Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT AGAMA

DOSEN : Amri Amir,Lc.M.H


Disusun oleh :
KELOMPOK 2

1. Farhan Arif 21011249


2. Farel Adamarta 21129203
3. Silvi Ostarini 21011337
4. Sarah Amelia 21018103
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allat SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Tidak lupa kami mengucapkan terimaksih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah Pendidikan agama bapak Amri Amir,Lc.M.H
yang telah membimbing kami, dan terimaksih kepada kawan-kawan
yang telah memberikan dorongan, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Selanjutnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih belum sempurna dan banyak kekurangan, sehingga kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan
dalam penulisan makalah selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Saya mengucapkan terimakasih kepada

Padang,31 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................
................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................
1.1 Latar belakang..................................................................
1.2 Rumusan masalah ............................................................
1.3 Tujuan penulisan ..............................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................
2.1 Pengertian agama .............................................................
2.2 Unsur-unsur dalam agama .................................................
2.3 Klasifikasi dan agama Islam ................................................
2.4 Islam rahmatan lil`alamin...................................................
BAB III PENUTUP ...................................................................
3.1 Kesimpulan ......................................................................
3.2 Saran ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Di dalam hidup bermasyarakat banyak kita mengenal agama. Di Indonesia saja ada 5 agama
yang kita kenal. Agama merupakan hak asasi yang dimiliki oleh diri setiap individu yang diatur
dalam undang- undang yang ada di Negara.
1.2  Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang
akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :
1.      Apa- apa saja pengertian agama dan unsur- unsure pokoknya
2.       Apa- apa saja klasifikasi agama
3.      Apa- apa itu islam rahmatan lil’alamin
1.3  Tujuan Penulisan
 Tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Pendidikan Agama, juga bertujuan antara lain :
1.      Mengetahui apa pengertian agama dan unsur- unsur pokok yang terdapat di dalam agama Islam
2.      Mengetahui apa- apa saja klasifikasi agama dan
3.      Mengetahui islam sebagai  rahmatan lil’alamin
1.4  Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat agar kita bisa mengetahui apa- apa saja lingkup dalam agama Islam yang
mencakup apa itu pengertian agama, unsur pokok dalam agama, klasifikasi agama dan agama
islam sebagai rahmatan lil’alamin.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya
dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan
tersebut.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali".
Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Sedangkan kaum agamawan berpendapat bahwa agama diturunkan TUHAN Allah
kepada manusia. Artinya, agama berasal dari Allah. Ia menurunkan agama agar manusia
menyembah-Nya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat bahwa agama adalah
tindakan manusia untuk menyembah TUHAN Allah yang telah mengasihinya. Dan masih
banyak lagi pandangan tentang agama, misalnya:
1.      Agama ialah [sikon manusia yang] percaya adanya TUHAN, dewa, Ilahi; dan manusia yang
percaya tersebut, menyembah serta berbhakti kepada-Nya, serta melaksanakan berbagai macam
atau bentuk kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut
2.      Agama adalah cara-cara penyembahan yang dilakukan manusia terhadap sesuatu Yang
Dipercayai  berkuasa terhadap hidup dan kehidupan serta alam semesta; cara-cara tersebut
bervariasi sesuai dengan sikon hidup dan kehidupan masyarakat yang menganutnya atau
penganutnya
3.      Agama ialah percaya adanya TUHAN Yang Maha Esa dan hukum-hukum-Nya. Hukum-hukum
TUHAN tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya; utusan-utusan itu
adalah orang-orang yang dipilih secara khusus oleh TUHAN sebagai pembawa agama. Agama
dan semua peraturan serta hukum-hukum keagamaan diturunkan TUHAN [kepada manusia]
untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat
Jadi, secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi
[yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada
manusia] upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus [secara pribadi dan bersama] yang
ditujukan kepada Ilahi.
Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadap penyataan TUHAN Allah.
Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal TUHAN Allah, maka Ia menyatakan
Diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan menyembah-Nya. Jadi,
agama datang dari manusia, bukan TUHAN Allah. Makna yang khusus inilah yang merupakan
pemahaman iman Kristen mengenai Agama.
2.2 Pembahasan Masalah
1. Pengertian Agama
Pengertian agama islam dapat kita lihat melalui dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan
peristilahan. Dari segi kebahasaan islam bersal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yaitu
selamat, sentosa dan damai.
Dari kata salima selanjutnya dilanjutkan ke kata aslama yang berarti berserah diri masuk
dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh dan taat kepada ALLAH adalah
orang muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan
mengandung arti patuh, tunduk, dan taat dan berserah diri kepada ALLAH S.W.T dalam mencari
keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat.
Adapun dari segi istilah banyak para ahli yang mengatakan salah satunya Prof. Dr. Harun
Nasution. Ia mengatakan bahwa islam menurut istilah ( islam sebagai agama ) adalah agama
yang ajaran- ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui nabi Muhammad
S.A.W sebagai rasul. Islam pada hakikatnya mengajarkan banyak aspek bukan hanya dari satu
aspek saja. Sementara Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa agama islam adalah agama
perdamaian dua ajaran pokoknya yaitu Keesaan ALLAH dan kesatuan dan persatuan umat
manusia yang menjadi bukti bahwa agama islam selaras dengan namanya.
2.      Unsur- unsur dalam agama
Setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1.      Ajaran (= teori; konsep) sebagai sisi gaib
2.      Iman sebagai interaksi antara pelaku dan konsep,
3.      Ritus (= upacara) sebagai sistem lambang, dan
4.      Praktik ( = amal) sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan individu dan
masyarakat.
Dalam dïnul-islãm (‘agama Islam’) keempat unsur itu terungkap melalui Hadis Jibril, yang
mencakup butir-butir di bawah ini.
1.  Ajaran Allah sebagai konsep hidup
Dalam dialog tentang iman, Rasulullah menegaskan tentang masalah terpenting
dari dïnul-islãm, yaitu adanya interaksi antara seorang mu’min dengan ajaran Allah, yang
disampaikan (diajarkan) melalui malaikat-malaikatNya, dalam bentuk kitab-kitab, yang diterima
rasul-rasulNya, untuk mencapai tujuan akhir (kehidupan yang baik di dunia dan akhirat), dengan
menjadikan ajaran Allah sebagai qadar (ukuran; standard; teori nilai) baik-buruk menurutNya.
Ajaran Allah yang dimaksud adalah Al-Qurãn. Al-Qurãn sebagai qadr atautaqdïr adalah
sisi gaib (abstract level) dari dïnul-islãm, yang merupakan “teori nilai” untuk menentukan baik
buruknya segala sesuatu menurut pandangan Allah.
2. Îmãn sebagai interaksi
Iman pada hakikatnya adalah interaksi (aksi timbal balik) antara Allah sebagai pemberi
konsep hidup dengan si mu’min yang menyambut da’wah (ajakan; tawaran) Allah melalui
rasulNya. Selanjutnya, interaksi itu berlangsung intensif  melalui penghayatan si mu’min
terhadap Al-Qurãn, sehingga Al-Qurãn menjadi satu-satunya konsep hidup yang tumbuh subur
dalam ‘organ kesadaran’ (al-qalbu) si mu’min, yang selanjut meledak dan membanjir keluar
melalui indra pengucapan (al-lisãnu), dan akhirnya menjelma menjadi berbagai bentuk tindakan
dan kretifitas (al-‘amalu). Tepat seperti dinyatakan Rasulullah, misalnya dalam hadis riwayat
Ibnu Majah:  ‫ اإليمان عقد بالفلب و إقرار باللسان و عمل باألركان‬.
3. Ritus sebagai sistem lambang
Dalam dïnul-islãm ada sejumlah ritus yang dalam Hadis Jibril disebut dengan namaAl-
Islãm pula, yaitu:
1.        Syahãdah sebagai sumpah setia (bay’ah). Pada masa Rasulullah jelas bahwa syahadat
(syahãdah) adalah sebuah ‘upacara’ (ritus) untuk menyatakan sumpah setia seseorang
terhadap dïnul-islãm, alias untuk meresmikan rekrutmen seseorang atau sejumlah orang sebagai
anggota bun-yãnul-islãm (organisasi Islam).
2.      Shalat sebaga sarana pembatinan nilai-nilai Al-Qurãn, sekaligus pembinaan jama’ah/korp
Islam. Orang-orang yang menyatakan diri (bersyahadat) sebagai anggota organisasi Islam tentu
harus memahami dan menghayati konsep organisasinya, yakni Al-Qurãn. Hal itu dilakukan
melalui shalat, yang bacaan pokoknya adalah surat Al-Fãtihah (ummul-qurãn) ditambah dengan
surat-surat lain yang terus dipelajarinya. Selain itu, melalui shalat jama’ah, mereka juga belajar
untuk membangun sebuah jama’ah atau korp yang rapi dan kompak.
3.      Zakat sebagai sistem ekonomi. Zakat, mulai dari zakat harta sampai zakat fitrah, pada hakikatnya
melambangkan kesediaan setiap mu’min yang mampu untuk mendanai organisasi dan
memperkuat jama’ah. Lebih lanjut, setelah organisasi menjelma menjadi sebuah sistem yang
dipercaya untuk menata kehidupan umat (jama’ah mu’min plus komunitas-komunitas lain,
seperti terlihat pada Piagam Madinah), maka zakat itu pun dikembangkan menjadi sistem
ekonomi masyarakat secara umum.
4.      Shaum Ramadhan sebagai pembina ketahanan mental dan fisik dalam menerapkan nilai-nilai
Al-Qurãn. Seluruh anggota organisasi jelas membutuhkan pembinaan mental dan fisik, supaya
menjadi anggota-anggota yang militan dan tangguh. Shaum Ramadhan adalah sarana yang tepat
untuk itu.
5.        Haji sebagai sarana pemersatu umat Islam sedunia. Ibadah haji merupakan ritus yang paling
istimewa di antara kelima ritus dalam dïnul-islãm. Melalui hajilah umat Islam sedunia
berkumpul, menjalin persahabatan, persaudaraan, dan persatuan berdasar kesamaan iman.
4. Praktik sebagai perwujudan konsep
Dïnul-islãm pada dasarnya adalah agama yang berorientasi pada praktik (amal). Tapi
supaya praktiknya tidak dilakukan sembarangan, Allah menempatkan rasulNya sebagai tokoh
sentral untuk memimpin dan memberikan contoh penerapan setiap aspek ajaran Islam, mulai dari
yang bersifat individu sampai pada yang bersifat kemasyarakatan. Tegasnya, pribadi Rasulullah
adalah contoh sempurna dari individu mu’min, dan masyarakat yang dibangun beliau bersama
jama’ahnya juga, otomatis, merupakan bentuk masyarakat yang ideal. Sebuah masyarakat yang
mewakili Al-Qurãn sebagai konsepnya.
5.  Ihsãn sebagai sistem kendali
Seperti ditegaskan Rasulullah dalam Hadis riwayat Muslim, bahwa Allah menentukan al-
ihsãn(u)  pada setiap urusan, sampai pada urusan menyembelih hewan, maka bisa disimpulkan
bahwa ihsan adalah sistem kendali (kontrol) atas setiap pelaksanaan ajaran Allah.
Dengan demikian, harfiah, ihsan bisa diterjemahkan sebagai “kecermatan, ketelitian, dan
keseksamaan dalam melaksanakan ajaran Allah”.
Bagi kita sekarang, sikap ihsan harus diterapkan pertama-tama dalam konteks studi ajaran
Allah itu sendiri, yang mencakup musshaf Al-Qurãn, kitab-kitab Hadits, plus buku-buku sejarah,
dan lain-lain yang berkaitan. Studi ini harus mengarah pada“ditemukannya makna Al-Qurãn
yang utuh dan murni”, yaitu suatu makna yang mampu merekonstruksi pribadi-pribadi (tokoh-
tokoh), jama’ah, dan umat yang dulu dibangun Rasulullah bersama para sahabat beliau. Suatu
makna yang pertama-tama, mampu menegaskan bahwa persatuan para mu’min adalah mutlak
wajib, dan perpecahan mereka adalah mutlak haram.

6.  Sã’ah sebagai peluang da’wah


Harfiah, sã’ah berarti waktu, tapi waktu di sini bukanlah sembarang waktu. Dalam
konteks Nabi Muhammad pada masanya, sã’ah yang dimaksud adalah  waktu yang dibentangkan
Allah sebagai wilayah da’wah hingga mencapai hasil. Tepatnya, waktu yang dimaksud adalah 13
tahun dalam Periode Makkah, dan 10 tahun dalam Periode Madinah. Yang pertama (Periode
Makkah) merupakan masa perjuangan untuk memperkenalkan konsep Allah dan membangun
jama’ah. Yang kedua (Periode Madinah) adalah masa pembangunan konsep Allah itu menjadi
sebuah sistem pemerintahan.
Tanda-tanda sã’ah sebagai gambaran tujuan
Melalui Hadis Jibril kita mendapat gambaran bahwa tujuan penegakan ajaran Allah pada
dasarnya adalah demi mencapai target-target:
1.      Lenyapnya diskriminasi kelas dan gender, yang merupakan produk feodalisme dan antek-
anteknya, dan
2.      Lenyapnya kemiskinan struktural, yang merupakan produk kapitalisme dan antek-anteknya.
Feodalisme dan kapitalisme adalah musuh Al-Qurãn pada masa Rasulullah, dan juga pada masa
sekarang.
3.      Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Ditinjau dari sumbernya, agama dibagi 2 yaitu:
1.      Agama wahyu (revealed religion) disebut juga dengan agama langit yang artinya agama yang
diterima oleh manusia dari Allah Sang Pencipta melalui malaikat jibril dan disampaikan serta
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia.
Ciri-cirinya adalah:
a. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan
diturunkan kepada masyarakat.
b. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
c. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
d. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan
dan   kepekaan manusia
e. Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid)
f.  Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.  
 Yang termasuk dalam kelompok agama wahyu adalah sebagai berikut :

1. Agama Islam dengan kitab sucinya Alquran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui malaikat Jibril, untuk seluruh manusia dan semesta alam.
2. Agama Kristen (nasrani) dengan kitab sucinya “Injil” diturunkan Allah kepada Isa AS, melalui
malaikat Jibril kepada untuk Kaum Bani Israil.
3. Agama Yahudi, dengan kitab sucinya “Taurat” diturunkan kepada nabi Musa AS, melalui
malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.

2. Agama budaya (cultural religion) disebut juga dengan agama bumi yang artinya bersandar
semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang
kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.
Ciri-cirinya adalah:
a.        Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya
b.        Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul)
c.        Umumnya tidak memiliki kitab suci
d.       Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya
e.         Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah onotheisme
nisbi
f.         Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
Yang termasuk agama non wahyu yaitu Zoroasterianisme, Konfusionisme, Thaoisme,
Shintoisme, Budhisme.
Perbedaan ke2 agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living Religious of the World
sebagai berikut:
1.      Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama budaya tidak demikian
2.      Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama budaya tidak
3.      Agama wahyu sumber utamanya adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan
           agama budaya kitab suci tidak penting
4.      Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama budaya lahir di luar itu
5.      Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras simetik
6.      Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik spiritual maupun material,
sedangkan agama budaya lebih menitik beratkan aspek spiritual saja.
7.      Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama budaya kabur dan elastis.
4.      Islam rahmatan lil’alamin
            Pengertian rahmatan. Kata ‘rahmatan” kata bahas Arab yaitu “rohima” yang didasarkan
menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih sayang.  Pengertian lil’alamin. Kata “Al-alamin” adalah
kata bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam semesta
yang mencakup bumi beserta isinya.
 Maka yang dimaksud dengan islam rahmatan lil’alamin adalah islam yang kehadirannya
ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia
maupun alam.
 Keadaan Bumi Sebelum Islam
Islam merupakan agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yaitu pada saat
Rasulullah SAW berumur 14 tahun. Keadaan bumi sebelum masuknya Islam merupakan keadaan
yang amat buruk dan menggenaskan dimana sebagian dari manusia ada menyembah pohon, batu,
patung (berhala), matahari, bulan dan bintang, bahkan ada yang menyembah sesama manusia
yang mana kesemuanya itu adalah ciptaan Allah SWT. Manusia yang hidup dimasa itu tidak lagi
mempunyai rasa kemanusiaan dan keadilan. Yang kuat akan semakin berdiri tegak dan ditakuti,
sedangkan yang lemah akan semakin tertindas.
Kebiasaan-kebiasaan manusia pada saat itu tidak lagi mencerminkan manusia yang
mempunyai akal seperti yang telah diberikan Allah SWT untuk berfikir dan merenungkan
karunia dan ni’mat Allah SWT melainkan akal mereka telah ditundukkan oleh hawa nafsu.
Kezaliman terjadi dimana-mana. Bahkan mereka tega untuk mengubur hidup-hidup anak
perempuan yang baru saja dilahirkan oleh ibunya. Karena mereka menganggap anak perempuan
itu adalah aib bagi mereka.
Islam Dibawa Oleh Nabi Muhammad
Muhammad SAW lahir di Makkah pada tahun  570 M. Karna ayahnya meninggal
sebelum ia dilahirkan dan ibunya meninggal dalam waktu yang tidak lama setelah ayahnya, maka ia di
besarkan oleh pamannya yang berasal dari suku Quraisy yang terhormat. la, besar dalam, keadaan buta
huruf, tidak dapat membaca dan menulissampai ia wafat.  Masyarakatnya, sebelum ia mendapatkan
risalah kenabian, adalahmasyarakat yang tidak memperdulikan pengetahuan dan kebanyakan dari
mereka,adalah buta huruf. Ketika ia menginjak, dewasa, ia dikenal sebagai orang yang berkata
benar, jujur, dapat dipercaya, dermawan dan berhati mulia. Dia sangat dapat dipercaya sehingga ia
mendapat julukan al-amin (orang yang dapat dipercaya). Muhammad SAW adalah orang yang
taat beragama. Dan ia sangat membenci kerusakan moral dan penyembahan berhala yang
dilakukan masyarakatnya.
Pada umur 40 tahun, Muhammad SAW menerima Wahyu yang pertama, dari Allah SWT
dengan perantaraan, malaikat Jibril. Wahyu-wahyu itu turun selama 23 tahun, dan kurnpulan
wahyu itu disebut Al-Qur'an.
Tidak lama setelah ia mulai membacakan Al-Qur'an dan menyebarkan kebenaran yang
telah di turunkan Allah SWT kepadanya, ia dan sekelompok kecil sahabat meadapatkan siksaan
dari orang-orang kafir. Karena siksaan itu semakin bertambah hebat maka pada tahun 622M
Allah SWT memerintahkan mereka untuk berhijrah. Dari Makkah ke kota Madinah yang
berjarak 260 mil utara. Yang menjadi tanda di mulainya permulaan, kalender bagi umat Islam.
Setelah beberapa tahun, Muhammad SAW dan para sahabatnya dapat kembali ke
Makkah, dimana mereka memberi maaf pada musuh-musuhnya. Sebelum Muhammad SAW
wafat pada umur 63 tahun, sebagian besar orang-orang sememjung Arab telah memeluk
agarna  Islam dan pada abad kemangkatannya, Islam telah tersebar ke Spayol dibagian barat dan
timur sampai ke Cina. diantara faktor-faktor yang menjadikan Islam berkembang dengan cepat
dan damai adalah karena kebenaran dan kejelasan. Islam hanya mengajak beriman kepada Allah
SWT Yang Maha Esa Dialah Tuhan Yang Patut di Sembah.
 Islam Agama Rahmatan Lil’alamin
Hadirnya Islam di dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia, terutama
dalam pengembangan i1mu. pengetahuan. Karma Islam memerintalikan untuk menggunakan
kekuatan intelegasinya dan obsesinya, dalam beberapa tahun penyebaran agama Islam peradaban
dan universitas-universitas berkembang dengan pesat, Serta pemikiran yang baru dengan yang
lama menghasilkan kemajuan dalam bidang medis, matematika, fisika, astronomi, geografi,
arstektur, seni sastra dan sejarah. Banyak system yang krusial seperti Aljabar, Angka Arab, dan
konsep angka nol (bilangan yang amat dipadukan dalam kemajuan ilmu eksakta) yang
disebarkan ke Eropa pada abad pertengahan berasal dan duma Islam. Peralatan-peralatan yang
canggih memungkinkan orang-orang Eropa melakukan perjalanan untuk penemuan seperti
astrolabe, kuadran, pets navigasi yang " juga dikembangkan oleh umat Islam. Itulah sebabnya
Islam disebut agama yang rahmat dan al'amin karena Islam hadir ke dunia mambawa karma yang
amat berarti bagi manusia bukan saja umat Muslim tapi seluruh ciptaan Allah SWT di jagad raya
termasuk non mislim.
Banyak sekali sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bumi,
beberapa diantaranya :
Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi dua. Rahmat dalam konteks
rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma
kulla syai’ meliputi segala hal, sehingga orang-orang non Muslim mempunyai hak kerahmanan.
Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang islam. Jadi rahim itu
adalah Khoshshun lil Muslim. Apabila islam dilakukan secara benar, rahman dan rahim allah
akan turun semuanya.
Dengan demikian berlaku hukum Sunnatullah. Baik muslim maupun non muslim kalau
mereka melakukan hal-hal yang diperlukan kerahmanan, maka mereka akan mendapatkan
hasilnya. Kendati mereka muslim tetapi mereka tidak melakukan iktiar kerahmanan, maka
mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, karunia rahman itu berlaku hukum
kompetitif. Misalnya orang islam tidak melakukan kegiatan belajar maka tidak bisa dan tidak
akan menjadi pintar. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan meski dia non
muslim mereka akan mendapatkan pengetahuan.

 BAB III
PENUTUP
3.      1 Kesimpulan
Selama 15 abad-Islam di muka bumi ini, implementasi rahmat bagi semesta alam sudah
meluas hampir ke berbagai belahan dunia. Secara etimologis, Islam berarti damai, sedangkan
rahmatan lil `alamin berarti `kasih sayang bagi semesta alam'. Maka yang dimaksud dengan
Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat
mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Rahmatan lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran,
yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan sendirinya
akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.
3.2 Saran
                 Dalam kehidupan beragama harus ditanamkan sikap saling menghormati dan menghargai
satu sama lain. Karena sesama muslim atau manusia adalah bersaudara. Dan Agama Islam sangat
cinta perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai