan biaya-biaya dari luar
Apabila penilaian kinerja PT PLN (Persero) UPDK tanggung jawabannya.
Mahakam menunjukkan hasil yang baik, maka manajer akan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban
mendapatkan reward insentif yang tinggi, tetapi jika hasil 1. Pusat Pertanggungjawaban
penilaian kinerja perusahaan rendah makan insentif yang akan Pusat Biaya merupakan sub unit organisasi dimana manajernya
diterima manajer juga berkurang. Selain insentif, penilaian bertanggungjawab atas biaya yang terjadi di sub unit tersebut.
kinerja perusahaan juga akan mempengaruhi poin bagi manajer Pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam yang
untuk naik jabatan. merupakan salah satu pusat biaya untuk perusahaan PT PLN,
Syarat-Syarat Akuntansi Pertanggungjawaban dimana PT PLN (Persero) UPDK Mahakam sebagai unit
1. Struktur Organisasi Perusahaan pembangkitan yang bertugas untuk memproduksi listrik dimana
Jika dilihat dari struktur organisasi dan uraian tugas seperti ia dapat mengatur biaya-biaya yang menjadi wewenangnya
penulis uraikan sebelumnya, PT PLN (Persero) UPDK untuk diolah sedemikian rupa agar berjalan efektif dan efisien.
Mahakam memiliki struktur organisasi yang telah menetapkan 2. Standar Kinerja
tugas dan tanggungjawab yang jelas. PT PLN (Persero) UPDK Mahakam telah menetapkan standar-
standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan
2. Anggaran
operasional, sehingga memudahkan kinerja dan prestasi dari
Menurut penulis, penggunaan pendekatan bottom up dalam
manajer yang bersangkutan untuk dinilai.
penyusunan anggaran yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)
3. Pengukuran Kinerja
UPDK Mahakam telah sesuai dengan penerapan akuntansi
Tercapainya realisasi dari anggaran yang diajukan memang
pertanggungjawaban karena melibatkan bawahan dalam
menjadi salah satu pengaruh dalam pengukuran kinerja, bukan
penyusunannya, tidak hanya atasannya. Dalam penyusunan
hanya pada penilaian kinerja manajer tapi juga penilaian kinerja
anggarannya, perusahaan juga mempertimbangkan semua
perusahaan.
faktor baik faktor internal maupun eksternal, sehingga bisa
mengatasi kemungkinan kenaikan biaya di masa mendatang.
4. Reward dan Punishment
3. Biaya terkendali dan Biaya Tidak Terkendali
PT PLN (Persero) UPDK Mahakam sudah ada program untuk
Pada laporan pertanggungjawaban PT PLN (Persero UPDK
memberikan reward kepada pegawainya yang kinerjanya baik
Mahakam ini ditujukan untuk manajemen yang lebih tinggi,
berupa insentif dan poin untuk naik grade, tetapi jika kinerjanya
sehingga dibuat lebih ringkas. Pada laporan pertanggung-
kurang baik maka pegawai tersebut akan menerima jumlah
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 4
insentif dan poin untuk naik grade. lebih rendah dibandingkan Mahakam dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban
pegawai yang memiliki kinerja yang baik. menurut Mulyadi, maka penulis melakukan perhitungan
Informasi Akuntansi Sebagai Alat Penilaian Kinerja presentase untuk menilainya.
1. Tahap Penilaian Kinerja Pusat Pertanggunagjawaban Tabel 2.Hasil Analisis Deskriptif Komparatif
a. Membandingkan Kinerja Pusat Sesungguhnya Dengan
Sudah Belum Total
Sasaran Yang Telah Ditetapkan Sebelumnya. Keterangan
Sesuai Sesuai Indikator
Dalam perhitungan kinerjanya PT PLN (Persero) UPDK
Indikator Penerapan
Mahakam menggunakan Key Performance Indicators (KPI)
Akuntansi 9 3 12
yang terbagi dalam 5 perspektif, yaitu perspektif pelanggan, Pertanggungjawaban
Perspektif Efektifitas Produk dan Proses, Perspektif SDM, Sumber : Data diolah oleh peneliti
Perspektif Keuangan dan Pasar, Perspektif Kepemimpinan. Perhitungan presentase :
Setiap perspektif memiliki indikator-indikator yang memiliki
Jumlah Indikator yang
target sebagai dasar untuk dibandingkan dengan realisasi
Presentase = Sudah Sesuai X 100 %
yang terjadi. Dari perbandingan tersebut dapat dinilai
Total Indikator
seberapa pencapaian target kinerja tersebut.
b. Penentuan Penyebab Timbulnya Penyimpangan Kinerja = 9 X 100 %
Sesungguhnya Dari yang Ditetapkan Dalam Standar. 12
Kinerja tidak bisa langsung dikatakan buruk jika realisasi = 75,00 %
dalam penilaian kinerja tidak sesuai target. Penyimpangan
yang terjadi akan dicari tau penyebabnya dengan diadakan Berdasarkan hasil persentase yang diperoleh dari
rapat, apakah memang dari kesalahan perusahaan atau perhitungan jumlah kesesuaian penerapan akuntansi
karena ada faktor lain di luar tanggung jawab perusahaan. pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja diatas yaitu
c. Penegakan Perilaku yang Digunakan Untuk Mencegah 75,00%, maka penulis menarik kesimpulan bahwa penerapan
Perilaku yang Tidak Diinginkan. akuntansi pertanggungjawaban pada PT. PLN (Persero) UPDK
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang Mahakam sudah cukup sesuai dengan syarat-syarat untuk
tidak semestinya, dengan adanya reward dan punishment penerapan, karakteristik akuntansi pertanggungjawaban, dan
yang disediakan perusahaan dapat merangsang perilaku tahapan penilaian kinerja menurut Mulyadi.
yang semestinya di inginkan sesuai dengan standar kerja
yang ada di perusahaan dan memotivasi semangat kerja. 5.SIMPULAN
Pada indikator penggolongan biaya, kode rekening, dan Berdasarkan analisis dan pembahasan dari bab
laporan pertanggungjawaban dalam penerapannya masih sebelumnya, maka penulis menyimpulkan :
belum sesuai dengan syarat penetapan akuntansi menurut 1. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
Mulyadi. Ketiga indikator ini saling berkaitan, sehingga dampak penilaian kinerja pada PT PLN (Persero) UPDK Mahakam
dari belum sesuainya penerapan indikator-indikator tersebut sudah cukup sesuai dengan beberapa indikator pada
bagi perusahaan adalah laporan pertanggungjawaban syarat-syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban,
perusahaan itu tidak dapat memberikan informasi terkait karakteristik akuntansi pertanggungjawaban, dan tahapan
batasan pertanggungjawaban yang sesungguhnya. Sehingga penilaian kinerja menurut Mulyadi.
manajemen perusahaan harus membuktikan biaya yang benar- 2. Adapun indikator yang belum sesuai diantaranya pada
banar menjadi tanggung jawab beserta bukti-bukti pendukung penerapan kode rekening PT PLN (Persero) UPDK
miliknya. Selain itu manajer harus bisa berargumen dengan Mahakam belum ada dilakukan pemisahan biaya terkendali
manajemen tingkat atas agar biaya yang bukan menjadi dan tidak terkendali sehingga pada laporan
tanggung jawab mereka tidak mempengaruhi penilaian kinerja pertanggungjawaban belum bisa menampilkan informasi
mereka. Selanjutnya pada indikator standar kinerja dan yang jelas bagi para pembacanya. Sedangkan menurut
pengukuran kinerja dalam penerapannya sudah sesuai dengan Mulyadi, dalam laporan pertanggungjawaban diperlukan
karakteristik akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi. adanya pemisahan antara biaya terkendali dan tidak
Adapun standar pengukuran kinerja itu tidak bisa hanya terkendali, selain itu diperlukan kode rekening yang dapat
berdasarkan pada realisasi anggaran, tetapi masih ada standar mengidentifikasikan data akuntansi secara unik, meringkas
lain sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Pada PT data, mengklasifikasi akun atau transaksi, dan
PLN (Persero) UPDK Mahakam yang bergerak di bidang menyampaikan makna tertentu sehingga memudahkan
pembangkitan ini, anggaran hanya menjadi salah satu bagian dalam menentukan tingkat manajemen mana yang
standar yang digunakan dalam penilaian kinerjanya, dimana bertanggungjawab.
masih ada standar-standar lain yang lebih berpengaruh dalam 3. Selanjutnya, menurut Mulyadi, standar ditetapkan sebagai
penilaian kinerja tersebut. tolak ukur kinerja manajer yang bertanggungjawab atas
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat sudah sesuai pusat pertanggungjawaban tertentu dan kinerja manajer
atau belumnya penerapan akuntansi pertanggungjawaban diukur dengan membandingkan realisasi anggaran.
sebagai alat penilaian kinerja pada PT PLN (Persero) UPDK Sedangkan dalam penerapannya pada PT PLN (Persero)
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya……| 5
UPDK Mahakam, kinerja manajer itu tidak bisa semata-mata Peraturan Menteri BUMN Per-01/MBU/2011, tentang penerapan
diukur dari realisasi anggarannya saja, masih ada standar tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
lain yang perlu diperhitungkan untuk penilaian kinerja Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. (Online),
(http://www.jdih.bumn.go.id/lihat/PER-01/MBU/2011),
manajer tersebut.
diakses 11 Desember 2018.

6.DAFTAR RUJUKAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 1990


Ahmad, Kamaruddin. (2015). Akuntansi Manajemen: Dasar- Tentang Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara.
dasar Konsep Biaya & Pengambilan Keputusan. Jakarta: (Online),
PT RajaGrafindo Persada. (https://www.bphn.go.id/data/documents/90pp017.pdf),
diakses 17 Januari 2019.
CLSA. (2018). Corporate Governance Watch 2018 Hard
Decisions: Asia Faces Tough Choices in CG Reform. Rahmawati, Intan. (2009). Penerapan Akuntansi Pertang-
(Online), (https://www.clsa.com/corporate-governance- gungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya
watch-2018/), diakses 16 Desember 2018. Pada PT PLN (Persero) Wilayah Kota Madya Langsa.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Fahmi, Irham. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Alfabeta. Rofiyanty. (2012). Inovasi dan Kinerja: Knowledge Sharing
Behaviour Pada UKM. Malang: UB Press.
Feriyanto, Andri., Triana, Endang Shyta. (2015). Pengantar
Manajemen (3 in 1) Untuk Mahasiswa dan Umum. Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga
Yogyakarta: Mediatera.
Samryn, L.M. (2015). Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya
Gunawan, Imam. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Investasi.
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jakarta: Prenadamedia Group.

Herlianto, Didit. (2015). Anggaran Keuangan. Yogyakarta : Simamora, Henry.(2012). Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Riau:
Gosyen Publishing. Star Gate Publisher.

Hery. (2013). 240 Konsep Penting Akuntansi & Auditing yang Sodikin, Slamet Sugiri. (2015). Akuntansi Manajemen Sebuah
Perlu Anda Ketahui. Yogyakarta: Gava Media. Pengantar. Edisi 5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Irawan, Ardi. (2014). Analisis Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Pusat Biaya Pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. R&D. Bandung: Alfabeta.
Skripsi Program Sarjana Universitas Negeri Sriwijaya
Palembang. Sujarweni, V Wiratna. (2015). Akuntansi Manajemen Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Issakh, Henki Idris, Wiryawan, Zahrida. (2014). Pengantar
Manajemen. Edisi 2. Bogor: In Media.

Juita, Raja Kurnia. (2014). Analisis Akuntansi Pertanggung-


jawaban (Studi Kasus Pada PT Persero PLN Tanjung
Pinang). Skripsi. Program Sarjana Universitas Maritim
Raja Ali Haji Tanjung Pinang.

Lubis, Arfan Ikhsan. (2010). Akuntansi Keprilakuan. Edisi 2.


Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadi. (2016). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat &


Rekeyasa. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

. (2016). Sistem Akuntansi. Edisi 4. Jakarta: Salemba


Empat.

Naftalinda, Anggi. (2015). Penerapan Akuntansi Pertanggun-


jawaban dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan
Pada CV. Sinar Utama Group. Skripsi Program Sarjana
Universitas Mulawarman.

Anda mungkin juga menyukai