Anda di halaman 1dari 19

Tata Kelola Korporat Perusahaan

PT CHITOSE

Pina Oktapia N,5211181161,E Akuntansi


Profil PT Chitose Internasional Tbk

Berdasarkan Akta Pendirian No. 21 tanggal 20 Desember 1978, PT Chitose Internasional Tbk
(selanjutnya disebut “Perseroan” atau “Perusahaan”) yang semula bernama PT Chitose Indonesia
Manufacturing didirikan pada tanggal 15 Juni 1978. Pada 1979, Perseroan memulai usaha sebagai
produsen kursi yang berkualitas tinggi. Perseroan bergerak di bidang industri dan perdagangan
furniture yang mampu memenuhi permintaan konsumen sesuai kebutuhan dan spesifikasi terstandar
untuk berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan rumah pribadi, sekolah, fasilitas umum,
perkantoran, hingga perhotelan. Seiring perkembangan, Perseroan mulai meningkatkan keragaman
produk dan saat ini telah menghasilkan lebih dari dua ratus macam furniture.
Visi dan Misi PT.Chitose Internasional Tbk

VISI : Menjadi Perusahaan yang Sangat Memiliki Daya Saing

Memiliki daya saing tinggi dalam bisnis merupakan sebuah keharusan, agar dapat bertahan di era
hiperkompetisi saat ini. Hal ini menjadi krusial ketika orientasinya bukan sekedar eksistensi, melainkan
capaian memenangkan persaingan. Berbagai upaya layak dilakukan agar keberlangsungan laju bisnis
tetap terjaga.

MISI : Pertumbuhan Laba Perusahaan Melalui Kepuasan Pelanggan

Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Akan Meningkatkan Profit Juga Dikarenakan Pelanggan Akan
Semakin Sering Membeli Produk, Membeli Dalam Jumlah Yang Lebih Banyak Dan Cenderung Untuk
Mencoba Produk Lain Yang Ditawarkan Perusahaan Sehingga Akan Menurunkan Biaya Pemasaran Dan
Penjualan Dengan Adanya Informasi Dari Mulut Ke Mulut Yang Positif.
Pencapaian PT Chitose Internasional Tbk Thn 2018

Dewan Komisaris mengakui bahwa Direksi telah melakukan yang terbaik atas pencapaian Perseroan di
tahun 2018. Penilaian tersebut didasarkan pada Direksi yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan
Perseroan sehingga mampu melalui tantangan dalam industri yang dijalankan Perseroan. Penilaian
yang baik tersebut juga didasarkan pada pencapaian Pendapatan sebesar Rp370 miliar dan Laba
Bersih sebesar Rp13,5 miliar. Menurut kami, Direksi beserta seluruh karyawan telah bekerja keras
memajukan Perseroan dengan mengembangkan jalur distribusi, penerapan secara bertahap tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) serta melakukan beberapa inovasi produk baru
yang berkelanjutan. Kami juga menilai, Direksi mampu mengelola Perseroan dengan secara efektif
menjalankan inovasi, kreativitas, serta peningkatan kualitas SDM. Pada akhirnya semua upaya tersebut
memberikan pengaruh terhadap kinerja Perseroan pada tahun 2018.
Penerapan GCG PT Chitose Internasional Tbk Thn 2018

Dalam upaya mencapai praktik terbaik dalam penerapan GCG, Penerapan Tata Kelola Perusahaan telah
dilaksanakan Perseroan berlandaskan pada prinsip dasar GCG. Dewan Komisaris telah menerapkannya
sesuai peraturan otoritas pasar modal dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menilai
konsistensi penerapannya,termasuk yang berkaitan dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR).

Sepanjang 2018, seluruh komite-komite tersebut telah menjalankan fungsi dan tanggung jawab dengan
sangat baik. Komite Audit telah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tanggung jawab
pengawasannya terhadap proses pelaporan keuangan, system pengendalian internal, proses audit dan
proses untuk memantau kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan kode etik Perusahaan.

Perseroan memiliki sistem pelaporan pelanggaran atau whistleblowing system yang bertujuan untuk
mendeteksi, mencegah, dan menanggulangi setiap pelanggaran yang terjadi. Sistem pelaporan
pelanggaran ini melibatkan seluruh stakeholders guna memberikan rasa aman bagi seluruh pihak yang
berinteraksi dengan Perseroan. Dalam whistleblowing system tersebut, Dewan Komisaris mengambil peran
penting dalam memastikan penerapan dan pengelolaan sistem tersebut telah berada pada jalur yang tepat.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2018

Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) telah menjadi
komitmen bersama Perseroan dalam mempertahankan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Pemahaman ini mendasari Perseroan untuk untuk mengimplementasikannya di setiap kegiatan bisnisnya
guna mencapai tujuan bisnis jangka panjang yang berkesinambungan.
Penerapan GCG Perseroan didasarkan pada 5 (lima)
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, yaitu:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Tanggung Jawab
4. Independensi
5. Kewajaran
Prinsip tata kelola perusahaan yang baik dijalankan oleh seluruh organ tata kelola perusahaan mulai dari
Rapat Umum Pemegang Saham hingga pada level personel Perseroan.
Lanjutan…

BUDAYA PERSEROAN

Seluruh karyawan harus dapat menanamkan nilainilai Perseroan ke dalam diri sendiri untuk dapat menjadi aset SDM
yang berkualitas dan berkompeten, sehingga dapat menjalankan sistem kerja yang ditetapkan dengan tepat dan
mendapatkan hasil yang baik. Budaya Perseroan yang kuat dapat memupuk loyalitas dan meningkatkan kualitas
kerja. Filosofi “to create a better life for all” yang dimiliki oleh para pemegang saham serta manajemen tim
melahirkan dua hal yang menjadi budaya Perseroan, yaitu Quality care dan commitment. Filosofi ini tidak hanya
terbatas bagi stakeholder, namun juga bagi supplier, lingkungan, karyawan, dan seluruh pihak terkait.

PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM KARYAWAN


Perseroan sudah melakukan Program “Yuk Nabung Saham”. Program ini sudah diikuti oleh karyawan guna mendukung
dalam Kepemilikan Saham Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2019

Penerapan GCG di Perseroan berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan turunannya, pedoman
yang berlaku secara umum, serta kebijakan internal Perseroan. Beberapa diantaranya meliputi:

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;


2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka;
3. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG);
4. Anggaran Dasar Perseroan;
5. Pedoman Kerja Direksi dan Komisaris;
6. Piagam Komite Audit;
7. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi;
8. Piagam Audit Internal;
9. Kode Etik
10. Kebijakan Sistem Pengendalian Internal;
11. Kebijakan Manajemen Risiko; dan
12. Pedoman dan kebijakan Perseroan lainnya terkait tata kelola perusahaan.
Penerapan GCG PT.Chitose Tahun 2019

Pencapaian Perseroan hingga saat ini merupakan hasil dari penerapan GCG secara konsisten, khususnya
dalam hal independensi dan pemenuhan tanggung jawab organ tata kelola. Dalam memenuhi harapan
Pemegang Saham dan pemangku kepentingan, Perseroan memperhatikan prinsip-prinsip GCG dalam
setiap pengambilan keputusan dan aktivitas pengelolaan perusahaan. Transparansi, akuntabilitas,
independensi, responsibilitas, serta kewajaran dan kesetaraan menjadi prinsip yang diperhatikan oleh
seluruh insan Perseroan di berbagai jenjang jabatan Dalam rangka memperkuat penerapan GCG,
Perseroan meningkatkan fungsi pengendalian internal melalui proses audit rutin dan audit khusus. Sistem
pengendalian internal juga dihubungkan dengan manajemen risiko sehingga setiap potensi risiko, baik
yang ringan, sedang, maupun berat, dapat diminimalkan dampaknya bagi Perseroan.
Pencapaian PT.Chitose Internasional Tbk Thn 2019

Dampak dari penerapan strategi dan kebijakan strategis Perseroan di tahun 2019 adalah meningkatnya
kinerja penjualan sebesar 11,18% menjadi Rp411,78 miliar atau mencapai 105,86% dari target Rp389
miliar. Peningkatan penjualan ini terjadi di pasar lokal sebesar 10,91% dan pasar ekspor sebesar 16,28%.
Beban Pokok Penjualan mengalami kenaikan secara signifikan sebesar Rp35,24 milliar atau 13,72%
dibandingkan dengan ratio Beban Pokok Penjualan tahun2018.
Lanjutan…

Penilaian Terhadap Kinerja Organ


Pendukung Direksi

Dalam menerapkan GCG, Direksi secara khusus dibantu oleh Corporate Secretary dan Internal Audit sehingga
penilaian kinerjanya menjadi salah satu agenda yang perlu dilaksanakan setiap tahun. Dengan berdasarkan
pada pencapaian kinerja dan kualitas pekerjaan, Direksi berpandangan bahwa Corporate Secretary dan
Internal Audit telah secara konsisten mendukung pelaksanaan GCG melalui pemenuhan tugas dan tanggung
jawabnya. Tingkat kepatuhan Perseroan terhadap implementasi GCG juga dinilai telah mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Corporate Secretary
Corporate secretary memiliki posisi strategis sebagai penghubung Perseroan dengan Pemegang Saham dan
seluruh pemangku kepentingan, memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
administrasi pengambilan keputusan. Kedudukan Sekretaris Perusahaan berada di bawah Direktur Utama
sehingga pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Direktur Utama.
Lanjutan…
Kerangka Kerja Pengendalian Internal

Praktik sistem pengendalian internal di Perseroan melibatkan Internal Audit atas perintah dari Direktur Utama.
Adapun
aktivitas pengendalian internal di Perseroan disesuaikan dengan kerangka kerja yang dikeluarkan oleh Commitee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO)
yang meliputi komponen:
1. Lingkungan pengendalian;
2. Penilaian risiko;
3. Kegiatan pengendalian;
4. Informasi dan komunikasi; dan
5. Pemantauan.
Untuk tahun 2019, hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal menunjukkan progres yang positif
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut didukung juga oleh analisa risiko dan penerapan
antisipasi risiko.

Efektivitas Manajemen Risiko

Perseroan senantiasa meningkatkan efektivitas manajemen risiko. Peningkatan efektivitas dilakukan dengan
melaksanakan audit berbasis risiko dan assessment yang dilaksanakan oleh Audit Internal. Perseroan juga
secara bertahap akan meninjau kebijakan manajemen risiko berdasarkan kondisi operasi dan kebutuhan
bisnis serta mengevaluasi penerapannya dalam setiap proses maupun secara menyeluruh. Berdasarkan hasil
evaluasi tahun 2019, diketahui bahwa sistem manajemen risiko telah memadai dan efektif dalam
mengendalikan risiko potensial bagi Perseroan, baik pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2020

Dasar penerapan GCG berpedoman kepada peraturan perundang-undangan, pedoman yang berlaku secara
umum, serta kebijakan internal Perseroan. Beberapa dasar penerapan GCG tersebut meliputi:

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;


2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka;
3. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG);
4. Anggaran Dasar Perseroan;
5. Pedoman Kerja Direksi dan Komisaris;
6. Piagam Komite Audit;
7. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi;
8. Piagam Audit Internal;
9. Kode Etik;
10. Kebijakan Sistem Pengendalian Internal;
11. Kebijakan Manajemen Risiko; serta
12. Pedoman dan kebijakan Perseroan lainnya terkait tata kelola perusahaan.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2020

Sebagai perusahaan publik, praktik pelaksanaan GCG di Perseroan juga berpedoman kepada Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.

RUPS
Perseroan menyelenggarakan RUPS Tahunan pada hari Selasa tanggal 21 April 2020 bertempat di Showroom
dan DC Chitose, Jl. HMS Mintaredja, Cimahi. RUPS Tahunan tersebut dihadiri oleh Pemegang Saham yang
mewakili 757.195.300 saham atau sebesar 75,52% dari jumlah seluruh saham yang dikeluarkan Perseroan
sampai pada hari pelaksanaannya.

Komisaris Independen
Komisaris Independen Perseroan telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Publik atau Emiten. Saat ini, Perseroan
memiliki 1 Komisaris Independen dari total 3 anggota Dewan Komisaris. Selain itu, Komisaris Independen telah
memenuhi persyaratan tidak memiliki hubungan kekeluargaan, kepengurusan, kepemilikan saham, serta
keuangan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi, serta Pemegang Saham Utama dan
Pengendali.
Perseroan telah melaksanakan program ini bagi anggota Direksi yang baru diangkat di tahun 2020.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2020

Program orientasi Direksi yang baru diangkat dilaksanakan oleh Corporate Secretary dengan materi:

1. Pengenalan kegiatan operasional Perseroan;


2. Peraturan perundang-undangan terkait kegiatan usaha Perseroan;
3. Aspek GCG di Perseroan
4. Program kerja/kegiatan Direksi dalam tahun buku berjalan; serta
5. Mekanisme rapat dan pengambilan keputusan Direksi.

Sistem Pengendalian

Perseroan telah melaksanakan program ini bagi anggota Direksi yang baru diangkat di tahun 2020.
Sistem pengendalian internal disusun untuk memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa
segala sistem, prosedur, kaidah, dan norma telah dilaksanakan secara tepat dan benar. Pelaksanaan sistem
pengendalian internal yang strategis akan memberikan kemudahan dalam meningkatkan keandalan dari
informasi keuangan, efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasional, kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku, serta perlindungan terhadap aset-aset Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2020

Kerangka Kerja Pengendalian Internal

Pelaksanaan sistem pengendalian internal di Perseroan melibatkan Internal Audit, sesuai dengan kebijakan dari
Direktur Utama. Secara teknis, aktivitas pengendalian disesuaikan dengan kerangka kerja yang dikeluarkan
oleh Commitee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), yang meliputi komponen:
1. Lingkungan pengendalian;
2. Penilaian risiko;
3. Kegiatan pengendalian;
4. Informasi dan komunikasi; serta
5. Pemantauan.
Pada tahun 2020, penilaian penerapan sistem pengendalian internal menyimpulkan adanya peningkatan
kualitas dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan oleh pemenuhan standar minimum
dalam memastikan tingkat efektivitas, efisiensi, keandalan, keamanan, dan kepatuhan terhadap peraturan
perundangundangan. Namun, masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan, yaitu pengawasan
terhadap kegiatan operasional Perseroan agar risiko-risiko yang mungkin timbul selanjutnya akan dapat
diantisipasi dengan baik. Hal ini akan berpengaruh pada efesiensi dan efektivitas sumber daya yang digunakan.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2020

Tinjauan atas Efektivitas Manajemen Risiko

Perseroan berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan efektivitas manajemen risiko. Peningkatan tersebut
dilakukan dengan menyelenggarakan audit berbasis risiko dan asesmen yang dilaksanakan oleh Audit Internal.
Selain itu, Perseroan juga secara berkala melakukan peninjauan kebijakan manajemen risiko, berdasarkan
kondisi operasi dan kebutuhan bisnis, serta mengevaluasi penerapannya dalam setiap proses maupun secara
menyeluruh. Pada tahun 2020, Perseroan menilai bahwa penerapan sistem manajemen risiko telah berjalan
efektif dan memenuhi standar minimal dalam mengendalikan risiko potensial bagi Perseroan, baik pada aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Peningkatan kualitas ini akan terus diupayakan, seiring dengan
penyempurnaan sistem manajemen risiko.

Di tahun 2020, Perseroan dan Entitas Anak beserta anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang
menjabat tidak terlibat dalam perkara penting, baik perdata maupun pidana, yang dapat menimbulkan dampak
material.

Sampai akhir tahun 2020, tidak terdapat sanksi administrative yang dikenakan kepada Perseroan, Entitas Anak,
anggota Direksi, maupun anggota Dewan Komisaris oleh Otoritas Jasa Keuangan dan instansi yang berwenang
lainnya.
Tata Kelola Perusahaan PT.Chitose Tahun 2020

Untuk tahun 2020, setiap insan Perseroan tidak melakukan pelanggaran terhadap kode etik. Hasil positif
tersebut mengindikasikan bahwa insan Perseroan telah melaksanakan Nilai-Nilai Perusahaan dan kode etik
secara konsisten dan bertanggung jawab.

SistemPelaporan Pelanggaran

Dalam meningkatkan kualitas praktik GCG, Perseroan menerapkan sistem pelaporan pelanggaran sebagai
sarana pemangku kepentingan untuk melaporkan setiap tindakan ataupun setiap masalah yang timbul terkait
dengan perilaku individu ataupun pelaksanaan kegiatan operasional di Perseroan. Sistem pelaporan
pelanggaran juga diharapkan mampu mengurangi tindak kecurangan dan pelanggaran melalui pola
pengawasan yang menyeluruh serta melibatkan seluruh karyawan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai