Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN DAMPAK PENERAPAN

PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Anisul Habibah

Universitas Yudharta Pasuruan


Jl. Yudharta No. 7, Sengonagung 67152
Email: anisaabibah@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Good Corporate


Governance (CGG) dan dampak penerapan prinsip-prinsip good corporate governance
terhadap kinerja perusahaan. Penerapan GCG diukur berdasarkan hasil survei tahunan
The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) yang dipublikasikan dalam The
Report of Corporate Governance Performance Index (CGPI). Penerapan tata kelola
perusahaan yang baik digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas laba
dengan memperhatikan kepentingan stakeholders. Tata kelola perusahaan yang baik
didefinisikan sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan
untuk memberikan nilai tambah perusahaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Manfaat penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan nilai pemegang
saham, meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh
dewan komisaris dengan keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan tata kelola
perusahaan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan investor. Tujuan dari makalah
diskusi adalah untuk mengetahui dampak penerapan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan pembahasan yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik memiliki keterkaitan
dengan pengendalian internal perusahaan. Selain itu ketepatan waktu pelaporan keuangan
merupakan alat yang signifikan dalam memprediksi keberhasilan suatu perusahaan
disamping beberapa faktor keuangan lainnya. Konsep tata kelola perusahaan yang baik
dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.
Kata Kunci: Corporate Governance, Prinsip Corporate Governance, kinerja perusahaan

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat darisisi salah
satu tujuan penting didalam mendirikan sebuah perusahaan yang selain nilai
perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai
laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan mampu
memberikan deviden kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan
perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Namun dalam
mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hambatan yang akan dihadapi perusahaan,
dimana hambatan tersebut pada umumnya bersifat fundamental.
Kinerja adalah pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu
untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan standar. Penilaian kinerja
perusahaan bertujuan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan.
Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan suatu metode
atau pendekatan. Pengukuran kinerja perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pengukuran kinerja non keuangan (non financial performance measurement) dan
pengukuran kinerja keuangan (financial performance measurement). (Morse dan Davis,
1996 dalam Tugiman, 2000:96; Hirsch 1994; dalam Pratolo, 2007:9).
Penerapan untuk tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas laba dengan memperhatikan
kepentingan stakeholders yang berlandaskan peraturan Undang-Undang dan norma
yang berlaku (Trinanda dan Mukodim, 2010:2). Menurut Ristifani (2009:5), good
corporate governance didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan
oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah perusahaan yang
berkesinambungan dalam jangka panjang. Manfaat dari pelaksanaan good corporate
governance dapat meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan,
mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan-
keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan good corporate governance dapat
meningkatkan kepercayaan investor (Trinanda dan Mukodim, 2010).
Perusahaan yang telah menerapkan corporate governance, seharusnya telah
memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance yang telah menyediakan
informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta
mudah diakses oleh stakeholder sesuai dengan haknya. Klapper dan Love (2002, dalam
Hidayah, 2008:55) menemukan bukti bahwa corporate governance yang lebih baik
mempunyai hubungan yang tinggi dengan kinerja perusahaan. Hasil pembahasan Deni,
dkk (2005, dalam Hidayah, 2008:55) menemukan bukti adanya hubungan yang positif
dan signifikan antara corporate governance dan kinerja perusahaan. Waggle dan Don
(2001, dalam Hidayah, 2008:58) menyatakan bahwa ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan merupakan alat yang signifikan dalam memprediksi kesuksesan suatu
perusahaan disamping beberapa faktor financial lainnya. Hasil pembahasan yang

2
dilakukan oleh Hastuti (2005:246) menemukan hasil bahwa konsep good corporate
governance dapat menghasilkan

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Good Corporate Governance (GCG) dalam kinerja perusahaan?
2. Apa saja Prinsip-prinsip Good Gorporate Governance (GCG)?
3. Bagaimana Dampak Penerapan Prinsip-prinsip Good Gorporate Governance
terhadap Kinerja Perusahaan?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami Good Corporate Governance (GCG) dalam kinerja perusahaan
2. Menguraikan Prinsip-prinsip Good Gorporate Governance (GCG)?
3. Memahai Dampak Penerapan Prinsip-prinsip Good Gorporate Governance
terhadap Kinerja Perusahaan

3
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Good Corporate Governance (GCG)
Beberapa konsep tentang corporate governance (CG) antara lain yang
dikemukakan oleh Shleifer dan Vishny (1997, dalam Hastuti, 2005) yang
menyatakan corporate governance berkaitan dengan cara atau mekanisme
untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh return yang
sesuai dengan investasi yang telah ditanam. Iskandar, dkk (1999, dalam
Hastuti, 2005) menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada
kerangka aturan dan peraturan yang memungkinkan stakeholders untuk
membuat perusahaan memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return.
Selain itu corporate governance merupakan alat untuk menjamin direksi dan
manajer (atau insider) agar bertindak yang terbaik untuk kepentingan
investor luar (kreditur atau shareholder) (Prowson, 1998; dalam Hastuti,
2005).
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah
stewardship theory dan agency theory (Chinn, 2000; Shaw, 2003; dalam
Kaihatu, 2006:2). Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam
hubungan fidusia yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata
lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya
untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun
stakeholder.
Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Teori Agensi
dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976, dalam Kaihatu, 2006:2),
memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai “agents” bagi para
pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi
kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta
adil terhadap pemegang saham. Dalam perkembangan selanjutnya, agency
theory mendapat respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan
kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai corporate governance
berkembang dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan
dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan
ketentuan yang berlaku GCG secara definitif merupakan sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah
(value added) untuk semua stakeholder (Monks, 2003; dalam Kaihatu,
2006:2). Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan
benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk
melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu,

4
transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan
stakeholder.

2. Prinsip-prinsip dasar good corporate governance


ini diharapkan dapat dijadikan titik acuan bagi para regulator
(pemerintah) dalam membangun framework bagi penerapan good corporate
governance. Bagi para pelaku usaha dan pasar modal, prinsip-prinsip ini
dapat menjadi guidance atau pedoman dalam mengelaborasi best practices
bagi peningkatan nilai dan kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan
prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance yang
dikemukakan oleh Center for Good Corporate Governance Universitas
Gadjah Mada (CGCG-UGM) dalam (Warsono,dkk.,2009) adalah sebagai
berikut:
a. Transparency (Transparansi); dalam menjalankan fungsinya,
semua partisipan harus menyampaikan informasi yang material
sesuai dengan substansi yang sesungguhnya dan menjadikan
informasi tersebut dapat diakses dan dipahami secara mudah oleh
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
b. Accountability (Pertanggungjawaban); dalam menjalankan
fungsinya, setiap partisipan CG harus mempertanggungjawabkan
amanah yang diterima sesuai dengan hukum, peraturan, standar
moral dan etika, maupun best practise yang berterima umum.
c. Responsiveness (Ketanggapan); dalam menjalankan fungsinya,
setiap partisipan CG harus tanggap dan antisipatif terhadap
permintaan (request) maupun umpan-balik (feedback) dari
pihak-pihak yang berkepentingan dan terhadap
perubahanperubahan dunia usaha yang berpengaruh signifikan
terhadap perusahaan.
d. Independency (Independensi); dalam menjalankan fungsinya,
setiap partisipan harus bebas dari kepentingan pihak- pihak lain
yang berpotensi memunculkan konflik kepentingan, dan
menjalankan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang
memadai.
e. Fairnes (Keadilan); dalam menjalankan fungsinya, setiap
partisipan memperlakukan pihak lain berdasarkan ketentuan
ketentuan yang berterima umum.secara adil

3. Pengaruh Penerapan GCG Terhadap Kinerja Perusahaan


Kinerja keuangan suatu perusahaan ditentukan oleh sajauh mana
keseriusannya menerapkan good corporate governance. Dalam majalah
SWA (2001) menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 25 perusahaan
peringkat teratas yang menerapkan good corporate governance dengan baik
secara tidak langsung menaikkan nilai sahamnya. Secara teoritis praktik
good corporate governance dapat meningkatkan kinerja keuangan mereka,

5
mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan
yang menguntungkan sendiri, umumnya good corporate governace dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang
akan berdampak terhadap kinerjanya. Menurut Xiaonian, et.al. (2000)
pemegang saham saat ini sangat aktif dalam meninjau kinerja perusahaan
karena mereka menganggap bahwa good corporate governance yang lebih
baik akan memberikan imbalan hasil yang lebih tinggi bagi mereka.
Penerapan good corporate governance yang baik berfokus pada proses
manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif akan
meningkatkan kinerja dan daya saing serta kreatifitas nilai perusahaan yang
pada nantinya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara peneliti
lain, Budiman,2004 mengungkapkan bahwa penerapan EVA sebagai
indikator kinerja keuangan perusahaan sangat sesuai dan mendukung
prinsip-prinsip yang terdapat dalam Good Corporate Governance (GCG).
EVA sebagai indikator kinerja perusahaan, dapat dijadikan sebagai pintu
gerbang dalam mewujudkan terlaksananya GCG di Indonesia.
Menurut Brown and Caylor (2004) melakukan penelitian terhadap
perusahaan- perusahaan yang listing di New York Stock Exchange dan
menerapkan good corporate governance berdasarkan penilaian Gov- Score
yang diterbitkan oleh Institutional Shareholders Services. Dalam penilaian
penerapan good corporate governance ini, terdapat delapan hal utama yang
menjadi indikator utama, yaitu : audit, dewan direksi, hukum, pendidikan
direksi, kompensasi kepada dewan direksi dan eksekutif, progressive
practices, dan state of incorporation. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan menurut Jandik dan Rennie (2005)
yang melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan good corporate
governance terhadap kinerja perusahaan yang telah go public di pasar modal
yang sedang berkembang (emerging market), secara khusus, penelitian ini
menguraikan tentang evolusi dari corporate governance dan kinerja
perusahaan dalam pasar yang sedang berkembang. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan good
corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Sementara peneliti lain
Gruszczynski (2006) melakukan penelitian terhadap perusahaan-
perusahaan go public di Polandia. Adapun tingkat penerapan corporate
governance dalam penelitian ini merupakan hasil pemeringkatan yang
dilakukan oleh Polish Corporate Governance Forum, dimana terdapat
sedikitnya sembilan indikator yang digunakan sebagai pengukur, yaitu :
komposisi dan kompetensi dewan pengawas dan anggota dewan
independen, pengawasan yang mencakup beberapa bagian, akses rapat
umum pemegang saham, fungsi dari manajemen, auditor independen,
regulasi dalam aktivitas jual beli saham, tujuan, visi, misi perusahaan, dan
transparansi dalam penyampaian informasi. Hasil penelitian ini

6
menunjukkan adanya pengaruh antara penerapan good corporate
governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.

4. EVA Momentum
EVA Momentum merupakan rasio kinerja keuangan perusahaan yang dapat
menjelaskan segalanya dengan gamblang mengenai kinerja sebuah bisnis.
Rasio inisudah mencakup semua alat ukur (Stewart,2009). Apabila EVA
Momentumnya positif, artinya kinerjanya tumbuh. Apabila negatif, artinya
kinerjanya mundur. Tidak ada multiinterprestasi atas rasio ini. Mengingat
penerapan good corporate governance memilikikemungkinan untuk secara
endogen ditentukan oleh berbagai faktor, maka dalam penelitian ini
ditambahkan variabel kontrol, yang adalah variabel yang faktornya
dikontrol untuk menetralisir pengaruh yang dapat mengganggu hubungan
antara variabel independent dengan variabel dependen.. Berikut ini
merupakan dua variabel yang secara teori mempengaruhi penerapan
corporate governance maupun kinerja di perusahaan.
1) Kesempatan Pertumbuhan (growth opportunity) Perusahaan yang
memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi pada umumnya
membutuhkan dana eksternal untuk melakukan ekspansi, sehingga
mendorong perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam penerapan
corporate governance dalam rangka menurunkan biaya modal (La
Porta, dkk., 1999; Klapper dan Love, 2002) dalam Wardani (2008).
Perusahaan yang memiliki kemampuan tumbuh atau berinvestasi akan
lebih profitable, yang pada akhirnya akan memengaruhi kinerja yang
baik pada perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan
variabel kesempatan pertumbuhan sebagai variabel kontrol dalam
penelitian ini.
2) Ukuran Perusahaan (size)
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap corporate governance masih
belum jelas arahnya. Perusahaan dapat memiliki masalah keagenan
yang lebih besar (karena lebih sulit untuk dimonitor) sehingga
membutuhkan corporate governance yang lebih baik. Dengan
demikian, penelitian ini memasukkan variabel ukuran perusahaan
sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan log natural dari penjualan (Klapper dan Love, 2002
dalam Wardani, 2008).

5. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan uraian dalam telaah pustaka, penerapan Good Corporate
Governance GCG) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Budiman, 2004, mengungkapkan bahwa penerapan EVA sebagai indikator
kinerja keuangan perusahaan sangat sesuai dan ndukung prisnip-prinsip
yang terdapat dalam Good Corporate Governance (GCG). Hal ini juga
terungkap dalam hipotesis penelitian Siahaan, 2008 yang mengungkapkan

7
bahwa terdapatnhubungan positif antara penerapan GCG dengan kinerja
keuangan yang diukur dengan EVA. Dengan demikian, maka hipotesis
dalam penelitian ini dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
Penerapan good corporate governance berpengaruh positif terhadap EVA
momentum dengan firm’s size dan growth opportunity sebagai variabel
kontrol.

B. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan termasuk dalam peserta survey The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG) selama periode 2004 sampai
dengan 2008. Selama periode tersebut terdapat 114 perusahaan yang
bersedia mengikuti survey, tetapi hanya 89 perusahaan yang memperoleh
skor dalam pemeringkatan Corporate Governance Performance Index
(CGPI). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu penentuan sampel dengan target atau pertimbangan tertentu
(Sekaran, 2003).
2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data historis yang
diperoleh dari berbagai sumber melalui media perantara. Data sekunder
tersebut meliputi buku referensi, literatur, data laporan keuangan dan
informasi kinerja keuangan perusahaan sampel yang diambil melalui
website www.idx.co.id dan juga melalui Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) 2004 sampai dengan 2008.

8
BAB III
PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Hipotesis
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis regresi
berganda untuk mengetahui hubungan dan besarnya pengaruh variabel
independen, yaitu penerapan good corporate governance (GCG) terhadap
variabel dependen kinerja perusahaan yang diproksikan dalam nilai EVA
Momentum (EVAM). Pengolahan datadalam analisis ini masih dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 15.0. Adapun model regresi yang
digunakan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :

EVAM = a + b1GCG + b2GO + b3SIZE + ε

Keterangan:
EVAM : nilai EVA Momentum perusahaan GCG : skor
pemeringkatan penerapanGCG (CGPI)
GO : growth opportunity perusahaan
sampel
SIZE : firm’s size perusahaan sampel
A: konstanta regresi atau intersep
b1 : koefisien regresi penerapan GCG
b2 : koefisien regresi growthopportunity
b3 : koefisien regresi firm’s size
1 Tabel Analisa Regresi Berganda Coefficients(a)

Tabel 1 : Analisa Regresi Berganda Coefficients (a)

Dari hasil pengolahan data di atas, maka dapat disusun suatu persamaan
regresiberganda sebagai berikut:
9
EVAM = 0.519 – 0.009GCG + 0.351GO + 0.059SIZE + ε
a. Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah positif 0.519. Hal
ini dapat diartikan bahwa Y (nilai EVA Momentum) akan bernilai
0.519 apabila penerapan good corporate governance (GCG), growth
opportunity (GO), dan firm’s size (SIZE) masing-masing bernilai 0.
b. Koefisien regresi pada variabel GCG bernilai -0.009, artinya bahwa
setiap penurunan satu persen variabel penerapan good corporate
governance, maka akan meningkatkan nilai EVA Momentum sebesar
0.009 dengan asumsi nilai variabel GO dan SIZE adalah konstan.
c. Koefisien regresi pada variabel GO bernilai positif 0.351, artinya
bahwa setiap kenaikan satu persen pada variabel growth opportunity
akan menyebabkan kenaikan pada EVA Momentum sebesar 0.351
dengan asumsi bahwa nilai variabel GCG dan SIZE adalah konstan.
d. Koefisien regresi pada variabel SIZE bernilai positif 0.059, artinya
dengan asumsi bahwa nilai veriabel GCG dan GO adalah konstan,
setiap kenaikan satu persen pada variabel firm’s size akan
menyebabkan kenaikan pada EVA Momentum sebesar 0.059.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi sebagaimana terdapat dalam tabel 5.7,
diketahui bahwa koefisien variabel penerapan good corporate governance
(GCG) adalah sebesar -0.009. Nilai koefisien yang menunjukkan angka negatif,
mengandung arti bahwa peningkatan nilai variabel GCG akan menurunkan nilai
variabel EVA Momentum, dengan kata lain pengaruh GCG terhadap Eva
Momentum bersifat negatif. Hasil ini konsisten dengan penelitian Siahaan,2008
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negative antara penerapan GCG
dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan EVA. Hal ini
berkebalikan dengan teori, yang menyatakan bahwa penerapan GCG akan
memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa terjadi suatu anomali dalam penelitian ini. Selanjutnya
berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan dan parsial diketahui
bahwa secara simultan, penerapan good corporate governance berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja perusahaan yang dalam penelitian ini diukur
dengan nilai EVA Momentum. Namun secara parsial, hal ini berlaku sebaliknya,
dimana penerapan good corporate governance tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai EVA Momentum. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh langsung dari penerapan good corporate
governance terhadap kinerja perusahaan atau nilai EVA Momentum. Adapun
pengaruh positif signifikan dari growth opportunity terhadap penerapan good
corporate governance sebagaimana dijabarkan dalam hasil uji hipotesis secara
parsial, menunjukkan bahwa penerapan good corporate governance akan
memberi pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang dalam hal ini diukur

10
dengan nilai EVA Momentum apabila didukung oleh kesempatan bertumbuh
atau growth opportunity.
1. Good Corporate Governance
Good corporate governance merupakan sebuah sistem tata kelola perusahaan
yang berisi seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham , pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan,
serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya dalam kaitannya
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain, suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan, dengan tujuan untuk meninngkatkan
nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Jika pelaksanaan good corporate governance tersebut dapat
berjalan dengan efektif dan efisien, maka seluruh proses aktivitas perusahaan
akan berjalan dengan baik, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan kinerja
perusahaan baik yang sifatnya kinerja finansial maupun non finansial akan juga
turut membaik (Brown and Caylor, 2004).
2. Prinsip-prinsip Good Gorporate Governance (GCG)
Secara umum terdapat 5prinsip dasar dari good corporate governance yaitu (Kaihatu,
2006):
a. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
materiil dan relevan mengenai perusahaan.
b. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
c. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku.
d. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan- undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundangan yang berlaku.
Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan
melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas
manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka
aturan dan peraturan yang berlaku.

11
3. Dampak Penerapan Prinsip-prinsip Good Gorporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan
Salah satu dasar penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Nilai perusahaan merupakan
ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Tujuan dari
menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu untuk menilai atau mengevaluasi
suatu kinerja khususnya manajemen perusahaan dalam suatu periode akuntansi, serta
menentukan strategi apa yang harus diterapkan pada periode berikutnya jika tujuan
perusahaan sebelumnya telah tercapai. Corporate governance merupakan mekanisme
pengendalian untuk mengatur dan mengelola bisnis dengan maksud untuk
meningkatkan kemakmuran dan akuntabilitas perusahaan, yang tujuan akhirnya
untuk mewujudkan shareholders value (Lastanti, 2005; dalam Ramadhani, 2008).
Penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang didukung dengan regulasi
yang baik, diharapkan akan mencegah berbagai bentuk ketidakjujuran dalam
penyajian laporan keuangan.
Salah satu prinsip corporate governance yang utama adalah transparansi,
menunjukkan bahwa untuk dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang baik dalam
pengelolaan perusahaan harus menerapkan pilar-pilar good corporate governance
yang salah satu pilar utamanya adalah transparansi (Hastuti, 2005). Transparansi
diproksikan oleh pengungkapan laporan keuangan. Hal penting yang menarik untuk
dibahas yaitu pengungkapan laporan keuangan yang digunakan oleh Hastuti (2005)
adalah pengungkapan yang bersifat mandatory. Seharusnya indeks wallace
menghasilkan nilai 1 untuk semua perusahaan sampel karena mandatory disclosure
adalah pengungkapan laporan keuangan minimal yang harus dilakukan oleh
perusahaan yang go public di pasar modal Indonesia sebagaimana disyaratkan oleh
Bapepam. Standar mandotory disclosure yang harus disajikan oleh emiten yang
dipakai dalam penelitian ini merupakan standar yang dikeluarkan tahun 1999
(standar terbaru). Tetapi dari hasil penelitian ini meskipun mandatory disclosure
tetapi tidak semua item dalam mandatory disclosure dipenuhi oleh emiten. Hal ini
mengindikasikan dalam realita Bapepam belum tegas dalam memberlakukan konsep
disclosure yang merupakan pilar dari good corporate governance untuk para emiten
yang berdagang di bursa pasar modal sehingga menyebabkan masih terjadinya
kebocoran pelaksanaan good corporate governance di Indonesia.
Trinanda dan Mukodim (2010) menunjukkan bahwa corporate governance
berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity, Return On Investment, Return
On Asset, dan Net Profit Margin. Artinya, penerapan corporate governance yang baik
maka akan mengakibatkan kinerja keuangan juga menjadi baik. Hal ini
menggambarkan bahwa manajemen perusahaan menyadari manfaat jangka panjang
dari penerapan corporate governance yaitu adanya dampak keuangan secara
langsung seperti peningkatan laba bersih perusahaan dan akan menjadikan
perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang sehat. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Eirene (2010) menunjukkan bahwa kelima prinsip

12
corporate governance yang terdiri dari: transparansi (transparency) yang berarti
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang materiil dan relevan mengenai perusahaan,
kemandirian (independency) yang berarti suatu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh maupun tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip
korporasi yang sehat, akuntabilitas (accountability) yang berarti kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan pertanggung jawaban organisasi, sehingga pengelola perusahaan
terlaksana secara efektif, pertanggungjawaban (responsibility) yang berarti
kesesuaian dalam pengelola perusahaan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan kewajaran (fairness) yang berarti kesetaraan atau
keadilan dalam memenuhi hak-hak stakeholders lainnya, yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Ristifani (2009) menyebutkan bahwa hubungan implementasi prinsip-prinsip
good corporate governance terhadap kinerja pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. mempunyai hubungan searah yang sangat kuat, mempunyai arti
bahwa hubungan implementasi prinsip good corporate governance terhadap
pelaksanaan kinerja mempunyai pengaruh sebesar 83,53%. Dimana implementasi
prinsip good corporate governance mempengaruhi kinerja sebesar 83,53% dan
sisanya sebesar 16,47% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar prinsip good
corporate governance. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Batra (1987, dalam
Pratolo, 2007). Temuan ini menunjukkan bahwa dalam rangka peningkatan kinerja
perusahaan BUMN maka audit manajemen perlu ditingkatkan dan juga hal tersebut
diperkuat dengan temuan deskriptif yang menunjukkan bahwa penerapan audit
manajemen dan kinerja perusahaan BUMN relatif belum optimal sehingga untuk
makimalisasi kinerja BUMN, maksimalisasi audit manajemen juga harus dilakukan.
Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance berpengaruh langsung
terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut adalah sesuai dengan hasil penelitian
Alexander dan Weiner (1998) serta penelitian Tuschke dan Sanders (2003) dalam
Pratolo (2007). Temuan ini menunjukkan bahwa dalam rangka peningkatan kinerja
perusahaan BUMN, perlu diterapkannya penerapan prinsip-prinsip good corporate
governance yang semakin baik.

13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan good corporate governance tidak berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja perusahaan dengan alat ukur EVA Momentum. Hal ini
berarti tidak konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa penerapan good
corporate governance berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, yang
kemudian disebut dengan anomaly
2. Penerapan untuk tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas laba
dengan memperhatikan kepentingan stakeholders. Good corporate
governance didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang
digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah perusahaan
yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Manfaat dari pelaksanaan
good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan,
meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan
oleh dewan komisaris dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan
diri sendiri dan good corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan
investor. Dengan adanya prinsip-prinsip good corporate governance, maka
pihak-pihak yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang jelas
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal tersebut dapat mendorong
pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (karena melibatkan partisipasi
banyak kepentingan), lebih accountable (karena ada sistem yang akan
meminta pertanggungjawaban atas setiap tindakan), lebih transparan, lebih
responsible (karena mempunyai tanggung jawab mematuhi hukum dan
perundangan yang berlaku), dan lebih adil dalam memenuhi hak-hak
stakeholder. Dalam hal ini, kinerja perusahaan akan meningkat, sehingga
prinsip good corporate governance diharapkan dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai
laporan keuangan termasuk investor.

14
Daftar Pustaka
Bauer, Rob, Nadja, G., and Roger.2003, ”Empiricial Evidance onCorporate Governance
in Europe: The Effect on Stock Return, Firm Value and Performance”,
Forthcoming in The Journal Of Asser Management, Oktober, 2003

Brown, Lawrence, and J., Caylor.2004, ”Corporate Governance and Firm Performance”,
Boston Accounting Research Colloquium 15th, Desember, 2004

Budiman,Cipta.2004, ”Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Publik di Bursa


Efek Jakarta dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value
Added”.(Thesis yang tidak dipublikasikan)
Stewart,Bennet.2009, ”EVA Momentum: The One Ratio That Tells the Whole Story”,
Journal of Applied Corporate Finance, Vol.21 No.2, Spring 2009: 74-86
Arens, A.A., Elder R.J., Beasley M.S., dan Jusuf A.A., 2008, Auditing And Assurance
Services, An Integrated Approach, 12th ed., Pearson Prentice Hall.
Eirene, L., 2010, Pengaruh Penerapam Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, Disertasi Pascasarjana Tidak
Dipublikasikan, Surabaya: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
Kaihatu, T.S., 2006, Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.8, No.1, Maret: 1–9.
Pratolo, S., 2007, Good Corporate Governance dan Kinerja BUMN di Indonesia: Aspek
Audit Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai Variabel Eksogen serta
Tinjauannya pada Jenis Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Ramadhani, F., 2008, Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Covernance dan Growth
Opportunity pada Harga Saham Perusahaan dalam Daftar CGPI yang dirilis IICG,
(http://www.gunadarma.ac.id/, diunduh 2 April 2012).
Ristifani, 2009, Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Dan Hubungannya Terhadap Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
(http://www.gunadarma.ac.id/, diunduh 8 Maret 2012).
Trinanda, dan Mukodim D., 2010, Effect of Application of Corporate Govenance on the
Financial Performance of Banking Sector Companies, (http://www.gunadarma.ac.id/,
diunduh 8 Maret 2012).
Ujiyantho, M.A., dan Pramuka B.A., 2007, Mekanisme Corporate Governance, Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan go publik Sektor Manufaktur),
Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.
Wahab, A., 2010, Sistem Pengendalian Internal,
(http://www.keuanganlsm.com/article/sistem-pengendalian-intern-spi/, diunduh 11
Mei 2012).

15

Anda mungkin juga menyukai