Konsep Penting Good corporate governance (GCG) • Konsep GCG muncul karena adanya pemisahan kepemilikan dalam suatu perusahaan. Permasalahan ini timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal sebagai pelaku utama dalam perusahaan (agency problem). • Prinsipal adalah pihak yang memberikan amanah kepada agen untuk bertindak sesuai dengan keinginanan prinsipal. Sedangkan agen adalah pihak penerima amanah dari prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Maka melekat di dalamnya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada prinsipal. Namun kenyataanya dalam teori agency dijelaskan, bahwa agen cenderung bertindak sesuai dengan kepentingannya dan mengabaikan kepentingan prinsipal. • Berle, A. dan G. Means. 1932. The Modern Corporation and Private Property. New York: Macmillan. Faktor pemicu adanya agency problem • Faktor pemicu adanya agency problem, oleh karena adanya asimetri informasi. Agen cenderung memiliki kemampuan mengendalikan informasi terkait perusahaan ketimbang prinsipal. Hal ini disebabkan karena agen lebih banyak terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan, sedangkan prinsipal sebagai pihak yang mendelegasikan tugas kepada agen, sehingga tidak terlibat langsung dalam aktivitas pengelolaan perusahaan. Semakin besar asimetri informasi, maka akan menyulitkan prinsipal untuk mengendalikan tindakan yang dilakukan oleh agen. Penyebab terjadinya asimetri informasi • Ada dua kondisi yang menyebabkan terjadinya asimetri informasi, yaitu: moral hazard dan adverse selection. • Moral hazard sebagai suatu kondisi dimana agen melanggar kontrak kerja yang telah disepakati antara manajer dengan pemegang saham, antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas, antara pemegang saham dengan kreditor, antara pemegang saham dengan stakeholders lainya. • Adverse selection adalah suatu kondisi dimana prinsipal tidak mengetahui apakah suatu keputusan oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang diperolehnya, atau terjadi sebagai kelalaian dalam tugasnya. Definisi Good corporate governance (GCG) • The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) mendefinikan GCG sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak petaruh lainya. Selain pemenuhan kepentingan para pemegang saham, GCG dimaksudkan untuk menjamin sustainability. • Ada dua sudut pandang dalam mendefinisikan GCG yaitu sudut pandang dalam arti sempit (narrow view) dan sudut pandang dalam pengertian lebih luas (broad view). Dalam sudut pandang yang sempit, GCG diartikan sebagai hubungan yang setara antara perusahaan dan pemegang saham. Pada sudut pandang yang lebih luas, GCG sebagai a web of relationship, tidak hanya perusahaan dengan pemilik atau pemegang saham, akan tetapi perusahaan dengan pihak petaruh (stakeholders) lain yaitu: karyawan, pelanggan, pemasok, bondholders dan lainya. GCG dalam Sudut Pandang yang Lebih Luas Perbedaan Good Corporate Governance dan Good Corporate Governance Syariah • Implementasi praktik GCG di Indonesia sangat tergantung dengan idiologi yang ingin dibangun oleh perusahaan. Tujuan utama GCG adalah untuk melindungi kepentingan pemilik (pemegang saham). • Tanpa merubah prinsip-prinsip GCG yang ada, perusahaan konsep syariah dapat melakukan rekontruksi dengan mengubah idiologi pada pemenuhan sharia complience yaitu prinsip kepatuhan terhadap ketentuan syariah. • Menurut teori triologi akuntabilitas, tanggungjawab dalam bisnis syariah tidak hanya sebatas pada tanggungjawab kepada manusia, melainkan tanggungjawab kepada Tuhan dan tangungjawab untuk melestarikan alam. GCG syariah memiliki tiga dimensi hubungan manusia, Tuhan dan alam. Dalam Shariate Enterprise Theory (SET), GCG syariah mengandung nilai keadilan, amanah, dan pertanggungjawaban. Pebedaan antara GCG dengan GCG Bisnis Syariah Kriteria Pedoman GCG Pedoman GCG Bisnis Syariah Penciptaan Terciptanya pasar yang Terwujudnya bisnis yang berlandaskan pada prakondisi/ efisien, transparan dan kaidah-kaidah syariah dan berorientasi pada situasi yang konsisten dengan UU yang keberhasilan materi dan spiritual. Prakondisi kondusif didukung oleh 3 pilar: spiritual untuk mewujudkan ketaqwaan. negara, dunia usaha dan Prakondisi operasional yang didukung oleh 4 masyarakat. pilar: negara, ulama, dunia usaha dan masyarakat. Asas GCG Transparansi, akuntabilitas, Dua pijkan dasar, yaitu: spiritual yang berupa responsibiltas, independensi halal dan thayib. Operasional yaitu prinsip dan kewajaran serta transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kesetaraan. indepenensi dan kewajaran dan kesetaraan yang berlandaskan Qur’an dan Hadist. Etika dan Pedoman Setiap perusahaan harus Etika bisnis merupakan acuan moral demi Perilaku memilki core value : seperti terbentuknya akhlaqul karimah dalam berbisnis. terpercaya, adil, jujur yang Bisnis Syariah harus mengacu pada prinsip dasar, menggambarkan sikap moral jujur adil amanah dan ahsan. Pelaku bisnis dapat dan etika bisnis setiap organ merumuskan pedoman perilaku yang terdiri dari perusahaan dan karyawan. nilai-nilai bisnis, etika bisnis, dan pedoma perilaku bisnis Syariah. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan GCG.
• Dalam pelaksanaan GCG, terdapat perbedaan
pelaksanaannya di tiap Negara, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain seperti kerangka hukum, maupun hal-hal yang tidak tertulis namun memiliki pengaruh yang luar biasa pada tingkat keberhasilan penerapan prinsip-prinsip governance yang baik. Tiga Pilar Utama Penentu Penerapan GCG • Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement). Negara yang tidak menyelenggarakan prinsip-prinsip good governance (GG) akan memiliki kredibilitas yang rendah, kinerja yang rendah, korupsi yang merajalela serta tidak terciptanya kepastian hukum. • Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha. GCG menjadi sebuah keniscayaan, mengingat kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh organ-organ perusahaan (RUPS, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi) harus dilakukan dalam kerangka pemenuhan hak dan tanggung jawab seluruh pemegang saham, termasuk para pemegang saham minoritas yang notabenenya dikuasai oleh publik, atas dasar kewajaran dan kesetaraan (fairness) sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan. • Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social control) secara obyektif dan bertanggung jawab. Soal dan Latihan 1. Jelaskan konsep penting dalam good corporate governance! 2. Jelaskan definisi good corporate governance dalam arti sempit dan dalam arti luas! 3. Jelaskan perbedaan konsep GCG syariah dengan konsep GCG pada umumnya! 4. Selain perkembangan pasar modal dan sektor keuangan, Negara beserta pelaku usaha dan masyarakat turut mempengaruhi efektivitas pelaksanaan GCG. Anda diminta untuk menjelaskan peran masing-masing terhadap efektivitas pelaksanaan GCG di Indonesia!