Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

KONSEP DAN DEFINISI GOOD CORPORATE GOVERNANCE


Konsep Penting Good corporate governance (GCG)
• Konsep GCG muncul karena adanya pemisahan kepemilikan dalam
suatu perusahaan. Permasalahan ini timbul karena adanya perbedaan
kepentingan antara agen dan prinsipal sebagai pelaku utama dalam
perusahaan (agency problem).
• Prinsipal adalah pihak yang memberikan amanah kepada agen untuk
bertindak sesuai dengan keinginanan prinsipal. Sedangkan agen
adalah pihak penerima amanah dari prinsipal untuk menjalankan
perusahaan. Maka melekat di dalamnya kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada
prinsipal. Namun kenyataanya dalam teori agency dijelaskan, bahwa
agen cenderung bertindak sesuai dengan kepentingannya dan
mengabaikan kepentingan prinsipal.
• Berle, A. dan G. Means. 1932. The Modern Corporation and Private
Property. New York: Macmillan.
Faktor pemicu adanya agency problem
• Faktor pemicu adanya agency problem, oleh karena
adanya asimetri informasi. Agen cenderung memiliki
kemampuan mengendalikan informasi terkait
perusahaan ketimbang prinsipal. Hal ini disebabkan
karena agen lebih banyak terlibat langsung dalam
pengelolaan perusahaan, sedangkan prinsipal sebagai
pihak yang mendelegasikan tugas kepada agen, sehingga
tidak terlibat langsung dalam aktivitas pengelolaan
perusahaan. Semakin besar asimetri informasi, maka
akan menyulitkan prinsipal untuk mengendalikan
tindakan yang dilakukan oleh agen.
Penyebab terjadinya asimetri informasi
• Ada dua kondisi yang menyebabkan terjadinya asimetri
informasi, yaitu: moral hazard dan adverse selection.
• Moral hazard sebagai suatu kondisi dimana agen melanggar
kontrak kerja yang telah disepakati antara manajer dengan
pemegang saham, antara pemegang saham mayoritas dan
pemegang saham minoritas, antara pemegang saham dengan
kreditor, antara pemegang saham dengan stakeholders lainya.
• Adverse selection adalah suatu kondisi dimana prinsipal tidak
mengetahui apakah suatu keputusan oleh agen benar-benar
didasarkan atas informasi yang diperolehnya, atau terjadi
sebagai kelalaian dalam tugasnya.
Definisi Good corporate governance (GCG)
• The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) mendefinikan
GCG sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan
perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak
petaruh lainya. Selain pemenuhan kepentingan para pemegang saham,
GCG dimaksudkan untuk menjamin sustainability.
• Ada dua sudut pandang dalam mendefinisikan GCG yaitu sudut pandang
dalam arti sempit (narrow view) dan sudut pandang dalam pengertian
lebih luas (broad view). Dalam sudut pandang yang sempit, GCG diartikan
sebagai hubungan yang setara antara perusahaan dan pemegang saham.
Pada sudut pandang yang lebih luas, GCG sebagai a web of relationship,
tidak hanya perusahaan dengan pemilik atau pemegang saham, akan
tetapi perusahaan dengan pihak petaruh (stakeholders) lain yaitu:
karyawan, pelanggan, pemasok, bondholders dan lainya.
GCG dalam Sudut Pandang yang Lebih Luas
Perbedaan Good Corporate Governance dan Good Corporate
Governance Syariah
• Implementasi praktik GCG di Indonesia sangat tergantung dengan idiologi
yang ingin dibangun oleh perusahaan. Tujuan utama GCG adalah untuk
melindungi kepentingan pemilik (pemegang saham).
• Tanpa merubah prinsip-prinsip GCG yang ada, perusahaan konsep syariah
dapat melakukan rekontruksi dengan mengubah idiologi pada pemenuhan
sharia complience yaitu prinsip kepatuhan terhadap ketentuan syariah.
• Menurut teori triologi akuntabilitas, tanggungjawab dalam bisnis syariah
tidak hanya sebatas pada tanggungjawab kepada manusia, melainkan
tanggungjawab kepada Tuhan dan tangungjawab untuk melestarikan
alam. GCG syariah memiliki tiga dimensi hubungan manusia, Tuhan dan
alam. Dalam Shariate Enterprise Theory (SET), GCG syariah mengandung
nilai keadilan, amanah, dan pertanggungjawaban.
Pebedaan antara GCG dengan GCG Bisnis Syariah
Kriteria Pedoman GCG Pedoman GCG Bisnis Syariah
Penciptaan Terciptanya pasar yang Terwujudnya bisnis yang berlandaskan pada
prakondisi/ efisien, transparan dan kaidah-kaidah syariah dan berorientasi pada
situasi yang konsisten dengan UU yang keberhasilan materi dan spiritual. Prakondisi
kondusif didukung oleh 3 pilar: spiritual untuk mewujudkan ketaqwaan.
negara, dunia usaha dan Prakondisi operasional yang didukung oleh 4
masyarakat. pilar: negara, ulama, dunia usaha dan
masyarakat.
Asas GCG Transparansi, akuntabilitas, Dua pijkan dasar, yaitu: spiritual yang berupa
responsibiltas, independensi halal dan thayib. Operasional yaitu prinsip
dan kewajaran serta transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
kesetaraan. indepenensi dan kewajaran dan kesetaraan yang
berlandaskan Qur’an dan Hadist.
Etika dan Pedoman Setiap perusahaan harus Etika bisnis merupakan acuan moral demi
Perilaku memilki core value : seperti terbentuknya akhlaqul karimah dalam berbisnis.
terpercaya, adil, jujur yang Bisnis Syariah harus mengacu pada prinsip dasar,
menggambarkan sikap moral jujur adil amanah dan ahsan. Pelaku bisnis dapat
dan etika bisnis setiap organ merumuskan pedoman perilaku yang terdiri dari
perusahaan dan karyawan. nilai-nilai bisnis, etika bisnis, dan pedoma
perilaku bisnis Syariah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan GCG.

• Dalam pelaksanaan GCG, terdapat perbedaan


pelaksanaannya di tiap Negara, hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
seperti kerangka hukum, maupun hal-hal yang
tidak tertulis namun memiliki pengaruh yang
luar biasa pada tingkat keberhasilan
penerapan prinsip-prinsip governance yang
baik.
Tiga Pilar Utama Penentu Penerapan GCG
• Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang
menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten
(consistent law enforcement). Negara yang tidak menyelenggarakan prinsip-prinsip
good governance (GG) akan memiliki kredibilitas yang rendah, kinerja yang rendah,
korupsi yang merajalela serta tidak terciptanya kepastian hukum.
• Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar
pelaksanaan usaha. GCG menjadi sebuah keniscayaan, mengingat kegiatan usaha
yang dilaksanakan oleh organ-organ perusahaan (RUPS, Dewan Komisaris, dan
Dewan Direksi) harus dilakukan dalam kerangka pemenuhan hak dan tanggung
jawab seluruh pemegang saham, termasuk para pemegang saham minoritas yang
notabenenya dikuasai oleh publik, atas dasar kewajaran dan kesetaraan (fairness)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan.
• Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang
terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan
melakukan kontrol sosial (social control) secara obyektif dan bertanggung jawab.
Soal dan Latihan
1. Jelaskan konsep penting dalam good corporate
governance!
2. Jelaskan definisi good corporate governance dalam arti
sempit dan dalam arti luas!
3. Jelaskan perbedaan konsep GCG syariah dengan konsep
GCG pada umumnya!
4. Selain perkembangan pasar modal dan sektor keuangan,
Negara beserta pelaku usaha dan masyarakat turut
mempengaruhi efektivitas pelaksanaan GCG. Anda
diminta untuk menjelaskan peran masing-masing
terhadap efektivitas pelaksanaan GCG di Indonesia!

Anda mungkin juga menyukai