DISUSUN OLEH
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhana wata`ala atas segala karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Tarekat Sejarah dan Perkembangannya” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Teologi Islam yang di bawakan oleh bapak Zulkifli Nasution, S.Pd.I, M.Ag.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-
kekurangan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
PENDAHUHLUAN
A. Latar Belakang
Sebelum kita menerapkan tasawuf dalam kehidupan kita, sudah selayaknya kita harus
memahami apa itu tarekat. Yang mana dari yang sudah kita ketahui bahwasannya tarekat itu
termasuk ke dalam proses atau langkah-langkah untuk menuju tasawuf yang letaknya itu
diantara syariat dan hakikat. Kemudian berkaitan dengan hukumnya asal hukumya itu tidak
wajib atau sunnah, akan tetapi sebab tarekat itu ditujukan untuk bertasawuf atau mendekatkan
diri kepada Allah Swt sehingga hukumnya menjadi wajib. Oleh karenanya orang yang hendak
bertasawuf harus mengaplikasikan hal-hal yang disebut dengan tarekat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat
Tarekat menurut bahasa artinya jalan, cara, garis, kedudukan, keyakinan, dan agama.
Tarekat adalah jalan kecil atau jalan pintas untuk menuju tujuan yaitu mendekatkan diri kepada
Allah Swt.
Menurut istilah tasawuf, tarekat berarti perjalanan seorang salik (pengikut tarekat)
menuju Tuhan dengan cara mensucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh secara
rohani, maknawi oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Allah
SWT.
Menurut Syekh Amin al-Kurdi tarekat ialah cara mengamalkan syariat dan menghayati
inti syariat itu dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa melalaikan pelaksanaan dan inti serta
tujuan syariat.
B. Sejarah Tarekat
Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 masehi tarekat muncul sebagai kelanjutan kegiatan
kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah tarekat selalu di hubungkan
dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada bad itu. Setiap tarekat mempunyai
sayikh, kaifiyah zikir dan upacara-uppacara ritual masing-masing. Biasanya syaikh atau mursyid
mengajar murid-muridnya di asrama latihan rohani yang dinamakan rumah suluk atau ribath.
Mula-mula muncul Tarekat Qadiriyah yang dikembangkan oleh Syaikh Abdul Qodir di
Asia Tengah Tibristan tempat kelahiran dan operasionalnya, kemudian berkembang ke
Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi sampai ke Indonesia Malaysia, SIngapura Thailand, India,
Tiongkok. Selanjtnya muncul Tarekat Rifa’iyah di Maroko dan Aljazair. Disusul Tarekat
Suhrawardiyah di Afrika Utara, Afrika Tengah, Sudan dan Nigeria. Tarekat-tarekat itu kemudian
berkembang dengan cepat melalui murid-murid yang diangkat menjadi khalifah, mengajarkan
dan menyebarkan ke negeri-negeri Islam, bercabang dan beranting hingga banyak sekali.
C. Perkembangan Tarekat
Pada abad ke-1 dan ke-2 Hijriah tarekat masih merupakan jalan spiritual yang dilalui
oleh seorang salik menuju hakikat, pada abad selanjutnya, abad ketiga dan keempat Hijriah,
merupakan cikal bakal munculnya tarekat-tarekat. Dan selanjutnya pada abad keenam Hijriah
terjadi perubahan arah dalam perkembangan tarekat dengan munculnya beberapa kelompok
kelompok tarekat yang diawali dengan datangnya Syaikh Abdul Qadir al Jailani ( 561 H/1166 M)
dengan sistem tarekat Qadiriahnya (sekaligus menjadi tarekat pertama).
Sejak itu, berbagai macam tarekat mulai bermunculan, baik yang merupakan cabang
dari tarekat Qadiriyah maupun tarekat yang berdiri sendiri. Tarekat-tarekat itu antara lain,
tarekat al-Rifaiyah yang diajarkan oleh Syekh Ahmad Rifa’i (1182 M), tarekat al Kubrawiyah
yang diajarkan oleh Najmuddin al Kubra (w. 1221 M), tarekat Syaziliyah oleh Abu Hasan al
Syazili (w. 1258 M), tarekat Naqsyabandiyah oleh Bahauddin al-Naqsyabandi (1389 M), tarekat
Syattariah oleh Abdullah al-Syattar (1428 M), dan tarekat al Khalwatiyah dari Zahiruddin al
Khalwati (1397 M). (Muhammad Agus & Muhammad Kamil, 23 April 2014). Dalam proses
pengajaran dan pengamalan masing-masing tarekat antara syekh dan muridnya, sehingga
terjadi transformasi ilmu di antara keduanya. Murid yang telah sampai pada tingkatan tertinggi
diberi ijazah untuk mengadakan dan mengajarkan tarekat tersebut. Maka secara otomatis
penyebaran tarekat makin meluas. Namun bukan hanya itu, terkadang seorang murid belajar
tarekat bukan hanya dari satu orang atau satu jenis tarekat saja tetapi di antara murid tersebut
yang mempelajari tarekat dari beberapa sumber dan masing-masing memberikan ijazah
kepadanya untuk mengajarkan tarekat yang telah dipelajarinya sehingga terkadang dalam
pengajaran tersebut si murid membuat kelompok tarekat baru yang menggabung dua atau
beberapa tarekat yang telah dipelajarinya. Sebagai contoh tarekat Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah yang merupakan tarekat gabungan antara Qadiriyah dan Naqsyabandiyah yang
merupakan tarekat yang didirikan oleh ulama asli Indonesia Ahmad Khatib Sambas (Kalimantan
Barat) yang lama belajar di Mekkah dan sangat dihormati.
D. Aliran-Aliran Tarekat
Menurut jumhur ulama, pada abad ini terdapat 41 macam tarekat. Masing-masing
mempunyai Syeikh, kaifat dzikir dan upacara rituil.Tarekat-tarekat tersebut antara lain:
1. Tarekat Qadiriah
Tarekat Qadiriah didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani, lahir di wilayah Tibristan pada
tahun 471 H. (1078 M.) wafat di Baghdad pada tahun 561 H. (1168 M.).
Tarekat Qadiriah adalah salah satu tarekat sufiah yang paling giat menyebarkan agama
Islam di Barat Afrika. Pengikut- Pengikutnya menyebarkan Islam itu melalui perdagangan dan
pengajaran. Umumnya pedagang-pedagang di daerah itu adalah penganut Thariqat Qadiriah.
Amir Syakib Arselan menyatakan bahwa mereka telah membuka sekolah dan madrasah di
hampir setiap desa. Murid- muridnya sebagian besar terdiri dari anak-anak orang berkulit
hitam. Murid-murid yang cerdas dikirim ke berbagai perguruan tinggi, di Tripoli, Qairawan, dan
Universitas Al Azhar, Kairo,, Setelah menamatkan pelajaran di Perguruan-perguruan Tinggi itu,
mereka kembali ke tanah air dan giat mengembangkan ajaran Islam.
2. Thariqat Syadziliah
Thariqat Sadziliah didirikan pada pertengahan abad ke-13 M., dianggap Thariqat Sufiah
yang utama memasukkan Tasawuf ke negeri Arab. Pusatnya di Bobarit, Maroko. Pendiriaya
Syekh Abu Hasan bin Abdullah bin Abdul Jabbar bin Hormuz As-Syadzili Al Maghribi Al-Husaini
Al-Idrisi, keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Beliau meninggalkan kenangan yang tak terlupakan di Afrika, yakni partai terkenal
"Hizbus Syadzili", dan beberapa kitab ternama tentang adab Tasawuf, dengan judul "Al-Amin"
dan "Assirul" Jalil fi Khawashi Hasbunallahi wani'mal wakil". Ahmad bin 'Iyadh telah
menerbitkan kitab tentang Syadziliah dengan judul "Al-Mufakaharul 'Aliah Fil-Ma-atsril
Syadziliah", Ibnu Taimiah (661 H-728 H.), mengutip banyak pendapat Abu Hasan Syadzili
mengenai berbagai masalah. Ibnu Daqiqil 'Id menegaskan : "Saya tidak pernah melihat orang
yang paling mengenal Allah dari Syekh Abu Hasan As-Syadzili".
Kata-kata mutiaranya yang amat bernas, antara lain : "Apabila dzikir terasa berat atas
lidahmu, anggota tubuh berkembang menurutkan hawa nafsumu, tertutup pintu berpikir untuk
ke maslahatan hidupmu, maka ketahuilah bahwa semua itu adalah pertanda banyaknya
dosamu atau karena sifat munafik tumbuh dalam hatimu. Tiada jalan bagimu, selain dari
berpegang teguh kepada jalan Allah dan ikhlas dalam pengamalannya".
3. Tarekat Tijaniah
Tarekat Tijaniah yang tersebar luas di Maghribi, didirikan oleh Sayid Abu Abbas Ahmad
bin Muhammad bin Mukhtar bin Ahmad Syarif At-Tijani, lahir pada tahun 1150 H. (1737M.). Ia
alim dalam ilmu Ushul (Pokok) dan Furu' (Cabang), ahli Tasawuf, bermadzhab Maliki, madzhab
yang berpengaruh di Afrika Utara.
Selama beberapa waktu berdomisili di Tilimsan. Menunaikan ibadah haji pada tahun
1186 M., melalui Tunis. Kemudian kembali ke Fas dan mengadakan perjalanan ke Tawat.
Kemudian kembali ke Fas, seolah-olah ia senang tinggal di situ, sampai wafat tahun 1236 H.
(1815 M.).
Beberapa orang sahabatnya telah menerbitkan buku riwayat hidupnya, dengan judul
"Jawahinul Ma'ani".
Tarekat Tinjaniah menganut prinsip tasamuh atau toleransi, menuruti jejak pendirinya
yang bersikap toleransi terhadap kalangan bukan Muslim, dengan tidak mengurangi hak-hak
agama dan kehormatan kaum Muslimin.
4. Tarekat Sanusiah
Tarekat Sanusiah muncul di Afrika Utara, didirikan oleh Sayid Muhammad bin AlE As-
Sanusi, lahir pada 1791. Ia seorang alim dan mujtahid. Tarekat yang dipimpinnya berkembang
luas dari Maroko sampai Somali, terutama di daerah pedalaman Libia.
Dasar tarekat ini adalah ajaran Islam dan lapangan kerjanya mendidik umat supaya
dapat mengendalikan hawa nafsu untukmkeselamatannya dari dunia sampai akhirat. Dan
melatih pengikutnya supaya giat bekerja dan berusaha serta beribadah dengan memiliki akidah
yang kokoh.
5. Tarekat Rifa’iah
Thariqat Rifa'iah didirikan oleh Syekh Ahmad bin Abu Al-Hasan Ar-Rifa'i, wafat tahun 570
H. (1175 M.). Penganutnya banyak di daerah Maroko dan Al-Jazair.
6. Tarekat Sahrawardiah
Tarekat ini dibangsakan kepada pendirinya Syekh Abu Al-Hasan bin Al-Sahrawardi yang
meninggal pada tahun 638 H.(1240 M.). Pengikut terbanyaknya ada di Afrika.
7. Tarekat Ahmadiah
Tarekat ini didirikan oleh Syekh Ahmad Badawi, wafat tahun 675 H. (1276 M.).
Pengikutnya terbanyak di Maroko dan sekitarnya.
8. Tarekat Maulawiah
Tarekat ini dirikan oleh Syekh Maulana Jalaluddin Ar-Rumi, wafat pada tahun 672 H.
(1273 M.). Pengikutnya terbanyak di Turkistan dan Turki.
9. Tarekat Naqsyabandiah
Tarekat ini didirikan oleh Syekh Bahauddin Bukhari, wafat tahun 791 H. (1391 M.)
Pengikutnya terbanyak di Sumatera Utara, Riau, Jawa, Madura, Malaysia dan Thailand.
Tarekat ini didirikan oleh Syekh Abdullah Ba’lawi Haddad terbanyak di negara-negara
Arab, Malaysia dan sekitarnya.
Organisasi tarekat pernah mempunyai pengaruh yang sangat besar di dunia Islam.
Sesudah khalfah Abbasiyah runtuh oleh bangsa Mongol tahun 1258 M, tugas memelihara
kesatuan Islam dan menyiarkan Islam ke tempat-tempat yang jauh beralih ke tangan kaum sufi,
termasuk ke Indonesia. Ketika berdiri Daulah Usmaniyah, peranan tarekat (Bahtesyi) sangat
besar baik dalam bidang politik maupun militer. Demikian juga di Afrika Utara, peranan Tarekat
Sanusiyah sangat besar terutama di negeri Aljazair dan Tunisia, sedangkan di Sudan
berpengaruh Tarekat Syâdziliyah. Khusus di Indonesia, pengembangan Islam pada abad ke-16
dan selanjutnya, sebagian besar adalah atas usaha kaum sufi sehingga tidak heran apabila pada
waktu itu pemimpin-pemimpin spiritual Islam di Indonesia bukanlah ahli syariah melainkan
syaikh tarekat.
Khusus di Indonesia pengaruh tarekat dimulai sejak abad ke-16 M, pengaruh tarekat
sedikit atau banyak telah menyentuh berbagai kehidupan umat Islam. Tarekat sebagai lembaga
pembinaan kehrohanian Islam, tentu saja menanamkan kekayaan spiritual ke dalam jiwa para
penganutnya, sehingga pangaruhnya dapat tampak pada sikap, cara berpikir, dan merasa hidup
beragama dan bermasyarakat. Praktek-praktek ritual tertentu yang senantiasa diamalkan pada
dasarna telah memelihara dan memperkuat hubungan secara vertical dengan Tuhan, sekaligus
dapat menumbuhkan kesadaran berperilaku dan berakhlak mulia, baik terhadap TUhan sendiri
maupun terhadap sesame manusia dalam hubungannya secara horizontal. Jadi, pengaruh
tarekat di Indonesia sesungguhnya dapat meningkatkan dan memperkuat kesadaran hidup
beragama di kalangan umat Islam, sebab melalui tarekat, mereka dapat melatih diri banyak
mengingat Allah, tekun dalam menjalankan ibadah, dan dapat menumbuhkan rasa ikhlas dalam
beramal melalui proses pembiasaan yang secara sengaja dan penuh kesadaran dilakukan di
dalam pembinaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarekat adalah jalan kecil, pintas untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.melalui
dzikir. Tarekat memiliki guru yang disebut mursyid. Dalam perkembangannya tarekat yang
pertama muncul yaitu Tarekat Qadariah oleh Syaikh Abdul Qadir al Jailani pada abad ke-V
Hijriah. Pengaruh Tarekat yaitu menjaga hubungan vertical kepada Tuhan dan hubungan
horizontal kepada sesama manusia.
Tarekat juga bertujuan untuk mencapai tingakat Ma’rifat apabila semua amalnya
didasari oleh keikhlasan, ketaatan dan hanya menggharap ridho Allah Swt. Dan juga menambah
persaudaraan antara sesame anggotanya.
B. Saran
Kami sebagai penulis ingin meminta maaf atas kekurangan dari makalah ini. Kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya . Maka dari itu kami membutuhkan saran dari
para pembaca agar makalah kedepannya lebih baik lagi. Bagi para pembaca kami ucapkan
terima kasih.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, Dr.Hj.Sri.MA: Mengenal & Memahami Tarekat Tarekat Muktabarah Di Indonesia. 2004,
Jakarta: Prenada Media
Jurnal Adabiyah, Fakultas Adab & Humaniora UIN Alauddin. Vol 11, No 1 (2011)