Anda di halaman 1dari 6

ETIKA, MORAL, DAN SUSILA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak


Dosen pengampu:
Samdani, Drs., M.Fil.I

Disusun oleh:
Kelompok 2
Ardya Rigita Cahyani (190101030777)
Nur Azizah Apriliani(190101030159)
Natasya Yasmin (190101030304)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
TADRIS BAHASA INGGRIS
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3

PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 4

BAB I …………………………………………………………………………. 4

Latar Belakang ………………………………………………………............ 4

BAB II ………………………………………………………………………… 5

Pengertian Susila ……………………………………………………………. 5

Pengertian Akhlak ……………………………………………………………5

Hubungan dan Perbedaan …………………………………………………… 6

PENUTUP …………………………………………………………………….. 7

Kesimpulan……………………………………………………………………8

Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 9
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Susila
Kata Kesusilaan atau Susila berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti Su
artinya baik atau bagus dan Sila artinya Dasar, prinsip, aturan hidup, atau norma. Kata
Susila itu sendiri diartikan sebagai Aturan hidup yang lebih baik.
Orang yang berkelakuan baik dianggap orang yang susila, sebaliknya apabila
orang yang berkelakuan buruk dianggap orang yang asusila. Kata susila itu sendiri juga
dapat diartikan sebagai sopan, beradab, budi bahasanya, dan susila sama dengan
kesopanan. Karena itulah, kesusilaan menunjukkan ke cara membimbing, memandu,
mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup manusia dengan norma yang
berlaku.
Ada beberapa contoh susila dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
1) Membantu orang lain yang membutuhkan
2) Membayar utang
3) Menghormati sesama manusia
4) Tidak mengambil hak orang lain
5) Meminta maaf jika berbuat kesalahan
6) Berbicara hal-hal yang baik
7) Berbuat baik kepada orang lain tanpa melihat jabatan dan kedudukan seseorang
8) Jujur dalam perkataan maupun perbuatan
B. Pengertian Akhlak
Menurut etimologi, kata Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ “‫( خلق‬khuluq)”
yang artinya budi pekerti, tingkah laku, atau tabiat. Menurut Ibnu Athir dalam bukunya
berjudul “An-Nihayah” menjelaskan makna khuluq yang artinya gambaran batin (jiwa
dan sifat-sifatnya) manusia, sedangkan khalqu artinya gambaran bentuk luarnya (badan
atau bentuk yang dapat dilacak pancaindra). Ada beberapa pengertian akhlak menurut
para ahli:
a) Menurut abd. Hamid Yunus, pengertian Akhlak yaitu:

‫االخالق هي صفاة االنسان االدابية‬


“akhlaq ialah segala sifat manusia yang mendidik.”

b) Menurut Ibnu Miskawaih, Akhlak adalah:

‫حال للنفس داعية لها الى افعالها من غير فكر والروية‬


“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.”
c) Menurut Imam Al-Ghazali, Akhlak adalah:

‫فالخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عنها تصدر االفعال بسهولة ويسر‬
‫من غير حاجة الى فكر ورؤية‬
“Akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan
pikiran (lebih dulu).”
d) Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, Akhlak adalah:

‫عرف بعضهم الخلق بأنه عادة االرادة يعنى ان االرادة اذا اعتادت شيئا‬
‫فعادتها هي المسماة الحق‬
Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlaq ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu
dinamakan akhlaq.”

Ilmu akhlak mengandung unsur-unsur, yaitu:

a) Mengajarkan mana sifat baik dan buruk.


b) Menjelaskan yang mana patut di perbuat.
c) Menunjukan manusia untuk jalan di kehendaki
d) Mengajarkan manusia bagaimana yang seharusnya dilakukan dan bagaimana
menyikapi antar sesame.

Ciri-ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, ialah:

a) Sudah tertanam kuat dalam jiwa manusia sehingga menjadi kepribadiannya.


b) Mudah tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran.
c) Perbuatannya timbul dalam diri manusia tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar.
d) Perbuatannya dilakukan sesungguhnya atau tanpa sandiwara.
e) Dilakukan secara ikhlas

C. Hubungan dan Perbedaan

Jika dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakn bahwa etika, moral, Susila dan
akhlak sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan
manusia untuk ditentukan nilai baik dan buruknya. Dapat dikatakan juga bahwa etika,
moral, Susila dan akhlak adalah sangat identik, karena sama sama mengacu kepada
manusia baik dari aspek perilaku maupun pemikiran. Kesemua istilah ini sama sama
menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik dan tentram sehingga sejahtera.
Maka peranan etika, moral, Susila, dan akhlak sangat penting bagi pembentukan karakter
individu maupun masyarakat.

Perbedaan etika, moral, Susila, dan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan
patokan untuk menentukan baik dan buruk, yaitu:

1. Etika penilaian baik dan buruk berdasarkan pendapat akal pikiran dan pada moral.
2. Moral dan Susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat.
3. Akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah Al-
Qur’an dan hadits.

Perbedaan etika, moral, Susila dan akhlak juga terlihat pada sifat dan pembahasannya,
yaitu:

a. Etika lebih banyak bersifat teoritis, memandang tingkah laku manusia secara umum,
selain itu etika juga menjelaskan ukuran baik dan buruk.
b. Moral dan Susila lebih banyak bersifat praktis, lokal dan individual.
c. Akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruknya ialah Al-
Qur’an dan Hadits.

Namun demikian etika, moral, Susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan
membutuhkan. Uraian dari segala pengertian maupun perbedaan diatas menunjukkan
jelas bahwa etika, moral, Susila dan akhlak berasal dari budaya masyarakat yang secara
selektif diakui sebagai hal yang bermanfaat dan baik. Pada sisi lain juga akhlak sangat
berperan untuk memberikan batasan – batasan umum dan universal, agar apa yang
dijabarkan dalam etika, moral dan Susila tidak bertentangan dengan nilai – nilai luhur dan
tidak membawa mannusia menjadi sesat (tetap pada koridor humanis).

Anda mungkin juga menyukai