NIM : 20130310067 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II 1. Pengalaman : Seorang pasien perempuan berusia 53 tahun dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II sejak 18 Desember 2014 datang dengan keluhan nyeri di ulu hati, perut perih, mual dan tidak nafsu makan. Oleh dokter diberikan terapi infuse RL, Ranitidin 1 amp / 12 jam dan Antasid Syrup 3 x 1 sendok (10 ml). 2. Masalah yang dikaji : Mengapa diberikan Ranitidin 1 amp / 12 jam ? 3. Analisa kritis : Farmakodinamik. Ranitidin menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian ranitidin sekresi asam lambung dihambat. Ranitidin dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muscarinik, stimulasi vagus atau gastrin. Farmakokinetik. Kadar puncak pada plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah penggunaan 150 mg ranitidin secara oral, dan yang terikat protein plasma hanya 15%. Ranitidin mengalami metabolisme lintas pertama di hati dalam jumlah cukup besar setelah pemberian oral. Ranitidin dan metabolitnya dieksresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. Sekitar 70% dari ranitidin yang diberikan IV dan 30% yang diberikan secara oral dieksresi dalam urin dalam bentuk asal. Indikasi. Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis. Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung. Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison dan mastositosis sistemik). Ranitidin injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidin oral. Kontra indikasi. Penderita yang hipersensitif terhadap Ranitidin.
Injeksi i.v. : intermittent. Ranitidin oral 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4 8 minggu. Efek samping. Insidens efek samping obat ini rendah dan umumnya berhubungan dengan penghambatan terhadap reseptor H2, antara lain nyeri kepala, pusing, malaise, mialgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit, dan pruritus. 4. Dokumentasi : Nama : Suwarsih Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 53 tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jetis prenggan RT 02/18 Sidokarto Godean Sleman Ruangan : Ar Royan Kelas : III Sejak Tanggal : 18 Desember 2014 Diagnosa awal: Gastritis kronis Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah : 120/70 mmHg, Frekuensi denyut nadi : 80x/menit, Frekuensi respirasi : 24x/menit, dan Suhu tubuh : 36,1C Terapi : Infus RL Injeksi Ranitidin 1 amp / 12 jam Antasid Syrup 3 x 1 sendok (10 ml) 5. Referensi : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Dosen Pembimbing Refleksi