Anda di halaman 1dari 4

4.

Kebijakan Perusahaan Pertanian dengan Menerapkan Etika Bisnis


Etika sangat diperlukan dalam mengelola dan menjalankan sebuah bisnis. Dengan
etika yang baik, sebuah bisnis akan lebih mudah berkembang. Etika bisnis yang diterapkan
di dalam suatu perusahaan akan membantu membentuk nilai, norma serta perilaku
karyawan dan pemimpinnya. Setiap perusahaan tentu akan meyakini bahwa prinsip
menjalankan bisnis yang baik adalah prinsip beretika. Oleh karena itu, etika tersebut dapat
dijadikan sebagai standar bagi semua karyawan di dalam perusahaan untuk menjadikannya
sebagai pedoman dalam bekerja.
a. Pengertian Etika Bisnis
Dalam mengoperasikan suatu bisnis perusahaan tentu memerlukan adanya
penerapan etika bisnis untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan. Zimmerer dan
Norman (1996) mengemukakan bahwa etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
membuat keputusan dan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Menurut
Buchholtz dan Carroll (2003), etika bisnis merupakan seperangkat moral atau prinsip-prinsip
nilai yang mendasari para pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Sedangkan
menurut Ebert dan Griffin (2000), etika bisnis adalah suatu istilah yang sering digunakan
untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Kegiatan bisnis yang berlandaskan etika adalah bisnis yang dilakukan berdasarkan metoda-
metoda yang baik serta cara berfikir yang sesuai dengan logika dan estetika yang
berkembang di masyarakat (Mulyaningsih dan Tinneke, 2017). Dengan demikian bisnis yang
berdasarkan etika akan berjalan tanpa merugikan pihak-pihak lain. Hal tersebut dikarenakan
bisnis yang dilakukan dengan tidak melanggar hak orang lain/organisasi bisnis lain berarti
bisnis tersebut dilakukan berdasarkan moralitas dan prinsip-prinsip kebenaran yang
dilakukan dengan penuh dengan rasa tanggung jawab.
Dalam membahas etika bisnis, akan berhubungan dengan norma etika yang menjadi dasar
pedoman pelaku bisnis. Menurut Zimmerer (1996) ada 3 tingkatan norma etika, yaitu :
1). Hukum
Hukum berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur mana perbuatan yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Hukum juga mengatur standar perilaku
minimum suatu bisnis.
2). Kebijakan dan prosedur organisasi
Kebijakan dan prosedur organisasi memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam
mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan
dan prosedur perusahaan (organisasi).
3). Moral atau sikap mental individu
Sikap mental individu sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur
oleh aturan formal. Nilai moral dan sikap mental individu biasanya berasal dari keluarga,
agama, dan sekolah. Individu yang pernah memperoleh pendidikan moral ini akan
mempunyai sikap mental yang baik.

b. Tujuan Etika Bisnis


Etika bisnis telah menjadi salah satu kebijakan yang harus diterapkan oleh seluruh
karyawan dalam suatu perusahaan, tujuannya yaitu untuk membantu setiap pelaku bisnis
agar dapat lebih mengerti, menghargai dan memiliki kesadaran dalam berperilaku dengan
etika selama menjalankan segala aktivitas di perusahaan. Selain itu, pelaku bisnis juga
diharapkan dapat berperilaku baik, menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, adil dan terpercaya dan menciptakan suasana kerja yang
sehat dan nyaman dalam lingkungan perusahaan, meminimalisasi peluang penyimpangan
yang merupakan bagian dari manajemen resiko sehingga dapat memperkuat reputasi
perusahaan. Dengan begitu perusahan dapat menjalin komitmen bersama untuk
mewujudkan visi dan melaksanakan misi perusahaan secara profesional dan beretika bisnis.

c. Penerapan Etika Bisnis dalam Perusahaan Pertanian


Dalam menerapkan etika bisnis, biasanya suatu perusahaan akan menyusun suatu
peraturan yang sesuai dengan standar kode etik. Kode etik berfungsi sebagai panduan agar
pelaku bisnis bertindak secara etis dan sesuai dengan hukum yang berlaku ketika
melakukan suatu pekerjaan di manapun dan kapanpun. Kode etik tersebut harus dipatuhi
oleh seluruh karyawan, atasa, bahkan direksi perusahaan. Kode ini menjelaskan standar-
standar yang perlu dipatuhi dalam menjalankan nilai-nilai perusahaan, begitu juga dengan
Undang-Undang, peraturan, dan kebijakan tertentu yang terkait.
Perusahaan yang akan menyusun sebuah kebijakan hendaknya perlu
memperhatikan terlebih dahulu standar etika untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu
sendiri. Menurut pendapat Michael Josephson (1988), terdapat 10 prinsip etika yang
mengarahkan perilaku, antara lain:
1.) Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus-terang, tidak
curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
2.) Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani
dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat
dipercaya.
3.) Memeliharan janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh,
tidak menginterpretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalitas dengan dalih
ketidakrelaan.
4.) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara, tidak
menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks
profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan profesional yang
bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
5.) Kewajaran/keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan,
memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap
perbedaa, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak
pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
6.) Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong
menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7.) Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak
menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan
mempermalukan martabat orang lain.
8.) Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum/aturan, penuh
kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan
9.) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan pesonal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan
terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10.) Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas
keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh.
Sedangkan untuk standar etika dapat dipertahankan melalui:
1.) Menciptakan kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yang
mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik kepentingan.
2.) Mengembangkan kode etik yang merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku
dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
3.) Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten
4.) Melindungi hak perorangan dengan kekuatan prinsip moral dan nilai untuk menghindari
penyimpangan etika
5.) Mengadakan pelatihan etika seperti workshop
6.) Melakukan audit etika secara periodic untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika
karyawan
7.) Mempertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan
8.) Menghindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan
9.) Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah
10.) Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika
Untuk membuat keputusan etika seseorang atau atasan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
(a) Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan
sesuatu yang benar
(b) Kesadaran etika, yaitu kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan
suara pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis.
Apabila suatu perusahaan sudah memenuhi kriteria diatas, maka perusahaan sudah siap
untuk menyusun standar etika bisnis atau kode etiknya sendiri serta menjalankannya
dengan baik.

Daftar Pustaka:
Buchholtz, dan Caroll. (2003). Business And Society, Ethics And Stakeholder Management.
Thomson, South Western.
Ebert, J. Ronald and Ricky Griffin. (2000). Business Esentials. New Jersey, Prentice Hall.
Smart Tbk. Kode Etik. Golden Agri-Resources Ltd.
Michael Josephson. 1998. Teaching Ethical Decision Making and Principled Reasoning,
Ethnics: Easier Said Than Done, hal. 19-28.
Mulyaningsih dan Tinneke Hermani. 2017. Etika Bisnis. CV Kimfa Mandiri. Bandung.
Ferrell Linda dan O.C Ferrel. 2009. Ethical Business. London. DK Essential Managers.
Zimmerer, W. Thomas, Norman M. Scarborough. (1996). Entrepreneurship And The New
Venture Formation. New Jersey, Prentice Hall International Inc.

Anda mungkin juga menyukai