Di Susun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
SEMARANG
2019
A. PENGERTIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
C. AGENCY THORY
Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para
pelaku bisnis, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, dan
Fairness . Penjabarannya sebagai berikut :
1. Transparency (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam
mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi
yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.
2. Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur,
system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini
diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak,
kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham,
dewan komisaris dan dewan direksi.
3. Responsibility (pertanggung jawaban)
Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan
industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan
hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat
dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan
menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada
shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.
4. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Diharapkan fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat
memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.
Adapun prinsip lain mengenai Good Corporate Governance, yaitu :
Cerita kasus Bank Lippo adalah bank menarik dana publik melalui
tabunganmaupun deposito. Melalui kredit yang disalurkan, dana itu,
selanjutnya digunakan untukmembiayai investasi di perusahaan afiliasi.
Ketika krisis melanda, dan perusahaan-perusahaan berguguran, kredit
macet, bank pun berguguran. Ketika kemudian diperolehberita bahwa
pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI) akan melakukan uji
tuntasterhadap bank-bank, apakah melanggar Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK)terhadap perusahaan afiliasi, maka Bank Lippo cepat
bergerak. Mereka mengambil alih semua agunan dari kredit perusahaan
afiliasi. Dengan demikian, seluruh kredit dianggap lunas, dan hapus dari
pembukuan. Dengan begitu, loloslah pemilik Bank Lippo dari daftar orang
tercela (DOT). KASUS ini mencuat, ketika dalam laporan keuangan
BankLippo per 30 September 2002 kepada publik pada tanggal 28
November 2002,manajemen menyebutkan total aktiva perseroan Rp 24
trilyun dan laba bersih Rp 98milyar. Namun, dalam laporan keuangan
kepada BEJ 27 Desember 2002,
Peristiwa tersebut, jika dilihat dari sudut pandang GCG terjadi karena
lemahnya penerapan prinsip akuntabilitas di dalam PT Bank Lippo Tbk.,
khususnya dalam hal pembuatan laporan keuangan. Di dalam
permasalahan ini terjadi pelanggaran karena tidak adanya checks and
balances yang baik antara direksi dan komisaris dengan manajemen PT
Bank Lippo Tbk. yang menyampaikan dua laporan keuangan yang tidak
diaudit.
Peristiwa tersebut, jika dilihat dari sudut pandang GCG terjadi karena
lemahnya penerapan prinsip akuntabilitas di dalam PT Bank Lippo Tbk.,
khususnya dalam hal pembuatan laporan keuangan.
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
G. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://resfitadamayanti22.blogspot.com/2017/10/sepenggal-kasus-good-
corporate_24.html (Diakses pada tanggal 2 November 2019)
https://www.coursehero.com/file/p25k2a9/Beberapa-contoh-kasus-penerapan-
prinsip-prinsip-good-corporate-governance-di/ (Diakses pada tanggal 2 November
2019)
http://agung-belajardanbelajar.blogspot.com/2013/11/kasus-bank-lippo.html
(Diakses pada tanggal 2 November 2019)
https://saepudinonline.wordpress.com/2010/11/27/prinsip-good-corporate-
governance-gcg-dan-10-prinsip-good-governance/ (Diakses pada tanggal 2
November 2019)
http://rezarezadwirm.blogspot.com/2013/11/etika-bisnis-good-corporate-
governance.html (Diakses pada tanggal 2 November 2019)