Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Keluarga, menurut Departemen Kesehatan RI (1998), adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.
Sedangkan keluarga, menurut Friedman (1998), adalah dua orang atau lebih yang
bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional
serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Kehidupan keluarga dialami setiap manusia. Kehidupan berkeluarga melalui tahap-tahap
tertentu sesuai perkembangan zaman dan manusia itu sendiri. Dalam setiap tahapan
tentunya akan ada banyak masalah yang dialami. Termasuk masalah kesehatan. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai masalah kesehatan yang terjadi dalam tahap atau siklus
sebuah kehidupan keluarga.

B.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui dan memehami:

1.

Pengertian keluarga

2.

Bentuk keluarga

3.

Fungsi keluarga

4.

Siklus keluarga dan masalah kesehatan yang menyertainya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Keluarga
Seiring berkembangnya zaman, terjadi pula perubahan dalam adat, budaya, dan
perilaku dari masyarakat. Begitu pula pada keluarga. Umumnya, keluarga terdiri dari
seorang ayah, seorang ibu, dan anak-anaknya. Namun, dalam perjalanannya, dapat terjadi
hal-hal seperti perceraian, poligami, dan sebagainya, sehingga bentuk keluarga yang
ditemukan di masyarakat menajdi lebih bervariasi.
Variasi dari bentuk atau tipe keluarga yang sering ditemukan di masyarakat antara lain:
1. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anakanak.
2. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
3. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama-sama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
Masing-masing anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Peran keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.
2. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota
masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
3. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.
Namun dalam kenyataannya, terkadang masing-masing anggota keluarga dapat
bertukar fungsi peran atau bahkan berperan ganda.

B. Fungsi Keluarga
Para anggota yang terdapat dalam satu keluarga bersepakat untuk saling mengatur diri
sehingga memungkinkan pelbagai tugas yang terdapat dalam keluarga diselenggarakan
secara efektif dan efisien. Kemampuan untuk mengatur dan atau melaksanakan pembagian
tugas tersebut pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang menentukan baik atau
tidaknya fungsi yang dimiliki oleh satu keluarga.(Azwar, 2007).Fungsi keluarga di
Indonesia banyak macamnya, menurut Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1994 dibedakan
menjadi:
1. Fungsi keagamaan
2. Fungsi budaya
3. Fungsi cinta kasih
4. Fungsi melindungi
5. Fungsi reproduksi
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
7. Fungsi ekonomi
8. Fungsi pembinaan lingkungan
Untuk mengukur fungsi keluarga dikembangkan instrumen penilaian yang disebut
APGAR Keluarga (Family APGAR). Instrumen ini menilai lima fungsi pokok keluarga
(Balgis, 2009):
1. Adaptasi (Adaptation)
Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukannya
dari anggota keluarga lainnya.
2. Kemitraan (Partnership)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi, musyawarah dalam
mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan suatu masalah sedang dihadapi
dengan anggota keluarga lainnya.
3. Pertumbuhan (Growth)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga
dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan setiap anggota keluarga.
4. Kasih Sayang (Affection)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional
yang berlangsung dalam keluarga.

5. Kebersamaan (Resolve)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu,
kekayaan dan ruang antar anggota keluarga.
C. Siklus Keluarga dan Masalah Kesehatan yang Menyertainya
Siklus keluarga adalah proses tahapan perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari
waktu ke waktu meliputi perubahn interaksi dan hubungan di antara keluarga dari waktu ke
waktu. Perkembangan ini terbagi dalam beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui denagn sukses.
Siklus kehidupan keluarga terdiri atas 8 tahap (Duvall, 1977):
1. Tahap awal perkawinan (newly married)
Tugas perkembangan:
a) Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
b) Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
c) Membina keluarga berencana.
Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang
direncanakan.
2. Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child)
Tugas perkembangan:
a) Perubahan peran menjadi orang tua.
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan
dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang
dan lain-lain.
3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children)
Tugas perkambangan:
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.

b) Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.


c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus dipenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar
keluarga.
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Masalah kesehatan:
a. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.
b. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.
c. Persaingan antara kakak adik.
d. Pengasuhan anak.
4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school)
Tugas perkembangan:
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
d) Meningkatkan komunikasi terbuka.
Masalah kesehatan:
a. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.
b. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.
c. Persaingan antara kakak adik, antar teman.
d. Pengasuhan anak.
5. Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)
Tugas perkembangan:
a) Memberikan

kebebasan

yang

seimbang

dengan

meningkatkan otonominya.
b) Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.

tanggung

jawab,

c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.


d) Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
Masalah kesehatan: penyalahgunaan NAPZA, pendidikan seks dan pubertas,
perkembangan psikologis anak maupun orang tua dan penyakit jantung pada orang
tua.
6. Tahap keluarga dengan anak-anak meninggalkan keluarga (family as launching
centre)
Tugas perkembangan:
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Masalah kesehatan:
a. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.
b. Transisi peran suami istri.
c. Memberi perawatan.
d. Kondisi kesehatan kronis
e. Masalah menopause
f. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
7. Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years)
Tugas perkembangan:
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
Masalah kesehatan:
a. Promosi kesehatan.
b. Masalah hubungan dengan perkawinan.

c. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.


d. Masalah hubungan dengan perawatan.
8. Tahap keluarga usia jompo (aging family members).
Tugas perkembangan:
a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
c) Mempertahankan hubungan perkawinan.
d) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
f) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi
hidup).
Sedangkan menurut Carter & McGoldrik ada 6 siklus keluarga:
1. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
2. Penyatuan keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
3. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
4. Keluarga dengan anak remaja.
5. Keluarga melepaskan anak dan pindah.
6. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.
Tahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:
1)

Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional


Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang
sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan),
menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri
dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari siklus keluarga model
tradisional adalah:
a) Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
b) Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.

c) Tahap III: Parenthood


Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal
hidup bersama.
d) Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak
yang tinggal hidup bersama.
e) Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.
2)

Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditional


a) Family Household
1. Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki
anak dikarenakan oleh pasangan tersebut lebih memilih pada
pekerjaan.
2. Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun menikah
terlalu lama dikarenakan karir dimana memutuskan untuk
memiliki sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.
3. Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa
(diatas 30 tahun).
4. Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.
5. Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu
atau lebih anak diluar pernikahan.
6. Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih
anak.
7. Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang
tuanya untuk menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri
sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau cucu yang
cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.
b) Non-Family Household
1. Pasangan tidak menikah

2. Perceraian tanpa anak


3. Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan
memutuskan untuk tidak menikah
4. Janda atau duda

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Family life cycle/ siklus hidup keluarga merupakan sistem yang berkembang dan semakin
bervarisasi bentuknya menurut perkembangan zaman. Dalam siklusnya selalu ada ancaman
kesehatan terhadap setiap tahapan. sehingga sistem keluarga tersebut dapat melanjutkan
menjadi siklus hidup baru atau mati karena masalah kesehatan yang mengganggu siklus
tersebut.

B. Saran
Makalah ini belum begitu lengkap dalam mengatasi masalah keluarga. Sehingga perlu
adanya tindak lanjut untuk mengatasi masalah sehingga siklus keluarga tersebut tidak
terhenti.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin Mahmud & Kustiah Sunarty.2006.Dasar-dasar Bimbingan & Konseling
Keluarga.Makassar:Samudra Alif-MIM
Friedman M. Marilyn, 1998, Keperawatan keluarga-teori dan praktik, edisi 3, EGC,
Jakarta.
http://library.usu.ac.id/download/fk/psiko-hasnida.pdf
Wright, L.M., & Leahey, M., 2000, Nurses and Families: a guide to family assessment and
intervention, 3rd ed, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Balgis (2009), Kedokteran keluarga. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Depkes (2003).Kegiatan kesehatan di kelompok usialanjut.Edisi 2. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai