Anda di halaman 1dari 128

Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

Tafsir al-Qur’an adalah penjelasan tentang maksud


firman-firman Allah yang sesuai dengan manusia.
Kemampuan ini bertingkat-bertingkat sehingga apa yang
dicerna atau pun yang diperoleh oleh seorang penafsir
tentu akan bertingkat-tingkat pula. Hal lain kecenderungan
manusia juga berbeda-beda sehingga apa yang dihidangkan
dari pesan-pesan Ilahi dapat berbeda pula antara yang satu
dengan yang lainnya. Sebagai contoh, jika seorang yang
kecenderungan kepada hukum maka tentu tafsir yang
disajikannya banyak berbicara masalah hukum pula. Begitu
juga penafsir yang lain yang kecenderungannya berbeda
tentu tafsir yang disajikannya akan berbeda pula. Demikian
tentu seterusnya. Karena bila seorang penafsir membaca al-
Qur’an, maka maknanya akan menjadi jelas dihadapannya.
Akan tetapi jika ia membacanya sekali lagi, ia akan dapat
menemukan lagi makna-makna lain yang tentu berbeda
dengan makna sebelumnya, begitu seterus-nya, hingga ia
boleh jadi dapat menemukan kata atau kalimat yang
mempunyai makna berbeda-beda yang semuanya benar
atau mungkin benar.1

Selain itu juga tafsir bisa berarti menjelaskan makna


ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya, baik konteks

1 Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004),

Jilid I, 10.

1
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

historisnya maupun sebab nuzulnya, dengan menggunakan


ungkapan atau keterangan yang dapat menunjuk kepada
makna yang dikehendaki secara terang dan jelas.2
Sementara itu, Imam az-Zarkoni menegaskan bahwa yang
dimaksud dengan tafsir adalah ilmu yang membahas
tentang kandungan al-Qur’an baik dari segi pemahaman
makna atau arti sesuai yang dikendaki Allah menurut
kadar kesanggupan manusia.3 Selanjutnya menurut Abu
Hayan sebaimana dikutip oleh Al-Suyuti mengatakan
bahwa tafsir adalah ilmu yang terdapat di dalamnya
terdapat pembahasan mengenai cara pengucapan lafaz-
lafaz al-Qur’an disertai makna serta hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya4. Sementara itu az-Zasyi
menyatakan bahwa tafsir adalah suatu ilmu yang
fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah (al-
Qur’an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
dengan cara mengambil penjelasan.5 Dari uraian tentang
beragamnya pengertian tafsir itu maka dapat ditemukan
tiga ciri utama dari tafsir itu adalah, pertama dilihat dari segi
objek pembahasannya yaitu kitabullah (al-Qur’an) yang di
dalamnya terkandung firman Allah swt. yang diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. melalui
perantara Malaikat Jibril, kedua, dilihat dari segi tujuannya
tafsir adalah untuk menjelaskan, menerangkan,

2 al-Jurjani , Kitab at-Ta’rifat, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1965), 65.


3 Muhammad Abi al-Adzim al-Zarkoni, Manahil al-Irfan fi Ulum
al-Qur’an, (Mesir: Musthafa al-Baby al-Halaby wa Syurakauh, tt), 3.
4 al-Suyuthi, al-Syaikh al-Islam Jalaluddin ‘Abdu arr-Rahman, Al-

Itqan fi Ulum al-Qur’an (Mesir Musthafa al-Baby al-Halaby, 1951), Cet III,
174.
5 Imam al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, (Mesir: Masyurat

al-’Ashr al-Hadits, tt ), 323.

2
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

TENTANG PENULIS menyingkap kandungan al-Qur’an sehingga dapat di-


jumpai, hikmah, hukum, ketetapan dan ajaran yang
Dr. Listiawati, M.H.I. Lahir pada tanggal 12 Oktober terkandung di dalamnya, ketiga dilihat dari segi sifat dan
di Kecamatan Muaradua OKU Sumatera Selatan. Setelah kedudukannya adalah merupakan hasil penalaran, kajian
menamatkan sekolah Ibtidaiyah di Seri Bandung Sumatera dan ijtihad para mufassir yang di dasarkan kemampuan
Selatan, pendidikannya dilanjutkan ke Sekolah Persiapan dan kesanggupan yang dimilikinya, sehingga suatu saat
IAIN (SP IAIN) di Yogyakarta, setelah itu pendidikannya dapat ditinjau kembali.
dilanjutkan ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan
Kali Jaga Yogyakarta dengan mendapat gelar Doktoranda Al-Qur’an berbicara tentang pokok-pokok ajaran
(Dra.) Jurusan Fakultas Syariah. Penulis memperoleh gelar tentang Tuhan, Rasul, kejadian dan sikap manusia, alam
Magister (M.H.I) dalam konsenterasi Ekonomi Islam jagat raya, akhirat, akal dan nafsu, ilmu pengetahuan, amar
Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang. Penulis ma’ruf nahi munkar, pembinaan generasi muda, kerukunan
memperoleh gelar Doktor (Dr.) dalam bidang Ekonomi hidup antar ummat beragama, pembinaan masyarakat, dan
Islam pada Pascasarjana universitas Islam Negeri Syarif penegakan disiplin. Namun demikian al-Qur’an bukanlah
Hidayatullah Jakarta. kitab suci yang siap pakai, dalam arti berbagai konsep yang
dikemukakan al-Qur’an tersebut tidak dapat langsung
Semasa mahasiswa, penulis tercatat sebagai aktivis dihubungkan dengan berbagai macam masalah tersebut.
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada IAIN Ajaran al-Qur’an tampil dalam ajarannya yang global,
Sunan Kali Jaga Yogyakarta, dengan jabatan sebagai ringkas dan general. Maka untuk dapat memahami ajaran
Bendahara, penulis juga aktif sebagai pengurus pada Ikatan al-Qur’an tentang berbagai masalah tersebut mau tidak
Remaja Masjid di Yogyakarta. mau seseorang harus melewati jalur tafsir sebagaimana
telah dilakukan oleh banyak para ulama. Untuk keperluan
Pengalaman bekerja yang pernah dilakukan antara penafsiran al-Qur’an yang hasilnya dapat diper-tanggung
lain, pada tahun 2000 s/d 2003 menjadi tenaga pengajar jawabkan secara akdemik dan moral, maka para ulama
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Sumatera Selatan, telah menyusun pula Ulumul Qur’an (ilmu-ilmu al-Qur’an),
tenaga pengajar pada Fakultas Ushuluddin pada IAIN yang menurut Manna al-Qathan wajib untuk diketahui oleh
Raden Fatah Palembang, juga pada Fakultas Syariah pada setiap orang yang ingin mengetahui kandungan al-Qur’an.
IAIN Raden Fatah Palembang, penulis mulai bergabung Ilmu-ilmu yang termasuk dalam Ulumul al-Qur’an tersebut
sebagai dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Raden antara lain Ilmu Asbab al-Nuzul, Ilmi Nasikh al-Mansukh, Ilmu
Fatah Palembang hingga sekarang. Selain itu juga penulis Qira’at, Ilmu Gharib al-Qur’an, Ilmu Ilalil al-Qur’an, Ilmu ‘Ijazil
aktif sebagai muballighat pada berbagai pengajian di kota Qur’an, Ilmu Rasm Qur’ani (Pengetahuan bentuk tulisan al-
Palembang. Qur’an) Ilmu Muhkam dan Mutasyabih (Ayat-ayat yang jelas

254 3
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dan yang samar), dan masih banyak lagi. Selain itu juga ------------, Menyingkap Tabir Ilahi (Jakarta: Lentera Hati,
seseorang yang ingin menafsirkan al-Qur’an juga perlu 1998), cet I, 4
mengetahui Ilmu Bahasa dengan berbagai macam
cabangnya, Ilmu Istimbath al-Qur’an al-Hukum, Ilmu al-Ushul Quthub, Sayyid, Fi Dzilal al-Qur’an, (Makkah al-
al-Fiqh, Ilmu-ilmu bantuan lainnya, serta harus memiliki Mukarramah :Dar al-Syuruq, 1992, Jilid II.
akhlak yang Islami. 6 Wahidiy, al Imam Abi al-Hasan Ali bin Ahmad al-
Sekarang ini tingkat pengetahuan dan daya kritis Naysabury, Asbab al-Nuzul (Beirut: Dar al-Fikr,
masyarakat semakin berkembang. Demikian pula dengan 1991.
ilmu pengetahuan dan teknologi juga semakin berkembang Zarkasyi, al-Imam, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, (Mesir:
pula. Karenanya semua ini mau tidak mau haruslah Masyurat al’Ashr al-Hadits tt .
menjadi pertimbangan di dalam menafsirkan al-Qur’an.
Dengan kata lain al-Qur’an harus merespon berbagai Zarkoni, al,Muhammad Abi al-Adzim, Manahil al-Irfan fi
masalah tersebut, sebagaimana pada masa turunnya. Ulum al-Qur’an, (Mesir: Musthafa al-Baby al-
Dalam hal ini menurut al-Nadvi ia menyatakan bahwa Halaby wa Syurakauh, tt.
pada saat al-Qur’an diturunkan keadaan dunia tak ubahnya
seperti baru saja dilanda gempa yang dahsyat. Di sana sini Zahrah, Abu, Dakwah Islamiyah, (Bandung: Remaja
terdapat bangunan yang rubuh rata, dengan tanah, tiang Rosdakarya, 1994), cet I
rubuh dan bergeser dari tempat aslinya, dinding yang
retak, genteng dan kaca-kaca yang hancur, dan korban
harta dan jiwa. Hal yang demikian melanda berbagai aspek
kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial, hukum,
pendidikan dan lain sebagainya.7

Penjelasan al-Qur’an tentang pokok-pokok yang

6 Subhi al-Shalih, Mabahis fi Ulum al-Qur’an (Membahas Ilmu-ilmu


al-Qur’an, (terj) Tim Pustaka Firdaus, 1990, 141-373. Lihat pula H.M.
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), Cet II,
121-156.
7 Abu al-Hasan Aliy al-Husainiy, al-Nadwiy, Madza Khasira al-

‘Alam bi Intibath al-Muslim (Kerugian Apa Yang Diderita Dunia Akibat


Kemerosotan Kaum Muslimin), (terj) Abu Laila dan Muhammad Thohir,
(Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim, 1984), 145.

4 253
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

--------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, terkandung di dalamnya hal ini penting untuk diketahui
2002, jilid VI sebagai langkah awal untuk memudahkan memahami al-
Qur’an serta ke arah mana perhatian seorang mufasir harus
-------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, diarahkan. Selanjutnya, pembahasan tentang Tuhan penting
jilid VII untuk diketahui, agar manusia dapat mengenal siapa yang
-----------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, telah menciptakan dirinya, memberikan berbagai karunia
jilid VIII dan kebutuhan hidupnya seperti bumi dengan segala
isinya, udara, air dan tanah, tumbuh-tumbuhan, binatang,
--------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, serta dirinya yang meliputi struktur fisik yang harmonis,
2002, jilid IX akal pikiran, hati nurani, insting dan naluri lainnya yang
berguna bagi kehidupannya. Selanjutnya, pembahasan
--------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, tentang manusia dari segi kejadian dan aspek-aspek potensi
2002, jilid X yang dimiliki dirinya ini sangat perlu diketahui agar ia
--------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, dapat mengetahui tentang peranan yang harus
2002, jilid XI dimainkannya serta kelengkapan potensi yang dimiliki
dirinya. Demikian juga tentang pembahasan alam raya
-------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, dengan segala isinya ini juga penting untuk diketahui agar
jilid XII ia akan tahu berbagai karunia Allah berupa alam raya dan
segala isinya itu, serta bagaimana manusia untuk dapat
-----------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, memanfaatkan alam jagat raya itu. Selanjutnya, pem-
jilid XIII bahasan tentang adanya kehidupan akhirat ini juga perlu
-----------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, diketahui manusia agar ia dapat mempersiapkan dirinya
jilid XIV dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh kebahagiaan di
akhirat nanti serta dampak yang harus ditimbulkan dari
-------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, kepercayaan terhadap akhirat tersebut. Demikian juga
jilid XV dengan pembahasan tentang akal dan nafsu juga perlu
dilakukan dalam rangka untuk memperoleh tentang cara-
-----------------, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, cara dalam menggunakan akal dengan segenap potensi
1992), cet II. yang dimilikinya, serta cara-cara dalam mengendalikan
------------------,Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996. hawa nafsu agar terasa memberikan manfaat. Demikian
juga dengan pengkajian tentang ilmu pengetahuan perlu
untuk diketahui agar manusia dapat mengetahui manfaat

252 5
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dari ilmu pengetahuan tersebut serta dapat mengamal- Dar al-Qur’an al-Karim, 1984.
kannya secara benar untuk mencapai kemajuan dan
meninggalkan keterbelakangan dibandingkan dengan Rahman, Fazlur, Islam, (terj) Senoaji Saleh, (Jakarta: Bina
bangsa lainnya di dunia ini. Selanjutnya, pembahasan Aksara, 1987), cet I.
tentang amar ma’ruf nahi munkar yang juga merupakan Shalih, al-Subhi, Mabahis fi Ulum al-Qur’an (Membahas Ilmu-
inti dari kegiatan dakwah ini juga sangat penting untuk ilmu al-Qur’an (terj) Tim Pustaka Firdaus, Jakarta:
diketahui dalam rangka menciptakan hidup yang damai, Pustaka Firdaus, 1991.
tenteram, tenang, aman, harmonis dan jauh dari akibat
yang akan menimbulkan kesengsaraan. Syarbasi, Ash, Tarikh Tafsir al-Qur’an, (Jakarta: Al-Husna,
1985) cet, I.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa sungguh-
pun al-Qur’an berbicara dalam banyak hal, mulai dari Al-Suyuti, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin al-
masalah yang bersifat metafisik, sampai pada masalah Mahalli, Tafsir Jalalain, Beirut, jilid II. Asbabun nuzul
sosial dan hal-hal yang bersifat pragmatis, namun tujuan jilid II Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008
utamanya bukanlah terletak pada kajian itu sendiri,
melainkan yang dituju adalah akhlak yang mulia. Sebagai Al-Suyuthi, Al –Syaikh Al-Islam Jalaluddin ‘Abdu arr-
contoh ketika al-Qur’an berbicara tentang ketuhanan, Rahman, Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an (Mesir
namun al-Qur’an bukanlah buku teologi (Ilmu Kalam), Musthafa al-Baby al-Halaby , 1951), cet III.
sebagai yang dituju oleh al-Qur’an agar manusia berakhlak Shihab, Quraish, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati,
sebagaimana akhlak Allah menurut kadar kesanggupannya. 2002. Jilid I
Demikian juga jika di dalam al-Qur’an terdapat berbagai
kisah para Nabi, namun al-Qur’an bukanlah merupakan --------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati ,
kitab tentang kisah, sebab yang dituju dari kisah tersebut 2002. Jilid II
agar manusia berakhlak sebagaimana akhlak yang ditujukan
oleh para Nabi. Dalam hal ini Afzalur Rahman mengatakan --------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati,
bahwa ajaran utama adalah al-Qur’an yang bertumpu pada 2002, jilid III
akhlak yang mulia yang didasarkan pada hubungan yang --------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati,
harmonis dengan Tuhan dan sesama manusia.8 2002, jilid IV

--------------------, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati,


2002, jilid V
8 Fazlur Rahman, Islam, (terj) Senoaji Saleh, (Jakarta: Bina Aksara,

1987), Cet I, 45

6 251
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Maraghiy, al, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghiy, (Beirut:


Dal al-Fikr, tp,th, jilid, I
BAB II
---------------------------------, Tafsir al-Maraghiy, jilid, II POKOK-POKOK KANDUNGAN AL-QUR’AN
---------------------------------, Tafsir al-Maraghiy, jilid IV
(Tafsir Kandungan Surah Al-Fatihah)
---------------------------------, Tafsir al-Maraghiy, jilid V

---------------------------------, Tafsir al-Maraghiy, jilid VIII


Surah al-Fatihah adalah merupakan surah yang
---------------------------------, Tafsir al-Maraghiy, jilid X paling popular di antara surah al-Qur’an yang terdiri diri
Majid, Nurcholis, Pintu-Pintu Menuju Tuhan,(Jakarta: 114 surah itu, walaupun ia bukan merupakan surah yang
Paramadina, 1995), cet, IV. pertama kali diturunkan, melainkan surah al-‘Alaq-lah
yang merupakan surah yang awal mula diturunkan. Dalam
Maududiy, al, Abu, al-‘Ala Pokok-pokok Pandangan Hidup hal ini, maka paling tidak ada empat sebab yang men-
Muslim, (terj) Osman Ralibiy dari judul asli Way of jadikan surah al-Fatihah lebih popular dibandingkan
Life, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967. dengan surah yang lainnya:

Masy’ari, Anwar, Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya: Pertama, karena surah al-Fatihah berada pada urutan
Bina Ilmu, 1981), cet I. pertama dalam susunan al-Qur’an. Dengan demikian, bagi
setiap orang yang membuka dan membaca al-Qur’an
Mursi, Munir, al-Tarbiyah al-Islamiyah Ushuluhawa sungguhpun tidak sampai tamat, mesti terlebih dahulu
Tathawwuruha, (Mekkah: Dar al-Kitab, 1988), cet. I. membaca al-Fatihah.
Musthafa, H.A, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, Kedua, karena surah al-Fatihah termasuk bacaan wajib
1999. dalam shalat.9 Jika seseorang mengerjakan shalat lima
Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: waktu sebanyak tujuh belas rakaat, dan setiap rakaat
RajaGrafindo Persada, 2010. diwajibkan membaca surah al-Fatihah, maka berarti ia telah
17 kali surah al-Fatihah. Bacaan ini terus menerus ia
Nadwiy, al, Abu al-Hasan Aliy al-Husainiy, Madza Khasira
al-‘Alam bi Intibath al-Muslim (Kerugian Apa Yang
9 Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw. menegaskan: Tidak
Diderita Dunia Akibat Kemerosotan Kaum Muslimin),
sah shalat yang dilakukan seseorang tanpa membaca surah al-Fatihah (La
(terj) Abu Laila dan Muhammad Thohir, (Beirut: shalata liman lam yaqra’ al-kitab). H. Riwayat Bukhari Muslim.

250 7
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

lakukan, sehingga ia selalu menghafal serta mengingatnya.

Ketiga, karena surah al-Fatihah mengandung pokok-


pokok ajaran al-Qur’an. Sebab berbagai ajaran yang REFERENSI
terkandung dalam al-Qur’an semuanya sudah disinggung
secara singkat dalam surah al-Fatihah. Atas dasar inilah,
maka dengan membaca surah al-Fatihah, akan dapat Ashfahaniy, al, al-Raghib, Mu’jam Mufradat Al-Fadz al-
membantu seseorang dalam memahami ajaran yang Qura’an, (Beirut: Dar al-Fikr, tp,th).
terdapat dalam al-Qur’an dan dalam surah berikutnya itu.
‘Audah, As-Syahid Abdul Kadir, Islam dan Perundang-
Keempat, karena surah al-Fatihah seringkali digunakan undangan, (International Islamic Federation of
sebagai do’a yang dipanjatkan oleh seseorang yang telah Student Organizations, 1970).
meninggal dunia atau dalam keadaan terkena musibah. Hal
ini tidak mengherankan, karena di dalam surah al-Fatihah ‘Abduh, Muhammad, al-Ustad al-Imam al-Sayikh
terdapat kalimat yang menunjukkan do’a, seperti kalimat Muhammad ‘Abduh, Tafsir al-Manar, (Mesir,tp,pn,
yang berbunyi: ihdina al-shirat al-mustaqiem, tunjuk-kanlah tp. Th, juz IV).
kepada kami jalan yang lurus (QS. al-Fatihah (1): 6;
Baikuni, A Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, (Bandung:
Surah al-Fatihah ayat 1-7 Mizan, 1988), cet I

   Hatta, Muhammad, Berkenalan dengan Filsafat Yunani,


  (Jakarta: Gramedia, 1980).
   Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Makkah al-Mukarramah: al-
  Makatabah al-Tijaryah, 1986), jilid I.
 
   ---------------, Tafsir Ibnu Katsir, jilid, II.
  
---------------, Tafsir Ibnu Katsir, jilid IV.
 
   Jurjani, al, Kitab at-Ta’rifat, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1965).

  Kinany, al, Sa’dullah Ibnu Jama’ah, Tadzkirat al-Sami’ wa al-
  Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, (Mesir:
  Dar al-Kutub al-Alamiah, tp,th).

8 249
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

mengendalikan hawa nafsunya.  


 
13. Ajaran al-Qur’an tentang pembinaan generasi muda
 
hal ini selain untuk mengingatkan manusia tentang
betapa pentinganya menjaga kelangsungan hidup Artinya: “Dengan nama Allah yang Rahman lagi Rahim (1).
suatu bangsa juga erat kaitannya dengan perlunya Segala puji hanya bagi Allah pemelihara seluruh alam
membina serta mengembangkan potensi, bakat dan (2). Pengasih lagi Penyayang (3). Pemilik hari
minat manusia, dari sejak dini. Hal demikian dapat Pembalasan (4). Hanya kepada-Mu kami mengabdi
dimaksudkan, karena generasi muda di masa sekarang dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan
adalah merupakan calon-calon pemimpin di masa (5). Bimbing (antar)lah kami (memasuki) jalan lebar
depan. Jika pemuda dari sekarang sudah dipersiapkan dan luas (6). (Yaitu) jalan orang-orang yang telah
kualitasnya secara utuh sukap keberagamaan, moral Engkau anugerahi nikmat kepada mereka; bukan
dan akhlaknya serta penguasaan terhadap ilmu (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
pengetahuan, teknologi dan keterampilan, maka orang-orang yang sesat (7).10
mereka nantinya akan dapat memimpin bangsa ini
Menurut Ibnu Katsir surah al-Fatihah ini dinamakan
dengan serta memberikan harapan yang cerah.
juga dengan Fatihatu al-Kitab dan ia merupakan bacaan
Sebaliknya pembinaan generasi muda yang terlambat
pembukaan di dalam shalat, dan disebut juga dengan
serta tidak terprogram akan dapat menghacurkan masa
Ummu al-Kitab ini juga menurut jumhur ulama sebagaimana
depan pemuda itu sendiri dan juga masa depan
diriwayatkan dari Anas dan Hasan juga disebut dengan
bangsa.
Ummu al-Qur’an, Ummu al-Kitab, Sab’u al- mashaani, dan juga
Berdasarkan uraian tersebut di atas, tampak dengan disebut dengan al-Qur’an al-‘Azdim. Surah al-Fatihah
jelas bahwa ajaran al-Qura’an ternyata erat kaitannya diturunkan di Mekkah yaitu permulaan disyaria’atkannya
dengan pendidikan. Ajaran al-Qur’an tentang berbagai hal shalat, dan surah inilah diturunkan secara lengkap sebanyak
ternyata bukan hanya sebagai wacana, akan tetapi yang tujuh ayat, ini menurut riwayat Ibnu Abbas dan Qatadah,
terpenting agar ajaran-ajaran tersebut di-didikkan dan sedangkan menurut pendapat lain surah ini diturunkan di
ditanamkan dalam setiap individu. Karena dengan cara Madinah, sedangkan menurut az-Zuhri surah ini diturun-
demikian itulah ajaran Islam akan terasa manafaatnya bagi kan sebanyak dua kali yakni di Mekkah dan di Madinah.11
kehidupan ummat manusia. Sedangkan menurut al-Wahidiy mengatakan bahwa dalam

10 QS. al-Fatihah: 1-7.


11 Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azdim, Maktabah ash-Shafa,
Beirut, 2004, jilid I, 19-20.

248 9
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

hal turunya surah al-Fatihah tersebut terdapat perselisihan, 11. Ajaran al-Qur’an tentang amar makruf nahi munkar,
namun menurut sebagian besar para mufasir surah tersebut dimaksudkan bukan hanya sekadar memenuhi
turun di Mekkah dan termasuk surah al-Qur’an yang kewajiban moral, melain-kan juga dimaksudkan untuk
pertama kali diturunkan.12 memelihara masyarakat dari pengaruh budaya yang
negatif yang dapat menghancurkan peradaban dan
Dengan demikian dari berbagai macam pendapat di kehidupan di masa depan. Dengan ditegakkannya
atas jelas bahwa pendapat yang kuat adalah yang ajaran tentang amar makruf nahi munkar ini maka
mengatakan surah al-Fatihah diturunkan di Mekkah. niscaya masyarakat akan terhindar dari situasi
Namun demikian, tidak terdapat keterangan yang kehidupan yang kacau balau dan tidak tenteram.
menyebutkan tentang sebab turunnya atau peristiwa yang Kewajiban menegakkan amar makruf nahi munkar ini
menyertai turunnya surah ini, serta dalam kondisi dan harus pula ditanamkan kepada setiap pribadi anak
situasi apa yang bagaimana surah ini turun, dan tahun didik.
berapa tepatnya surah ini turun. Namun dari keterangan
bahwa surah al-Fatihah itupun turun pada awal disyari’at- 12. Ajaran al-Qur’an tentang adanya akal dan nafsu
kannya shalat, maka dapat diperkirakan bahwa pada saat bukanlah hanya sekadar untuk membandingkan
Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. yang menurut sejarah adanya keduanya sebagai bahan perdebatan tentang
disekitar satu tahun menjelang Rasulullah saw. pindah substansi antara akal dan nafsu sebagaimana yang
(hijrah) ke Madinah, yaitu pada tahun ke-13 dari Kenabiaan dikemukakan anatara filosof dan ahli ilmu jiwa,
Muhammad saw. melainkan untuk mendorong manusia agar senantiasa
bersyukur dengan memanfaatkan kedua potensi
Selain itu surah al-Fatihah juga dinamakan dengan al- rohaniah tersebut untuk dapat membangun masa
Syifa’, al-Raqiyah, Asas al-Qur’an, al-Waqiyah dan al-Kafiyah. depan kehidupannya secara beradab. Keber-adaan
Nama al-Syifa’ yang berarti obat ini didasarkan pada Hadits keduanya juga akan dapat mengingatkan agar dalam
Marfu’ yang diriwayatkan oleh al-Darimy dari Abi Sa’id perjuangan hidupnya manusia tidak hanya tunduk
yang berbunyi: Fatihah al-kitab syifa min kulli samm (Surah al- menuruti nafsunya, melainkan dapat mengetengahkan
Fatihah adalah obat dari setiap penyakit). Inilah yang mendasari pertimbangan akalnya. Selain itu juga kajian tersebut
kaum muslimin mempergunakan surah al-Fatihah sebagai juga mengingatkan kepada manusia bahwanya
do’a yang seringkali dibaca untuk mendapatkan per- manusia memiliki keterbatasan dalam hidupnya
lindungan dari Allah swt. Sedangkan nama al-Raqiyah yang sebagaimana juga terbatasnya peranan akal serta nafsu
berarti permohonan ini didasarkan pada hadits Abi Sai’d yang dimilikinya. Dalam hal ini pendidikan tentunya
dapat mengarahkan nafsu menjadi sistematis, lurus
12 Imam Abi al-Hasan Ali bin Ahmad al-Wakhidiy al-Naysabury,
dan selalu di jalan kebenaran, sekaligus juga dapat
Asbab al-Nuzul (Beirut: Dar al-Fikr, 1991), 11.

10 247
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

zalim, tidak membuang-buang waktu dengan sia-sia. yang tercantum dalam kitab Shahih Bukhari, yang
mengatakan bahwa ketika seorang laki-laki mengharapkan
9. Ajaran al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan, selain keselamatan, maka Rasulullah mengatakan kepadanya: wa
untuk men-dorong manusia agar dapat mengembang- maa yudrika annaha raqiyah yang artinya tidakkah ia dapati
kan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang dibutuhkan bahwa al-Fatihah itu merupakan keselamatan? Sementara
bagi kehidupannya, juga untuk mengingatkan bahwa itu nama al-Fatihah dinamakan asas al-Qur’an yang berarti
ilmu hanya dapat dibedakan dari segi jenis dan dasar-dasar al-Qur’an didasarkan pada riwayat al-Sya’bi
cakupannya, sedangkan dari segi asal muasalnya dari Ibn ‘Abbas, Rasulullah menyatakan: Wa asasuha
adalah sebagai pemberian Tuhan. Yang demikian bismillahirrahmanirrahim artinya asas al-Fatihah itu adalah
terjadi mengingat sumber kajian ilmu pengetahuan bismillahirrahmanirrahim. Sedangkan nama al-Waqiyah yang
seperti alam jagat raya denga hukum-hukum yang ada berarti pemelihara diberikan oleh Sufyan bin Uyainah, dan
di dalamnya, prilaku sosial, intuisi dan wahyu yang nama al-kafiyah yang berarti mencakup diberikan oleh
pada hakikatnya adalah milik Tuhan yang di- Yahya bin Abi Katsir. Hal ini didasarkan pada pemikiran
anugerahkan kepada manusia untuk dimanfaatkan. bahwa al-Fatihah mencakup surat-surat lainnya dan tidak
Dengan demikian pengembangan ilmu pengetahuan ada yang dapat mencakup kecuali surah al-Fatihah. Hal ini
tidak boleh melampaui hukum-hukum Tuhan yang didasarkan pada sebagian hadits Mursal yang berbunyi:
ada di dalam al-Qur’an, di jagat raya dan di dalam Umm al-Qur’an ‘iwadl min ghairiha wa laitsa min ghairiha
prilaku sosial tersebut. Dengan pengembangan ilmu ‘iwadl minha (al-Fatihah itu menggantikan surah lainnya, dan
pengetahuan manusia diharapkan semakin dapat men- tidaklah surah lainnya itu menggantikan al-Fatihah). Selain itu,
syukuri karunia Tuhan dan semakin dekat kepada- al-Zamakhsyari dalam kitabnya al-Kasyaf menyebutkan
Nya. bahwa surah al-Fatihah sebagai surah al-Shalah dan al-Kanz
10. Ajaran al-Qur’an tentang pembianaan masyarakat yang berarti perbendaharaan.13
ditujukan sebagai langkah untuk membangun Surah al-Fatihah adalah merupakan “Mahkota
kehidupan bangsa dan Negara yang aman, kokoh dan Tuntunan Ilahi”. Dia adalah ‘Ummul Qur’an atau Induk al-
tenteram, juga dimaksudkan untuk menciptakan suatu Qur’an. Ada banyak nama bagi awal surah al-Qur’an itu,
lingkungan kehidupan yang memungkinkan manusia yakni lebih dari dua puluh nama, namun ada empat nama
dapat merefleksikan serta mengaktualisasikan minat, sebagaimana yang diperkenalkan oleh Rasul, yaitu al-
bakat dan potensinya secara sehat. Hal yang demikian Fatihah, Ummul Kitab, Ummul al-Qur’an dan as-Sab’al-
dapat dipahami, karena bangsa yang kokoh, aman dan Matsani. Selanjutnya ia mengatakan bahwa kata fath yang
damai adalah terwujud dari kumpulan masyarakat
yang kokoh pula.
13 Ibnu Katsir, jilid I, 9.

246 11
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

merupakan akar kata nama ini berarti menyingkirkan tentang jati dirinya, maka ia akan dapat mengenal
sesuatu yang terdapat pada suatu tempat yang akan penciptanya, yaitu Allah swt. sikap dan per-buatan
dimasuki. Penamaannya dengan al-Fatihah karena ia yang harus dilakukannya, serta tugas-tugasnya di
terletak pada awal al-Qur’an, karena biasanya yang muka bumi. Dengan cara demikian itu, maka manusia
pertama memasuki sesuatu pasti yang membukanya. Jadi akan memiliki pandangan hidup yang benar, yang
dengan kata lain, awal di sini adalah awal dalam pada gilirannya ia tidak akan salah arah atau
penempatannya pada susunan al-Qur’an dan bukan berarti melangkah. Selain itu juga pandangan tentang manusia
awal surah yang diturunkan14. ini yang pada gilirannya akan menjadi dasar bagi
rumusan pendidikan, kurikulum, metode, evaluasi,
Ayat 1. Bismillahi ar-rahman ar-rahim, menurut Ibnu dan sebagainya.
Katsir ayat bismillahi ar-rahman ar-rahim para shahabat
mengatakan bahwa ayat ini dibaca di awal surah al-Fatihah 7. Begitu juga dengan ajaran tentang alam, hal ini dapat
dan juga surah-surah yang lain terkecuali di dalam surah dipahami agar manusia sifat dan karakter alam, khasiat
an-Naml dibaca di tengah ayat, sedangkan mereka berbeda yang terkandung di dalamnya. Maka dengan cara
pendapat tentang apakah ayat ini merupakan satu ayat demikian diharapkan ia akan dapat melakukan
terdahulu pada tiap-tiap awal surat atau bagian dari tiap- hubungan dengan alam secara arif dan bijaksana, serta
tiap surah atau ia merupakan awal surah bagi surah al- akan membawanya untuk semakin mensyukuri
Fatihah saja bukan bagi suart yang lainnya. Menurut Imam karunia Allah swt. Maka dengan cara demikian
Syafi’i dan Ibnu Hambal bahwa Basmallah adalah kemakmuran yang dicapai akan sejalan dengan rasa
merupakan satu ayat dari surah al-Fatihah, juga surah yang syukur yang mendalam.
lainnya kecuali dalam surah al-Bara’ah, sedangkan
menurut Imam Malik dan Imam Abu Hanifah bahwa 8. Ajaran al-Qur’an tentang akhirat juga dimaksudkan
Basmallah bulanlah merupakan satu ayat dari surah al- bukan hanya sekadar mempercayai adanya surga dan
Fatihah dan juga surat yang lainnya dari semua surah, neraka serta berbagai masalah yang terdapat di akhirat
sementara itu Imam Syafi’i dari sebagian mazhabnya nanti, akan tetapi yang lebih penting adalah
mengatakan bahwa Basmallah adalah merupakan satu ayat kepercayaan tentang akhirat tersebut dapat memberi
dari surah al-Fatihah dan bukan bagi surah yang lainnya.15 dampak bagi perbaikan moral selama hidup di dunia
ini. Adanya timbangan amal, pemeriksaan dan
Sedangkan menurut Quraish Shihab, bahwa Allah pertanggung-jawaban amal perbuatan di akhirat serta
akibat-akibatnya, mengingatkan kepada manusia agar
14 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2009, selama hidupnya di dunia haruslah lebih berhati-hati,
jilid I, 4-5. tidak akan pernah melakukan pelanggaran, berbuat
15 Ibnu Katsir, jilid I, 21.

12 245
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

4. Pengulangan kajian tentang tauhid (Ketuhanan) memulai kitab-Nya dengan bacaan Basmallah atau dengan
dimaksudkan agar ingat, komitmen serta perhatian nama Allah adalah merupakan adab serta bimbingan
manusia terhadap nilai-nilai yang berasal dari Tuhan pertama yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya: iqra’
dapat tertanam dengan kokoh dalam hati manusia.. bismi rabbika. Permulaan itu sesuai dengan aqidah ajaran
Hal ini dapat dipahami, karena tauhid menjadi dasar Islam yang menyatakan bahwa Allah adalah al-Awwal wa
tegaknya seluruh aspek kehidupan seorang muslim. al-Akhir wa azh-Zhahir wa al-Bathin/ Dia yang Pertama dan
Demikian juga dengan masalah tegaknya moral yang Dia pula yang Terakhir, Dia yang tampak dengan jelas
bertolak dari keimanan yang kokoh. Selain itu juga (bukti-bukti wujud-Nya) Dia pula yang Tersembunyi
dengan adanya tauhid diharapkan agar seseorang yang (terhadap siapa pun hakikat-Nya). Karena dengan nama-
beriman dapat berakhlak dengan akhlak Tuhan, yang Nya segala sesuatu harus dimulai dan dengan nama-Nya
menurut kadar kesanggupan manusia. Jika Allah juga terlaksananya segala gerak dan arah. Hal demikian
bersifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka juga tafsiran yang dikemukakan Sayyid Quthub dalam
manusia juga haruslah menampakkan sikap yang tafsirnya.16
pengasih dan penyayang. Demikian juga dengan sifat-
sifat Tuhan yang lainnya haruslah dipahami dalam Ayat 2. al-Hamdulillah al-‘alamin, menurut Ibnu Kastir
konteks yang demikian pula. Maka dengan cara yakni syukur yang secara khusus diberikan kepada Allah
demikian, keimanan ini tidak hanya bersifat teo-centris dengan menyembah-Nya dan tidak menyembah yang
tetapi juga bersifat antropho-centris. Hanya dengan lainnya serta bersyukur hamba-Nya atas semua nikmat
cara demikian itulah makna ketuhanan akan terasa yang diberikan oleh Allah. Kata Rabbi al-‘Alamin, ini
fungsional dalam kehidupan manusia. menunjukkan semua yang ada di alam ini baik manusia
maupun jin.17
5. Demikian pula kajian tentang kerasulan ini dimaksud-
kan bukan hanya sekedar mengingat dan hapal tentang Sementara itu kata hamdu atau pujian adalah
riwayat hidup para Rasul yang lengkap dengan akhlak merupakan ucapan yang ditujukan kepada yang dipuji atas
serta kepribadiannya, akan tetapi yang terpenting sikap atau pun perbuatanya yang baik. Ia menekankan
adalah agar ajaran yang dibawa oleh Rasul-rasul itu bahwa diperlukan tiga unsur dalam perbuatan yang harus
diikuti serta dilaksanakan dengan konsisten, dan dipenuhi oleh yang dipuji sehingga dia wajar mendapat
akhlaknya yang mulia itu diteladani dengan sebaik- pujian itu: 1) Indah (baik), 2) Dilakukan secara sadar, dan 3)
baiknya. Tidak terpaksa atau dipaksa. Sedangkan kata al-hamdu
dalam surat al-Fatihah ini ditujukan kepada Allah swt. Ini
6. Ajaran tentang asal usul dan sifat manusia, ini
dimaksudkan agar dengan adanya ia mengetahui 16 Quraish Shihab, jilid I, 14.
17 Ibnu Katsir, jilid I, 22.

244 13
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

menunjukkan bahwa Allah dalam segala perbuatan-Nya yang bertumpu pada hubungan dengan Allah (habl min
telah memenuhi ketiga unsur yang disebutkan di atas. Allah) dan hubungan dengan manusia (habl min al-Nas).
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa kata al-hamdulillahi/
segala puji bagi Allah, huruf lam/bagi yang menyertai kata 3. Karena masalah yang diutamakan dalam al-Qur’an
Allah mengandung makna pengkhususan bagi-Nya. adalah pendidikan, maka dapatlah dimengerti jika di
Dengan kata lain, ini menunjukkan bahwa segala pujian dalam al-Qur’an dijumpai ayat yang mengandung
hanya wajar dipersembahkan kepada Allah swt. Dia dipuji suatu tema, namun diungkapkan atau pun diulang
karena Dia yang menciptakan segala sesuatu yang berkali-kali dalam berbagai tempat. Bagi yang tidak
diciptakan-Nya dengan baik dan dengan penuh kesadaran melihat ayat-ayat tersebut dalam kerangka pendidikan
tanpa paksaan.18 Sementara itu, kalimat rabb al-‘alamin maka tentulah ia akan mengatakan bahwa al-Qur’an
adalah merupakan keterangan lebih lanjut tentang layaknya bukanlah kitab yang sistematis, bahkan ia akan
segala puji hanya tertuju kepada Allah swt. Dia adalah rabb mengatakan itu adalah pem-borosan dalam uraiannya,
al-‘alamin. serta akan membosankan.305 Lain halnya dengan yang
menggali al-Qur’an dengan seksama dan tegas akan
Ayat 3. ar-Rahman ar-rahim, ini menunjukkan mengatakan bahwa pendapat tersebut adalah
pengulangan kata yang disebut dalam ayat basmallah. kebodohan yang bersangkutan. Orang-orang yang
Sedangkan pada ayat ketiga ini tidak dapat dianggap menggali ajaran al-Qur’an ia akan mengatakan bahwa
sebagai pengulangan sebagian kandungan ayat pertama setiap kali ada pengulangan dalam al-Qur’an, maka
(basmallah). Kalimat ar-Rahman dan ar-Rahim ayat ini pada setiap kali itu pula ada nilai-nilai baru yang
bertujuan menjelaskan bahwa pendidikan dan terkandung di dalamnya.306 Selain itu, adanya
pemeliharaan Allah, sebagaimana disebutkan pada ayat pengulangan berkaitan dengan metode pendidikan,
kedua, sama sekali bukan untuk kepentingan Allah atau yang antara lain menghendaki adanya pengulangan
sesuatu pamrih, pendidikan serta pemeliharaan tersebut itu, agar masalah tersebut selalu dapat diingat, dan
semata-mata karena rahmat dan kasih sayang Tuhan yang tidak akan mudah dilupakan. Pengulangan mengenai
dicurahkan kepada makhluk-makhluk-Nya.19 Dengan kata sesuatu dalam al-Qur’an dapat dipahami dalam
lain, bahwa penekanan pada sifat ar-Rahman dan ar-Rahim konteks itu.
di sini dapat juga bertujuan menghapus kesan dan
anggapan yang boleh jadi ditimbulkan dari kata Rabb yang 305 Wilfred Canwell Smith, Lintasan Sejarah Islam, menagatkan
mana Tuhan memiliki sifat kekuasaan yang mutlak yang bahwa al-Qur’an adalah kitab yang paling tidak sistematik susunanya,
cenderung sewenang-wenang. sebagaimana terlihat dari banyaknya pengulangan tentang penyebutan
sesuatu masalah dalam berbagai tempat
18 Quraish Shihab, jilid I, 33. 306 Asy-Syarbasi, Tarikh Tafsir al-Qur’an, (Jakarta: Al-Husna, 1985)
19 Quraish Shihab, jilid I, 40. cet, I, 56

14 243
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Dengan disebutkannya sifat Rahman dan Rahim,


tentang kekuasaan yang mutlak akan bergabung dengan
kesan rahmat dan kasih sayang. Ini tak lain seakan-akan
KESIMPULAN dengan menyebut kedua sifat-Nya tersebut, Allah swt,
mengundang para makhluk untuk datang kehadirat-Nya
demi memperoleh keridhaan-Nya.
Berdasarkan uraian dan analisa, sebagaimana terdapat
dalam beberapa bab yang telah di bahas di atas, maka Ayat 4. Maliki yaumiddin, menurut Ibnu Katsir
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: sebagian membacanya dengan bacaan pendek pada huruf
mim, sementara itu qira’at yang lainnya membacanya
1. Keberadaan al-Qur’an sebagai sumber utama dalam dengan bacaan panjang disebutkan bacaan keduanya
pengem-bangan konsep pendidikan Islam dapat adalah merupakan bacaan yang shahih mutawatir. Yang
dibuktikan dengan nyata serta akurat. Konsep pen- dimaksud dengan kata Maliki yaumiddin di mana pada hari
didikan Islam yang berdasarkan al-Qura’an tersebut itu tidak ada satupun yang memiliki ketetapan sebagaimana
dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan pada waktu hari di dunia, kata ini disebut juga yaumu al-
konsep yang tidak berdasarkan al-Qur’an. Hal ini hisab atau hari qiyamat pada hari ini akan ditunjukkan
memang sejalan dengan sifat ajaran Islam itu sendiri amalan yang baik dan amalan yang buruk.20
yang bersifat universal, integrated, komprehensif, utuh
dan berdaya tahan untuk jangka waktu yang tidak Sedangkan kata Pemilik dan Pemelihara sebagaimana
terbatas. tercantum pada ayat sebelumnya, ini boleh jadi tidak
memiliki (sesuatu). Sedangkan sifat ketuhanan tidak dapat
2. Berbagai aspek yang dibicarakan dalam al-Qur’an dilepaskan dengan kepemilikan serta kekuasaan.
seperti masalah akidah (ketuhanan), Rasul manusia, Karenanya, inilah yang dimaksud dalam kandungan ayat
alam, akhirat, akal nafsu, ilmu pengetahuan, amar empat ini. Demikian juga pendapat al-Biqa’i sebagaimana
ma’ruf nahi munkar, generasi muda, kerukunan hidup dikutip oleh Quraish Shihab mengatakan bahwa ia
antar ummat beragama, pembinaan masyarakat, menghubungkan ayat ini dengan ayat sebelumnya.21
disiplin dan menegakkan hak ternyata juga berkaitan Sementara itu Thahir Ibnu ‘Asyur, sebagaimana dikutip
dengan pendidikan. Pembicaraan dalam berbagai oleh Quraish Shihab ia mengatakan bahwa penempatan
bidang tersebut tidak terletak pada materi kajian ayat ini setelah penyebutan sifat-sifat Allah swt, yang lalu
bidang tersebut saja, melainkan yang dituju adalah ini bukan sekedar untuk memaparkan sifat-sifat-Nya, tetapi
pendidikan. Yaitu pembinaan sikap dan kepribadian
yang mulia. Hal ini sejalan dengan inti ajaran al-Qur’an 20 Ibnu Katsir, jilid I, 28.
itu sendiri, yaitu pembinaan mental dan akhlak mulia 21 Quraish Shihab, jilid I, 48.

242 15
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

ia juga merupakan akibat dari sifat-sifat yang telah yaitu generasi muda yang sehat fisiknya, berilmu
dipaparkan pada ayat-ayat yang lalu. Ayat-ayat yang lalu pengetahuan, berketerampilan, berakidah yang kokoh, taat
itu menyifati Tuhan Yang Maha Esa dengan Rabb al-‘Alamin menjalankan ibadah dan berakhlak yang mulia dan
dan ar-Rahman ar-Rahim yang menunjukkan betapa seterusnya terdapat pula petunjuk yang dapat yang dapat
sempurna kasih sayang-Nya terhadap semua makhluk, dan dilakukan oleh kedua orang tua itu. Maka petunjuk
bahwa perlakuan-Nya terhadap mereka adalah atas dasar tersebut ada yang bersifat langsung dan ada pula yang
pemeliharaan, bimbingan, dan pendidikan yang mencakup tidak langsung. dan antisipatif Untuk itu Allah swt. dan
perintah serta larangan guna kemaslahatan mereka, Rasul-Nya memerintahkan kepada para laki-laki agar
walaupun perintah dan larangan itu tidak sejalan dengan supaya memilih isteri yang shaleh yaitu istri yang taat
dorongan nafsu mereka serta terasa berat olehnya. kepada Allah dan Rasul-Nya, taat kepada suami serta
dapat menjadi tauladan bagi semua putra-putrinya.
Sementara itu ada dua bacaan yang popular Karenanya dengan pernikahan ini dapat dipelihara
menyangkut ayat ini yaitu (Malik) yang berarti pemilik, dan kelangsungan hidup manusia, memelihara keturunan,
(Maalik) yang berarti raja. Pada ayat ini dapat dibaca keselamatan masyarakat dari dekadensi moral, keselamatan
keduanya, dan keduanya adalah merupakan bacaan yang masyarakat dari penyakit, ketenteraman jiwa, tercipta
dibaca oleh Nabi. Dengan kata lain bahwa kata (Malik) yang hubungan saling tolong menolong antara suami isteri, serta
mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu yang menghaluskan rasa kebapakan serta keibuan.304
disebabkan oleh kekuatan pengen-dalian serta
keshahihannya. Sedangkan kata Maalik yang biasa
diterjemahkan dengan raja adalah yang menguasai dan
menangani perintah dan larangan, anugerah dan
pencabutan dan karena itu biasanya kerajaan terarah
kepada manusia bukan pada barang yang sifatnya tidak
dapat menerima perintah serta larangan.22

Sedangkan kata yaum ad-din, kata yaum biasa


diterjemahkan dengan hari. Kata ini terulang di dalam al-
Qur’an sebanyak hari-hari dalam satu tahun (365 kali). Al-
Qur’an meng-gunakan kata yaum dalam arti waktu atau
periode yang terkadang sangat panjang. Sementara itu kata
ad-diin yang menggambarkan hubungan dua pihak, di mana 304Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam,

(terj), Saifullah Kamaliy, dan Heri Noer Ali, dari judul asli Tarbiyyah al-
22 Quraish Shihab, jilid I, 49-50. Aulad fi al-Islam (Semarang, Ady Syifa, 1981), cet I, 5-9

16 241
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

atau 7 ayat surah Luqman tersebut yakni terdapat enam pihak pertama mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
komponen pendidikan sebagai berikaut: Pertama komponen dibanding dangan pihak kedua. Kata ad-diin di sini
pendidik, yang dalam hal ini adalah kedua orang tua, diartikan sebagai pembalasan atau perhitungan atau
khususnya Luqman (ayah) sebagai kepala keluarga. Kedua ketaatan karena pada hari itu (Hari Kiamat) terjadi
komponen anak didik (anak) yang dalam hal ini adalah perhitungan dan pembalasan Allah, juga ketika itu semua
anaknya Luqman sendiri. Ketiga komponen lingkungan di makhluk tanpa terkecuali menampakkan ketaatannya
mana kegiatan pendidikan tersebut berlangsung, yang kepada Allah swt. dalam bentuk yang sangat nyata.23
dalam hal ini lingkungan keluarga. Keempat komponen
materi (kurikulum) pendidikan yang dalam ayat-ayat Dengan kata lain, bahwa balasan yang diberikan
tersebut mencakup materi pendidikan tentang keimanan Allah itu tidaklah dijelaskan berapa lamanya berlangsung,
atau akidah yang kokoh antara lain menjauhi perbuatan namun al-Qur’an menyatakan bahwa kenikmatan surgawi
syirik, akhlak yang mulia antara lain dengan memulikan yang akan diterima oleh yang taat bersifat kekal, sedang-
kedua orang tua, mendirikan shalat, memerintahkan kan siksaan neraka ada yang menyatakan kekal dan ada
perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang yang menyatakan tidak kekal, dan balasan serta ganjaran
munkar, bersikap tabah, tidak menyombongkan diri, dan itu adalah yang bersifat perorangan bukan bersifat kolektif.
bersikap rendah hati. Kelima komponen hubungan, Ayat 5. Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, lafaz yang
pendekatan dan proses belajar mengajar, yang dalam hal pertama adalah tadabbur dari pada syirik, sedang lafaz yang
ini mengembangkan pola hubungan yang demokratis, kedua adalah tadabbur dari keadaan serta kekuatan yang
menghargai pendapat orang lain, manusiawi, berorientasi dikaitkan dengan Allah ‘azza wajalla sebagaimana
pada nilai kebenaran ilmiah sekaligus profesional. Keenam dijelaskan dalam makna ayat yang lain yang berbunyi:
komponen metode yang dalam hal ini ceramah Fa’budhu watawakkal ‘alaihi wamaa rabbuka bighafilin ‘amma
(mau’idzah) dan perintah.303 ta’maluun, juga senada dengan ayat yang lain: qul huwa
Dari uraian tersebut di atas, maka dengan jelas bahwa arrahmanu aamanna bihii wa’alaihi tawakkalnaa. Yakni perintah
ajaran Islam (al-Qur’an) sangatlah memperhatikan yang dikhususkan pada hamba-Nya dan tempat memohon
pembinaan generasi muda. Pembinaan tersebut dilakukan pada-Nya atas segala urusan kamu24.
melalui kegiatan pendidikan yang dimulai dari rumah Dalam ayat ini banyak sekali pesan yang dikandung
tangga atau pendidikan keluarga, yang selanjutnya oleh kedua kata terangkai itu yakni iyyaka dan na’budu,
dilakukan oleh sekolah yang biayanya ditanggung oleh secara tidak langsung, penggalan ayat ini mengecam
keluarga. Untuk menghasilkan generasi muda yang baik

23 Quraish Shihab, jilid I, 52.


303Abuddin Nata, 201-204 24 Ibnu Katsir, jilid I, 29.

240 17
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

mereka yang mempertuhankan atau menyembah selain   


Allah, baik masyarakat Arab ketika itu maupun selainnya.   
Kata iyyaka merupakan kata yang menunjuk pada pesona
kedua, dalam hal ini yang dimaksud adalah Allah swt. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya di
Dengan kata lain bahwa ini berarti mengajarkan untuk antara istri-istrimu dan anak-ankamu adalah yang
mengucap-kan iyyaka menuntut pembaca agar menjdi musuh bagimu,maka berhati-hatilah kamu
menghadirkan Allah dalam benaknya. Demikian kesan terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak
yang dimunculkan dalam ayat ini, sebagaimana dijelaskan memarahi serta menagmpuni (mereka, maka
oleh Thabathaba’i.25 Dengan demikian, jelaslah bahwa kata sesunguhnya Allah lagi Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”300
iyyaka ini mengan-dung arti pengkhususan, yakni tidak ada
selain Allah. Artinya, ibadah yang dilakukan tidak kepada Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa wahai orang-
siapa pun kecuali hanya kepada Allah swt semata. Dengan orang yang beriman dan membenarkan Allah, ketahuilah
demikian, pandangan hati hanya tertuju sepenuhnya hanya bahwa di antara istri dan anak-anakmu itu ada yang akan
kepada-Nya, dan ibadah ini yang intinya penyerahan diri musuh kamu, memalingkan kamu dari ketaatan kepada
sepenuh-nya hanya kepada Allah swt. Allah serta amal saleh yang bermanfaat di akhirat.301 Dalam
satu riwayat dikemukakan Rasulullah saw. akan ada suatu
Sedangkan kata na’budu diterjemah-kan dengan
zaman yang menimpa ummatku, yaitu kehancuran seorang
menyembah, mengabdi, taat. Jadi, ketika seseorang
suami di tangan seorang istri dan anak-anaknya yang
menyatakan iyyakana’budu maka ketika itu tidak sesuatu
dihimpit kemelaratan, kemudian mendorong suami untuk
apa pun baik yang berkaitan dengan diri seseorang
melakukan perbuatan buruk yang dapat merusak
maupun yang berkaitan dengannya, kecuali telah dijadikan 302
dirinya. Keadaan tersebut sebab utamanya adalah
milik Allah swt26. Dengan kata lain bahwa memang segala
karena istri, anak dan anggota keluarga tersebut tidak
aktivitas manusia haruslah berakhir menjadi ibadah
memiliki pendidikan. Untuk itulah, maka di antara
kepada-Nya.
berbagai ayat al-Qur’an lainnya, Allah memerintah-kan
Kata waiyyaka nasta’in, bahwa permohonan bantuan agar suami sebagai kepala keluarga memberikan
kepada Allah adalah permohonan agar Dia mempermudah pendidikan kepada anggota keluarganya itu. Hal demikian
apa yang tidak mampu diraih oleh yang bermohon dengan misalnya telah dicontohkan oleh Lukman al-Hakim dalam
upayanya sendiri. Kata ini juga mengandung arti bahwa ayat al-Qur’an surah Luqman dari ayat 13 sampai ayat 19
kepada selain Allah sang pengucap tidaklah memohon
300Q.S. al-Taghabun, 64: 14
25 Quraish Shihab, jilid I, 60-61. 301Ibid,129
26 Quraish Shihab, jilid I, 63. 302Ibid 129

18 239
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

hukum agama. Hal demikian sejalan dengan hadits yang pertolongan.27 Dari penjelasan ini, bahwa tidak ada tempat
mengatakan bahwa Allah memberikan kasih saying kepada memohon selain kepada Allah semata, namun dalam
seseorang yang mengatakan bahwa sembah-yangnya, permohonan ini masih dituntut peranan diri sendiri sesuai
puasanya, zakatnya, ibadah hajinya, anak yatimnya, dengan kondisi yang dibutuhkan.
tetangganya, mudah-mudahan dapat mengum-pulkan
mereka di syurga pada hari kiamat nanti.299 Ayat 6. Ihdinash shirata al-mustaqim, menurut Ibnu
Katsir ayat ini maksudnya yakni Din al-Islam diriwayatkan
Pengertian tentang pentingnya membina keluarga dari Imam Hanafiyyah yang dimaksud yakni agama Allah
agar terhindar dari siksaan api neraka ini tidak hanya yang tidak diterima bagi hamba-Nya selainnya, sedangkan
semata-mata diartikan dengan apai neraka yang ada di Mujahid menerangkan kata ini maknanya yakni kebenaran.
akhirat nanti, melainkan termasuk juga berbagai masalah
dan bencana yang menyedihkan, merugikan dan merusak Ayat 7. Shirat allaaziina an’amta ‘alaihim, menurut Ibnu
citra pribadi seseorang. Sebuah keluarga yang anaknya Katsir lafaz ini bermakna “para Nabi”. Lafaz: ghairi al-
terlihat dalam perbuatan yang tercela, seperti mencuri, maghdhubi ‘alaihim yakni “kaum Yahudi”, sedangkan lafaz:
merampok, menipu, berzina, meminum-minuman keras, waladhdhaaliina yakni “kaum Nashrani yang mereka itu
narkoba, membunuh dan lain sebagainya adalah termasuk telah sesat”.28
kedalam hal-hal yang dapat menimbulkan bencana di Sementara itu kata ihdina maknanya berkisar pada
muka bumi dan merugikan orang yang melakukannya, dua hal: Pertama, tampil kedepan memberi petunjuk. Kedua,
keluarga, istri, juga dapat menjadi musuh dan membawa menyampaikan dengan lemah lembut. Allah
malapetaka jika terlibat dalam perbuatan tersebut. Hal ini menganugerahkan petunjuk. Petunjuknya bermacam-
juga sejalan dengan firman Allah dalam surah at- macam sesuai dengan peranan yang diharap-kannya dari
Thaghabun ayat 14 sebagai berikut: makhluk. Petunjuk tingkat pertama (naluri) terbatas pada
  penciptaan dorongan untuk mencari hal hal yang
dibutuhkan. Naluri tidak dapat mampu mencapai apa pun
  
yang berada di luar tubuh pemilik naluri itu, pada saat ini

manusia membutuhkan petunjuk itu, karenanya Allah
 
menganugerahkan petunjuk-Nya berupa pancaindra.
   Namun, betapa pun tajamnya pancaindra manusia, sering
  kali hasil yang diperolehnya tidak sesuai dan meng-

27 Quraish Shihab, jilid I, 68.
299Ibid, 162 28 Ibnu Katsir, jilid I, 44.

238 19
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

gambarkan hakikat yang sebenarnya. Karenanya, untuk Dalam ayat ini memiliki hubungan yang erat dengan
meluruskannya dibutuhkan petunjuk Allah berupa akal. ayat-ayat yang sebelumnya. Dalam hubungan ini al-
Sebab akal-lah yang bisa mengkoordinasikan semua Maraghy mengatakan bahwa setelah Allah memerintahkan
informasi yang diperoleh oleh indra kemudian membuat terhadap istri-istri Rasulullah saw. agar bertaubat dari
kesimpulan-kesimpulan yang sedikit atau banyak dapat segala kekeliruan, dan menjelaskan kepada mereka bahwa
berbeda dengan hasil informasi dari indra. Namun juga Allah-lah yang menjaga dan menolong utusan-Nya, maka
tidaklah merupakan jaminan terhadap semua kebenaran tidak ada yang dapat memperdayakannya, karenanya
yang didambakan, karenanya manusia membutuhkan mereka diminta untuk tidak menghianati Rasul karena
petunjuk yang melebihi daripada akal, sekaligus melurus- takut diceraikan, karena mereka adalah ibu kaum
kan kekeliruannya. Petunjuk ini adalah hidayah berupa Muslimin, maka selanjutnya Allah memerintahkan kepada
agama29. semua orang yang beriman pada umumnya agar
memelihara diri dan keluarganya dari siksaan api neraka
Dari penjelasan ayat ini menunjukkan bahwa betapa yang kayu bakarnya terdiri dari bebatuan berhala dan
manusia itu membutuhkan petunjuk dalam mengarungi manusia (kafir). Dengan demikian permasalahan yang
segala aktivitas dalam kehidupan ini, dan permohonan menimpa keluarga Nabi yang dapat menimbulkan azab
hidayah itu bisa hidayah yang selama ini belum diperoleh, agar dijadikan juga peringatan bagi kaum muslimin pada
ataupun kesinambungan dan kemantapan atau peningkatan umumnya, mengingat Rasulullah saw. adalah sebagai
hidayah yang telah diperoleh oleh orang-orang tertentu panutan kaum muslimin.
atau yang telah diperoleh oleh semua manusia seperti
hidayah berupa naluri. Lebih lanjut al-Maraghy mengemukakan maksud
ayat tersebut (yaa ayyuhal laziina aamanu….. al-hijaarah)
Kata shirath dalam ayat ini asal katanya bermakna dengan keterangan wahai orang orang yang membenarkan
menelan. Jalan yang lebar yang dinamai dengan shirath, adanya Allah dan Rasul-Nya hendaknya sebagian yang
karena sedemikian lebarnya sehingga ia bagaikan menelan satu dapat menjelaskan dengan sebagian yang lainnya
si pejalan. Shirath adalah jalan yang luas, semua orang tentang keharusan diri untuk menjaga dari api neraka dan
dapat melaluinya tanpa harus berdesak-desakan. Shirath menolaknya, karena yang demikian itu merupakan bentuk
yang dimohonkan dalam ayat ini adalah al-mustaqim yakni ketaatan kepada Allah dan mengikuti segala perintah-Nya,
lurus. Dengan demikian, yang diharapkan bukan hanya dan juga mengajarkan kepada kelurganya tentang
shirath yang lebar dan luas akan tetapi juga lurus. Jadi kata perbuatan ketaatan yang dapat memelihara dirinya dengan
ash-shirat al-mustaqim yakni jalan yang lurus dan lebar dan cara memberikan nasehat dan pendidikan. Dengan kata
terdekat untuk menuju tujuan yang dapat mengantar lain jelasnya ayat tersebut berisi perintah atau kewajiban
terhadap keluarga agar mendidik kepada mereka dengan
29 Quraish Shihab, jilid I, 76.

20 237
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat30.
apa yang selalu diperintahkan.296
Ada empat kelompok manusia yang telah mendapat
Pada ayat tersebut terdapat kata quu anfusakum yang nikmat khusus dari Allah swt yakni nikmat keagamaan,
berarti buatlah sesuatu yang bisa menjadi penghalang dan jalan-jalan kelompok itulah yang dimohonkan.
datangnya siksaan api neraka dengan cara menjauhkan Kelompok pertama adalah para Nabi, yakni mereka yang
perbuatan maksiat.297 Memperkuat diri agar tidak mengikuti dipilih Allah untuk memperoleh bimbingan sekaligus
hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah ditugasi untuk menuntun manusia menuju kebenaran Ilahi.
Allah swt. Selanjutnya, kata wa ahliikum, maksudnya Kelompok kedua adalah para Shiddiqin, yakni orang-orang
keluargamu yang terdiri dari istri, anak, pembantu dan dengan pengertian apa pun selalu benar dan jujur. Mereka
budak, dan diperintahkan kepada mereka agar menjaganya tidak ternodai oleh kebathilan, tidak pula mengambil sikap
dengan memberikan bimbingan yang baik, nasehat, yang bertentangan dengan kebenaran. Kelompok ketiga
pendidikan kepada mereka. Hal ini sejalan dengan hadits adalah para Syuhada, yakni mereka yang bersaksi atas
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu al-Munzir, al- kebenaran dan kebajikan melalui ucapan dan tindakan
Hakim dan riwayat yang lain oleh Ali ra. ketika mereka, walau harus mengorbankan nyawa sekalipun.
menjelaskan ayat tersebut, maksudnya adalah berikanlah Kelompok keempat adalah orang-orang Shaleh, yakni yang
pendidikan dan pengetahuan mengenai kebaikan terhadap tangguh dalam kebajikan dan selalu berusaha
dirimu dan keluargamu. Selanjutnya, lafaz al-waquud mewujudkan-nya.31
maksudnya adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalakan api. Sedangkan kata al-hijaarah adalah batu Kata ghair al-maghdubi ‘alaihim, kata ghadhab yang
berhala yang biasa disembah kaum jahiliyah. Lafaz bermakna sesuatu yang bersifat keras, kukuh, dan tegas,
malaaikatun dalam ayat tersebut maksudnya mereka yang dan sukar tergoyahkan yang diperankan oleh pelakunya
jumlahnya sebanyak 19 dan bertugas menjaga neraka. terhadap objek yang disertai dengan emosi. al-maghdhub
Sedangkan kata ghilaazun maksudnya adalah hati yang ‘alaihim ayat ini tidak menjelaskan siapa yang dimaksud-
keras, yaitu hati yang tidak memiliki rasa belas kasihan kan, namun para mufassir mengatakan bahwa yang di-
apabila ada orang yang minta dikasihani. Dan kata maksud adalah orang-orang yahudi, hal ini didasarkan
syidaadun maksudnya adalah memiliki kekuatan yang tidak pada keterangan hadits Nabi saw. Dalam hal ini al-Qur’an
dapat dikalahkan.298 pun menjelaskan bahwa orang-orang yahudi lah yang telah
mengenal kebenaran, namun mereka enggan mengikuti-

296Q.S. at-Tahrim, 66: 6


297Ahmad Mustafa al-Maraghy, jilid X, 161 30 Quraish Shiahab jilid I, 81.
298Ibid, 161 31 Quraish Shihab, jilid I, 85.

236 21
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

nya.32 Selanjutnya menurut Quraish pelanggaran kaum menjaga harta warisan anak yatim yang diamanatkan
yahudi yang membuat murka Allah itu adalah sebagai padanya. Dengan kata lain, orang yang diberi wasiat
berikut: tersebut tidak boleh menjual, memakan, atau meng-
gelapkan harta anak yatim tersebut, sehingga pada saat
1. Mengingkari tanda-tanda kebesaran Ilahi anak yatim tersebut sudah dewasa ia tidak berada dalam
2. Membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar kesusahan. Orang yang diberi wasiat tersebut haruslah juga
3. Iri hati serta membangkang akibat anugerah Allah untuk membina akhlak anak yatim tersebut dengan cara
orang lain memberikan keteladanan dan perkataan yang baik serta
4. Membantah keterangan-keterangan Rasul membiasakan berakhlak yang mulia.
5. Mempersekutukan Allah serta mempersonifikasikannya
dalam bentuk sapi Perintah memelihara anak-anak yatim yang menjadi
6. Melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam perolehan tanggungan dan keluarganya itu, hal ini sejalan dengan
rizki seperti suap perintah yang tercantum dalam surah at-Tahrim ayat 6
7. Menyalahgunakan kekuasaan dan lainnya. sebagai berikut:

Kata adh-dhaalin, kata ini pada mulanya berarti  


kehilangan jalan, bingung, tidak mengetahui arah, jadi kata  
ini dapat disimpulkan dengan tindakan atau ucapan yang 
tidak menyentuh kebenaran. Kata adh-dhalin dalam ayat ini  
adalah ditujukan kepada kaum nasrani.33  
Dari penjelasan ayat terakhir ini dapat disimpulkan 
bahwa ayat ini mengajarkan kepada seluruh manusia agar  
selalu bermohon kepada Allah untuk diberikan petunjuk,    
sehingga akan dapat menelusuri jalan yang luas serta lurus,   
yakni jalan yang telah diperoleh orang-orang yang telah  
sukses dalam kehidupan ini, bukan jalan orang yang gagal  
dalam kehidupan ini karena tidak mengetahui arah yang
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu
benar atau mengetahuinya akan tetapi membangkang atau
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
enggan menelusurinya. adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
32 Quraish Shihab, jilid I, 87. mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-
33 Quraish Shihab, jilid I, 92.

22 235
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

wanita dan anak kecil tidaklah diberikan warisan harta. Kata amiin, bahwa dianjurkan untuk mengakhiri
Maka dalam ayat tersebut selain menyebutkan bahwa bacaan ini dengan lafaz amiin walaupun kata ini bukan
kaum wanita dan anak-anak diberikan harta warisan, juga bagian dari surah al-fatihah. Terdapat beberapa pendapat
diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang baik tentang makna amiin:
terhadap anak yatim sebagai calon generasi muda dan
pemimpin di masa yang akan datang. 1. Ya Allah perkenankanlah!
Demikian pendapat mayoriatas ulama
Ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan Aus bin 2. Ya Allah lakukanlah!
al-Shamit al-Anshari yang meninggal dunia yang 3. Demikian itu Ya Allah. Maka, semoga Engkau
meninggalkan seorang istri serta tiga orang anak mengabulkannya
perempuan. Peristiwa tersebut dilaporkan kepada 4. Jangan kecewakan kami, Ya Allah!
Rasulullah saw. maka turunlah ayat yang artinya: Bagi 5. Amiin adalah salah satu nama Allah swt.34
kaum laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu
bapaknya, dan kerabatnya, dan bagi kaum wanita ada bagian Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan
haknya pula dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, pokok-pokok yang terkandung dalam surah al-Fatihah
baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah adalah sebagai berikut:
ditetapkan. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat,
Pertama, berisi pokok-pokok tentang ajaran keimanan,
anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu
yaitu beriman kepada Allah dan hari akhir. Pada surah ini
(sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
diperkenalkan tentang sifat-sifat Allah yang yang diwakili
baik.295
oleh lafaz al-rahman dan al-rahim (Maha Pengasih dan Maha
Berdasarkan uraian di atas, maka terlihat jelaslah Penyayang) yang diulang masing-masing dua kali; dan
bahwa dalam Islam memegang teguh prinsip keadilan. perbuatan Allah yang diwakili lafadz rabb al-‘alamin (Yang
Prinsip ini juga ditegakkan berkenaan dengan memelihara Menguasai, Memelihara, Membina, Mendidik, Mengarah-
anak yatim. Yaitu jangan sampai meninggalkan anak-anak kan dan membina seluruh alam), terutama alam yang
yatin sebagai generasi muda berada dalam keadaan yang memiliki unsur kehidupan, makan minum dan bergerak;
lemah baik menyangkut fisik maupun mental mereka. serta hari akhir yang diwakili oleh lafadz malik yaum al-din
Pesan tersebut tentunya secara tegas disampaikan kepada (Yang menguasai hari Pembalasan).
orang-orang yang diberikan wasiat dan menjadi wali bagi
Keimanan yang dapat menghasilkan keikhlasan,
anak-anak yatim yang masih kecil. Mereka haruslah
kejujuran, tanggungjawab, kreativitas dan motivasi
berupaya memelihara anak-anak yatim itu dengan baik,

295Q.S an-Nisa’, 4: 7-8 34 Quraish Shihab, jilid I, 93.

234 23
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sebagaimana yang dikemukakan dalam surah ini harus Konsep pembinaan generasi muda dalam al-Qur’an
mendasari seluruh perbuatan baik yang akan dilakukan surah an-Nisa’ Allah swt. berfirman yang bunyinya:
oleh amnesia, sehingga perbuatan tersebut di samping akan
bernilai ibadah juga tidak akan disalah gunakan untuk   
tujuan-tujuan yang dapat merusak dan merugikan ummat   
manusia. Keimanan yang selanjutnya mengambil bentuk  
akidah ini penting sekali untuk digunakan sebagai dasar  
pendidikan Islam.35  
 
Kedua, berisi pokok-pokok ajaran tentang ibadah  
sebagaimana diwakili oleh ayat Iyyaka na’budu wa iyyaka
nasta’in (Kepada-Mu kami mengabdi dan kepada-Mu kami Artinya: “Dan hendaknya takut kepada Allah orang-orang
memohon pertolongan). Kata ibadah yang pada intinya yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
ketundukan untuk melaksanakan segala perintah Allah anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
mengandung arti yang luas. Yaitu bukan hanya ibadah terhadap(kesejahetaan) mereka. Oleh sebab itu hendak
dalam pengertian khusus seperti shalat, puasa, zakat dan mereka bertakwa kepada Allah dan hendaknya mereka
haji, melainkan juga ibadah dalam arti yang luas, yaitu mengucapakan kata yang benar.293
seluruh aktivitas yang dilakukan untuk mengangkat harkat
Ayat tersebut masih memiliki dengan ayat-ayat yang
dan martabat manusia dengan tujuan karena Allah swt.
sebelumnya yang berbicara dalam konteks pemeliharaan
Maka ibadah dalam arti yang demikian itulah yang harus
harta anak-anak yatim. Yaitu ayat yang mengharamkan
dijadikan tujuan dalam pendidikan. Dengan cara demikian
memakan harta anak yatim serta perintah untuk
pendidikan akan memiliki kontribusi dalam rangka
menyerahkan harta tersebut apabila anak-anak yatim itu
menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu berkiprah
telah dewasa, serta larangan memakan mas kawin (mahar)
di tengah-tengah masyarakat. Manusia yang mampu ber-
kaum wanita, atau menikahinya tanpa mahar.294 Pada ayat-
ibadah itulah manusia yang akan memberi manfaat pada
ayat tersebut dijelaskan tentang keharusan memelihara
dirinya dan pada diri orang lain.36
harta anak-anak yatim dan menyatakan bahwa pewarisan
harta tersebut juga berlaku bagi anak laki-laki dan
perempuan. Sebab hal yang demikian sangat berbeda
35 Munir Mursi, al-Tarbiyah al-Islamiyah Ushuluhawa Tathawwuruha,
dengan yang terjadi pada masa jahiliyah di mana kaum
(Mekkah: Dar al-Kitab, 1988), cet. I, 8.
36 Di dalam al-Qur’an Allah menyatakan; Aku tidak menciptakan

jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak 293Q.S an-Nisa’, 4: 9
menghendaki rizki sedikitpun dari dan Aku tidak menghendaki supaya mereka 294Ahmad Mustafa al-Maraghy, jilid II, 191

24 233
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

BAB XVI Ketiga, berisi pokok-pokok ajaran tentang hukum


TAFSIR AYAT-AYAT agama atau syari’ah, sebagimana diwakili oleh ayat yang
TENTANG PEMBINAAN GENERASI MUDA berbunyi: ihdina al-shirath al mustaqim. Ayat ini secara
harfiah mengandung arti tentang kebutuhan manusia
(Surah an-Nisa’ ayat 9 dan 95, at-Tahrim ayat 6, terhadap jalan yang lurus; jalan lurus ini adalah agama
al-Taghabun, ayat 14-15) dengan segenap hukum atau syari’ah yang terkandung di
dalamnya. Agama yang berasal dari Allah ini berfungsi
sebagai rahmat dan diperlukan oleh manusia untuk
Generasi muda adalah merupakan istilah yang mengatasi berbagai kekurangan dirinya. Dengan melalui
mengacu pada tahapan masa kehidupan seseorang yang agama ini berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan
berada di atara usia remaja dan tua. Ia sudah meninggal- oleh akal dan segenap potensi yang dimiliki manusia akan
kan masa remajanya, namun ia belum sampai pada masa dapat di atasi, seperti masalah kehidupan di akhirat, baik
tuanya. Hal ini menimbulkan perbedaaan pendapat di dan buruk dan lain sebagainya.37
antara para ahli tentang seseorang yang disebut generasi
muda. Namun pada umumnya dapat dikatakan bahwa Keempat, berisi pokok-pokok ajaran tentang kisah,
yang disebut generasi muda adalah mereka yang sudah sebagimana diwakili oleh ayat shirath al-ladzina an’amta
berusia 20 tahun, dan di bawah usia 40 tahun. Dalam posisi ‘alaihim ghair al-maghdlubi ‘alaihim wala al-dlallin. Ayat ini
yang demikian itu, generasi muda sering tampil dengan menginformasikan tentang kisah orang yang mendapatkan
ciri-ciri fisik dan psikis yang khas. Secara fisik, ia telah kenikmatan yaitu para Nabi, para shiddiqin, para salihin,
tampil dengan format tubuh, panca indra yang sempurna dan sebagainya; dan orang yang mendapatkan murka dan
partum-buhannya. Tinggi badan, raut muka, tangan dan kesesatan, yaitu orang-orang yang inkar terhadap
kaki dan sebagainya terlihat segar, laksana bunga yang kebenaran, berbuat keburukan dan sebagainya seperti yang
bunga yang baru tumbuh. Sedangkan secara psikis ia dilakukan oleh orang-orang kafir. Maka melalui kisah ini
tampil dengan jiwa serta semangat yang menggebu-gebu, diharapkan akan dapat mengetuk hati manusia agar
penuh idealism, segalanya akan cepat terwujud dan menjadi orang-orang baik dan tidak menjadi orang-orang
seterusnya. Dalam keadaan yang demikian itu ia sering buruk. Keberadaan kisah sebagai cara mendidik seseorang
menunjukkan dinamika dan kepeloporannya dalam
menegakkan dan membela semua cita-cita. Dengan
memberI Aku makan. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang
demikian gerakan sosial, protes, demostrasi dan sebagainya Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh (QS, al-Dzariyat (51): 56-58.
sering dipelopori oleh generasi muda.292 37 Di kalangan aliran teologi Islam dijumpai aliran Mu’tazilah

yang dikenal sangat rasional. Namun aliran ini mengatakan bahwa akal
manusia bersifat terbatas. Tidak semua masalah dapat diketahuio oleh
292Abuddin Nata, 191 akal. Akal tidak mengetahui semau hal yang baik dan buruk.

232 25
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

diakui akan memiliki pengaruh yang cukup kuat, karena untuk memaksakan diri dan bersabar menemani, mengajar,
pada dasarnya manusia itu menyukai akan kisah-kisah. dan membimbing mereka.
Adanya materi ajaran tentang akhlak ini adalah merupakan
jiwa pendidikan Islam.38 Sebaliknya dalam ayat ini juga sama sekali tidak
dapat di-pahami bahwa Islam menolak perhiasan duniawi
serta menghalangi umatnya untuk menikmati kelezatannya.
Sama sekali tidak demikian, ia hanya mengingatkan agar
hal tersebut jangan sampai terlalaikan. Peringatan tersebut
memang sangat diperlukan mengingat daya tarik bumi ini
sangatlah kuat. Hal tersebut diperintahkan untuk me-
nikmatinya, akan tetapi harus selalu mengingat Allah serta
mensyukuri segala nikmatnya.

38 Muhammad Athiyah al-Abrasyi dalam bukunya Dasar-dasar


Pokok Pendidikan Islam mengatakan bahwa jiwa pendidikan Islam adalah
akhlak, tanpa melupakan pendidikan yang berkenaan dengan akal dan
keterampilan. Sedangkan Fazlur Rahman dalam bukunya Islam
mengatakan bahwa inti ajaran al-Qur’an adalah akhlak yang bertumpu
pada akidah dan kemanusiaan.

26 231
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

mengikuti siapa yang telah Kami lalaikan hatinya


dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya telah melampaui batas” 290
BAB III
Dalam firman Allah swt. di atas, walaupun secara TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG ALLAH
redaksional ditujukan kepada Rasulullah saw. ia lebih
banyak dimaksudkan untuk ummatnya, karena jelas (Surah al-Ikhlas ayat 1-4, al-Baqarah ayat 255 dan 163,
bahwa Rasulullah saw. tidak menginginkan kesenangan al-Hasyr ayat 22-24)
hidup dan keindahan-keindahan duniawi. Dengan kata
lain, larangan di atas, mengandung pesan bahwa agar
manusia lebih berhati-hati terhadap godaan dunia dan Di dalam al-Qur’an kata Allah terulang sebanyak
rayuan nafsu.291 Dapat dikatakan juga bahwa ayat di atas 2698 kali,39 dan mengetahuinya dengan penuh keyakinan
meletakkan pandangan al-Qur’an tentang nilai-nilai yang termasuk salah satu hal yang wajib dilakukan oleh setiap
harus dijunjung tinggi dan di dalam pertahankan serta manusia. Banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang zat
menjadi dasar dalam interaksi manusia. Sebab nilai yang Allah diantaranya yaitu:
hakiki bukanlah terletak pada harta benda, kedudukan atau
pun kekuasaan. Bahkan bukan juga pada kenyamanan 1. Surah al-Ikhlas (112) ayat 1-4
hidup duniawi dan hiasannya, tetapi ia adalah nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menghiasi dan dan
    
mewarnai aktivitas manusia. Karena itu tidak ada
   
perbedaan dalam pandangan dan perlakuan antara yang    
kaya dan yang miskin dari segi kekayaan dan    
kemiskinannya. Tolok ukur perbedaan adalah nilai-nilai  
Ilahiah, dan karena itu juga jika si kaya tidak menghiasi diri Artinya: ”Katakanlah! Dia Allah Maha Esa (1) Allah tumpuan
dengan nilai-nilai tersebut, maka kekayaannya tidak dapat harapan (2) Tidak beranak dan tidak diperanakkan(3)
memengaruhi sikap terhadapnya. Karenanya jika perlu, Tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya (4).40
mereka diabaikan. Sebaliknya, jika si miskin menghiasi
dirinya dengan nilai-nilai Ilahi, maka ia harus diperlakukan Tujuan utama kehadiran al-Qur’an adalah untuk
dengan wajar, jika perlu Nabi Muhammad saw. harus terus memperkenalkan Allah serta mengajak manusia untuk
bersama mereka, bahkan dalam ayat di atas menuntut Nabi
39 Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi (Jakarta: Lentera Hati,
290Q.S.
al-Kahf, 18:28 1998), cet I, 4.
291Quraish Shihab, jilid VII, 283-284 40 QS. al-Ikhlas, 1-4.

230 27
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

meng-Esakan-Nya dan patuh kepada-Nya. Maka surah ini berbagai perkara dengan seadil-adilnya. Yaitu sikap yang
bertujuan mempekenalkan Allah dengan memerintahkan tidak membeda-bedakan antara satu kelompok dengan
Nabi Muhammad saw, untuk menyampai-kan sekaligus kelompok yang lainnya. Selanjutnya Daud diperingatkan
menjawab sementara orang tentang Tuhan yang beliau pula agar tidak mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu
sembah. Ayat ini menyatakan: Katakanlah, wahai Nabi tersebut dapat menyebabkan manusia melakukan per-
Muhammad, kepada yang bertanya kepadamu bahkan buatan yang tidak sejalan dengan kehendak Allah dan
kepada siapa pun bahwa Dia Yang Wajib wujud-Nya dan Rasul-Nya. Dengan demikian mengikuti hawa nafsu
yang berhak disembah adalah Allah Tuhan Yang Maha Esa. menjadi penyebab manusia men-dapatkan azab dari Allah
Kata qul /katakanlah ini membuktikan bahwa Nabi swt.289
Muhammad saw. Menyampaikan segala sesuatu yang
diterimanya dari ayat-ayat al-Qur’an yang disampai- kan Di dalam surah al-Kahfi Allah swt berfirman yang
melalui malaikat Jibril as. Seandainya ada sesuatu yang berbunyi:
disem-bunyikan atau pun tidak disampaikannya, yang
  
paling wajar untuk itu adalah sebagaimana kata qul ini.41
 
Sedangkan kata Huwa biasa diterjemahkan Dia. Kata  
ini ber-fungsi untuk menunjukkan betapa pentingnya  
kandungan redaksi berikutnya, yakni: Allah Ahad. Menurut    
al-Qasimi sebagaimana dikutip Quraish bahwa ia memahami   
kata Huwa berfungsi sebagai menekan-kan kebenaran dan  
kepentingan berita itu, yakni apa yang disampaikan itu    
merupakan berita yang benar yang haq yang didukung   
oleh bukti-bukti yang tidak diragukan. Sedangkan Abu as-   
Su’ud mengatakan sebagaimana dikutip Quraish bahwa  
kata Huwa untuk menunjuk kepada Allah, padahal   
sebelumnya tidak pernah disebut dalam susunan redaksi
ayat ini kata yang menunjuk kepada-Nya, ini untuk Artinya: “Dan bersabarlah bersama dengan orang-orang yang
memberi kesan bahwa Dia Yang Maha Kuasa sedemikian menyeru Tuhan-Nya di waktu pagi dan senja dengan
terkenal dan nyata sehingga hadir dalam benak setiap mengharaokan keridhaan-Nya; dan janganlah kedua
orang dan bahwa kepada-Nya selalu tertuju segala matamu berpaling dari mereka mengharapkan
perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah engkau

41 Quraish Shihab, jilid XV, 714. 289Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid VIII, 111

28 229
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

disyari’atkan kepada manusia, karena di dalamnya isyarat.42


terkandung hal-hal yang dapat membawa kemaslahatan di
dunia dan di akhirat. Sedangkan potongan ayat yang Kata Allah adalah nama bagi suatu Wujud Mutlak,
berbunyi: walaa tattabi’il hawa maksudnya adalah janganlah Yang berhak disembah, Pencipta, Pemelihara, dan Pengatur
mengikuti hawa nafsu dalam memutuskan masalah yang seluruh jagad raya. Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa Yang
terkait dengan urusan agama dan dunia. Dalam hal ini disembah dan diikuti segala perintah-Nya. Kata ahad/esa
terdapat petunjuk sebagaimana yang diamanatkan kepada terambil dari kata wahdatun/ kesatuan seperti kata waahid
para Nabi, dan mengingatkan kepada orang yang yang berarti satu. Kata ahad juga bisa berfungsi sebagai-
menentangnya. Selanjutnya potongan ayat yang berbunyi: mana nama dan juga biasa sebagai sifat bagi sesuatu.
fayudhilluka ’an sabiili Allah maksudnya adalah menjelaskan Sedang-kan dalam ayat ini kata ahad berfungsi sebagai sifat
akibat dari memperturutkan hawa nafsu tersebut, yakni Allah swt, dalam arti bahwa Allah memiliki sifat tersendiri
menjadi sebab tersesat dari petunjuk yang digariskan Allah yang tidak dimiliki oleh yang selain-Nya.43
serta peringatan yang telah ditetapkan yang ditujukan Kata ash-Shamad ini terambil dari kata kerja shamada
untuk mencapai keselamatan, memperbaiki keadaan dunia yang berarti menuju. Ash-Shamad adalah kata jadian yang
dan masyarakat serta mendidiknya sehingga ia senantiasa berarti yang dituju. Menurut Muhammad Abduh sebagai-
berada di jalan yang benar baik dalam hubungan dengan mana dikutip Quraish ia mengatakan bahwa kata Allah
Allah, dengan sesama manusia dan sebagainya. Potongan yang bersifat Ma’rifat (definit) dengan ash-Shamad yang juga
selanjutnya yang berbunyi: lahum ‘azaabun syadiid. Yang sifatnya juga demikian, menjadikan ayat kedua ini dalam
menerangkan akibat meninggalkan yang hak, yakni bahwa bentuk hashr, yakni mengandung arti pengkhususan. Kata
orang yang meninggalkan yang hak itu serta menyimpang Allah ash-Shamad dalam ayat ini menurutnya, menegaskan
dari jalan yang diketahuinya itu akan mendapatkan azab bahwa hanya Allah yang menjadi tumpuan dan harapan
yang sangat pedih di akhirat, yaitu pada hari diadakan satu-satunya. Kebutuhan segala sesuatu dalam wujud ini
perhitungan amal. Allah swt. pasti akan menghitung semua tidak tertuju kecuali kepada-Nya dan yang membuthkan
perbuatan setipal manusia. Orang yang mengotori dirinya sesuatu tidak boleh mengajukan permohonannya kepada
serta melakukan perbuatan maksiat, orang tersebut akan selain-Nya. Segala sebab yang berakhir pada-Nya dan
disiksa sebagai-mana orang-orang yang durhaka.288 segala yang terjadi di alam raya ini adalah merupakan hasil
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam ayat di atas ciptaan-Nya. Lebih lanjut Abduh menjelaskan bahwa
Allah swt dengan tegas mengingatkan Daud as. sebagai makhluk yang memiliki kemampuan memilih seperti
penguasa (raja) agar memimpin rakyatnya dan memutuskan manusia, maka apabila akan mendapatkan sesuatu, tentu-

42 Quraish Shihab,jilid XV, 715.


288Ahmad Mustafa al-Maraghy, jilid VIII, 112-113 43 Quraish Shihab, jilid XV, 716. Lihat juga QS, al-Baqarah (2): 163.

228 29
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

nya ia berkewajiban untuk mencari cara yang tepat untuk salah seorang anggota pasukan Thalut. Kepandaian-nya
itu, sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya, yakni dalam menggunakan ketapel mengantarnya berhasil
dengan melihat kaitan antara sebab dan akibat. Tetapi, membunuh Jalur dan, setelah keberhasilannya itu serta
pada akhirnya ia harus mengembalikan sebab terakhir dari setelah meninggalnya Thalut, Allah kemudian meng-
segala sesuatu kepada Allah swt, jua.44 gangkatnya sebagai khalifah meng-gantikan Thalut.

Kata yalid/beranak dan yuulad/diperanakkan terambil Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa kekhalifahan
dari kata walada yang digunakan al-Qur’an untuk meng- mengandung tiga unsur pokok, yaitu Pertama, manusia,
gambarkan hubungan keturunan sehingga kata waalid, yakni sang khalifah; kedua, wilayah yaitu yang ditunjuk
misalnya berarti ayah dan yang dimaksud adalah ayah oleh ayat di atas dengan al-ardh; dan ketiga adalah
kandung, sedangkan walad adalah anak kandung. hubungan antara kedua unsur tersebut. Di luar dari ketiga
Sementara itu kata lam yang digunakan untuk menafikan hal ini terdapat Yang menganugerahkan tugas kekhalifahan,
sesuatu yang telah lalu, kata tersebut digunakan karena dalam hal ini adalah Allah swt. yang pada kasus Adam as.
selama ini telah beredar kepercayaan bahwa Tuhan beranak dilukiskan dengan kalimat yang tercantum dalam surah al-
dan diperanakkan. Maka untuk meluruskan kekeliruan Baqarah ayat 30 yang bunyinya; Innii jaa’ilun fi al-ardh
pernyataan itu, yang paling tepat digunakan adalah redaksi khaliifah. Sedang pada kasus Daud as. dinyatakan dengan
yang menafikan sesuatu yang lalu. Seakan-akan ayat ini kalimat: Innaa ja’alnaaka khaliifatan fi al-ardh. “ Yang ditugasi
menyatakan: “Kepercayaan kalian keliru, Allah tidak atau dengan kata lain sang khalifah harus menyesuaikan
pernah beranak dan diperanakkan”.45 Sementara itu kata semua tindakannya dengan apa yang diamatkan oleh yang
kufuwan terambil dari kata kufu,’ yakni sama. Sementara itu memberi tugas.287
sebagian ulama memahami kata ini dalam arti istri. Namun
pendapat ini tidak didukung oleh kebanyakan ulama, Al-Maraghiy dalam menafsirkan ayat ini menyatakan
sebab memang Allah tidaklah memiliki istri. Dengan kata bahwa arti dari ayat yang berbunyi: Ya Dauuda inna
lain bahwa kebanyakan ulama memahami kata itu dengan ja’alnaaka khliifatan fi al-ard. Maksudnya adalah wahai Daud
menafikan segala sesuatu apapun yang serupa dengan- sesungguhnya Kami telah meng-angkatmu menjadi
Nya. khalifah di muka bumi, serta penegak hukum di antara
rakyatnya dengan kekuatan serta kewenangan yang ada di
Dengan demikian jelas bahwa ayat ini menegaskan tangannya, sehingga mereka harus mematuhinya dan tidak
tentang keesaan Allah secara murni dan menafikan segala boleh menentang segala perintahnya. Selanjutnya potongan
macam kemusyrikan terhadap-Nya. Dan Rasulullah menilai ayat yang berbunyi: fahkum bainan naas bi al-haq maksudnya
adalah kebenaran yang diturunkan dari Allah dan
44 Quraish Shihab, jilid XV, 721.
45 Quraish Shihab, jilid XV, 723. 287Quraish Shihab, jilid 11, 370

30 227
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

khalifah di muka bumi, maka putuskanlah diantara bahwa surah ini adalah seper-tiga al-Qur’an, dalam arti
manusia dengan adil dan janganlah engkau makna yang dikandungnya memuat seperti al-Qur’an,
mengikuti hawa nafsu karena ia akan karena keseluruhan al-Qur’an mengandung akidah, syari’at
menyesatkanmu dari jalan Allah. Sesungguhnya dan akhlaq, sedangkan surah ini adalah puncaknya akidah.
oprang-orang yang sesat dari jalan Allah akan
mendapat siksa yang berat karena mereka melupakan 2. Surah al-Baqarah (2) ayat 255
hari perhitungan” 286
    
Setelah mendapatkan pengalaman berharga, Allah    
swt. Meng-angkat Daud sebagai khalifah, Allah berfirman:   
Hai Daud, sesunggunya Kami telah menjadikan kamu khalifah,     
yakni penguasa di muka bumi, yaitu di Bai’at al-Maqdis,   
maka putuskanlah semua persoalan yang engkau hadapi    
di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau  
mengikuti hawa nafsu antara lain dengan tergesa-gesa  
menjatuhkan putusan sebelum mendengar semua pihak    
sebagaimana yang engkau lakukan dengan kedua pihak   
yang berperkara tentang kambing itu, karena jika engkau    
mengikuti nafsu, apapun dan yang bersumber dari siapa   
pun, baik dirimu maupun mengikuti nafsu orang lain maka
    
ia, yakni nafsu itu, akan menyesatkanmu dari jalan Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang terus-menerus hingga

tiba ajalnya sesat dari jalan Allah, akan mendapat siksa
yang berat akibat dari kesesatan mereka itu, sedang
  
kesesatan itu sendiri adalah karena mereka melupakan   
akan hari perhitungan.  

Kata khalifah pada mulanya berarti yang meng-
gantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang Artnya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
sebelumnya. Pada masa Daud as. terjadi peperangan antara melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
dua penguasa besar, Thalut dan Jalut. Daud as. adalah
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan
di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi
286Q.S. Shad, 38: 26

226 31
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa ayat yang artinya: Andaikata kebenaran itu menurut hawa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah yang ada di dalamnya (QS. al-Mukminun 23: 71)
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa Dengan demikian maka jelaslah bahwa nafsu adalah
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi termasuk salah satu potensi rohaniah yang terdapat dalam
lagi Maha besar.46 diari manusuia, yang cenderung kepada hal-hal yang
bersifat merusak, menyesatkan, menyengsarakan, dan
Dalam menerangkan ayat ini Ibnu Katsir, menurutnya menghinakan bagi orang yang mengikmutinya. Maka atas
ayat kursi ini yakni ayat yang sangat agung. Lafaz: Allahu dasar itulah manusia diperingatkan untuk hati-hati untuk
laa ilaaha illa huwaa: Yang mengkhabarkan tentang ketauhidan tidak terpedaya mengikutinya, karena bukan saja akan
yang tunggal kepada Allah bagi semua makhluk. Sedang- membahayakan bagi orang yang melakukannya melainkan
kan lafaz haiyul qayyuum yakni hidup bagi diri-Nya dan juga akan dapat mem-bahayakan bagi orang lain. Yang
tidak mati selamanya ini menunjukkan bahwa Allah terpenting berkenaan dengan hawa nafsu tersebut adalah
berbeda dengan makhluk lainnya.47 bahwa hawa nafsu cenderung mengajak kepada manusia
berbuat yang menyimpang dari kebenaran, karena hawa
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa ayat al-
nafsu memang sering bertentang dengan kebenaran (al-
kursiy ini adalah ayat yang paling agung di antara seluruh
haq). Dalam firman Allah sebagai berikut:
ayat-ayat al-Qur’an. Karena dalam ayat ini, disebutkan
tidak kurang enam belas kali, bahkan tujuh belas kali, kata  
yang menunjuk kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa.48   
Menurut Quraish bahwa sifat-sifat Allah yang dikemuka-   
kan dalam ayat ini disusun sedemikian rupa sehingga  
menampik setiap bisikan yang negatif yang dapat meng-
  
  
46 QS, al-Baqarah (2): 225.    
47 Ibnu Katsir,jilid I, 259.    
48 Angka-angka yang tercantum pada terjemahan ayat kursiy di

atas adalah kata-kata yang menunjuk kepada Allah Swt, jumlahnya, jika
  
redaksi ayatnya dibaca, hanya enam belas. Tetapi sebenarnya ia   
berjumlah tujuh belas. Yaitu pada kalimat Laa yauuduhu hifdzuhuma.  
Redaksi seperti ini mengisyaratkan kalimat Laa yahfadzuhu an
yahfadzahum/tidak berat Ia memelihara keduanya. Hal ini dapat dibaca Artinya: ” Hai Daud, sesunguhnya Kami telah menjadikanmu
dalam Quraish Shihab, jilid I, 664.

32 225
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Di dalam al-Qur’an terdapat 37 kata al-hawa yang hasilkan keraguan tentang pemeliharaan serta perlindungan
dapat mencakup berbagai aspeknya. Pertama yang Allah swt. Karenanya dalam ayat ini dilukiskan betapa
menyangkut tentang pengertiannya, yaitu kebinasaan. Hal kekuasaan Allah swt, dan dugaan tentang keterbatasan
ini dapat dilihat pada ayat yang berbunyi: wa mai yahlil serta perlindungan-Nya yang mungkin terlintas dalam
‘alaihi ghadlabiy fa qad hawa; Barang siapa ditimpa kemurkaan- benak manusia, dihapus oleh-Nya kata demi kata. Dengan
Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. Kedua, yang berkenaan kata lain ketika membaca ayat al-Kursiy, maka sang
dengan sifatnya yaitu enggan menerima kebenaran, seperti pembaca menyerahkan jiwa raganya kepada Tuhan seru
pada ayat yang berbunyi: Kullama jaahum rasuuulun bima la sekalian alam, dan kepada-Nya ia memohonkan per-
tahwaanfusuhum fariqan kazzabu wa fariqan yaqtulun: Setiap lindungan.49
datang seorang Rasul kepada mereka dengna membawa apa yang
tidak diingini oleh hawa nafsu mereka maka sebagian dari rasul- Selanjutnya ia mengatakan bahwa penggalan ayat
rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. berikutnya (al-Hayy) Yang Maha Hidup dengan kehidupan
Ketiga berkenaan dengan sasarannya, yaitu menyesatkan yang kekal. Dengan ini bisa jadi iblis datang dengan
manusia, sehingga mereka diperingatkan agar tidak mengatakan memang Dia kekal tetapi Dia tidak pusing
mengikutinya. Hal ini dapat dilihat pada ayat yang artinya: dengan urusan manusia, apalagi si pemohon, maka peng-
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin galan ayat berikutnya menampik kebohongan iblis ini
menyimpang dari kebenaran dan jika kamu memutarbalikkan dengan firman-Nya al-qayyum, yakni yang terus menerus
kata-kata atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah mengurus makhluk-Nya, dan untuk meyakinkan tentang
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS an-Nisa’ 4: sifat Allah ini dilanjutkan dengan penggalan ayat yang
135). Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena itu berbunyi: laa ta’khudzuhu sinatun wa laa naum/ Dia tidak
akan menyesatkan kamu dari jalan Allah ( Q.S.Shad38: 26). dapat dikalahkan oleh kantuk dan tidur, tidak seperti manusia
Keempat berkenaan dengan lawannya, yaitu al-Haq yang tidak kuasa menahan rasa kantuk dan tidak dapat
(kebenaran). Kelima pahala bagi orang yang tidak mengelak selama-lamanya dari tidur. Allah terus menerus
terpedaya karena hawa nafsu, dan lebih mematuhi Allah, jaga dan akan selalu siap siaga. Penggalan ayat selanjutnya
hal ini tercantum dalam ayat yang artinya: Dan adapun tampil dengan gamblang menyatakan: lahuu ma fi as-
orang-orang yang takut pada kebenaran Tuhan-Nya dan samaawaati wa maa fi al-ardh/ “milik-Nya apa yang ada di
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya langit dan apa yang ada di bumi”, ini semua berada di
syurgalah tempat tinggalnya. (QS. an-Nazi’at 79: 40-41). bawah kekuaan-Nya. Tidak hanya itu tetapi berlanjut
Keenam berhubungan dengan akibat bagi orang yang dengan ayat: man dzallaadzi yasyfa’u ‘indahu illaa bi idznih/
mengikutinya, yaitu bahwa orang-orang yang mengikuti “siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya kecuali
hawa nafsunya daripada mengikuti kebenaran, maka orang
tersebut akan melakukan kerusakan di muka bumi, dalam
49 Quraish Shihab, jilid I, 667.

224 33
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dengan seizin-Nya tidak ada”. Dialah Allah yang perkasa itu adalah bermanfaat serta tidak ada yang sia-sia. Dalam
sehingga berbicara dihadapan-Nya pun harus setelah hal ini orang yang berakal berkata: rabbana maa khalaqta
memperoleh restu-Nya, bahkan apa yang disampaikan haza bathila subhanaka faqina ‘azab al-naar (Ya Tuhan kami,
haruslah sesuatu yang benar dan haq. Karena itulah jangan Engkau tidak ciptakan semua ini dalam keadaan sia-sia,
menduga akan ada permintaan yang bertentangan dengan Maha Suci Engkau Ya Allah, dan karenya jauhkanlah kami
keadilan dan kebenaran. Lanjutan ayat selanjutnya dari api neraka). Al-Maraghi menyatakan bahwa orang-
menampik bisikan iblis dengan firman-Nya: ya’lamu maa orang yang az-zakirun dan mutafakkirun (berakal) berkata Ya
baina aidiihim wa maa khalfahum/ “Dia mengetahui apa yang Tuhan Kami Engfkau tidak ciptakan apa yang tampak di
ada dihadapan mereka dan apa yang ada di belakang alam ini baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi,
mereka”, yakni Allah mengetahui apa yang mereka sebagai perbuatan yang sia-sia, Engkau tidak menciptakan-
lakukan dan rencanakan, baik yang berkaitan dengan masa nya tanpa adanya tujuan, Maha Suci Engkau Ya Tuhan
kini dan yang akan datang serta masa lampau. Ayat kami dari kesia-siaan dan kebatilan, melainkan seluruh
selanjutnya: wa laa yuhiithuuna bi syaiin min ‘ilmihii illaa ciptaan-Mu itu merupakan yang hak dan di dalamnya
bimaa syaa’/ “mereka tidak mengetahui sedikit pun dari mencakup hukum-hukum dan ketentuan yang hebat dan
ilmu Tuhan melainkan apa yang dikehendaki Tuhan untuk mengandung kemaslahatan yang agung.284
mereka ketahui”. Ini menunjukkan bahwa apa yang
direncanakan Allah tidak mungkin mereka ketahui kecuali Kajian terhadap peran dan fungsi akal sebagaimana
apa yang diizinkan-Nya untuk mereka ketahui. Dalam ayat dikemuka-kan dalam ayat tersebut dalam perjalanan
selanjutnya: wasi’a kursiyyuhu as-samaawaati wa al-ard/ sejarahnya mengalami pasang surut. Pada masa Rasulullah
“kekuaasaan atau ilmu-Nya mencakup langit dan bumi”, hingga kekuasaan Bani Umayyah yang menggunakan akal
bahkan alam raya seluruhnya berada dalam genggaman demikian besar, melalui apa yang disebut dalam ilmu fikih
tangan-Nya. Dalam penggalan ayat berikutnya ini disebut dengan ijtihad.285
menampik bisikan iblis, dengan firman-Nya: walaa 2. Hawa Nafsu
yauuduhu hifdzuhuma wa huwa al-‘aliyyal’adziim/ “Allah tidak
berat memelihara keduanya dan Dia Maha Tinggi lagi
Maha Agung”. 284Ibid, 163
285Secara ijtihad artinya berusaha keras dengan memeras akal.
Ibrahim al-Biqa’i memberikan penafsiran supra-
Sedangkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli ilmu Ushuol
rasional yang menyangkut ayat al-Kursiy ini, sebagaimana fiqih, ijtihad adalah mengerahkan segala daya dan kesangupan baik
dikutip oleh Quraish bahwa “Lima puluh kata adalah fisik, akal pikiran dan hati nurani untuk melahirkan keputusan hukum
lambang lima puluh kali shalat yang pernah diwajibkan dengan berpedoman kepada al-Qur’an dan as-Sunnah dengan
Allah kepada Nabi Muhammad saw ketika beliau berada di menggunakan metode berpikir tertentu. Lihat Abdul Wahab Khalaf,
Ilmu al-Ushul al-Fiqh, ( Mesir: Dar al-Ma’arif, 1987), cet I, 23

34 223
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

makhluk yang hidup di dalamnya. Adanya bukti ini yang tempat yang maha tinggi dan saat dimi’rajkan. Lima puluh
membuat orang-orang yang berakal memikirkan dan kali itu diringankan dengan lima kali dengan tujuh belas
menyadari akan keagungan Allah swt. dan melalui upaya rakaat sehari semalam. Di sisi lain perjalanan menuju Allah
seperti inilah manusia akan dapat mencapai kebahagiaan ditempuh oleh malaikat dalam lima puluh ribu tahun
dan keselamatan hidup. Al-Maraghi lebih lanjut menyata- menurut perhitungan manusia (QS al-Ma’arij (70): 4), maka
kan bahwa keberuntungan dan kemenangan akan tercipta dari sini ia mengaitkan bilangan ayat al-Kursiy dengan
dengan mengingat keagungan Allah dan memikirkan perlindungan Allah.50
segala makhluk-Nya.282
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat al-Kursiy ini
Kebahagiaan tersebut dapat dilihat dengan munculnya menanam-kan ke dalam hati pembacanya kebesaran dan
berbagai temuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan kekuasaan Allah serta pertolongan dan perlindungan-Nya,
dan tehnologi yang pada hakikatnya merupakan sehingga sangatlah wajar kalau dikatakan bahwa barang
generalisasi atau teorisasi terhadap gejala-gejala dan siapa yang membaca ayat al-Kursiy ini, maka ia akan
hukum-hukum yang terdapat di alam jagad raya.283 memperoleh perlindungan Allah dan tidak akan pernah
Penemuan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan diganggu oleh setan.
tehnologi tersebut mengantarkan orang yang berakal untuk
mensyukuri dan meyakini bahwa segala ciptaan Allah swt. 3. Surah al-Baqarah (2) ayat 163

 
282Ibid,162     
283Ilmu pengetahuan atau sains pada hakikatnya adalah  
merupakan produk akal manusia, setelah akal memikirkan secara
sistematis, mendalam dengan menggunakan metode tertentu terhafap
 
gejala alam. Orang yang memikirkan tumbuh-tumbuhan akan
mengahasilkan ilmu tumbuh-tumbuhan, orang yang memikirkan gerak
Artinya: ”Dan tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tiada
dan gejala planet ruang angkasa akan menghasilkan ilmu antariksa, Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang
orang yang memikirkan tentang fisik manusia, akan menghasilkan ilmu Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.51
biologi, orang yang menghsilkan tentang kehidupan binatang akan
menghasilkan ilmu tentang fauna, demikian seterusnya. Teori-teori Dalam ayat ini Ibnu Katsir menerangkan bahwa
yang terdapat dalam berbagai ilmu pengetahuan tersebut jika firman Allah ini menjelaskan tentang ketauhidan dan
disenergikan dengan tehnik, maka akan dihasilkan tehnologi. Tehnologi bahwa tidak boleh menyekutukan-Nya dan tidak boleh
dalam berbagi aspeknya akan memberikan kemudahan, efisiensi dan
menempatkan selain Allah yang ahad, dan sesungguhnya
mengantarkan manusia cepat mencapai tujuannya. Sedangkan
keimanan yang dihasilkan melalui proses berpikir dan mengingat
tersebut akan membawa manusia untuk menemukan dasar bagi 50 Quraish Shihab jilid I, 667.
pengembangan ilmu dan tehnologi. 51 QS, al-Baqarah (2): 163.

222 35
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dua nama ini (ar-Rahman ar-Rahim) sudah tercakup di tentang ke-Esaan Allah, yaitu adanya aturan yang dibuat-
dalam awal surat al-fatihah52. Nya serta karunia dan berbagai manfaat yang terdapat di
dalamnya.279 Hal ini memperlihatkan kepada fungsi akal
Sedangkan menurut Quraish ayat ini menerangkan sebagai alat untuk mengingat dan berpikir.
bahwa Allah adalah Tuhan kamu semua, hai manusia yang
mukmin, kafir atau pun munafik. Hanya Dia yang berhak Dalam pemahaman yang dilakukan oleh para
kamu sembah. Siapa yang menyembah selain-Nya atau mufassir tentang ayat ini, maka akan dapat dijumpai peran
sesuatu bersama-Nya, maka ibadahnya tidak akan diterima. akal dan fungsinya secara lebih luas. Bahwa objek-objek
Dialah Yang Maha Esa dalam Zat, sifat dan perbuatan-Nya. yang dipikirkan oleh akal dalam ayat tersebut adalah al-
Tiada Tuhan yang berhak disembah, tiada juga penguasa khalq yang berarti batasan dan ketentuan yang menunjuk-
yang menguasai dan yang mengatur seluruh alam raya ini, kan adanya keteraturan dan ketelitian; al-samaawat yaitu
melainkan Dia. Dia Yang Maha Pemurah yang melimpah- segala sesuatu yang ada di atas kita serta terlihat dengan
kan rahmat di dunia untuk seluruh makhluk tanpa pilih mata kepala, dan al-ardl yaitu di mana kehidupan
kasih, serta lagi Maha Penyayang yang melimpahkan berlangsung di atasnya. Ikhtilaf al-lail wa al-nahar artinya
rahmat khusus untuk yang taat kepada-Nya di hari pergantian siang dan malam secara beraturan, al-ayat
kemudian nanti.53 artinya dalil-dalil yang menunjukkan adanya Allah dan
kekuasaan-Nya.280 Semua itu, menjadi objek atau sasaran di
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam ayat ini Allah mana akal memikirkan dan mengingatnya. Tegasnya,
memerintahkan untuk menyembah hanya kepada Allah, bahwa di dalam penciptaan langit dan bumi serta
dan bukan menyembah kepada selain Dia, dan barang keindahan ketentuan dan keistimewaan penciptaannya,
siapa yang menyembah pada selain Dia, maka ibadahnya serta adanya pergantian siang dan malam serta berjalanya
tidak akan diterima. waktu detik-perdetik sepanjang tahun, yang pengaruhnya
4. Surah al-Hasyr (59) ayat 22-24 tampak pada perubahan fisik dan kecerdasan yang
disebabkan pengaruh panasnya matahari dan dinginnya
- Surah al-Hasyr (59) ayat 22 malam, serta pengaruhnya pada binatang serta tumbuh-
tumbuhan dan sebagainya adalah menunjukkan bukti
    keesaan Allah dan kesempurnaan ilmu dan kekusaan-
     Nya.281 Bukti empiris menunjukkan bahwa adanya
 perbedaan alam dan cuacanya berpengaruh terhadap
  
279Muhammad Abduh, 267
52 Ibnu Katsir, jilid I, 228. 280Muhammad Mustafa al-Maraghiy, jilid II, 160
53 Quraish Shihab, jilid I, 447. 281Muhammad Mustafa al-Maraghiy, 162

36 221
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

orang yang lepra dan penyakit kulit serta menghidupkan  
orang mati. Kemudian mereka datang kepada Nabi dan
berkata: Coba engkau ubah bukit Shafa ini menjadi emas Artinya: ”Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang
untuk kami, maka sebagai jawaban turunlah ayat ini.277 Mengetahui yang ghaib dan nyata, Dia-lah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.54
Dalam ayat tersebut terlihat bahwa orang yang
berakal (Ulu al-Bab) adalah orang yang melakukan dua hal
yaitu tazakkur yakni mengingat (Allah) dan tafakkur, Menurut Sayyid Quthub surah ini turun berkenaan
memikirkan (ciptaan Allah). Sementara itu, menurut Imam dengan peristiwa Nabi Muhammad saw. dengan kelompok
Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Ulu Bani Nadhir yang terjadi pada awal tahun keempat hijriah
al-Bab adalah al-‘uqul al-tamm al-zakirah al-latiy tudrak al-asy- setelah perang Uhud dan sebelum perang Ahazab55.
ya bihamqaiqiha ‘ala jalyatiha wa laisa kaal-shamm alp-hukm al- Sementara itu al-Maraghi menyatakan bahwa surah al-
ladzina laa ya’qilun, yaitu orang-orang yang akalnya Hasyr termasuk surah yang diturunkan di Madinah
sempurna dan bersih yang dengannya dapat ditentukan berjumlah 24 ayat dan diturunkan setelah surah al-
berbagai keistimewaan dan keagungan mengenai sesuatu, Bayyinah yang diturunkan berkenaan dengan Bani
tidak seperti orang yang gagu dan buta yang tidak dapat Nadhir.56 Sementara itu Ibnu Katsir menyatakan bahwa
berpikir.278 Dengan melakukan dua hal tersebut dia sampai Ibnu Abbas, Mujahid dan az-Zuhri menceritakan bahwa
kepada hikmah yang berada di balik proses mengingat ketika itu Rasulullah saw. sampai di kota Madinah ia
(tazakkur) dan berpikir (tafakkur), yaitu mengetahui, mengadakan perjanjian dan jaminan untuk tidak saling
memahami, dan menghayati bahwa di balik fenomena memerangi dengan Bani Nadhir. Namun mereka melanggar
alam dan segala sesutu yang ada di dalamnya, hal ini perjanjian tersebut. Kemudian turunlah surat ini yang
menunjukkan adanya Sang Pencipta, Allah swt. intinya mengizinkan kepada Nabi agar agar mengusir Bani
Muhammad Abduh mengatakan dengan adanya Nadhir dari kota Madinah.57 Penjelasan serupa diperkuat
merenungkan penciptaan langit dan bumi, pergantian oleh Abi al-Hasan Ali bin Ahmad al-Wahidy. Menurutnya
siang dan malam akan membawa manusia menyaksikan surat ini turun pada Bani Nadhir, yaitu ketika Nabi
Muhammad saw. sampai di kota Madinah ia mengadakan
277Aby al-Hasan Ali bin Ahmad al-Wahidiy al-Naisaburiy, Asbab
perjanjian dengan Bani Nadhir untuk tidak saling
al-Nuzul , (Beirut: Dar al-Fikr, 1411 H/1991) 92. Lihat pula Al-Imam al-
Syaikh Muhamamd Abduh, Tafsir al-Qur’an al-Karim (Tafsir al-Manar) 54QS, al-Hasyr (59): 22.
Juz IV, 297, dengan sanad yang berbeda, yaitu dari Thabraniy, Ibnu Aby 55 Sayyaid Quthub, Fi Dzilalul al-Qur’an, jilid IV, (Beirut: Dar al-
Hatim dan dari Ibnu Abbas, Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid I, Syuruq, 1992, 3519.
438-439 56 Ahmad Musthafa al-Maraghy, jilid X, 31.
278Ibnu Katsir, op, cit, 439 57 Ibnu Katsir, jilid IV, 331.

220 37
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

memerangi, dan Nabi menerima perjanjian itu. Selanjutnya  


ketika Nabi mengadakan perang Badar dan dapat  
mengalahkan orang-orang Musyrik, Bani Nadhir berkata:  
“Demi Allah bahwasanya ia adalah seorang Nabi yang  
kami jumpai keterangannya di dalam kitab Taurat, dan  
mereka tidak menolak sedikitpun”. Namun ketika Nabi   
Muhammad perang Uhud dan ketika orang-orang Islam 
menderita kekalahan, maka mereka memutuskan   
perjanjian tersebut dan menyatakan permusuhan pada   
Rasulullah saw. dan orang-orang mukmin, kemudian Nabi
 
Muhammad saw. mengusir mereka.58
  
Ayat 22 ini menjelaskan bahwa sesunguhnya tiada
Artinya: Sesunguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
Tuhan selain Allah, dan setiap orang yang menyembah
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu, berhala, atau
tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-
raja, maka adalah batal. Allah mengetahui segala yang orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
tampak di jagad raya ini baik yang nampak maupun yang duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
tidak nampak, serta tidak ada satu pun yang di langit memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
maupun yang di bumi ini yang lepas dari pengetahuan (seraya berkata ): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
Allah. Allah memiliki rahmat yang amat luas yang menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau,
menjangkau seluruh ciptaan-Nya. Allah Maha Pengasih maka peliharalah kami dari siksa neraka
baik di dunia maupun di akhirat serta di keduanya.59
Menurut riwayat Abu Ishaq Al-Maqariy, Abdullah
Menurut para mufassir bahwa pada ayat 22 surah al- bin Hamid, Ahmad bin Muhammad bin Yahya al-Abidiy,
Hasyr ini paling tidak berisi tentang tiga penegasan, yaitu Ahmad bin Njdah, Yahya bin Abdul Hamid al-Mahany,
pertama tentang sebutan Allah sebagai Tuhan dalam Islam, Ya’qub al-Qumy, Ja’far bin Abi al-Mughirah, Sa’id bin
kedua tentang sifat al-Rahman, dan ketiga tentang sifat al- Jubair dari Ibnu ‘Abbas, bahwa orang Quraisy Yahudi
Rahim bagi Allah swt. Dalam kaitannya dengan sebutan berkata: Apakah ayat-ayat yang telah di bawa oleh Musa?
Allah sebagai Tuhan. Menurut Quraish bahwa Allah Mereka menjawab tongkat dan tangannya putih bagi orang
yang melihatnya. Selanjutnya mereka datang kepada
58 ABI al-Hasan Ali bin Ahmad al-Wahidy al-Naisabury, Asbab al- orang-orang Nasrani dan berkata: Bagaimanakan yang di
Nuzul, (Beirut: Dar al-Fikr, 1411 H/1991, 278. bawa Isa terhadapmu? Mereka menyawab: menyembuhkan
59 Ahmad Musthafa al-Maraghy, jilid X , 58.

38 219
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

yang buruk adalah hawa nafsu syahwat yang berpusat di adalah nama Tuhan yang paling popular. Para ulama
perut dan hawa nafsu amarah yang berpusat di dada. berbeda pendapat tentang lafaz mulia ini, apakah ia
Makadalam konteks ini, pendidikan harus berupaya untuk termasuk Asma’al-Husna atau tidak. Yang tidak memasuk-
mengarahkan manusia agar supaya memiliki keterampilan kannya mereka beralasan bahwa Asma’al-Husna adalah
untuk dapat menggunakan alat yang dapt membawa sifat Allah. Bukankah Yang Maha Mulia itu menyatakan
kepada kebaikan, yaitu dengan akal, dan dapat dalam kitab-Nya Walillahil Asma’ al-Husna (Milik Allah
menjauhkannya dari alat yang duguhnakan untuk berbuat nama-nama yang terindah)? Karena Asma’ al-Husna sifat
keburukan, yaitu hawa nafsu. Allah, maka tentu saja kata Allah bukan termasuk di
dalamnya. Akan tetapi ulama yang lainnya berpendapat
1. Akal bahwa kata tersebut sedemikian agung, bahkan yang
Kata akal yang berasal dari bahasa Arab al-‘aql yang teragung, sehingga tidaklah wajar jika ia termasuk Asma’al-
dalam bentuk kata benda, berlainan dengan kata al-wahyu Husna. Dengan demikian menurut mereka tidak ada
tidak terdapat dalam al-Qur’an. Al-Qur’an sebagaimana halangan men-jadikan lafaz Allah sebagai salah satu dari
dikatakan Harun Nasution, hanya membawa bentuk kata Asma’al-Husna, bukankah Allah juga merupakan nama-
kerjanya ‘aqaluh dalam 1 ayat, ta’qilun 24 ayat, na’qil 1 ayat, Nya yang indah? Bahkan apabila kita berkata Allah maka
ya’qiluha, 1 ayat, dan ya’qilun 22 ayat. Kata-kata itu dalam apa yang kita ucapkan itu, telah mencakup semua nama-
arti paham atau mengerti.276 Nya yang lain, sedang bila kita meng-ucapkan nama-Nya
saja yang lain misalnya ar-Rahim, al-Malik dan sebaginya,
Dalam al-Qur’an terkadang kata akal diidentikkan maka ia hanya meng-gambarkan sifat rahmat atau sifat
dengan kata lub jamaknya al-bab. Sehingga kata ulu al-bab kepemilikan-Nya. Di sisi lain, tidak satupun dapat dinamai
dapat diartikan dengan orang-orang yang berakal. Hal ini Allah, baik secara hakikat maupun majaz, sedang sifat-sifat-
dapat dijumpai pada ayat surah Ali-Imran (3) 190-191 yang Nya yang lain secara umum dapat dikatakan bisa
berbunyi: disandang oleh makhluk-makhluk-Nya.60

   Dengan demikian dari penjelasan di atas, maka dapat
 diketahui bahwa para mufassir pada dasarnya sepakat
 menyatakan bahwa Allah nama bagi Tuhan dalam Islam,
  dan di dalam nama Allah tersebut terhimpun seluruh sifat-
  Nya yang agung. Dengan kata lain jika disebut nama Allah,
maka seluruh sifat agung ada pada diri-Nya, sedangkan

276Harun Nasution, Akal dan Wahyu Dalam Islam, (Jakarta: UI

Press, 1986), cet II, 5 60 Quraish Shihab, Cet I, 4.

218 39
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

jika disebut salah satu sifat-Nya yang lain, hal ini tidaklah bahwa perlu adanya hubungan kerjasama yang baik antara
menghimpun seluruh sifat-Nya. Dalam hal ini Quraish dakwah dan pendidikan. Dakwah haruslah dapat
lebih lanjut menyatakan, bahwa agaknya dapat disepakati mendorong masyarakat untuk lebih meningkatkan kualitas
bahwa kata Allah mempunyai kekhusususan yang tidak dirinya dengan cara meningkatkan kemampuannya
dimiliki oleh kata selainnya. Ia adalah kata yang sempurna melalui pendidikan yang luas. Demikian pula halnya
huruf-hurufnya, sempurna makna serta memiliki dengan pendidikan haruslah dapat mendorong masyarakat
kekhususan yang berkaitan dengan rahasianya, sehingga agar mau melakukan dakwah dan mengamalkan ajaran
sementara ulama menyatakan bahwa kata itulah yang amar ma’ruf nahi munkar.
dinamai Ismullah al-A’zam (nama Allah yang paling mulia),
yang bila diucapkan dalam doa, niscaya Allah akan
mengabulkannya.61

Selanjutnya, mengenai kata ar-Rahman dan ar-Rahim


adalah dua nama Allah yang amat dominan, karena itu dua
nama inilah yang ditempatkan menyusul sebutan nama
Allah. Ini pula yang menjadi sebab sehingga Nabi
Muhammad saw. melukiskan setiap pekerjaan yang tidak
dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim adalah bunting,

61 Dikalangan para ulama terdapat berbagai teori yang BAB XV


menjelaskan kata Allah. Ada yang berpendapat bahwa kata Allah TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG
terambil dari akar kata aliha ya’lahu yangt berarti tenang, karena hati POSISI AKAL DAN NAFSU DALAM ISLAM
menjadi tenang bersama-Nya, atau dalam arti menuju dan memohon
karena harapan seluruh makhluk tertuju kepada-Nya dan kepada-Nya (Surah Al-Kahfi (18) ayat 28, Shad (38) ayat 26,
juga makhluk bermohon . Selain itu teori lain mengatakan bahwa kata
Allah berasal dari kata ilah yang berarti segala sesuatu yang disembah
Ali-Imran (3) ayat 190-191)
baik penyembahan itu tidak dibenarkan oleh akidah Islam seperti
menyembah matahari, bulan, bintang, manusia, berhala, maupun yang
dibenarkan dan diperintahlkan dalam Islam, yakni zat yang wajib Manusia sebagai pelaku dan sasaran pendidikan
wujud-Nya yakni Allah Swt. Dan ketika kata ilah diberi awal al, dan memiliki alat yang dapat digunakan untuk mencpai
menjadi kata Allah, maka jadilah ia Tuhan yang khusus bagi ummat
kebaikan dan keburukan. Alat yang dapat digunakan
Islam. Dalam kaitan ini sejalan dengan ucapan La Ilaha Illa Allah (Tidak
ada Tuhan yang diakui sebagai pencipta, berkuasa, dan wajib disembah untuk memncapai kebaikan adalah hati nurani, akal, dann
dan seterusnya kecuali Allah. Quraish Shihab, jilid I, 7. sir. Sedangkan alat yang dapat digunakan untuk perbuatan
40 217
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dijumpai dalam rumusan tujuan berdakwah. hilang berkatnya.62 Di dalam al-Qur’an kata ar-Rahman
terulang sebanyak 57 kali, sedangkan kata ar-Rahim
Keempat, dilihat dari segi caranya, juga terdapat sebanyak 95 kali. Kalangan ulama berpendapat bahwa baik
persamaan dan perbedaan antara pendidikan dan dakwah. ar-Rahman maupun ar-Rahim keduanya terambil dari akar
Persamaannya dalam berdakwah sebagaimana telah kata rahmat dengan alasan bahwa wazan (timbangan) kata
dikemukakan paling kurang dapat dilakukan dengan tiga tersebut dikenal dalam bahasa Arab yaitu rahman
cara, yaitu dengan hikmah, mau’idzah hasanah dan setimbang dengan fa’lan dan rahim setimbang dengan fa’il.
mujadalah. Di dalam pendidikan pun ketiga cara ini juga Ar-Rahman sebagai-mana dikemukakan di atas tidaklah
dapat dilakukan. Namun perbedaannya dalam pendidikan dapat disandang oleh kecuali oleh Allah swt., karena itu
cara atau metode yang digunakan di samping dengan tiga pula dikemukakan dalam ayat al-Qur’an yang mengajak
cara tersebut masih banyak lagi variasinya. manusia menyembah-Nya dengan mengugunakan kata ar-
Kelima, dilihat dari segi hukumnya, terdapat pula Rahman sebagai ganti kata Allah atau menyebut kedua kata
persamaan antara dakwah dan pendidikan, yaitu ada yang tersebut sejajar dan bersamaan. Makna yang terkandung
termasuk ke dalam kategori yang hukumnya wajib bagi dari uraian ini adalah bahwa Allah swt memiliki sifat yang
semua (fardhu ‘ain) dan ada hukumnya yang fardhu Maha Pengasih dan Penyayang terhadap seluruh makhluk
kifayah. Dakwah dan pendidikan hukumnya wajib ciptaan-Nya.
dilakukan bagi setiap orang, manakala yang dimaksud Maka orang yang mempercayai Allah sebagai yang
dengan dakwah dan pendidikan dalam arti yang umum, memiliki sifat ar-Rahman dan ar-Rahim akan memiliki
yaitu dilakukan kapan saja, di mana saja, dengan cara apa implikasi psikologis yang mendalam. Orang tersebut akan
saja, oleh siapa saja sesuai dengan keadaan dan kuat batin dan jiwanya, sehingga ia tidak pernah merasa
kemampuan yang bersangkutan. Dakwah dan pendidikan takut menghadapi hidup dengan berbagai cobaan ini.63
hukum fardhu kifayah, manakala yang dimaksud dengan Kekuatan orang beriman ini diperoleh karena harapan akan
dakwah dan pendidikan dalam arti yang khusus, yaitu kasih sayang Allah yang senantiasa menyertai makhluk-
dakwah dan pendidikan yang terprogram secara sistematis Nya. Dia tidak akan pernah putus asa. Karena dia yakin
dan berkesinambungan, ruang lingkup, sasaran dan tujuan bahwa Allah seakan senan-tiasa menyertainya. Dengan
yang khusus, serta memerlukan keahlian pula bagi yang demikian kepercayaan kepada sifat ar-Rahman dan ar-Rahim
melakukannya.275 ini akan menimbulkan sikap optimis dalam dirinya.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat diketahui

Ibid , 15.
62
275Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: 63 Nurkholis Majid, Pintu-pintu Menuju Tuhan, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2010, 188 Paramadina, 1995), Cet IV, 14.

216 41
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

- Surah al-Hasyr (59) ayat 23 masjid-masjid, sedangkan dalam pendidikan lebih


terklasifikasi berdasarkan perbedaan usia, kecerdasan dan
    lain sebagainya. Karenanya ayat-ayat tersebut mengingat-
   kan tentang pentingnya psikologi kelompok sasaran
  dakwah.
 
 Kedua, dilihat dari segi ruang lingkup atau materi
 yang disampaikan dalam dakwah dan pendidikan,
 tentunya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya
  adalah bahwa ruang lingkup serta materi dakwah dan
   pendidikan pada intinya haruslah sejalan dengan isi al-
Qur’an dan as-Sunnah. Bedanya bhawa ruang lingkup dan
 
materi dakwah lebih bersifat umum atau tidak terperinci
Artinya: ”Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia Raja atau lebih menggambarkan motivasi secara global.
Yang Maha Suci Yang Maha Sejahtera, Yang Sedangkan dalam pendidikan ruang lingkup atau
Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, materinya lebih terperinci sebagaimana dituangkan dalam
Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang kurikulum dan silabi yang harus dicapai pada setiap
Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci Allah dari semester.
segala yang mereka persekutukan.64
Ketiga, dilihat dari segi tujuannya, antara dakwah
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah satu-satunya dan pendidikan juga memiliki persamaan dan perbedaan.
Penguasa terhadap segala apa pun juga. Dia-lah yang Bahwa dakwah dan pendidikan sama-sama bertujuan
menggerakkan segala sesuatu tanpa ada yang bisa untuk dapat mengubah sikap mental manusia dengan cara
menghalangi serta menolaknya. Dia juga terhindar dari memberikan motivasi dan ajaran-ajaran, agar orang
segala sesuatu yang tercela serta hal-hal yang menunjukkan tersebut mau melaksanakan ajaran Islam dalam arti yang
kekurangan, yang mengamankan makhluk-Nya dari segala seluas-luasnya, sehingga ia dapat melaksanakan fungsi
sesuatu yang menzaliminya dan Dia pula yang mengintai- kekhalifahannya dalam rangka beribadah kepada Allah
nya. Dia pula yang memuliakan terhadap sesuatu yang swt. Namun demikian dalam pendidikan terdapat
dinilai rendah, yang mampu mengalahkan sesuatu melalui perumusan-perumusan tujuan yang bertingkat-tingkat.
Yaitu rumusan tujuan yang bersifat universal, nasional,
institusional, kurikuler, mata pelajaran, pokok bahasan, dan
sub-pokok bahasan. Khirarkis tujuan serupa ini tidak
64 QS, al-Hasyr, (59): 23.

42 215
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

yang berarti mengajak orang lain mengikuti ajaran Allah keagungan dan daya paksa-Nya.65
dan Rasul-Nya menurut kadar kesanggupan masing-
masing. Maka dakwah dalam arti yang demikian itu Dari ayat ini para ulama mencatat sifat-sifat Allah
dilaksanakan di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan yang ter-golong dalam Asma’al-Husna lainnya, yaitu sifat al-
dalam bentuk apa saja (tulisan perbuatan, lisan) seopanjang Malik, al-Quddus, al-Salam, al-Mukmin, al-Muhaimin, al-Aziz,
mempunyai kesempatan serta peluang. Dan ada juga yang al-Jabbar, al-Mutakhkhir. Menurut Quraish bahwa kata al-
sifatnya fardhu kifayah, yaitu dakwah dalam arti yang Malik yang dalam al-Qur’an terulang sebanyak lima kali
terorganisir dengan rapi, terprogram secara sistematik dan secara umum berarti raja atau penguasa, dan juga
berkesinambungan dan di-laksanakan oleh para ahli yang mengandung makna kekuatan dan keshahihan, yaitu
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang khusus. penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan
pengendalian serta keshahihannya. Dalam al-Qur’an tanda-
tanda kepemilikan kerajaan-Nya adalah kehadiran banyak
pihak kepada-Nya untuk memohon agar dipenuhi
kebutuhannya, dan atau untuk menyampaikan persoalan-
persoalan besar agar tertanggulangi.66

- Hubungan Dakwah dengan Pendidikan Sedangkan kata al-Quddus dalam al-Qur’an terulang
sebanyak dua kali adalah kata yang mengandung makna
Ayat-ayat yang berhubungan dengan dakwah yang kesucian. Maka hubungannya dengan al-Malik dalam hal
berbicara tentang sasaran, ruang lingkup, tujuan, cara dan ini Quraish memberikan alasan bahwa karena raja yang
hukum berdakwah, tentunya ayat-ayat tersebut juga dikenal dalam kehidupan duniawi tidak luput dari
berhubungan langsung dengan pendidikan Islam. Hubungan kesalahan, bahkan tidak jarang melakukan pengerusa-kan
antara pendidikan dan dakwah dapat dilihat dari analisis serta kekejaman, maka dengan disusulnya dengan sifat al-
sebagai berikut: Quddus adalah untuk menunjukkan kesempurnaan
kerajaan-Nya sekaligus untuk menampik kesalahan,
Pertama, dilihat dari segi sasarannya, dakwah dan pengerusakan atau kekejaman dari-Nya, karena kekuasaan
pendidikan memiliki sasaran yang sama, yaitu manusia. seperti ditulis al-Biqa’i dalam kitab tafsirnya sebagaimana
Bedanya, dalam ber-dakwah sasarannya terkadang ada dikutip Quraish adalah kesucian yang tidak menerima
yang dikelompokkan dan ada yang tidak dikelompokkan. perubahan, tidak disentuh oleh kekotoran, dan terus
Dalam berdakwah terkadang dilakukan ke dalam
kelompok sasaran dari berbagai latar belakang jenis
kelamin, usia, tingkat kecerdasan, dan lainnya yang 65 Ahmad Musthafa al-Maraghy, jilid X, 58.
berbeda-beda menjadi satu, yang terlihat pada dakwah di 66 Quraish Shihab, 27-28.

214 43
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

menerus terpuji dengan langgengnya sifat kekudusan itu.67 dengan surah at-Taubah ayat 122. Yang artinya: tidak
sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya
Sementara itu kata as-Salam yang dalam al-Qur’an (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
hanya disebut satu kali terambil dari kata salima yang di antara mereka untuk memperdalam tentang agama dan untuk
maknanya berkisar pada keselamatan dan keterhindaran member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
dari segala yang tercela. Allah adalah as-Salam karena Yang kepadanya agar mereka dapat menjaga diri.273 Abu Zahrah lebih
Maha Esa terhindar dari segala aib, kekurangan dan lanjut menjelaskan bahwa makna ayat itu menunjukkan
kepunahan yang dialami oleh makhluk. Sifat ini semakin bahwa min di situ menjelaskan perintah yang menyeru
menambah kokoh kedudukan-Nya sebagai al-Malik. supaya ummat manusia menjadi da’i, sebagaimana
Dengan demikian, Allah adalah penguasa yang juga pendapat yang mengatakan bahwa hendaknya ada orang
terhindar dari segala sifat yang tercela.68 Kata al-Mukmin yang terhormat di antaramu yang mengajak kepada Islam
terambil dari kata amina yang mengandung arti dan memberikan petunjuk kepadanya. Dan mereka itu-lah
pembenaran dan ketenangan hati. Seperti antara lain, iman, yang dimaksud dengan orang-orang yang berbahagia
amanah dan aman. Amanah adalah lawan dari khianat sebagimana dijumpai pada akhir ayat 104 Ali-Imran di
yang melahirkan ketenangan batin, serta rasa aman karena atas.274
adanya pembenaran dan kepercayaan terhadap sesuatu;
sedangkan iman adalah pembenaran hati dan kepercayaan Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui adanya
terhadap sesuatu. Dalam hal ini Azzajaj sebagaimana dua hal. Pertama, kewajiban yang dilaksanakan setiap
dikutip Quraish menyatakan bahwa Allah menamai diri- orang dalam berdakwah kepada Islam, memberikan
Nya dengan Mukmin karena Dia menyaksikan keesaan- petunjuk dan berita yang menggembirakan. Kedua,
Nya. Namun Quraish lebih cenderung memahami kata hendaknya ada tenaga ahli yang khusus dari kalangan
Mukmin dalam arti pemberi rasa aman.69 Hal ini semakin ummat Islam yang mendakwahkan Islam. Mereka itu harus
menambah kokohnya kedudukan dan fungsi Allah sebagai orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam memahami
pemberi rasa aman terhadap seluruh makhluk-Nya. al-Qur’an serta dapat menjelaskannya secara representatif,
arif dan bijaksana sebagaimana halnya dengan Nabi
Sedangkan kata al-Muhaimin yang dalam al-Qur’an Muhammad saw. pada saat beliau memilih Mus’ab bin
hanya disebut sebanyak dua kali menurut al-Ghazali Amir guna menjadi guru membaca al-Qur’an untuk orang-
adalah berarti yang menangani dan mengawasi urusan orang Madinah. Dalam kaitan tersebut bahwa hukum ber-
makhluk-Nya dari sisi amal per-buatan mereka, rizki, dan dakwah adalah yang sifatnya fardhu ‘ain, yaitu dakwah

67 Quraish Shihab, 35-36. 273Abu Zahrah, Dakwah Islamiyah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
68 Quraish Shihab, jilid I, 42-43. 1994) , cet I, 51.
69 Quraish Shihab, jilid I, 48-49. 274Abu Zahrah, Dakwah Islamiyah, 52

44 213
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Kata-kata minkum di sini menunjukkan kepada salah ajalnya. Penanganan ini dilakukan dengan pengetahuan,
satu dari dua makna. penguasaan dan pemeliharaan-Nya, karena semua yang
mengawasi hakikat sesuatu, bertanggungjawab dan
Pertama, an takuna bayaniyyatan dalam pengertian min memeliharanya adalah al-Muhaimin. Pengawasan merujuk
untuk penjelasan. Dengan demikian, pengertian ayat kepada pengetahuan, penguasaan kepada qudrat dan
tersebut adalah hendaknya semua kaum muslim menjadi pemeliharaan kepada akal.70 Sebagai al-Malik Allah swt.
ummat-ummat yang meng-ajak kepada kebaikan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah kerajaan-Nya.
melarang kemunkaran. Hal ini merupakan dasar pokok Sementara itu, kata al-Aziz yang dalam al-Qur’an terulang
kebahagiaan. Pengertian ini mempunyai relevansi dengan sebanyak Sembilan puluh Sembilan kali yang antara lain
firman Allah dalam surah Ali-Imran, ayat 110. Yang bermakna angkuh, tidak terbendung, kasar, keras,
artinya: “Kalian adalah sebaik-baik ummat yang diutus kepada dukungan, dan semangat membangkang. Allah adalah al-
manusia guna memberikan perintah kebaikan dan melarang Azizi yang berarti bahwa Dia-lah yang Maha Mengalahkan
perbuatan munkar, dan mengajak supaya kalian beriman kepada siapa saja yang melawan-Nya dan tidak terkalahkan oleh
Allah.” Selain itu juga, kata min juga menunjukkan perintah siapapun. Dia juga yang tidak ada sama-Nya, serta tidak
untuk menyeru kepada ummat manusia seluruhnya untuk pula dapat dibendung kekuatan-Nya atau diraih kedudukan-
menyampaikan risalah Muhammad swt. Akan tetapi hal itu Nya. Dia begitu tinggi sehingga tidak dapat disentuh oleh
tidaklah menolak spesialisasi para kaum muslimin untuk keburukan dan kehinaan. Dari sisi kata al-Aziz biasa
memberikan pen-jelasan-penjelasan mengenai Islam diartikan dengan Yang Mulia.71 sebagai Penguasa Allah-lah
kepada orang-orang yang telah masuk Islam. Atas dasar Yang Maha Mulia.
perintah itu, maka boleh saja dakwah itu dilaksanakan
secara berjama’ah dan individu sesuai dengan kemam- Kata al-Jabbar yang dalam al-Qur’an hanya disebut
puannya. Kemudian jama’ah dapat membentuk orang- satu kali yang mengandung arti ketinggian yang tidak
orang yang menjadi da’i dan mengadakan studi Islam bagi dapat dijangkau. Allah Jabbar karena ketinggian sifat-sifat-
generasi setelah Nabi Muhammad saw. Dan harus ada pula Nya yang menjadikan siapapun tidak dapat menjangkau-
orang yang meminta fatwa kepada orang yang lebih tahu Nya. Dalam hal ini al-Biqa’i sebagimana dikutip Quraish
tentang agama yang tidak diketahuinya. menyatakan bahwa kata Jabbar berarti Yang Maha Tinggi
sehingga memaksa yang rendah untuk tunduk kepada apa
Kedua dalam kata minkum menunjukkan min lit tab’idl yang dikehendaki-Nya, dan tidak terlihat atau terjangkau
yaitu min yang menunjukkan untuk sebagian. Dalam oleh yang rendah apa yang mereka harapkan untuk diraih
pengertian ini maka terjemahan ayat 104 surah Ali-Imran dari sisi-Nya, ketundukan dan ketidakterjangkauan yang
tersebut di atas adalah “hendaknya ada di antara kamu yang
secara khusus melaksanakan dakwah Islamiah memerintahkan 70 Ibid, 57.
yang ma’ruf dan melarang yang munkar”. Hal ini juga, sejalan 71 Ibid, 59-60.

212 45
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

tampak secara amat jelas.72 dakwah Islamiah. Syaikh Ali Mahfudz sebagaimana
dikutip oleh Anwar Masy’ari mengatakan bahwa definisi
Al-Mutakabbir sebagai sifat Allah sebagaimana dakwah adalah hats al-nas ‘ala al-khair wa al-huda wa al amr bi
halnya dengan al-Jabbar, juga ditemukan dalam al-Qur’an al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar li yafidzu bi sa’adah al’ajil wa
hanya satu kali. Kata ini terambil dari akar kata yang al-ajal (dakwah adalah menyeru, mengajak atau mendorong
mengandung makna kebesaran serta lawan dari kemudaan manusia dengan kuat agar berpedoman kepada kebaikan
atau kekecilan. Mutakabbir biasa diterjemahkan dengan dan petunjuk Tuhan, menyuruh kepada kebaikan dan
angkuh. Sementara itu ulama berpendapat bahwa makna mencegah dari kemunkaran agar mereka memperoleh
asal dari kata itu adalah keengganan dan ketidaktundukan. kebahagiaan di dunia dan di akhirat).272
Jadi Allah yang bersifat Mutakabbir adalah Dia yang enggan
untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. Al-Ghazali ber- Dengan demikian, kegiatan dakwah pada intinya
pendapat bahwa al-Mutakabbir adalah yang memandang adalah meng-gerakkan orang lain agar ia tertarik untuk
selain-Nya hina dan rendah, bagai pandangan raja kepada melakukan hal-hal yang ma’ruf dan menjauhi yang
hamba sahaya bahkan merasa bahwa keagungan dan munkar. Ada pun hal-hal yang ma’ruf itu sangat luas
kebesaran hanya milik-Nya. Sifat ini tidak mungkin cakupannya. Ia meliputi tingkah laku oleh manusia dan
disandang kecuali oleh Allah, karena hanya Dia yang syari’at yang dinilai baik sepanjang masa. Baik tingkah laku
berhak dan wajar bersikap demikian. Setiap yang yang menyangkut perorang maupun yang dilakukan oleh
memandang keagungan dan kebesaran hanya milik-Nya kolektif masyarakat secara keseluruhan. Hal-hal yang baik
secara khusus tanpa selainnya, maka pandangan tersebut itu seperti keadilan, keberanian, kepahlawanan, kejujuran,
salah kecuali Allah swt.73 ketaatan, persudaraan, kasih sayang, kesabaran dan sifat-
sifat terpuji yang lainnya yang sewajarnya dimiliki oleh
- Surah al-Hasyr (59) ayat 24 setiap manusia sebagai makhluk yang dimuliakan oleh
Allah swt. Dengan kata lain, bahwa kegiatan dakwah dalam
  
konteks amar ma’ruf ini mencakup segenap aspek

kehidupan masyarakat, baik dalam bidang sosial,
  
pendidikan, ekonomi, kebudayaan, politik dan sebagainya.
 Karenanya, seluruh bidang kehidupan itu harus
   ditumbuhkan dan di bangun untuk kepentingan serta
   kesejahteraan ummat manusia.


72 Ibid, 66. 272Anwar Masy’ari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya: Bina
73 Ibid, 71. Ilmu, 1981), cet I, 38

46 211
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Pendapat ini yang dikemukakan oleh As-Syahid Abdul   


Kadir ‘Audah yang menyatakan bahwa amar ma’ruf adalah  
menggerakkan orang sehingga tertarik untuk melakukan 
segala apa yang sewajarnya harus dikatakan atau yang
dilakukan yang cocok dengan nash-nash syari’at Islam.270 Artinya: “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,
Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-
Dari beragam macam pendapat di atas maka dapat Nama Yang Paling Baik, Bertasbih kepada-Nya apa
disimpulkan bahwa yang termasuk kategori al-ma’ruf yang ada di langit dan di bumi, Dan Dia-lah Yang
adalah segala sesuatu dalam bentuk ucapan, perbuatan, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.74
pemikiran dan sebagainya yang dipandang baik menurut
syari’at (agama) dan akal pikiran, atau yang dianggap baik Berkenaan dengan ayat tersebut, al-Maraghi menya-
menurut akal namun sejalan atau tidak bertentangan takan bahwa Dia-lah Allah yang menciptakan segala
dengan syari’at. Dengan demikian kebebasan akal dalam sesuatu dan menampakkannya di alam jagat raya ini
menentukan dan menilai suatu kebaikan dibatasi oleh berdasarkan sifat yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Allah
ketentuan agama. Oleh karena boleh jadi menurut akal baik yang memiliki Asma’ al-Husna, dan tidak ada satupun
namun bertentangan dengan syari’at atau beloh jadi yang dapat menyamai-Nya.75 Dengan sifat-sifat-Nya yang
menurut akal baik begitu juga menurut syari’at. Dan jika demikian itulah maka segala apa yang ada di langit dan di
terjadi pertentangan antara akal dan syari’at, maka bumi memuji-Nya. Berdasarkan uraian tersebut di atas
pendapat akal haruslah dicegah. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada intinya ayat
tersebut menjelaskan bahwa Allah swt. memiliki sifat-sifat
Adapun nahi munkar mengandung pengertian hal-hal yang agaung dan sempurna. Maka dengan sifat-sifat yang
yang munkar, yang menurut al-Maududi adalah nama demikian itu Allah swt. menciptakan serta melindungi
untuk segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang suluruh ciptaan-Nya. Dalam hal ini manusia diperintahkan
masa telah dikutuk oleh watak manusia sebagai jahat.271 untuk mengimani Allah serta mempelajari sifat-sifat-Nya
Dikalangan para ahli tafsir khususnya dan para pakar bukan semata-mata untuk Allah swt. melainkan untuk
dakwah pada umumnya kerapkali menghubungkan amar manusia itu sendiri. Sebab dengan keimanan tersebut
ma’ruf nahi munkar dengan kegiatan dakwah, bahkan manusia diharapkan dapat memiliki sikap yang optimis,
lebih khusus lagi amar ma’ruf nahi munkar ini digunakan terbuka, demokratis, bertanggungjawab serta senantiasa
sebagai dasar bagi perumusan pengertian dan tujuan melakukan sesuatu yang dapat medatangkan manfaat bagi
dirinya dan bagi masyarakat dan makhluk yang lainnya.
270As-Syahid Abdul Kadir ‘Audah, Islam dan Perundang-undangan,

(International Islamic Federation of Student Organizations, 1970) ,17 74 Qs, al-Hassyr ( 59): 24.
271Abul ‘Ala al-Maududi, 32. 75 Ahmad Musthafa al-Maraghy, jilid X, 58.

210 47
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Perurutan penyebutan sifat-sifat Allah, sebagimana (nama bagi setiap perbuatan yang diakui mengandung
ayat di atas dan ayat sebelumnya, yakni berfungsi kebaikan menurut pandangan akal dan agama).267
menampik kesan negatif yang mungkin timbul dalam Sementara itu, Muhammad Abduh menyatakan bahwa fa
benak ketika mendengar sifat yang disebut sebelumnya, al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-munkar huffadz al-jama’ah
sekaligus menyempurnakan apa yang boleh jadi diduga wa siyaj al-wahdah (amar ma’ruf nahi munkar adalah
belum sempurna. Demikian surah ini ditutup sebagaimana benteng pemelihara ummat dan pangkal timbul-nya
awalanya dibuka. Bedanya hanya pada penggunaan persatuan).268
bentuk kata kerja. Pada awalanya berbentuk kata kerja
masa lampau untuk menunjukkan bahwa penyucian Allah Dalam hal ini Abul ‘Ala al-Maududi ia berpendapat
oleh makhluk telah terlaksana sejak semula, dan pada bahwa kata ma’ruf yang jamaknya ma’rufat adalah nama
akhirnya hal tersebut ditekankan lagi dengan menyatakan untuk segala kebajikan atau sifat-sifat baik yang sepanjang
bahwa penyucian itu berlanjut terus tidak putus-putusnya masa telah diterima dengan baik oleh hati nurani manusia.269
hingga akhir zaman. Dengan demikian, jelaslah bahwa yang dimaksudkan
dengan amar ma’ruf dapat diartikan sebagai setiap usaha
Uraian tentang keimanan kepada Allah sebagaimana yang mendorong dan menggerakkan ummat manusia
dapat dipahami dari kandungan surah al-Hasyr tersebut di untuk menerima dan melaksanakan hal-hal yang sepanjang
atas memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan masa telah diterima sebagai suatu kebaikan berdasarkan
Islam. Hal ini dapat dijelas-kan sebagai berikut: penilaian hati nurani manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini berbeda dengan pendapat para pakar yang
Pertama, dilihat dari segi kedudukannya, keimanan lainnya yang menilai bahwa amar ma’ruf bukan hanya
kepada Allah swt. dengan segala uraian yang berkaitan dinilai baik berdasarkan hati nurani, melainkan ber-
dengannya selain menjadi materi utama dalam pendidikan dasarkan pada syari’at atau wahyu.
Islam, juga dapat menjadi dasar perumusan tujuan
pendidikan, dasar penyusunan kurikulum serta aspek- Sementara itu ada juga yang berpendapat bahwa
aspek pendidikan lainnya. Di kalangan ahli pendidikan kebaikan yang terdapat pada kata al-ma’ruf adalah
disepakati bahwa mata pelajaran tentang keimanan ter- kebaikan yang didasarkan pada nilai agama semata-mata.
masuk dalam mata pelajaran pokok dalam pendidikan
Islam. Selain itu tujuan pendidikan dalam Islam juga harus 267Al-Raghib al-Asfahani, Mu’jam Mulfradat Alfadz al-Qu’an,
berkaitan dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. (Beirut: Dar al-Fikr, tp,th, 343
268Al-Imam al-Sayikh Muhammad ‘Abduh, Tafsir al-Manar,
Dan disepakati bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
Mesir,tp,pn,tp. Th, juz IV, 26
menciptakan pribadi-pribadi yang taat beribadah kepada 269Abul ‘Ala al-Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim,
Allah dalam arti yang seluas-luasnya. (terj) Osman Raliby dari judul asli Islam is Way of Life, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1967, 32

48 209
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

  Kedua dilihat dari segi fungsinya, keimanan kepada


 Allah ber-fungsi bagi upaya meningkatkan di bidang
  pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dipahami
 dari keharusan orang-orang yang beriman agar memperkuat
keimanannya dengan dalil-dalil baik yang bersifat naqli (al-
Artinya: “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, Qur’an-al-Hadits), maupun dalil aqli yang di bangun dari
mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah argumentasi yang rasional. Keimanan kepada Allah tidak
dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) boleh hanya sekadar ikut-ikutan atau taqlid. Hal ini
pelbagai kebajikan, mereka itu termasuk oprang-orang ditekankan karena dari keimanan yang didasarkan pada
yang saleh.”265 argumentasi itulah yang dapat menimbulkan sikap
Mereka yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah tanggung jawab, kreatif, dinamis dan inovatif. Sikap yang
Ahli Kitab. Di antara mereka itu ada yang berpegang teguh demikian ini muncul sebagai hasil dari proses internalisasi
kepada kebenaran, menegakkan keadilan, tidak berbuat sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia dan manifestasinya
zalim kepada orang lain, tidak menyalahi perintah agama, dalam kenyataan hidup sesuai kadar kesanggupannya.76
membaca ayat-ayat al-Qur’an serta ber-sujud tahajjud di Selanjutnya, keimanan kepada Allah swt. juga meniscaya-
malam hari. Mereka juga beriman kepada Allah, kan bahwa segala perkataan yang dinyatakan oleh Allah
memerintahkan kepada yang baik dan menjauhi perbuatan dalam al-Qur’an adalah bersifat pasti. Sedangkan perkataan
yang buruk. Maka dengan demikian berdasarkan pada ayat yang berasal dari manusia di samping kemungkinan
tersebut bahwa yang dapat melakukan amar ma’ruf nahi mengandung kebenaran, juga kemungkinan mengandung
munkar bukan saja dari kalangan ummat Islam saja, kesalahan. Dengan demikian keimanan kepada Allah
melainkan juga dari kalangan ummat yang lainnya juga memiliki hubungan substansial dan fungsional dalam
akan dapat melakukannya. kerangka perumusan konsep pendidikan Islam pada
khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
Menurut al-Maraghiy yang dimaksud dengan kata al- peradaban pada umumnya.
ma’ruf adalah ma istahsanahu al-syar’ wa al-‘aql (sesuatu yang
dipandang baik oleh agama dan akal). Sedangkan al-munkar
adalah dlidduhu (lawan atau kebalikan dari yang ma’ruf).266
Sedangkan pendapat lainnya menyatakan bahwa al-ma’ruf
adalah ism li kull fi’l yu’rafu bi al-‘aql aw al-syar’ husnuhu

265QS, Ali-Imran ( 3): 114


266Ahmad Mustafa al-Maraghiy, ii, 21 76 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, 76.

208 49
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

ummat yang terbaik dalam keadaan wujud sekarang,


karena mereka telah memerintahkan yang baik dan
mencegah yang munkar, memiliki keimanan yang benar
BAB IV yang bekasnya tampak pada dirinya, sehingga mereka
TAFSIR AYAT-AYAT menjauhi keburukan dan mendorong berbuat kebaikan.
TENTANG KERASULAN/ KENABIAN Sedangkan yang lainnya telah dikalahkan oleh keburukan
dan kerusa-kan, sehingga mereka tidak dapat menyuruh
(Surah al-Baqarah ayat 119, al-Anbiya ayat 45, kebaikan, dan tidak mencegah kemunkaran serta tidak
an-Nahl ayat 36, Ibrahim ayat 4, al-Fathir ayat 24, memiliki keimanan yang benar. Maka itulah, yang
an-Nisa’ ayat 115) termasuk kategori orang-orang yang baik yang telah
diperintahkan untuk berdakwah. Mereka itu adalah para
Nabi, sahabat yang menyertainya pada saat ayat tersebut
Kata Rasul disebutkan di dalam al-Qur’an tidak diturunkan. Mereka itulah orang-orang yang semula saling
kurang dari 431 kali, baik dalam bentuk tunggal (singular) bermusuhan kemudian menyatu hatinya, berpegang pada
maupun jamak (plural).77 Dinyatakan dalam hadits bahwa tali Allah, memerintah kebaikan dan mencegah kemunkaran,
jumlah rasul sebanyak 124.000 orang. Akan tetapi kita tidak tidak takut karena kelemahannya terhadap yang kuat, tidak
dapat memastikan seseorang di luar daftar para rasul yang hilang keberaniaannya karena kekecilannya terhadap yang
nama-namanya tercantum di dalam al-Qur’an, apakah dia benar, sementara keimanan telah menguasai diri dan
seorang rasul atau bukan, sebab kita tidak diberi tahu perasaannya.264 Kekokohan iman yang telah mereka miliki
secara pasti tentang hal itu. Tidak pula kita diizinkan untuk itu dilukiskan dalam al-Qur’an surah al-Hujurat (49): 15,
menyata-kan penolakan terhadap orang-orang suci dari dan surah al-Anfal (8): 2.
agama-agama lain. Sangat dimungkinkan bahwa sebagian
dari mereka adalah para Rasul Allah, dan para pengikut 4. Surah Ali-Imran (3) ayat 114
merekalah yang menyelewengkan ajaran-ajaran mereka
setelah mereka tiada, seperti halnya para pengikut Musa  
dan Isa as.78 Allah telah mengutus mereka kepada setiap  
kaum dan bahwa semuanya telah membawa agama yang 

 
77 Muhammad Fuad Abd Baqy, Mu’jam al-Mufahrts li al-Alfadz al- 
Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1987) 314-319.
78 Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (terj)
Adang Affandi, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1991), 31. 264Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid II, 29

50 207
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dalam al-Qur’an surah Ali-Imran (3); 110. sama seperti Islam.79 Al-Qur’an memandang kerasulan ini
sebagai sebagi sebuah fenomena yang bersifat universal di
setiap pelosok dunia ini pernah tampil Rasul Allah, baik
yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan di dalam
al-Qur’an. Mereka itu adalah manusia-manusia luar biasa
yang karena kepekaan dan ketabahannya, serta karena
wahyu dari Allah yang mereka terima dan kemudian
3. Surah Ali-Imran (3) ayat 110 menyampaikan-nya kepada manusia dengan ulet tanpa
   mengenal takut, dapat mengalihkan hati nurani ummat
manusia dari ketenangan tradisional dan tensi hipomoral
 
ke dalam suatu kawasan sehingga mereka dapat

menyaksikan Tuhan sebagi Tuhan dan syaitan sebagai

syaitan.80
 
  1. Surah al-Baqarah (2) ayat 119
   
    
     
    
  
   

Artinya: ”Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan Artinya: ”Sesungguhnya, Kami telah mengutusmu dengan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan haq; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertang-
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu gungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.81
lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang
beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
fasik.”263
79 Syed Mahmudunnasir, cet II, 30.
80 Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur’an, (terj), Anas Mahyudin
Maksud ayat ini adalah bahwa kamu sekalian adalah
dari judul asli Major Themes of the Qur’an, (Bandung: Pustaka, 1983), cet I,
117.
263QS, Ali-Imran (3): 110 81 QS, al-Baqarah(2): 119.

206 51
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Menurut Ibnu Katsir bahwa ayat ini menerangkan Pertama, orang tersebut hendaknya mengetahui
sebagaimana diriwayatkan Ibnu ‘Abbas bahwa lafaz kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah, riwayat hidup Nabi
basyiiran ini menunjukkan syurga sedangkan lafaz nadziiran Muhammad saw. dan para Khulafaur Rasyidun.
yakni: neraka. Sedangkan riwayat Abi Hatim yang
dimaksud ayat ini yakni utusan-utusan atau rasul yang Kedua, mengetahui keadaan orang yang menjadi
sebelumnya.82 sasaran dakwahnya, kesiapan mereka untuk menerima
dakwah, serta akhlak-nya. Dengan kata lain mengetahui
Sedangkan menurut Quraish bahwa ayat ini redaksi- keadaan masyarakat yang didakwahinya.
nya ditujukan langsung kepada Nabi Muhammad saw.
yang disertai dengan kata yang mengandung pengukuhan. Ketiga, Mengetahui agama dan mazhab yang dianut
Sesungguhnya dan penegasan bahwa Kami telah mengutus- oleh masyarakatnya. Dengan cara demikian dapat
mu, hai Nabi Muhammad, dengan haq yakni dengan benar diketahui dengan mudah hal-hal yang batil. Hal yang
dan membawa kebenaran. Pemilihan beliau sebagai Rasul demikian di dasarkan pada pandangan bahwa manusia,
adalah benar dan haq. Dengan kata lain, bahwa risalah dan sekalipun tidak tampak kesesatan padanya, tidak berarti ia
ajaran-ajarannya yang disampaikannya juga adalah benar akan berpaling pada kebenaran yang disampaikan pada
dan haq, karena semuanya dari Kami, yakni Allah swt. yang lainnya. Dengan kata lain, bahwa kegiatan dakwah
Dalam hal ini keengganan mereka untuk percaya sangat tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh kelompok tertentu
menyedihkan bahkan merisaukan Nabi saw. Karena itulah (Khawash al-Ummah), yaitu orang-orang yang mengetahui
Nabi Muhammad diingatkan bahwa engkau hanya Kami rahasia hikmah dan hukum serta memahaminya. Dan
tugaskan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi itulah yang dimaksud dalam surah al-Taubah (9): 122.
peringatan. Dan ayat terakhir ini adalah untuk menghibur Orang-orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-
beliau dengan ungkapan: “Dan kamu, wahai Muhammad, orang yang dapat menegakkan hukum Allah untuk
tidak akan dimintai pertanggung jawaban tentang penghuni- kemaslahatan hamba pada setiap zaman dan tempat
penghuni neraka”. Yakni, mereka yang mengingkari risalah- berdasarkan pada pengetahuan mereka baik di masjid-
mu dan menolak al-Qur’an sebagai firman Allah adalah masjid, tempat-tempat ibadah serta hal-hal yang dianggap
mereka itu menjadi penghuni neraka. Karena mereka menguntungkan bagi masyarakat umum. Maka jika
penghuni neraka, maka wajarlah kalau mereka tidak mereka melakukan semuanya itu, maka akan terciptalah
beriman kepadamu.83 kebaikan pada semua ummat, dan tidak akan terjadi
keburukan, akan menjadikan lembut hatinya, sehingga
Dari paparan di atas ada perbedaan pendapat mereka saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran,
serta akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia
82 Ibnu Katsir, jilid I, 194-195. maupun akhirat kelak. Meraka itulah yang digambarkan
83 Quraish Shihab, jilid I, 366.

52 205
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

  dikalangan mufasir, sebagian mengatakan bahwa ayat ini


  tidak semata-mata tertuju kepada Nabi Muhammad saw.,
  akan tetapi juga para Rasul-rasul yang sebelumnya.
Sebagian mufasir lain mengatakan bahwa ayat ini
Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan redaksinya hanya tertuju langsung kepada Nabi
ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh Muhammad saw., sekaligus ini menunjukkan bahwa tidak
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, termasuk Nabi-nabi yang sebelumnya.
merekalah orang-orang yang beruntung.”262
2. Surah al-Anbiya (21) ayat 45
Maksud ayat ini adalah hendaklah terdapat suatu
golongan yang memilih tugas untuk menegakkan dakwah,   
memerintahkan kebaikan dan mencegah kemunkaran.   
Sasaran perintah dalam ayat ini adalah seluruh orang  
mukmin yang mukallaf, yaitu hendaknya menyiapkan   
suatu kelompok yang akan melaksanakan perintah ini. Hal  
yang demikian didasarkan pada pandangan bahwa setiap
orang terdapat kehendak dan aktivitas di dalam Artinya: ”Katakanlah;’Sesunguhnya aku hanya memperingat-
melaksanakan tugas tersebut, dan mendekatkan caranya kan kamu dengan wahyu” dan tidaklah orang-orang
dengan penuh ketaatan, sehingga jika mereka melihat tuli mendengar seruan apabila mereka diberi
kesalahan segera mereka kembali ke jalan yang benar. peringatan.84
Orang-orang Islam generasi pertama melaksanakan tugas Pada ayat-ayat yang lalu yang meng-gambarkan
tersebut dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah sikap kaum musyrikin terhadap Nabi Muhammad saw.
dengan melaksanakan kegiatan sosial pada umumnya. dan ajaran yang beliau sampaikan juga kemenangan kaum
Mereka telah berdiri di atas mimbar. Mereka berkata, jika muslimin serta ancaman siksa bagi kaum musyrikin. Maka
engkau melihat orang yang menyimpang, maka segera dalam ayat ini Allah memerintah-kan Nabi Muhammad
meluruskannya. Namun pada setiap orang yang saw. untuk menjelaskan bahwa apa yang beliau sampaikan
melaksanakan tugas tersebut agar memiliki syarat-syarat itu adalah bersumber dari Allah dan bukan dari beliau
sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan sendiri, karenanya ayat ini menyatakan: Katakanlah, wahai
menjadi contoh tauladan (amal salih) yang menyebabkan Nabi Muhammad, bahwa Sesungguhnya aku tidak
mereka diikuti dan diteladani ilmu dan amalnya. Syarat- memperingat-kan kalian dengan peringatan yang datang
syarat tersebut adalah:

262QS, Ali-Imran (3): 104 84 QS, al-Anbiya (21): 45.

204 53
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dari diriku sendiri, tetapi aku hanya memperingatkan kamu Potongan ayat yang berbunyi: ud’u ilaa sabiili rabbika.
sekalian dengan wahyu yang kuterima dari Allah Yang Maksudnya adalah serulah ummatmu wahai para Rasul
Mahakuasa dan Maha Mengetahui. Karena itulah jangan dengan seruan agar mereka melaksanakan syari’at yang
menuntut hal-hal yang berada di luar kemampuanku, telah ditetapkannya berdasarkan wahyu yang telah
seperti menuntut kapan akan datangnya siksa dan lain-lain, diturunkannya, dengan melalui ibarat dan nasihat yang
dan juga jangan ragukan informasi-Nya itu.85 Selanjutnya, terdapat di dalam Kitab yang diturunkannya. Dan
dalam penggalan ayat yang menyatakan: dan tidaklah orang- hadapilah mereka dengan cara yang lebih baik dari yang
orang tuli mendengan seruan apabila mereka diberi peringatan. lainnya sekalipun mereka menyakitimu, dan sadarkanlah
Kaum musyrikin itu tetap bersikeras menolak, enggan mereka dengan cara yang baik. Sedangkan potongan ayat
mendengar tuntunan dan peringatan, dari sini Nabi dihibur yang berbunyi: inna rabbaka huwa a’lamu biman dhalla ‘an
dengan ayat ini bahwa penolakan mereka itu disebabkan sabiilihi maksudnya adalah sesungguhnya Tuhanmu wahai
karena mereka orang-orang tuli. Kata tuli di sini, bukanlah para Rasul adalah lebih mengetahui dengan apa yang
berarti tidak bisa mendengar, tetapi tidak mau memanfaatkan berjalan dan apa yang diperselisihkan, dan juga lebih
apa yang didengarnya. Maka keadaan seperti itu mengetahui cara yang ditempuh sesuai yang hak. Dengan
dipersamakan dengan orang tuli yang tidak mendengar kata lain ayat tersebut menyuruh agar Rasulullah
sesuatu. Hal ini jelas bahwa yang tidak mendengar tentu menempuh cara berdakwah dan ber-diskusi dengan cara
tidak akan dapat memperoleh manfaat dari apa yang yang baik. Sedangkan petunjuk (al-hidayah) dan kesesatan
disampaikan padanya, demikian juga dengan kaum (al-dlalal) serta hal-hal yang terjadi di antara keduanya
musyrikin86. sepenuhnya dikembalikan kepada Allah swt., karena Dia-
lah yang lebih mengetahui keadaan orang-orang yang tidak
Dengan demikian jelaslah bahwa orang-orang dapat terpelihara dirinya dari kesesatan, dan
musyrik yang mereka enggan serta menolak seruan dari mengembalikan dirinya kepada petunjuk. 261
Nabi Muhammad saw. ini disebabkan mereka tidak mau
memanfaatkan apa didengarnya dari Nabi, maka mereka 2. Surah Ali-Imran (3) ayat 104
itu adalah orang-orang yang sengaja membuat diri mereka
itu tuli disebabkan tidak mau mendengar seruan dari Nabi   
Muhammad saw. Karena itulah, mereka akan merasakan   
siksa dari Allah untuk memberi peringatan terhadap 
mereka itu. 
 
85 Quraish Shihab, jilid VIII, 60. 261Ahmad Mustafa al-Maraghiy, Tafsir al-Maraghiy, (Beirut: Dal al-
86 Quraish Shihab, jilid VIII, 61. Fikr, tp,th, jilid V, 161

54 203
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

3. Surah an-Nahl (16) ayat 36


BAB XIV
TAFSIR AYAT-AYAT   
TENTANG AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR    
 
(Surah an-Nahl ayat 125, Ali Imran ayat 104 dan 110, 114) 
  
   
1. Surat Al-Nahl (16) ayat 125   
  
    
   
  
   
 
    Artinya: ”Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada
   tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah
    Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, Maka di
   antara umat itu ada orang-orang yang diberi
  petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-
orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
Artinya: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya mendustakan (rasul-rasul). 87

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang


siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang Ayat ini bertujuan untuk menghibur Nabi
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat Muhammad saw. Dalam menghadapi para pembangkang
petunjuk.”260 dari kaumnya. Seakan-akan ayat ini mengatakan: Allah
pun telah meng-utusmu. Maka ada di antara umatmu yang

260QS, Al-Nahl (16); 125 87 QS, an-Nahl (16): 36.

202 55
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

menerima dengan baik ajakanmu ada juga yang fitnah dalam kesenangan dan kesusahan. Khusu’ adalah
membangkang. Keadaan yang engkau alami sekarang ini sifat kalbu dan anggota badan yang membuktikan
sama juga dengan yang dialami bahwa: ”Sembahlah Allah, keterpengaruhan hati merasakan kebesaran dan keagungan
yakni tunduk dan patuhlah dengan penuh pengagungan Allah swt.
kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, jangan menyembah
selain-Nya, apa dan siapa pun, dan jauhilah Thaghuut, yakni
segala macam yang melampaui batas, seperti penyembahan
berhala dan kepatuhan kepada tirani“. Ajakan para rasul
itu telah diketahui oleh umat masing-masing rasul maka di
antara mereka, yakni umat para rasul ada orang-orang yang
hatinya terbuka dan pikirannya jernih sehingga Allah
menyambutnya dan dia diberi petunjuk oleh Allah, dan
ada pula di antara mereka yang keras kepala lagi bejat
hatinya sehingga mereka menolak ajakan rasul mereka dan,
dengan demikian, menjadi telah pasti atasnya sanksi kesesatan
yang mereka pilih sendiri itu. Wahai umat Muhammad,
jika kamu ragu menyangkut apa yang disampaikan rasul,
termasuk kebinasaan para pem-bangkang maka berjalanlah
kamu semua di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan para pendusta para rasul.88

Sedangkan kata Thaghuut terambil dari kata thaghaa


yang pada mulanya berarti melampaui batas. Ia juga biasa
dipahami dengan arti berhala-berhala karena penyembahan
berhala adalah sesuatu yang sangat buruk dan melampaui
batas. Sedangkan dalam arti yang lebih umum, kata
tersebut mencakup segala sikap dan perbuatan yang
melampaui batas, seperti kekufuran terhadap Tuhan,
pelanggaran, dan kesewenang-wenangan terhadap manusia.
Kata hidayah (petunjuk) yang dimaksud ayat di atas adalah

88 Quraish Shihab, jilid V1, 576.

56 201
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

yang pasti dan “musyaahadah” penyaksian-Nya dalam hidayah khusus yang dalam bidang agama yang
benak, sifat yang terakhir yang disebutkan adalah adz- dianugerahkan Allah kepada mereka yang hatinya
dzakirin Allah, yakni “Mengingat Allah dengan hati dan cenderung untuk beriman dan berupaya untuk mendekat-
menyebut dengan lidah sambil menghadirkan sifat-sifat- kan diri kepada-Nya.89
Nya yang sempurna dan agung.259
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam ayat di atas
Sedangkan Sayyid Quthub sebagaimana dikutip menerang-kan bahwa Allah telah mengutus setiap rasul di
Quraish menafsirkan ayat ini dengan menyatakan bahwa setiap umat, dalam ayat inin juga diperintahkan untuk
sifat-sifat yang disebut dalam ayat ini yakni saling menyembah Allah, serta larangan untuk menyembah selain
mendukung dalam pembentukan jiwa seorang muslim. Allah termasuk Thaaghuut.
Islam adalah penyerahan diri dan iman adalah pembenaran.
Terdapat hubungan yang erat antara keduanya, atau salah 4. Surah Ibrahim (14) ayat 4
satu dari keduanya merupakan wajah dari yang lain.   
Penyerahan diri (Islam) adalah konsekuensi dari
  
pembenaran (iman), sedang pembenaran yang tulus (iman)
 
melahirkan penyerahan diri. Qunuut adalah ketaatan yang
    
dilahirkan oleh Islam dan iman, ketaatan yang lahir dari
kerelaan internal bukan akibat paksaan eksternal. Ash-
  
shidq/kebenaran dan ketulusan adalah yang menjadikan siapa   
yang tidak menyandangnya berada di luar barisan umat  
Islam, berdasarkan firman Allah (QS. an-Nahl (16): 105). 
Dengan demikian, pembohong terusir dari barisan ummat Artinya: ”Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rasul pun
yang selalu bersikap benar. Selanjutnya, ash-shabr kecuali dengan bahasa kaumnya supaya dia dapat
(kesabaran) adalah sifat yang mutlak dimiliki oleh setiap menjelaskan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan
yang menyandang akidah Islamiah dan memikul akibat siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk
konse-kuensinya. Maka si muslim memerlukan kesabaran siapa yang Dia kehendaki dan Dialah Tuhan yang
dalam setiap langkahnya. Kesabaran dalam menghadapi Maha perkasa lagi Mahabijaksana”90
syahwatnya, kesabaran dalam menghadapi tugas-tugas
dakwah terhadap gangguan manusia, terhadap geliat, Dalam menafsirkan ayat ini Quraish mengatakan
kelemahan, keterbolakbalikan nafsu, terhadap ujian dan bahwa kesesetan yang mereka lakuakan bukanlah berarti

89 Quraish Shihab, jilid VI, 577.


259Quraish Shihab, jilid X, 474 90 QS, Ibrahim (14): 4.

200 57
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

tidak jelasnya tuntunan atau kurangnya informasi yang serta ash-shaadiqaat dalam keikhlasan mereka taat. Selanjut-
mereka terima. Betapa tuntunan Kami kurang atau tidak nya, karena ash-shidq/kebenaran yang merupakan ucapan
jelas, padahal berkali-kali dan beraneka ragam penyampaian dan perbuatan yang bebas dari segala kekurangan atau
tuntunan itu dan di samping itu tidaklah Kami mengutus kekotoran bisa jadi tidak bersinambung, sifat berikutnya
seorang rasul pun sejak dari yang pertama sampai yang mengisyaratkan bahwa yang tidak bersinambung tidaklah
terakhir, kecuali dengan bahasa lisan dan pikiran sehat ash-shaabiraat. Kemudian karena kesabaran bisa saja
kaumnya supaya dia yakni rasul itu, dapat menjelaskan dengan merupakan bawaan dan tabiat manusia, maka sifat
gamblang melalui bahasa lisan dan keteladanannya kepada selanjutnya menggaris bawahi bahwa kesabaran tersebut
mereka tuntunan-tuntunan Kami itu. Maka ada di antara mereka arahkan demi karena Allah. Ini dilukiskan dengan
kaum yang mendengar penjelasan rasul itu yang membuka sifat kekhusuan, yakni al-khaasyi’iin dan al-khaasyi’aat.
mata hati dan pikirannya sehingga diberi kemam-puan Selanjutnya karena kekhusuan yang mengandung makna
oleh Allah untuk melaksanakan petunjuk-Nya, dan ada ketundukan dan ketenangan bisa jadi tidak terpenuhi
juga yang menutup mata hatinya sehingga ia menjadi sesat. dengan banyaknya harta, maka ayat di atas melanjutkan
Memang Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki untuk dengan menyebut al-mutashaddiqiin dan al-mutashaddiqaat,
Dia sesatkan bila yang bersangkutan memilih kesesatan dan yakni yang menafkahkan harta mereka guna mencari
akan memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki bila yang keridhaan Allah, menafkah-kannya dengan upaya
bersangkutan ingin memperoleh petunjuk dan Dialah Tuhan sungguh-sungguh sebagaimana diisyaratkan dengan huruf
Yang Mahaperkasa yang tidak dapat dielakkan ketetapan- taa pada kata al-mutashaddiqiin, baik yang disedekahkan itu
Nya lagi Mahabijaksana dalam segala perbuatan-Nya.91 bersifat wajib maupun sunnah, secara rahasia maupun
dengan cara terang-terangan. Maka selanjutnya, karena
Ayat ini bukan berarti bahwa Rasul saw. Hanya pemberian harta boleh jadi bukan disebabkan oleh
diutus untuk kaum yang berbahasa Arab. Ayat ini turun dorongan keinginan untuk mengutamakan orang lain, sifat
untuk menjawab dalil kaum musyrikin Mekkah yang berikutnya menekankan motivasi pengutamaan itu, yakni
mempertanyakan mengapa al-Qur’an berbahasa Arab ash-ashaaimiin dan ash-shaaimaat. Selanjutnya karena puasa
padahal kitab-kitab suci yang lainnya tidak berbahasa dapat menekankan nafsu seksual dan juga membangkit-
Arab. Di sisi lainnya memang sangat wajar bahwa setiap kannya. Maka disebutlah sifat al-haafizhiina furuujahum wa
Rasul menjelaskan tuntunan Ilahi dalam bahasa sasaran al-haafizhaat, yakni yang selalu memelihara kemaluannya dan
dakwahnya, karena umat dituntut untuk memahami dan juga perempuan yang juga selalu memelihara yakni
menjalankan tuntunan Ilahi, bukan hanya menerima tanpa kehormatannya. Selanjutnya, karena pemeliharaan ini
hampir-hampir tidak dapat terlaksana secara sempurna
kecuali dengan zikir, yaitu pengawasan yang secara terus-
91 Quraish Shihab, jilid VI, 315.
menerus yang mengantar kepada “hudhur” kehadiran Allah

58 199
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

segala amal kebajikan yang disebutnya serta dalam memahaminya.92


ganjaran yang menanti kedua jenis kelamin itu. Atas dasar
itulah agaknya sehingga ayat ini dimulai dengan kata yang Dengan demikian jelas bahwa rasul yang diutus itu
menunjukkan penekanan, yaitu inna/sesungguhnya.258 bukanlah untuk kaum yang berbahasa Arab saja,
karenanya ayat ini sebagai penjelasan bagi kaum musyrikin
Al-Biqa’i sebagaimana dikutip Quraish menyatakan Mekkah yang mempertanyakan mengapa al-Qur’an
bahwa penyebutan sifat-sifat tersebut satu setelah lainnya diturunkan dalam bahasa Arab sedangkan kitab yang
amat serasi. Ayat ini memulai dengan menyebut sifat lainnya tidak berbahasa Arab.
umum yang melekat pada penganut agama yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw. sambil menekankannya
(dengan kata sesungguhnya) karena banyak orang munafik 5. Surah Fathir (35) ayat 24
yang dapat masuk ke dalam kategori apa yang diberitakan
ini. Selanjutnya, karena keislaman, kendati merupakan sifat  
yang tertinggi, karena boleh jadi ia hanya bersifat lahiriah,  
maka sifat berikut yang disebut adalah yang mewujudkan    
secara hakiki keislaman itu, yaitu keislaman batin berupa    
iman yang sempurna disertai dengan ketundukan yang 
mantap. Ini dihubungkan dengan huruf wauw, demikian
juga dengan sifat-sifat yang berikutnya untuk Artinya: ”Sesungguhnya Kami mengutusmu dengan haq
mengisyaratkan kemantapan mereka yang dibicarakan oleh pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” 93
ayat ini pada setiap sifat yang disebutnya. Selanjutnya ia
Karena Nabi Muhammad saw. selain memberi
mengatakan karena yang muslim dan yang mukmin bisa
peringatan juga membawa berita gembira, ayat ini
saja dalam beberapa amalnya tidak mukhlis, maka
menyatakan bahwa: Sesungguhnya Kami mengutusmu
disebutlah al-qaanitin dan al-qaanitaat untuk menggam-
kepada seluruh umat manusia dengan haq yakni perutusan
barkan keikhlasan mereka dalam iman dan Islamnya.
yang haq lagi membawa kebenaran serta dari sumber yang
Karena kata qunuut yang membentuk kata al-qaanitiin dan
Haq pula yakni Allah swt. engkau adalah pembawa berita
kata al-qaanitaat bisa berarti keikhlasan dan kesinambungan
gembira bagi yang taat dan memberi peringatan bagi yang
beramal, bisa juga hanya berarti taat, sifat berikutnya yang
durhaka. “Dan tidak ada satu umat pun dari umat yang
disebut adalah ash-shaadiqiin, yakni orang-orang yang
terdahulu melainkan telah berlalu, yakni telah datang padanya
bersikap benar dalam seluruh sifat yang disebut di atas

92 Quraish Shihab, jilid VI, 316.


258Quraish Shihab, jilid X, 472 93 QS, al-Fathir (35): 24.

198 59
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

seorang pemberi peringatan baik dia Nabi maupun Rasul 


yang ditugaskan langsung oleh Allah maupun sebagai  
penerus ajaran Nabi dan Rasul. Maka jika mereka 
menyambut baik ajaran yang engkau sampaikan,  
berbahagialah mereka, dan jika mereka mendustakanmu, maka   
bersabarlah menghadapi mereka sebagaimana rasul-rasul   
sebelummu karena sesungguhnya telah mendustakan pula
kebenaran orang-orang yang sebelum mereka, yakni sebelum Artinya: ”Sesungguhnya laki-laki muslim dan perempuan
generasi kaum musyrikin Mekkah itu telah mendustakan muslimah, laki-laki mukmin dan perempuan
pula kebenaran yang disampaikan rasul-rasul mereka; mukminah, laki-laki yang taat dan perempuan yang
kepada mereka telah datang rasul-rasul mereka masing-masing taat, laki-laki yang benar dan perempuan yang benar,
dengan membawa keterangan-keterangan, yakni mukjizat laki-laki yang penyabar dan perempuan penyabar,
serta bukti-bukti kebenaran yang nyata, yang membuktikan laki-laki yang khusuk dan perempuan yang khusuk,
kebenaran mereka sebagai rasul, dan sebagian pula laki-laki yang bersedekah dan perempuan yang
membawa kitab Zabur, yakni ketetapan-ketetapan hukum bersedekah, laki-laki yang berpuasa dan perempuan
dan nasehat-nasehat yang menyentuh hati, dan sebagian yang berpuasa, laki-laki yang memelihara kemaluan-
yang lain membawa kitab yang memberi penjelasan yang nya dan perempuan yang (juga) memelihara, laki-laki
sempurna.94 yang banyak berzikir (menyebut) Allah dan
perempuan yang banyak berzikir (menyebut) Allah,
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini menerang- Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan
kan tentang Rasul-rasul yang diutus oleh Allah kepada pahala yang besar.”257
kaum musyrikin Mekkah yang enggan mengikuti
Ayat di atas menyebut laki-laki dan perempuan
kebenaran yang disampaikannya, yakni mem-bawa berita
dalam sifat-sifat yang sama. Sementara itu ayat ini sabab
gembira bagi yang taat sedangkan kepada yang durhaka
nuzulnya dapat dikatakan bahwa firman Allah di atas
para Nabi itu senantiasa memberikan peringatan pada
bermaksud untuk menekankan peranan kaum wanita.
mereka itu, agar kembali kepada kebenaran.
Akan tetapi jika hanya perempuan yang disebutkan, bisa
6. Surah an-Nisa’ (4) ayat 115 jadi ada kesan bahwa mereka tidak sama dalam
keberagamaan, maka untuk menekankan persamaan itu,
  Allah menyebut juga laki-laki dalam rangkaian ayat-ayat di
   atas dan mempersamakannya dengan perempuan dalam

94 Quraish Shihab, jilid XI, 52. 257QS, al-Ahzab (33): 35

60 197
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

berbicara, bahkan dewasa daripada lelaki. Rata-rata bentuk   
kepala laki-laki lebih besar daripada perempuan, tetapi jika  
dibandingkan dari segi bentuk tubuhnya, sebenarnya  
perempuan lebih besar. Sedangkan kemampuan paru-paru 
lelaki menghirup udara lebih besar/banyak daripada   
perempuan, dan denyut jantung perempuan lebih cepat   
daripada denyut laki-laki. Dengan kata lain bahwa  
keperluan menciptakan bentuk dan bentuk tentunya 
disesuai-kan dengan fungsinya.256
Artinya: ”Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah
2. Surah al-Ahzab (33) ayat 35 jelas kebenaran baginya,dan mengikuti jalan yang
bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia
 
berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya
 itu dan Kami masukkan ia ke dalam neraka
 Jahannam, dan neraka jahannam itu seburuk-buruk
 tempat kembali.”95

 Dikalangan para mufassir jarang yang menjelaskan
 tentang sebab-sebab turunnya ayat 115 ini. Namun Sayyid
 Quthub mencoba menyatakan tentang sebab turunnya
 yaitu berkenaan dengan Basyir bin Ubairiq yang telah
 murtad dan menyatakan kemusyrikannya setelah
 sebelumnya mereka mendapatkan keterangan dari
 Rasulullah saw.96 Dari 176 ayat yang terkandung dalam
 surah an-Nisa’ ini diketahui tidaklah turun sekaligus,
melainkan secara bertahap sesuai dengan situasi dan

kondisi yang mengitarinya.

 Menurut al-Maraghiy bahwa kandungan dari surah

 95 QS, an-Nisa’ (4): 115.
96 Sayyid Quthub, FI Dzilal al-Qur’an, (Makkah al-Mukarramah:
256Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, jilid II, 513 Dar al-Syuruq, 1992, Jilid II, 759.

196 61
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

an-Nisa’ ayat 115-117 ini adalah; Barang siapa yang sebagaimana dikutip oleh Quraish ia menyatakan bahwa
menentang Rasul dengan cara murtad (keluar) dari Islam penggalan ayat di atas berbicara secara umum yakni pria
dan menunjukkan dengan jelas per-musuhan kepadanya, dan wanita, dan berfungsi sebagai pendahuluan bagi
setelah tampak dengan jelas hidayah (petunjuk) pada penggalan kedua ayat ini, yaitu tentang sikap dan sifat-sifat
ucapannya, dan ditegakkannya argumentasi yang kuat; istri yang salehah. Kata qawwaamun adalah bentuk jamak
serta mereka mengikuti jalan yang tidak sesuai petunjuk, dari kata qawwaam, yang terambil dari kata qaama. Dalam
maka kami (Rasul) akan membiarkan mereka itu berada ayat ini menggunakan bentuk jamak, yakni qawwaamun
dalam kesesatan.97 Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ayat yang sejalan dengan makna ar-rijaal yang berarti banyak
tersebut menerangkan tentang sunnatullah yang berlaku laki-laki, kata ini juga diartikan dengan pemimpin, sebab
terhadap semua amal perbuatan manusia; serta penjelasan kepemimpinan dalam setiap unit adalah merupakan suatu
terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya, berupa yang mutlak adanya, lebih-lebih bagi sebuah keluarga,
kehendak, kebebasan dan berbuat berdasarkan pilihannya karena mereka selalu bersama-sama dan merasa memiliki
sendiri. Sesuatu dari aspek yang dipilihnya untuk pasangan dan keluarganya. Allah swt. menetapkan lelaki
dilakukan, itulah pula (balasan) yang akan diberikan oleh sebagai pemimpin dengan dua pertimbangan pokok, yaitu:
Allah swt. kepadanya. Amal perbuatannya itulah yang
menjadi pemandu dan petunjuk terhadap jalan yang Pertama, bimaa fadhdhala-llaahu ba’dhahum ‘alaa
ditempuhnya. Dalam kaitan ini tidak akan dijumpai ba’dh/karena Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian
kekuasaan Allah yang dipaksakan kepada manusia agar ia yang lain, yakni masing-masing memiliki keistimewaan-
mengerjakan atau meninggalkan perintah-Nya, hingga ia keistimewaan. Tetapi, keistimewaan yang dimiliki lelaki
dimasukkan ke dalam neraka Jahannam. Mereka masuk ke lebih menunjang tugas kepemimpinan daripada
dalam neraka Jahannam karena perbuatan mereka keistimewaan yang dimiliki perempuan. Di sisi lain,
sendiri.98 keistimewaan yang dimiliki perempuan lebih menunjang
tugasnya sebagai pemberi rasa damai dan tenang kepada
Dengan demikian, manusia memiliki kebebasan lelaki serta lebih mendukung fungsinya dalam mendidik
sendiri untuk memilih perbuatan yang akan dilakukannya serta membesarkan anak-anaknya. Menurut Murthadha
dengan segala akibat yang harus ditanggungnya. Karenanya Muthahhari sebagaimana dikutip Quraish menyatakan
orang-orang yang menentang Rasul ini adalah karena bahwa “lelaki secara umum lebih besar dan lebih tinggi
pilihannya sendiri; dan dimasukkannya mereka ke dalam daripada perempuan; suara laki-laki dan telapak tangannya
neraka Jahannam juga karena pilihannya sendiri. kasar, berbeda dengan suara dan telapak tangan
perempuan, pertumbuhan perempuan lebih cepat daripada
laki-laki, tetapi perempuan lebih mampu membentengi diri
97 Ahmad Mustafa al-Maraghiy, Jilid II, 155. daripada penyakit di banding laki-laki, dan lebih cepat
98 Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid II, 155.

62 195
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

wanita, oleh karena Allah telah melebihkan Sementara itu Ibnu Katsir menerangkan bahwa
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang maksud ayat tersebut adalah barang siapa yang menempuh
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah jalan yang tidak sesuai dengan syari’at yang di bawa oleh
menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Rasulullah saw. maka orang itu termasuk ke dalam orang-
Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah orang yang menentang dan berada dalam jalur penentang,
lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh yang dilakukannya dengan sengaja setelah tampak kepada
karena Allah telah memelihara (mereka). wanita- mereka kebenaran, serta menempuh jalan yang berbeda
wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka dengan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang
nasehati-lah mereka dan pisahkanlah mereka di beriman, maka ia akan dijerumuskan ke dalam neraka
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian Jahannam.99
jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Dari keterangan tersebut di atas maka dapat diketahui
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha bahwa pada intinya ayat-ayat tersebut berisi tentang
besar.”254 ancaman bagi orang-orang yang menentang Rasulullah
saw. notabenenya mereka sebelumnya telah memeluk Islam
Kata ar-rijaal adalah bentuk jamak dari kata rajul yang
serta telah mendapat penjelasn tentang jaran Islam tersebut.
biasa diartikan dengan lelaki. Banyak ulama yang
Maka bagi mereka ini akan dimasukkan oleh Allah ke
memahami kata ar-rijaal dalam ayat ini adalah suami. Kata
dalan neraka Jahannam, yang disebkan oleh perbuatan
ar-rijaalu qawwaamuuna ‘alaa an-nisa’, bukanlah berarti lelaki
mereka itu sendiri. Namun dibalik kerasnya ancaman Allah
secara umum karena konsideran dengan pernyataan di
tersebut tidak berlaku bagi orang-orang yang selalu
atas, sebagaimana juga ditegaskan pada lanjutan ayat,
mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. bahkan
adalah karena mereka (para suami) menafkahkan sebagian harta
mereka akan mendapatkan pujian dari Allah atas ketaatan
mereka, yakni untuk istri-istri mereka. Lebih lanjut, ia
mereka itu, sebagaimana Allah telah memuji akhlak
mengatakan bahwa seandainya yang dimaksud dengan
Rasulullah yang sangat agung itu.
kata “lelaki” adalah pria secara umum, konsiderannya
tidak demikian, sebab ayat-ayat berikutnya sangat jelas
berbicara tentang para istri serta kehidupan rumah
tangga255.

Sedangkan menurut Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya

254QS, an-Nisa’ (4): 34 99 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Makkah al-Mukarramah: al-
255Quraish Shihab, jilid II, 511 Makatabah al-Tijaryah, 1986), jilid I, 555-556.

194 63
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

BAB V BAB XIII


TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG MANUSIA TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG GENDER

(Surah al-Mukminun ayat 12-14, at-Tin ayat 1-6, (Surah an-Nisa’ ayat 34, al-Ahzab ayat 35)
al-‘Alaq ayat 1-5)

1. Surah an-Nisa’ (4) ayat 34


Penciptaan Manusia
 
1. Surah al-Mukminun (23) ayat 12-14  
  
 
  
  
 
   
  
  

   
 
 
  
 
  
 
 
 

 
 
  

 
  
  
  
 
   
 
  
Artinya: ”Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan  
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12).
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum

64 193
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

tinggi kedudukannnya dari mereka yang keadaannya tidak disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13).
sedang berhadapan dengan musuh.253 Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik (14).”100

Dalam ayat ini dikemukakan ada tujuh tahap proses


kejadian manusia sehingga ia lahir di pentas bumi ini.
Seakan-akan ayat ini berkata engkau berhasil keluar
dengan tujuh hal pula agar berhasil dalam kehidupan
sesudah kehidupan dunia ini. Hal ini dinyatakan oleh Abu
Ja’far ibnu az-Zubair sebagaimana dikutip Quraish tentang
hubungan ayat ini, yang selanjutnya ia menulis bahwa
yang menguatkan keterangan ini adalah disebutnya tujuh
jalan di atas manusia (17) sesudah uraian tentang tujuh fase
kejadian manusia101.

Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang


dimaksud dengan al-insaan/manusia dalam ayat ini (12).
Banyak yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah
Adam. Memang, ayat selanjutnya menyatakan Kami men-
jadikannya nuthfah, bukan dengan pernyataan Kami men-
jadikan keturunannya nuthfah. Ini menurut mereka bahwa
tidak-lah menjadi halangan karena memang sudah popular
bahwa anak keturunan Adam melalui proses nuthfah.
Sedangkan pendapat yang dikemukakan al-Biqa’i sebagai-
mana dikutip Quraish bahwa kata al-insaan adalah jenis

100 QS, al-Mukminun (23): 12-14.


253Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilId IV, 48 101 Quraish Shihab, jilid VIII, 335.

192 65
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

manusia, ia mengatakan bahwa kata sulaalah min thiin/ masing-masing dapat dinamai dengan firqah. Sedangkan
saripati tanah merupakan tanah yang menjadi bahan kata liyatafaqqahuu terambil dari kata fiqh, yakni
penciptaan Adam, demikian juga dengan Thabathaba’i juga pengetahuan yang mendalam menyangkut hal-hal yang
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al-insaan tidak sulit dan tersembunyi. Bukan hanya sekadar pengetahuan.
mungkin Adam as.102 Penambahan huruf taa pada kata tersebut mengandung
makna kesungguhan upaya, yang dengan keberhasilan
Sedangkan kata nuthfah dalam bahasa Arab berarti upaya itu para pelaku menjadi pakar-pakar dalam
setetes yang dapat membasahi. Ada juga yang memahami kata bidangnya. Demikianlah kata-kata tersebut mengundang
itu adalah hasil pertemuan antara sperma dan ovum. kaum muslimin untuk menjadi pakar-pakar pengetahuan.
Penggunaan kata ini menyangkut proses kejadian manusia Sementara kata fiqh bukan terbatas pada apa yang
yang sejalan dengan penemuan ilmiah yang menginfor- diistilahkan dalam disiplin ilmu agama dengan ilmu fiqh,
masikan bahwa pancaran mani yang menyembur dari alat yakni pengetahuan tentang hukum-hukum agama Islam
kelamin pria mengandung sekitar dua ratus juta benih yang bersifat praktis dan yang diperoleh melalui penalaran
manusia, sedangkan yang berhasil bertemu dengan indung terhadap dalil-dalil yang terperinci. Tetapi, kata itu men-
telur wanita hanya satu saja. Kata ‘alaqah terambil dari kata cakup segala macam pengetahuan mendalam.
‘alaq. Kata itu diartikan dengan (a) segumpal darah yang
membeku, (b) sesuatu yang seperti cacing, berwarna hitam, Sedangkan menurut al-Maraghi bahwa ayat ini
terdapat dalam air, yang bila air itu diminum cacing itu memberi isyarat tentang kewajiban untuk memperdalam
akan menyangkut di kerongkongan, (c) sesuatu yang ilmu agama (wujub al-tafaqqub fi al-din) serta menyiapkan
bergantung atau berdempet.103 segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya di
dalam suatu negeri yang telah didirikan serta mengajar-
Sementara itu kata mudhghah terambil dari kata kannya kepada manusia berdasarkan kadar yang
madhagha yang berarti mengunyah. Mudhghah adalah diperkiran dapat memberikan kemaslahatan bagi mereka
sesuatu yang kadarnya kecil sehingga mudah dikunyah. sehingga tidak mem-biarkan mereka tidak mengetahui
Kata kasaunaa terambil dari kata kasaa yang berarti mem- hukum-hukum agama yang seharusnya mereka ketahui
bungkus. Daging yang diibaratkan pakaian yang mem- oleh orang-orang yang beriman. Dengan memusatkan diri
bungkus tulang. Dalam hal ini menurut Sayyid Quthub untuk memperhatikan ilmu agama tersebut adalah
sebagaimana dikutip Quraish bahwa di sini seseorang merupakan perbuatan yang tergolong orang yang
berdiri tercengang dan kagum dihadapan apa yang mendapatkan kedudukan yang tinggi di hadapan Allah
diungkap al-Qur’an menyangkut hakikat pembentukan swt. Hal tersebut tidak kalah dengan orang-orang yang
berjihad dengan harta dan dirinya dalam rangka
102Quraish Shihab, jilid VIII, 337. meninggikan kalimat Allah, bahkan upaya tersebut lebih
103Quraish Shihab, jilid VIII, 338.

66 191
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Madinah, beliau mengutus pasukan yang terdiri dari janin yang tidak diketahui secara teliti kecuali baru-baru ini
beberapa orang ke beberapa daerah. Hal ini banyak sekali setelah kemajuan yang dicapai oleh embriologi. Kekaguman
yang ingin terlibat dalam pasukan kecil itu sehingga jika ini lahir antara lain setelah diketahui bahwa sel-sel daging
diperturutkan, tidak akan tinggal di Madinah bersama berbeda dengan sel-sel tulang, dan juga setelah terbukti
Rasul kecuali beberapa gelintir orang saja. Maka dalam hal bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum sel-sel daging, dan
ini ayat ini menuntun kaum muslimin untuk membagi bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum
tugas dengan menyatakan: Tidak sepatutnya bagi orang-orang terlihat sel-sel tulang, hal tersebut sebagaimana termaktub
mukmin yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju dalam ayat: Lalu Kami ciptakan mudhghah itu tulang belulang,
medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak lalu Kami bungkus tulang belulang itu dengan daging.104
tersisa lagi yang melaksanakan tugas-tugas yang lain. Jika
memang tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi Sedangakan kata ansya’a mengandung makna
umum, maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan, yakni mewujudkan sesuatu serta memelihara serta mendidiknya.
kelompok besar, di antara mereka beberapa orang dari Penggunaan kata tersebut dalam menjelaskan proses
golongan itu untuk bersungguh-sungguh memperdalam terakhir dari kejadian manusia mengisyaratkan bahwa
pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat proses terakhir itu benar-benar berbeda sepenuhnya dengan
memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang sifat, ciri, dan keadaannya dengan apa yang ditemukan
lain dan juga untuk memberi peringatakan kepada kaum mereka dalam proses sebelumnya. Dalam konteks ayat di atas,
yang menjadikan anggota pasukan yang ditugaskan oleh maka para ulama memahami penekanan kata tsumma dan
Rasul saw. itu apabila nanti setelah selesainya tugas, mereka, fa tersebut bukannya pada jarak waktu, akan tetapi pada
yakni anggota pasukan itu, telah kembali kepada mereka yang kedudukan dan keajaiban yang demikian tinggi antara
memperdalam pengetahuan itu supaya mereka yang jauh yang satu dengan yang lain. Ini peralihan dari nuthfah ke
dari Rasul saw. karena tugasnya dapat berhati-hati dan ‘alaqah serta dari tulang yang terbungkus daging menuju
menjaga diri mereka.252 makhluk lain merupakan peralihan yang sangat menakjub-
kan melebihi katakjuban yang muncul pada peralihan
Menurut al-Biqa’i sebagaimana dikutip Quraish ‘alaqah ke mudhghah atau mudhghah ke tulang, demikian juga
menyatakan bahwa kata thaaifah dapat berarti satu atau dua dari tulang hingga terbungkus daging. Kata khalqan aakhar/
orang. Sementara ulama yang lain tidak menentukan makhluk lain, mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang
jumlah tertentu, namun yang jelas ia lebih kecil dari firqah dianugerahkan Allah kepada makhluk yang dibicara-kan
yang bermakna sekelomopk manusia yang berbeda dengan ini yang menjadikan ia berbeda dengan makhluk-makhluk
kelompok yang lain. Karena itu, satu suku atau bangsa, lain. Ini yang membedakan manusia dengan makhluk yang

252Quraish Shihab, jilid V, 288 104Quraish Shihab, jilid VIII, 339.

190 67
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

lain, sebab manusia memiliki potensi yang sangat besar 3. Surah at-Taubah (9) ayat 122
sehingga ia dapat melanjutkan evolusinya hingga mencapai
kesempurnaan makhluk.105   

Sementara itu kata tabaaraka terambil dari kata   
barakah yang bermakna “sesuatu yang mantap”. Ini juga    
berarti “kebajikan yang melimpah dan beranekaragam  
serta bersinambung”. Kolam dinamai birkah karena air yang 
ditampung yang dikolam itu menetap mantap di dalamnya  
tidak tercecer ke mana-mana. Kata al-khaaliqiin adalah 
bentuk jamak dari kata khaaliq. Bentuk jamak tersebut  
mengisyarat-kan bahwa ada khaaliq selain Allah, tetapi
 
Allah adalah yang terbaik. Namun jika kata tersebut
 
dipahami dalam arti mengukur, maka cukup jelas
 
penggunaan bentuk jamak itu, Allah sebaik-baik khaaliq
karena Dia yang mengukur kadar-kadar dengan teliti, rapi, Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi
dan serasi sehingga semua makhluk, antara lain manusia semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi
yang merupakan makhluk Allah yang untuknya diciptakan dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
segala apa yang di langit dan di bumi, akan dapat hidup orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
dengan nyaman.106 tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
2. Surah at-Tin (95) ayat 1-6 kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.”251

  Anjuran yang demikian gencar, pahala yang
   demikian besar bagi yang berjihad, serta kecaman yang
  sebelumnya ditujukan kepada yang enggan, menjadikan
   kaum beriman berduyun-duyun dan dengan penuh
   semangat maju ke medan juang. Ini tidak pada tempatnya
   karena ada area perjuangan lain yang harus dipikul. Ulama
yang menyatakan bahwa ketika Rasul saw. tiba kembali di
105Quraish Shihab, jilid VIII, 340.
106Quraish Shihab, jilid VIII, 342. 251QS, at-Taubah (9): 122

68 189
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sifat dari ilmu pengetahuan itu sendiri.   


  
Kedelapan, al-Qur’an tidak hanya menjelaskan tentang
 
sumber ilmu (ontologi), melainkan juga tentang cara

mengembangkan ilmu (epistimilogi) dan pemanfaatan ilmu
(aksiologi). Sumber ilmu itu pada garis besarnya ada dua,
 
yaitu ilmu yang bersumber pada wahyu (al-Qur’an) yang   
berdasarkan ilmu naqali; dan yang bersumber pada alam 
melalui penalaran yang menghasilkan ilmu aqli. Adapun
ilmu yang bersumber pada naqali adalah ilmu-ilmu agama
(Tafsir, Hadits, Fikih, Tauhid, Tasauf dan sejarah). Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun (1) Dan demi
Sedangkan ilmu aqli adalah filsafat, ilmu sosial, teknik, bukit Sinai (2) Dan demi kota (Mekah) ini yang aman
biologi, sejarah dan sebagainya). Ilmu naqli dihasilkan (3) Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dengan cara memikirkan secara mendalam (berijtihad) dalam bentuk yang sebaik-baiknya (4) Kemudian
dengan metode tertentu dan persyaratan tertentu; Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-
sedangkan ilmu-ilmu aqli dihasilkan dengan melalui rendahnya (neraka) (5) Kecuali orang-orang yang
penelitian kuantitatif (di laboratorium dengan beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi
menggunakan alat ukur, timbangan dan sebagainya) dan mereka pahala yang tiada putus-putusnya (6)” 107
penelitian kualitatif (terjun langsung mengamati,
Surah ini diturunkan di Mekkah sebelum Nabi hijrah
mewawancarai, dan berdialog serta bergaul dengan
ke Madinah. Demikian menurut mayoritas ulama. Nama
masyarakat). Ilmu-ilmu tersebut harus diabdikan untuk
surah ini at-Tin atau Wa at-Tin adalah merupakan satu-
beribadah kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya.250
satunya nama yang diper-kenalkan oleh para ulama. Tema
Dengan pemaparan tentang ayat di atas, maka utamanya adalah uraian tentang manusia dan keniscayaan
jelaslah bahwa dalam ayat ini Allah membedakan antara adanya pembalasan dan ganjaran yang akan mereka terima
sikap dan ganjaran bagi orang-orang yang beriman kepada di hari kiamat nanti. Sementara itu, al-Biqa’i mengatakan
Allah swt. serta orang-orang kafir. Orang-orang beriman sebagaimana dikutip oleh Quraish ia menilai tujuan dari
serta memiliki ilmu pengetahuan mereka yang senantiasa surah ini adalah merupakan rahasia dari tujuan surah yang
beribadah kepada Allah swt. Di tengah malam dengan lalu (Surah Alam Nasyrah) yaitu pembuktian kuasa Allah
sujud dan berdiri dengan tekunnya mengharap rahmat yang sempurna sebagaimana diisyaratkan oleh namanya.
Allah swt. Penciptaan buah Tin dan Zaitun, demikian isyarat tentang

250Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, 167 107QS, at-Tin (95): 1-6.

188 69
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kenabiaan, menunjukkan kuasa-Nya itu, lebih-lebih dengan kebenaran al-Qur’an.249 Temuan manusia tersebut bersifat
penekanan kejadian manusia dalam bentuk yang sebaik- terbatas, terkadang keliru, dan suatu saat mungkin
baiknya, yang merupakan ciptaan-Nya yang paling dianggap salah dan harus ditinggalkan.Sedangkan al-
menakjubkan.108 Qur’an bersifat mutlak, pasti benar, berlaku sepanjang
zaman.
Kata at-Tiin dan az-Zaituun, dalam hal ini para ulama
berselisih pendapat tentang kedua kata tersebut. Sebagian Kelima, al-Qur’an adalah kitab yang berisi petunjuk
mufasir yang mengarahkan pandangan pada ayat 2 dan 3, (hudan) termasuk petunjuk dalam pengembangan ilmu
yang menunjuk kepada dua tempat di mana Nabi Musa as, pengetahuan, yaitu agar ilmu pengetahuan dikembangkan
dan Nabi Muhammad saw., menerima wahyu, kata ini untuk tujuan peningkatan ibadah, akidah dan akhlak yang
merupakan nama tempat, at-Tiin adalah tempat (bukit) di mulia
Damaskus, Suriah, sementara itu kata Zaituun adalah
tempat Nabi Isa as, menerima wahyu. Sementara itu Keenam, kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam
pendapat lainnya menyatakan bahwa az-Zaituun adalah bidang ilmu pengetahuan harus ditujukan untuk mencapai
sebuah gunung di Yerussalem (al-Quds), tempat Nabi Isa as kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Hal ini terjadi
diselamatkan dari usaha pembunuhan. Dengan kata lain, manakala tujuan dari pengembangan ilmu pengetahuan
bahwa ayat pertama berkaitan dengan Nabi Isa as, tersebut tidak dilepaskan dari dasar peningkatan ibadah,
sedangkan ayat kedua berkaitan dengan Nabi Musa as, dan akidah dan akhlak tersebut.
ayat ketiga berkaitan dengan Nabi Muhammad saw. Ketujuh, sebagai kitab petunjuk, al-Qur’an tidak hanya
Sementara pendapat lainnya yang mengaitkan at-Tiin men-dorong manusia agar mengembangkan ilmu
dengan Nabi Ibrahim. Dalam hal ini al-Qasimi dalam pengetahuan, melainkan juga memberikan dasar bidang
tafsirnya Mahaasin at-Ta’wil sebagaimana dikutip oleh dan ruang lingkup ilmu pengetahuan, cara menemukan
Quraish ia menyatakan bahwa kata at-Tiin adalah nama dan mengembangkannya tujuan penggunaannya, serta
pohon tempat pendiri agama Budha mendapat bim-bingan
Ilahi. Oleh orang-orang Budha pohon itu dinamai Bodhi
(ficus religiosa) atau Pohon Ara Suci, yang terdapat di kota 249Dalam pandangan Islam, seorang yang alim (berilmu)
kecil Gaya, di daerah Bihar. Budha menurut al-Qasimi haruslah senantiasa memelihara ilmunya sebagaimana yang dilakukan
adalah salah seorang Nabi, walau pun beliau tidak oleh ulama terdahulu; bersifat zuhud yaitu tidak mencintai harta,
melainkan hanya sekadar untuk mencukupi dirinya dan tidak
termasuk dalam kelompok dua puluh lima Nabi yang memperbudaknya; menjauhi tempat-tempat yang dapat mengurangi
namanya secara jelas dan nyata disebutkan dalam al- muru’ah (kewibawaannya); memelihara syi’ar Islam; memikirkan makna
dan hikmah yang terdapat pada ayat-ayat al-Qur’an dan menjauhkan
diri dari akhlak tercela lainnya. Lihat Sa’dullah bin Jama’ah al-Kinany,
108Quraish Shihab, jilid XV, 427. 16-37.

70 187
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Pertama, al-Qur’an sangat mendorong dapat Qur’an, yang demikian menjadikan kewajiban bagi setiap
dikembangkannya ilmu pengetahuan. Hal ini terlihat dari muslim untuk mengakui kenabian mereka, sambil meyakini
banyaknya ayat al-Qur’an yang menyuruh manusia agar bahwa masih ada Nabi yang lain yang tidak disebutkan
menggunakan akal pikiran dan segenap potensi yang dalam al-Qur’an.109
dimilikinya untuk memperhatikan segala ciptaan Allah
swt. Dengan demikian jelaslah bahwa kata at-Tiin dan az-
Zaitun dalam ayat di atas, memiliki beragam pandangan
Kedua, dorongan terhadap ilmu pengetahuan tersebut dari para mufasir, bahkan ada yang menganggap Budha
terlihat pula dari banyaknya ayat al-Qur’an (lebih dari 700 adalah juga termasuk Nabi, selain dua puluh lima Nabi
ayat) yang ber-kenaan dengan ilmu pengetahuan; pujian yang nama-namanya tercantum dalam al-Qur’an.
dan kedudukan yang tinggi bagi orang-orang yang berilmu
serta pahala bagi yang menuntut ilmu.248 3. Surah al-‘Alaq (96) ayat 1-5

Ketiga, sungguhpun banyak temuan di bidang ilmu  


pengetahuan yang sejalan dengan kebenaran ayat-ayat al-   
Qur’an, namun bukan buku tentang ilmu pengetahuan. Al-   
Qur’an tidak mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan.    
  
Keempat, bahwa temuan manusia dalam ilmu  
pengetahuan patut dihargai. Namun tidak sepatutnya   
membawa diri menjadi sombong dibandingkan dengan   
 
248Di Hari Kiamat nanti tinta seorang ulama dan darah seorang

syuhada akan ditimbang. Orang yang mencintai ilmu dan ulama tidak Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
akan dihitung kesalahannya sepanjang hayat. (dinukil al-Qadli Husain Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari
bin Muhammad); Orang yang memulikan seorang yang berilmu sama segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang
halnya dengan memuliakan tujuh puluh Nabi ; dan orang yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan
memuliakan orang yang menuntut ilmu sama niliainya dengan orang
perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia
yang memuliakan tujuh puluh syuhada (hadits ini terdapat dalam Kitab
Kanzul Amal juz V); Orang yang mengagungkan seorang ulama seolah- apa yang tidak diketahuinya (5)”.
olah mengagungkan Allah; dan orang yang meremehkan seorang
ulama seolah-olah meremehkan Allah dan Rasul-Nya (hadits ini dinukil Surah al-‘Alaq ini yang terdiri dari 19 ayat ini
oleh al-Syarmasahiy); Lihat Sa’dullah Ibnu Jama’ah al-Kinany, Tadzkirat tergolong surah yang diturunkan di Mekkah (Makiyyah),
al-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, (Mesir: Dar al-
Kutub al-Alamiah, tp,th), 5-11 109Quraish Shihab, jilid XV, 432.

186 71
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

hubungannya dengan surah yang sebelumnya yaitu surah mem-peroleh pelajaran, akan tetapi tidak sebanyak Ulul
at-Tin adalah bahwa pada surah sebelumnya itu dibicarakan Albab. 246
tentang penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya, sedangkan dalam surah al-‘Alaq ini dibicarakan Dengan demikian, pada ayat tersebut terlihat adanya
tentang penciptaan manusia dari al-‘Alaq (segumpal darah) hubungan orang yang mengetahui (berilmu-ulama) dengan
hingga nasibnya di akhirat nanti. Dengan demikian, surah melakukan ibadah di waktu malam, takut terhadap siksaan
al’Alaq itu tak ubahnya seperti al-syarh wa al-bayan (pen- Allah di akhirat serta meng-harapkan rahmat dari Allah,
jelasan dan keterangan) terhadap keterangan terdahulu.110 dan juga menerangkan bahwa sikap yang demikian itu
merupakan salah satu ciri dari ulul al-bab, yaitu orang yang
Para ahli tafsir pada umumnya sepakat bahwa ayat menggunakan pikiran, akal dan nalar untuk mengem-
pertama sampai dengan ayat kelima surah al-‘Alaq ini bangkan ilmu pengetahuan, dan menggunakan hati untuk
adalah merupakan ayat-ayat yang pertama kali diturunkan mengarahkan ilmu pengetahuan tersebut pada tujuan
Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. yaitu pada waktu peningkatan akidah, ketekunan beribadah serta ketinggian
ia berkhalwat di Gua Hira’. Berkenaan dengan hal ini maka akhlak mulia. Dalam potongan yang berbunyi: Adakah
Ibnu Katsir menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw. sama orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
pertama kali menerima lima ayat dari surah al-Alaq ini tidak mengetahui? Al-Maraghi dalam hal ini menyatakan
ketika ia sedang ber-tahannust (beribadah) di Gua Hira’. bahwa maksud ayat ini: katakanlah hai Rasul kepada
Maka pada saat itu Malaikat Jibril datang kepada Nabi kaummu, adakah sama orang-orang yang mengetahui
Muhammad saw. dan menyuruhnya membaca ayat-ayat bahwa ia akan mendapatkan pahala karena ketaatan
tersebut, dan setelah tiga kali Malaikat Jibril menyuruhnya kepada Allah dan akan mendapatkan siksa karena
membaca tersebut, maka barulah Nabi saw. dapat membaca kedurhakaannya, dengan orang-orang yang tidak
kelima ayat tersebut. Pada saat itu Nabi Muhammad mengetahui hal yang demikian itu? Ungkapan pertanyaan
merasakan sangat berat, berkeringat dan perasaan yang dalam ayat ini menunjuk-kan bahwa yang pertama (orang-
sulit dilukiskan, hingga ia meminta istrinya, Siti Khadijah orang yang mengetahui akan dapat mencapai derajat
untuk menyelimutinya untuk menghilangkan perasaan kebaikan; sedangkan yang kedua (orang yang tidak
cemas, kaget dan sebaginya. Maka setelah diselimuti mengetahui) akan mendapat kehinaan dan keburukan.247
selendang oleh Siti Khadijah, lalu Nabi menceritakan Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik beberapa
perasaan cemas dan takutnya pada Siti Khadijah. Khadijah catatan sebagai berikut:
kemudian berkata, ber-gembiralah engkau, karena Allah
tidak mungkin menyia-nyiakanmu selamanya. Engkau
246Quraish Shihab, jilid XI, 455. Lihat juga Quraish Shihab, jilid XI,
393
110Ahmad Mustafa al- Maraghiy, jilid X, 197. 247Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid VIII, 151

72 185
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

akhirat, sedangkan rahmat tidak dibatasi dengan akhirat akan mendapatkan kasih sayang-Nya. Engkau adalah
sehingga dapat mencakup rahmat duniawi dan ukhrawi. orang yang senantiasa benar dalam ucapan, rela menang-
Memang seharusnya seorang mukmin hendaknya tidak gung penderitaan, memberi perhatian terhadap orang-
merasa takut meng-hadapi kehidupan duniawi karena apa orang yang lemah dan selalu menegakkan kebenaran.
pun yang terjadi selama ia bertakwa, semuanya tidak Selanjutnya untuk memperoleh ketenangan dan kebenaran
masalah, bahkan dapat merupakan ketinggian derajatnya apa yang dialaminya itu, Siti Khadijah mengajak Nabi
di akhirat. Ada pun rahmat, tentu saja diharapkan adalah Muhammad saw. itu bertemu dengan Waraqah bin Naufal
rahmat menyeluruh, dunia dan akhirat. Lebih lanjut, ia bin Asad bin ‘Abd al-‘Izziy bin Qushai yang merupakan
mengata-kan bahwa takut dan mengharap menjadikan putra pamannya Siti Khadijah atau saudara dari ayahnya
seseorang selalu waspada, tetapi tidak berputus asa dan Khadijah yang dikenal sebagai orang yang dapat menulis
dalam saat yang sama tidak yakin. Keputus asaan Arab dan pernah pula menulis Injil dalam bahasa Arab.
mengundang apatisme, sedang keyakinan penuh dapat Pada saat itu Waraqah sudah sangat tua dan tidak dapat
mengundang pengabaian persiapan. Seseorang hendak-nya lagi melihat. Khadijah berkata, dengarkanlah hai anak
selalu waspada sehingga akan selalu meningkatkan pamanku, Waraqah berkata, apa yang kamu lihat? Nabi
ketakwaan, namun tidak pernah kehilangan optimism dan Muhammad kemudian mencerita-kannya pada Waraqah.
sangka baik kepada Allah swt. Sedangkan kata ya’lamuun Waraqah berkata, bahwa apa yang kamu terima itu adalah
pada ayat di atas ada ulama yang memahaminya sebagai al-namus (ajaran wahyu) yang pernah diturunkan kepada
kata yang tidak memerlukan objek. Maksudnya adalah Nabi Musa as, dan mudah-mudahan aku masih hidup
siapa yang memilki pengetahuan apa pun pengetahuan itu pada saat engkau diusir oleh kaummu. Nabi Muhammad
sudah pasti tidak akan sama dengan yang tidak saw berkata; apakah mereka itu akan mengusirku? Waraqah
memilikinya. Hanya saja jika makna ini yang dipilih, maka menjawab benar. Riwayat tersebut terdapat dalam kitab
harus digaris bawahi bahwa ilmu pengetahuan yang shahih Bukhari-Muslim.111
dimaksudkan adalah pengetahuan yang bermanfaat yang
menjadikan seseorang mengetahui hakikat sesuatu lalu Secara harfiyah kata qara’ yang terdapat pada ayat
menyesuaikan diri dan amalnya sesuai dengan tersebut berarti menghimpun huruf-huruf dan kalimat
pengetahuannya itu. Sementara itu, kata yatazakkaru yang satu dengan kalimat yang lainnya dan membentuk
terambil dari kata dzikr yakni pelajaran/peringatan, satu bacaan.112 Sedangkan menurut al-Maraghi ayat
Penambahan huruf taa pada kata yang digunakan ayat ini tersebut secara harfiyah ayat ini dapat diartikan dengan
mengisyaratkan banyaknya pelajaran yang dapat diperoleh jadilah engkau seorang yang dapat membaca berkat
oleh Ulul Albab. Ini berarti bahwa selain mereka pun dapat
111Ibnu Katsir, Tafsir ibnu Katsir, jilid IV, 528.
112Al-Raghib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat Al-Fadz al-Qura’an,
(Beirut: Dar al-Fikr, tp,th), 414.

184 73
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kekuasaan dan kehendak Allah swt. yang telah mencipta- sebelumnya yang menyatakan bahwa orang-orang kafir
kanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak dapat mengada-adakan bagi Allah sekutu-sekutu dan seterusnya.
melakukannya.113 Selain itu ayat tersebut mengandung Bacaan kedua amman adalah bacaan mayoritas ulama. Ini
perintah agar manusia memiliki keimanan, yaitu berupa pada mulanya terdiri dari dua kata yaitu am dan man, lalu
keyakinan terhadap kekuasaan dan kehendak Allah, juga digabung dalam bacaan dan tulisannya. Ia mengandung
mengandung pesan ontologis tentang sumber ilmu dua kemungkinan makna. Yang pertama kata am yang
pengetahuan. Yakni pada saat tersebut Allah swt. menyuruh berfungsi sebagai kata yang digunakan bertanya. Maka
Nabi Muhammad saw. untuk membaca. Sedangkan yang dengan demikian ayat ini bagaikan menyatakan: “Apakah
dibaca itu objeknya bermacam-macam. Yaitu ada yang si kafir yang mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah sama
berupa ayat-ayat Allah yang tertulis sebagaimana dengan dengan yang percaya dan tekun beribadah? Yang kedua,
surah al-‘Alaq itu sendiri, dan ada pula ayat-ayat yang kata am berfungsi memindahkan uraian ke uraian yang
tidak tertulis seperti yang terdapat pada alam jagat raya lain, serupa dengan kata bahkan. Makna ini menjadikan
dengan segala hukum kausalitas yang ada di dalamnya, ayat di atas bagaikan menyatakan. “Tidak usah meng-
dan pada diri manusia. Berbagai ayat tersebut jika dibaca ancam mereka, tetapi tanyakanlah apakah sama yang
dalam arti ditelaah, diobservasi, diidentifikasi, di- mengada-adakan sekutu bagi Allah dengan yang tekun
kategorisasi, dibandingkan, dianalisa dan disimpulkan beribadah? Sedangkan kata qaanit terambil dari kata qanuut,
dapat menghasilkan ilmu pengetahuan.114 Dengan demikian yaitu ketekunan dalam ketaatan disertai dengan
jelas bahwa ayat pertama ini terkait erat dengan obyek, ketundukan hati dan ketulusannya. Sementara itu, ulama
sasaran dan tujuan pendidikan. menyebut juga nama-nama tertentu bagi tokoh yang
dinamai qaanit oleh ayat di atas, seperti Sayyidina Abu
Menurut al-Asfahani bahwa kata al-‘alaq dalam ayat Bakar, atau ‘Ammar Ibnu Yasir ra, dan lain-lain. Ini
ini berarti al-damm al-jamid yang berarti darah yang beku.115 merupakan contoh dari sekian tokoh yang dapat
Sedangkan menurut al-Maraghiy ayat tersebut menjelaskan menyandang sifat tersebut. Dengan kata lain ayat di atas
bahwa Dia-lah (Allah) yang menjadikan manusia dari menggambarkan sikap lahir dan batin siapa yang tekun itu.
segumpal darah menjadi makhluk yang paling mulia, dan Sikap lahirnya digambarkan oleh kata-kata saajidan/ sujud
selanjutnya Allah memberikan potensi (al-qudrah) untuk dan qaaiman/ berdiri sedangkan sikap batinnya dilukiskan
berasimilasi dengan segala yang ada di alam jagad raya oleh kalimat yahdzaru al-akhirata wa yarjuu ar-rahmah/ takut
yang selanjutnya bergerak dengan kekuasaan-Nya, sehingga kepada akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhanynya.”245

113Ahmad Mustafa al-Maraghiy, 198. Ayat di atas menggaris bawahi rasa takut hanya pada
114A. Baikuni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, (Bandung:

Mizan, 1988), cet I, 34.


115Al-Raghib al-Asfahani, 355. 245Quraish Shihab, jilid XI, 454

74 183
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak ia menjadi makhluk yang sempurna, dan dapat menguasai
mengetahui? Sesungguhnya orang yang dapat bumi dengan segala isinya. Kekuasaan Allah itu telah
menarik pelajaran adalah Ulul Albab”243 diperlihatkan ketika Dia memberikan kemampuan mem-
baca kepada Nabi Muhammad saw. sekalipun sebelum itu
Setelah ayat yang lalu mengecam dan mengancam
ia belum pernah dapat membaca.116 Dengan demikian, ayat
orang-orang kafir, ayat di atas menegaskan perbedaan
ini memberikan informasi tentang pentingnya memahami
sikap dan ganjaran yang akan mereka terima dengan sikap
asal usul dan proses kejadian manusia dengan segenap
dan ganjaran bagi orang-orang beriman. Allah berfirman:
potensi yang ada dalam dirinya.
Apakah orang yang beribadah secara tekun dan tulus di waktu-
waktu malam dalam keadaan sujud dan berdiri secara mantap Sedangkan menurut al-Maraghiy bahwa pengulangan
demikian juga yang rukuk dan duduk atau berbaring, kata iqra’ pada ayat tersebut di dasarkan pada alasan bahwa
sedang ia terus menerus takut kepada siksa akhirat dan dalam membaca itu tidak akan membekas dalam jiwa kecuali
saat yang sama senantiasa mengharapkan rahmat Tuhannya dengan diulang-ulang dan membiasakannya sebagaimana
sama dengan mereka yang baru berdoa saat mendapat berlaku dalam tradisi. Perintah Tuhan untuk mengulang
musibah dan melupakan-Nya ketika memperoleh nikmat membaca berarti pula untuk mengulangi apa yang dibaca.
serta menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu? Tentu saja Maka dengan tersebut bacaan itu akan menjadi milik bagi
tidak sama! Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang orang yang membacanya.117 Kata iqra’ sebagaimana telah
mengetahui hak-hak Allah dan mengesakan-Nya dengan diungkapkan yakni mengandung pegertian yang amat luas
orang-orang yang tidak mengetahui hak Allah dan seperti mengenali, mengiden-tifikasi, mengklasifikasi,
mengkufuri-Nya? Sesungguhnya orang yang dapat menarik membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan
banyak pelajaran adalah Ulul Albab, yakni orang-orang yang membuktikan. Maka semua pengertian ini secara
cerah pikirannya.244 keseluruhan terkait erat dengan proses men-dapatkan dan
memindahkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian ayat
Awal ayat di atas ada yang membacanya aman dalam
tersebut terkait erat dengan metode pendidikan.
bentuk pertanyaan dan ada juga yang membacanya amman.
Yang pertama merupakan bacaan Naafi, ini merupakan Sementara itu kata al-qalam pada ayat ini menurut al-
pendapat Ibnu Katsir, dan Hamzah. Ia terdiri dari huruf alif Asfahani yang berarti potongan dari sesuatu yang agak
dan man yang berarti siapa. Kata man berfungsi sebagai keras seperti kuku dan kayu, dan secara khusus digunakan
subjek (mubtada), sedang predikat (khabar)-nya tidak untuk menulis118. Sedangkan menurut al-Maraghiy bahwa
tercantum karena telah diisyaratkan oleh kalimat
116Ahmad Mustafa al-Maraghiy, 199.
243QS,az-Zumar (39): 9 117Ahmad Mustafa al-Maraghiy, 199.
244Quraish Shihab, jilid XI, 453 118Al-Raghib al-Asfahani, 427.

182 75
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

ayat tersebut menjelaskan bahwa Dia-lah Allah yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, maka hal ini jelaslah
menjadikan qalam sebagai media yang digunakan manusia berbeda dengan orang-orang yang memang beriman serta
untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka mema- memiliki ilmu pengetahuan serta dengan ilmunya itu ia
haminya melalui ucapan. Lebih lanjut, bahwa al-qalam itu mengajarkan kepada orang lain yang memang butuh
adalah alat yang keras dan tidak mengandung unsur dengan pengajarannya itu, nilai derajat yang akan ia terima
kehidupan dan tidak pula mengandung unsur pemahaman. tentu akan lebih tinggi. Namun yang perlu digaris bawahi
Namun digunakannya al-qalam untuk memahami sesuatu bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan disini
bagi Allah bukanlah masalah yang sulit. Dan dengan bukan saja ilmu pengetahuan agama, akan tetapi ilmu
bantuan al-qalam ini pulalah manusia dapat memahami pengetahuan apa pun yang bernilai manfaat untuk orang
masalah yang sulit. Allah memilki kekuasaan untuk lainnya dan juga ilmu itu sendiri haruslah menghasilkan
menjadikan seseorang sebagai pembaca yang baik, peng- khasyyah, yakni rasa takut dan kagum kepada Allah, yang
hubung yang memiliki pengetahuan sehingga ia menjadi pada gilirannya akan mendorong yang punya ilmu untuk
manusia yang sempurna. mengamalkan ilmunya.

2. Surah az-Zumar (39) ayat 9

  


 
 
 
 
   
 
  
  
 
 
Artinya: ”Apakah orang yang beribadah diwaktu-waktu
malam dalam keadaan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya?Katakanlah:‘Adakah sama orang-orang

76 181
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dengan tujuan agar ia lebih mudah untuk mendengar


wejangan yang disampaikan oleh Rasulullah saw. yang
diyakini bahwa dalam wejangannya itu terdapat kebaikan
yang amat dalam serta keistimewaan yang agung. BAB VI
TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG
Kedua, bahwa perintah untuk saling meluangkan dan HARI KEBANGKITAN
meluaskan tempat ketika berada di majelis, tidak saling
berdesakan dan berhimpitan dapat dilakukan sepanjang (Surah an-Naba’ ayat 17-30, al-Hajj ayat 5-7)
dimungkinkan, karena dengan cara demikian dapat
menimbulkan keakraban di antara sesama orang yang
berada di dalam majelis dan bersama-sama dapat men- 1. Surah an-Naba’ (78) ayat 17-30
dengar wejangan dari Rasulullah saw.
- Surah an-Naba’ (78) ayat 17-20
Ketiga, bahwa pada setiap orang yang memberikan
kemudahan kepada hamba Allah yang ingin menuju pintu   
kebaikan dan ke-damaian, maka Allah akan meluaskan   
kebaikan di dunia dan di akhirat.241 Singkatnya, bahwa   
ayat ini berisi perintah untuk memberi-kan kelapangan  
dalam mendatangkan setiap kebaikan dan memberi-kan  
rasa kebahagiaan kepada setiap orang Islam Atas dasar  
inilah maka Rasulullah saw. menegaskan bahwa Allah   
akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut  
selalu menolong sesama saudara-nya.242   
Dari keterangan ayat di atas maka jelaslah bahwa ayat Artinya: “Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu
ini menunjukkan akhlak antara sesama dalam hubungan yang ditetapkan (17), Yaitu hari (yang pada waktu
yang harmonis, saling menghormati terhadap kepada itu) ditiup sangsakala lalu kamu datang berkelompok-
orang-orang yang wajar diberikan penghormatan. kelompok (18), Dan dibukalah langit, Maka terdapatlah
Selanjutnya, ayat ini menegaskan juga bahwa antara orang- beberapa pintu (19), Dan dijalankanlah gunung-
orang yang hanya beriman dan baramal saleh sementara ia gunung Maka menjadi fatamorganalah ia (20)”.119

241Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid X, 16


242Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid X, 17 119Qs, an-Naba’, (78): 17-20.

180 77
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Dalam ayat-ayat yang lalu menguraikan tentang dan menghiasi diri mereka dengan pengetahuan. Ini
bukti-bukti kekuasaan Allah mengadakan hari menunjukkan bahwa ayat di atas membagi kaum beriman
kebangkitan. Maka dalam ayat-ayat ini menguraikan kepada dua kelompok besar, yang pertama sekadar
sekelumit tentang peristiwa itu. Allah ber-firman: beriman dan beramal saleh, sedang yang kedua beriman
Sesungguhnya hari kebangkitan yang diper-tanyakan dan beramal saleh serta memilki pengetahuan. Karenanya
diperselisihkan itu merupakan hari pemisahan. Antara yang derajat kelompok yang kedua ini menjadi lebih tinggi,
percaya dan yang tidak percaya, yang taat dan durhaka, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi
yang mendapat nikmat dan yang mendapat siksa serta hari juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain, baik
jatuhnya putusan-putusan menyangkut apa yang secara lisan, tulisan, maupun dengan keteladanan.239
diperselisihkan tentang Kebangkitan, hari itu adalah suatu
waktu yang sejak awal telah ditetapkan oleh Allah jauh Sementara itu al-Maraghiy menyatakan bahwa
sebelum adanya keraguan terhadapnya yaitu hari yang maksud potongan ayat ini adalah bahwa Allah akan
pada waktu itu ditiup oleh malaikat Israfil untuk kali kedua mengangkat orang-orang mukmin yang melaksanakan
sangakakala lalu kamu semua bangkit dari kubur kamu, segala perintah-Nya dan segala perintah Rasul-Nya dengan
yakni keluar dari alam Barzakh, dan telah, yakni pasti datang memberikan kedudukan yang khusus, baik dari segi pahala
berkelompok-kelompok menuju ke padang mahsyar, kamu dan keridhaan-Nya. Singkatnya bahwa setiap orang
suka atau tidak suka, dan dibukalah langit, yakni ia terpecah mukmin dianjurkan agar memberikan kelapangan kepada
dan terbelah menjadi sekian banyak pecahan dari segala sesama saudaranya ketika berada di majelis, ketika
arah, maka menjadilah pecahan-pecahan itu bagaikan saudaranya datang belakangan, atau apabila dianjurkan
beberapa pintu yang tanpa wujud bangunan, dan dijalankanlah untuk meninggalkan majelis, maka segera tinggalkanlah
gunung-gunung setelah dicabut dan diporak-porandakan tempat itu dan jangan ada prasangka bahwa perintah itu
maka menjadilah ia debu beterbangan seperti fatamorgana akan menghilangkan haknya, melainkan merupakan
yang kamu sangka air padahal bukan.120 kesempatan yang dapat menambah kedekatan pada
Tuhannya, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap
Kata miiqaatan terambil dari kata waqt, yaitu masa apa yang diperbuat oleh hamba-Nya melain-kan akan
yang ditetapkan untuk penyelesaian kegiatan atau diberikan balasan yang setimpal di dunia dan di akhirat.240
peristiwa. Hari Kiamat adalah waktu yang dijadikan Allah Dari ayat di atas dapat diketahui tiga hal sebagai berikut:
sebagai masa untuk penyelesaian perhitungan serta pem-
berian balasan dan ganjaran bagi makhluk (manusia) yang Pertama, bahwa para sahabat berusaha ingin saling
taat dan yang durhaka. Peniupan sangkakala di sini adalah mendekat pada saat berada di majelis Rasulullah saw.

239Quraish Shihab, jilid XIII, 491


120Quraish Shihab, jilid XV, 16. 240Ahmad Mustafa al-Maraghiy, 17

78 179
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Nabi, jangan berlama-lama di sana, karena boleh jadi ada peniupan yang kedua sebab ayat ini berbicara tentang
kepentingan Nabi saw. yang lain dan yang perlu segera Kebangkitan manusia dari kuburnya, sedangkan peniupan
beliau hadapi. Sedangkan kata majaalis adalah bentuk yang pertama adalah kematian semua makhluk yang masih
jamak dari majelis. Pada mulanya berarti tempat duduk. hidup di alam raya ini. Sayyid Quthub menerangkan,
Dalam konteks ayat ini adalah tempat Nabi saw. memberi sebagaimana dikutip oleh Quraish bahwa firman Allah
tuntunan agama ketika itu. Tetapi yang dimaksud di sini yang berbunyi: yauma yunfakhu fi ash-shuur/ hari ditiup
adalah tempat keberadaan secara mutlak, baik itu tempat sangkakala, kita tidak mengetahui sangkakala itu kecuali
duduk, tempat berdiri, atau bahkan tempat berbaring. namanya Shuur, yakni sangkakala. Kita tidak mengetahui
Karena, tujuan perintah atau tuntunan ayat ini adalah kecuali ia ditiup. Dengan kata lain bahwa tidaklah wajar
memberi tempat yang wajar secara mengalah kepada bila kita mempersoalkan hal ini. Yang Mahakuasa telah
orang-orang yang dihormati atau pun orang-orang yang menganugerahi kita sebatas yang bermanfaat bagi kita.
lemah. Seorang tua non-muslim sekalipun.238 Kedatangan berkelompok-kelompok itu dipahami dalam
arti kedatangan setiap umat di bawah Nabi atau pimpinan
Al-Qurthubi sebagaimana dikutip Quraish menyata- mereka, namun ada juga yang memahaminya dalam arti
kan bahwa bisa saja seseorang mengirim pembantunya ke kelompok penganut atau pengamal amalan tertentu.121
masjid untuk mengambilkan tempat duduk di masjid,
asalkan sang pembantu berdiri meninggalkan tempat itu - Surah an-Naba’ (78) ayat 21-26
ketika yang mengutusnya telah datang dan duduk. Di sisi
lain tidak diperkenankan meletakkan sajadah atau   
semacamnya untuk menghalangi orang lain duduk di  
tempat itu. Selanjutunya, ayat di atas tidak menjelaskan  
secara tegas bahwa Allah akan meninggikan derajat orang   
yang berilmu. Tetapi menegaskan bahwa mereka memilki   
derajat-derajat, yakni yang lebih tinggi daripada yang   
sekadar beriman. Tidak disebutnya kata meninggikan itu    
sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya   
itulah yang berperanan besar dalam ketinggian derajat   
yang diperolehnya, bukan karena akibat di luar dari faktor
ilmu itu. Maka yang dimaksud dengan allaziina uutuu Artinya: “Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada
al’ilm/yang diberi pengetahuan adalah mereka yang beriman tempat pengintai (21), Lagi menjadi tempat kembali
bagi orang-orang yang melampaui batas (22), Mereka

238Quraish Shihab, jilid XIII, 491 121Quraish Shihab, XV, 18.

178 79
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (23), yang sempit, dan telah menjadi kebiasaan beliau memberi
Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tempat khusus buat para sahabat yang terlibat dalam
tidak (pula mendapat) minuman (24), Selain air yang Perang Badar karena besarnya jasa mereka. Nah, ketika
mendidih dan nanah (25), Sebagai pambalasan yang majelis sedang berlangsung, beberapa orang di antara
setimpal (26). (QS, an-Naba’ 21-26).122 sahabat tersebut hadir, lalu mengucapkan salam kepada
Nabi saw. Nabi pun menjawab, selanjutnya mengucapkan
Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan tentang
salam kepada hadirin, yang juga dijawab, namun mereka
kehadiran kelompok-kelompok setelah ditiupnya sangkakala
tidak memberi tempat. Para sahabat itu terus saja berdiri.
untuk kedua kalinya, maka ayat-ayat ini melukiskan
Maka Nabi saw. memerintahkan kepada sahabat-
keadaan neraka serta perolehan bagi para pembangkang.
sahabatnya yang lain yang tidak terlibat dalam Perang
Dengan firman-Nya: Sesungguhnya neraka Jahannam adalah
Badar untuk mencari tempat yang lain agar para sahabat
tempat mengintai para penjaga neraka atau ia adalah jalan
yang berjasa itu dapat duduk di dekat Nabi saw. Ternyata
yang harus dilalui oleh semua manusia. Bagi para pen-
perintah Nabi itu mengecilkan hati mereka yang disuruh
durhaka, pelampau batas yang benar-benar sangat jauh
berdiri dan ini digunakan oleh kaum munafikin untuk
kedurhakan dan pelampauannya, ia adalah tempat kembali,
memecah belah dengan berkata: “Katanya Muhammad
mereka terus menerus tinggal di dalamnya berabad-abad
berlaku adil, tetapi ternyata tidak, Nabi yang mendengar
lamanya tanpa batas waktu; mereka senantiasa tidak merasakan
kritik itu bersabda: “Allah akan merahmati bagi siapa yang
walau sekali atau pun sesaat di dalamnya kesejukan
memberi kelapangan bagi saudaranya. “Kaum beriman
lingkungan serta udara yang nyaman dan menyegarkan
menyambut tuntunan Nabi dan ayat di atas pun turun
atau merasakan tidur dan tidak pula mendapat minuman
untuk menguatkan sabda dan perintah Nabi itu.237
yang melepaskan dahaga apalagi yang lezat, tetapi yang
mereka dapatkan adalah air mendidih yang membakar Kata tafassahuu dan ifsahuu, terambil dari kata fasaha,
kerongkongan serta perut dan nanah yang mengalir dari yakni lapang. Sedangkan kata unsyuzuu terambil dari kata
luka penghuni neraka. Siksaan itu sebagai pembalasan yang nuzuz, yakni tempat yang tinggi. Perintah tersebut pada
setimpal dengan amal perbuatan mereka.123 mulanya berarti beralih ke tempat yang lebih tinggi. Yang
dimaksudkan adalah pindah ke tempat yang lain untuk
Sementara itu kata mirshaadan terambil dari kata
memberikan kesempatan kepada yang lebih wajar duduk
rashada yang dapat berarti menyiapkan atau mengintai
atau berada di tempat yang wajar pindah itu atau bangkit
sehingga mirshaad berarti tempat yang disiapkan atau tempat
melakukan satu aktivitas yang positif. Sementara itu, ada
mengintai. Dan bila dipahami dengan arti yang kedua ini ia
juga yang memahaminya dengan berdirilah dari rumah

122QS, an-Naba’: 21-26.


123Quraish Shihab, jilid XV, 19. 237Quraish Shihab, jilid XIII, 490

80 177
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

akan meninggi-kan orang-orang yang beriman di pun berarti jalan. Bahwa yang dimaksud dengan jalan atau
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu jembatan (shiraath) itu sangat tipis bagaikan rambut dibelah
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha tujuh. Pendapat tersebut tidaklah mempunyai dasar.124
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.235
Kata maaban/terambil dari kata aaba yang berarti
Dalam ayat ini memberi tuntunan bagaimana kembali. Al-Biqaa’i menyatakan sebagimana dikutip oleh
menjalin hubungan harmonis dalam satu majelis. Allah Quraish bahwa Allah telah menjadikan untuk isi neraka
berfirman: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, lalu dengan
kepada kamu, oleh siapa pun: “Berlapang-lapanglah, yakni kemurahan-Nya Dia memberi manusia potensi untuk
berupayalah dengan sungguh-sungguh walau dengan keluar dari Jahanam dan menjauh darinya, yaitu melalui
memaksakan diri untuk memberikan tempat pada orang fitrah kesucian mereka dan dengan menurunkan kitab-
lain, dalam majelis-majelis, yakni satu tempat, baik itu tempat kitab suci serta mengutus para rasul. Allah melalui potensi
duduk maupun bukan untuk duduk, apabila diminta dan anugerah-Nya itu bagaikan mengeluarkan mereka dari
kepada kamu agar melakukan itu maka lapangkanlah sana, akan tetapi mereka tidak menggunakannya, mereka
tempat itu untuk orang lain itu dengan sukarela. Maka jika mendustakan kitab dan para nabi-nabi-Nya. Maka dengan
kamu melakukan hal tersebut, niscaya Allah akan melapang- demikian mereka kembali lagi ke Jahanam itu. Sedangkan
kan segala sesuatu buat kamu dalam hidup ini. Dan apabila Thabathaba’i sebagaimana dikutip Quraish ia menyatakan
dikatakan: Berdirilah kamu ke tempat yang lain, atau untuk di bahwa ma’aban/ tempat kembali menurutnya, para pen-
duduki tempatmu buat orang yang lebih wajar, atau durhaka ketika hidup di dunia menyiapkan buat diri
bangkitlah untuk melakukan sesuatu seperti untuk shalat mereka neraka itu dengan kedurhakaan yang mereka
dan berjihad, maka berdiri dan bangkitlah, Allah akan lakukan. Karena itu, setelah mereka itu meninggal dunia,
meninggikan orang-orang beriman di antara kamu, wahai mereka kembali ketempat yang mereka siapkan.125
yang memperkenankan tuntunan ini, dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat kemuliaan Kata ahqaaban adalah bentuk jamak dari kata huqb
di dunia dan di akhirat dan Allah terhadap apa yang kamu atau huqub dengan sukuun pada huruf haa atau dhammah. Ia
kerjakan sekarang dan masa datang Maha Mengetahui.236 digunakan untuk menunjuk masa yang berkepanjangan
tetapi tanpa ditentukan masanya. Selanjutnya, firman Allah
Sababun Nuzul dari ayat ini, ada riwayat yang yang bunyinya: mereka tidak merasakan di dalamnya kesejukan,
mengatakan bahwa ayat ini turun yakni pada hari Jum’at. hal ini ada yang memahaminya dengan sebagai penjelasan
Yang mana ketika itu Rasul saw. berada di satu tempat
124Quraish Shihab, jilid XV, 20. Lihat juga Quraish Shihab, Jalan
235QS,al-Mujaadalah (58): 11 keabadian.
236Quraish Shihab, jilid XIII, 489 125Quraish Shihab, jilid XV, 20.

176 81
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

tentang sifat waktu yang berkepanjangan itu. Seakan-akan


ayat ini menyatakan bahwa, dalam waktu yang ber-
kepanjangan itu, mereka tidak merasakannya, lalu setelah
waktu itu berlalu, mereka memperoleh siksaan yang lainya. BAB XII
Sementara itu, kata bardan secara umum diartikan dingin TAFSIR AYAT-AYAT
atau sejuk. Dalam bahasa Suku Hudzail, kata tersebut TENTANG ILMU PENGETAHUAN
bermakna tidur karena dengan tidur maka akan hilang
hangatnya kehausan.126 (Surah al-Mujaadalah ayat 11, az-Zumar ayat 9,
at-Taubah ayat 122)
- Surah an-Naba’ (78) ayat 27-28

   1. Surah al-Mujaadalah (58) ayat 11


  
  
    
  
Artinya: “Sesungguhnya dahulu mereka tidak mengaharapkan

hisab (27), dan mereka telah mengingkari ayat-ayat
Kami dengan pengi-ngkaran yang sebesar-besarnya
 
(28)”(QS, an-Naba’: 27-28).127
    
 
Ayat ini menyatakan; Sesungguhnya sejak dahulu dan   
ini telah menjadi bagian dari kepribadian mereka bahwa  
mereka selalu dan secara terus menerus hingga kini  
bukannya seperti kamu, wahai kaum muslimin, mereka   
tidak mengharapkan adanya hisab, yaitu tuntutan   
pertanggungjawaban atas amal perbuatan mereka, atau  
tidak takut menghadapinya sehingga mereka tidak
berusaha menyelamatkan diri, dan mereka telah mengingkari Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
ayat-ayat Kami yang terbaca, yaitu al-Qur’an, serta yang kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
126Quraish Shiahab, jilid XV, 21. "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
127QS, an-Naba’, 78: 27-28.

82 175
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sesuatu hidup. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat terhampar di alam raya dengan pengingkaran yang sebesar-
dalam memahami ayat ini, ada yang memahaminya dalam besarnya. Sedangkan kata kaanuu/dahulu dipahami sebagai
arti segala yang hidup mem-butuhkan air atau mencerminkan kemantapan kepribadian mereka dalam
pemeliharaan kehidupan segala sesuatu adalah dengan air sifat buruk tersebut dan bahwa ketidakpercayaan itu telah
atau Kami jadikan dari cairan yang terpancar dari sulbi mendarah daging dalam diri mereka. Di sisi lain, peng-
(sperma) segala yang hidup yakni dari jenis binatang. guanaan bentuk kata kerja masa kini (mudhari’) pada kata
Sedangkan dalam tafsir al-Muntakhab berkomentar bahwa laa yarjuuna/tidak mengharapkan untuk menunjukkan sikap
ayat ini telah dibuktikan kebenarannya melalui penemuan mereka kini dan bisa jadi sampai masa datang. Menurut al-
lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan. Sitologi (ilmu Biqaa’i sebagaimana dikutip Quraish ia menyatakan bahwa
tentang susunan dan fungsi sel), misalnya, menyatakan kata tidak mengharapkan dalam arti tidak memercayai diguna-
bahwa air adalah komponen terpenting dalam kan di sini, untuk lebih menekankan sifat buruk mereka itu
pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada karena biasanya manusia mengharapkan dan menginginkan
setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. sesuatu yang baik, walau pun kemungkinan terjadinya
Sedang biokimia menyatakan bahwa air adalah unsur yang sangat kecil namun justru sikap mereka sebaliknya.
sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan yang Sedangkan Thahir Ibnu ‘Ashur menyatakan sebagaimana
terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi dikutip Quraish, berpendapat bahwa pemilihan kata
sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses mengharap di sini karena sebelumnya Allah telah menjelas-
interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah proses interaksi itu kan siksa yang disiapkan buat kaum musyrikin itu. Kaum
sendiri. Sedangkan fisiologi yang menyatakan bahwa air muslimin yang mendengar ancaman itu merasa senang dan
sangat dibutuhkan agar masing-masing organ dapat menantikan dengan penuh harap datangnya siksa tersebut.
berfungsi dengan baik. Maka hilangnya fungsi itu akan Dengan demikian, ayat ini menafikan harapan serupa dari
berarti kematian. kaum musyrikin. Dengan kata tersebut, ayat 27 di atas
mengandung dua makna sekaligus, yang pertama
menafikan kepercayaan kaum musyrikin tentang hari
Kebangkitan dan kedua menyiratkan harapan kaum
muslimin.128

Penekanan kata kadzdzabuu (mengingkari atau


mendustakan), dengan kata kadzdzaaban yang
menggambarkan betapa besar sekaligus aneh peng-

128Quraish Shihab, jilid XV, 22.

174 83
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

ingkaran mereka itu, seakan-akan seandainya mereka dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi
mendengar kebohongan yang besar, mereka tidak meng- setelah itu, maka bumi memperoleh sejumlah besar uap air
ingkarinya sebagaimana pengingkaran mereka terhadap dan karbon dioksida akibat surplus larva yang mengalir.
hari Kebangkitan, dan padahal ia adalah hakikat yang Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen
merupakan keniscayaan karena pengingkaran tersebut yang segar di udara setelah itu adalah aktivitas dan
adalah sesuatu yang sangat aneh. Menurutnya, peng- interaksi sinar matahari melalui asimilasi sinar bersama
gunaan kata kerja masa lampau (kadzdzabuu) untuk tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan.
pengingkaran, sedang sebelumnya menggunakan bentuk Selanjutnya, dikemukakan teori kedua yang dapat dipahami
kata kerja masa kini (laa yarjuuna), untuk menggambarkan dari firman Allah di atas, bahwa bumi dan langit pada
kemantapan pengingkaran tersebut dalam diri mereka. Ini dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak
karena mereka sering berkata: “Hati kami berada dalam seolah satu masa. Hal ini sesuai dengan penemuan
tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami mutakhir mengenai teori terjadinya alam raya. Menurut
kepada-Nya dan ditelinga kami ada sumbatan dan antara penemuan itu, sebelum terbentuk seperti sekarang ini,
kami dan kamu ada dinding” (QS. Fushshilat (41): 5).129 bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan atom
yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat
Dari penjelasan ayat di atas menerangakan bahwa yang hampir tidak dapat dibayangkan dengan akal. Selain
memang kaum musyrikin tidak pernah mengharapkan hari itu, penemuan mutakhir itu juga menyebutkan bahwa
Kebangkitan manusia, sebab itu mereka tidak pernah semua benda langit sekarang beserta kandungan-
memperhitungkan apa yang akan terjadi nanti pada hari kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi
Kebangkitan yang sama sekali mereka tidak mempercayai sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola
akan sesuatu adanya, karenanya tidak menjadikan mereka yang jari-jarinya tidak lebih dari 3000.000 mil. Lanjutan
sama sekali melakukan kegiatan kecuali yang berkaitan firman Allah yang berbunyi: fa fataqnaahumaa……adalah
dengan kehidupan mereka. merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan
- Surah an-Naba’ (78) ayat 29-30 atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang meng-
akibatkan tersebarnya benda-benda alam raya keseluruh
  penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda
  langit yang terpisah, termasuk tata surya dan bumi.234
  
Sementara itu, firman Allah yang berbunyi: wa ja’alnaa
   min al maai kulli syaiin hayyin/ Kami jadikan dari air segala


129Quraish Shihab, jilid XV, 23. 234Quraish Shihab, jilid VIII, 43

84 173
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

keduanya dipisahkan, atas kehendak dan di bawah Artinya: ”Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam kitab
pengaturan dan kendali Allah sang Pencipta yang Agung (29). Maka rasakanlah. Maka Kami sekali-kali tidak
itu.233 akan menambah kepada kamu selain siksa (30)” (QS,
an-Naba’: 29-30).130
Ayat ini dipahami oleh sementara ilmuawan adalah
sebagai salah satu mu’jizat al-Qur’an yang mengungkap Ayat di atas menyatakan, segala sesuatu telah Kami
peristiwa penciptaan planet-planet. Karenanya banyak teori jadikan untuknya timbangan serta ukuran dan segala sesuatu
ilmiah oleh para pakar dengan bukti-bukti yang cukup yang berkaitan dengan amal-amal yang Kami mintai
kuat, yang menyatakan bahwa langit dan bumi yang pertanggungjawaban itu telah Kami catat, dengan
tadinya yang merupakan satu gumpalan atau yang di- pencatatan yang sangat teliti dan terperinci, dalam suatu
istilahkan oleh ayat ini dengan kata ratqan, lalu gumpalan kitab, yaitu kitab amalan kamu yang selama hidup telah
itu berpisah sehingga terjadilah pemisahan antara langit dicatat oleh malaikat atau Kami catat dalam al-Lauh al-
dan bumi. Mahfuuzh. Karena itulah tidak mungkin keliru, berlebih
ataupun berkurang. Maka, karena itu rasakanlah, wahai para
Dalam tafsir al-Muntakhab dikemukakan dua di antara pendurhaka siksa itu. Maka, jangan harap siksa itu akan
sekian banyak teori yang berkenaan dengan firman Allah berkurang dengan berlalunya waktu. Kami sekali-kali tidak
tersebut adalah sebagai berikut: akan menambah kepada kamu selain siksa yang lebih pedih.
Teori pertama, berkaitan dengan terciptanya tata surya. Yakni, siksa yang telah kamu alami akan disusul dengan
Di sini disebutkan bahwa kabut di sekitar matahari lainnya yang lebih pedih.131
menyebar dan melebar pada ruangan yang dingin. Butir- Sementara itu, kata ahshaa dapat berarti menghitung
butir gas yang membentuk kabut bertambah tebal pada dengan secara sangat teliti. Ia terambil dari kata hashaa,
atom-atom debu yang bergerak amat cepat. Atom-atom itu yakni batu-batu kecil. Itu karena dahulu biasanya, demi
kemudian mengumpul akibat terjadinya benturan dan ketelitian, jika seseorang melakukan perhitungan dan telah
akumulasi dengan membawa kandungan sejumlah gas mencapai jumlah tertentu, maka dia meletakkan batu kecil
berat. Maka seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi sebagai lambang jumlah yang telah terhitung. Kata tersebut
itu semakin bertambah besar hingga membentuk planet- dapat juga berarti menulis atau mencatat. Karena baik
planet, bulan, bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan menghitung, menulis dan mencatat, semuanya mengandung
itu sendiri, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan makna ketelitian dan pemeliharaan. Ayat 29 di atas juga
yang pada gilirannya membuat temperatur ber-tambah bisa merupakan ihtibaak, yakni tidak menyebut satu kata
tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal karena dingin,
130QS, an-Naba’, 78: 29-30.
233Quraish Shihab, jilid VIII, 42 131Quraish Shihab, jilid XV, 24.

172 85
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

karena telah diisyaratkan dengan adanya kata itu pada memahami kandungan ayat ini adalah sebagai bantahan
redaksinya. Sehingga ayat di atas bagaikan menyatakan: terhadap para penyembah berhala yang memisahkan
Dan segala sesuatu telah Kami hitung dengan perhitungan antara penciptaan dan pengaturan alam raya ini. Menurut
yang sangat teliti dan segala sesuatu telah Kami tulis dalam mereka, Allah adalah Pencipta, sedangkan tuhan-tuhan
suatu kitab.132 yang mereka sembah adalah pengaturnya. Nah karenanya,
dalam ayat ini menyatukan antara keduanya penciptaan
Menurut ar-Razi sebagaimana dikutip oleh Quraish serta pengaturan di bawah satu kendali, yakni kendali
menyatakan bahwa memang di dalam ayat ini banyak Allah swt. Yang sampai sekarang menurutnya kita masih
penekanan. Pertama, kata lan/tidak akan, kedua, pengalihan terus menyaksikan pemisahan bagian-bagian bumi di darat
redaksi dari persona ketiga ke persona kedua yang dituju- dan di udara; pemisahan aneka jenis tumbuhan di bumi,
kan langsung kepada yang tersiksa, padahal sebelumnya aneka binatang dari binatang, manusia dari manusia, dan
digunakan persona ketiga. Sedang penekanan ketiga, tampak yang berpisah itu dalam bentuk yang baru serta ciri
adalah kata fa dzuuquu/rasakanlah setelah sebelumnya telah yang berbeda setelah terjadinya pemisahan. Langit dengan
disebut siksa.133 segala benda-benda angkasa yang terdapat di sana,
Dengan demikian, jelaslah bahwa ayat di atas keadaannya pun seperti keadaan satuan-satuan yang
menerangkan tentang catatan amalan yang diperbuat di disebut di atas. Benda-benda langit dan bumi tempat kita
dunia yang mana catatan itu, telah tercatat dengan teliti dan berpijak demikian juga halnya. Hanya saja karena
dengan pemeliharaan, jadi balasan amalan itu tidak akan keterbatasan usia sehingga kita tidak dapat menyaksikan
mungkin bisa berkurang atau berlebih sehingga menyalahi keadaan langit dan bumi seperti apa yang kita saksikan
catatan amalan yang diperbuat. pada bagian-bagian kecilnya. Di samping itu, juga kita
tidak dapat menyaksikan pembentukan dan kehancuran-
2. Surah al-Hajj (22) ayat 5-7 nya, akan tetapi walaupun demikian, haruslah diakui
bahwa planet-planet di langit maupun di bumi serta
   bagian-bagian yang terkecil semuanya adalah materi
    sehingga semua yang kecil atau yang besar secara umum
  sama dalam hukum-hukumnya. Lebih lanjut ia
   menyimpulkan bahwa terluangnya berkali-kali apa yang
     kita lihat pada perincian benda-benda ataupun kehidupan
    dan kematian apa yang terdapat di bumi dan langit,
menunjukkan bahwa suatu ketika bahwa langit dan bumi
132Quraish
pernah merupakan satu kesatuan (gumpalan) tanpa
Shihab, jilid XV, 25.
133Quraish Shihab, jilid XV, 25.
pemisahan bumi dari langit kemudian atas kehendak Allah,

86 171
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

menyatakan bahwa para ulama berbeda-beda pendapat  


dalam menafsirkan ayat ini. Ada yang memahaminya  
dalam arti langit dan bumi tadinya merupakan gumpalan    
yang terpadu. Hujan tidak turun dan bumi pun tidak pula   
ditumbuhi pepohonan, kemudian Allah membelah langit    
dan bumi dengan jalan menurunkan hujan dari langit serta   
menum-buhkan tumbuh-tumbuhan di bumi. Ada lagi yang 
berpendapat bahwa langit serta bumi tadinya merupakan    
sesuatu yang utuh yang tidak terpisah, kemudian Allah   
pisahkan dengan mengangkat langit ke atas dan
  
membiarkan bumi tetap ditempatnya berada di bawah lalu
 
memisahkan keduanya dengan udara.232
   
Kata ratqan dari segi bahasa berarti terpadu, sedangkan    
kata fataqnaahumaa yang terambil dari kata fataqa yang  
berarti terbelah/ terpisah, dalam hal ini para ulama berbeda  
pendapat dalam memahami tentang maksud firman Allah  
ini. Ada yang memahaminya dalam arti langit dan bumi   
tadinya merupakan satu gumpalan yang terpadu. Hujan    
tidak turun dan bumi pun tidak ditumbuhi pepohonan,    
kemudian Allah membelah langit dan bumi dengan jalan   
menurunkan hujan dari langit dan menumbuhkan tumbuh-  
tumbuhan di bumi. Sedang yang lainnya mengatakan   
bahwa bumi dan langit tadinya merupakan sesuatu yang   
utuh tidak berpisah, kemudian Allah pisahkan dengan   
mengangkat langit ke atas dan membiarkan bumi tetap di
   
tempatnya berada di bawah lalu memisahkan keduanya
  
dengan udara.
 
Sedangkan Thabathaba’i sebagaimana dikutip Quraish
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesung-
232Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, guhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
442-445

170 87
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal adalah bersatu?, lalu berpecah -belah, maka langit menjadi
darah, kemudian dari segumpal daging yang tujuh dan bumi menjadi tujuh serta antara langit dan bumi
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari langit dan
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan tanah pun menumbuhkan tanam-tanaman. Untuk itu, Dia
dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu berfirman: “ Dan dari air itu, Kami jadikan segala sesuatu yang
yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman” yaitu
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- mereka menyaksikan berbagai makhluk, satu kejadian
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di demi kejadian secara nyata. Semua itu adalah bukti tentang
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di adanya Maha Pencipta yang berbuat secara bebas lagi
antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai Maha kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya.230
pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat Menurut Imam Jalaluddin menyatakan bahwa apakah
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan bumi itu keduanya dahulunya adalah sesuatu yang padu.
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam Kemudian Allah menjadikan langit tujuh lapis dan bumi
tumbuh-tumbuhan yang indah (5). Yang demikian tujuh lapis pula. Kemudian langit itu dibuka sehingga
itu, karena Sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat
dan Sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga
yang mati dan Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, yang sebelumnya
atas segala sesuatu (6), dan Sesungguhnya hari tidak dapat menumbuhkannya. Dari potongan firman
kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; Allah yang berbunyi: “Dan dari air itu Kami jadikan segala
dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang yang hidup.” Maksudnya adalah airlah yang menjdi
di dalam kubur (7)”. (QS, al-Hajj’: 5) 134 penyebab bagi seluruh kehidupan baik manusia, hewan,
Penggalan ayat yang menyatakan: Hai semua manusia, maupun tumbuh-tumbuhan. Namun, mengapakah orang-
seandainya kamu dalam keraguan tentang keniscayaan hari orang kafir itu tiada juga mau beriman terhadap keesaan
Kebangkitan serta kekuasaan Kami untuk menghidupkan Allah?.231
manusia setelah mereka meninggalkan dunia ini, maka Dalam menafsirkan ayat ini Quraish Shihab
camkanlah pen-jelasan Kami ini: Sesungguhnya kamu
tadinya tidak pernah berada di pentas wujud ini, lalu Kami
230Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azdim
dengan kuasa Kami, telah menjadikan kamu yakni orang tua
231Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuti,
Tafsir Jalalain, Beirut, jilid II, 126-127, Asbabun nuzul jilid II Bandung:
134QS, al-Hajj, (22): 5. Sinar Baru Algensindo, 2008.

88 169
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

mereka tidak beriman.”228 kamu Adam, dari tanah, kemudian kamu selaku anak
cucunya Kami jadikan dari nuthfah yakni setetes mani,
Menurut Imam al-Maraghi secara umum ayat ini kemudian setetes mani itu setelah bertemu dengan indung
membahas tentang keesaan Allah yang terdapat pada telur maka berubah menjadi ‘alaqah yakni sesuatu yang
penciptaan langit dan bumi. Allah mencela orang-orang berdempet di dinding rahim, kemudian ‘alaqah itu
musyrik yang menyembah selain tuhan-tuhan selain Allah, mengalami proses dalam rahim ibu sehingga menjadi
karena tidak memikirkan tanda-tanda keesaannya yang mudhghah sesuatu yang berupa sekerat daging kecil, sebesar
dipancangkan di dalam alam. Kemudian Allah mengarah- apa yang dapat dikunyah; ada mudhghah yang sempurna
kan perhatian mereka bahwa mereka tidak patut kejadiannya sehingga dapat berproses sampai lahir
menyembah berhala dan patung karena Tuhan yang Kuasa manusia sempurna, dan ada pula yang tidak sempurna
atas seluruh makhluk ini Dialah yang berhak disembah, kejadiannya. Proses ini Kami kemukakan agar Kami jelaskan
bukan batu atau pohon yang tidak dapat mengelakkan kepada kamu kuasa Kami mencipta dari tiada menjadi ada,
kemudharatan serta tidak dapat pula mendatangkan dan dari mati menjadi hidup. Sekaligus sebagai bukti kuasa
maslahah229. Selanjutnya ia mengatakan sesuai dengan Kami membangkitan kamu setelah kematian.135
bunyi ayat yang pertama yang artinya: “Apakah orang-orang
kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu berpadu dan Banyak ulama berpendapat tentang penggalan ayat:
saling berhubungan, kemudian Kami memisahkan keduanya dan khalaqnaakum min turaab/Kami telah menjadikan kamu dari
menghilangkan kesatuannya, dan dari air itu Kami jadikan segala tanah dalam arti menciptakan leluhur kamu, yakni Adam
sesuatu yang hidup, demikian pula dengan air itu, Dia dari tanah. Ada juga yang memahami kata turaab/tanah di
menghidupkan dan menumbuhkan setiap tumbuhan.” sini dalam arti sperma sebelum pertemuannya dengan
indung telur, pemahaman demikian atas dasar bahwa asal
Sedangkan menurut Imam Ibnu Katsir bahwa Allah
usul sperma adalah dari asal makanan manusia, baik
Ta’ala berfirman tentang kekuasaaNya yang sempurna dan
tumbuhan maupun hewan yang bersumber dari tanah.
kerajaan-Nya yang agung. “Dan apakah orang-orang kafir itu
Maka jika dipahami demikian, keseluruhan tahap yang
tidak mengetahui” yaitu orang-orang yang mengingkari
disebutkan dalam ayat ini berbicara tentang reproduksi
kekuasaan Allah. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa
manusia.136 Dengan kata lain, bahwa kata tanah di sini
Allah adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan lagi
bukan berbicara tentang asal kejadian leluhur manusia
bebas dalam penataan, maka bagaimana mungkin Dia
yakni Adam as.
layak disekutukan bersama yang lain-Nya? Apakah mereka
tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya Sayyid Quthub mengomentari tentang ayat ini

228QS, al-Anbiya (21): 30 135Quraish Shihab, jilid VIII, 154.


229Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid I, 76 136Quraish Shihab, jilid VIII, 155.

168 89
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sebagaimana dikutip Quraish bahwa” Manusia adalah ayat 29 ini tidak berbicara tentang proses penciptaan alam
putra bumi ini, dari tanahnya ia tumbuh berkembang, dari semesta, melainkan lebih ditujukan untuk menjelaskan
tanahnya dia terbentuk, dan dari tanahnya pula ia hidup. posisi alam sebagai tempat yang penuh dengan berbagai
Tidak terdapat satu unsur pun dalam jasmani manusia karunia Allah yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, dan
yang tidak memiliki persamaan dengan unsur-unsur yang oleh karena itu pulalah tidak sepantasnya manusia berbuat
terdapat dalam bumi, kecuali rahasia yang sangat halus itu ingkar sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang
yang ditiupkan Allah padanya dari Ruh-Nya, dan dengan fasik sebagaimana diterangkan dalam ayat di atas. Dalam
ruh itulah manusia berbeda dari unsur-unsur tanah itu, ayat ini dapat disimpulkan bahwa informasi Allah ini
tetapi pada dasarnya manusia berasal dari tanah. Makanan bertujuan mengecam orang-oarang kafir yang memper-
dan semua unsur jasmaninya berasal dari tanah.137 sekutukan Allah padahal Dia adalah Pencipta Yang
Menguasai alam raya ini., yang menghamparkan bumi bagi
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa manusia itu manusia serta menyerasikan langit agar kehidupan
dijadikan oleh Allah dari tanah sebab makanan dan semua manusia menjadi nyaman. Karenanya, semuanya ini tidak
unsur yang ada pada jasmaninya berasal dari tanah, dan perlu dibahas oleh manusia karena keterbatasan akal
dijadikannya manusia oleh Allah adalah sebagai khalifah di manusia.
muka bumi ini yang memiliki tanggungjawab dalam
mengelola bumi ini serta memakmurkannya. 3. Surah al-Anbiya (21) ayat 30

  


 

 
 
  
  
   

Artinya:”Dan apakah orang-orang kafir tidak melihat bahwa
langit dan bumi keduanya dahulu adalah satu padu,
kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan Kami jadikan
dari air segala sesuatu hidup. Maka apakah sehingga
137Quraish Shihab, jilid XIII, 156.

90 167
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kelangsungan hidup manusia, seperti penggunaannya


sebagai bahan makanan atau perhiasan dalam kehidupan
duniawi; 2) Dengan cara merenungkan dan mengambil
pelajaran terhadap sesuatu yang tak dapat digapai oleh BAB VII
tangan secara fisik yang dengan cara demikian akan dapat TAFSIR AYAT-AYAT
mengetahui kekuasaan Allah yang menciptakannya, dan TENTANG MAKNA ISLAM DALAM AL-QUR’AN
yang demikian bermanfaat sebagai santapan jiwa. Maka
berdasarkan dengan dua cara ini, akan dapat diketahui (Surah Ali Imran ayat 19 dan ayat 85, al-Maidah ayat 3,
bahwa pada dasarnya kepada manusia dibolehkan untuk al-Baqarah ayat 208)
memanfaatkan segala ciptaan Allah yang ada di bumi ini,
dan tidak ada hak bagi makhluk untuk mengharamkan
terhadap sesuatu yang telah dibolehkan oleh Allah, kecuali 1. Surah al-Imran (3) ayat 19 dan 85
dengan izin-Nya.227 - Surah al-Imran (3) ayat 19
Menurut Ibnu Katsir bahwa potongan ayat 29 di atas
  
bahwa Allah swt. menciptakan bumi sebelum langit, dan
   
ketika bumi diciptakan, maka mengepullah asap, hal ini
 
sejalan dengan surah al-Fushilat, (41) 11, menurutnya ayat
tersebut menerangkan tentang bumi diciptakan sebelum
  
adanya langit.
  
 
Dengan demikian, konteks ayat 29 surah al-Baqarah   
yang berbicara tentang penciptaan alam tersebut adalah   
dalam rangka memberikan peringatan kepada orang-orang    
yang fasik. Yaitu mengapa mereka sampai berbuat  
demikian, padahal mereka diciptakan oleh Allah dari
keadaan tak berdaya (mati), kemudian hidup (di dunia), Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
kemudian mati lagi, dan hidup lagi (di alam kubur), dan hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang
selanjutnya mereka dikembalikan kepada Allah swt. Selain telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
itu juga Allah menciptakan segala apa yang ada di bumi pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
dan di langit untuk mereka. Dengan demikian titik tekan ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah
227Ahmad Mustafa al-Maraghi, jilid I, 76

166 91
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sangat cepat hisab-Nya.”138 Allah swt. mengarahkan ayat tersebut dan ayat sebelumnya
kaifa takfuruna billah…. turja’un kepada orang-orang fasik
yang tersesat dengan berbagai perumpamaan setelah
Kata diin mempunyai banyak arti, antara lain sebelumnya mereka dijuluki sebagai orang yang inkar,
ketundukan, ketaatan, perhitungan, balasan. Juga berarti culas karena mereka memutuskan perintah Allah yang
agama karena dengan agama seseorang bersikap bersikap seharusnya dipegang teguh, dan membuat kerusakan di
tunduk dan taat serta akan diperhitungkan seluruh amal- muka bumi. Maka berkenaan dengan itu ayat ini turun
nya, yang atas dasar itu ia memeroleh balasan dan ganjaran. dalam rangka al- taubih (ejekan) dan al-ta’ajjub (keanehan)
Agama, atau ketaatan kepada-Nya, ditandai oleh yang disebabkan sifat inkar yang ditujukan oleh orang-
penyerahan diri secara mutlak kepada Allah swt. Islam orang fasik, dengan menyebutkan bukti-bukti yang
dalam arti penyerahan diri adalah hakikat yang ditetapkan mendorong mereka agar memiliki keimanan yang benar
Allah dan diajarkan oleh para Nabi sejak Nabi Adam as. dan menjauhi kekafiran. Bukti-bukti tersebut berupa
hingga Nabi Muhammad saw.139 Sedangkan menurut Ibnu kenikmatan yang tampak di jagat raya yang menunjukkan
Kastir ayat ini mengandung pesan dari Allah bahwa tiada kekuasaan Allah swt. yang diperlihatkan dengan permulaan
agama di sisi-Nya dan yang diterima-Nya dari seorang pun penciptaan makhluk-Nya hingga berakhir, yakni meng-
kecuali Islam, yaitu dengan mengikuti rasul-rasul yang hidupkan mereka setelah sebelumnya dalam keadaan mati,
diutus-Nya setiap saat hingga berakhir dengan Muhammad dan menyusun jenis dan rupa mereka dari berbagai unsur
saw. Dengan kehadiran beliau, telah tertutup semua jalan yang berserakan, air mani yang tidak berdaya, serta
menuju Allah kecuali jalan dari arah beliau sehingga siapa menjadikan segala apa yang ada di bumi dengan beraneka
yang menemui Allah setelah diutusnya Muhammad saw. ragam manfaat dan khasiatnya untuk mereka nikmati, serta
dengan menganut satu agama selain syari’at yang beliau dengan menciptakan tujuh lapis langit yang dihiasi
sampaikan, tidak diterima oleh-Nya. Sebagaimana tertera bintang-bintang yang berguna untuk menerangi jalan pada
dalam surah ali-Imran ayat 85. kegelapan di darat dan di lautan.226

Kedengkian yang merupakan terjemahan dari kata Dalam potongan ayat yang berbunyi: Dia-lah Allah
baghyan, yang digunakan ayat di atas, adalah ucapan atau yang menjadikan segala yan ada di bumi untuk kamu, ayat ini
perbuatan yang dilakukan untuk tujuan mencabut nikmat menjelaskan tentang apa yang ada di bumi untuk
yang dianugerahkan Allah kepada pihak lain disebabkan dimanfaatkan oleh semua manusia. Pemanfaatan ini dapat
rasa iri hati terhadap pemilik nikmat itu. Ayat ini menegas- dilakukan melalui salah satu dari dua jalan. 1) Dengan cara
memanfaatkan materi yang ada di bumi untuk mendukung

138QS, al-Imran (3): 19


139Quraish Shihab, jilid II, 48 226Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid I, 74-75

92 165
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

ayat ini, sebagaimana dikutip Quraish Shihab sebagai kan bahwa mereka telah mengetahui kebenaran, namun
berikut: Banyak sekali uraian para mufasir maupun teolog demikian mereka tetap dikecam bahkan diancam. Ini
tentang penciptaan langit dan bumi. Mereka berbicara karena keberagamaan bukan sekadar pengetahuan, tetapi
tentang sebelum penciptaan dan sesudahnya, juga tentang ketundukan dan ketaatan atau, dengan kata lain,
arti kata istawwa/berkehendak menuju. Akan tetapi mereka pengetahuan yang membuahkan ketaatan. Keberagamaan
melupakan bahwa sebelum dan sesudah dua istilah yang membutuhkan buah, sedang tumbuhan tidak akan ber-
digunakan oleh manusia dan keduanya tidak menyentuh buah jika tidak ada lahan yang subur berupa kesucian hati.
sisi Allah swt. Mereka juga lupa bahwa istawaa adalah Bukankah air yang tercurah dari langit tidak menghasilkan
istilah kebahasaan yang di sini hanya menggambarkan bagi buah tanpa ada lahan subur yang digarap? Mereka yang
manusia, makhluk terbatas ini, satu gambaran sesuatu yang berselisih karena enggan menerima ajaran para Rasul,
tidak terbatas. Bahwa pesan ayat ini adalah bahwa bumi apalagi setelah mereka ketahui, pada hakikatnya adalah
diciptakan buat manusia. Dan kata buat manusia di sini orang-orang kafir terhadap ayat-ayat Allah, dan barang siapa
bahwa Allah menciptakannya agar manusia berperanan kafir terhadap ayat-ayat Allah maka Allah akan men-jatuhkan
sebagai khalifah, berperan aktif dan utama di muka bumi sanksi atasnya. Jangan menduga bahwa sanksi itu masih
ini. Dai adalah pengelola dan pemilik alat, bukan sebagai lama. Tidak! Sebentar lagi akan mereka alami karena
yang dikelola oleh bumi dan menjadi hamba yang diatur sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya, dan dengan
atau dikuasai oleh alat, sekaligus juga tidak tunduk pada demikian, cepat pula jatuhnya sanksi Allah terhadap orang-
perubahan serta perkembangan-perkem-bangan yang orang yang kafir.140
dilahirkan oleh alat-alat, sebagaimana yang dinyatakan
kaum materialis.225 Dengan demikian jelaslah bahwa - Surah al-Imran (3) ayat 85
tentang kata istawaa, tidak ada tempat untuk mem-   
persoalkan hakikat maknanya, karena kata itu adalah
  
lambang yang menunjuk pada “kekuasaan”. Demikian juga
   
dengan makna berkehendak menuju penciptaan. Hal ini pun
 
tidak perlu dibahas, sebagaimana juga ayat yang
menyatakan “tujuh langit”serta bentuk dan jaraknya.
 
Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam,
Di dalam kitab-kitab tafsir tidaklah dijumpai sabab
Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
an-nuzul dari ayat ini. Namun al-Maraghiy mencoba
daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-
memberikan penjelasan tentang ayat ini sebagai berikut:

225Quraish Shihab, jilid I, 168 140Quraish Shihab, jilid II, 50

164 93
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

orang yang rugi”141 mati.223 Selanjutnya, ia mengatakan bahwa penggalan ayat


kemudian Dia berkehendak menuju langit. Kata kemudian
Dalam penggalan ayat yang berbunyi: barang siapa dalam ayat ini bukan dalam arti selang masa, akan tetapi
mencari agama selain agama Islam, yakni ketaatan kepada dalam arti peringkat, yakni peringkat sesuatu yang disebut
Allah mencakup kepada ketaatan syari’at yang ditetapkan- sesudahnya yaitu langit dan apa yang ditampungnya lebih
Nya yang intinya adalah keimanan akan keesaan-Nya, agung, lebih besar, indah dan misterius daripada bumi.
mempercayai para rasul serta mengikuti dan mendukung Maka Dia, yakni Allah, menyempurnakan mereka yakni
mereka, tunduk serta patuh pula akan ketentuan- menjadikan tujuh langit dan menetapkan hukum-hukum
ketentuan-Nya yang berkaitan dengan alam raya ini yang yang mengatur perjalanannya masing-masing, serta
intinya adalah penyerasiaan diri dengan seluruh makhluk menyiapkan sarana yang sesuai bagi yang berada di sana,
dengan sistem yang ditetapkannya142. Sedangkan apa atau siapa pun. Itu semua diciptakannya dalam keadaan
penggalan ayat selanjutnya, sekali-kali tidak akan diterima sempurna serta amat teliti. Dan itu semua mudah bagi-Nya
penyebutan sanksi duniawi, ini merupakan akibat karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
pencarian agama selain Islam dan kepatuhan selain kepada
Allah, sekaligus ini merupakan pemisahan dengan sanksi Dalam firman-Nya yang berbunyi: Dia-lah (Allah),
ukhrawi, yang dijelaskan penggalan ayat dan dia di akhirat yang men-ciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu,
termasuk orang-orang yang merugi, yang merupakan akibat hal ini dipahami oleh banyak ulama sebagai menunjukkan
kepatuhan pada selain Allah bukan sekadar upaya mencari bahwa pada dasarnya segala apa yang terbentang di bumi
agama lain atau tuhan lain untuk dia patuhi. Hal ini ini dapat digunakan oleh manusia, kecuali jika ada dalil
memberikan isyarat bahwa penyebab sanksi duniawi itu lain yang melarangnya. Selanjutnya, Quraish menyatakan
masih mungkin dapat dielakkan bila yang bersangkutan kata istawaa pada mulanya berarti tegak lurus, tidak bengkok,
mau berpikir dengan tenang dan sungguh-sungguh. Dan kemudian kata itu dipahami secara majasi dalam arti
ini mengisyaratkan bahwa kerugian ukhrawi lebih besar menuju kesesuatu dengan cepat dan penuh tekat bagaikan yang
dan tidak dapat dielakkan. berjalan tegak lurus tidak menoleh ke kanan dan ke kiri.
Karenanya, lanjutan ayat ini berbunyi: fa sawwahunna/ lalu
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua dijadikan-Nya, yakni bahwa langit itu dijadikan-Nya dalam
sanksi bagi yang mencari agama lain selain agama Islam, bentuk sebaik mungkin, tanpa sedikit aib atau pun
yakni sanksi duniawi sekali-kali tidak akan diterima, dan kekurangan.224
kemungkinan ini masih dapat dielakkan jika yang
bersangkutan mau merubah dirinya. Sedangkan sanksi Sayyid Quthub dalam tafsirnya berkomentar tentang

141QS, al-Imran (3): 85 223Quraish Shihab, jilid I, 166


142Quraish Shihab, jilid II, 170 224Quraish Shihab, jilid I, 167

94 163
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

di alam raya ini.221 ukhrawi yakni, dia termasuk orang yang merugi. Dalam
hal ini orang-orang yang murtad kemudian mati dalam
kemurtadannya, maka semua amalnya akan terhapus,
sedangkan orang yang murtad kemudian ia menginsyafinya
dan kembali memeluk Islam, maka amal-amalnya yang
2. Surah al-Baqarah (2) ayat 29 telah lalu tidak terhapus.

    2. Surah al-Maidah (5) ayat 3


  
    
   
   
     
    
 

Artinya: ”Dia-lah (Allah, yang menciptakan segala yang ada 
di bumi untuk kamu kemudian Dia berkehendak  
menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan    
Dian Maha Mengetahui segala sesuatu.”222   
Pernyataan bagaimana kalian kafir, padahal Allah   
bukan hanya menghidupkan kamu di dunia, akan tetapi 
juga menyiapkan sarana kehidupan di dunia, Dia-lah Allah   
swt. yang menciptakan untuk kamu apa yang ada di bumi    
semua sehingga semua yang kamu butuhkan untuk   
kelangsungan dan kenyamanan hidup kamu terhampar,   
dan itu adalah bukti kemahakuasaan-Nya. Yang kuasa  
melakukan itu pasti kuasa pula untuk menghidupkan yang  
 
 
221Quraish Shihab, jilid IV, 142   
222QS, al-Baqarah (2): 29   
162 95
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

   dan bumi dalam enam hari, Dia beristirahat pada hari
  ketujuh. Sementara itu kata muskhkharaat terambil dari kata
    sakhkhara yang berarti menundukkan sesuatu yang sulit dan
    berat melalui kekuatan, atau ancaman, atau pengajaran,
dan pengaturan tanpa menerima imbalan dari yang
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, ditundukkan untuknya. Ini berarti alam raya dan segala
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas isinya ditundukkan oleh Allah swt. untuk manusia,
nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, padahal kalau ditinjau dari segi kemampuan, manusia
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang sama sekali tidak memilikinya.220
buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk Dengan kata lain Allah-lah yang menundukkan
berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib semua isi alam raya untuk dimanfaatkan manusia. Jika
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak demikian bukanlah manusia yang menundukkannya, dan
panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang- dengan demikian, manusia tidak dibenarkan bersifat
orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) angkuh terhadap alam ini, akan tetapi hendaknya
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada bersahabat dengannya sambil mensyukuri Allah, yakni
mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah dengan jalan mengikuti semua tuntunan-Nya, baik yang
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah berkenaan dengan alam raya maupun diri manusia sendiri.
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-
ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang Kata tabaaraka terambil dari kata baraka yang berarti
siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat menetap dan mantap. Ia juga dipahami dalam arti kebajikan
dosa, Sesungguh-nya Allah Maha Pengampun lagi yang banyak. Allah adalah wujud yang tidak berubah, selalu
Maha Penyayang”143 ada dan menetap, lagi banyak kebajikan-Nya. Maka
dengan ini kata tersebut tidak tepat bila diartikan dengan
Penggalan ayat di atas yang berbunyi: pada hari ini Mahasuci, karena ini menafikan Allah dari segala
yakni ketika turunnya ayat ini pada tanggal 9 Dzulhijjah kekurangan, sedangkan tabaaraka menetapkan bagi-Nya
tahun ke-sepuluh Hijrah ketika Nabi saw. Melaksanakan kesem-purnaan. Patron kata ini biasanya mengandung
Haji Wada,’ atau pada masa kini, orang-orang yang kafir, baik makna upaya menonjolkan. Karena itu, kata ini ketika
yang mantap kekufurannya maupun tidak, telah berputus dinisbatkan kepada Allah, maka dapat dipahami dalam arti
asa untuk mengalahkan dan memudar-kan agama yang sangat menonjol kebajikan yang disandang dan
kamu yang kamu bawa dan juga berputus asa untuk ditampakkan oleh-Nya. Itu semua terhampar dengan jelas

143 QS, al-Maidah (5): 3 220Quraish Shihab, jilid IV, 141

96 161
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kemakhlukan.218 membendung masyarakat yang memeluknya dan sebab itu


pulalah janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
Thabathaba’i yang mengutip ar-Raghib al-Asfahani kepada-Ku semata-mata karena pada hari ini juga telah Ku-
sebagaimana dikutip Quraish ia menyatakan antara lain sempurnakan untuk kamu agama kamu, yakni telah Ku-
bahwa kata ‘arsy, yang dari segi bahasa adalah berarti turunkan semua yang kamu butuhkan dari prinsip-prinsip
tempat duduk raja/singgasana, kadang-kadang dipahami petunjuk agama yang berkaitan dengan yang halal dan
dengan arti kekuasaan. Sebenarnya kata ini yang pada haram sehingga tugas kamu hanya menjabarkan atau
mulanya berarti sesuatu yang beratap. Tempat duduk menganalogikannya, dan telah Kucukupkan kepada kamu
penguasa dinamai ‘Arsy karena tingginya tempat itu di nikmat-Ku, sehingga kamu tidak butuh lagi kepada
banding dengan tempat yang lain. Yang jelas lanjutnya petunjuk agama selainnya, dan telah Ku-redhai Islam,
hakikat makna yang terkandung dalam ayat ini tidaklah yakni penyerahan diri sepenuhnya kepada Ku menjadi
diketahui manusia. Ada pun yang terlintas selama ini pada agama bagi kamu. Maka barang siapa terpaksa, yakni
masyarakat awam bahwa Allah bahwa Allah yang berada dalam kondisi yang mengancam kelangsungan bila
terangkat dan ditahan oleh ‘Arsy, padahal, “Sesungguhnya ia tidak memakan makanan yang diharamkan itu karena
Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan kelaparan dan tanpa sengaja berbuat dosa, maka dia dapat
sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun memakannya sekadar untuk melanjutkan nafas
yang dapat menahannya kecuali Allah” (QS. al-Fathir (35): kehidupannya dan Allah akan memaaf-kannya karena
41.219 sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Sedangkan kata tsumma/kemudian bukanlah dimak- Penyayang144.
sudkan untuk menunjukkan jarak waktu, akan tetapi untuk Sementara itu menurut al-Biqa’i sebagaimana dikutip
menunjukkan betapa jauh tingkat penguasaan ‘Arsy di Quraish dalam menafsirkan ayat ini ia mengatakan bahwa
banding dengan penciptaan langit dan bumi. Penciptaan Allah meng-hubungkan ayat yang menerangkan larangan
itu selesai manakala selesainya penciptaan langit dan bumi, pada awal ayatnya dengan ayat yang terakhir tentang
sedangkan pengusaan-Nya berlanjut terus menerus, juga kesempurnaan agama, ini adalah untuk dapat menghindari
dengan pemeliharaan-Nya. Ini selalu sejalan dengan larangan-larangan Allah untuk memakannya, sebab
hikmah kebijak-sanaan yang membawa manfaat untuk larangan ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang
seluruh makhluk-Nya. Dan di sisi lain ini juga dapat sudah mantap dalam keberagamaannya, serta memiliki
merupakan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang tekad yang kuat, tidak mengarahkan pandangan kepada
menyatakan bahwa, setelah Allah swt. menciptakan langit selain-Nya, serta tidak pula memiliki keinginan untuk

218Quraish Shihab, jilid IV, 139


219Quraish Shihab, jilid IV, 140 144Quraish Shihab, jilid III, 24

160 97
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

membangkang. Oleh karena itulah Allah melanjutkannya “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada-Nya
dengan natijah dan sebab hal di atas sesudah larangan- dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.”217
larangan itu. Berbeda halnya dengan pandangan Sayyid
Quthub sebagaimana dikutip oleh Quraish bahwa Dalam perbedaan-perbedaan pendapat ini bukanlah
penempatan penggalan ayat di atas, yang sepintas kelihatan berarti ada ayat-ayat al-Qur’an yang saling bertentangan,
tidak berhubungan, ini menunjukkan kesatuan ajaran akan tetapi ini adalah merupakan isyarat tentang relativitas
Islam, antara aqidah, syari’at dan akhlak. Agama, menurut- waktu. Ada pelaku yang menempuh jarak tertentu dalam
nya, “Merupakan satu kesatuan, baik yang berkaitan waktu yang lebih cepat daripada pelaku yang lain. Cahaya,
dengan pandangan yang menyangkut ide dan keyakinan, misalnya, memerlukan waktu lebih singkat dibanding
yang menyangkut syiar-syiar dan ibadah, halal dan haram, dengan suara untuk mencapai satu sasaran, demikian
maupun yang berhubungan dengan ketentuan sosial dan seterusnya.
internasional. Semuanya itulah yang dinamai ad-diin/ Sementara itu dalam penggalan ayat yang berbunyi:
agama, itulah yang disempurnakan, dan itulah nikmat yang tsumma istawaa ‘alaa al-‘arsy. Dalam hal ini para ulama juga
dinyatakan-Nya sebagai dicukupkan oleh-Nya145. berbeda pendapat. Ada ulama yang enggan menafsirkan-
Sedangkan menurut Thahir Ibnu ‘Asyur, sebagaimana nya, “Hanya Allah swt yang tahu maknanya”, demikian
dikutip oleh Quraish, menurutnya bahwa penggalan ayat yang diungkapkan ulama-ulama salaf (Abad I-III H). Kata
tersebut ditempatkan di sini karena sebelumnya Allah swt. istawaa dikenal oleh bahasa kaifiyat/caranya tidak diketahui,
telah mengharamkan sekian banyak hal yang termasuk akan tetapi mempercayainya adalah merupakan kewajiban,
ajaran syirik, penyembelihan atas nama selain Allah, yang dan menanyakannya adalah bid’ah.” Demikian ucap Imam
disembelih atas nama berhala-berhala dan mengundi nasib Malik ketika makna kata tersebut ditanyakan kepadanya.
dengan anak panah. Larangan itu merupakan hal-hal yang Sedangkan ulama-ulama sesudah abad ke III berusaha
memberatkan mereka karena selama ini telah menjadi adat menjelaskan maknanya dengan mengalihkan makna kata
kebiasaan serta mengakibatkan pembatasan penghasilan istawaa dari makna dasarnya, yaitu bersemayam ke makna
mereka. Maka di sini, Allah mengingatkan mereka bahwa majasi yaitu ‘berkuasa’, dan dengan demikian penggalan
semua itu tidak lain untuk menyempurnakan agama mereka ayat ini bagaikan menegaskan tentang kekuasaan Allah
serta mengeluarkan mereka dari kesesatan jahiliyah. Karena swt. dalam mengatur dan mengendalikan alam raya ini,
mereka telah didukung oleh agama yang agung yang tetapi tentu saja hal tersebut sesuai dengan kebesaran dan
mengantar kepada kemashlahatan mereka, yang kesucian-Nya dari segala sifat kekurangan dan
seharusnya mereka juga menerima dengan tulus apa yang

145Quraish Shihab, jilid II, 25 217Quraish Shihab, jilid IV, 138

98 159
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sama. Demikian juga sebaliknya, silih berganti dan mereka rasakan berat itu demi kemaslahatan mereka karena
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang diperlukan hal-hal yang berat demi kesempurnaan.146
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya, yakni Allah
menetapkan bagi-Nya hukum-hukum yang berlaku Menurut Thabathaba’i sebagaimana dikutip oleh
atasnya dan benda-benda itu tidak dapat mengelak dari Quraish bahwa penggalan ayat dan telah Ku-cukupkan kepada
hukum-hukum yang ditetapkan Allah itu. Ingatlah, kamu nikmat-Ku, membahas antara perbedaan kata akmaltu
menciptakan, yakni menetapkan ukuran tertentu bagi setiap yang diterjemahakan dengan Ku-sempurnakan dan atmamtu
ciptaan dan memerintah, yakni mengatur dan menguasai apa yang diterjemahkan dengan telah Ku-cukupkan. Menurutnya,
yang diciptakan-Nya itu hanyalah hak Allah semata-mata. kata akmaltu digunakan untuk menggambarkan gabungan
Mahasuci Allah, Mahamantap lagi banyak karunia-Nya. Dia dari sekian banyak hal yang masing-masing sempurna
adalah Tuhan semesta alam.216 dalam satu wadah yang utuh, sedang atmamtu adalah
menghimpun banyak hal yang belum sempurna sehingga
Penggalan ayat yang berbunyi: sittati ayyaam/ enam dengan terhimpunnya ia menjadi sempurna.147 Sementara
hari hal ini menjadi bahasan bagi banyak mufassir, ada itu, menurut Quraish bahwa penggalan ayat wa radhiitu
yang memahaminya dalam arti enam kali 24 jam. Kendati lakum al-Islaama diinan/dan telah Ku-ridhai Islam (penyerahan
ketika itu matahari, bahkan alam raya belum lagi tercipta, diri) menjadi agama bagi kamu. Lebih lanjut ia mengatakan,
dengan alasan ayat ini ditujukan kepada manusia dan bahwa yang tersirat dari kata diin yang diterjemahkan
menggunakan bahasa manusia, sedangkan manusia dengan agama dan yang seakar dengan kata utang bahwa
memahami sehari sama dengan 24 jam. Ada lagi yang ini menunjukkan keberagamaan menuntut “pembayaran
memahaminya dalam arti hari menurut perhitungan Allah, utang” kepada Allah. Namun karena kita tidak mampu,
sedangkan menurut al-Qur’an: Sesungguhnya sehari di sisi Islam (penyerahan diri) itulah pembayaran utang. Hal ini
Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan tentu saja saat kita menyerahkan diri, tentu harus tunduk
kamu (QS. al-Hajj (22): 47. Sementara ulama yang lainnya mengikuti sepenuhnya perintah dan menjauhi larangan-
menegaskan bahwa manusia mengenal aneka perhitungan. Nya sehingga, dalam keadaan demikian, kita tidak memilki
Perhitungan ini berdasarkan kecepatan cahaya, atau suara, sesuatu apa pun.148
atau kecepatan detik-detik jam. Bahkan al-Qur’an sendiri
pada satu tempat menyebut sehari sama dengan seribu Dengan demikian, jelas bahwa dalam ayat ini Allah
tahun. Sebagaimana dalam surah al-Hajj yang dikutip di menggabungkan larangan-larangan-Nya yang harus di-
atas, dan di tempat lain menyebutkan selama lima puluh patuhi oleh semua muslim, yang kemudian diakhir ayat
ribu tahun, yakni dalam surah al-Ma’arij (70): 4. Ditegaskan
146Quraish Shihab, jilid II, 27
147Quraish Shihab, jilid II, 28
216 Quraish Shihab, jilid IV, 137 148Quraish Shihab, jilid II, 28-29

158 99
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Allah menutup dengan kesempurnaan agama adalah berakhir dengan kekekalan di neraka. Ayat ini menjelaskan
Islam, hal ini tak lain mengajarkan bahwa dalam keadaan mengapa demikian, yakni karena Tuhan semua makhluk
beragama yang utuh tentulah kita harus menjauhi semua adalah Allah Yang Maha Esa. Dialah satu-satunya yang
larangan-larangan-Nya. mengatur semua makhluk, dan mereka senua harus
tunduk, taat, dan mensyukuri-Nya Dia harus diesakan
3. Surah al-Baqarah (2) ayat 208 karena: Pertama, Dia Yang Mahakuasa yang menciptakan
  langit dan bumi, kemudian mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan kedua makhluk-Nya dalam satu sistem
 
yang sangat rapi lagi berhubungan erat melalui penagturan
  
Tuhan seru sekalian alam. Kedua, Dia yang menyediakan
  
buat mereka rizki, antara lain dengan menumbuhkan
   tumbuh-tumbuhan yang dapat mereka nikmati. Hal itu
    dilakukan-Nya dengan satu cara yang sangat menakjubkan
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dan degan cara lemah lembut, yaitu dengan menurunkan
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut hujan. Maka dengan demikian, Dia adalah Tuhan dan tidak
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu ada Tuhan selain Dia.215
musuh yang nyata bagimu”149
Sementara itu al-Biqai sebagaimana dikutip Quraish
Menurut Ibnu Katsir dalam menerangkan ayat ini secara singkat menjelaskan bahwa sesungguhnya Tuhan
yakni perintah dari Allah swt. Bagi Hamba-hambaNya Pemelihara dan Pembimbing serta yang menciptakan kamu
yang mukmin agar menjalankan syari’at Islam secara utuh dari tiada dan akan membangkitkan kamu ialah Allah Yang
segala yang diperintahkan serta meninggalkan segala yang Maha Esa yang telah menciptakan semua langit dan bumi, yakni
dilarang. Kata udkhulu fis silmi bimakna tha’at150. alam raya dalam enam hari, yakni enam masa atau periode.
Kemudian Dia bersemayam di atas arsy. Dia berkuasa dan
Sedangkan menurut Quraish bahwa dari penggalan mengatur segala yang diciptakan-Nya sehingga berfingsi
ayat yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, dengan sebagaimana yang Dia kehendaki. Antara lain: Dia
ucapannya, baik yang sudah maupun yang belum dibenar- menutupkan malam dengan kegelapannya kepada siang,
kan imannya oleh perbuatannya, masuklah kamu dalam demikian juga hal dengan siang yang mengikutinya dengan
kedamaian (Islam) secara menyeluruh. Kata as-silm, yang diter- cepat sehingga begitu siang datang dalam kadar tertentu,
jemahkan dengan kedamaian atau Islam, maka dasarnya begitu juga kegelapan malam pergi dalam kadar yang

149QS, al-Baqarah (2): 208


150Ibnu Katsir, jilid I, 292 215Quraish Shihab, jilid IV, 136

100 157
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah adalah damai atau tidak mengganggu. Dalam hal ini orang
menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, beriman diminta untuk memasukkan dirinya secara total
kemudian Dia bersemayam di atas arsy. Dia ke dalam Islam secara menyeluruh sehingga semua
menutupkan malam kepada yang mengikutinya kegiatannya selalu berada dalam koridor kedamaian. Ia
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula, matahari, akan damai dengan dirinya, keluarganya, dengan seluruh
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta alam raya
kepada perintah-Nya. Ingatlah! Menciptakan dan ini, maka dengan demikian akan menjadi kaffah, yakni
memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, secara menyeluruh tanpa terkecuali.151 Sedangkan kata
Tuhan semesta alam.”214 khuthuwaat asy-syaithan/langkah- langkah setan mengandung
isyarat bahwa setan dalam menjerumuskan manusia
Dalam hal ini Sayyid Quthub sebagaimana dikutip
menempuh jalan bertahap, langkah demi langkah, yang
Quraish mengatakan bahwa dalam ayat-ayat yang lalu
menyebabkan yang dirayu tidak menyadari bahwa dirinya
telah diuraikan tentang asal kejadian manusia hingga
telah terjerumus ke jurang kebinasaan. Sementara itu
kebangkitannya, maka ayat selanjutnya ini menguraikan
menurut Quraish bahwa penggalan ayat wa radhiitu lakum
tentang alam raya serta lembaran-lembarannya yang
al-Islaama diinan/dan telah Ku-ridhai Islam (penyerahan
terhampar serta terlihat oleh pandangan mata. Pada ayat ini
diri) menjadi agama bagi kamu.
meng-arahkan pandangan mata kepada mata hati ke arah
rahasia-rahasia alam yang terpendam serta fenomenanya Dari keterangan ayat di atas maka dapat disimpulkan
yang tampak; seperti malam yang selalu mengejar siang di bahwa ayat ini menuntut setiap yang beriman agar
planet yang beredar ini; demikian juga matahari, bulan dan melaksanakan semua ajaran Islam, janganlah hanya
bintang-bintang di angkasa yang tunduk kepada kehendak mengamalkan sebagian saja, dan menolak serta mengabai-
Allah, kepada angin yang bertiup di udara, awan yang kan ajaran yang lainnya. Dalam hal ini setan akan selalu
bertiup dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga menggoda manusia baik ia yang memang beriman mau-
hujan turun dan menyuburkan tanah yang gersang. pun yang durhaka.
Kesemuanya ini untuk mengajak manusia tunduk dan taat
kepada Allah yang mengatur alam raya dan menetapkan
hukum-hukum-Nya. Sedangkan Thabathaba’i sebagaimana
dikutip oleh Quraish mengata-kan bahwa kelompok ayat-
ayat ini berhubungan erat denagan ayat-ayat yang lalu,
karena ayat-ayat yang lalu menegaskan akibat buruk dari
syirik dan peng-ingkaran terhadap ayat-ayat Allah yang

214QS, al-A’raf (7), 54 151Quraish Shihab, jilid I, 544- 545

156 101
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Paham ini pada prinsipnya menerima alam jagat raya


sebagai realitas, alam yang dapat kita alami. Tetapi tidaklah
cepat-cepat mengatakan bahwa wujudnya alam itu seperti
BAB VIII tampaknya kepada manusia. Alam itu perlu diselidiki dan
TAFSIR AYAT-AYAT di kritik. Jadi, realism kritikal menerima realitas alam, alam
TENTANG AKHLAK, KEADILAN, KEJUJURAN/ yang berubah-ubah. Dengan demikian, dengan berbagai
MORAL macam pandangan tentang alam ini, hal ini baru terbatas
pada asal usul alam tersebut belum mencakup tentang
(Surah al-Qalam ayat 4, an-Nisa’ ayat 67-68, dan ayat 135, substansi serta materi alam itu sendiri. Maka hal ini
an-Nahl ayat 105, at-Taubah ayat 119) tentulah belum tuntas. Untuk itulah perlu adanya kajian
yang terkandung dalam al-Qur’an tentang alam jagad raya
ini serta implikasinya bagi manusia pada umumnya. Untuk
Kata akhlak yang berasal dari bahasa Arab, jama’ dari membahas masalah ini ada banyak ayat al-Qur’an yang
khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, menjelaskannya antara lain:
kelakuan, atau tabi’at. Kata tersebut mengandung per-
sesuaian dengan perkataan khulqun yang berarti kejadian, 1. Surah al-‘Araf (7) ayat 54
yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti
pencipta, demikian pula dengan makhluuqun yang berarti   
yang diciptakan.  

Ibnu Athir menjelaskan bahwa hakikat makna khuluq   
itu ialah gambaran bathin manusia yang tepat (jiwa dan   
sifat-sifatnya), sedangkan khaluq merupakan gambaran   
bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya  
tubuh dan sebagainya. Sedangkan Ibnu Maskawaih  
mendefinisikan yakni keadaan jiwa seseorang yang  
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan  
tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu).    
Menurut Imam Ghazali ia mengartikan akhlak dengan
  
sesuatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya
  
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih dahulu). Lain
 

102 155
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

yang ketiga yang merupakan kompromi dari kedua halnya dengan Ahmad Amin ia mendefinisikan akhlak
mazhab tersebut. dengan Adatul-Iradah (kehendak yang dibiasakan). Sedang-
kan Farid Ma’ruf menyimpulkan bahwa akhlak adalah
Mazhab realisme beranggapan bahwa alam jagat raya kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan
ini sungguh-sungguh ada, alam jagat adalah realitas seperti mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan
tampaknya. Persoalan dari mana datangnya alam jagad ini, pikiran terlebih dahulu.152
tak perlu dijawab. Alam jagat itu wujud, terimalah apa dan
bagaimana adanya. Jadi, mazhab ini menerima segala 1. Surah al-Qalam (68) ayat 4
realitas apa yang tampak kepada kita dan sebagai
nampaknya itu, yang lain bukanlah realitas. Mazhab ini   
juga menyatakan bahwa di luar perubahan yang nampak,  
tak ada sesuatu yang sungguh-sungguh ada, yang ada Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di
yang hanya berubah belaka. Maka dari itu ia tidak tetap,
atas budi pekerti yang agung.”153
itulah materi. Karenanya realisme dan materialisme
memang serupa. Kedua mazhab ini memang tidak Kata khuluq, jika tidak dibarengi dengan ajektifnya,
menjawab pertanyaan dari mana datangnya alam jagat, maka selalu berarti budi pekerti yang luhur, tingkah laku, dan
karena dianggap tidak perlu. Mazhab ini juga mengabai- watak terpuji. Sedangkan kata ‘ala mengandung makna
kan tentang ketidaksempurnaan wujud yang berubah itu. kemantapan. Di sisi lain ia juga mengesankan bahwa Nabi
Perubahan itu diakui sebagai fakta. Jadi perubahan alam Muhammad saw. yang menjadi mitra bicara ayat-ayat di
merupakan keterangan terakhir daripada realitas alam jagat atas berada di atas tingkat budi pekerti yang luhur, bukan
raya. sekadar berbudi pekerti luhur. Dan memang Allah akan
menegur beliau jika bersikap dengan sikap yang hanya baik
Mazhab idealisme yang beranggapan bahwa yang dan telah biasa dilakukan oleh orang-orang yang dinilai
merupakan relaitas hanyalah ide. Ide itu tetap, tak berubah. sebagai berakhlak mulia.154 Selanjutnya, Quraish
Ini merupakan kebalikan dari paham materialism. Jadi, mengatakan bahwa keluhuran budi pekerti Nabi
idealism adalah merupakan betul-betul kebalikan dari Muhammad saw. yang mencapai puncaknya itu bukan saja
realism. Berkenaan dengan ini mazhab idealism berkata dilukiskan dalam ayat di atas dengan kata innaka/
kalau realitas itu memang sungguh-sungguh wujud, maka
tak boleh terkandung padanya ketidakwujudan. Perubahan
152H.A.Musthafa, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia,
itu bermakna ketidakwujudan atau ketidaksempurnaan.
1999, 12-13
Kalau Sesuatu berubah, maka itu bukanlah realitas yang 153QS, al-Qalam (68): 4
mempunyai wujud yang penuh. Ketiga realisme kritikal. 154Quraish Shihab, jilid XIV, 244. Lihat juga dalam Quraish Shihab

jilid XV, 70-71

154 103
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sesungguhnya engkau, tetapi juga dengan tanwin (bunyi


dengung) pada kata khuluqin dan huruf lam yang diguna-
kan untuk mengukuhkan kandungan pesan yang
menghiasi kata ‘ala di samping kata ‘ala itu sendiri, BAB XI
sehingga berbunyi la ‘alaa, dan yang terakhir pada ayat ini TAFSIR AYAT-AYAT
adalah penyifatan khuluq itu oleh Tuhan yang Mahaagung, TENTANG KEJADIAN ALAM SEMESTA
dengan kata ‘adzim/agung. Menurut Sayyid Quthub
sebagaimana dikutip oleh Quraish bahwa adalah (Surah al-‘Araf ayat 54, al-Baqarah ayat 29,
kemampuan beliau menerima pujian ini dari sumber Yang al-Anbiya ayat 30)
Mahaagung dalam keadaan mantap tidak luluh di bawah
tekanan pujian yang demikian besar itu, tidak pula
guncang kepribadian beliau, yakni tidak menjadikan beliau Kajian tentang asal usul kejadian alam semesta
angkuh. Beliau menerima pujian itu dengan penuh (dunia) dan berbagai aspek yang terkandung di dalamnya
ketenangan dan keseimbangan. Keadaan beliau itu, telah menarik perhatian para filosof sejak dahulu kala.
menjadikan bukti melebihi dari bukti yang lain tentang Thales misalnya, mengatakan bahwa alam semesta berasal
keagungan beliau.155 Sementara itu, ulama yang lainnya dari air. Sementara itu, Anaximandros menyatakan bahwa
memahami kata khuluqin ‘adzim dalam arti agama ini alam berasal dari uap, dan Anaximenes mengatakan bahwa
didasarkan pada firman Allah yang berbunyi: innaka ‘ala alam berasal dari aperion.213 Sedangkan pada masyarakat
shiraathin mustaqiim (QS. az-Zukhruf (43): 43, sedang shiraath primitif, alam diyakini sebagai suatu yang mengandung
al-mustaqiim antara lain dinyatakan oleh al-Qur’an sebagai misteri. Gunung yang meletus, danau yang dalam dan tak
agama. pernah kering, pohon yang berusia ratusan tahun, orang-
orang yang berusia panjang dan sebagainya dianggap
2. Surah an-Nisa’ (4) ayat 67-68 sebagai yang mengandung misteri. Benda-benda tersebut
selanjutnya ditakuti, dimintakan perlindungannya, dan
   dipuja dengan cara memberikan sesajen, pengorbanan dan
  lain sebagainya. Selanjutnya, di kalangan para filosof
  modern paling kurang terdapat tiga jawaban terhadap asal
 usul kejadian alam tersebut. Pertama, pandangan yang
  ekstrim yaitu realisme dan idealisme, sedangkan mazhab

213Mohammad Hatta, Berkenalan dengan Filsafat Yunani, (Jakarta:
155Quraish Shihab, jilid XIV, 244 Gramedia, 1980), 14-17

104 153
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Artinya: ”Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada
Dan jika apa yang engaku lakukan membawa kebaikan mereka pahala yang besar dari sisi Kami (67), Dan
kami akan menyertaimu dan mengambil bagian di pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus
dalamnya. Dan jika ada pada kami membawa kebaikan (68)”156
untukmu, maka sebaiknya engkau ikut kepada kami dan
Dalam penggalan pada ayat 67 yang berbunyi min
akaun akan mengambil bagian di dalamnya. Mendengar
ladunna ajran ‘azhiiman, ini mengandung banyak
permohonan yang demikian itu, Rasulullah saw berkata:
penekanan. Pertama kata min ladunn yang digunakan untuk
Aku berlindung diri kepada Allah dari perbuatan yang
menggambarkan anugerah husus dari Allah yang biasanya
menyekutukan (syirik) kepada selain Allah. Kemudian
tidak diketahui hakikatnya, tidak juga terjangkau betapa
turunlah surah tersebut sebagai penolakan ajakan dari
besar dan agungnya. Kedua, penggunaan bentuk nakirah
kaum musyrikin Quraisy. Maka setelah itu Rasul pergi ke
pada kata ajaran dan dengan bunyi dengung tanwin
Masjidil Haram dan di sana terdapat para pembesar
mengandung makna keagungan sehingga ia menunjukkan
Quraisy, Rasulullah menemui pemimpin Quraisy tersebut
bahwa ganjaran tersebut sedemikian agung dan tidak
kemudian mem-bacakan surah tersebut sampai selesai.
terbatas. Bahkan ditambah lagi dengan kata ‘azhiiman, yang
Mereka kemudian berputus asa, dan ber-sepakat untuk
juga berarti agung.157
menyakiti Rasulullah dan para sahabatnya hingga
kemudian Nabi dan para sahabatnya hijrah ke Madinah. Sedangkan kata wa lahadainaahum shiraathan
Surat ter-sebut turun di Mekah setelah surah al-Ma’un mustaqiiman/ dan pasti Kami tunjuki mereka jalan yang lurus,
berjumlah enam ayat.212 menurutnya hidayah yang diberikan Allah adalah hidayah
berupa naluri, pancaindra, akal, hidayah agama. Kata ash-
shiraath ini terambil dari kata yang bermakna menelan, jalan
yang lebar dinamai dengan shirath, karena ia sedemikian
lebar sehingga bagaikan menelan si pejalan. Shirath yang
dipohonkan yang dilukiskan dalam ayat ini adalah al-
mustaqiim, yakni yang lurus, karena kalau jalan cuma luas
dan tidak lurus, maka tentunya perjalanan yang akan
ditempuh untuk mencapai tujuan menjadi panjang.158
Dengan demikian jelaslah bahwa jalan yang dipohonkan

156QS,an-Nisa’ (4): 68
157Quraish Shihab, jilid II, 605
212Ahmad Mustafa al-Maraghiy, jilid X, 320 158Quraish Shihab, jilid II, 606

152 105
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

sebagaimana termaktub dalam ayat ini yakni jalan yang bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku
lebar, luas serta lurus yang dapat mengantar kepada tidak pernah menjadi penyemah apa yang kamu
kebahagiaan dunia dan akhirat. sembah dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah
3. Surah an-Nisa’ (4) ayat 135 agamamu, dan untukku-lah agamaku.210
   Kandungan surah al-Kafirun ini berkenaan dengan
  kandungan surah yang sebelumnya, yaitu surah al-Kautsar.
  Jika pada surah al-Kautsar, Allah memerintahkan pada
   Rasul-Nya agar beribadah dengan ikhlas dan bersyukur
   atas nikmat-Nya. Maka pada surah al-Kafirun ini berisi
 penjelasan terhadap apa yang diisyaratkan terdahulu
   kepada manusia, yaitu jauh sebelum manusia dilahirkan,
   yakni ketika berada dalam kandungan ia sudah menyatakan
   beriman kepada Allah swt. Hal ini yang dinyatakan dalam
    ayat yang berbunyi: Maka apabila Aku telah menyempurnakan
  kejadiannya (di dalam kandungan ibunya), dan telah meniupkan
   kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud211
 
   Menurut al-Maraghi, bahwa surat ini turun berkenaan
   dengan riwayat yang menyatakan bahwa al-Walid bin
  Mughirah al-‘Ash bin Wail al-Sahmy dan al-Aswad bin
Abdul Muthallib, dan Umayyah bin Khalaf dari kelompok
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
lain pemimpin Quraisy datang kepada Nabi Muhammad
orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi
saw. Mereka berkata: Hai Muhammad ikutilah agama kami
saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
dan kami akan mengikuti agama kamu dan mengarahkan
atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya
urusan-urusan kepada kamu. Engkau menyembah Tuhan
ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti 210QS,al-Kafirun (109): 1-6
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari 211Yang dimaksud sujud disini bukanlah menyembah. Tetapi
kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata- sebagai penghormatan. Lihat Departemen Agama RI AL-Qur’an dan
kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an Pelita I,
1978, 399

106 151
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

keyakinan agama mereka sedikit atau banyak telah Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu
tersentuh sehingga menimbulkan kebencian dan per- kerjakan”.159
musuhan sehingga segalanya menjadi berubah. Dengan
demikian, sikap hati-hati dari pihak kaum muslimin harus Penggalan ayat kuunuu qawwaamiina bi al-qisth/ jadilah
ditingkatkan. Tentu saja kehati-hatian ini tidak saja hanya penegak-penegak keadilan, merupakan redaksi yang sangat
tertuju terhadap orang-orang Yahudi, akan tetapi terhadap kuat. Perintah berlaku adil dapat dikemukakan dengan
semua yang memiliki sikap dan sifat yang dijelaskan dalam menyatakan: ‘idiluu/berlaku adillah. Maka dalam ayat ini
ayat ini. Akan tetapi sebaliknya, terhadap mereka yang memerintah-kan secara sempurna dan penuh perhatian
secara jelas dan tidak diragukan kerja sama dan untuk melaksanakan penegakan keadilan menjadi sifat
persahabatannya, maka larangan dalam ayat ini tidak akan yang melekat pada diri kamu dengan melaksanakannya
berlaku secara ketat terhadap mereka. Dengan kata lain dengan penuh ketelitian sehingga tercipta dalam aktivitas
bahwa ayat ini diakhiri dengan kata jika kamu berakal, ini lahir batinmu, dengan kata lain jangan sampai ada yang
dimaksudkan bahwa kaum muslimin diperintahkan untuk mengeruhkan keadilan yang bersumber dari dirimu.160
menggunakan akal dan pikiran untuk menimbang dan Selanjutnya, pada penggalan ayat suhadaa Lillah/menjadi
menganalisa sikap dan tingkah laku siapa pun yang diduga saksi-saksi karena Allah meng-isyaratkan bahwa persaksian
akan memusuhi Islam. yang ditunaikan itu hendaknya demi karena Allah, bukan
untuk tujuan-tujuan duniawi yang tidak sejalan dengan
3. Surah al-Kafirun (109) ayat 1-6 nilai-nilai Ilahi. Menurut Ibnu Jarir ath-Thabari
sebagaimana dikutip oleh Quraish bahwa ayat ini turun
  adalah berkenaan dengan kasus antara yang kaya dan
   miskin, di mana hati Nabi cenderung untuk membela yang
   miskin karena iba kepadanya karena kemiskinannya. Maka
   meluruskan kecenderungan tersebut melalui ayat ini.161
  
    Firman Allah: falaa tattabi’uu al-hawaa an ta’diluu yang
    diter-jemahkan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
   ingin menyimpang dari kebenaran, dengan kata lain
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena enggan
  
berlaku adil. Sedangkan kata khabiir, ini digunakan untuk
   
Artinya: ”Katakanlah: Hai orang-orang kafir! Aka tidak akan 159QS,an-Nisa’(4): 135
menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu 160Quraish Shihab, jilid II, 757
161Quraish Shihab, jilid II, 758

150 107
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

siapa yang mendalami masalah. Menurut Imam Ghazali, al- disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi dari pada
khabiir adalah yang tidak tersembunyi bagi-Nya hal-hal apa yang kamu dengar dari ucapan-ucapan buruk itu.
yang sangat dalam dan yang disembunyikan, serta tidak Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat, yakni
terjadi sesuatu pun dalam kerajaan-Nya di bumi maupun tanda-tanda yang membedakan kawan dari lawan
di alam raya kecuali diketahui-Nya, tidak bergerak satu sehingga jika kamu berakal, pastilah kamu tidak akan
dzarrah atau diam, tidak bergejolak jiwa, tidak juga tenang, menjadikan mereka teman-teman kepercayaan kamu.208
kecuali ada beritanya di sisi-Nya.162
Sementara ulama memahami ayat ini sebagai
Dengan demikian, jelaslah bahwa ayat ini larangan bergaul sangat akrab dengan orang-orang Yahudi.
memerintahkan untuk menegakkan keadilan dengan Ada juga sebagian yang memahaminya sebagai larangang
sempurna yang menjadikan ia melekat pada diri dengan terhadap orang-orang munafik. Teks ayat yang bersifat
melaksanakannya dengan ketelitian serta tercerminkan umum ini menurut pendapat yang lain yang menyatakan
dalam semua aktivitas dalam kehidupan, penegakan bahwa ia bersifat umum, dalam artian siapa pun yang
keadilan itu dilaksanakan baik terhadap yang kaya bersifat sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat di
maupun bagi yang miskin. atas, walau pun ayat ini turun dalam konteks pembicaraan
tentang orang-orang Yahudi. Dalam hal ini al-Qurthubi
4. Surah an-Nahl (16) ayat 105 sebagaimana dikutip Quraish bahwa ayat ini melarang
  orang-orang mukmin untuk menjadikan orang-orang kafir,
orang-orang Yahudi, kelompok-kelompok yang dikuasai
  
oleh hawa nafsu mereka, sebagaimana teman-teman yang
 
sangat akrab dengan meminta saran mereka atau
  
menyerahkan urusan kaum muslimin kepada mereka.209
 
 Sebelum datangnya Islam, penduduk Madinah, baik
suku Aus ataupun Khazraj, mereka telah menjalin
Artinya: ”Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan,
hubungan akrab dan kerja sama dalam bidang pertahanan
hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
dan ekonomi yang sangat kukuh dengan orang-orang
ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang
Yahudi. Sekian lama setelah datangnya Islam, jalinan
pendusta.”163
tersebut masih cukup kuat, padahal situasi telah berubah.
Menurut Quraish bahwa ayat ini Kata hum/mereka Ketika Islam datang, kepentingan ekonomi dan politik serta

162Quraish Shihab, jilid II, 578 208Quraish Shihab, jilid II, 234
163QS, an-Nahl (16): 105 209Quraish Shihab, jilid II, 234

108 149
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

   pada penutup ayat di atas, setelah kata ulaaik/itulah,
berfungsi mengkhususkan mereka itu sebagai pembohong-
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu pembohong sejati. Seakan-akan ayat ini menyatakan bahwa
ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang tidak ada pembohong sejati kecuali mereka. Memang, ada
yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak pembohong selain mereka, akan tetapi kedurhakaan akibat
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. tuduhan yang sangat buruk itu telah mencapai puncaknya
mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah sehingga seakan-akan kedurhakaan pembohong-pembohong
nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
yang lain tidak berarti dibandingkan dengan mereka dan,
disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar
dengan demikian, merekalah yang secara khusus
lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-
merupakan pembohong-pembohong sejati.164
ayat (Kami), jika kamu memahaminya”.207
5. Surah at-Taubah (9) ayat 119
Orang-orang kafir mereka tidak segan-segan untuk
mengguna-kan harta dan kecantikan atau ketampanan  
untuk menjerumuskan seseorang serta dengan meng-  
gunakan semuanya itu mereka dapat menarik hati kaum   
muslimin sehingga dengan daya tarik itu akan dapat  
menimbulkan persahabatan yang sedemikian kental
sampai-sampai rahasia-rahasia yang tidak sewajarnya Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada
diketahui pihak lain pun dibocorkan kepada mereka yang Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang
bermaksud buruk itu. Karena itulah, menurut Quraish ayat yang benar.”165
ini memperingatkan orang-orang yang beriman, dari
pengikut Nabi Muhammad saw. janganlah kamu ambil Anugerah Allah yang diraih oleh mereka yang
menjadi teman kepercayaanmu sehingga akan membocorkan diuraikan kisahnya oleh ayat yang lalu adalah karena
rahasiamu yang seharusnya kamu pendam di dalam hati, ketakwaan, kesungguhan, dan kebenaran mereka. Mereka
orang-orang yang di luar kalanganmu karena mereka tidak itulah yang hendaknya diteladani. Karena itu, Allah
henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Upaya mengajak Hai orang-orang yang beriman bertakawalah kepada
mereka itu disebabkan mereka menyukai apa yang menyusahkan Allah dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya sekuat
kamu. Sebenarnya sungguh, telah nyata bukti-bukti kebencian kemampuan kamu dan menjauhi segala larangan-Nya dan
mereka kepada kamu dari mulut, yakni ucapan-ucapan, hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar dalam sikap,
nada bicara atau keseleo lidah mereka, dan apa yang
164Quraish Shihab, jilid VI, 737
207QS. Ali-Imran (3): 118 165QS, at-Taubah (9): 119

148 109
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

ucapan dan perbuatan mereka.166 Sedang kata ash-shaadiqiin tingkah laku dan perlakuan yang adil, menanti datangnya
adalah bentuk jamak dari kata ash-shaadiq. Ia terambil dari waktu di mana lawan-lawannya dapat menerima kebaikan
kata shidq/benar, berita yang benar adalah yang sesuai yang ditawarkan sehingga mereka bergabung di bawah
kandungannya dengan kenyataan. Dalam pandangan panji-panjinya. Islam sama sekali tidak berputus asa
agama, ia adalah yang sesuai dengan apa yang diyakini. menanti di mana hati manusia akan menjadi jernih dan
Makna kata ini berkembang sehingga ia mencakup arti mengarah ke arah yang lurus itu.206
sesuainya berita dengan kenyataan, sesuainya perbuatan
dengan keyakinan, serta adanya kesungguhan dalam Dengan demikian jelas bahwa pada dasarnya ayat
upaya dan tekat menyangkut apa yang dikehendaki.167 tersebut berlaku untuk umum kapan saja dan di mana saja.
Walaupun ada sebagian ulama yang membatasi bahwa
Sedangkan al-Biqa’i sebagaimana dikutip oleh ayat tersebut hanyalah ditujukan kepada kaum musyrik
Quraish ia memahami kata ma’a/bersama sebagai isyarat Mekkah, namun ulama-ulama sejak masa Ibnu Jarir ath-
kebersamaan, walau dalam bentuk minimal. Memang Thabari telah membantahnya. Thahir Ibnu ‘Ashur sebagai-
seperti kata orang “jika Anda tidak dapat menjadi seperti mana dikutip Quraish menyatakan bahwa pada masa Nabi
manusia agung, tirulah mereka. Kalau Anda tidak dapat saw. sekian banyak suku musyrik yang justru bekerjasama
meniru mereka, maka bergaullah bersama mereka dan dengan Nabi saw. serta menginginkan kemenangan beliau
jangan tinggalkan mereka”.168 Dengan demikian, jelaslah meng-hadapi suku Quraisy di Mekkah. Mereka itu seperti
dalam ayat di atas menerangkan siapa yang selalu bersama Khuza’ah, Bani al-Harits Ibnu Ka’ab, dan Muzainah.
sesuatu, sedikit demi sedikit tentu ia akan terbiasa
dengannya. Karena itu, Nabi saw berpesan: “Hendaklah 2. Surah Ali-Imran (3) ayat 118
kamu (berucap dan bertindak) benar. Sebab kebenaran  
akan mengantarkan kebajikan dan kebajikan akan meng-
  
antarkan ke syurga. Dan seseorang yang selalu (berucap
   
dan bertindak) benar serta mencari yang benar, maka pada
 
akhirnya dinilai di sisi Allah sebagai shiddiq.
   
 
  
 
   
166Quraish Shihab, jilid VI, 280    
167Quraish Shihab, jilid VI, 280
168Quraish Shihab, jilid VI, 281 206Quraish Shihab, jilid XIII, 560

110 147
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

menyatakan: “Tidak melarang kamu memberi sebagian


dari harta kamu kepada mereka (ini tercantum dalam QS.
al-Baqarah (2): 272).205
BAB IX
Sementara itu al-Biqa’i sebagaimana dikutip Quraish TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG
memahami penggunaan kata ilaihim/kepada mereka yang KEMASYARAKATAN/ KEPEDULIAN SOSIAL
dirangkaikan dengan kata tuqsithu itu sebagai isyarat
bahwa hal yang diperintahkan itu hendaknya di antar (Surah Al-Hujurat ayat 10-11-12-13, An-Nahl ayat 91-92)
hingga sampai kepada mereka. Hal itu menurutnya
mengisyaratkan bahwa sikap yang diperintahkan ini
termasuk bagian dari hubungan yang diperintahkan dan Selain sebagai makhluk individual, manusia juga
bahwa itu tidak akan berdampak negatif bagi umat Islam sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individual,
walau mereka memaksakan diri mengirimnya dari jauh manusia membutuhkan makanan, minuman, pakaian,
karena memang Allah suka kelemah-lembutan dan segala tempat tinggal serta kebutuhan lainnya. Sedangkan sebagai
hal yang memberi imbalan atasnya dengan apa yang tidak makhluk sosial, ia tentu membutuhkan teman untuk
diberikan-Nya melalui hal-hal lain. Sedangkan Sayyid bergaul, untuk menyatakan suka dan duka, dan memenuhi
Quthub sebagaimana dikutip Quraish berkomentar bahwa berbagai kebutuhan lainnya yang bersifat kolektif. Manusia
Islam adalah agama damai serta akidah cinta. Ia satu sistem mem-butuhkan kedua sisi kehidupan tersebut. Karenanya,
yang bertujuan menaungi seluruh alam dengan naungan- sebagai makhluk sosial, manusia mau tidak mau harus
Nya yang berupa kedamaian dan cinta itu dan bahwa berinteraksi dengan makhluk lainnya, dan membutuhkan
semua manusia dihimpun di bawah panji Ilahi dalam lingkungan di mana ia berada. Dalam hal ini, tentulah ia
kedudukan sebagai saudara-saudara yang saling kenal membutuhkan lingkungan yang ramah, peduli, santun,
mengenal dan cinta mencintai. Tidak ada yang menghalangi saling menjaga serta saling menyayangi, bantu membantu,
arah tersebut kecuali tindakan agresi musuh-musuh-Nya taat pada aturan, tertib, disiplin, menghargai hak-hak asasi
dan musuh-musuh penganut agama ini. Ada pun jika manusia dan sebagainya. Dengan lingkungan yang
mereka itu bersikap damai, Islam sama sekali tidak demikian itulah, yang memungkinkan ia akan dapat
berminat untuk melakukan permusuhan, dan tidak juga melakukan aktivitasnya dengan tenang, tanpa terganggu
berusaha untuk melakukannya. Bahkan walaupun dalam oleh berbagai hal yang dapat merugikan dirinya. Dengan
keadaan bermusuhan, Islam tetap memelihara dalam jiwa demikian, al-Qur’an memberikan tuntunan dan sangatlah
faktor-faktor keharmonisan hubungan, yakni kejujuran memperhatikan pentingnya pembinaan masyarakat.169
205Quraish Shihab, jilid XIII, 599. Lihat juga Quraish Shihab, jilid I,
707 169Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat al-Qur’an, 231

146 111
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

1. Surah al-Hujurat (49) ayat 10,11,12 dan 13 Dzimmah (penduduk negeri dari Ahl al-Kitab yang
membayar pajak). Berbuat baik terhadap mereka adalah
- Surah al-Hujurat (49) ayat 10 salah satu bentuk akhlak mulia.203
  Sebab turun ayat ini adalah sebagaimana diceritakan
  Asma’ binti Abu Bakar ash-Shiddiq bahwa ibunya yang
   ketika itu masih musyrikah berkunjung kepadanya maka ia
  pergi menemui Rasul saw. bertanya: ”Bolehkah saya
  menjalin hubungan dengan ibu saya.” Nabi saw.
 menjawab: “Ya! Jalinlah hubungan baik dengannya” (HR.
Bukhari, Muslim). Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara,
melalui Abdullah Ibnu Zubair bahwa ibu Asma yang
sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
bernama Qutailah berkunjung membawa hadiah-hadiah
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
buat putrinya itu (Asma) tetapi ia enggan menerimanya
supaya kamu mendapat rahmat.”170
dan enggan juga menerima ibunya. Dia bertanya kepada
Kata innamaa digunakan untuk membatasai sesuatu. (saudaranya), ‘Aisyah ra. Maka, turunlah ayat ini. Nabi pun
Di sini kaum beriman dibatasi hakikat hubungan mereka memerin-tahkannya untuk menyambut ibunya dan
dengan persaudaraan. Ini seakan-akan tidak ada jalinan menerima hadiahnya.204
hubungan antar mereka kecuali persaudaraan itu. Kata ini
Sedangkan tabarruuhum terambil dari kata birr yang
juga dapat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang
berarti kebajikan yang luas. Salah satu nama Allah swt.
telah diterima sebagai suatu hal yang demikian itu adanya
adalah al-Bar. Ini karena demikian luas kebajikan-Nya.
dan telah diketahui oleh semua pihak secara baik. Namun
Dataran yang terhampar di persada bumi ini dinamai bar
penggunaan innama dalam konteks penjelasan tentang
karena luasnya. Dengan penggunaan kata tersebut oleh
persaudaraan antara sesama mukmin ini mengisyaratkan
ayat di atas, tercermin izin untuk melakukan aneka
bahwa sebenarnya semua pihak telah mengetahui secara
kebajikan bagi non-muslim selama tidak membawa
pasti bahwa kaum beriman bersaudara sehingga
dampak negatif bagi umat Islam. Sedangkan kata tuqsithu
semestinya tidak terjadi dari pihak mana pun hal-hal yang
terambil dari kata qisth yang berarti adil. Bisa juga ia
mengganggu persaudaraan itu.171
dipahami dalam arti bagian. Ibnu ‘Arabi, memahaminya
Sedangkan kata ikhwatun adalah bentuk jamak dari demikian dan atas dasar itu menurutnya, ayat di atas

170QS, al-Hujurat (49): 10 203Quraish Shihab, jilid XIII, 597


171Quraish Shihab, jilid XII, 598 204Quraish Shihab, jilid XIII, 598

112 145
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

mereka dan tidak pula melarang kamu berlaku adil kepada kata akh, kata ini awal mulanya diartikan dengan yang sama.
mereka. Dengan demikian jika dalam interaksi sosial mereka Karena persamaan dalam garis keturunan inilah yang
berada di pihak yang benar, sedang salah seorang di antara membuat persaudaraan, demikian juga dengan persamaan
kamu berada di pihak yang salah, kamu harus membela sifat atau bentuk apa pun. Misalnya, persamaan dalam hal
dan memenangkan mereka. Sesungguhnya Allah menyukai perborosan dengan setan yang mengkibatkan pemboros
orang-orang yang berlaku adil. Allah tidak lain hanya melarang bersaudara dengan setan (QS, al-Isra’ (17): 27). Dalam hal
kamu menyangkut orang-orang yang memerangi kamu dalam ini Thabathaba’i menerangkan sebagaimana dikutip oleh
agama dan mengusir kamu dari negeri kamu dan membantu Quraish, menurutnya bahwa hendaknya kita menyadari
orang lain dalam pengusiran kamu melarang kamu untuk bahwa firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang mukmin
menjadikan mereka teman-teman akrab tempat menyimpan bersadara” adalah merupakan ketetapan syari’at yang
rahasia dan penolong-penolong yang kamu andalkan. berkaitan dengan persaudaraan orang-orang mukmin dan
Barang siapa yang mengindahkan tuntunan ini, merekalah yang mengakibatkan dampak keagamaan serta hak-hak
orang-orang yang beruntung dan barang siapa yang yang ditetapkan agama. Misalnya, hubungan kekeluargaan
menjadikan mereka sebagai teman-teman akrab tempat antara orang tua dan anak dan saudara. Ada juga
menyimpan rahasia maka mereka itulah yang sungguh jauh persaudaraan yang memiliki dampak tertentu dalam
kebejatannya. Merekalah tidak lain orang-orang zalim yang pernikahan dan kewarisan.172
sungguh mantap kezalimannya.
Sementara itu kata akhawaikum, bahwa kata tersebut
Kata lam yuqaatiluukum/tidak memerangi kamu yang adalah bentuk dual dari kata akh. Penggunaan bentuk dual
menggunakan bentuk mudhari/present tense. Ini dipahami di sini untuk mengisyaratkan jangankan banyak orang, dua
sebagai bermakna ‘mereka secara faktual sedang pun, jika mereka berselisih, haruslah diupayakan ishlah
memerangi kamu,’ sedangkan kata fii yang berarti dalam antar mereka sehingga persaudaraan dan hubungan
mengandung isyarat bahwa ketika itu mitra bicara harmonis mereka terjalin kembali.173
bagaikan berada dalam wadah tersebut sehingga tidak ada
dari keadaan mereka yang berada di luar wadah itu. Dengan demikian maka jelaslah bahwa dalam ayat ini
Dengan kata lain fii ad-diin/ dalam agama, menurut al-Biqa’i menegaskan pada kita semua bahwa persatuan dan
sebagaimana dikutip Quraish ini tidak termasuklah kesatuan serta hubungan harmonis antar anggota
peperangan yang disebabkan kepentingan duniawi yang masyarakat kecil atau pun besar, maka akan melimpahkan
tidak ada hubungannya dengan agama, dan tidak termasuk rahmat bagi kita semua. Sebaliknya, perpecahan dan
pula siapa pun yang tidak secara faktual memerangi Islam keretakan hubungan mengandung lahirnya bencana buat
antara lain pada lain pada masa Nabi, yakni suku
Khuzaa’ah demikian juga wanita-wanita, dan Ahl adz- 172Quraish SHhihab, jilid XII, 600
173Quraish Shihab, jilid XII, 601

144 113
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

semua, yang tentu pada puncaknya akan melahirkan  


pertumpahan darah dan perang saudara sebagaimana  
dipahami dari kata qitaal yang puncaknya adalah   
peperangan.   
- Surah al-Hujurat (49) ayat 11
 
  
 
Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan
  
Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
    memerangimu karena agama dan tidak (pula)
   mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
   menyukai orang-orang yang Berlaku adil (8).
    Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu
    menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang
  memerangimu karena agama dan mengusir kamu
  dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk
 mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka
   sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang
  yang zalim (9).”
    Perintah untuk memusuhi kaum kafir (non-muslim)
   yang diuraikan dalam ayat-ayat yang lalu boleh jadi
   menimbulkan kesan bahwa semua non-muslim harus
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah dimusuhi. Maka untuk menampik kesan keliru ini, ayat-
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan ayat di atas menggariskan prinsip dasar hubungan
yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik interaksi antara kaum muslimin dan non-muslim. Ayat ini
dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan secara tegas menyebut nama Yang Mahakuasa dengan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang menyatakan: Allah memerintahkan kamu bersikap tegas
direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka terhadap orang kafir walaupun keluarga kamu tidak
mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil melarang kamu untuk menjalin hubungan dan berbuat baik
dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk- terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk dan tidak pula mengusir kamu dari negeri kamu. Allah tidak
melarang kamu berbuat baik dalam bentuk apa pun bagi
114 143
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

dan bersikap optimis. Didahulukannya kalimat antara kamu sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat,
dan antara mereka orang-orang yang telah kamu musuhi dari Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”.174
mereka atas kata mawaddah/ kasih sayang adalah untuk
menekankan terjadinya kasih sayang itu antar mereka. Ini Kata yaskhar/memperolok-olokkan dalam ayat ini, yaitu
karena mereka merasakan secara langsung pahitnya menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan
pemutusan hubungan antar sesama keluarga. Penyambutan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan,
hati mereka akibat hubungan kasih yang terjadi antara perbuatan, atau tingkah laku. Sedangkan kata qaum yang
mereka dan orang lain tidak akan disambut semeriah dan biasa digunakan untuk menunjuk sekelompok manusia.
segembira jika jalinan kasih itu terjadi antara mereka dan Biasanya kata qaum juga termasuk perempuan, namun
keluarga. Karena itulah ayat di atas mendahulukan kalimat dalam ayat ini mempertegas penyebutan kata
tersebut. Sedangkan kata mawaddah adalah kasih yang nisaa’/perempuan karena ejekan dan merumpi lebih banyak
terbukti dampak positifnya dalam tingkah laku. Ia adalah terjadi dikalangan perempuan dibandingkan laki-laki. Kata
cinta plus. (QS, ar-Rum (30): 21202 talmuzuu terambil dari kata al-lamz. Dalam hal ini para
ulama berbeda pendapat dalam memaknai kata ini. Ibnu
- Surah al-Mumtahanah (60) ayat 8-9 ‘Ashur, sebagaimana dikutip Quraish bahwa ia
memahaminya dalam arti ejekan yang langsung dihadap-
    kan kepada yang diejek, baik dengan isyarat, bibir, tangan,
  atau kata-kata yang dipahami sebagai ejekan atau ancaman.
  Ini adalah bentuk kekurang ajaran dan penganiayaan.175
 
  Sementara itu kata qaum pada ayat tersebut yang
  berasal dari kata qama, yaqumu qiyam yang berarti berdiri
 atau bangkit. Kata qaum agaknya dipergunakan untuk
  menunjukkan sekumpulan manusia yang bangkit untuk
    berperang membela sesuatu.176 Karena itu pada awalnya,
kata qaum digunakan untuk kaum pria, bukan pada kaum
 
wanita. Sebagai kelompok manusia yang memiliki
  
kekurangan baik fisik maupun mental, manusia mau tidak
 
  
174QS,al-Hujurat (49) : 11
175Quraish Shihab, jilid XII, 606
202Quraish Shihab, jilid XIII, 595. Lihat juga Quraish Shihab, jilid 176Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996,

X, 187 326

142 115
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

mau harus berinteraksi dalam rangka memenuhi bertentangan dengan naluri kemanusiaan yang suci.200
kebutuhan hidupnya. Karenanya, dalam interaksi tersebut
sangat dimungkinkan terjadi gesekan dan benturan 1. Surah al-Mumtahanah (60) ayat 7-8-9
sehingga dapat menimbulkan keadaan yang kurang - Surah al-Mumtahanah (60) ayat 7
menguntungkan diri masing-masing. Untuk itulah, perlu
adanya tata nilai yang harus disepakati yang bertolak dari     
penghargaan terhadap hak asasinya masing-masing. Untuk  
itu pulalah, ayat tersebut mengingatkan agar antara satu  
dan lainnya tidak saling mengejek, menjelek-jelekkan dan    
membuka aib masing-masing.    
Dalam ayat di atas, melarang untuk melakukan al-
 
lamz terhadap diri sendiri, sedangkan maksudnya adalah Artinya: “Semoga Allah menjadikan antara kamu dan antara
orang lain. Redaksi tersebut dipilih untuk mengisyaratkan mereka orang-orang yang telah kamu musuhi dari
kesatuan masyarakat dan bagaimana seharusnya seseorang mereka kasih sayang yang melimpah dan Allah
merasakan bahwa penderitaan dan kehinaan menimpa Mahakuasa dan Maha Pengampun lagi Maha
orang lain penimpa pula dirinya sendiri. Di sisi lain, tentu Penyayang.”201
saja siapa yang mengejek orang lain maka dampak buruk
ejekan itu menimpa si pengejek, bahkan tidak mustahil ia Kata ‘asaa digunakan untuk menggambarkan harapan
akan memeroleh ejekan yang lebih buruk dari yang diejek tentang terjadinya sesuatu di masa datang. Tentu saja, hal
itu. Akan tetapi bisa juga larangan ini memang ditujukan ini mustahil bagi Allah karena segala sesuatu telah
kepada masing-masing dalam arti jangan melakukan suatu diketahui-Nya. Atas dasar ini, kata ‘asaa tertuju kepada
aktivitas yang mengundang orang menghina dan mengejek mitra bicara, yakni harapkan dan bersikap optimislah.
anda karena, jika demikian, anda bagaikan mengejek diri Sementara itu para ulama mengatakan bahwa kata ‘asaa
sendiri. Sedangkan firman-Nya: ‘asaa an yakuunuu khairan dalam al-Qur’an mengandung makna kepastian. Sedangkan
minhum/ boleh jadi mereka yang diolok olok itu lebih baik dari Quraish berpendapat bahwa jika secara tegas kata tersebut
mereka yang diolok-olok, mengisyaratkan tentang adanya dinisbatkan kepada Allah, maka kata tersebut mengandung
tolok ukur kemuliaan yang menjadi dasar penilaian Allah kepastian. Ada pun jika tidak dinisbatkan kepada Allah
yang boleh jadi berbeda dengan tolok ukur manusia secara maka kata tersebut ia bermakna tuntunan agar berharap
umum. Dan memang nilai yang dinilai baik oleh sementara
orang terhadap diri mereka atau orang lain justru ini sangat 200Nurkholis Majid, Masyarakat Relegius, (Jakarta: Paramadina,

keliru. Kekeliruan itu menghantar mereka menghina dan 1997), cet I, 47


201QS, al-Mumtahanah (60): 7

116 141
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

melecehkan pihak lain. Padahal jika mereka meng-gunakan


dasar penilaian yang ditetapkan Allah, maka tentulah
mereka tidak akan menghina atau pun mengejek.177
BAB X
TAFSIR AYAT-AYAT Sementara itu kata tanaabazuu terambil dari kata an-
TENTANG HUBUNGAN ANTAR AGAMA nabz, yakni gelar buruk. At-tanaabuz adalah saling memberi
gelar buruk. Larangan ini menggunakan bentuk kata yang
(Surah al-Mumtahanah ayat 7,8,9, Ali Imran ayat 118, mengandung makna timbal balik, berbeda dengan al-lamz
al-Maidah ayat 5, al-Kafirun ayat 1-6) pada penggalan ayat sebelumnya. Ini bukan saja karena at-
tanaabuz lebih banyak terjadi dari al-lamz, akan tetapi juga
karena gelar buruk biasanya disampaikan secara terang-
Memang merupakan fitrah manusia untuk menganut terangan dengan memanggil yang bersangkutan. Hal ini
suatu keyakinan terhadap adanya sesuatu yang tak terbatas mengundang siapa yang tersinggung dengan panggilan
yang menguasai segala sesuatu yang selanjutnya disebut buruk itu membalas dengan memanggil yang memanggil-
sebagai perasaan naluri beragama. Itulah sebabnya ketika nya pula dengan gelar buruk sehingga terjadi tanaabuz.178
Allah swt. menurunkan ajaran-Nya yang memerintah-kan
untuk beriman kepada-Nya. Dalam hal ini perintah Sedangkan kata al-ism yang dimaksud oleh ayat ini,
tersebut ternyata sejalan dengan fitrah manusia. Karenanya bukanlah dalam arti nama, tetapi sebutan. Dengan demikian,
dikalangan para ulama pada umumnya sering meng- ayat di atas bagaikan menyatakan: “Seburuk-buruk sebutan
hubungkan kenyataan fitrah tersebut dengan firman Allah adalah menyebut seseorang dengan sebutan yang mengandung
dalam surah ar-Rum ayat 31 yang menegaskan bahwa makna kefasikan setelah ia disifati dengan keimanan.” Ini karena
untuk selalu menghadapkan wajah untuk agama menurut keimanan bertentangan dengan kefasikan. Sementara itu
fitrah Allah dengan tegak lurus (istiqamah). Dalam hal ini ada yang memahami kata al-ims dalam arti tanda dan jika
Nurcholis menyatakan sebagai berikut: Jadi menerima demikian ayat ini berarti: “Seburuk-buruk tanda pengenalan
agama yang benar tidak boleh karena terpaksa. Agama itu yang disandangkan kepada seseorang setelah ia beriman adalah
memperkenal-kannya dengan perbuatan dosa yang pernah
harus diterima sebagai kelanjutan atau kosistensi hakikat
dilakukannya.”
kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain, beragama yang
benar harus merupakan kewajaran manusiawi. Cukuplah Sabab an-nuuzul ayat ini adalah ejekan yang
sebagai indikasi bahwa suatu agama atau kepercayaan dilakukan oleh Bani Tamim terhadap Bilal bin Rabah,
tidak dapat dipertahankan jika ia memiliki ciri kuat

177Quraish Shihab, jilid XII, 607


178Quraish Shihab, jilid XII, 608

140 117
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

Shuhaib, dan ‘Ammar yang mereka merupakan orang- dan ketakwaan serta segala macam perjanjian dan kerjasama
orang yang tidak punya. Ada lagi yang mengatakan ia yang beradasar dosa, kefasikan, dan kedurhakaan,
turun berkenaan dengan ejekan yang dilontarkan oleh pelanggaran hak-hak manusia, serta penindasar terhadap
Tsabit ibnu Qais, seorang sahabat Nabi yang tuli. Tsabit Negara dan bangsa-bangsa.
melangkahi sekian banyak orang untuk dapat duduk di
dekat Rasul agar dapat mendengar wejangan Rasul. Salah Dari uraian di atas jelas bahwa larangan dalam ayat
seorang menegurnya, tetapi Tsabit marah sambil ini yakni janganlah kembali kepada kesesatan setelah
memakinya dengan mengatakan bahwa dia si penegur menemukan kebenaran karenanya ayat ini melukiskannya
adalah anak seorang wanita yang pada masa jahiliyah dengan seorang wanita yang telah selesai memintal
dikenal memiliki aib, orang yang diejek ini merasa di- benangnya kemudian ia memisahkannya kembali, hal ini
permalukan maka turunlah ayat ini. Sementara itu, adalah merupakan perbuatan kebodohan serta sia-sia,
pendapat lain mengatakan bahwa ayat ini turun karena demikian ini sama halnya dengan kegiatan yang
berkenaan dengan ejekan yang dilontarkan oleh sementara melemahkan kembali apa yang telah dikukuhkan serta
istri Nabi saw, terhadap Ummu Salamah yang merupakan merusak apa yang telah diperbaiki. Ini ibarat seseorang
madu mereka. Ummu Salamah mereka ejek dengan wanita yang tadinya berada dalam kesesatan, kemudian memeluk
pendek.179 Demikian sekian banyak perbedaan tentang Islam serta memperbaiki dirinya, lalu ia kembali kepada
riwayat sebab turunnya ayat ini, namun kesemuanya itu kesesatan semula.
adalah kasus-kasus yang dapat ditampung oleh kandungan
ayat ini.

Dari uraian tentang ayat di atas, maka jelaslah bahwa


sebagai kelompok manusia yang memiliki kekurangan baik
fisik maupun mental, manusia mau tidak mau harus
berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Karenanya dalam interaksi tersebut sangat dimungkinkan
terjadi gesekan dan benturan sehingga dapat menimbulkan
keadaan yang kurang menguntungkan diri masing-masing.
Untuk itulah, perlu adanya tata nilai yang harus disepakati
yang bertolak dari penghargaan terhadap hak asasinya
masing-masing. Untuk itu pulalah, ayat tersebut

179Quraish Shihab, jilid XII, 608

118 139
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

karena pihak yang lain lebih menguntungkan mereka199. mengingatkan agar antara satu dan lainnya tidak saling
mengejek, menjelek-jelekkan dan membuka aib masing-
Thabathaba’i sebagaimana dikutip Quraish memahami masing. Dalam ayat ini juga ditegaskan kepada orang-
penggalan ayat ini dalam arti agar supaya sesuatu orang mukmin bahwa tidak boleh melakukan perbuatan
golongan dalam hal ini yang bersumpah itu memeroleh mengolok-olok sesama mukmin baik laki-laki maupun
lebih banyak bagian dari kemegahan duniawi dari perempuan, di samping itu ayat ini melarang untuk
golongan yang lain, dalam hal ini pada pihak yang memanggil gelaran yang akan menimbulkan sakit hati bagi
dijanjikan dan ditujukan sumpah kepadanya. Dengan kata orang yang dipanggil dengan panggilan yang mengandung
lain, ayat ini melarang seseorang atau kelompok ejekan bagi yang lainnya. Sekaligus juga menegas-kan
masyarakat besar ataupun kecil membatalkan sumpah atau bahwa panggilan yang sangat jelek itu adalah panggilan
perjanjian dengan motif memeroleh keuntungan material. yang berbau pengejekan bagi yang sudah beriman.
Dalam konteks sejarah ayat ini, mengingatkan kaum
muslimin agar jangan memihak kelompok musyrik atau - Surah al-Hujurat (49) ayat 12
musuh Islam karena mereka lebih banyak dan lebih kaya
dari kelompok muslimin sendiri. Dan apa yang diinginkan  
di atas dewasa ini telah sering dilanggar oleh tidak sedikit 
kaum muslimin, baik secara pribadi, kelompok, bahkan  
Negara. Sedangkan Sayyid Quthub sebagaimana dikutip   
Quraish menggaris bawahi termasuk dalam kecaman ayat    
ini pembatalan perjanjian dengan dalih kemaslahatan   
Negara, di mana suatu Negara mengikat perjanjian dengan   
Negara atau sekelompok Negara-negara tertentu, lalu    
membatalkan perjanjian itu karena adanya Negara lain   
yang lebih kuat/ kuat dari Negara yang pertama atau   
kelompok Negara yang telah terikat dengan perjanjian,    
pembatalan yang di dasari oleh apa yang dinamai dengan    
kemaslahatan Negara. Maka Islam tidak membenarkan
dalih ini dan menekankan perlunya untuk menepati Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak
perjanjian. Ini diperhadapkan dengan penolakan terhadap dari dugaan, sesungguhnya sebagian dari dugaan
perjanjian atau kerjasama yang tidak berdasarkan kebajikan adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain serta jangan sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
199Quraish Shihab, jilid VI, 709

138 119
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang melakukannnya adalah perempuan yang disebut
yang sudah mati? Maka kamu telah jijik kepadanya namanya di atas atau bisa jadi karena memang biasanya
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah pekerjaan memintal banyak dilakukan oleh perempuan.
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”180 Dalam konteks ini Abu Nua’im meriwayatkan melalui
sahabat Nabi Abdullah ibnu Rabi’ al-Anshari, bahwa Nabi
Ayat ini adalah merupakan lanjutan dari tuntutan
saw. bersabda: Sebaik-baik permainan seorang muslimah di
ayat yang lalu. Namun dalam ayat ini hal-hal yang buruk
rumahnya adalah memintal. Sedangkan kata dakhalan dari
yang sifatnya tersembunyi. Karena itu, panggilan mesra
segi bahasa berarti kerusakan atau sesuatu yang buruk.
kepada orang-orang beriman diulangi sampai lima kalinya.
Yang dimaksud di sini adalah alat atau penyebab
Di sisi lain, memanggil dengan panggilan yang jelek yang
kerusakan. Ini dimaksud-kan karena dengan bersumpah
dilarang ayat yang lalu boleh jadi panggilan itu hanya
seseorang menanamkan keyakinan dan ketenangan di
sekedar dugaan yang tidak berdasar. Karenanya ayat ini
dalam hati mitranya, akan tetapi ketika dia mengingkari
berbunyi: Hai orang-orang yang beriman jauhilah dengan
sumpahnya, maka hubungan mereka menjadi rusak, tidak
upaya sungguh-sungguh banyak dari dugaan, yakni
lain penyebabnya karena sumpah itu yang telah diingkari.
prasangka buruk terhadap manusia yang tidak memiliki
Dengan demikian sumpahlah yang menjadi penyebab
indikator memadai, sesungguhnya sebagian dugaan yakni
kerusakan hubungan. Sementara itu kata arbaa terambil
yang tidak memiliki indikator itu, adalah dosa.181
dari kata ar-rubwu yaitu tinggi atau berlebih. Dari akar yang
Kata ijtanibuu terambil dari kata janb yang berarti sama lahir kata riba yang berarti kelebihan. Kelebihan
samping. Mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan tersebut bisa saja dalam arti kuantitas sehingga berarti lebih
dari jangkauan tangan. Dari sini kata tersebut diartikan banyak bilangannya atau dalam arti kualitasnya, yakni
jauhi. Penambahan huruf taa’ pada kata tersebut berfungsi lebih tinggi kualitas hidupnya dengan harta yang
penekanan yang menjadikan kata ijtanibuu berarti melimpah dan kedudukan yang terhormat. Kata ummah/
bersungguh-sungguhlah. Upaya sungguh-sungguh untuk golongan sebanyak dua kali. Para mufassir memahami ayat
menghindari prasangka buruk. Sedangkan kata katsiiran/ ini berbicara tentang kelakuan beberapa suku pada jaman
banyak bukan berarti kebanyakan, sebagaimana banyak Jahiliah. Mereka mengikat janji atau sumpah dengan suku
dipahami atau diterjemahkan oleh banyak penerjemah. yang lain, akan tetapi yang mengikat janji itu menemukan
Maka dengan demikian bisa saja banyak dari dugaan suku yang lain lagi yang lebih kuat serta lebih banyak
adalah dosa dan banyak pula yang bukan dosa. Yang anggota dan hartanya atau lebih tinggi kedudukan
bukan dosa tentunya yang indikatornya yang demikian sosialnya daripada pihak yang lain, dalam hal ini pihak
yang mengikat janji membatalkan sumpah dan janjinya
180QS, al-Hujurat, (49): 12
181Quraish Shihab, jilid XII, 609

120 137
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

banyak. jelas, sedang-kan yang dosa adalah dugaan yang tidak


memiliki indikator yang cukup dan mengantar seseorang
Dalam ayat ini menegaskan bahwa: janganlah kamu, melangkah menuju sesuatu yang diharamkan, baik dalam
dalam hal mengkhianati perjanjian dan membatalkan bentuk ucapan maupun perbuatan.182
sumpah, seperti keadaan seorang perempuan yang gila yang
sedang menenun dengan tekun kemudian setelah selesai ia Sementara itu, kata tajassasuu yang terambil dari kata
kemudian mengurai kembali tenunannya yang sudah dipintal jassa, yakni upaya mencari tahu dengan cara tersembunyi.
dengan kuat sehingga menjadi cerai berai lagi. Kamu semua Dari sini mata-mata dinamai jaasuus. Imam Ghazali,
sadar bahwa melakukan hal yang demikian adalah sebagaimana dikutip Quraish ia memahami larangan ini
merupakan kebodohan dan keburukan, dan itu sama dalam arti jangan tidak membiarkan orang berada dalam
halnya dengan apabila kamu menjadikan sumpah dan kerahasiaannya. Yakni setiap orang berhak menyem-
perjanjian kamu sebagai penyebab kerusakan di antara kamu, bunyikan apa yang enggan diketahui orang lain. Jika
yakni alat menipu yang mengakibatkan kerusakan demikian, maka jangan berusaha menyingkap apa yang
hubungan antara kamu disebabkan dengan adanya suatu dirahasiakannya itu. Mencari-cari kesalahan orang lain
golongan yang lebih banyak jumlahnya serta lebih kuat, yang biasanya lahir dari dugaan negatif terhadapnya.
lebih kaya, dan tinggi kedudukannya dari golongan yang Karena itu, disebutkan setelah larangan menduga.
lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu, yakni Selanjutnya, kata yahgtab terambil dari kata ghibah yang
memperlakukan kamu seperti perlakuan seseorang yang berasal dari kata ghaib yakni tidak hadir. Ghibah adalah
menguji dengannya, yakni dengan adanya jumlah dan menyebut orang lain yang tidak hadir di hadapan
harta yang banyak itu, untuk mengetahui apakah kamu penyebutnya dengan sesuatu yang tidak disenangi oleh
setia menepati janji dan memenuhi sumpah atau tidak. Dan yang bersangkutan. Jika keburukan yang disebut itu tidak
pasti di hari Kiamat nanti akan dijelaskan-Nya kepada kamu apa disandang oleh yang bersangkutan, ia dinamai dengan
yang dahulu kamu perselisihkan itu, kemudian akan buhtan/ kebohongan besar. Dari penjelasan ini terlihat jelas
memberikan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan bahwa walaupun keburukan yang diungkap oleh peng-
kamu masing-masing.198 gunjing memang disandang oleh objek ghibah, maka ia
tetap terlarang.183
Penggunaan kata seperti seorang perempuan sama sekali
bukan untuk melecehkan perempuan karena apa yang Pakar-pakar hukum membenarkan perbuatan ghibah
dilakukan perempuan dalam hal ini dapat juga dilakukan antara lain:
oleh laki-laki. Penyebutan perempuan di sini boleh jadi
karena memang kisah ini memang cukup popular dan
182Quraish Shihab, jilid XII, 610
198Quraish Shihab, jilid vi, 707 183Quraish Shihab, jilid XII, 611

136 121
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

1. Meminta fatwa, yakni seseorang yang bertanya tentang   
hukum dengan menyebut kasus tertentu dengan    
memberi contoh. Ini seperti halnya seorang wanita yang   
bernama Hind meminta fatwa Nabi yang menyangkut   
suaminya, yakni Abu Sufyan, dengan menyebut  
kekikirinnya. Yakni apakah seorang istri boleh meng-  
ambil uang suaminya dengan tanpa sepengetahuan  
suaminya?  
2. Menyebut keburukan seseorang yang memang tidak Artinya: “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan
segan menampakkan keburukannya di hadapan umum. yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal
Seperti menyebut si A adalah pemabuk karena dia dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu
memang sering minum di hadapan umum dan sering menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat
mabuk. penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan
yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang
3. Menyampaikan keburukan seseorang kepada yang
lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu
berwenang dengan tujuan mencegah terjadinya
dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat
kemungkaran.
akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu
4. Menyampaikan keburukan seseorang kepada siapa yang kamu perselisihkan itu”.197
sangat membutuhkan informasi tentang yang
Setelah dalam ayat 91 sebelumnya yang memerintah-
bersangkutan, misalnya dalam konteks menerima
kan untuk menepati janji dan memenuhi sumpah. Maka
lamarannya.
dalam ayat ini melarang secara tegas membatalkannya
5. Memperkenalkan seseorang yang tidak dapat dikenal sambil mengilusterasikan keburukan pembatalan itu.
kecuali dengan menyebut aib kekurangannya. Misalnya Pengilusterasian ini merupakan salah satu bentuk
si A yang buta sebelah itu. penekanan. Penegasan tentang perlunya menepati janji
adalah merupakan sendi tegaknya masyarakat karena
Dalam firman Allah fa karihtumuuhu/maka kamu telah itulah yang memelihara kepercayaan dalam berintegrasi
jijik kepadanya yang menggunakan kata kerja masa lampau dengan anggota masyarakat. Maka bila kepercayaan itu
untuk menunjukkan bahwa perasaan jijik itu adalah hilang, bahkan memudar, akan melahirkan kecurigaan
sesuatu yang pasti dirasakan oleh setiap orang. Redaksi yang merupakan benih dari kehancuran masyarakat
yang digunakan ayat di atas mengandung sekian banyak
197QS, an-Nahl (16): 92

122 135
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kepada keesaan Allah dan kekuasaan-Nya yang seharusnya penekanan untuk menunjukkan betapa buruknya
dapat merupakan jaminan bagi pihak lain atas kebenaran menggunjing. Penekanan pertama pada gaya pertanyaan
ucapannya. Keyakinannya itu seharusnya melahirkan yang dinamai istifham taqriri, yakni yang bukan bertujuan
jaminan ketepatan janji atau beritanya, karena penging- meminta informasi, tetapi mengundang yang ditanya
karan janji serta kebohongannya mengandung murka membenarkan. Kedua, ayat ini menjadikan apa yang pada
Allah. Dan seorang yang mengaku muslim mustahi akan hakikatnya sangat tidak disenangi, dilukiskan sebagai yang
melakukan hal yang mengandung murka-Nya. Maka disenangi. Ketiga, ayat ini mempertanyakan kesenangan itu
dengan demikian, kata ba’da taukiidiha/ pengukuhan langsung kepada setiap orang, yakni dengan menegaskan:
dimaksud tidak harus dibatasi pengertiannya pada “Sukakah salah seorang di antara kamu”. Keempat, daging yang
pengukuhan sumpah yang menggunakan nama Allah.196 dimakan bukan sekadar daging manusia tetapi daging
saudara sendiri. Penekanan kelima pada ayat ini adalah
Dengan kata lain, bahwa keumuman yang dilarang bahwa saudara itu dalam keadaan mati, yakni tidak dapat
dalam ayat ini dikecualikan dan dipersempit oleh membela diri.184
pernyataan hadits Nabi saw. yang menyatakan bahwa:
“Sesungguhnya aku, InsyaAllah, tidak bersumpah dengan suatu Thabathaba’i sebagaimana dikutip Quraish menyata-
sumpah lalu melihat ada yang lebih baik darinya kecuali kan bahwa ghibah/ menggunjing adalah merupakan
melakukan yang lebih baik dan membatalkan sumpahku dengan perusakan bagian dari masyarakat satu demi satu sehingga
membayar kifarah” (HR. Bukhari-Muslim). Menurut Ibnu dampak positif yang diharapkan dari wujud-nya satu
Katsir ini tidaklah bertentangan, karena sumpah yang masyarakat menjadi gagal dan berantakan. Yang diharap-
dimaksud oleh ayat ini adalah yang masuk dalam kan dari wujudnya masyarakat adalah hubungan harmonis
perjanjian, sedangkan sumpah yang dimaksudkan dalam antar anggota-anggotanya. Di mana setiap orang dapat
hadits Nabi saw. itu adalah yang merupakan kegiatan per- bergaul dengan aman dan damai. Masing-masing mengenal
orangan yang berkaitan dengan anjuran atau halangan. anggota masyarakat yang lainnya sebagai manusia yang
disenangi, tidak dibenci dan dihindari. Adapun bila ia
- Surah an-Nahl (16) ayat 92
dikenal dengan sikap yang mengundang kebencian atau
   memperkenalkan aibnya, maka akan terputus hubungan
   dengannya sebesar kebencian dan aib itu. Dan ini tentunya
   akan melemahkan hubungan kemasyarakatan sehingga
gunjingan tersebut bagaikan rayap yang menggerogoti
 
anggota badan yang digunjing, sedikit demi sedikit hingga
  

196Quraish Shihab, jilid VI, 706 184Quraish Shihab, jilid XII, 612

134 123
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

berakhir dengan kematian. Lebih lanjut, ia mengatakan sebagaimana dikutip Quraish yang memahami makna kata
bahwa tujuan manusia dalam usahanya membentuk sesudah meneguhkan di sini adalah tidak terdapat isyarat
masyarakat adalah agar masing-masing dapat hidup di adanya sumpah yang tidak berdosa bila dibatalkan, yakni
dalamnya dengan satu indentitas yang baik sehingga dia yang dinamakan laghun al-aiman. Memahaminya demikian
dapat dalam interaksi sosialnya menarik dan memberi adalah ketergelinciran dari jalan lebar yang jelas yang
manfaat. Menggunjingnya mengantar yang bersangkutan merupakan gaya bahasa al-Qur’an.
kehilangan identitas itu bahkan merusak identitasnya serta
menjadi-kan salah seorang dari anggota masyarakat tidak Dengan beragam macam paham tersebut, yang jelas
dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Dan jika maksud dari meneguhkan/peneguhan tersebut adalah
pergunjingan ini meluas, pada akhirnya kebaikan beralih menjadikan Allah swt. sebagai saksi serta pengawas atas
menjadi keburukan dan sirna ketenangan, keamanan, dan sumpah dan janji-janji manusia. Maka ayat ini menekankan
kedamaian, bahkan obat pada akhirnya akan menjadi perlunya menepati janji, memegang teguh tali agama, serta
penyakit. Dan menurutnya, kata akhiihi/ saudaranya dalam menutup rapat-rapat semua musuh-musuh Islam yang
konteks larangan bergunjing bahwa larangan tersebut berupaya memurtadkan kaum muslimin, sejak masa Nabi
hanya berlaku jika yang digunjing adalah seorang muslim Muhammad saw. berada di Mekkah hingga masa kini dan
karena persaudaraan yang diperkenalkan di sini adalah mendatang.
persaudaraan seiman. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Sementara itu Thabathaba’i sebagaimana dikutip
beberapa ulama lainnya. Namun pendapat tersebut Quraish menggaris bawahi bahwa kendati membatalkan
bertentangan dengan pendapat Quraish yang menyatakan sumpah dan melanggar janji keduanya memang terlarang,
bahwa kata akh/ saudara yang digunakan al-Qur’an tidak maka pembatalan sumpah lebih buruk daripada
harus selalu berarti saudara seagama, sebab Islam pelanggaran janji. Ini karena yang bersumpah menyebut
mengundang semua anggota masyarakat untuk bekerja- nama Allah dan dengan menyebut nama-Nya tentulah
sama menciptakan kesejahteraan bersama. Menggunjing pihak yang mendengarnya akan merasa yakin bahwa
salah seorang anggota masyarakat akan dapat melumpuh- ucapannya itu pasti benar karena nama mulia itu
kan masyarakat itu, juga menggunjing adalah merupakan merupakan jaminannya. Bila anda meminjam sesuatu serta
perbuatan yang tidak baik, dan melakukan perbuatan yang memberikan jaminan, kendati dalam benak pemberi
buruk kepada siapa pun ini pasti tidak direstui dalam pinjaman ada semacam keraguan terhadap anda, ia tidak
agama. Juga perbuatan menggunjing adalah merupakan akan segan memberi bila ada jaminan atau ada penjamin
perbuatan yang tidak adil, sementara itu agama yang terpercaya. Sementara itu, Quraish menambahkan
memerintahkan untuk menegakkan keadilan kepada siapa bahwa makna jaminan serupa dapat juga dibaca oleh pihak
lain, walau tanpa sumpah. Kepercayaan seorang muslim

124 133
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

kamu akui dihadapan pesuruh Allah. Demikian juga pun. Walaupun terhadap orang-orang kafir.185
dengan sumpah-sumpah kamu yang menyebut nama-Nya.
Betapa kamu tidak akan menepatinya sedangkan kamu telah Sedangkan kata at-tawwaab sering kali diartikan
menjadikan Allah sebagai saksi dan pengawas atas diri kamu dengan penerima taubat. Akan tetapi makna ini belum
terhadap sumpah-sumpah dan janji-janji itu. Sesungguhnya mencerminkan secara penuh kandungan dari kata tawwaab.
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat, baik niat, ucapan, Walaupun hal ini tidak dapat dinilai bahwa ini keliru.
maupun tindakan, dan baik janji, sumpah, maupun Sementara itu Imam Ghazali sebagaimana dikutip Quraish
selainnya, yang nyata maupun yang rahasia. menguraikan bahwa kata at-Tawwaab sebagai Dia (Allah)
yang kembali berkali-kali menuju cara yang memudahkan
Kata tanqudhuu/ membatalkan adalah melakukan taubat untuk hamba-hamba-Nya dengan jalan menampak-
sesuatu yang bertentangan dengan kandungan sumpah/ kan tanda-tanda kebesaran-Nya, menggiring kepada
janji. Sedangkan yang dimaksud dengan kata bi’ahd Allah/ mereka peringatan-peringatan-Nya, serta mengingatkan
perjanjian Allah dalam konteks ayat ini, terutama adalah ancaman-ancaman-Nya. Sehingga bila mereka telah sadar
bai’at yang mereka ikrarkan dihadapan Nabi Muhammad akan akibat buruk dari dosa-dosa dan merasa takut dari
saw. untuk tidak mempersekutukan Allah swt. serta tidak ancaman-ancaman-Nya, mereka kembali (bertaubat) dan
akan melanggar perintah Nabi Muhammad saw. yang Allah pun kembali kepada mereka dengan anugerah
meng-akibatkan mereka durhaka. Janji dan sumpah yang pengabulan.186
menggunakan atas nama Allah yang demikian sering kali
dilakukan oleh para sahabat Nabi saw. sejak mereka masih Dari penjelasan ayat di atas, maka dapat disimpulkan
di Mekkah dan sebelum hijrah. Dengan kata lain, memang bahwa ayat ini menguraikan tentang persaudaraan sesama
redaksi ayat ini mencakup segala macam janji dan sumpah muslim, yang ditekankannya adalah ishlah, dan
serta ditujukan kepada siapa pun dan di mana pun mereka memerintahkan untuk menghindari hal-hal yang dapat
berada. Sementara itu, kata ba’da taukiidiha kata ini ada yang menimbulkan kesalahpahaman antara sesama sehingga
memahaminya dengan arti sesudah kamu meneguhkan-nya, menimbulkan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
sebagaimana dipahami oleh al-Biq’i dan al-Qurthubi yang - Surah al-Hujurat (49) ayat 13
memahaminya kata tersebut berfungsi mengecualikan apa
yang diistilahkan dengan laghun al-aiman, yakni kalimat  
yang mengandung sumpah tetapi tidak dimaksud-kan oleh   
pengucapannya sebagai sumpah yang tercantum dalam  
surah al-Baqarah (2): 225.195 Sedangkan Ibnu ‘Asyur
185QuraishShihab, jilid XII, 613
186QuraishShihab, jilid XII, 614. Lihat juga Quraish Shihab, jilid I,
195Quraish Shihab, jilid VI, 705 195-196, dalam tafsiran surah al-Baqarah( 2): 37

132 125
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

   


   
     
      
      
   
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan Artinya: “Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”193
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.”187 Al-Biqai sebagaimana dikutip Quraish menerangkan
tentang hubungan ayat ini dengan ayat sebelumnya bahwa
Setelah memberi petunjuk tentang tata krama setelah ayat sebelumnya menghimpun tentang semua
pergaulan dengan sesama muslim, maka ayat ini beralih perintah dan larangan dalam satu redaksi singkat yang
kepada uraian tentang prinsip dasar hubungan antar tidak dapat ditampung oleh kitab-kitab dada manusia serta
manusia. Karena ayat ini tidak lagi menggunakan disaksikan oleh para pendurhaka yang keras kepala bahwa
panggilan yang ditujukan kepada orang-orang beriman, redaksi yang semacam itu melampaui batas kemampuan
akan tetapi kepada jenis manusia. Allah berfirman: Hai manusia, maka ayat ini melanjutkan sesuai dengan
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang konteksnya, bahwa jika demikian itu kandungan kitab suci
laki-laki dan seorang perempuan, yakni Adam dan Hawa, atau ini, laksanakanlah apa yang Allah perintahkan, jauhilah apa
dari sperma (benih laki-laki) dan ovum (indung telur yang dilarang-Nya, dan tepatilah perjanjian Allah apabila kamu
perempuan), serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa juga berjanji. Demikian hubungan ayat ini dengan ayat yang
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal yang telah lalu.194 Yang jelas ayat ini memerintahkan: tepatilah
mengantar kamu untuk bantu membantu serta saling perjanjian yang telah kamu ikrarkan dengan Allah apabila kamu
melengkapi, sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di berjanji dan jamganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah
sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara kamu. sesudah kamu meneguhkannya, yakni per-janjian yang telah
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengenal
193QS., an-Nahl (16): 91
187QS, al-Hujurat (49): 13 194Quraish Shihab, jilid VI, 704

126 131
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

penyelenggaraan pendidikan melainkan sebagai mitra dan sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-
subjek penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat hendak- Nya, walau detak detik jantung dan niat seseorang.188
nya dilihat sebagai suatu keadaan di mana di dalamnya
terdapat berbagai potensi yang amat luas untuk diber- Kata Syu’ub adalah bentuk jamak dari kata sy’ab. Kata
dayakan bagi penyelenggaraan pendidikan. ini digunakan untuk menunjuk kumpulan dari sekain
qabilah yang biasa diterjemahkan dengan suku yang
Ketiga, perkembangan dan kemajuan yang terdapat di merujuk kepada satu kakek. Qabilah/ suku terdiri pula dari
masyarakat, juga harus dipertimbangkan dalam merumus- sekian banyak kelompok keluarga yang dinamai ‘imaarah,
kan tujuan pendidikan. Pendidikan harus menghasilkan dan yang ini juga terdiri lagi dari sekian banyak kelompok
lulusan yang dibutuhkan dalam masyarakat. yang dinamai dengan bathn. Di bawah bathn ada sekian
fakhdz hingga akhirnya sampai pada himpunan keluarga
Keempat, perkembangan dan kemajuan yang terjadi yang terkecil. Dari penggunaan kata sya’b bahwa ia bukan
dalam masyarakat harus dijadikan landasan dalam merujuk kepada pengertian bangsa sebagaimana mengenal.
perumusan kurikulum. Dengan cara demikian, akan terjadi Patron kata yang digunakan ayat ini mengandung makna
link and mach antara dunia pendidikan dengan kebutuhan timbal balik. Maka dengan demikian ia berarti saling
masyarakat. Hal ini amatlah penting diperhatikan.192 mengenal.189 Dengan demikian, semakin kuat pengenalan
Dari penjelasan ayat ayat di atas dapat disimpulkan satu pihak kepada selainnya, maka semakin terbuka
bahwa diciptakan Allah makhluk manusia ini berpasang- peluang untuk saling memberi manfaat. Karena itu ayat ini
pasangan tak lain adalah untuk bisa saling mengenal antar menekankan perlunya untuk saling mengenal. Perkenalan
sesama yang kemudian akan dapat menjalin hubungan itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan
dengan harmonis, juga dalam ayat ini dijelaskan bahwa pengalaman pihak lain guna meningkatkan ketakwaan
Allah tidak membedakan manusia itu dari sisi status sosial kepada Allah swt. yang mana dampaknya akan tercermin
seseorang, namun yang dinilai kemuliaannya di sisi Allah pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan
adalah ketakwaannya. ukhrawi.

2. Surah an-Nahl (16) ayat 91-92 Sedangkan kata akramakum terambil dari kata karuma
yang pada dasarnya berarti yang baik dan istimewa sesuai
- Surah an-Nahl (16) ayat 91 objeknya. Manusia yang baik dan istimewa itu adalah yang
memiliki akhlak yang baik terhadap Allah dan terhadap
  sesama makhluk. Sementara itu kata ‘Aliim dan khabiir
   
188Quraish Shihab, jilid XII, 616
192Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, 246 189Quraish Shihab, jilid XII, 617

130 127
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan

maka keduanya mengandung makna keMahatahuan Allah berkomentar: “Apakah Muhammad tidak lagi menemukan
swt. Sedangkan ada sebagian ulama yang membedakan selain burung gagak ini untuk berazan?”191 Dengan
keduanya dengan menyatakan bahwa kata ‘Aliim yang beragam macam riwayat yang menjelaskan tentang sabab
menggambarkan pengetahuan-Nya yang menyangkut turunnya itu, yang jelas ayat ini menegaskan kesatuan asal
segala sesuatu. Maka penekanannya adalah pada zat Allah usul manusia dengan menunjukkan kesamaan derajat
yang bersifat Maha Mengetahui akan tetapi bukan pada kemanusiaan manusia. Karenanya tidak wajar seseorang
sesuatu yang diketahui itu. Sedangkan kata Khabiir yang berbangga dan merasa diri lebih tinggi daripada yang lain,
menggambarkan pengetahuan-Nya yang menjangkau bukan saja antara satu bangsa, suku, atau warna kulit dan
sesuatu. Di sini sisi penekanannya bukan pada zat-Nya selainnya.
Yang Maha Mengetahui akan tetapi pada sesuatu yang
diketahui itu.190 Dengan demikian jelas bahwa dalam Pemahaman tentang masyarakat yang ideal tentunya
penutup ayat ini yang berbunyi: inna Allah ‘Aliimun amatlah diperlukan dalam rangka mengembangkan konsep
Khabiir/sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha pendidikan. Maka berkenaan dengan ini terdapat lima hal
Mengenal, yakni dalam hal ini penggabungan dengan dua yang menggambarkan hubungan konsep masyarakat
sifat Allah yang bermakna mirip. dengan pendidikan yakni:

Sabab nuzul ayat ini diriwayatkan oleh Abu Daud Pertama, bahwa gambaran masyarakat yang ideal
bahwa ayat turun berkenaan dengan Abu Hind yang harus dijadikan salah satu pertimbangan dalam merancang
pekerjaan sehari-harinya adalah pembekam. Nabi meminta visi, missi dan tujuan pendidikan. Dalam hubungan ini visi
kepada Bani Bayadhah agar menikahkan salah seorang pendidikan dapat dirumuskan dengan menjadikan
putrinya dengan Abu Hind, akan tetapi mereka enggan pendidikan sebagai pusat keunggulan bagi pembentukan
dengan alasan tidak wajar mereka menikahkan putri masyarakat yang beradab. Sedangkan missinya adalah
mereka dengan seorang yang bekas budak mereka. Maka membangun masa depan bangsa yang lebih cerah. Sedang-
sikap keliru ini dikecam oleh al-Qur’an dengan menegas- kan tujuannya menghasilkan sumber daya manusia yang
kan bahwa kemuliaan di sisi Allah bukan karena keturunan siap memajukan masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai
atau garis kebangsawanan tetapi karena ketakwaan. Ada Islami.
juga riwayat lain yang menerangkan bahwa ayat ini turun Kedua, bahwa gambaran masyarakat yang ideal harus
karena Usaid Ibnu Abi al-Ish berkomentar ketika Bilal dijadikan landasan bagi pengembangan pendidikan yang
mengumandangkan Azan di Ka’bah, bahwa: “Alhamdulillah berbasis masyarakat. Yaitu pendidikan yang melihat
ayahku wafat sebelum melihat kejadian ini.” Ada lagi yang masyarakat bukan hanya sebagai sasaran atau objek

190Quraish Shihab, jilid XI, 619 191Quraish Shihab, jilid XII, 616

128 129

Anda mungkin juga menyukai