Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU DAKWAH

DAKWAH BERBASIS KERAHMATAN


Dosen Pengampu : Dr. A. Choliq Aly Ma’mur, MM.

Disusun oleh :

1. Ahmad Sahal (1120190002)


2. Aisyah Aulia Saputri (1120190012)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2019/2020
Kata Pengantar

Segala Puji Bagi Allah SWT Yang Telah Memberikan Kami Kemudahan Sehingga Kami
Dapat Menyelesaikan Makalah Ini Dengan Tepat Waktu. Tanpa Pertolongan-Nya Tentunya
Kami Tidak Akan Sanggup Untuk Menyelesaikan Makalah Ini Dengan Baik. Shalawat Serta
Salam Semoga Terlimpah Curahkan Kepada Baginda Tercinta Kita Yaitu Nabi Muhammad
SAW Yang Kita Nanti-Nantikan Syafa’atnya Di Akhirat Nanti.

Penulis Mengucapkan Syukur Kepada Allah SWT Atas Limpahan Nikmat Sehat-Nya, Baik
Itu Berupa Sehat Fisik Maupun Akal Pikiran, Sehingga Penulis Mampu Untuk
Menyelesaikan Pembuatan Makalah Sebagai Tugas Dari Mata Kuliah Imu Dakwah Dengan
Judul “Dakwah Berbasis Kerahmatan”.

Penulis Tentu Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Kata Sempurna Dan Masih
Banyak Terdapat Kesalahan Serta Kekurangan Di Dalamnya. Untuk Itu, Penulis
Mengharapkan Kritik Serta Saran Dari Pembaca Untuk Makalah Ini, Supaya Makalah Ini
Nantinya Dapat Menjadi Makalah Yang Lebih Baik Lagi. Kemudian Apabila Terdapat
Banyak Kesalahan Pada Makalah Ini Penulis Mohon Maaf Yang Sebesar-Besarnya.

Demikian, Semoga Makalah Ini Dapat Bermanfaat. Terima Kasih.

Bekasi, 15 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................4-5


B. TUJUAN ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI DAKWAH ......................................................................................6-7


B. TUJUAN DAN FUNGSI DAKWAH ..............................................................7-10
C. DASAR HUKUM DAKWAH MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS ....10-
11
D. HUBUNGAN DAKWAH DENGAN KERAHMATAN .................................11-
13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................................14
B. DAFTAR SUMBER ........................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dakwah Merupakan Istilah Yang Khusus Dalam Islam, Ia Merupakan Suatu


Kewajiban Yang Harus Dipertanggung Jawabkan Ke Semua Muslim Yang Mempunyai
Kemampuan. Islam Memerintahkan Kita Sebagai Umatnya Untuk Menyampaikan
Kebenaran Walaupun Hanya Satu Ayat. Islam Mengharuskan Adanya Dakwah Yang
Terus-Menerus Dilakukan Ditengah Umat. Tanpa Adanya Dakwah Maka Akan Banyak
Kemudharatan Yang Terjadi.

Manusia Diciptakan Sebagai Makhluk Yang Lalai Dan Tidak Ada Yang Maksum
Terbebas Dari Dosa Kecuali Para Nabi Dan Rasul. Nasehat Adalah Pengingat Dan
Petunjuk Untuk Meluruskan Tingkah Laku Manusia Yang Salah. Kegiatan Dakwah
Adalah Tugas Utama Dari Para Nabi Dan Rasul, Oleh Karena Itu Melanjutkan Misi
Dakwah Adalah Tindakan Yang Mulia Karena Dengan Kita Berdakwah Kita Mencontoh
Perbuatan Nabi Dan Rasul. Dakwah Tidak Dapat Dilepaskan Dari Islam. Dakwah Dapat
Dilakukan Oleh Siapa Saja Yang Telah Menyatakan Keislamannya, Di Dalam Surah Al-
Ashr Dicantumkan Bahwa Orang-Orang Yang Tidak Merugi Adalah Orang-Orang Yang
Beriman, Beramal Sholih Dan Saling Menasehati.

Islam Merupakan Satu-Satunya Ajaran Agama Yang Hakekatnya Adalah Untuk


Keselamatan Umat Manusia. Hal Ini Dibuktikan Dalam Konteks Ajarannya Yang
Mengandung Nilai-Nilai Rahmatan Lil Alamin, Artinya Ajarannya Bersifat Universal,
Tidak Hanya Dikhususkan Kepada Umat Islam, Sebaliknya Dapat Meletakkan Dasar-
Dasar Dan Pola Hidup Yang Tepat Untuk Dilaksanakan Oleh Segenap Umat Manusia.

Berbicara Tentang Dakwah, Kita Sebagai Ummat Muslim Diharuskan Memahami


Esensi Dari Makna Dakwah Itu Sendiri, Kegiatan Dakwah Sering Dipahami Sebagai
Upaya Untuk Memberikan Solusi Islam Terhadap Berbagai Masalah Dalam Kehidupan,
Inilah Yang Membuat Kegiatan Atau Aktivitas Dakwah Boleh Dan Harus Dilakukan
Oleh Siapa Saja Yang Mempunyai Rasa Keterpanggilan Untuk Menyebarkan Nilai-Nilai
Islam.Oleh Karena Itu Aktivitas Dakwah Memang Harus Berangkat Dari Kesadaran
Pribadi Yang Dilakukan Oleh Orang Per Orang Dengan Kemampuan Minimal Dari Siapa
Saja Yang Dapat Melakukan Dakwah.

Begitu Sempurnanya Agama Islam, Karna Semua Telah Diatur Dan Tersurat Dalam
Al-Quran Dan Hadits. Perihal Dakwah Sudah Tentu Didasarkan Pada Al Quran Dan
Hadits Dan Rujukan Rujukan Yang Lain, Karna Itu Perlunya Kami Untuk Menjelaskan
Dasar Dan Tujuan Dari Dakwah Itu Sendiri, Guna Terpahami Hakikat Dakwah Bagi
Semua Kalangan.
Agama Islam Berkembang Di Berbagai Negara, Bahkan Sampai Pernah Mencapai
Dua Pertiga Dunia Tak Lain Karena Aktivitas Dakwah. Penyebaran Yang Dilakukan
Tanpa Henti Dan Dilakukan Oleh Setiap Umat Muslim Di Dunia. Dakwah Merupakan
Kewajiban Yang Tidak Dapatditinggalkan Oleh Setiap Muslim. Karena Dakwah
Merupakan Kewajiban Individual Sekaligus Juga Kewajiban Kolektif Bagiumat Islam.

Menurut Logika (Ilmu Berfikir Lurus), Scientifik Berarti Ilmiah, Dakwah Berarti Dua
Orang Atau Lebih Yang Salah Satu Atau Sebagai Diantaranya Menyampaikan Pesan
Dakwah Ilmu Dakwah Harus Dibedakan Dengan Ilmu Berdakwah Jika Yang Kita
Maksud Adalah Ilmu Dakwah Ia Merupakan Proposisi Atau Teori Tentang Dakwah Yang
Diangkat Dari Fakta Dakwah Melalui Proses Penelitian Empiris Sedangkan Ilmu
Berdakwah Berkaitan Dengan Suatu Keahlian Da’i Menyampaikan Pesan Dakwah
Kepada Mad’unya. Dakwah Itu Otonomi Artinya Mandiri Tidak Ada Campur Tangan
Dari Luar Dakwah. Dan Apa Yang Dimaksud Dengan Kesatuan Da’i Yaitu Kesatuan Dai
Harus Memiliki Banyak Keahlian Dan Pengetahuan Agama Yang Tinggi, Luas, Dan
Mendalam.

B. TUJUAN
a. Untuk Mengetahui Pengertian Dakwah
b. Untuk Mengetahui Dan Menganalisis Tujuan Dan Fungsi Dakwah
c. Untuk Mengetahui Dan Menganalisis Dasar Hukum Dakwah (Al-Qur’an Dan
Hadits)
d. Untuk Mengetahui Hubungan Dakwah Dengan Kerahmatan
 
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Dakwah

Secara etimologi, dakwah berasal dari kata bahasa Arab dakwah, merupakan
bentuk mashdar dari kata kerja (da’a, yad’u, da’watan) berarti seruan, ajakan, atau
panggilan. Kata dakwah juga berarti doa (ad-du’a), yakni harapan, permohonan
kepada Allah SWT atau seruan (an-nida). Doa atau seruan pada sesuatu berarti
dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu.

Sedangkan dakwah secara terminologi, dakwah dipandang sebagai seruan dan


ajakan kepada manusia menuju kebaikan, petunjuk, serta amar ma’ruf (perintah yang
baik) dan nahi munkar (mencegah kemunkaran) untuk mendapatkan kebahagiaan
dunia maupun akhirat.

Menurut Nasarudin Latif Dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan lisan
maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk
beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta
akhlak Islamiah.

Menurut Ali Makhfud dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin” Dakwah adalah


mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama),
menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka kepada kebaikan dan
mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat.

Menurut Quraish Shihab dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada


keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik
dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.

Menurut Amrullah Ahmad Mengungkapkan bahwa pada hakikatnya dakwah


Islam adalah aktualisasi imani (theologis) yang dimanivestasikan dalam sistem
kegiatan manusia beriman dalam masyarakat yang dilakukan secara teratur untuk
mempengaruhi cara merasa, berfikir, dan bertindak dalam rangka terwujudnya ajaran
Islam dalam semua segi kehidupan dengan cara tertentu.

Berdasarkan Pengertian Diatas Maka dakwah dapat disimpulkan bahwa

1. Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau
mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam.
2. Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam yang dilakukan secara
sadar dan sengaja.
3. Dakwah adalah suatu aktivitas yang pelaksanaannya bisa dilakukan dengan
berbagai cara atau metode.
4. Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan
hidup dengan dasar keridhaan Allah.
5. Dakwah adalah untuk peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah
pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

B. Tujuan dan Fungsi Dakwah

1. Tujuan dakwah dari segi obyeknya


Dakwah sebagai suatu aktivitas dan usaha pasti mempunyai tujuan yang hendak
dicapai. Sebab tanpa tujuan ini maka segala bentuk pengorbanan dalam rangka
kegiatan dakwah itu menjadi sia-sia belaka. Oleh karena itu tujuan dakwah harus jelas
dan konkrit, agar usaha dakwah itu dapat diukur berhasil atau gagal. Kalau ditilik dari
obyek dakwah maka tujuan dakwah itu dapat dibagi menjadi empat macam;

a. Tujuan perorangan, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang mempunyai iman yang
kuat. Berprilaku sesuai dengan hukum-hukum yang disyari’atkan Allah SWT dan
berakhlaq karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia itu menjadi
muslim secara tuntas, dari ujung rambut ke dua tumit telapak kakinya,sebagaimana
diperintahkan Allah SWT
Al-Baqarah ayat 208 :
ِ َ‫ش ْيط‬
ٌ‫ان ۚ إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمبِين‬ َّ ‫ت ال‬ ِّ ‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اد ُْخلُوا ِفي ال‬
ِ ‫س ْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِ ُعوا ُخطُ َوا‬
‘’Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.’’

b. Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga bahagia, penuh ketentraman


dan cinta kasih antara anggota keluarga.
Allah berfirman Dalam Surat Ar-Rum ayat 21 Yang Artinya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

c. Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masyarakat sejahtera yang penuh


dengan suasana ke-islaman. Suatu masyarakat dimana anggota-anggota mematuhi
peraturan-peraturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT, baik yang berkaitan
dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu membantu,penuh
rasa persaudaraan, senasib sepenanggungan. Nabi Muhammad menggambarkan Islam
sebagai berikut : “ Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling
mencintai, saling berbelas kasih dan saling mempunyai kesamaan rasa (diantara)
mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasa sakit maka
seluruh anggota badannya ikut merasakan tidak tidur dan merasa demam panas .”(HR.
Bukhari).

d. Tujuan untuk umat manusia ,yaitu terbentuknya masyarakat dunia yang penuh
dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan
ekploitasi, saling tolong-menolong dan hormat menghormati. Dengan demikian alam
smesta ini seluruhnya dapat menikmati islam sebagai rahmat bagi mereka . Allah
berfirman Dalam Surah Al-Anbiya Ayat 107 :
َ ‫َو َما أَ ْر‬
َ‫س ْلنَاكَ إِاَّل َر ْح َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.”

2. Tujuan Dakwah Dari Segi Materinya


          Disamping tujuan-tujuan tersebut di atas, terdapat juga pembagian tujuan
dakwah yang ditinjau dari sudut materi dakwah;

1. Tujuan akidah, yaitu tertanamnya suatu akidah yang mantap di setiap hati seseorang,
sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa
keraguan. Realisasi dari tujuan ini ialah bagi orang yang belum beriman menjadi
beriman , bagi orang yang imannya masih ikut-ikutan menjadi orang yang beriman
karena melalui bukti-bukti nakhli dan dalil akli, bagi orang yang imannya masih
diliputi dengan keraguan menjadi orang yang imannya mantap sepenuh hati. Untuk
melihat keberhasilan tujuan ini melalui perbuatan sehari-hari. Sebab amal
perbuatannyalah yang membuktikan keadaan iman seseorang, berakar atau tidaknya
di dalam hatinya. Hal ini seirama dengan definisi iman: Mengucapkan dengan lidah,
membenarkan dalam hati dan mengamalkan dengan anggota badan.”
2. Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang terhadap hukum-hukum yang telah
disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasinya ialah orang yang belum melakukan
ibadah menjadi orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran, bagi
orang yang belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam menjadi orang yang
mau dengan kesadarannya sendiri mematuhi peraturan-peraturan itu.
3. Tujuan akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang luhur, dihiasi dengan sifat-
sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat yang tercela. Realisasi dari sifat ini dapat
dilihat dari enam faktor :
4. Hubungan dia dengan Tuhannya. Misalnya menjadi dirinya sendiri sebagai seorang
hamba Allah yang setia, tulus dan tidak menghambakan dirinya kepada hawa
nafsunya atau kepada selain Allah SWT.
5. Hubungan dia dengan dirinya. Misalnya terhiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji
seperti jujur, berani, mau memelihara kesehatan jasmani dan rohaninya, rajin bekerja
dan penuh disiplin.
6. Hubungan dia dengan sesama muslim. Yaitu mencintai sesama muslim sebagaimana
mencintai diri sendiri.
7. Hubungan dia dengan sesama manusia. Yaitu dengan saling tolong menolong,
hormat-menghormati dan memelihara kedamaian bersama.
8. Hubungan dia dengan alam sekelilingnya. yaitu dengan memelihara kelestarian alam
semesta dan mempergunakannya untuk kepentingan umat manusia dan sebagai tanda
kebaktiannya kepada Allah SWT sebagai dzat pencipta alam smesta.
9. Hubungan dia dengan kehidupan. Demikian pada setiap manusia supaya bersikap
sedang di dalam menikmati kehidupan alam semesta duniawi ini  dan kenikmatan
yang dihalalkan oleh agama Islam jangan sampai terlalu bermewah-mewahan atau
selalu serba kekurangan. Hidup dengan penuh kesederhanaan.

Tujuan dakwah antara lain adalah sebagai berikut;


a. Tujuan umum dakwah (mayor objective) merupakan sesuatu yang hendak dicapai
dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum
dan utama, di mana seluruh gerak langkahnya proses dakwah harus ditujukan dan
diarahkan kepadanya.
b. Tujuan khusus dakwah (minor objective) merupakan perumusan tujuan sebagai
perincian daripada tujuan dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui, ke mana arahnya dan jenis kegiatan apa
yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah dengan cara yang bagaimana dan
sebagaimana dengan cara yang terperinci.

Fungsi Dakwah : Fungsi dakwah ada dasarnya dakwah memiliki dua fungsi utama,
yaitu fungsi risalah dan fungsi kerahmatan. Secara kerisalahan, dakwah dapat dipahami
sebagai proses pembangunan dan perubahan sosial menuju kehidupan yang lebih baik.
Sedangkan dakwah dalam fungsi kerahmatan adalah upaya menjadikan islam sebagai
konsep bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya. Berdasarkan fungsi tersebut,
dikembangkan beberapa fungsi lain diantaranya:
a. Fungsi Informatif, Menyampaikan suatu informasi kepada objek yang diinginkan.
b. Fungsi Tabyin, Tabyin merupakan fungsi kedua setelah syari’at Al-Qur’an itu
diinformasikan kepada publik. Para da’i harus bertindak sebagai narasumber yang
berfungsi menjelaskan hakikat islam kepada audien. Karena itu tabyin merupakan
salah satu konsep dakwah yang diperkenalkan oleh al-Qur’an.
c. Fungsi Tabsyir, Tabsyir dan tanzil merupakan dua pendekatan dakwah yang
barfungsi memberikan berita gembira bagi para penerima dakwah dan sebaliknya
menginformasikan tentang ancaman yang akan menimpa orang-orang yang
menolak kehadiran dakwah islam.
d. Sebagai sebuah petunjuk, dakwah islam mutlak dilakukan agar islam menjadi
rahmat penyejuk bagi kehidupan manusia.
e. Menjaga orisinal pesan dakwah dari Nabi SAW dan menyebarkannya kepada
lintas generasi.
f. Mencegah laknat Allah, yakni siksaan untuk keseluruhan manusia di dunia.
Tujuan umum dakwah islamiyah ialah membumikan ajaran islam (ajaran tauhid)
dan memperkenalkan Allah dan Rasul-Nya kepada manusia seluruhnya sehingga
mereka tampil sebagai umat terbaik yang selalu tunduk dan patuh terhadap semua
perintah dan larangan Allah sebagaimana yang diperkenalkan oleh rasulullah
SAW.

C. Dasar Hukum Dakwah Menurut Al-Qur’an dan Hadits

Kewajiban berdakwah merupakan kewajiban yang bersifat taklifi dari Allah


kepada umat- Nya, agar apa yang menjadi tujuan Islam dapat tercapai. Karena
sifatnya taklifi dan qat’i, maka jelaslah bahwa dasar hukum dakwah pastinya berasal
dari sumber utama hukum Islam yaitu Al-Qur’an dah Hadits. Dalam hal ini, seluruh
ulama telah bersepakat mengenai wajibnya berdakwah. Akan tetapi yang masih
menjadi perdebatan diantara meraka adalah, apakah kewajiban tersebut bersifat
ainiyah (wajib bagi setiap individu muslim) atau sekedar wajib kifayah (kewajibannya
gugur manakala sudah ada salah seorang yang melakukan). Terlepas dari kontradiksi
di atas, mengenai dasar hukum dakwah telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-
Qur’an maupun Rasulullah dalam haditsnya. Adapun ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan dasar hukum dakwah yaitu sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat Al-
Qur’an sebagai berikut:

َ ‫ك ه َُو أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬


ۖ ‫ض َّل ع َْن َسبِيلِ ِه‬ َ َّ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي أَحْ َسنُ ۚ إِ َّن َرب‬ َ ِّ‫ع إِلَ ٰى َسبِي ِل َرب‬ ُ ‫ا ْد‬
ْ َ
َ‫َوه َُو أ ْعلَ ُم بِال ُم ْهتَ ِدين‬

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

َ ِ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۚ َوأُو ٰلَئ‬


َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬

"Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan,menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS. Ali Imran: 104)

Berdasarkan ayat di atas, para ulama yang menyatakan bahwa hukum dakwah adalah
wajib ainiyah (wajib bagi setia individu), maka mereka mendasari argumen mereka
sebagaimana ayat di atas; yakni pada lafal (ُ‫ )ا ْدع‬yang berarti serulah merupakan fiil
amar (kata kerja perintah) yang mana dalam kaidah usul fikihnya, amar menunjukkan
wajib selagi belum ada dalil yang melarang atau yang menyelisihinya.
Jadi ayat Al-Qur’an sebagaimana dalam Surah An-Nahl ayat 125 tersebut jelas
menunjukkan wajibnya berdakwah. Begitu pula pada ayat selanjutnya yakni dalam
Surah Al-Imran ayat 104 karena lafal ( ‫ ) َو ْلتَ ُك ْن‬jelas menunjukkan wajib karena terjapat
lam amar (lamyang berarti perintah). Sedangkan sebagian ulama yang berpendapat
bahwa hukum dakwah adalah wajib kifayah; yakni kewajiban tersebut gugur
manakala sudah ada salah seorang yang melakukannya. Sebagai satu contoh, dalam
suatu desa banyak pemuda yang gemar mabuk-mabukan, akan tetapi diketahui sudah
ada pihak pengurus masjid setempat yang telah menasehati dan memperingatkan
mereka bahwa perbuatan tersebut merupakan hal yang haram dan dilarang oleh
agama, maka dengan demikian masyarakat muslim yang lain sudah tidak lagi
berkewajiban mengingatkannya.
Inilah yang dikehendaki dengan wajib kifayah. Para ulama yang manghukumi
wajib kifayahnya dakwah yaitu mengambil pengertian dari menurut sebagian ulama
ini berada. Hal ini didasarkan pada kata “..” yang berfaidah “littab’id” atau bermakna
sebagian. Yakni yang dimaksud adalah “sebagian masyarakat muslim“ tidak
seluruhnya.

D. Hubungan Dakwah dengan Kerahmatan

Islam hadir dimuka bumi ini dengan mengusung misi besar yakni rahmatan lil
‘alamin yaitu menjadi rahmat bagi seluruh alam. Artinya Islam ketika dilaksanakan
secara benar, akan mendatangkan rahmat, baik untuk orang Islam maupun bagi
seluruh alam. Islam sebagai agama penyempurna tidak hanya membatasi
kebaikannya, murni untuk umat Islam semata, melainkan untuk semesta alam, baik
seluruh manusia, makhluk dan kehidupan itu sendiri.

Kesempurnaan Islam terletak di dalam kesemestaan ini, yang akhirnya tidak


membatasi dirinya dalam klaim kelompok, klaim golongan, apalagi klaim pribadi.
Kebaikan, kebenaran dan keadilan Islam bersifat menyeluruh, karena kemahakuasaan
Allah SWT meliputi segala sesuatu. Islam rahmatan lil ‘alamin itu sendiri terdiri dari
tiga kata yaitu Islam, rahmatan, lil ‘alamin. Kata Islam berasal dari bahasa arab
“salima-yaslamu" yang dimasdarkan menjadi “islaman” yang berarti damai.
Rahmatan kata bahasa Arab “rahima” yang dimasdarkan menjadi “rahmatan” yang
artinya kasih sayang. Kemudian kata “ ’alamiin" adalah kata bahasa Arab yaitu
“’alam” yang dijamakkan menjadi “ ’aalamin” yang artinya alam semesta yang
mencakup bumi beserta isinya.

Maka yang dimaksud dengan Islam rahmatan lil ‘aalamiin adalah Islam yang
kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan
kasih sayang bagi manusia maupun alam. Dengan demikian Islam adalah agama yang
diturunkan Tuhan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta.

Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar di dalam teks-teks Islam,


baik al-Quran maupun Hadits. Kata rahmah, yang berarti Belas Kasih, berikut
derivasinya disebut berulang-ulang dalam jumlah yang begitu besar. lebih dari 90 ayat
didalam Al-Quran. Termasuk di antara ayat al-Qur’an yang menggunakan kata
rahmah adalah terdapat dalam QS Al-Anbiya’ ayat 107 yang berbunyi

َ‫َو َما أَرْ َس ْلنَاكَ إِاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam".
Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai persaudaraan dalam kehidupan.
Hal ini sebagaimana menurut Abdurrahman Wahid menyatakan bahwa dalam al-
Qur'an Nabi Muhammad SAW diutus tidak lain untuk membawakan amanat
persaudaraan dalam kehidupan (QS.al-anbiya’ (21): 107). Dengan kata “rahmah”
diambilkan dari pengertian rahim ibu, maka manusia semuanya bersaudara. Kata
“alamiin” di sini berarti manusia, bukannya berarti semua makhluk yang ada. Jadi
tugas kenabian yang utama adalah membawakan persaudaraan yang diperlukan guna
memelihara keutuhan manusia dan jauhnya tindakan kekerasan dalam kehidupan.

Dengan alasan apapun kekerasan tetap tidak boleh dilakukan meskipun tujuannya
baik. Hal ini sebagaimana menurut Abdul Muqsith Ghazali menyatakan bahwa Islam
sebagai rahmatan lil ‘alamiin secara jelas menolak dan melarang memakai kekerasan
demi mencapai tujuan-tujuan (al-ghayah) temasuk tujuan baik sekalipun. Sebuah
kaidah ushul dalam Islam menegaskan al-ghayah tubarrir al-wasilah (tujuan tidak bisa
menghalalkan segala cara). Ia menambahkan bahwa pembasmian suatu jenis
kemunkaran tidak boleh dilakukan dengan kemunkaran pula (nahyu ‘an al-munkar
bighair al-munkar).Tidak ada alasan etik dan moral secuilpun yang membolehkan
suatu tindakan kekerasan, terlebih teror atau terorisme.

Kerahmatan Islam pada sisi lain ditempuh dengan cara membebaskan manusia
dari belenggu-belenggu penindasan manusia atas manusia. Sejarah kenabian
Muhammad mencatat bahwa penindasan manusia atas manusia telah berlangsung
cukup lama. Al-Qur’an diturunkan untuk mengkritik sekaligus mendekonstruksi
praktik kebudayaan tersebut. Al-Quran menyebut begitu banyak ayat tentang
kewajiban setiap orang beriman agar bertindak membebaskan penindasan yang
disebutnya sebagai al-dzulm atau kedzaliman. Secara umum al-dzulm berarti
pengingkaran terhadap kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan yang lain.

Kezaliman adalah penentangan terhadap kerahmatan Islam. Sepanjang orang


lain tidak menyerang dan mengusirmu, kalian harus tetap berbuat baik dan terlaku
adil, kata al-Quran. Dari keterangan dialas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
nilai- nilai penting yang harus dilakukan agar dapat terwujud Islam rahmatan lil
‘alamiin, di antaranya adalah menjaga kedamaian, membangun hubungan cinta dan
kasih sayang, menjaga persaudaraan, membebaskan manusia dari belenggu
penindasan, pengingkaran terhadap kebenaran dan keadilan, menjauhkan diri dari
sikap dzalim dan sebagainya. Sungguh indah hidup ini bila nilai-nilai tersebut bisa
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun realitas menunjukkan lain banyak
sekali kejadian-kejadian yang tidak mencerminkan Islam rahmatan lil ‘alamiin,

Munculnya gerakan dan pemahaman Islam yang radikal atau yang disebut
dengan Islam radikal, Islam eksklusif, Islam teroris dan lain sebagainya yang
membuat Islam menjadi menakutkan atau Islamophobia di hadapan masyarakat. Hal
ini terbukti dengan banyaknya kejadian bom bunuh diri diberbagai tempat, terjadinya
konflik antar pemeluk agama, terjadinya konflik antar agama, terjadinya perusakan
terhadap tempat ibadah dan lain sebagainya.
Seperti tragedi Ahmadiyah di Cekuesik, Banten, perusakan gereja-gereja di
Temanggung, Jawa Tengah, hingga teror yang ditujukan kepada tokoh penting.
Belum lagi, kejadian bom bunuh diri di sebuah masjid saat sholat jum’at yang terjadi
di kota Cirebon Jawa Barat, sasaran bom awalnya dialamatkan kepada aparat
kepolisian sektor Cirebon, tapi apa yang terjadi, akibat ledakan itu banyak korban
berjatuhan dari warga sipil, dan aparat terluka parah bahkan ada yang meninggal
dunia. Ini menandakan bahwa masyarakat belum memiliki pemahaman Islam yang
rahmatan lil ‘aalamiin.

Di samping itu dengan eksisnya kelompok-kelompok radikal seperti kelompok


Wahabi, terorisme a1-Qaeda, jaringan NII (Negara Islam Indonesia) dan sebagainya
akan mengancam dan merusak citra baik Islam yang sudah dibangun selama ini.
Untuk mengantisipasi gerakan-gerakan kelompok-kelompok tersebut, maka Islam
rahmatan lil ‘aalamiin hendaknya disosialisasikan oleh seorang da'i dalam kehidupan
di masyarakat. Dosen memiliki peran penting dalam membangun, menata, dan
menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan masyarakat, apalagi salah satu
tugas dan kewajiban dosen adalah pengabdian terhadap masyarakat di samping
pembelajaran dan penelitian.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dakwah Dapat Disimpulkan Bahwa :

1. Dakwah Adalah Suatu Aktivitas Atau Kegiatan Yang Bersifat Menyeru Atau Mengajak
Kepada Orang Lain Untuk Mengamalkan Ajaran Islam.
2. Dakwah Adalah Suatu Proses Penyampaian Ajaran Islam Yang Dilakukan Secara Sadar Dan
Sengaja.
3. Dakwah Adalah Suatu Aktivitas Yang Pelaksanaannya Bisa Dilakukan Dengan Berbagai
Cara Atau Metode.
4. Dakwah Adalah Kegiatan Yang Direncanakan Dengan Tujuan Mencari Kebahagiaan Hidup
Dengan Dasar Keridhaan Allah.
5. Dakwah Adalah Untuk Peningkatan Pemahaman Keagamaan Untuk Mengubah Pandangan
Hidup, Sikap Bathin Dan Perilaku Umat Yang Tidak Sesuai Dengan Ajaran Islam Menjadi
Sesuai Dengan Tuntutan Syariat Untuk Memperoleh Kebahagiaan Hidup Di Dunia Dan Di
Akhirat.

Makna Dakwah Secara Kerahmatan Dalam Surah Al-Anbiya Ayat 107 : Makna Yang
Terkandung Dalam Surah Al-Anbiya Ayat 107 Adalah Bahwa Rasulullah Saw Diutus Oleh
Allah Swt Sebagai Rahmat Bagi Semua Makhluk, Terutama Umat Manusia. Rahmat Dalam
Hal Ini Diartikan Ulama Sebagai Persaudaraan Sehingga Pada Ayat Tersebut, Nabi
Muhammad Saw Disebutkan Membawa Amanat Persaudaran Sesama Manusia Dalam
Kehidupan Mereka.Surah Ini Menjadi Penegas Perbedaan Nabi Muhammad Saw Dengan
Rasul-Rasul Lainnya. Sebab Nabi Muhammad Saw Diutus Bagi Seluruh Umat Manusia
Bahkan Disebutkan Bagi Semesta Alam, Sedangkan Rasul-Rasul Sebelumnya Hanya Diutus
Bagi Kaum Tertentu Saja Dengan Kitab Yang Juga Khusus Untuk Kaum Tersebut Saja.
Adapun Nabi Muhammad Saw Yang Adalah Rahmat Bagi Semesta Alam Ini Dianugerahkan
Kitab Al-Quran Yang Fungsinya Sebagai Penyempurna Dan Penggenap Kitab Sebelumnya
Yang Dijadikan Pedoman Dan Petunjuk Hidup Yang Lurus Bagi Semua Umat Manusia Di
Dunia.
B.DAFTAR SUMBER

Yulia Hanna. Academia. diakses pada 10 April 2020 melalui


https://www.academia.edu/34995941/Makalah_Ilmu_Dakwah

Arsam. Blogspot. diakses pada 10 April 2020 melalui


https://www.researchgate.net/publication/317563611_Strategi_Dakwah_dalam_Menanamkan
_Nilai-
Nilai_Islam_Rahmmatan_Lil_'Alamin_di_Lingkungan_Masyarakat_Studi_Terhadap_Dosen-
Dosen_STAIN_Purwokerto

Fatin Nur. Blogspot. diakses pada 10 April 2020 melalui


http://seputarpengertian.blogspot.com/2018/07/pengertian-dakwah-serta-tujuan-dan.html

Manahij. Blogspot. diakses pada 10 April 2020 melalui


http://redaksimanahij.blogspot.com/2017/11/makalah-dasar-dan-tujuan-dakwah.html

Qonita Quartin. Academia. diakses pada 10 April 2020 melalui


https://www.academia.edu/9787536/Makalah_Konsep_Dakwah_dalam_Islam

Majalah Pendidikan. Diakses pada 11 April 2020 :


https://majalahpendidikan.com/dakwah-definisi-macam-macam-dan-contoh-dakwah/

Anda mungkin juga menyukai