BAB I
PENDAHULUAN
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
BAB II
LANDASAN TEORI
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
dapat mengenali orang yang sudah kita kenal. Sebaliknya, bila hal itu
terjadi pada kumpulan atau kerumunan hewan atau binatang sulit bagi
kita untuk mengenali satu hewan ditengah ribuan hewan yang sejenis.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau
biologisnya. Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga
berbeda-beda. Lewat ciri-ciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali.
Ada orang yang gemuk, kurus atau langsing, ada yang kulitnya coklat,
hitam atau putih, ada yang rambutnya lurus atau ikal dilihat dari sifat,
perangai atau karakternya ada orang yang periang, sabar, cerewt atau
lainnya.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan
fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia
merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik
seseoang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya,
kemiripan atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan
penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu
saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari kita yang
memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang
mirip ibu atau ayah begitu pula mengenai sifat atau karakter kita ada
yang mirip seperti ayah dan ibu.
Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat
yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang
khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial, lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya, baik itu
lingkungan buatan seperti tempat tinggal (rumah) dan lingkungan.
Sedangkan lingkungan yang bukan buatan seperti kondisi alam geografis
dan iklimnya.
Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki sifat dan kebiasaan
yang berbeda dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Pada
umumnya orang yang tinggal di daerah pantai bicaranya cenderung
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
BAB III
ISI
3.1Pengertian Manusia
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
1. Jasmani.
Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.
2. Ruh.
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan
jasmani saja.
3. Jiwa.(rasa dan perasaan).
Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
3.2.2 Emosi
Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar
mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi
menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi
tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
3.2.3 Seksualitas
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai
fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara
individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan
badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau
luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau
kebencian).
3.2.4 Tubuh
Penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan
kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10
jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7
jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang
untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan. Tubuh
manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah
ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
3.2.6 Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok
berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi
pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan
rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk
entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk
pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta
kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat
mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga
unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke
kelompok baru.
3.2.7 Bahasa
Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat
manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik
(lihat Asal usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari komunikasi antar
manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu",
menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian
bercakap hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’
berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai
status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac).
Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan
pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi
kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan
susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda.
Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia
yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya
bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.
3.2.8 Agama
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
BAB IV
PENUTUP
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
DAFTAR PUSTAKA
21