Abdul Manap
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jayabaya
Abstract
Corporate Governance consist of on inter related set of mechanism comprising institutional
shareholders, boards of directors and commissioners. Manager remunerate according to
performance, the market for corporate control, ownership structure, financial structure,
rrelations investers and product market competition. A company’s management of its business
risk it of crucial importance.
Keywords: Business Performance, Good Corporate Governance.
Pendahuluan
Landasan Teori
Analisa Pembahasan
Berdasarkan teori di atas, maka kita dapat melakukan analisis kaitannya dengan
penerapan dan dampak G.C.G dalam usaha.
Sebagaimana diketahui buku ketiga K.U.H.Perdata mengatur tentang perikatan dan
perjanjian. Perikatan mengatur hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak
tertentu. Dari hubungan hukum itu lahirlah hukum kontrak yang mempunyai
pengertian lebih seperti dan ditunjukkan pada perjanjian yang tertulis.
Perjanjian adalah satu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya pada satu orang atau lebih. Pasal 1319 K.U.H.Perdata menyatakan bahwa satu
perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan
didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan
oleh keatuan, kebiasaan atau undang-undang. Sedangkan pasal 1347 K.U.H.Perdata
menyatakan, bahwa hal-hal menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan, dianggap
secara diam-diam dimasukkan ke dalam perjanjian, walaupun tidak secara tegas
dinyatakan.
Bertitik tolak pada pasal 13369 juncto pasal 1347 K.U.H.Perdata, maka menurut
kebiasaan, perusahaan yang mengelola atau mengembangkan perusahaan dengan
menigimplementasikan G.C.G baik yang diadakan antara pemegang saham melalui
RUPS maupun yang menuntut prinsip-prinsip G.C.G, sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan multinasional atau perusahaan yang telah melaksanakan
G.C.G terlebih dahulu. Kebiasaan perusahaan-perusahaan Indonesia atau oleh setiap
pelaku bisnis yang melaksanakan kegiatan bisnis sesuai dengan ketentuan dalam buku
Ke III K.U.H.Perdata tentang perjanjian.
Hukum dan Peraturan yang ada mengenai Good Corporate Governance :
1. Undang-undang nomor 1 tahun 1995 tentang perseroan tersebut (UUPT) PT. adalah
badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang di dalam melakukan
perbuatan hukum diwakili oleh organ direksi sebagaimana diketahui alat
perlengkapan atau organ dalam PT ialah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
Direksi dan Komisaris.
▪ Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS, merupakan badan tertinggi didalam suatu peruahaan yang mempunyai
wewenang eksklusif) (Exclusive Authority yang tidak dimiliki oleh Direksi
maupun Komisaris. Wewenang eksklusif itu meliputi mengangkat dan
memberhentikan Direksi maupun Komisaris. Disamping itu masih ada
wewenang yang lain yaitu menolak atau menyetujuan merger, akuisisi dan
konsolidasi.
▪ Komisaris
Komisaris mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi mengenai
penyelenggaraan perusahaan. Komisaris beradasarkan UUPT diharuskan
melaporkan kepemilikan sahamnya maupun milik keluarganya. Komisari
bersama-sama direksi, harus menandatangani laporan tahunan perusahaan.
Dengan demikian ia turut bertanggungjawab secara hukum atas laporan
keuangan yang menyesatkan yang dapat menyebabkan kerugian kepada pihak
manapun.
▪ Direksi
Direksi bertanggungjawab penuh atas manajemen perusahaan. Direksi
bertindak untuk dan atas nama perseroan, karena itu direksi diwajibkan dengan
itikad baik penuh tanggungjawab menjalankan tugas-tugas yang telah
ditetapkan dalam anggaran dasar perseroan untuk mengadakan dokumen
perusahaan. Mempersiapkan RUPS memelihara Daftar Pemegang Saham serta
risalah RUPS sesuai dengan ketentuan pasal 87 UUPT, Direksi wajib
melaporkan kepemilikan saham baik yang dipegang sendiri maupun oleh
keluarganya.
2. Undang-undang pasar modal
UUPM diatur dalam undang-undang nomor 5 tahun 1995, untuk perusahaan public,
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bapepam, wajib mengungkapkan informasi
penting melalui laporan tahunannya serta laporan keuangan maupun kepada
masyarakat dengan cara tepat waktu, akurat, dapat dimengerti dan obyektif.
Dari uraian di atas, makna dan hakekat dari G.C.G yang merupakan suatu sarana
yang sangat penting dalam rangka memulihkan perekonomian di Indonesia yang
sangat berharga, bahwa ketiadaan factor-faktor yang berkaitan dengan transparency,
accountability, fairness serta responsibility dari para pelaksana organ perseroan
(Direksi, komisaris dan pemegang saham) menyebabkan terpuruknya sebagian besar
dunia usaha kita.
G.C.G pada dasarnya merupakan suatu mekanisme yang mengatur tentang tata cara
pengelolaan perusahaan berdasarkan aturan yang menaungi perusahaan, seperti
anggaran dasar, aturan-aturan tentang perusahaan (UUPT), aturan-aturan tentan
keterbukaan (UUPM) dan aturan-aturan yang mengatur tentang kegiatan perusahaan
dalam menjalankan usahanya.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas penulis menyimpulkan :
• Good Corporate Governance, mengatur aspek-aspel yang terkait dengan
keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan. Pemenuhan tanggung
jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat tak kepada seluruh
stakeholders.
• Dengan melaksanakan Good Corporate Governance dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan pada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada
akhirnya akan meningkatkan Corporate Value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Wilamarta, Misahardi. 20002. Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka Good Corporate
Governance. Cet.1. PPS Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Syahputra Tunggal, Imam, Amin Wijaya. 2002. Memahami Konsep Corporate Governance.
Jakarta: Harvarindo