Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang relevan
untuk digunakan dalam pembahasan guna mendukung penelitian ini. Teori teori
yang digunakan dalam penelitian ini menyinggung pada teori yang berkaitan
dengan good corporate governance dan penilaian terkait kinerja operasional
perusahaan.

2.1 Good Corporate Governance


Dalam dunia bisnis yang saat ini semakin kompleks dengan berbagai
hambatan, tidak sedikit dari mereka semakin berhati-hati dalam melakukan
kegiatan bisnisnya. Banyak dari mereka yang saat ini tingkat kepercayaannya
semakin berkurang terhadap suatu unit usaha yang menurut mereka dianggap
tidak begitu jelas. Dari permasalahan tersebut, konsep Good Corporate
Governance saat ini di anggap penting bagi banyak pihak dalam menunjang
kegiatan perusahaan dan membuat tingkat kepercayaan menjadi meningkat.
Dengan anggapan tersebut maka mulai bermunculan beberapa penjelasan terkait
Good Corporate Governance.

2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh


Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada
laporan mereka (Cadbury Report). Menurut Cadbury, Good Corporate
Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai
keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan (Sutedi, 2011).

CGPI (2009) mendefinisikan setiap kata dari GGC yaitu baik (Good)
adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi
persyaratan, menunjukkan kepatutan dan keteraturan operasional perusahaan
sesuai dengan konsep Corporate Governance.

7|Metodologi Penelitian
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa corporate
governance adalah upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang memiliki
kepentingan didalam suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing. Corporate
Governance merupakan tata kelola dalam pengendalian suatu perusahaan serta
bentuk perhatian terhadap stakeholders, karyawan, kreditur, dan masyarakat
diantara pencapaian dan tujuan masyarakat. Corporate Governance tentu
memiliki tujuan dan manfaat dalam implementasinya. Oleh karena itu,
Corporate Governance saat ini menjadi suatu keharusan bagi suatu perusahaan.

2.1.2 Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance

FCGI (2001) mengungkapan bahwa corporate governance memiliki


banyak manfaat bagi perusahaan antara lain:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya pengambilan


keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiesnsi operasional
perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.
2. Mempermudah dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid
(karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan
Corporate Value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan Shareholders’s Value dan Deviden.
Khususnya bagi BUMN akan dapat membantu penerimaan bagi APBN
terutama dari hasil privatisasi.
Tujuan dari good corporate governance (GCG) adalah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders), secara teoritis pelaksanaan good corporate governance dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan
mereka, sekaligus mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan
komisaris dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan

8|Metodologi Penelitian
umumnya good corporate governance (GCG) dapat meningkatkan kepercayaan
investor dan kreditor dalam berinvestasi maupun memberi pinjaman.

Untuk mewujudkan tujuan dan manfaat dari good corporate


governance itu sendiri diperlukannya suatu prinsip yang menjadi dasar dari
pelaksanaan tersebut. Prinsip dasar inilah yang menjadi pilar utama dari
penerapan yang mana semua prinsip tersebuut harus dapat dipenuhi.

2.1.3 Prinsip – prinsip Dasar Good Corporate Governance

Prinsip-prinsip utama dari GCG yang menjadi indikator,


sebagaimana ditawarkan oleh OECD (2004) adalah :
1. Transparancy/Disclosure (Transparansi/Keterbukaan)
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan
tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi
kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem
pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara
komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi
monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk
meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan pihak pihak berkepentingan
lainnya.
3. Responsibility (Responsibilitas)
Responsibility (responsibilitas) adalah adanya tanggung jawab
pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta
pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.
4. Independency (Independensi)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak
saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
Independen diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik

9|Metodologi Penelitian
kepentingan yang mungkin timbul oleh para pemegang saham
mayoritas.
5. Fairness (Keadilan)
Prinsip keadilan ( fairness) merupakan prinsip perlakuan yang adil
bagi seluruh pemegang saham, terutama kepada pemegang saham
minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan dan kesalahan
perilaku insider.

2.1.4 Sistem Penilaian pelaksanaan Good Corporate Governance

Penilaian terhadap good corporate governance berdasarkan pada


pemeringkatan CGPI. The Indonesian Institute for Corporate Governance
(IICG) adalah lembaga organisasi independen yang didirikan untuk
memasyarakatkan konsep praktik dan manfaat corporate governance kepada
dunia usaha khususnya dan masyarakat luas umumnya (www.iicg.org).

2.2 Roadmap Good Corporate Governance

Banyak negara yang telah menganggap bahwa good corporate


governance berperan penting dalam meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Di
Indonesia penerapan good corporate governance sangat diperhatikan dan kini
menjadi salah satu aspek penting dalam membantu meningkatkan kepercayaan
para pengguna baik investor maupun pihak yang berkepentingan. Akan tetapi,
Penerapan good corporate governance di Indonesia saat ini masih terbilang
lemah. Anggapan ini terbukti masih maraknya kasus-kasus keuangan atau
pelanggaran yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang terbilang besar. Atas
dasar inilah pemerintah memberikan dukungan dan perhatian lebih dengan
mengeuarkan peraturan-peraturan yang membahas good corporate governance
yang selalu diperbaharui. Salah satu peraturan pembaharuan yang di anggap
memiliki peran penting untuk merespon adanya MEA 2015 adalah dengan
dikeluarkannya Roadmap Good Corporate Governance yang di anggap dapat
memberikan kontribusi positif.

10 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n
2.2.1 Pengertian Roadmap Good Corporate Governance

Roadmap Good Corporate Governance merupakan Peta Arah Tata Kelola


Perusahaan Indonesia khusus untuk Emiten dan Perusahaan Publik. Peta arah atau
Roadmap ini disusun bersama seluruh pemangku kepentingan Tata Kelola
Perusahaan Indonesia, serta didukung oleh International Financial Corporation
yang merupakan anak perusahaan Bank Dunia.

Roadmap ini disusun untuk memberikan gambaran secara menyeluruh atas


berbagai aspek tata kelola perusahaan yang perlu ditingkatkan, yaitu Kerangka
Tata Kelola Perusahaan, Perlindungan Pemegang Saham, Peranan Pemangku
Kepentingan, Transparansi Informasi, serta Peran dan Tanggung Jawab Dewan
Komisaris dan Direksi. Lebih penting lagi, Roadmap ini memuat rekomendasi dan
implementasi sebagai pedoman dan penentuan keluaran yang diharapkan.
Penyusunan Roadmap ini pun menggunakan referensi utama dan merujuk kepada
standar internasional terkait praktik tata kelola perusahaan yang baik.

2.2.2 Tujuan Roadmap Good Corporate Governance


Tujuan utama Roadmap ini adalah sebagai suatu tonggak sejarah dalam
upaya kita untuk meningkatkan implementasi praktik tata kelola perusahaan di
Indonesia. Roadmap ini juga akan menjadi referensi utama dalam melakukan
perbaikan praktik dan regulasi tata kelola yang baik bagi perusahaan di Indonesia
secara komprehensif, khususnya Emiten dan Perusahaan Publik. Merujuk kepada
peran Indonesia di kawasan ASEAN, Roadmap ini nantinya akan turut
memberikan kontribusi positif dalam rangka meningkatkan tata kelola perusahaan
yang baik, agar setidaknya sejajar dengan tata kelola perusahaan di kawasan
ASEAN, guna menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun
2015.
Dengan dikeluarkannya roadmap good corporate governance diharapkan
penerapan tata kelola perusahaan semakin baik. Dengan penerapan tatakelola
yang baik tentu halini akan berdampak kepada nilai dari suatu perusahaan itu

11 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n
sendiri. Hal ini dapat terjadi karena muncul rasa percaya pada para investor
maupun pihak berkepentingan yang dapat menaikkan nilai dari suatu perusahaan.

2.3 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai


perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat. Berbagai kebijakan yang diambil
oleh manajemen dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik dan para pemegang saham yang tercermin
pada harga saham. (Bringham & Houston, 2006 : 19).

Selain dengan nilai perusahaan, indicator yang biasa digunakan oleh


para investor dalam pengambil keputusan-keputusan ekonomi adalah dengan
melihat profitabilitas dari suatu perusahaan tersebut. Oleh karena itu
profitabilitas menjadi salah satu indicator penting yangbiasa di gunakan oleh
investor atau pihak terkait dalam membantu pengambilan keputusan.

2.4 Profitabilitas
Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai prospek
perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2007). Profitabilitas menurut Saidi (2004)
dalam Martalina (2011) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Menurut Sartono (2001: 122), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri.

2.4.1 Pengukuran Profitabilitas


Menurut Harahap (2002) dalam Zulfia Eka Sari (2013) rasio-rasio
profitabilitas yang lazim digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
1) Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin (GPM) merupakan persentase laba kotor

12 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n
(penjualan dikurangi harga pokok penjualan) yang dibandingkan
dengan penjualan.- Gross Profit Margin

2) Net Profit Margin (NPM)


Net Profit Margin merupakan persentase perbandingan antara laba
setelah pajak dengan penjualan.

3) Return On Asset (ROA)


Return On Asset (ROA) adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari beberapa indicator tersebut masih terdapat beberapa indikator
keuangan lainnya yang biasa digunakan oleh para investor. Namun dari semua
indikator tersebut good corporate governance masih menjadi perhatian utama
dalam membantu proses pengambilan keputusan. Dalam good corporate
governance terdapat rating dari suatu perusahaan yang nilai tersebut dianggap
dapat meningkatkan kepercayaan para pengguna dalam mengambil keputusan
karena di anggap kinerja dari perusahaan tesebut di anggap baik dan memiliki
prospek untuk kedepan. Dari anggapan-anggapan tersebut banyak spekulasi yang
menyatakan terdapat hubungan good corporate governance dengan kinerja
perusahaan. Akan tetapi, adapula yang menyatakan tidak ada hubungan antara
good corporate governance dengan kinerja perusahaan.

2.5 Penelitian Terdahulu


Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh
corporate governance terhadap kinerja/nilai perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Daily dkk. (1998) dalam Darmawati (2004). Penelitian Hidayah
(2008) menyimpulkan bahwa penerapan corporate governance tidak
mempengaruhi kinerja secara langsung. Menurut Berghe & Ridder (1999) dalam
Hidayah (2007), menghubungkan kinerja perusahaan dengan corporate
governance tidak mudah dilakukan. Darmawati, dkk. (2004), menemukan bahwa
tata kelola perusahaan tidak mempengaruhi kinerja pasar perusahaan. Klapper &
Love (2002), Black, et al. (2003), Siallagan & Machfoedz (2006), Mitton (2002),

13 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n
Febriyana (2007), yang menemukan bahwa corporate governance memiliki
hubungan positif dengan nilai/kinerja perusahaan. Gompers, et al. (2003)
menemukan hubungan positif antara indeks corporate governance dengan kinerja
perusahaan jangka panjang. Khomsiyah (2005) yang menguji simultanitas
penerapan corporate governance dan kinerja perusahaan, menyimpulkan bahwa
corporate governance berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan.
Wardani (2008) menemukan bahwa corporate governance berpengaruh positif
terhadap kinerja operasional dan kinerja pasar perusahaan.
Mengenai kinerja, ada pandangan antagonis dalam literatur, terlepas dari
kepercayaan umum yang menunjukkan bahwa tingkat praktik terbaik dikaitkan
dengan kinerja keuangan yang lebih baik (Renders et al., 2010). Penelitian lain
menemukan hasil yang berlawanan untuk negara berkembang (Klotzle dan Costa,
2010, da Silveira, 2006; Gomes 2009; dan Shawan, 2015) dan negara maju
(Bozec dan Dia, 2007).

2.6 Kerangka Berfikir


FAKTA

Penerapan good corporate governance di Indonesia saat ini masih


terbilang sangat lemah, padahal prinsip penerapan good corporate
governance sangat penting bagi perusahaan agar dapat bertahan dan
berkembang.

Dengan situasi seperti ini, Indonesia saat ini sangat gencar membangun
good corporate governance yang baik karena di anggap memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Bukti pentingnya good corporate
governance di Indonesia adalah adanya bentuk dukungan atas konsep ini
dengan semakin banyaknya berbagai organisasi dan perkumpulan yang
mendukung pelaksanaan dari GCG itu sendiri seperti, Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI), Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG), Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD),
Indonesia Corporate Secretary Association (ICSA).

14 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n
a
Selain dengan munculnya organisasi yang mendukung pelaksanaan
good corporate governance. Peraturan terkait good corporate governance
terus berkembang samai pada akhirnya januari 2014 dikeluarkannya suatu
laporan yaitu “Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia”. Roadmap ini
bertujuan untuk dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka
meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik, agar setidaknya sejajar
dengan tata kelola perusahaan di kawasan ASEAN, guna menyongsong
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015.

a
Kerangka Teori

Menurut Cadbury, Good Corporate Governance adalah


mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan
antara kekuatan dan kewenangan perusahaan (Sutedi, 2011).

Manfaat dari Good Corporate Governance antara lain adalah


meningkatkan kinerja perusahaan, mempermudah dana pembiayaan yang
lebih murah, mengembalikkan kepercayaan investor dan memberikan
kepuasan kepada para investor atas kinerja perusahaan. Untuk menunjang
manfaat-manfaat tersebut digunakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
Good Corporate Governance antaralain adalah transparency, accountability,
responsibility, independency dan fairness.

Penilaian terhadap good corporate governance berdasarkan pada


pemeringkatan CGPI. The Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG) adalah lembaga organisasi independen yang
didirikan untuk memasyarakatkan konsep praktik dan manfaat corporate
governance kepada dunia usaha khususnya dan masyarakat luas
umumnya (www.iicg.org).

15 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n
Roadmap Good Corporate Governance merupakan Peta Arah Tata
Kelola Perusahaan Indonesia khusus untuk Emiten dan Perusahaan Publik.
Peta arah atau Roadmap ini disusun bersama seluruh pemangku kepentingan
Tata Kelola Perusahaan Indonesia, serta didukung oleh International Financial
Corporation yang merupakan anak perusahaan Bank Dunia.

Kinerja operasional biasanya bias dilihat dari nilai perusahaan


didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningkat. Selain itu dapat juga dilihat melalui profitabilitas.
Menurut Harahap (2002) dalam Zulfia Eka Sari (2013) rasio-rasio
a
profitabilitas yang lazim digunakan antara lain adalah gross profit margin, net
profit margin dan return on asset.

Permasalahan

Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia saat ini masih


terbilang lemah. Sedangkan tuntutan penerapan Good Corporate Governance
2.7 Ringkasan
yang baik Teori suatu kebutuhan bagi masyarakat umum.
saat ini menjadi

Bermunculan anggapanbahwa Good Corporate Governance


berhubungan dengan kinerja perusahaan, akan tetapi ada pula yang
beranggapan tidak ada hubungan antara keduanya.

Terlepas dari anggapan tersebut pemerintah mengeluarkan Roadmap


dengan tujuan untuk dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka
meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik, agar setidaknya sejajar
dengan tata kelola perusahaan di kawasan ASEAN, guna menyongsong
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015.

Dari alasan tersebut muncullah suatu pertanyaan yaitu apakah tata


kelola perusahaan yang lebih baik menghasilkan kinerja operasional yang
16 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n
lebih baik?
Hipotesis

H1 : Apakah ada hubungan antara ukuran perusahaan, tingkat utang dan


kinerja operasional perusahaan.

H2 : Apakah ada hubungan antara kinerja operasional perusahaan dengan


penerapan sebelum dan sesudah roadmap good corporate governance padaa
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015

17 | M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n

Anda mungkin juga menyukai