Oleh Kelompok 11
Dalam prinsip Good Corporate Governance pun sudah terkandung etika bisnis
yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas perusahaan. Jadi keduanya
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan nilai dari suatu
perusahaan. Tetapi pelaksanaan baik etika bisnis maupun prinsip Good
Corporate Governance memerlukan suatu instrumen berupa pedoman yang
mengatur secara tertulis mengenai etika bisnis yang harus dilaksanakan dan
prinsip Good Corporate Governance tersebut.
Jika etika bisnis yang sehat adalah yang dicapai oleh perusahaan, maka
menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance oleh suatu perusahaan
dapat sebagai salah satu satu alat untuk mencapai etika bisnis yang baik tersebut.
Pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat untuk stabilitas pasar dan
kepercayaan pasar penerapan GCG sebagai bagian dari etika bisnis ini pada
gilirannya dapat mempengaruhi pasar dan menjadi bahan pertimbangan yang
penting dalam proses pengambilan keputusan. Perusahaan tidak dapat
memberikan pengembalian terhadap investasi pemegang saham, jika produk
yangdihasilkannya tidak dibeli oleh konsumen. Maka penting bagi perusahaan
untuk memastikan bahwa kebutuhan konsumen dipenuhi dengan barang dan jasa
yang kompetitif.
Good Corporate Governance menurut difinisi yang diberikan Bank Dunia (World
Bank) adalah kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi
yang dapat mendorong kinerja sumbersumber perusahaan bekerja secara efisien,
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang, yang berkesinambungan bagi para
pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Dalam lingkungan pemerintahan dan dunia usaha terutama dalam dekade terakhir
ini, berkembang istilah dan konsep good governance. Istilah dan konsep tersebut
berkembang terutama sejak Indonesia dilanda krisis multi dimensi pada tahun
1997. Krisis multi dimensi tersebut membuka kesadaran semua pihak bahwa
terjadi ketidakberesan dalam pengelolaan pemerintahan dan dunia usaha, yang
ditandai maraknya praktik kolusi, korupsi, nepotisme, persaingan usaha secara
curang, praktik monopoli, dan lain-lain, serta membuka mata seluruh elemen
bangsa akan pentingnya pengelolaan pemerintahan dan dunia usaha secara baik
(good governance). sebagian besar nilai pasar perusahaan-perusahaan Indonesia
yang tercatat di pasar modal (sebelum krisis) ternyata overvalued.
Dikemukakan bahwa sekitar 90% nilai pasar perusahaan publik ditentukan oleh
growth expectation dan sisanya 10% baru ditentukan oleh current earning stream.
Sebagai pembanding, nilai dari perusahaan publik yang sehat di negara maju
ditentukan dengan komposisi 30% dari growth expectation dan 70% dari current
earning stream, yang merupakan kinerja sebenarnya dari korporasi. Jadi,
sebenarnya terdapat ”ketidakjujuran” dalam permainan di pasar modal yang
kemungkinan dilakukan atau diatur oleh pihak yang sangat diuntungkan oleh
kondisi tersebut.
GCG di Indonesia dikeluarkan pertama kali oleh KNKCG pada tahun 1999,
Pemerintah bersama stakeholder terkait berkesinambungan membahas pedoman
umum GCG sektor perbankan dan sektor perasuransian. Seiring dengan itu, telah
terjadi perubahan-perubahan yang mendasar, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
Tak dipungkiri, perubahan yang dimaksud adalah krisis ekonomi dan moneter
pada tahun 1997-1999 di Indonesia. Krisis ini berkembang menjadi krisis
multidimensi yang berkepanjangan. Krisis berkepanjangan ini merupakan dampak
lanjutan akibat dari banyaknya perusahaan yang belum menerapkan GCG secara
konsisten, khususnya belum diterapkannya etika bisnis.
Pada bulan November 2004, KNKCG diganti menjadi Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) berdasarkan Keputusan Menko Bidang Perekonomian
Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004 yang terdiri atas Sub-Komite Publik dan Sub-
Komite Korporasi.
Dua tahun berselang, KNKG menetapkan Pedoman Umum GCG Indonesia yang
menjadi acuan bagi perusahaan umum untuk melaksanakan GCG. KNKG
menegaskan bahwa Pedoman GCG dikeluarkan bagi semua perusahaan di
Indonesia. Tak terkecuali bagi perusahaan yang beroperasi atas dasar prinsip
syariah.
Pedoman umum GCG di Indonesia memuat prinsip dasar dan pedoman pokok
pelaksanaan GCG dan merupakan standar minimal. Standar minimal ini akan
ditindaklanjuti dan dirinci dalam Pedoman Sektoral yang dikeluarkan oleh KNKG.
Berdasarkan pedoman tersebut, tiap perusahaan perlu membuat manual yang
lebih bersifat operasional.
Secara lebih khusus, KNKG juga menerbitkan pedoman tahun 2008 untuk
korporasi publik dengan Asas GCG yang berbeda, yaitu
• Demokrasi
• Transparansi
• Akuntabilitas
• Budaya Hukum
• Kewajaran
Selain itu, visi KNKG juga telah diperbaharui menjadi sebuah lembaga resmi
pemerintah yang berperan dalam mendorong dan meningkatkan efektivitas
penerapan good governance di Indonesia dalam rangka membangun kultur yang
berwawasan good governance, baik di sektor publik maupun korporasi.
Pelaksanaan Pedoman Umum Good Corporate Governanceoleh
perusahaanperusahaan di Indonesia baik perusahaan terbuka
(Emiten/Perusahaan Publik) maupun perusahaan tertutup pada dasarnya
bersifat comply and explain. Di mana perusahaan diharapkan menerapkan seluruh
aspek Pedoman Good Corporate Governanceini. Apabila belum seluruh aspek
pedoman ini dilaksanakan maka perusahaan harus mengungkapkan aspek yang
belum dilaksanakan tersebut beserta alasannya dalam laporan tahunan.
Selain itu setiap karyawan & pimpinan perusahaan yang merasa bahwa dirinya
mungkin terlibat dalam benturan kepentingan harus segera melaporkan semua hal
yang bersangkutan secara detail kepada pimpinannya (atasannya) yang lebih
tinggi. Setiap karyawan & pimpinan perusahaan yang melanggar ketentuan dalam
Kode Etik tersebut perlu dikenakan sanksi yang tegas sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan, misalnya tindakan disipliner
termasuk sanksi pemecatan (Pemutusan Hubungan Kerja). Untuk melakukan
pengujian atas Kepatuhan terhadap Kode Etik tersebut perlu dilakukan semacam
audit kepatuhan (compliance audit) oleh pihak yang independent, misalnya Internal
Auditor, sehingga dapat diketahui adanya pelanggaran berikut sanksi yang akan
dikenakan terhadap karyawan & pimpinan perusahaan yang melanggar kode etik.
Akhirnya diharpkan para karyawan maupun pimpinan perusahaan mematuhi Code
of Corporate & Business Conduct yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai
penerapan GCG.
Etika Usaha merupakan standar perilaku yang diharapkan dari Perusahaan dalam
berinteraksi dan berhubungan dengan pemangku kepentingan, seperti karyawan,
pelanggan, pemasok, kreditur, pemerintah, pemegang saham, media, pesaing,
dan masyarakat sekitar. Untuk menjamin kelangsungan usaha dan keberhasilan
sebagai sebuah Perusahaan yang kompetitif, Perusahaan seyognyanya
bertanggung jawab untuk; menjalankan kegiatan usaha dengan cara yang etis dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, berkomitmen penuh terhadap
standar etika dan pelaksanaan peraturan perundangan yang berlaku, memahami
dan mendukung pengembangan masyarakat setempat dengan menerapkan
prinsip-prinsip saling menghargai dan saling mengembangkan, dan mendukung
pelestarian lingkungan di wilayah operasi Perusahaan.
Yang mana pada point utamanya etika bisnis bukan lagi merupakan suatu
kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis tetapi menjadi suatu kebutuhan
yang harus terpenuhi. Etika bisnis adalah salah satu yang terpenting dalam upaya
penerapan GCG tersebut. Menerapkan etika bisnis secara konsisten hingga dapat
mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan merupakan salah satu
sumbangsih besar yang dapat diberikan oleh dunia usaha untuk mendorong
terciptanya pasar yang efisien, transparan dan mampu memberikan manfaat yang
besar bagi seluruh stakeholder-nya. Belakangan banyak muncul pertanyaan
mengenai apakah etika bisnis merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Seandainya tidak dilaksanakan, suatu
entitas tetap dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan.
Jika etika bisnis yang sehat adalah yang dicapai oleh perusahaan, maka
menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance oleh suatu perusahaan
dapat sebagai salah satu satu alat untuk mencapai etika bisnis yang baik tersebut.
Pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat untuk stabilitas pasar dan
kepercayaan pasar penerapan GCG sebagai bagian dari etika bisnis ini pada
gilirannya dapat mempengaruhi pasar dan menjadi bahan pertimbangan yang
penting dalam proses pengambilan keputusan.