Dosen Pengampu :
Dr. Zadrian Ardi, S.Pd., M.Pd., Kons.
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2022
Etika Bisnis Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (1996), Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dalam
membuat keputusan dan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Etika secara
umum merupakan suatu komitmen untuk melakukan sesuatu yang benar dan
menghindari sesuatu yang salah. Etika bisnis merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang atasan atau karyawan suatu
organisasi bisnis.
Dalam banyak hal, etika bisnis memiliki banyak perspektif. Mulai dari
filosofis, ilmiah, hingga hukum. Di beberapa negara, umumnya hal ini cukup erat
kaitannya dengan undang-undang. Namun, penerapan etika bisnis ini tidak melulu
bertujuan agar tetap bersih dari perspektif hukum, tetapi juga untuk meningkatkan
citra publik mereka. Salah satunya yaitu menanamkan dan memastikan kepercayaan
antara konsumen.
Di sisi lain, etika bisnis juga digunakan individu untuk berperilaku secara
profesional dan dapat diterima pada saat melakukan aktivitas bisnis. Selain dengan
alasan profesionalitas, hal ini juga digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
bisnis untuk mendapatkan persetujuan publik. Sehingga etika bisnis ini bukan hanya
sekadar konsep, melainkan bagaimana seluruh elemen bisnis dapat bertindak secara
benar baik ketika menentukan strategi ataupun dalam mengambil keputusan.
Selain etika bisnis, norma etika juga tak kalah pentingnya dalam dunia bisnis.
Norma Etika bisnis memiliki tiga tingkatan yaitu :
1.) Hukum. Hukum berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur semua
perbuatan yang boleh dilakukan maupun tidak boleh dilakukan.
2.) Kebijakan dan Prosedur Organisasi. Kebijakan dan prosedur organisasi bisnis
memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam bisnis untuk mengambil
keputusan sehari-harinya. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan
dan prosedur perusahaan/organisasi bisnis.
3.) Moral Sikap Mental Individu. Sikap mental individu sangat penting untuk
menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dan
sikap mental individu biasanya berasal dari keluarga, agama dan sekolah.
B. Prinsip-Prinsip Etika Dalam Bisnis
Menurut Zimmerer (1996), terdapat 10 prinsip etika dalam bisnis yang dapat
membantu mengarahkan perilaku wirausaha antara lain :
1.) Kejujuran (honesty), yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh,
terus terang, tidak mencuri dan sebagainya. Dalam bisnis, semua pihak yang
terlibat harus berkomitmen untuk mengatakan yang sebenarnya dalam setiap
tindakan. Ini termasuk tidak pernah berbohong, tidak menghilangkan informasi,
membuat pernyataan yang salah atau pernyataan yang berlebihan. Di samping itu,
menjunjung tinggi kejujuran dapat membantu bisnis berjalan semestinya.
2.) Integritas (integrity), yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang
terhormat, tulus hati, berani dan penuh pendirian, tidak bermuka dua, tidak berbuat
jahat dan saling percaya. Perusahaan dan semua pihak harus dapat menunjukkan
integritas melalui konsistensi antara tindakan dan kata-kata. Integritas yang baik
pada akhirnya akan mempengaruhi kepercayaan dan kredibilitas. Salah satu bukti
integritas yaitu, memenuhi komitmen & kewajiban.
3.) Memelihara janji (promise keeping), yaitu selalu mentaati janji, patut dipercaya,
penuh komitmen, patuh dan sebagainya.
4.) Kesetiaan (fidelity), yaitu loyal dan hormat kepada keluarga, teman, karyawan dan
negara. Perwujudan kesetiaan ini akan mendatangkan kenyamanan dalam
menjalani bisnis.
5.) Kewajaran/keadilan (fairness), yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk
mengakui kesalahan, dan memperlihatkan komitmen keadilan.
6.) Suka membantu orang lain (caring for others), yaitu saling membantu, berbaik
hati, belas kasihan dan sebagainya.
7.) Hormat kepada orang lain (respect for others), menghormati martabat manusia,
menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri. Warga negara
yang bertanggung jawab (responsibility citizenship), yaitu selalu mentaati
hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dan
sebagainya. Perusahaan harus sepenuhnya mematuhi semua hukum dan undang-
undang negara yang telah disahkan oleh pemerintah. Hal ini juga termasuk
mematuhi peraturan industri, perdagangan, standar pasar, kebijakan, praktik, dan
prosedur organisasi tambahan lainnya. Dengan mematuhi hukum yang berlaku,
bisnis dapat terhindari dari masalah yang berdampak pada jalannya bisnis dan
nama baik.
8.) Mengejar keunggulan (pursuit of excellence), yaitu mengejar keunggulan dalam
segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun bertanggung jawab
profesional, tekun dan dapat dipercaya.
9.) Dapat dipertanggung jawabkan (accountablilty), yaitu memliki tanggung jawab,
menerima tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya. Semua pihak
seperti karyawan harus dapat menunjukkan tanggung jawab dengan mengambil
kepemilikan penuh atas pekerjaan mereka, berusaha untuk menyadari konsekuensi
emosional, keuangan, dan bisnis dari tindakan mereka. Mengambil tanggung
jawab dengan serius, juga menunjukkan kedewasaan dan kemampuan untuk
melakukan suatu pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan yang ketat.
C. Cara Mempertahankan Standar Etika
Untuk mempertahankan suatu bisnis, maka etika bisnis harus diciptakan dan
dijalankan sebagaimana mestinya. Berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk dapat
mempertahankan standar etika dalam organisasi bisnis yang dijalankan :
1.) Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan
nilai-nilai perusahaan dapat mendasari tanggung jawab etika bagi pengusaha.
2.) Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar
tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dan karyawan.
3.) Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan
apabila karyawan melanggar etika.
4.) Lindungi hak perorangan. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip-prinsip
moral dan nilai-nilainya merupakan jaminan yang terbaik untuk menghindari
penyimpangan etika.
5.) Mengadakan pelatihan etika dalam suatu organisasi bisnis.
6.) Melakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara yang terbaik untuk
mengevaluasi efektifitas sistem etika.
7.) Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya aturan.
8.) Hindari contoh etika yang tercela setiap saat. Etika diawali dari atasan yang
nantinya dapat diikuti dan diterapkan oleh karyawan.
9.) Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi
kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika
dipertahankan.
Etika bisnis tidak hanya dijadikan sebagai pedoman bagi karyawan atau
perusahaan dalam menjalani tugas tetapi juga memiliki banyak tujuan lainnya yaitu :
1.) Meningkatkan Pribadi Karyawan. Tujuannya agar karyawan tidak
menyalahgunakan kepentingan sesama karyawan lainnya ketika menjalankan tugas
bisnis. Selain itu, etika ini diperlukan agar organisasi atau perusahaan menepati
janji yang diberikan kepada karyawan perusahaannya.
2.) Sebagai Kebijakan Internal Organisasi. Tujuan etika bisnis berikutnya yaitu
membantu organisasi untuk mempraktikkan bisnis mereka dengan adil dan tidak
menyalahi aturan yang ada, terutama yang berhubungan dengan karyawan usaha.
Dengan begitu, perusahaan dapat membuka komunikasi secara bebas, sebab jika
komunikasi berjalan dengan baik maka karyawan akan terdorong untuk menjalani
segala kebijakan bisnis yang ada.
3.) Dapat dijadikan pemangku kebijakan. Etika bisnis dapat menjaga hubungan
perusahaan dengan orang lain yang mempunyai kepentingan. Misalnya pelanggan,
pemegang saham, karyawan, pemerintah, dan semua orang atau organisasi yang
berhubungan dengan perusahaan kita.
Etika bisnis juga memberikan manfaat pada perusahaan yaitu dapat membangun
dan meningkatkan citra perusahaan, selain itu manfaat etika bisnis antara lain :
Menimbulkan kepercayaan konsumen seperti berupa loyalitas yang
diberikannnya.
Menghasilkan keuntungan yang maksimal karena konsumen sudah percaya
dengan perusahaan kita.
Terciptanya nilai moral yang turut serta dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Etika Produk
F. Etika Produk
Dalam penciptaan suatu produk ada beberapa etika yang harus dilakukan dan
diperhatikan oleh wirausahawan. Berikut etika produk yang harus diterapkan oleh
wirausahawan yaitu antara lain :
1.) Produk atau layanan yang diberikan bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, tidak
beresiko dan tidak dapat menimbulkan penyakit.
2.) Produk yang ditawarkan dapat memuaskan atau menyenangkan masyarakat.
3.) Produk memiliki nilai ekonomi dan nilai tambah yang tinggi.
4.) Aman untuk digunakan dan dikonsumsi oleh konsumen.
5.) Informasi produk jelas dan jujur.
6.) Kemasan yang digunakan untuk melampisi produk harus aman dan ramah
lingkungan.
7.) Menepati timbangan atau tulisan dalam label sesuai dengan isi yang sebenarnya.
8.) Kemasan atau label harus sopan dan hasil pemikiran sendiri, tidak meniru
kompetitor bisnis.
Dalam kegiatan jual beli, konsumen berhak menerima produk yang berkualitas
dan konsumen membayar untuk menerima produk yang berkualitas. Perusahaan harus
berkomitmen untuk menyediakan konsumen dengan produk-produk berkualitas.
Produk kadaluarsa adalah produk yang buruk secara etika. Dalam kegiatan transaksi,
produk harus aman dan andal, harga wajar sesuai dengan kualitas produk, tidak
menyesatkan konsumen, perdagangan yang adil, dan produk harus ramah lingkungan.
Persaingan usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
pelaku usaha untuk memperoleh kemenangan atau kondisi dimana dua pihak atau
lebih berkompetensi untuk saling mengungguli dalam mencapai tujuan untuk situasi
tertentu. Persaingan merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi oleh
wirausahawan. Persaingan usaha terdiri dari pemotongan harga, iklan, promosi
penjualan, variasi kualitas, kemasan, desain, dan segmentasi pasar. Persaingan usaha
merupakan kegiatan untuk saling mengungguli antara kompetitor usaha sejenis
maupun tidak sejenis. Untuk melaksanakan persaingan usaha tetap dibutuhkan etika.
Etika persaingan usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik secara
individu maupun kelompok usaha untuk memperoleh keuntungan dengan menyusun
strategi yang baik dalam memenuhi kebutuhan yang dilakukan sesuai dengan aturan
atau ketentuan yang berlaku.
Hukum bisnis memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan telah diatur
didalam Undang-Undang. Pada umumnya, ruang lingkup hukum bisnis mencakup
beberapa hal seperti bentuk badan usaha (PT, Firma, CV), kegiatan jual beli (termasuk
kegiatan ekspor dan impor), investasi atau penanaman modal, ketenagakerjaan,
pembiayaan, jaminan utang dan surat berharga, hak kekayaan intelektual, asuransi,
dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan bisnis.
N. Sumber-Sumber Hukum Bisnis
Berdasarkan para ahli, dasar hukum bisnis terdapat 2 (dua) sumber hukum
yang berlaku di Indonesia yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formal.
Dasar sumber hukum materiil yaitu hukum yang dilihat dari segi isinya dan berasal
dari faktor-faktor yang menentukan seperti kondisi sosial-ekonomi, agama, dan tata
hukum negara lain.
Hukum bisnis memiliki lima prinsip umum yang harus dijalankan, yaitu antara lain :
Prinsip otonomi. Pelaku bisnis otonom sadar akan kewajiban yang mereka
lakukan. Anda yang sudah mendalami prinsip otonomi tak akan langsung
mengikuti norma atau nilai yang ada kecuali kalau sudah tahu ada kebaikan dan
dampak positif di dalamnya.
Prinsip kejujuran. Kejujuran adalah poin penting dalam berbisnis. Jadi bukan hal
aneh kalau sifat ini menjadi prinsip hukum bisnis. Dengan memegang teguh
kejujuran, kita akan mudah mendapatkan kepercayaan dari pelanggan.
Prinsip keadilan. Prinsip keadilan menuntut kita untuk memperlakukan setiap
orang sesuai aturan, objektif, dan bertanggung jawab. Selain itu, keadilan juga
dapat berarti tak ada pihak yang dirugikan atau diabaikan kepentingannya.
Prinsip saling menguntungkan. Dalam berbisnis, wirausaha juga harus
menanamkan prinsip tersebut supaya semua pihak yang terlibat dapatdiuntungkan
dan mampu melahirkan win-win situation.
Prinsip integritas moral. Prinsip terakhir yang dapat menolong wirausaha
mengaplikasikan hukum bisnis adalah prinsip integritas moral. Sesuai namanya,
prinsip ini yang menjaga bisnis dapat berjalan baik dengan reputasi yang bagus.
P. Peranan Hukum Bisnis Dalam Kegiatan Ekonomi
Dalam kegiatan ekonomi, hukum bisnis memiliki beberapa peranan yaitu antara lain :
a. Hukum bisnis dalam bentuk peraturan perundang-undangan dapat
mewujudkan kehidupan ekonomi menjadi berjalan dengan lancar, wajar, tertib,
aman dan nyaman.
b. Membantu mencegah dan menangani kasus persaingan usaha yang tidak sehat
atau curang dalam dunia ekonomi seperti monopoli, katel dan posisi dominan.
c. Dapat meminimalisir dan mengatasi kekacauan dalam kegiatan ekonomi yang
disebabkan oleh mekanisme pasar yang tidak menentu.
d. Menjaga stabilitas keamanan, politik, dan perjalanan bisnis.
e. Membantu pengusaha dalam memprediksi kegiatan usaha atau bisnis yang
hendak dijalankan.
f. Menciptakan keadaan baik bagi pengusaha dan investor yang bermanfaat
dalam menyelesaikan sengketa bisnis.
Beberapa contoh dari penerapan hukum bisnis antara lain sebagai berikut :
Dibidang perkreditan
Perkreditan adalah hal umum di dunia bisnis, tetapi wirausaha harus mengikuti
prosedur supaya tahap pengajuannya lancar. Perkreditan dibagi menjadi beberapa
jenis dan hukum bisnis sangat dibutuhkan untuk menentukan jumlah pinjaman
hingga bunga yang dikenakan.
Disektor ikatan bisnis
Ikatan dalam dunia bisnis umumnya memakai KUH Perdata sebagai
landasannya. Terdapat tiga sumber di dalamnya, antara lain sumber perikatan dari
perjanjian, perikatan dari perundang-undangan, dan perikatan non-perjanjian.
Contoh di hukum perjanjian
Fungsi dan manfaat hukum bisnis sangat terasa saat wirausaha mengurus
kontrak atau perjanjian. Keduanya mengandung pasal-pasal dan sejumlah poin
dengan dasar hukum yang harus diikuti. Jadi kalau sampai tak mempelajari hukum
bisnis, wirausaha bisa terjebak banyak masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M Ilham; Helmarini. (2021). Nilai-Nilai Ajaran Islam dan Etika Wirausaha Dalam
Pendidikan Kewirausahaan. Jurnal Economic Edu. Bengkulu.
Azkiya, Gulman. (2022). Mengenal Etika Bisnis, Penjelasan, Prinsip dan Contohnya. Skill
Academy By Ruangguru. Jakarta Selatan.
Bonok, Zainudin. (2021). Pembekalan Etika Bisnis Study Kelayakan Usaha Bagi Pelaku
Usaha Dan UMKM Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.
Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Elisa, Irukawa. (2022). Hukum Bisnis: Pengertian, Fungsi, Sumber dan Contoh.
Deepublishstore.
Nurhidayah. (2022). Etika Persaingan Usaha Menurut Yusuf Qardhawi. IAIN Pare-Pare.
Pare-Pare.
Pramana, Benedictus Avianto. (2020). Pentingnya Memahami Fungsi Hukum Bisnis Bagi
Para Pengusaha. Legistra. Bekasi Selatan.
Tim Jubelio. (2021). Apa Itu Etika Bisnis, Tujuan, Beserta Manfaatnya Dalam Berbisnis.
Penerbit : PT Guardia Teknologi Indonesia. Jakarta Selatan.