“Studi Naskah Kitab Mubadi' Awaliyah Karya Syekh Abdul Hamid Hakim”
Izad Rofiki
1
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada
keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin. Makalah ini penulis tulis dengan
tujuan memenuhi tugas mata kuliah Studi Naskah Kitab dari Dosen Pengampu, Ustadz.
Munawir Husni, M.Hum.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini seiring dengan banyaknya
kesalahan penyusunan. Oleh sebab itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Terakhir, penulis
senantiasa berharap adanya saran, kritik serta masukan dari pembaca jika menemukan
kesalahan dalam makalah ini.
PenuliS
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab "Mubadi' Awaliyah" karya Syekh Abdul Hamid Hakim adalah sebuah
karya penting yang mengupas prinsip-prinsip dasar dalam penulisan sejarah. Kitab
ini menyediakan panduan yang berharga bagi para sejarawan dan penulis sejarah
dalam menjalankan penelitian dan penyusunan narasi sejarah yang berkualitas
tinggi. Syekh Abdul Hamid Hakim, seorang ulama terkemuka, membahas aspek-
aspek penting yang berkaitan dengan penulisan sejarah, dengan penekanan pada
penggunaan sumber-sumber yang dapat dipercaya, analisis kritis, konteks sejarah,
dan prinsip-prinsip etika dalam menulis sejarah.
Dalam pendahuluan ini, kita akan menjelajahi latar belakang sejarawan dan
penulis kitab ini, serta menggambarkan secara umum isi materi yang akan dibahas
dalam "Mubadi' Awaliyah." Kita akan mencoba memahami urgensi dan relevansi
kitab ini dalam konteks penulisan sejarah. Selain itu, kita akan membahas dampak
kitab ini dalam pengembangan disiplin penulisan sejarah.
Kitab ini merupakan salah satu dari sejumlah karya ilmiah dalam sejarah
penulisan sejarah yang telah memengaruhi pendekatan sejarawan terhadap
penelitian dan penulisan sejarah. Dalam pengertian ini, "Mubadi' Awaliyah" tidak
hanya merupakan panduan praktis, tetapi juga sebuah kontribusi berharga terhadap
perkembangan disiplin ilmu sejarah. Mari kita menjelajahi lebih lanjut isi dan
signifikansi kitab ini dalam konteks penulisan sejarah yang berkualitas dan ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini antara lain:
1. Bagaimana Riwayat Hidup Pengarang?
2. Bagaimana Sejarah Penulisan Kitab Mubadi' Awaliyah?
4
3. Apa isi dari Kitab Mubadi' Awaliyah?
4. Apa kelebihan dan kekurangan Kitab Mubadi' Awaliyah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Riwayat Pengarang Kitab Mubadi' Awaliyah.
2. Untuk Mengetahui sejarah penulisan Kitab Mubadi' Awaliyah.
3. Untuk Mengetahui isidari Kitab Taisir Mubadi' Awaliyah.
4. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan Kitab Taisir Mubadi' Awaliyah.
D. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang Kitab Mubadi' Awaliyah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Abdul Hamid Hakim yang lahir di Sumpu, di tepian danau Singkarak pada
tahun 1311 Hijriah bertepatan dengan 1893 Masehi merupakan putra dari seorang
ayah yang berprofesi sebagai pedagang. Sewaktu kecil ia ikut ke kota
Padang mengikuti ayahnya yang berdagang di kota tersebut.
Di kota Padang ia masuk Sekolah Dasar (SD), lalu setelah tamat ia kembali
ke kampung halamannya, Sumpu, dan belajar tulis-baca Al Quran. Kemudian ia
melanjutkan pendidikannya di Sungayang dan belajar pada Syekh Muhammad
Thaib Umar selama dua tahun.
Pada tahun 1910, setelah berusia 16 tahun, Abdul Hamid belajar
ke Maninjau pada Syekh Karim Amrullah. Ia pun ikut ketika gurunya tersebut
pindah ke Padang, ke kota tempat orangtuanya berdagang. Ketika Syekh Amrullah
pindah lagi ke Padangpanjang, Abdul Hamid tetap mengikutinya.
Abdul Hamid Hakim kemudian diangkat jadi guru bantu di masjid Jembatan
Besi, Padangpanjang. Sejak itulah ia populer dengan nama Angku Mudo Hamid.
Selanjutnya ia kemudian diangkat jadi Guru Kepala dengan keahlian di bidang
fiqih (hukum Islam). Ia menggantikan Syekh Abdul Karim Amrullah yang pindah
ke Jakarta.1
Ketika mengajar di Masjid Jembatan Besi, Abdul Hamid Hakim mendidik
beberapa orang yang dikemudian hari menjadi orang besar dan terkenal, seperti
Ahmad Rasyid Sutan Mansur, yang pernah memimpin Muhammadiyah, Zainal
Abidin Ahmad, mantan Wakil Ketua DPR RI, Buya Mansoer Daoed Dt. Palimo
Kayo, yang pernah jadi duta besar Indonesia, Hamka, ulama dan sastrawan besar,
1
Abdul Hamid Hakim | Wiki eduNitas, Pelajaran Bebas
6
Mukhtar Yahya, rektor IAIN Yogyakarta, Ali Hasymi, mantan gubernur Aceh,
serta tokoh politik singa betina Rasuna Said.
2. Karya-Karya Syekh Abdul Hamid Hakim
Karya Abdul Hamid Hakim yang banyak beredar dan dipakai secara luas
adalah Mabadi Awwaliyah, al-Sullam, dan al-Bayan. Ketiganya disusun secara
bertingkat dari yang paling mudah hingga yang paling kompleks. Namun,
penulisan ketiganya tidak dilakukan secara urut.
Pasca penulisan Mabadi Awwaliyah, Abdul Hamid Hakim menulis al-
Bayan sebagai bagian kedua. Hakim menemukan adanya lompatan pemikiran
dari Mabadi ke al-Bayan sehingga ia perlu untuk menulis bagian yang
menjembatani keduanya, yaitu al-Sullam.
Mabadi Awwaliyah ditulis paling awal dan terbagi ke dalam dua bahagian
(al-Qism). Bahagian pertama berisi bahasan ushul fikih dan bahagian kedua
bahasan kaidah fikih.
Bahasan ushul fikih dibagi menjadi mabhas-mabhas (Pembahasan),
sebanyak tiga belas mabhas, dengan didahului pengantar mengenai pengertian
fikih, pengertian ushul fikih, pembagian ilmu, dan pembagian hukum.
Mabhas pertama dimulai dengan amar dan diikuti dengan kaidah-
kaidah bayaniyah (kaidah semantik ushul fikih). Mabhas ke-9 dan ke-10
membahas mengenai perbuatan dan iqrar Nabi Muhammad,
sedangkan mabhas ke-11 dan ke-12 tentang Ijma dan Qiyas. Bagian akhir al-
Qism ushul fikiqh ditutup dengan pembahasan mengenai Ijtihad, Ittiba,
dan Taqlid.2
Kaidah-kaidah dalam Mabadi Awwaliyah menunjukkan kemiripan dengan
kaidah-kaidah dalam al-Waraqat pada beberapa bagian. Persamaan antara Mabadi
Awwaliyah dengan al-Waraqat itu bisa dilihat pada:
2
Download Kitab Mabadi Awaliyah Pdf (Terjemahan) - Islamiques.net
7
1. Struktur penulisan. Mabadi Awwaliyah dimulai dengan pembahasan mengenai
fikih dan ilm dan definisi ushul fikih, meski detailnya berbeda. Ada beberapa
perbedaan antara Mabadi Awaaliyah dengan Waraqat dalam pembahasan
mengenai al-Kalam, al-Dzahir wa al-Muawwal, Taarudl al-Adillah, Tartib al-
Adillah, dan sifat al-Mufti wa al-Mustafti yang tidak dibahas
dalam MabadiAwwaliyah. Sebaliknya al-Mantuq dan al-Mafhum dibahas
dalam Mabadi Awwaliyah.
2. Redaksi kaidah. Mabadi Awwaliyah menunjukkan beberapa kesamaan redaksi
kaidah dengan al-Waraqat, pada beberapa tempat, meski tidak seluruhnya.
Bab al-Amm wa al-Khas, misalnya, definisi dan pembagian amm menunjukkan
kesamaan dengan al-Waraqat, namun definisi al-khas
Meskipun mengadopsi beberapa kaidah dari al-Waraqat, tetapi
penjabaran dalam Mabadi Awaaliyah mengalami perluasan dalam bahasan al-
khas dan secara keseluruhan Mabawi Awwaliyah menyediakan contoh-contoh
aplikasi untuk setiap kaidah, yang tidak tersedia di al-Waqarat.
Mabadi Awaliah disusun dengan struktur lengkap ushul fikih dan masih
memasukkan bahasan mengenai kaidah fikih. Struktur ushul fikih menurut al-
Ghazali, meliputi al-hukm (hukum), al-mutsmir (yang memberi buah) yaitu
dalil-dalil, thuruq al-al-istitsmar cara memetik buah) yang berisi kaidah-
kaidah lughawiyah, dan al-mustatsmir (pemetik buah) atau mujtahid dan
lawannya adalah muqallid. Sementara itu, al-Sullam membahas ushul fikih
dalam urutan: hukum, kaidah-kaidah lughawiyah (bayaniyyah), dalil
hukum, ijtihad–ittiba–taklid, dan tarjih.
Al-Bayan merupakan karya ushul fikih paling lengkap karya Abdul
Hamid Hakim. Sebagaimana kedua karyanya di muka, al-Bayan disusun
dengan sistematika yang baik dan setiap pembahasan disertai dengan contoh.
Kelebihan al-Bayan lainnya adalah dimasukkannya perbandingan
kaidah ushul fikih, berikut argumentasinya. Karya-karya fikih klasik, seperti al-
Burhan karya al-Juwaini maupun al-Luma dan al-Tabshirah telah mengandung
8
aspek perbandingan kaidah ushul. Tetapi, karya-karya klasik ushul fikih yang
ditulis kalangan mutakallimin umumnya tidak disertasi contoh-contoh aplikatif.
Abdul Hamid Hakim mengakui bahwa ia banyak mengacu
kepada Irsyad al-Fukhul karya al-Syaukani dalam penulisan al-Bayan dan
memujinya sebagai karya ushul fikih terbaik. Namun, Irsyad al-Fukhul tidak
disertai dengan contoh-contoh aplikatif, sebaliknya al-Bayan menyediakan itu.
Pada pengantar Mabadi Awwaliyah, Abdul Hamid Hakim menjelaskan bahwa
alasannya untuk menulis kitab ushul fikih karena karya-karya ushul fikih yang
beredar sulit dipahami ungkapannya dan tidak ada contoh aplikasi kaidah.
Menurutnya, model penulisan demikian tidak banyak bermanfaat dan
membuang-buang waktu. Atas motivasi itulah, ia menulis karya yang bisa kita
nikmati saat ini3.
1. Sejarah Penulisan
Kitab "Mabadi' Awaliyah" adalah salah satu karya ilmiah dalam bidang
sejarah penulisan yang dapat digunakan sebagai referensi dalam memahami
prinsip-prinsip dasar dalam menulis sejarah. Namun, perlu diingat bahwa
"Mabadi' Awaliyah" sendiri bukanlah karya sejarah tertentu yang dikenal
secara luas dalam literatur sejarah. Sebaliknya, istilah "Mabadi' Awaliyah"
lebih umum digunakan untuk merujuk pada prinsip-prinsip dasar dalam
menulis sejarah, seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya.
3
Karya Ulama Indonesia Gerbang Kearifan (kemenag.go.id)
9
Sebagai contoh, beberapa karya yang berpengaruh dalam sejarah penulisan
sejarah termasuk:
"Ab Urbe Condita" oleh Livy: Livy adalah sejarawan Romawi yang menulis
sejarah kota Roma. Karyanya, "Ab Urbe Condita," adalah contoh penting dalam
sejarah penulisan sejarah Romawi.
4
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.
10
Tujuannya adalah untuk mempromosikan penulisan sejarah yang
berlandaskan pada bukti, metode penelitian yang tepat, serta pemahaman
mendalam terhadap konteks sejarah. Dengan menyusun prinsip-prinsip dasar
ini dalam sebuah kitab atau panduan, penulis berusaha menjaga standar kualitas
dalam penulisan sejarah dan memastikan bahwa warisan historis yang
dipresentasikan kepada generasi berikutnya memiliki dasar yang kuat dan
terpercaya.
3. Tanggapan Kitab Mabadi’ Awaliyah
Tanggapan terhadap kitab "Mabadi' Awaliyah" atau "Prinsip-prinsip
Awal" dalam sejarah penulisan sangat penting karena karya semacam ini
berfungsi sebagai panduan yang dapat membentuk pendekatan sejarawan
dalam mendokumentasikan peristiwa sejarah. Pertama, kitab ini memberikan
arah yang jelas tentang bagaimana menulis sejarah dengan kualitas tinggi dan
integritas. Prinsip-prinsip yang tercantum membantu menghindari bias dan
pendekatan yang tidak ilmiah dalam penulisan sejarah, yang pada gilirannya
meningkatkan kredibilitas disiplin ini.
11
mengevaluasi prinsip-prinsip dasar ini dan mengadaptasikannya sesuai dengan
perkembangan metode penelitian, teknologi, dan pemahaman kita tentang
sejarah5.
5
BIOGRAFI Syekh Abdul Hamid Hakim makalah - Search (bing.com)
12
Kekurangan Kitab "Mabadi' Awaliyah":
a. Keterbatasan Kontekstual: Kitab ini mungkin memiliki keterbatasan dalam
mengatasi konteks sejarah yang sangat beragam. Prinsip-prinsip yang
diberikan mungkin perlu disesuaikan dengan konteks spesifik dari masing-
masing peristiwa atau masyarakat.
b. Sensitivitas Terhadap Perubahan: Penulisan sejarah selalu berubah seiring
perkembangan ilmu pengetahuan, metode penelitian, dan pandangan
sosial. Prinsip-prinsip dalam kitab ini harus diperbarui secara berkala agar
tetap relevan.
c. Potensi Penyederhanaan: Terlalu banyak penekanan pada prinsip-prinsip
dasar dapat mengarah pada penyederhanaan yang berlebihan dalam
penulisan sejarah. Beberapa aspek kompleks dari sejarah mungkin tidak
dapat diakomodasi dalam kerangka prinsip-prinsip ini.
d. Potensi Kemapanan: Terlalu ketat mengikuti prinsip-prinsip dalam kitab
ini dapat mengarah pada penulisan sejarah yang monoton dan kurang
inovatif. Para sejarawan mungkin merasa terbatas dalam kreativitas
mereka.
e. Sumber Daya dan Waktu: Mematuhi semua prinsip dalam kitab ini
memerlukan sumber daya dan waktu yang cukup besar. Ini bisa menjadi
kendala, terutama dalam penelitian sejarah yang membutuhkan akses ke
sumber-sumber yang jarang dan penelitian yang mendalam.
13
sumber-sumber sejarah juga sangat diutamakan, sehingga sejarawan harus
mampu mengidentifikasi bias dan memahami konteks historis dari setiap
sumber yang mereka gunakan6.
6
BIOGRAFI Syekh Abdul Hamid Hakim makalah - Search (bing.com)
14
BAB III
PENUTUP
Studi naskah kitab "Mubadi' Awaliyah" karya Syekh Abdul Hamid Hakim
membuka jendela pandangan yang menarik ke dalam prinsip-prinsip dasar dalam
penulisan sejarah. Kitab ini menekankan pentingnya penggunaan sumber-sumber yang
dapat dipercaya, analisis kritis terhadap sumber-sumber sejarah, pemahaman konteks
sejarah, dan prinsip-prinsip etika dalam penulisan sejarah. Selain itu, ia menawarkan
panduan yang berharga kepada sejarawan dan penulis sejarah tentang bagaimana
menyusun narasi sejarah yang kredibel, akurat, dan berdaya informasi.
Syekh Abdul Hamid Hakim, sebagai seorang ulama terkemuka, memberikan
kontribusi berharga terhadap pengembangan disiplin penulisan sejarah. Kitab ini bukan
hanya sekadar panduan praktis, tetapi juga merupakan sumbangan intelektual terhadap
pemahaman kita tentang bagaimana sejarah harus didokumentasikan dan dianalisis.
Dengan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang terkandung dalam kitab ini, para
sejarawan dapat lebih baik menyusun narasi sejarah yang berkualitas tinggi,
menghindari bias, dan memenuhi standar-standar akademik yang tinggi dalam disiplin
penulisan sejarah.
Sementara kitab ini mungkin memiliki nilai historis yang besar, begitu juga
nilai kontemporer yang relevan dalam dunia yang semakin berfokus pada analisis bukti
dan kredibilitas dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu, "Mubadi' Awaliyah" tetap
menjadi sumber rujukan yang berharga bagi siapa pun yang tertarik dalam penulisan
sejarah yang benar dan ilmiah. Kitab ini mendorong kita untuk menjaga integritas
dalam penyajian sejarah dan untuk menjalani penelitian dengan cermat, dengan
mempertimbangkan sumber-sumber dan konteks secara cermat. Dengan kata lain,
"Mubadi' Awaliyah" mengingatkan kita akan pentingnya menjaga intelektualitas dalam
mendokumentasikan dan menganalisis masa lalu kita.
15
DAFTAR PUSTAKAN
16