Anda di halaman 1dari 3

Resensi Buku : Non Fiksi

Judul : Tazkiyatun Nafs (Konsep Penyucian Jiwa


Menurut Ulama Salafushshalih)
Pengarang : Dr. Ahmad Fatid
Penerbit : Pustaka Arafah
Tahun Terbit : 2001
Kota Terbit : Solo
Tebal : 184 Halaman
Buku Tazkiyatun Nafs adalah buku seri terlaris pada eranya. Buku ini adalah
terjemahan dari buku yang berjudul asli Tazkiyatun Nafs wa Tarbiyatuha Kama
Yaqaririrruha Ulama As- Salaf yang disusun oleh tiga salaf yaitu Ibnu Rajab Al-
Hambali, Ibnu Hayyim Al- Jauziyyah dan Imam Al- Ghazali dan diterjemahkan
oleh Ahmad Farid sehingga menjadi buku Tazkiyatun Nafs Konsep Penyucian
Jiwa Menurut Ulama Salafushshalih. Buku ini adalah buku yang bertema agama
yang diciptakan untuk para pembaca agar tersentuh hatinya dan sadar akan
kekeliruan yang dilakukan olehnya atau penyucian jiwa. Di dalam buku ini juga
terdapat hadist dan ayat suci Al- Quran sebagai bukti kebenaran. Buku ini adalah
buku yang berisi bagaimana cara untuk menyucikan jiwa dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Buku ini adalah karya dari Dr Ahmad Farid,  ia lahir di Mesir
pada juli 1952, dikenal sebagai salah seorang tokoh terkemuka dari jajaran salafi
Alexandria. Pernah berguru kepada sejumlah ulama senior, seperti Syaikh Al
Albani, Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu Utsaimin, dan Syaikh Abdurrazzaq Afifi.
Cita citanya hanyalah sederhana , ia hanya ingin menjadi Khatib, tapi Allah
antarkan bukan hanya sebagai penceramah, namun juga penulis yang sangat
produktif. Buku ini dianggap oleh banyak kalangan sebagai Masterpiece-nya.  Ini
adalah karya terbaik Dr Ahmad Farid. Caranya yang pertama yaitu kita harus
ikhlas, ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqqarub kepada Allah SAW dari
hal- hal yang mengotorinya atau dapat diartikan juga menjadikan Allah sebagai
satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan. Ikhlas adalah syarat
diterimanya amal shalih yang dilaksanakan sesuai dengan sunnah Rasullah SAW.
Dalam buku ini juga terdapat bagaimana cara untuk ikhlas yaitu memupus
kesenangan-kesenangan hawa nafsu, ketamakan terhadap dunia dan
mengusahakan agar hati selalu terfokus terhadap dunia.
Cara yang selanjutnya yaitu niat, niat bukan sekedar ucapan nawaytu (saya
berniat) saja, tapi juga diikuti dengan hati dan perbuatan. Jika kita sudah berniat
langkah yang selanjutnya yaitu kita juga harus berilmu, kelak nanti di akhirat ilmu
yang pertama- tama dicabut adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang dapat
memperbaiki dan meluruskan hati. Hati diibaratkan raja bagi para prajuritnya,
karena perintah hatilah istiqomah dan penyelewengan itu ada. Di dalam buku ini
juga dilengkapi hadist dan ayat suci di setiap langkah- langkahnya sehingga
menjadi sangat jelas. Di dalam buku Tazkiyatun Nafs juga di jelaskan macam-
macam hati, indikasi sakit sehatnya hati , syarat hati dinyatakan sakit, penyebab
sakit hati dan empat racun hati. Yang dimaksud empat racun hati yaitu banyak
makan, banyak bicara, banyak memandangan banyak bergaul. Di buku ini juga
terdapat nutrisi yang menghidupkan hati yaitu dzikir dan membaca Al- Quran,
istighfar dan doa. Setelah meluruskan hati , juga harus berzuhud, zuhud adalah
berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya.
Bagi para penempuh jalan meniju Allah SWT dengan beragam cara dan metode
bersepakat bahwa nafsu adalah faktor yang menghalangi hati untuk sampai
kepada Allah SWT. Nafsu itu menyeru kepada sikap durhaka dan mendahulukan
kehidupan dunia, sedangkan AllahSWT memerintahkan hambaNya untuk takut
kepadaNya dan menahan diri dari hawa nafsu. Menurut buku ini metode untuk
mengatasi kekuasaan nafsu ammarah atas hati seorang mukmin adalah dengan
selalu mengintrospeksi dan menyelisihinya. Muhasabah (mengintrospeksi diri) itu
ada dua macam yaitu sebelum dan sesudah beramal. Dalam menjalankan cara
diatsa kita juga harus bersabar, dengan kebersamaan Allah SAW inilah orang-
orang yang sabar dapat mencapai kebaikan dunia dan akhirat, serta mengenyam
kenikmatan lahir dan batin. Secara bahasa sabar berarti melarang dan menahan,
menurut syara’ia berarti menahan nafsu dari ketergesaan, menahan lisan dari
keluhan dan menahan anggota badan dari memukul- mukul pipi dan merobek-
robek pakaian (ungkapan kesedihan).
Syukur adalah memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah ia
kuasakan kepada Allah SWT. Syukur seorang hamba itu terdiri dari tiga rukun
dan ketiga- tiganya harus ada. Yaitu, secara batin mengakui nikamat, secara lahir
membicarakannya dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah
SWT. Setelah itu kita juga harus bertawakkal, mencintai Allah SWT dan ridha.
Rajak’ (berpengharapan kepada Allah SWT) adalah tenang dan senangnya karena
menunggu sesuatu yang disukai atau dicintai. Didalam buku itu juga terdapat dalil
tentang raja’ yang artinya “tidaklah seorang muslim itu meninggal dunia kecuali
Allah memasukkan kedalam neraka seoranh yahudi atau nasrani sebagai
penggantinya”. Syarat selanjutnya yaitu khauf (takut kepada Allah). Khauf
adalah cambuk Allah SWT untuk menggiring hamba-hambaNya menuju ilmu dan
amal agar mereka mendapatkan kedekatan kepadaNya, khaif adalah orang yang
takut kepada Allah SAW, dunia dan taubat adaslah syarat terakhir. Bertaubat dari
segala dosa, kembali kepada jalannya Allah adalah awal jalan para
penempuh.Taubat tidak akan pernah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap
dosa.
Buku Tazkiyatun nafs adalah seteguk bening zam-zam ditengah terik sahara
bekal berharga agar tidak tertipu nikmat fatamorgana dunia. Jiwa yang kerontang
dapat kembali menyemai segar. Nilai kehidupan yang terkandung dalam buku ini
adalah nilai agama, yaitu mendekatkanlah (taqqarub) kepada Allah SWT, agar
kita selalu ada di jalanNya dan dapat mendapatkan surgaNya. Kelebihan buku ini
adalah isinya menyentuh hati, nukilan dari hadist- hadist yang jelas, juga
diperkuat dengan perkataan ulama salaf sembari merujuk para ulama yang pakar
dalam bidang tazkiyah dan juga pembahasan perbabnya yang tidak terlalu pendek
dan panjang sehingga kita bisa membacanya dengan berkonsentrasi. Kekurangan
dari buku ini adalah terlalu minimnya gambar sehingga cepat membuat pembaca
bosan. Agar tidak membuat pembaca bosan, bukunya diberi hiasan atau gambar.
Manfaat buku ini yaitu sebagai sebagai pelurus perbuatan manusia, panutan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SAW dan untuk mensucikan jiwa pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai