Anda di halaman 1dari 4

Definisi Tsaqafah islamiyah dan

Pembelajaranya

PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI


KURIKULUM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN
TSAQAFAH ISLAMIYAH
C. Konsep Pembelajaran Tsaqafah islamiyah dalam Pembentukan
Karakter
1. Definisi Tsaqafah islamiyah dan Pembelajaranya
C. Konsep Pembelajaran Tsaqafah islamiyah dalam Pembentukan Karakter
1. Definisi Tsaqafah islamiyah dan Pembelajaranya
Dalam bahasa Arab kata tsaqufa berarti, (‫)ا ِمهَفانِطَف ًافيِفَخ ًاقِذاَح َراَص‬78 menjadi, cerdas, cekatan,
cepat mengerti dan mengetahui.
Seorang yang tsaqif berarti  (‫ ) ِمهَف ٌقِذاح‬seorang yang cepat dalam memahami. Juga berarti ( ِ
‫ ) ُّملَ َّع تال ُةعرُس‬cepat dalam mempelajari. 79 Selain pengertian tersebut kata tsaqofah juga
memiliki pengertian (‫ )ويلع بلغتالو ءيشالب رفظال‬mengalahkan dan mendominasi, (I‫)يموقتال بيذهتالو‬
membentuk dan memperbaiki. 80 Sedangkan penggunaan kata ( ُ‫ق ثال‬ ِّ َ ‫ق ثالو ُفا‬
ِّ َ ‫ )ةَفا‬dalam bahasa
arab berarti ( ِ‫ ) ْفيَّسالب ُلَ َمعال‬mengerjakan sesuatu dengan pedang. 81

78 Abul Faydh Murtadho az Zubaidy, Taajul „Arus min Jawahiril Qamus, Beirut:
Daar al Hidayah, tt, vol 23, hal. 60.
79 Ibnu Mandzhur, Lisanul Arab, Beirut: Daar Shadr, 1414 H, vol 9, hlm. 19.
80 Nadiyah Syarif al ‟Amiri, Adhwa ‟Ala Tsaqafah al Islamiyyah, Beirut:
Muassasatu ar Risalah, 1422 H, hal. 13.
81 Abul Faydh Murtadho az Zubaidy, Taajul „Arus min Jawahiril Qamus,..., hal. 63.
61

Dalam al Qur‟an bentukan kata tsaqufa digunakan dalam 6 tempat 82 sebagai contoh dalam
surat al Anfal ayat 57 Allah ta‟ala berfirman,

َ‫ث ت اَّ ِمَإف‬


َ ‫ ِفي ْ ُمهَّ نَفَ ْق‬I‫ن ُو َّر َّك َذي ْ ُمهَّلَ َعل ْ ُمهَ ْفلَخ ْنَم ْ ِمبه ْد َِّر َشف ِب َْْرلحا‬
“Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang
di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran”.
Pemakaian kata (‫ )مهنفقثت‬dalam ayat ini menurut Al Qurthubi
“Menahan mereka dalam peperangan, atau menjadikan mereka dalam keadaan yang sempit
dan menguasai dan mengalahkan mereka dalam peperangan”83
Dari pengertian tersebut tersirat bahwa tujuan penguasaan tsaqofah adalah agar ummat Islam
memiliki daya tahan dan penguasaan atas musuh-musuhnya dalam hal kecerdasan maupun
integritas.
Adapun pengertian tsaqofah secara istilah Menurut Musthofa Musallam dan Fathi
Muhammad adalah,
“Kumpulan pengetahuan dan teori serta pengalaman praktis yang berasal dari Al-Qur‟an
dan Sunnah yang  merupakan kreatifitas usaha manusia yang menentukan
cara berfikir, berprilaku dan pendekatan  manusia dalam kehidupan”84 Islamiyyah, Saudi
Arabia: Itsra Li Nasyr wat Tauzi‟, 2007,hal. 18.
Pengertian serupa tentang tsaqafah dikemukakan olah al „Amiri.
Ia berpendapat bahwa tsaqofah adalah,

َ‫ا‬
“Kepribadian Islami yang didasarkan atas aqidah tauhid dan penerapan syari‟at Islam
serta moral keimanan yang merupakan cerminan dari sumber-sumber asasi Islam yaitu
al  Qur‟an dan Sunnah.”85
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa
tsaqafah islamiyyah adalah sebuah  wawasan yang memunculkan kecerdasan kognitif, afektif
dan psikomotorik yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah.
Kecerdasan ini menjadi sebuah perisai dan daya juang dalam berkompetisi menjalani
kehidupan.
a. Urgensi Mempelajari Tsaqafah Islamiyyah
Secara umum mempelajari tsaqafah Islamiyyah akan  membawa dampak kepada peningkatan
kepekaan sosial dan pengembangan potensi seorang muslim, berikut beberapa urgensinya,
1) Komitmen kepada Islam.
Sesungguhnya komitmen seorang muslim kepada agamanya muncul dari tsaqofahnya yang
benar terhadap Islam.
Sahnya keimanan seorang muslim adalah jika ia memahami dan mempraktekkan ajaran Islam
dengan sepenuh keyakinan. Hal ini dikarenakan semakin kuat kerangka berfikir seseorang itu
berbanding lurus dengan semakin berdaya-gunanya kerangka prilakunya.
2) Kekokohan Pemikiran.
Mempelajari tsaqofah Islamiyah  merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan untuk
merekonstruksi pemikiran dan pengetahuan seorang Muslim agar mampu memahami dan
menafsirkan kehendak Allah
85 Nadiyah Syarif al ‟Amiri, Adhwa ‟Ala Tsaqafah al Islamiyyah, Beirut:
Muassasatu ar Risalah, 1422 H, hal. 17.
63

dan memiliki kekebalan terhadap invasi pemikiran yang tidak berasal dari Islam.
3) Menumbuhkan Kepekaan Sosial Seorang Muslim terhadap Masyarakat.
Allah ta‟ala menciptakan manusia dengan semangat dan cita-cita yang menggelora. Dalam
Al-Qur‟an manusia disebutkan sebagai khalifah Allah yang merupakan wakil Allah dimuka
bumi. Sayyid Quthb berpendapat bahwa sebagai khalifah,
“manusia bertanggung-jawab menjaga kelestarian serta keteraturan alam dunia maupun
manusia dengan undang-undang Ilahiyah”. 86
Dengan mempelajari tsaqofah Islamiyyah maka seorang muslim akan memiliki kepekaan
sosial terkait perannya merealisasikan hukum Allah atas dirinya, masyarakatnya dan
dunianya.
4) Memberikan Solusi Atas Kerusakan Ummat.
Kelemahan memalukan yang diderita ummat Islam saat ini, adalah wujud dari kelemahan
tsaqofahnya. Dominasi musuh-musuh Islam atas kehidupan politik, ekonomi, seni dan
budaya juga merupakan dampak dari lemahnya tsaqofah ummat terhadap agamanya.
b. Karakteristik Tsaqafah Islamiyah
Tsaqafah Islamiyyah memiliki karakteristik  yang istimewa, membentuk kepribadian yang
merdeka, integritas spiritual, dan watak yang unik. Berikut beberapa karakter inti dari
tsaqofah Islamiyyah,
1) Rabbaniyyah
Sumber tsaqafah islamiyah adalah wahyu  Ilahiyah yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah, serta
istinbath hukum para ulama yang juga berdasarkan tafsiran terhadap al Qur‟an dan Sunnah.
Karakteristik rabbaniyyah ini adalah karakteristik khas tsaqofah Islamiyyah yang
86 Sayyid Quthb, Fii Dzilalil Qur‟an, Beirut : Daar Asy Syuruq, 1412H, hal. 56.

tidak dimiliki agama lain. Seorang pemikir Barat membandingkan konsepsi barat dan Islam
tentang agama, “Dalam menghadapi problema yang kongkrit dalam kehidupan material dan
perkembangan ilmiah, Barat telah kehilangan rasa supernatural (ghaib) secara besar-besaran.
Barat merasa heran bahwa yang ghaib dan suci itu (Tuhan) dapat memberikan premis kepada
pendekatan pemikiran dan dasar-dasar dari organisasi kemasyarakatan.” 87 2) Kesesuaian
dengan Fitrah Manusia
Sekalipun sumber tsaqofah Islamiyyah berasal dari Allah, namun risalah tersebut diwahyukan
melalui perantaraan seorang manusia mulia yaitu Muhammad SAW.
Sehingga melalui Beliau hidayah Allah sampai kepada kita, memperbaiki invividu, menyusun
pola hubungan antar sesama manusia.
Syari‟at Islam sebagai sumber tsaqofah Islamiyyah tidak bertentangan dengan fitrah manusia.
Sebagai contoh Islam tidak mengenal dosa warisan, Islam mengatur hubungan pernikahan,
serta mengarahkan kecenderungan manusia kearah yang baik bukan mematikannya.
3) Menjadi Solusi Bagi Setiap Permasalahan Islam adalah agama tanpa mitos-mitos yang
tidak benar. Hal ini mengajarkan bahwa Islam itu mudah dan masuk akal, serta bebas dari
segala bentuk kepercayaan yang irrasional.
Kejelasan konsep tentang keesaan Allah, kenabian Muhammad serta kehidupan setelah mati
merupakan dasar-dasar keimanan yang memudahkan manusia untuk beramal.
Seorang pemikir berpendapat, “there is no hierarchy of priests in Islam, no far-
fetched  abstractions, no complicated rites and rituals.
everybody may approach the Book of God directly and translate its dictates into
87 Marcel A. Boisard, Humanisme dalam Islam, terj. H.M Rasyidi, Jakarta: Bulan Bintang, 1980, hlm 79.
65

practice”88 Dalam Islam tidak ada hirarki imam, tidak ada penjelasan terlalu mengada-ada,
tidak ada upacara dan ritual yang rumit, semua orang dapat merujuk Kitabullah secara
langsung dan menerjemahkan perintah tersebut ke dalam amaliah praktis.
4) Menyatukan Prinsip Antara yang Tetap dan Berkembang
Islam ajaran kekal, menerima perkembangan dinamika manusia sekaligus tetap berpijak pada
pondasi tetap dan tidak menerima perubahan. tsabit(tetap)  dan mutaghayyirat (dinamis)
adalah dua hal yang  sama-sama diakui. Begitu juga termasuk dalam ruangan ini ialah
perkara-perkara yang tidak ada nashnya atau sekedar mempunyai nash-nash umum dan nash-
nash-nash-nash khusus yang boleh ditafsirkan dan difahami berdasarkan kaidah-kaidah
ijtihad yang dimaklumi. Hal-hal yang bisa berubah atau mengalami inovasi adalah politik,
sosial, ekonomi dan pendidikan serta segala hal yang masuk dalam wilayah tathbiqiyyah
(penerapan).
Bagi setiap muslim, ajaran Islam itu secara abadi tetap serasi dan berlaku. Faktor kunci
dalam tsaqofah Islamiyyah adalah status, nilai dan otoritas  syari‟at yang tetap di dalam
Islam yang berfungsi sebagai landasan cara berfikir, pengambilan keputusan, serta tindakan
dalam hal mengkreasikan suatu hal baru dalam kemanusiaan. Apakah beririsan dengan nilai-
nilai keagamaan maupun nilai-nilai sosial secara umum.
Mempelajari tsaqafah islamiyyah  adalah keniscayaan guna membangkitkan kembali ummat
Islam kepada kejayaannya. Menyerah pada nasib, serta apatis membiarkan ummat ini tersesat
karena kebodohan, lemah karena perpecahan serta jauh dari
88 Khurshid Ahmad, Islam Its Meaning and Message, London: Islamic Council of Europe, 1976, hlm 34.

kejayaan, adalah kehinaan. Muslim sejati tak sanggup hidup tanpa kehormatan.

Anda mungkin juga menyukai