Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fathya Nida

NIM : 21011250

Jurusan : Psikologi

Dosen : Amri Amir, Lc.M.H.

TUGAS PERTEMUAN 7 PEND. AGAMA

Screenshoot keaktifan diskusi

Jawaban asessmen modul

1. Perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat
disederhanakan dalam dua kategori, yaitu
a. Asas Syara'

Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadits. Kedudukannya
sebagai Pokok Syari'at Islam dimana Al Quran itu Asas Pertama Syara' dan Al Hadits itu Asas kedua
Syara'. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapun berada, sejak
kerasulan Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat.

b. Furu' Syara'

Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist.
Kedudukannya sebaga Cabang Syari'at Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak mengikat seluruh umat
Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat sebagai peraturan / perundangan yang berlaku
dalam wilayah kekuasaanya.
2. Ibadah dalam terminologi Islam adalah kepatuhan kepada Tuhan yang didorong oleh rasa
kekaguman dan ketakutan. Tanpa memasukkan unsur itu maka tidak akan ditemui ibadah
sebagaimana telah diciptakan Allah bagi mahkluk, dan dengan cinta pula Allah mengutus Rasul
dan menurunkan al kitab.

3. Fungsi syari’ah dalam kehhidupan adalah sebagai jalan atau jembatan untuk semua manusia
dalam berpijak dan berpedoman. Selain itu ia menjadi media berpola hidup di dunia agar sampai
ke kampung tujuan terakhir (akhirat) dan tidak sesat. Dengan kata lain agar manusia dapat
membawa dirinya di atas jalur syari’at sehingga pada gilirannya dia akan hidup teratur, tertib
dan tentram dalam menjalin hubungannya baik dengan Khalik (pencipta) yang disebut hablum
minallah, hubungan dengan sesama manusia yang disebut hablum minannas, serta hubungan
dengan alam lingkungan lainnya yang disebut hablum minal alam.

4.
a.) Mashlahah Dharuriyah, yaitu kemaslahatan yang keberadaannya sangat dibutuhkan
dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia tidak memiliki arti bila lenyap salah satu saja
dari lima pokok yang mesti dipelihara itu. Segala usaha yang menjamin terpeliharanya lima
pokok itu adalah mashlahat dalam tingkat dharuri, karena itu Allah memerintahkan
pelaksanaan usaha itu. Setiap hal yang menyebabkan kemusnahan atau kerusakannya
adalah keburukan, karena itu Allah melarangnya. Dengan demikian Allah melarang murtad
untuk memelihara agama, melarang membunuh untuk memelihara jiwa, melarang zina
untuk memelihara keturunan, dan melarang mencuri untuk memelihara harta.
b.) Mashlahah Hajiyah, yaitu kemaslahatan yang tingkat kebutuhan manusia padanya
tidak berada pada tingkatdharuri. Ia tidak secara langsung memenuhi kebutuhan dasar lima
pokok yang lima tetapi secara tidak langsung menuju ke arah sana, seperti dalam hal yang
memberi kemudahan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Misalnya dalam bidang
ibadah diberi keringanan qashar shalat dan berbuka puasa bagi orang yang sedang musafir;
dalam bidang mu’amalah dibolehkan berburu binatang dan memakan makanan yang baik-
baik, di bolehkan jual beli pesanan (bay’ al-salam), kerjasama dalam pertanian (muzara’ah)
dan perkebunan (musaqqah). Semua ini disyari’atkan Allah untuk mendukung kebutuhan
mendasar diatas.
c.) Mashlahah Tahsiniyah, yaitu kemaslahatan yang kebutuhan hidup manusia
kepadanya tidak sampai tingkat dharuri, juga tidak sampai tingkat haji namun kebutuhan
tersebut perlu dipenuhi dalam rangka memberi kesempurnaan dan keindahan bagi hidup
manusia. Mashlahah dalam bentuk tahsini tersebut, juga berkaitan dengan lima kebutuhan
pokok manusia. Misalnya dianjurkan memakan makanan yang bergizi, berpakaian yang
bagus-bagus, melakukan ibadah-ibadah sunat sebagai amal tambahan, dan berbagai jenis
cara menghilangkan najis dari badan manusia.

Anda mungkin juga menyukai