Anda di halaman 1dari 20

Etika Bisnis dan Good Corporate Governance

(GCG)
Etika Bisnis
• Merupakan tuntunan untuk membedakan antara
salah dan benar guna memberikan pembekalan
kepada setiap pemimpin perusahaan ketika
mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan
masalah moral yang kompleks (Hill dan Jones,
1998).
• Membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Prinsip bisnis yang baik adalah bisnis
yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan
yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan
hukum dan peraturan yang berlaku
Prinsip Etika Bisnis (Keraf, 1994)

1. Prinsip Otonomi.
2. Prinsip Kejujuran.
3. Prinsip Tidak Berbuat Jahat.
4. Prinsip Keadilan.
5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri.
Prinsip Otonomi
• Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia
untuk bertindak berdasarkan kesadarannya
sendiri.
• Bertindak secara otonom berarti adanya
kebebasan mengambil keputusan dan bertindak
menurut keputusan itu.
• Otonomi harus berlandaskan adanya tanggung
jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab
seseorang meliputi tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen,
pemerintah, dan masyarakat.
Prinsip Kejujuran
• Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-
syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang
atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan
kerja dalam perusahaan.
• Prinsip ini paling problematik karena masih
banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
Prinsip Tidak Berbuat Jahat
• Prinsip ini mengarahkan agar secara aktif dan
maksimal berbuat baik atau menguntungkan
orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa
dilakukan, minimal tidak melakukan sesuatu
yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
Prinsip Keadilan
• Prinsip ini menuntut agar memberikan apa
yang menjadi hak seseorang di mana prestasi
dibalas dengan kontra prestasi yang sama
nilainya.
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
• Prinsip ini mengarahkan agar kita
memperlakukan seseorang sebagaimana kita
ingin diperlakukan dan tidak akan
memperlakukan orang lain sebagaimana kita
tidak ingin diperlakukan.
Good Corporate Governance
• Pada dasarnya merupakan suatu sistem
(input, proses, output) dan seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara
berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders)terutama dalam arti sempit
hubungan antara pemegang saham, dewan
komisaris, dan dewan Direksi demi
tercapainya tujuan perusahaan.
Prinsip Good Corporate Governance
1. Transparency (keterbukaan informasi).
2. Accountability (akuntabilitas).
3. Responsibility (pertanggung jawaban).
4. Independency (kemandirian).
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran).
Transparency (keterbukaan informasi)
• Secara sederhana bisa diartikan sebagai
keterbukaan informasi.
• Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan
dituntut untuk menyediakan informasi yang
cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap
stakeholders-nya.
Accountability (akuntabilitas)
• Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem
dan pertanggungjawaban elemen perusahaan.
• Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif,
maka ada kejelasan akan fungsi, hak,
kewajiban dan wewenang serta tanggung
jawab antara pemegang saham, dewan
komisaris dan dewan direksi.
Responsibility (pertanggung jawaban)
• Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan
industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan hidup, memelihara
lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat
dan sebagainya.
• Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan
menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan
operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran
untuk bertanggung jawab kepada shareholder juga
kepada stakeholders-lainnya.
Independency (kemandirian)
• Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan
dikelola secara profesional tanpa ada
benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau
intervensi dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku.
Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
• Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang
adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
• Diharapkan fairness dapat menjadi faktor
pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan perlakuan yang adil di
antara beragam kepentingan dalam
perusahaan.
Prinsip Good Corporate Governance
dalam Perspektif Etika Bisnis
• Good Corporate Governance dalam perspektif etika bisnis
adalah seperti kaitan antara nilai, norma dan moral.
• Nilai merupakan suatu yang abstrak. Tidak dapat dilihat,
diraba atau dirasakan, namun dapat dirasakan manfaatnya.
• Norma dibuat dalam rangka usaha mewujudkan nilai. Jika
etika bisnis mengatur mengenai perbuatan apa saja yang
boleh dan tidak boleh, salah dan benar, baik dan
buruk, maka GCG lebih kepada pengaturan mengenai
apa yang harus dilakukan perusahaan secara konkrit
yang didalamnya sudah terkandung etika bisnis.
• Moral diimplementasikan dalam kode etik ataupun aturan
mengenai prinsip GCG secara tertulis atau yang lebih
dikenal dengan Pedoman Prinsip GCG.
GCG dan Etika Bisnis
• GCG berdasarkan perspektif etika bisnis adalah
pendukung pelaksanaan dan penegakan etika
bisnis di Indonesia.
• GCG merupakan alat pengimplementasian etika
bisnis yang baik oleh perusahaan.
• Etika bisnis dapat dibuat aturan dalam bentuk
kode etik perusahaan, sedangkan GCG dapat
dibuat aturan dalam bentuk pedoman GCG yang
berpedoman pada Pedoman Umum GCG yang
telah diatur oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG).
Implementasi Etika Bisnis dan Prinsip
GCG di Indonesia
• Aturan-aturan telah dibuat oleh regulator.
• Pedoman GCG telah diterbitkan oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
• Pelaksanaannya -> masih banyak terjadi
pelanggaran etika, contohnya seperti fraud.

Anda mungkin juga menyukai