NIM : 21011250
Prodi : Psikologi
Etika bisnis dan moral dalam berbisnis merupakan salah satu aspek yang harus
mendapatkan perhatian yang serius dalam upaya mengelola suatu kegiatan bisnis, Karenna
hal ini akan mampu menjamin kepercayaan serta loyalitas dari seluruh unsusr yang
berpengaruh terhadap perusahaan (stakeholders), yang berarti sangat menentukan maju-
mundurnya suatu perusahaan. Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah : “Suatu kode etik
perilaku pengusaha berdasarkan nilai - nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
membuat keputusan dan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi”. Sementara
itu menurut Ronald J Ebert dan Ricky M Griffin, etika bisnis adalah suatu istilah yang sering
digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang manajer ataupun karyawan suatu
orgaisasi.
Etika bisnis memang sangat penting untuk diterapkan di dunia usaha dengan tujuan
untuk menerapkan sikap dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab, professional dengan
mentaati segala peraturan yang ada dalam perusahaan, serta menunjang keberhasilan
perusahaan dalam mengambil sebuah keuntungan dengan kekhasan sistem nilai perusahaan.
Tujuan akhir dari etika bisnis tentu melibatkan keberlangsungan perusahaan. Dalam
jangka pendek, perusahaan dengan etika yang baik akan mendapatkan nilai dan pkitangan
positif sehingga lebih dianggap tepercaya.
Selain itu, berbisnis dengan menggunakan etika akan menciptakan hubungan yang baik
antara perusahaan dan karyawan, perusahaan dan konsumen, serta perusahaan dengan
perusahaan lain. Hal ini memberikan kredibilitas yang baik bagi perusahaan.
Jika etika diterapkan secara internal di seluruh lapisan perusahaan, karyawan dan
pimpinan akan memiliki relasi yang baik, lalu suasana bekerja akan semakin kondusif dan
suportif. Ini menjauhkan perusahaan dari praktik curang di dalam lingkungannya sendiri.
Dengan mengedepankan etika, suasana persaingan bisnis akan adil karena konsumen
menilai produk Kita secara objektif sesuai kualitas atau inovasi yang Kita tawarkan. Tentu
saja, Kita pun tidak ingin dicurangi oleh perusahaan mana pun dalam skala kecil atau pun
besar.
Untuk memberikan gambaran, berikut adalah contoh etika bisnis yang baik untuk diterapkan
dalam perusahaan.
1. Bersikap Jujur
Kejujuran adalah satu nilai penting yang harus diterapkan dalam berbisnis.
Ketidakjujuran dalam berbisnis dapat diartikan sebagai penipuan, terlebih jika hal
tersebut merugikan pihak tertentu. Bersikap jujur juga membuat karyawan dan
perusahaan menjadi lebih mudah dipercaya.
2. Menyebutkan Nama
Menyebutkan nama atau memberikan kartu nama sudah menjadi etika umum ketika
bertemu dengan relasi bisnis. Ini mengindikasikan niat baik dan ketertarikan untuk
berkolaborasi lebih lanjut.
3. Berpakaian Rapi
Pakaian mencerminkan kepribadian seseorang. Dalam berbisnis, berpakaian rapi juga
berarti Kita menghormati relasi bisnis, pimpinan, atau perusahaan yang Kita datangi.
Memakai pakaian yang rapi dan harum juga menggambarkan kualitas diri Kita sebagai
seseorang yang dapat dipercaya.
Jika Kita mengundang seseorang untuk pertemuan bisnis di sebuah tempat, ketahui
bahwa Kita yang wajib untuk membayar pertemuan tersebut. Mengundang seseorang
berarti Kita meminta waktunya untuk membicarakan persoalan bisnis. Dengan membayar
pertemuan tersebut, mereka akan merasa dihargai.
7. Mengucapkan Terima Kasih
Mengucapkan terima kasih secukupnya dan secara formal akan memberikan kesan
profesional. Sebaliknya, jika diucapkan berlebihan, Kita akan dianggap kurang sopan.
Masih banyak etika lain yang bisa diterapkan dalam berbisnis terutama berkaitan
engan inovasi, penawaran, transaksi, tawar-menawar, hingga bagaimana menjaga relasi
dengan perusahaan lain.
Perilaku etika dalam bisnis di atas hanyalah sebagian dari etika bisnis yang
harus Kita miliki. Selain itu, Kita juga harus memiliki etika lainnya yang tentunya
yang dibutuhkan dalam mengendalikan diri, bisnis, dan moral/prilaku Kita. Etika lain
yang harus Kita miliki di antaranya
Solusi :
seharusnya perusahaan melelakukan pemeriksaan secara berkala terutama data-data
nasabah dan sistem transaksi yang berhubungan langsung dengan nasabah dan rentan terhadap
kasus-kasus pemalsuan bahkan korupasi yang akan berdampak pada citra perusahaan karena
di anggap tidak memiliki sistem keamanan yang baik.
a. Jika kita lihat dari teori etika utilitarisme, yang mengatakan “perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, manfaat disini bukan hanya satu atau dua orang saja, melainkan
manfaat untuk masyarakat luas” karyawan bank BTN telah melanggar atau memanfaat kan
data nasabah dan pemalsuan bilyet deposito yang harusnya dapat di gunakan atau di
manfaat nasabah sebagai penyimpanan uang malah di manfaatkan untuk mendapatkan
keuntungan.
b. Karyawan bank BTN melanggar prinsip kejujuran karena tidak jujur dalam pembuatan
bilyet deposito untuk nasabah, dan berdampak kepada kerugian nasabah dana perusahaan
yang mengalami ketertundaan pencairan dana deposito.
c. Adapun ketika kita melihat dari teori etika Deontologi, yang mengatakan bahwa “suatu
perbuatan tidak akan pernah dinilai baik karena hasilnya yang baik” walaupuan oknum
yang melakukan pemalsuan ini mendapatkan keuntungan karena telah memalsukan bilyet
deposito nasabah tapi tetap saja mendapatkan sanksi yang setimpal yaitu pemecatan secara
tidak hormat dan masuk penjara sesuai atas perbuatan yang dia perbuat.
Latar belakang
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang bergerak
di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih merupakan satu-
satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam hal ini PT. PLN sudah
seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat, dan mendistribusikannya
secara merata. Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis monopoli murni. Hal ini
ditunjukkan karena PT. PLN merupakan penjual atau produsen tunggal, produk yang unik
dan tanpa barang pengganti yang dekat, serta kemampuannya untuk menerapkan harga
berapapun yang mereka kehendaki. Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya
alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Sehingga. Dapat disimpulkan bahwa monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada
pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian Indonesia akan ditopang oleh
3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan swasta
yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta
intervensi pemerintah, serta pengakuan terhadap hak milik perseorangan. Penafsiran dari
kalimat “dikuasai oleh negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk
kepemilikan tetapi utamanya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan kontrol dan
pengaturan serta memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada azas
kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN adalah:
1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai
dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik.
Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada
27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General
Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui &
Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih
banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat
tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk
Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh
pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan.
Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi
industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman
dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan
pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di
pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang
bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar
minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang. Dikarenakan
PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat sangat
bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan
adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga
sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas.
Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan
investor menjadi enggan untuk berinvestasi.
Analisis :
Upaya yang dapat kita lakukan agar wirausaha mampu mengaplikasikan etika bisnis
dalam berwirausaha diantaranya:
1. Menyelenggarakan seminar tentang kesadaran etika berbisnis.
2. Memulainya dari diri sendiri.
3. Mampu membuktikan dengan etika berbisnis usaha yang kita jalani akan lebih
baik.
4. Menegakkan hukum bisnis.
5. Menindaklanjuti para wirausaha yang melanggar etika bisnis.
6. Menegakkan hukuman bagi wirausaha yang melanggar etika bisnis agar
wirausaha yang lain tidak menganggap enteng etika bisnis.
Daftar Pustaka dan referensi