Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus PT.

LISTRINDO ENERGY
Dosen: Hesty Juni Tambuati Subing, SE., M.Ak., Ak.

Teori Keagenan PT. LISTRINDO ENERGY Sebagai salah satu anak BUMN besar dan
berpengaruh, PT. LISTRINDO ENERGY memiliki komitmen untuk terlibat dalam pertumbuhan
Indonesia dengan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan menjadi
contoh bagi perusahaan lain, terutama Anak BUMN lain, dalam hal implementasi GCG.
Perusahaan menyadari bahwa tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance, GCG) telah
menjadi salah satu elemen penting bagi PT. LISTRINDO ENERGY di dalam mempertahankan
keberlanjutan pertumbuhan dan juga menjadi perusahaan energi listrik nasional. Praktik GCG
Perusahaan telah diukur melalui berbagai bentuk pengukuran baik berdasarkan standar penilaian
PLN maupun standar Kementerian Negara BUMN. Pengukuran standar Kementerian Negara
BUMN dilakukan berdasarkan penilaian dari pihak independen terhadap penerapan prinsip-prinsip
GCG di perusahaan, Kriteria penilaian antara lain mencakup lima aspek pokok yaitu hak dan
Tanggung Jawab Pemegang Saham, Kebijakan GCG, Penerapan GCG, Pengungkapan Informasi
(Disclosure) dan Komitmen. Dari kelima aspek pokok tersebut, total nilai yang diperoleh oleh
Perusahaan pada tahun 2010 adalah sebesar81,04dari total nilai maksimal yaitu sebesar100,00yang
setara dengan 81,035% sehingga secara overall hasil assessment Implementasi GCG PT.
LISTRINDO ENERGY tahun 2010
mendapatkan predikat “Baik”. Guna mendorong penerapan GCG dapat terpantau secara lebih
mendalam dan mampu di implementasikan oleh insan listrindo energy pada seluruh tingkatan,
maka Perusahaaan telah mempersiapkan alat ukur dalam bentuk self Assessment Check List
ditiingkat korporat maupun Unit Kerja. Listrindo Energy telah menyusun Road Map GCG yang
berisikan program dan strategi implementasi GCG untuk lima tahun kedepan. Dengan ketersediaan
Road Map GCG diharapkan tahapan implementasi GCG dapat dijalankan secara berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan sosialisasi GCG telah dijalankan oleh Listrindo Energy. Baik melalui berbagai
media sosialisasi, kegiatan workshop maupun TOT. Disamping itu untuk meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan tentang GCG dilingkungan internal Perusahaan, Listrindo Energy
telah menyediakan Portal GCG dalam intranet Perusahaan. PT. Listrindo Energy memahami
pentingnya hubungan kerja yang harmonis serta kerjasama diantara organ-organ tata kelola,
manajemen dan staf untuk mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di Perusahaan secara
berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk tiga
Komite di tingkat Dewan Komisaris yakni Komite Audit, Komite Nominasi, Remunerasi, Komite
Manajemen Risiko. Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta
tanggung jawab masing- masing Komite tercantum dalam masing-masing piagam yang dimiliki.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan manajemen senior
terus meningkatkan kapabilitas di dalam proses pengawasan dan pengelolaan perusahaan, sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Evaluasi kinerja Dewan Komisaris dilakukan dengan menggunakan sistem self-assessment atau
peer evaluation sebagaimana ditentukan dalam rapat Dewan Komisaris. Hasil kinerja dilaporkan
di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Evaluasi ini dilakukan menggunakan kriteria
yang disebutkan dalam manual kebijakan perusahaan seperti tingkat kehadiran di rapat Dewan
Komisaris atau rapat Komite. Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris
berdasarkan Key Performance Indicators (KPIs) dan hasilnya dilaporkan di dalam RUPS.
Perusahaan mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja untuk mengevaluasi kinerja
manajemen senior yang didasarkan pada beberapa faktor kunci seperti manajemen biaya, inovasi,
proses operasional dan kepuasan pelanggan. Kinerja masing-masing senior manajemen terhubung
dengan kinerja Direksi yang keseluruhannya berada dalam sistem Key Performance Index.
Perusahaan saat ini tengah bersiap untuk mengimplementasikan sistem imbal hasil berbasis kinerja
bagi karyawannya yang akan menghubungkan kinerja masing-masing individu dengan remunerasi
yang diperoleh. Evaluasi kinerja secara kolektif disetujui oleh Direksi dan setiap senior
manajemen. Setiap tahun Direksi bertemu dengan senior manajemen dari unit bisnis di dalam
forum Rapat Pimpinan untuk mengevaluasi dan memberi masukan terhadap kinerja masing-
masing unit bisnis.

Intruksi:
Analisis dari kasus Teori Keagenan, kondisi apa yang terjadi dan berikan pendapat saudara/I
apakah hal tersebut wajar terjadi atau menjadi Red Flags yang akan mengganggu keberlangsungan
bisnis PT. LISTRINDO ENERGY? Berikan tanggapannya…

Anda mungkin juga menyukai