PENDAHULUAN
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
SEKOLAH Magister 01 Dr. Nuryaman, SE.,MSi.,AK
PASCA Akuntansi Dr.Andy Arifian R.,SE.,MSi.,AK
SARJANA Dr.Achmad Fadjar,SE.,MSi.,Ak
Abstract Kompetensi
Untuk mewujudkan konsep dan penerapan good corporate governance (GCG) yang efisien
dan efektif, ada lima (5) konsep yang telah ditentukan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG). Konsep itu dikenal dengan istilah TARIF (Transpararency,
Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness). Konsep inilah yang kemudian
diterapkan dalam suatu korporasi atau perusahaan. Berikut penjelasan dari konsep TARIF.
1. Transparency (Transparan)
Inilah salah satu konsep yang sangat vital dan penting. Konsep ini berguna untuk menjaga
objektivitas suatu perusahaan atau korporasi dalam menjalankan bisnis, yaitu dengan
menyediakan informasi terbuka, jelas, mudah diakses, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Apalagi dengan kemajuan teknologi, tidak ada lagi alasan bagi perusahaan untuk tidak
mengambil inisiatif dalam mengungkapkan berbagai informasi yang menyangkut proses
pengambilan keputusan dan kebijakan yang dianggap penting oleh stakeholders.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Konsep ini dibutuhkan untuk menganalisis sejauh mana kinerja yang telah dihasilkan oleh
suatu korporasi atau perusahaan. Perusahaan harus mempertanggungjawabkan dan memberi
kejelasan mengenai struktur, fungsi, sistem, dan elemen penting lainnya kepada stakeholders,
dan juga menjelaskan segala pertanyaan yang diajukan oleh stakeholders terhadap hasil
pencapaian perusahaan.
3. Responsibility (Pertanggungjawaban)
4. Independency (Kemandirian)
Konsep ini mendorong perusahaan untuk profesional dalam mengelola bisnis sehingga tidak
terjadi konflik kepentingan, bisa menciptakan kemandirian, dan tidak bisa diintervensi oleh
pihak mana pun. Selain itu, perusahaan juga harus mampu menciptakan nilai-nilai (values) agar
bisa menciptakan daya saing.
Konsep ini menuntut hadirnya perlakuan yang adil dan bijaksana dalam rangka pemenuhan
hak-hak stakeholders yang sesuai dengan peraturan per UU yang berlaku. Prinsip kesetaraan
ini diharapkan bisa mendorong perusahaan untuk memberikan jaminan perlakukan adil
terhadap pihak-pihak yang terlibat atau para pemangku kepentingan.
Apa saja keuntungan dan manfaat good corporate governance (GCG) bagi perusahaan yang
menerapkan konsep ini?
Inilah keuntungan dan manfaat GCG yaitu bisa menumbuhkan semangat dan rasa memiliki
karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian, ini juga akan berdampak pada peningkatan
kualitas kerja karyawan. Ingat, karyawan adalah aset berharga perusahaan sehingga penerapan
GCG sangat penting untuk menjaga kestabilan kerja karyawan.Hal ini juga yang bisa
mencegah turn over karyawan yang dapat merugikan perusahaan.
Ketika karyawan berhasil memberikan kontribusi berupa kualitas kerja yang baik, tentu itu
akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Perusahaan dengan kinerja yang bagus
tentu saja memiliki profit yang baik. Oleh karena itu, penerapan GCG bisa membuat neraca
keuangan perusahaan menjadi lebih menjanjikan.
Inilah manfaat good corporate governance (GCG) lainnya, yaitu bisa menciptakan efisiensi
dan efektivitas terhadap penggunaan sumber daya yang ada. Dengan menempatkan karyawan
di tempat yang tepat, sesuai dengan keahlian, tentu saja ini bisa mengurangi risiko tumpang-
tindih tugas. Target perusahaan bisa menjadi lebih tepat sasaran.
KKN merupakan salah satu masalah besar bagi suatu organisasi dan korporasi. KKN bisa
menimbulkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan. Oleh karena itu, dengan penerapan
dan implementasi GCG, KKN bisa diminimalkan bahkan dicegah.
Penerapan GCG pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan
yang profitable dan memiliki value added yang tinggi, tentu saja bisa memikat para investor
untuk melakukan investasi. Dengan demikian, ini bisa membuat perusahaan melakukan
ekspansi bisnis dan menciptakan profit yang lebih besar.
Para ahli telah mengungkapkan pengertian good corporate governance (GCG). Nah, mereka
juga memiliki pandangan mengenai tujuan penerapan good corporate governance (GCG) di
perusahaan. Kami telah menyimpulkan, dan hasil kesimpulannya adalah setidaknya ada lima
(5) poin tujuan penerapan GCG di perusahaan, sebagai berikut.
1. Memaksimalkan
Potensi perusahaan untuk menciptakan value added sehingga memiliki kemampuan daya saing
yang baik terhadap dunia bisnis;
2. Mendorong
Perusahaan untuk mengelola bisnis dengan profesional: memanfaatkan sumber daya secara
efisien sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai secara efektif;
3. Meningkatkan
Kesadaran perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan terlibat langsung dalam
menjaga lingkungan sekitar.
5. Meningkatkan
Iklim dunia bisnis yang kondusif sehingga berdampak pada peningkatan nilai investasi
perusahaan.
Tata-kelola atau governance memang lain dengan pengelolaan atau manajemen sebagaimana
nanti dapat dilihat dari rumusan pengertian atau definisinya. Semua perusahaan membutuhkan
suatu kerangka-kerja tata-kelola yang meliputi misi yang akan dicapai dan aturan-aturan serta
konvensi yang jelas untuk pedoman pencapaian misi tersebut.
Dalam corporate governance selalu ada dua hal yang perlu diperhatikan. Apakah aturan atau
sistem tata-kelola sudah ada secara jelas, lengkap, dan tertulis ? Apakah aturan dan sistem yang
sudah jelas tersebut dilaksanakan dengan konsisten atau tidak ? Kedua hal tersebutlah yang
menentukan apakah sudah ada good corporate governance dalam
Suatu perusahaan.
Dewasa ini, corporate governance sudah bukan merupakan pilihan lagi bagi pelaku bisnis,
tetapi sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan vital serta sudah merupakan tuntutan
masyarakat. Setiap tindakan memerlukan pertanggungjawaban, baik itu tindakan bisnis,
tindakan dalam dunia olah raga dan sebagainya, bahkan juga tindakan dalam perang. Bagi
Indonesia, good corporate governance dewasa ini merupakan salah satu persyaratan yang
diminta oleh IMF yang harus diusahakan oleh Pemerintah Indonesia.
Tidak ada model yang baku mengenai corporate governance, karena bisa sangat berbeda antara
satu organisasi dengan organisasi yang lain, tergantung dari jenis organisasi, besar kecilnya
organisasi, dan budaya organisasi. Di sisi ekstrim yang satu, ada jenis perusahaan publik di
mana model corporate governancenya sangat dipengaruhi oleh peraturan yang ketat, sedangkan
di lembaga keagamaan, sangat dipengaruhi oleh kepercayaan dan tradisi.
Namun ada semacam aturan atau elemen umum yang perlu dikembangkan oleh setiap bagian
organisasi atau perusahaan yaitu sebagai berikut.
Cikal bakal corporate governance modern adalah apa yang dapat ditimba dari pengalaman
skandal Watergate di Amerika Serikat. Sebagai hasil dari berbagai investigasi yang dilakukan
oleh para penyidik, para legislator berkesimpulan bahwa rupanya terdapat tidak cukup
pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari pemberian kontribusi politik
ilegal dan penyuapan pegawai pemerintah federal.
Pengalaman ini menyebabkan penyempurnaan Foreign and Corrupt Practice Act tahun 1977.
Ini kemudian diikuti dengan usulan Securities and Exchange Commision Amerika Serikat pada
tahun 1979 untuk mengharuskan pelaporan keuangan internal. Pada tahun 1985, setelah terjadi
kegagalan bisnis oleh perusahaan keuangan yang sangat terkenal yaitu Savings and Loan,
terbentuklah Komisi Treadway.
Tugas utama Komisi ini ialah mengidentifikasi sebab-sebab utama dari kesalahan interpretasi
dari laporan keuangan dan memberikan rekomendasi untuk menghilangkan atau mengurangi
kesalahan tersebut. Tahun 1987, Komisi Treadway mengeluarkan laporan yang berisi
rekomendasi perlunya suatu lingkungan pengawasan yang mencukupi seperti komite audit
independen dan obyektif, perlunya kriteria untuk audit internal, perlunya laporan keuangan
yang diumumkan secara publik, dan sebagainya.
Metodologi pengajaran
Student Centre Learning (SCL), Konstruktivistik.
Kehadiran
Peserta didik diharapkan selalu menghadiri perkuliahan dan diwajibkan untuk hadir minimal
75% atau 11 kali dari 14 kali pertemuan. Apabila peserta didik kehadirannya kurang dari 75%
(11 pertemuan) maka tidak diperkenankan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).
Bahan Bacaan
1. George S. Dallas, Governance and Risk: An Analytical Handbook for Investor, Managers,
Directors & Stakeholders, Standard & Poor’s Governance Services, McGraw-Hill.
2. Paul U. Ali and Greg N. Gregoriou, International Corporate Governance After Sarbanes-
Oxley, John Wiley & Sons, Ic., 2006
3. Kevin Keasey, Steve Thompson, Mike Wright, Corporate Governance – Accountability,
Enterprise and International Comparisons, John, wiley & Sons, Ltd., 2005.
4. Komite Nasional Kebijakan Governance, Pedoman Good Corporate Governance
Indonesia. 2006
5. Etika dalam Bisnis & Profesi Akuntan dan Tata Kelola Perusahaan. Soemarso S.R.
Salemba Empat. 2018
Buku 2 ch 4
2 Kerangka Tata Kelola • Kerangka tata kelola perusahaan Buku 1 ch 1.
Perusahaan. • Prinsip Dasar tata kelola Buku 5.Ch.18
(Framework CG) • Struktur (organ) CG
• Mekanisme tata kelola perusahaan
Buku 2 ch 21
3 Governance as a Risk Corporate Governance as a Risk Factor. Buku 1 ch 2, 3.
Factor. Agency Theory
• Developments in the corporate governance debate
• Top down policy reforms and bottom up market driven
solutions
• Development of governance analysis criteria and rating
systems governance as a risk factor
• Composite measures in research Buku 2 ch 19
Contract Negotiation and Internal Regulation Mechanism in a Buku 5. Ch.7
Firm
• Self-regulation in traditional incentive contracts
Self limitation and implicit contracts
Stewardship theory
Referensi 4
7 Komite-Komite Peran dan Fungsi Komite-Komite lainnya Buku 1 ch 9
lainnya Buku 5. Ch 23
8 Audit Internal Peran dan Fungsi Audit internal dalam CG Buku 1 ch 10.
Buku 5, Ch 25
9 External Mechanism : a. Capital Market Buku 1 ch 11.
Capital market and b. Regulators : Peran pemerintah dan OJK Bk.5. Ch 40
regulator
c. Other capital market intermediaries
10 External mechanism: Fungsi dan peran profesi Akuntan publik dalam CG Buku 5. Ch 32,
External auditor 33,34
11 External mechanism Fungsi dan Peran profesi lainnya Buku 5. Ch 38
dan 39
Buku 2 ch 10
13 Social and Social and Environmental Reporting Buku 1 ch 13
Environmental • Pressures waves
Reporting • A decade of progress Buku 5. Ch.8
• Global reporting initiative
• The financial analyst And finally governance
Referensi modul 1
https://onvalue.wordpress.com/2007/10/09/sejarah-timbulnya-corporate-governance/