Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Komang Cahaya Dharma

Nim : 2201010052

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis dan Manajemen


Nama : I Komang Cahaya Dharma

Nim : 2201010052

Prodi : Sistem Informasi

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis Dan Manajemen

Etika Bisnis.

1. Pengertian Etika Bisnis.

Perkataan etika atau seperti lazim disebut etik, berasal dari bahasa latin ethica. Ethos
dalam bahasa Yunani artinya norma – norma, nilai, kaidah, ukuran bagi tingkah laku yang baik.
Etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma
moral. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat
dipertanggungjawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari keputusan pribadi yang
bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut karena
ada alasan yang jelas atas tindakannya. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan
bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan
masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham dan masyarakat.

2. Prinsip Etika Bisnis

a) Prinsip otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Untuk bertindak secara otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik itu. Kebebasan adalah
unsur hakiki dari prinsip otonomi ini

b) Prinsip kejujuran, Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas
bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kejujuran ini sangat penting artinya bagi masing – masing pihak dan sangat menentukan
relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak selanjutnya.

c) Prinsip keadilan, Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil, serta dapat dipertanggung jawabkan. Keadilan menuntut agar setiap
orang dalam kegiatan bisnis perlu di perlakukan sesuai dengan haknya masing-masing
dan agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya

d) Prinsip saling menguntungkan, (mutual benefit principle). Menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Kalau prinsip keadilan menuntut
agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling
menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha
untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi
hakikat dan tujuan bisnis. Karena anda ingin untung dan saya pun ingin untung, maka
sebaliknya kita menjalankan bisnis dengan saling menguntungkan

e) Prinsip integritas moral, Dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan
atau orang-orangnya maupun perusahaannya.
3. Cara-cara Memepertahankan Standar Etika

Menurut pandji (2007:127), ada beberapa cara untuk mempertahankan standar etika,
dianataranya adalah sebagai berikut :

1. Ciptakan kepercayaan perusahaan, kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai


perusahaan yang berdasar tanggung jawab etika bagi stakeholders.

2. Kembangkan kode etik, kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan
prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dan karyawan.

3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten, manajer harus mengambil tindakan apabila
merasa melanggar etika. Bila karyawan mengetahui, bahwa yang melanggar etika tidak
dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.

4. Lindungi hak perorangan, akhir dari semua keputusan setiap etika sangat tergantung pada
individu.

5. Adakan pelatihan etika, balai kerja merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para
karyawan.

6. Lakukan audit etika secara periodic, audit merupakan cara yang terbaik untuk mengevaluasi
efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada
karyawan bahwa etika bukan sekedar iseng.

7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hapus aturan. Tidak ada
seorangpun yang dapat mengatur etika dan moral. Akan tetapi manajer bisa saja membolehkan
orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan.

8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat. Etika diawali dari atasan, atasan harus
memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.

9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah sangat
penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan untuk
menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.

10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi
kesempatan untuk memebrikan umpan balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan.

Jadi, etika bisnis merupakan suatu pedoman yang sangat penting dalam kegiatan bisnis,
pelaku bisnis harus mampu memahami dan mengintrepretasikan apa yang dimaksud dengan
etika bisnis. Etika bisnis menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan,
maksudnya adalah keberlangsungan hidup suatu perusahaan bergantung pada bagaimana cara
penerapan etika bisnis oleh pelaku bisnis. Dengan terapkannya etika dalam bisnis, maka secara
tidak langsung dapat menumbuhkan kepercayaan dari rekan kerja, masyarakat, dan pelanggan,
di mana kepercayaan merupakan sebuah modal yang sangat penting agar kelangsungan hidup
perusahaan tetap terjamin. Maka dari itu, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan standar etika. Dengan terciptanya kesadaran
akan pentingnya etika bisnis, maka akan ada banyak pihak yang mendapat keuntungan,
diantaranya adalah pelaku bisnis itu sendiri, pelanggan, serta masyarakat serta pemerintah.
Dengan menerapkan etika bisnis, dapat membantu tatanan ekonomi menjadi lebih baik dan
dapat mengingkatkan tanggung jawab sosial perusahaan.
Daftar Pustaka

Keraf, S., & Imam, R. H. (1998). Etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Kurniawati, H. (2015). Literatur Review: Pentingkah Etika Bisnis Bagi Perusahaan.


Literatur Review, 1-13.

Anda mungkin juga menyukai