Disusun Oleh :
Kelompok 4
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
PT. JASARAHARJA PERSERO TBK
TUJUAN
Dalam sebuah perusahaan, penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) adalah sangat penting sebagai salah satu proses untuk menjaga kesinambungan
usaha perusahaan dalam jangka panjang dengan mengutamakan kepentingan para pemegang
saham (shareholders) dan pemangku kepentingan (stakeholders). Secara teoritis, praktek good
corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan diantaranya meningkatkan kinerja
keuangan, mengurangi risiko yang merugikan akibat tindakan pengelola yang cenderung
menguntungkan diri sendiri serta dapat meningkatkan kepercayaan investor. BUMN sebagai
salah satu pilar perekonomian Indonesia dituntut untuk dapat menjadi pelopor implementasi
GCG. PT Jasa Raharja (Persero) sebagai salah satu BUMN mengambil posisi utama untuk
mendorong terlaksananya pengelolaan perusahaan dengan berupaya merumuskan dan
menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik. Penerapan prinsip-prinsip ini
sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan
yang semakin kuat.
Kementerian BUMN pada tahun 2010-2012 telah menerbitkan serangkaian kebijakan dalam
bentuk peraturan/keputusan Menteri Negara BUMN diantaranya Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor: KEP-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktek Good Corporate
Governance pada BUMN, yang secara signifikan berpengaruh terhadap kebijakan GCG pada PT
Jasa Raharja (Persero) serta Keputusan Sekretaris Menteri BUMN No. SK-16/S.MBU/2012
Tanggal 6 Juni 2012 Tentang Indikator/Parameter Penilaian Dan Evaluasi Atas Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada BUMN.
Maksud:
1. Sebagai salah satu konsep kebijakan yang dapat membantu Perusahaan meningkatkan
kinerja dan nilai (value) Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil agar perusahaan memiliki
daya saing yang kuat baik secara nasional maupun internasional.
2. Sebagai fundamental penting aktivitas bisnis Perusahaan untuk menciptakan suasana
yang kondusif bagi pencapaian visi dan misi Perusahaan serta akan menciptakan motivasi
dan rasa tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan Perusahaan.
3. Sebagai salah satu proses dalam upaya mendeteksi dan mencegah terjadinya pelanggaran
dalam Perusahaan serta merupakan wujud nyata implementasi GCG di tingkat
operasional.
4. Sebagai salah satu acuan bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai Perusahaan,
sehingga diharapkan akan tercapai standar kerja yang tinggi selaras dengan GCG.
5. Sebagai salah satu acuan bagi stakeholders dalam berhubungan dengan Perusahaan yang
selanjutnya ditetapkan sebagai dasar pengembangan standar kerja di lingkungan
Perusahaan.
Ditujukan Untuk:
MANAJEMEN RISIKO
Pengelolaan Manajemen Risiko pada PT Jasa Raharja secara terpadu dilakukan oleh Divisi
Manajemen Risiko dan Transformasi Perusahaan (MRTP) yang berada di bawah Direktorat
Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi. Penerapan Manajemen Risiko PT Jasa Raharja
berbasis ISO 31000 : 2018, yang terintegrasi di seluruh proses kegiatan/ proses bisnis Perusahaan
sebagai bagian dari Good Governance. Penerapan manajemen risiko di PT Jasa Raharja didasari
oleh beberapa hal, diantaranya, dengan ditetapkannya visi dan misi serta mempertimbangkan
perubahan eksternal maupun internal yang berpotensi menimbulkan berbagai jenis risiko, maka
diperlukan pengelolaan semua risiko secara sistematis, terstruktur, dan komprehensif. Tujuannya
adalah meningkatkan kepastian tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan sebagaimana yang
dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) maupun Rencana Kerja
Anggaran dan Pendapatan (RKAP). Pengelolaan risiko juga menjadi kebutuhan untuk
memperkuat penerapan prinsip-prinsip governance terutama terkait dengan penegakan praktik
bisnis yang sehat dan dapat memberikan nilai tambah yang sesuai dengan harapan para
pemangku kepentingan (stakeholders).
STRUKTUR
Sesuai Peraturan Menteri Negara Badan Usaha No. PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara
dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 152/PMK.01/2012 Tentang Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, terdapat Organ Perseroan yang
terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi beserta Unit
Kerjanya yang memainkan peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Masing-masing
Organ Perseroan tersebut mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jawab dalam memastikan
bahwa penerapan GCG di perusahaan berjalan dengan optimal.
ORGAN UTAMA
Pemegang saham/Pemilik Modal melaksanakan GCG sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya. RUPS Perusahaan Perasuransian wajib diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan standar operasional prosedur Perusahaan Perasuransian yang
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam mengambil keputusan, RUPS wajib
berupaya menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak, khususnya kepentingan pemegang
saham minoritas, kepentingan pemegang polis, tertanggung, peserta, dan/atau pihak yang berhak
memperoleh manfaat.
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan itikad baik untuk kepentingan BUMN dan sesuai
dengan maksud dan tujuan BUMN, serta memastikan agar BUMN melaksanakan tanggung
jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai Pemangku Kepentingan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh
Rapat Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di BUMN
yang bersangkutan.
ORGAN PENDUKUNG
SEKRETARIAT PERUSAHAAN
1. Evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses
tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
perusahaan;
2. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang keuangan, operasional,
sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya;
Divisi Manajemen Risiko dan Transformasi Perusahaan berfungsi untuk mengelola manajemen
risiko yang ada di perusahaan secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program
GCG
BIRO HUKUM DAN KEPATUHAN
KOMITE INVESTASI
Direksi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib membentuk Komite Investasi.
Komite Investasi bertugas membantu Direksi dalam merumuskan kebijakan investasi dan
memantau pelaksanaan kebijakan investasi yang telah ditetapkan.
KOMITE AUDIT
Komite audit bertugas membantu Dewan Komisaris dalam memantau dan memastikan efektifitas
sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan auditor eksternal dengan
melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit dalam rangka
menilai kecukupan pengendalian.
Komite Manajemen Risiko bertugas untuk mengelola eksposur risiko yang timbul baik secara
langsung maupun tidak langsung dari kegiatan usaha perusahaan anak, perusahaan terelasi dan
entitas lainnya yang tergabung dalam suatu konglomerasi keuangan.
Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Komunikasi dibentuk untuk memastikan rencana
strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah terintegrasi dapat terlaksana secara
berkelanjutan dan penerapan sistem teknologi informasi (TI) sejalan dengan rencana strategis
Perusahaan.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) di PT Jasa Raharja
(Persero) berpedoman kepada beberapa aturan formal yang sumber dasar penerapannya yaitu:
IMPLEMENTASI CGC
Program sosialisasi pedoman GCG dilakukan kepada pihak internal dan eksternal. Bagi pihak
internal, sosialisasi diarahkan untuk menumbuhkan adanya pemahaman mengenai GCG serta
kesadaran dan kebutuhan untuk menerapkan GCG secara konsisten. Implementasi GCG
dikaitkan dengan sistem reward and punishment yang dikembangkan oleh perusahaan. Bagi
pihak eksternal, sosialisasi diarahkan untuk memberikan pemahaman tentang cara kerja
perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, sehingga terjadi proses bisnis yang sehat serta
terbebaskan aktivitas perusahaan dari kegiatan-kegiatan yang dapat merugikan perusahaan.
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa perusahaan telah memiliki Buku Pedoman Penerapan
GCG sebagaimana diatur dalam Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor:
DK/I/SP/2014 dan Nomor: P/31.1/SP/2014 tentang Panduan (Guidelines) Untuk Mendukung
Implementasi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance). Berkaitan
dengan hal tersebut telah dilakukan berbagai kegiatan sosialisasi atas penerapan GCG melalui :
Sebagai wujud akuntabilitas dan pertanggungjawaban atas penerapan GCG perusahaan harus
menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan GCG kepada Pemegang Saham dan
stakeholders lainnya pada setiap akhir tahun yang dimuat dalam laporan manajemen dan laporan
tahunan. Laporan sekurang-kurangnya mengungkap praktik Tata kelola Perusahaan yang baik
minimal mencakup informasi mengenai :
https://www.jasaraharja.co.id/profile/tatakelola